NovelToon NovelToon

Rania Dan Pangeran Impian

eps 1. Tentang Rania

Rania adalah gadis cantik nan baik hati yang lahir di Kota Malang 23 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Februari 1997. Ia lahir di keluarga yang sederhana dan memiliki seorang adik perempuan bernama Tari.

Ayah Rania bernama pak Yanto,

dan ibu Rania bernama Siti.

Sejak kecil Rania dan keluarganya sangat bahagia walaupun hidup mereka sederhana. Rania sangat menyayangi keluarganya, terutama ayahnya. Karena menurut Rania ayahnya adalah pahlawan yang benar-benar nyata yang pernah iya miliki.

Namun, ketika Rania berumur 10 tahun ayahnya meninggal dunia karena sakit kanker. Saat itu Rania sangat sedih dan tidak percaya karena ayahnya meninggal begitu cepat. Rania sama sekali tidak mengetahui penyakit ayahnya, sebab ayahnya tidak pernah menunjukan bahwa dirinya sakit.

Sejak saat itu Rania hanya memiliki ibu dan adiknya. Rania berusaha keras untuk membuat ibu dan adiknya selalu bahagia.

Sejak ayahnya meninggal, Rania berusaha untuk terus menjalani hidupnya dan menyelesaikan pendidikannya sampai saat ini.

Selama ia menjalani pendidikannya ia tidak pernah mengalami kesulitan bahkan ia selalu mendapatkan prestasi.

Prestasi itulah yang membawanya sampai saat ini sehingga ia bisa bekerja di perusahaan besar yang ada di Jakarta.

Saat Rania berumur 22 tahun, Rania memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan berharap ia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Sedangkan ibu dan adiknya berada di Malang.

Selama Rania berada di Jakarta ia selalu menghubungi ibu dan adiknya melalui ponsel. Kadang saat ia cuti ia memilih untuk pulang ke kampung halamannya bertemu ibunya.

Hari demi hari pun berlalu, ia menjalani hidupnya tanpa kehadiran ayahnya namun ia tidak pernah menyerah dan tidak pernah takut untuk menjalani hidup karena ia yakin bahwa hidup adalah pilihan yang harus dijalani.

Rania awalnya tidak pernah memikirkan tentang laki-laki selain ayahnya ia juga tidak pernah memikirkan bagaimana ia akan hidup nantinya dengan tambatan hati. Karena baginya tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan posisi ayahnya di hatinya.

Namun suatu hari ia merasa kesepian memikirkan bagaimana nantinya jika ia terus menyendiri tanpa pendamping. Ia pun mulai merubah pemikirannya dan ia mulai mencari-cari pendamping yang cocok untuk dirinya.

Rania juga berharap suatu saat nanti ada seorang laki-laki yang bisa menggantikan ayahnya dan menemaninya sepanjang hidup.

Di Kamar Rania

Suatu hari seperti biasa jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi, alarm Rania pun berbunyi sangat keras sehingga membangunkannya dari tidurnya.

Sadar alaramnya berbunyi sudah lumayan lama, ia pun bergegas bangun mengambil handuknya dan berkata "Aduhh gawat aku hampir telat bekerja" sambil berlari ke kamar mandi.

Setelah ia selesai mandi dan sudah berpakaian rapi ia langsung berangkat menuju tempat kerjanya tidak lupa ia sarapan terlebih dahulu.

KANTOR TEMPAT RANIA BEKERJA

Salah satu satpam di kantor tempat Rania bekerja, sadar bahwa Rania hadir di kantor tidak seperti biasanya.

Pak satpam: Pagi mbak, tumben buru-buru banget, hampir telat lagi.

Rania: Iya nih pak, saya telat bangun

Pak satpam: Oalah kok bisa sih mbak?

Rania: iya pak, soalnya kemarin saya mengerjakan proposal yang belum selesai dan harus disetor sekarang.

Rania: kalau gitu saya permisi dulu ya pak, takut ditungguin bos.

Pak satpam: iya mbak silahkan.

Rania pun langsung menuju ruangan kerjanya.

Tanpa Rania sadari di belakangnya ada karyawan baru yang tampan dan gagah.

jam istirahat makan siang

Rania keluar untuk membeli makanan, iya pergi ke kafe dekat kantornya.

