...🚩🚩🚩...
"What?!" pekik Gea kedua matanya membulat sempurna menatap ayah dan ibunya dengan tatapan tak percaya.
...Pagi buta belum sempat gosok gigi. Gea sudah ditarik keluar dari dalam kamar dengan rambut berantakan masih mengenakan piyama ke ruang tamu. Di ruang tamu sudah ada sesosok pria yang begitu familiar duduk di kursi roda dengan wajah kaku tanpa ekspresi menatapnya....
...Dan ungkapan sang ibu membuat Gea serasa mau terbang menembus atap mansion atau menghilang dari sana. Bagaimana tidak? Pria berumur 31 tahun yang ia kenal sebagai calon suami Tantenya sendiri, kini akan dijodohkan dengannya, setelah tantenya kabur bersama pria lain akibat mengetahui calon suaminya saat ini cacat permanen....
"Iya Gea, kamu harus menikah, Mama sudah capek setiap saat harus pergi ke kantor polisi demi membebaskan mu," ucap sang ibu, Nyonya Suji Jones dengan wajah letih menatap Gea, putri tunggalnya itu.
"Halo Mama... Om Alby adalah kekasih sekaligus calon suami Tante Miska, mana bisa Mama menjodohkannya denganku?"
...Gea melayangkan tatapan tak percaya kepada Alby yang duduk santai di kursi rodanya menikmati pertengkaran mereka....
"Nak Gea... Tante mu kabur membawa uang sebesar 5 trilliun setelah mengetahui putraku cacat permanen," ucap ibu tiri Alby, Nyonya Marta Lycan, melirik dingin ke arah Gea.
"Lalu? Apa urusannya denganku?" tanya Gea membalas tatapan ibu tiri Alby tak kalah dingin bercampur amarah.
"Karena Miska adalah adik kandung ibumu, maka kamulah yang harus bertanggung jawab, kalau tidak, aku tidak keberatan menempuh jalur hukum," ucap Nyonya Marta melipat kedua lengannya di dada menajamkan tatapannya menatap Gea.
"Mama!" seru Gea melirik sang ibu, berharap bisa membantunya.
"Nak... kami tidak memiliki uang sebanyak itu, jika ada pun, setelah bayar lunas, maka kita akan tinggal dan mengemis di jalanan," ucap Nyonya Suji menunduk sedih meremas kedua tangannya dengan frustasi.
"Ma... Pa... aku baru berumur delapan belas tahun, bagaimana bisa kalian ingin menyerahkan aku kepada pria setua Om Alby. " Kedua mata Gea mulai berkaca-kaca menatap kedua orang tuanya.
"Kamu pikir aku juga mau?" Akhirnya Alby buka suara.
"Baguslah kalau Om tidak mau, jadi aku tidak perlu capek-capek membujuk Mama dan Papa," ketus Gea melirik Alby.
"Cih!" desis Alby menahan amarah.
...Baru kali ini, ada gadis bau kencur yang berani melawannya, bahkan Miska yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun tak berani melawan nya, apalagi membalas ucapannya....
"Hahahaha..." Nyonya Marta terkekeh kecil menatap Gea."Dia memang tidak mau, tapi kami pun tidak bisa membiarkan uang kami pergi begitu saja, kamu hanyalah jaminan, jika wanita tidak tau diri itu kembali membawa uang kami sebelum kamu menginjak usia dua pulu tahun, maka kalian akan bercerai," lanjut Nyonya Marta.
"Kalau tidak?" tanya Gea penuh selidik.
"Kamu akan resmi menjadi istri Alby Lycan dan melahirkan pewaris untuk keluarga besar kami," jawab Nyonya Marta.
...Seketika seluruh ruang tamu membisu, Gea terdiam mematung di tempat, kedua matanya terus menatap ke arah sang ibu dan ayahnya, namun mereka berdua tidak memberi respon apa-apa....