Sesampainya Rania di kafe tersebut ia pun memesan makanan.

"Mas, saya mau pesan spaghetti carbonara 1, sama orange juice 1 ya." Kata Rania sambil menunjuk menu nya.

"Baik mbak" Sahut pegawai kafe.

Setelah Rania selesai makan ia pun membayar makanan nya ke kasir,

lalu kembali lagi ke kantor.

Saat Rania hendak ke kantor ia tidak sadar bahwa karyawan baru di kantornya pergi ke kafe tempat ia makan tadi.

Mereka pun berpapasan, tanpa melirik satu sama lain.

Walaupun mereka berpapasan, mereka tidak menyadari kehadiran satu sama lain.

Rania pun tiba di kantor.

Ia di berikan tugas oleh bos nya untuk mengerjakan sebuah proposal,

dengan sigap Rania langsung mengerjakan tugasnya.

Setelah selesai bekerja dan sudah waktunya jam pulang, Rania pun hendak pulang.

Sebelum Rania pulang, ia mendapati mobil hitam yang terparkir di depan kantornya.

Ia kebingungan kenapa ada mobil yang parkir di sana.

"Ini mobil punya siapa sih? ngapain cobak parkir depan kantor?" Tanya Rania dalam hati.

Tanpa ia ketahui, mobil itu milik karyawan baru yang bernama Adi.

Ia pun langsung pulang tanpa berkomentar apa apa lagi.

Selama di perjalanan ia merasa seperti ada sesuatu yang ia lewatkan, tapi ia tidak tahu apa yang ia lewatkan.

"Kayaknya ada yang ketinggalan deh, tapi apa ya?" Tanya Rania kepada dirinya sendiri.

"Kayak ada yang kelewat gitu." sambung Rania.

Dengan perasaan yang tidak karuan Rania tetap melanjutkan perjalanannya ke rumah.

Sampainya Rania di rumah, ia langsung mengambil handuknya untuk membersihkan dirinya.

Setelah ia selesai mandi, ia langsung mengambil makanan di kulkasnya dan langsung makan.

Naahhh setelah Rania selesai makan, ia langsung mengambil ponselnya untuk mengabari ibunya yang ada di Malang, untuk mengetahui keadaan ibunya di sana.

"Assalamualaikum bu, gimana kabarnya bu?" tanya Rania kepada ibunya.

"Waalaikumsalam nduk, alhamdulillah ibu sehat, kamu juga sehat kan nduk?" Ibu Rania kembali menanyakan kabar anaknya.

"Alhamdulillah aku juga sehat bu." jawab Rania

"Karena ibu baik-baik aja aku tutup teleponnya ya bu, kalau ada apa-apa langsung telepon aku aja." Lanjut Rania.

"Iya nduk, kamu istirahat ya. Pasti capek habis pulang kerja, kamu juga kalo ada apa-apa telepon ibu ya nduk" Tegas ibu Rania.

"Iya bu, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah selesai menelpon ibunya, ia langsung meletakkan ponselnya di atas meja kamarnya, dan ia langsung tidur.

Sebenarnya setiap Rania mendapatkan cuti, ia pasti akan pergi ke Malang beberapa hari untuk mengunjungi ibunya.

Namun karena saat ini ia tidak bisa cuti, terpaksa ia hanya berkabar lewat ponsel dengan ibunya.

Bagi Rania saat ini yang terpenting adalah kebahagiaan ibu dan adiknya, karena ayahnya sudah tiada. Maka hanya Rania lah yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Ia juga berencana membawa ibu dan adiknya pindah ke Jakarta.

Namun karena adiknya masih sekolah di Malang, dan tidak mau pindah sekolah karena harus mencari teman baru dan menyesuaikan dengan sekolah barunya nanti.

Karena itu lah ibu dan adik nya masih berada di Malang sampai saat ini.

Mungkin suatu hari nanti kalau adiknya sudah mau pindah sekolah, ia pasti akan membawa ibu dan adiknya pindah ke Jakarta.

eps 2. Awal Pertemuan

Seperti biasa pukul 7 pagi di kamar Rania alarm Rania pun berbunyi, namun Rania masih belum bangun karena semalam ia tidur terlalu larut.

10 menit setelah alarm Rania berbunyi, baru ia terbangun dan sadar lagi dan lagi ia telat bangun.

Sadar dirinya terlambat tanpa berkata kata Rania langsung bergegas mengambil handuk.

Ia mandi hanya sebentar, yang terpenting wajahnya tidak terlihat seperti baru bangun.

Setelah ia selesai mandi, ia lalu memakai pakaiannya dan setelah itu langsung pergi ke kantor.

kali ini ia lupa memakan sarapannya.

Setelah ia sampai di kantor, ia disambut oleh pak satpam yang mengetahui bahwa Rania telat lagi.

"Pagik mbak, telat lagi ya mbak?" Tanya pak satpam.

"Pagi pak, iya pak saya telat lagi. Saya duluan ya pak." Sahut Rania sambil terus berjalan menuju ruangannya.

Selama Rania berada di ruang kerjanya ia baru ingat bahwa dirinya tidak sempat sarapan.

Setiap Rania lupa atau dengan sengaja melewatkan sarapannya pasti ia akan merasa pusing dan lemas.

"Oh iya! Gue lupa makan sarapan gue. Pantes aja kepala gue pusing." Gumam Rania dalam hati.

Pukul 12 siang waktunya semua karyawan istirahat untuk makan siang.

Rania merasa sangat lemas dan sedikit pusing karena tadi pagi ia tidak sempat sarapan.

Saat Rania ingin keluar untuk mencari makan siang, ia justru jatuh pingsan karena tidak sanggup menahan pusing.

Karyawan baru yang bernama Adi, melihat Rania pingsan lalu bergegas mengangkat Rania untuk membawanya ke klinik dekat kantor.

Sebenarnya Adi adalah orang yang sangat cuek namun tetap perhatian. Adi tidak bisa melihat perempuan menangis, apalagi sampai pingsan.

Di Klinik

Rania akhirnya sadar dan ia kebingungan. "Aku ada di mana?" Tanya Rania.

"Kau di klinik karena tadi kau pingsan." Adi menjawab dengan ekspresi yang cuek.

"Kau yang membawaku kesini?" Tanya Rania lagi.

"Iya." Adi menjawab dengan ketus.

"Kau pingsan karena kau tidak sarapan. Karena itu aku membelikanmu bubur untuk kau makan." Ucap Adi.

"Terimakasih." Jawab Rania sambil memperhatikan wajah Adi yang tampan.

"Karena kau sudah sadar, aku pergi dulu." Ucap Adi tanpa melihat Rania.

"Ohh ok, sekali lagi terimakasih karena sudah membawaku kesini." Jawab Rania.

Adi pun meninggalkan Rania di klinik, sedangkan Rania masih tidak percaya bahwa ada pria tampan yang membawanya dari kantor ke klinik.

Rania baru sadar bahwa ia lupa menanyakan nama pria itu.

"Aduhh gue lupa lagi nanyain namanya dia!"

"Kayaknya gue gk pernah liat dia deh, jangan-jangan dia karyawan baru? lagian gue kenapa bisa lupa nanyain namanya siih ahh!" Ucap Rania sambil kesal dengan dirinya.

Rania pun makan bubur yang diberikan Adi, sambil membayangkan wajah Adi yang tampan.

"Tu cowok udah ganteng, perhatian lagi. Walaupun tadi agak cuek sihh." Ucap Rania dalam hati.

Karena Rania sudah merasa membaik dan tidak lemas lagi, ia pun bergegas meninggalkan klinik dan pergi ke kantor lagi.

Sebelum ia pergi ke kantor, tak lupa ia membayar tagihan obatnya.

Namun ternyata obatnya sudah ditebus oleh Adi.

Karena merasa tidak enak, ia langsung buru-buru pergi ke kantor untuk menemui Adi.

Sampainya Rania di kantor, ia berusaha mencari-cari Adi namun ia tidak menemukannya karena Adi sedang berada di ruangan bos.

Rania pun menyudahi pencariannya, ia akan mencari Adi lagi setelah nanti pulang kerja.

"Dia kemana ya?, kok gk ada sih?"

Tanya Rania sambil terus mencari cari Adi.

"Nanti aja deh pulang kerja gue nyari dia lagi, siapa tau nanti ketemu." Sambung Rania.