"Nenek lampir sialan... awas kalau nanti ketemu," batin Gea, kedua tangannya terkepal kuat, nafasnya naik turun tak karuan.
"Baiklah... selama menikah, aku tidak mau satu kamar dengannya, dan aku juga tidak mau di tekan alias dikurung. Tapi... setahuku menikah dibawa umur tidak akan diterima oleh hukum," ucap Gea mengalah, namun seketika digantikan dengan keheranan.
"Itu bisa diatur, kalian akan menikah secara diam-diam, jika kamu sudah menginjak umur dua pulu tahun, maka kami akan meresmikan pernikahan kalian secara publik," balas Nyonya Marta.
*
*
*
...(Keesokan harinya)...
...Pernikahan Alby Lycan dan Gea Jones dilakukan di kantor sipil secara diam-diam, setelah semuanya selesai, Alby segera membawa Gea menuju mansion nya. Dalam perjalanan tidak ada percakapan sama sekali, hingga akhirnya mereka tiba di mansion....
(Visual mansion milik Alby)
"Nyonya kita sudah sampai," celetuk sang sopir, yang sejak tadi hanya diam fokus menyetir mobil.
"Hhhmm..." desis Gea membuka pintu mobil dan turun.
...Saat ia hendak melangkah menuju pintu mansion, ia berbalik sejenak melihat sang sopir tengah sibuk membantu Alby turun dari mobil dengan susah payah, merasa kasihan, Gea pun berbalik dan menghampiri mereka....
"Pak, biar ku bantu," tawar Gea hendak meraih tangan Alby.
Bugh! Alby mengibas tangan Gea dengan kasar, lalu melayangkan tatapan mematikan ke arah Gea.
"Aku tidak butuh belas kasihan darimu," ucapnya dingin penuh ancaman.
"Oh yah..." Gea berdecak pinggang menatap Alby, seketika jiwa bar-bar nya meronta, bukannya takut, ia malah merasa tertantang oleh sikap dingin Alby.
...Dengan cepat Gea meraih kursi roda dari tangan sang sopir yang terdiam membisu, lalu mendekati Alby....
"Mau apa kamu?" tanya Alby menatap Gea.
"Mau memindahkan mu, apa lagi?" Gea tersenyum lebar penuh arti.
"Kamu-" Ucapan Alby tergantung di udara, saat Gea memasan kuda-kuda dengan gerakan cepat menggendongnya dari dalam mobil memindahkannya ke kursi roda.
Bugh!
"Kau berat sekali Pak Tua, apa tulang mu terbuat dari tulang dinosaurus?" kelu Gea, rasanya pinggang mau copot saat mengendong Alby.
"Gadis sialan...tunggu pembalasanku," batin Alby dengan wajah memerah terang terdiam duduk di kursi roda.
...Berat badan Alby saat ini turun drastis setelah kecelakaan yang membuatnya tak bisa berjalan, di tambah depresi yang ia alami membuat berat tubuhnya semakin turun dan ringan....
"Ayo kita masuk, suamiku," ejek Gea mendorong kursi roda berjalan menuju pintu mansion.
"Nyonya, Anda sangat berani," gumam sang sopir bergidik ngeri menatap punggung Gea yang sedang mendorong kursi roda Alby.
...Para pelayan yang melihat kedatangan mereka langsung berbaris menyambut mereka, tak lupa mereka menunjukan kamar tamu yang sudah diubah menjadi kamar Gea, saat melihat kamar itu, Gea langsung gembira, melupakan sedikit kesedihannya akibat di paksa menikahi pria berumur seperti Alby....
(Bersambung)
...*Bonus*...
(Visual Gea Jones)
(Visual Alby Lycan)
...🚩🚩🚩...
...Gea yang tadi ketiduran terbangun saat alarm ponselnya berdering nyaring, dengan cepat kedua mata Gea terbuka lebar menatap atap mansion, lalu mengulurkan tangannya meraih ponselnya yang ada diatas nakas, kemudian mematikan alarm....