Saat jam pulang kerja Rania berusaha mencari Adi lagi namun ia tetap tidak menemukannya karena Adi sudah pulang duluan.

Rania pun memilih untuk pulang,

dengan harapan besok pasti akan bertemu dengan Adi.

Sampainya Rania di rumah, ia langsung mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah Rania selesai mandi, ia langsung mengambil piring untuk makan.

Ia masih saja membayangkan wajah Adi. Saat ia mandi, tidur, makan malam yang terbayang hanya wajah Adi yang tampan.

Sampai-sampai Rania lupa mengabari ibunya.

"Astaga gue lupa ngabarin ibu!" Ucap Rania sambil menepuk jidatnya.

Rania pun langsung mengambil ponsel dan menghubungi ibunya.

"Assalamualaikum bu, maaf Nia baru sempet ngabarin ibu" Ucap Rania.

Nia adalah nama panggilannya di kelurganya.

"Waalaikumsalam nduk, gapapa nduk ibu juga baru pulang dari rumah bude mu." Jawab ibu Rania.

"Ibu jangan lupa makan ya, jaga kesehatan juga. Nanti kalo misalnya Tari nakal bilang ke aku ya bu." Ucap Rania dengan nada lembut.

"Iya nduk, kamu juga jaga kesehatan selama di Jakarta. Kalo ada apa-apa cerita ke ibu."

"Iya bu, Nia tutup teleponnya ya bu, assalamualaikum." Ucap Rania.

"Waalaikumsalam." Jawab ibu Rania.

Rania lalu meletakkan ponselnya.

Kebiasaan Rania menghubungi ibunya bukan tanpa alasan. Itu ia lakukan agar ibunya tidak khawatir dengan keadaannya di Jakarta agar ibunya juga tahu keadaanya selama berada di Jakarta.

Ia juga tidak lupa dengan tanggung jawabnya sebagai anak, setiap bulan Rania mengirim uang kepada ibunya untuk keperluan sekolah adiknya dan keperluan sehari-hari ibunya.

Setelah Rania menutup teleponnya, ia langsung kepikiran tentang Adi lagi.

"Siapa ya cowok tadi?" Rania sangat penasaran dengan pria itu.

Pria yang telah menolongnya dan membawanya ke klinik.

Mungkin kalau Rania tidak bangun telat dan lupa sarapan, ia tidak akan pingsan dan tidak akan bertemu dengan Adi.

Tapi jika itu benar terjadi, pasti Rania tetap bertemu dengan Adi.

Tapi mungkin dengan cara yang sangat berbeda.

Ia hanya akan berkenalan dengan Adi dengan cara yang biasa.

Maka dari itu Rania sama sekali tidak menyesali kecerobohannya.

Rania justru sangat senang bisa bertemu dengan cara seperti ini,

dan lagi pula ia juga sedang mencari tambatan hati untuk dirinya.

Karena selama ini ia selalu sendiri, pergi ke kantor sendiri, makan siang sendiri, pulang kantor sendiri.

Semuanya ia lakukan sendiri,

maka dari itu ia berharap agar ada pria yang menyayanginya suatu hari nanti.

Dan saat ini ia bertemu dengan Adi, ia percaya bahwa Adi orang yang bertanggungjawab dan peduli dengan wanitanya nanti.

Rania masih saja memikirkan Adi yang menolongnya tadi siang.

Ia masih menyesali kesalahannya,

kenapa ia lupa menanyakan nama karyawan baru itu.

Setelah berjam-jam memikirkan wajah Adi, dan menebak-nebak namanya,

Rania pun memilih untuk tidur. Sebelum ia tidur, ia tidak lupa untuk menggosok giginya dan mencuci kakinya.

Setelah itu baru ia tidur dengan harapan besok pagi ia akan bertemu dengan Adi di kantor.

eps 3. Akhirnya Rania bertemu Adi lagi

Keesokan harinya.

Seperti biasa alarm Rania berbunyi tepat pukul 7 pagi.

Tidak seperti kemarin, hari ini Rania bangun lebih awal karena ingin pergi ke kantor untuk mencari sosok pria tampan (Adi).

Sebelum ke kantor, ia tidak lupa sarapan terlebih dahulu setelah selesai mandi dan memakai pakaian. Agar ia tidak pingsan lagi seperti kemarin.

Awalnya ia berpikir untuk tidak sarapan agar ia pingsan lagi, lalu Adi membawanya ke klinik lagi.

Namun niat itu ia urungkan karena takut bukan Adi yang membawanya ke klinik.

Rania pun berangkat ke kantor menggunakan mobilnya yang ia gunakan dari fasilitas kantor.

Di lobby Kantor.

Sesampainya Rania di kantor, seperti biasa ia disambut oleh pak satpam.

"Pagi mbak Rani, waahh kemarin hampir telat tapi sekarang lebih awal ya mbak nyampe nya." Kata pak satpam sambil tersenyum.

"Iya pak hehe, ada sesuatu yang harus saya selesaikan soalnya." Jawab Rania dengan menyeringai.

"Kalau gitu saya permisi ya pak." Izin Rania.

"Iya mbak." Jawab pak satpam.

Fyi; Rani adalah nama panggilannya ketika di kantor.

Ketika ingin memasuki ruangannya, Rania tanpa sengaja melihat sosok Adi yang sedang berdiri menunggu seseorang. Rania pun menghampiri Adi.

"Hai! masih ingat aku kan?" Tanya Rania sambil tersenyum, berharap Adi masih mengingatnya.

"Siapa ya?" Tanya Adi kebingungan.

"Aku yang kemarin kamu bawa ke klinik karena aku pingsan." Jawab Rania sambil meyakinkan Adi.

Adi yang berusaha mengingatnya akhirnya ingat kejadian kemarin.

"Oohh lo yang kemarin gk sarapan terus pingsan. Seneng banget sih lo ngerepotin orang." Jawab Adi dengan tegas.

"Ituu ehmmm soalnya kemarin aku telat bangun." Jawab Rania dengan ekspresi takut.

"Oh iya aku Rania, kamu siapa?" Tanya Rania.

"Gue Adi." Jawab Adi dengan ekspresi cuek. Tanpa ada basa-basi lagi, Adi langsung meninggalkan Rania pergi.

Rania yang sedikit kesal dengan prilaku Adi berusa untuk sabar dan berkata, "Adi? Ternyata namanya Adi, jutek banget sih jadi cowok!"

"Tapi gapapa yang penting gue udah tau namanya, dan gue bakal buat Adi terpesona sama gue." Kata Rania sambil terus memperhatikan langkah Adi.

Rania langsung masuk ke ruangan kerjanya, entah kenapa Rania terus memikirkan Adi.

Mungkin karena Adi memang tampan, dan juga karena Adi yang menolongnya kemarin.

Jam istirahat makan siang.

Rania yang masih berada di depan komputer, tidak sadar bahwa jam istirahat sudah dimulai.

Ia terus mengerjakan pekerjaannya, sampai ia baru sadar bahwa waktu makan siang tinggal 10 menit lagi.

"Astaga istirahat tinggal 10 menit lagi!" Ucap Rania dengan ekspresi kaget, dan

dengan kesalnya Rania langsung turun sambil berkata,

"Gue kenapa sihh? Kemarin lupa sarapan, sekarang hampir gk makan siang."

"ini pasti karena gue mikirin si Adi." Lanjut Rania.

Karena Rania terburu-buru ia sampai menabrak Adi yang hendak naik tangga.

"Aww sakit!" Teriak Rania.

"Hati-hati dong kalo jalan, kayak maling mau ketangkep aja lo!" Ucap Adi yang kesal karena di tabrak Rania.

"S so sorry di, aku gk liat. Aku mau keluar nyari makan soalnya." Jawab Rania sambil kesakitan juga.

"Istirahat tinggal 10 menit lagi mana sempet lo keluar buat nyari makan." Ucap Adi.

"Nihh ambil." Lanjut Adi sambil menyodorkan makanan yang ia bawa.

"Ini makanan? Kenapa kamu kasih ke aku?" Tanya Rania.

"Udah ambil aja, tadi gue belinya lebih soalnya." Jawab Adi.

Rania pun menerima pemberian Adi.

"Makasi ya di, lo baik banget ya ternyata." Ucap Rania sambil tersenyum.

"Biasa aja kali." Jawab Adi dengan ketus.

Di satu sisi Rania yang kesal dengan jawaban Adi, namun di sisi lain tetap senang karena Adi memberikannya makanan.

Seperti biasa Adi langsung pergi begitu saja meninggalkan Rania.

Rania yang sadar waktu istirahat tinggal sedikit lagi, ia langsung buru-buru memakan makanan yang diberikan Adi.

Waktu istirahat pun selesai, dan Rania juga sudah menghabiskan makan siangnya.

"Huh untung aja gue gk telat makan siang." Ucap Rania.

Sambil membayangkan wajah Adi yang tampan Rania pun masuk ke ruang kerjanya.

Lalu ia melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Setelah Rania menyelesaikan pekerjaannya tepat saat waktunya pulang kerja, akhirnya Rania bersiap- siap untuk pulang.

Saat ia menuruni tangga, ia melihat Adi sudah berada di luar kantor. Sepertinya Adi hendak pulang. Sebelum itu Rania langsung meneriaki nama Adi.

"Adi!, Adii" Teriak Rania.

Entah untuk apa Rania terus meneriaki nama Adi, mungkin Rania ingin berbincang sebelum ia pulang.

Namun Adi dengan acuhnya tidak memperdulikan Rania, ia langsung pulang dan meninggalkan kantor.

Rania yang sadar bahwa ia diacuhkan oleh Adi, ia kembali kesal dan berkata,

"Iihh tu orang aneh banget sih! Tadi aja ngasih gue makan, giliran dipanggil gk noleh sama sekali."

"Awas aja ya, pokoknya gue bakal buat dia jatuh cinta sama gue!" Lanjut Rania dengan ekspresi sangat kesal.

Dengan perasaan yang masih kesal Rania pun pergi meninggalkan kantor dan pulang ke rumah.

Sampainya Rania di rumah ia langsung bersih-bserih dan langsung mandi.

Setelah ia selesai mandi dan selesai makan, seperti biasa ia langsung mengabari ibunya yang berada di Malang.

"Assalamualaikum bu, apa kabar bu?" Tanya Rania.

"Waalaikumsalam nduk, alhamdulillah ibu sehat. Kamu gimana, udah makan belum?" Tanya ibu Rania.

"Alhamdulillah Nia juga sehat bu, Nia baru aja selesai makan." Jawab Rania.

"Aku mau curhat deh bu, kemarin kan ada cowok yang nolongin aku karena kemarin aku pingsan."

"Terus tadi siang dia juga ngasih aku makanan. Menurut ibu dia tuh suka sama aku gk?" Tanya Rania kepada ibunya.

"Kamu ketemunya kan baru nduk, kamu gk bisa langsung nilai orang suka sama kamu."

"Kadang kita harus menunggu sampai orang benar-benar menunjukan kalau dia suka." Jawab ibu Rania.

Rania yang membenarkan jawaban ibunya langsung menjawab,

"Ohh gitu ya bu, berarti Nia harus nunggu dia ya bu."

"Yaudah bu, kalau gitu Nia tidur dulu ya bu. Assalamualaikum bu." Ucap Rania.

"Waalaikumsalam." Jawab ibu Rania.

Rania langsung meletakkan ponselnya dan ia pun tidur.

Keesokan harinya.

Seperti biasa alarm Rania berbunyi, Rania langsung bergegas mengambil handuk untuk mandi.

Setelah ia selesai mandi, ia langsung menggunakan pakaian dan setelah itu ia sarapan.

Setelah ia sudah selesai semuanya, ia langsung berangkat ke kantor.

Di perjalanannya ke kantor, tiba-tiba mobil Rania mogok. Rania yang panik langsung turun dari mobil sambil berkata,

"Ini kenapa lagi sih? Kenapa mobil gue tiba-tiba mogok?" tanya Rania.

"Perasaan tiap hari ada aja deh masalah." Lanjut Rania sambil marah-marah.

Dari kejauhan ada mobil hitam yang hendak menghampiri mobil Rania.

Ternyata di dalam mobil itu ada Adi yang menggunakan jas hitam.

Adi ternyata sudah melihat Rania yang turun dari mobil, Adi pun menghampiri Rania sambil bertanya,

"Mobil lo kenapa Ran?" Tanya Adi.

Rania yang tidak sadar dengan kehadiran Adi, ia pun terkejut.

"Eehh Adi, ini nih mobil aku tiba-tiba mogok." Jawab Rania dengan wajah pasrah.

Adi yang terkesan cuek ternyata pria yang sangat baik, Adi lalu menawarkan Rania agar ikut dengannya ke kantor.

"Yaudah kalo gitu lo bareng gue aja."

Tawar Adi.

"Serius gapapa?" Tanya Rania.

"Gapapa kali, santai aja sama gue." lanjut Adi.

Rania yang tadinya begitu kesal karena mobilnya mogok, tiba-tiba suasana hatinya berubah menjadi begitu senang.

"Ohh Tuhan, dibalik mobilku yang mogok ternyata rencanaMu seperti ini. Thanks God." Ucap Rania dalam hati.

Mereka berdua pun masuk ke mobil untuk melanjutkan perjalanannya. Selama di dalam mobil, Rania berusaha mengajak ngobrol Adi.

"Di, rumah kamu dimana?" Tanya Rania sambil berusaha untuk tetap tenang.

"Di Kemang." Jawab Adi dengan sangat singkat.

Rania yang heran dengan sikap Adi, berusaha untuk tidak menunjukannya.

"Ni orang beneran aneh banget deh." Ucap Rania dalam hati.

"Kalo tau cuek gini mending tadi gue naik taksi." Lanjut Rania, sambil tetap mengoceh dalam hati.

Rania yang merasa jawaban Adi yang cuek tandanya Adi risih karena ia bertanya-tanya. Rania pun memilih untuk diam dan tidak bertanya-tanya lagi.

Di lobby kantor.

Akhirnya mereka sampai di kantor, saat mereka hendak memasuki kantor.

Pak satpam yang berjaga di lobby pun heran kenapa Rania datang bersamaan dengan karyawan baru yang belum ia ketahui namanya.

"Pagi mbak Rani, tumben barengan sama cowok. pacarnya ya?" Tanya pak satpam dengan sok tau.

"Bukan pak, dia karyawan baru namanya Adi. Mobil saya soalnya mogok tadi, makanya saya bareng dia kesini."

Adi yang tidak suka berbicara ia langsung pergi meninggalkan pak satpam dan Rania.

"Ohh gitu toh mbak, saya kira pacarnya. Tapi itu mas Adi muka nya emang gitu ya? Cuek banget." Ucap pak satpam sambil melirik Adi yang sedang menjauhi mereka.

"Iya pak muka nya emang gitu, ngeselin. Tapi kayaknya dia baik pak." Jawab Rania.

"Yaudah pak saya mau ke ruangan saya dulu." Lanjut rania.

"Iya mbak." Jawab pak satpam.

Sampainya di ruangannya, Rania masih setengah kesal dan senang.

Ia kesal karena Adi masih saja cuek dan ketus dengannya, namun di sisi lain ia sangat senang karena Adi mengajak nya pergi ke kantor bersama.

"Heran deh gue sama cowok kayak gitu." Ucap Rania.

"Dikit-dikit cuek, dikit-dikit perhatian. Tapi gapapa, gue bakal terus buat dia jatuh cinta sama gue." Lanjut Rania sambil mengepalkan tangannya.

Karena hari ini hari Jumat, dan semua laki-laki harus memenuhi kewajibannya untuk sholat jumat.

Dan karena Adi laki-laki, ia juga menunaikan sholat Jumat di mushola yang ada di kantor.

Saat Adi hendak mengambil air wudhu,Rania pun lewat di hadapannya.

Rania yang tadinya ingin ke toilet tiba-tiba langkahnya terhenti karena melihat Adi yang menggunakan pakaian kokohnya.

Dengan perasaan kagum Rania pun berkata dalam hati,

"Subhanallah, Adi udah ganteng rajin sholat pula. Uuhhh tambah ganteng dehh."

"Tapi kalo dia lagi cuek gantengnya jadi berkurang, gue jadi kesel sama dia." tutur Rania dalam hati.

Karena Rania tidak berani menyapa Adi, ia memilih untuk melanjutkan perjalannya ke toilet.

Adi pun melaksanakan sholat Jumatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!