"Astaga... dimana ini?" gumam Gea menatap sekitar kamar barunya, akibat terbangun karena kaget ia jadi lupa.
Beberapa saat kemudian."Shit! aku kan sedang berada di mansion suamiku, aduh..." Gea menepuk pelang kepalanya lalu turun dari atas kasur berjalan menuju walk-in-closet.
...Saat pintu walk-in-closet terbuka, kedua mata Gea langsung berbinar menatap baju kasual, dress, sepatu, berjejeran di setiap rak, dan semua dari brand terkenal....
"Cih! Katanya tidak mau merelakan uang mereka pergi, tapi mereka malah menyiapkan barang-barang mahal di dalam closet sebanyak ini," gerutu Gea.
...Ia kemudian meraih satu baju tang top berwarna putih dan celana kain pendek berwarna putih juga, kemudian masuk ke dalam kamar mandi....
*
*
*
...Di ruangan lain, terlihat Alby tengah sibuk mengangkat besi, walaupun kedua kakinya tidak bisa ia pakai. Ia merasa harga dirinya jatuh saat Gea berhasil menggendongnya turun dari dalam mobil....
"Hah... hah... sial, gara-gara gadis itu, aku merasa seperti manusia tak berguna," gumamnya terus mengangkat dua besi yang ada di tangannya dengan nafas ngos-ngosan.
"Om, kamu sedang apa?" tanya Gea tiba-tiba muncul di balik pintu ruang gym mendekati Alby.
Prang!
...Alby membuang kedua besi di tangannya lalu berbalik dengan kasar hendak memarahi Gea, namun ia dibuat terdiam melihat penampilan Gea yang sangat menggoda, tubuh putih mulus bagai susu murni, rambut berwarna emas, mata biru dan bibir merona pink, membuat Alby menelan luda dengan susah payah....
"Sial... sial... sial..." umpat Alby dalam hati, saat merasakan tubuhnya tiba-tiba saja panas, dan paling membuatnya jengkel adalah, benda pusaka miliknya ikut terbangun dan meronta.
"Om..." Gea semakin mendekat saat melihat Alby terdiam dengan wajah merah terang bak tomat rebus.
"Jangan mendekat!" bentak Alby segera memundurkan kursi rodanya kebelakang.
"Eh... memangnya kenapa?" Gea dibuat bingun sendiri melihat tingkah Alby.
"Kau... kau wanita iblis, jangan mendekat!" pekik Alby terbata-bata sembari menutup celana bagian depannya dengan salah satu tangan kekarnya.
"Apa katamu?" Gea seketika langsung kesal mendengar panggilan iblis yang dilontarkan oleh Alby.
...Seumur hidup, ini pertama kalinya ia mendengar julukan itu, dengan kesal ia sedikit membungkuk, meraih kedua pegangan kursi roda dan menahannya. Kini kedua wajah mereka saling bertatapan....
...Gea pun langsung tancap gas mulai mengomel dengan kecepatan tinggi. Alby hendak protes namun ia dibuat terdiam saat kedua matanya tak sengaja menatap kedua gundukan kenyal milik Gea yang bergerak ke sana kemari seolah sedang memanggilnya....
"Kamu dengar tidak?" tanya Gea saat tidak mendapatkan respon apapun dari Alby. Padahal ia sudah bicara panjang lebar sampai lidahnya terasa ngilu.
"Hah?" Alby akhirnya tersadar mendongak menatap wajah Gea dengan bingun.
"Kau..." lirih Gea perlahan menoleh ke arah dirinya sendiri, seketika kedua mata Gea membulat sempurna saat melihat kedua gundukan nya bergantungan bebas seolah menyapanya.
"Kya! Dasar pria mesum!" teriak Gea mendorong kursi roda milik Alby dengan keras, hingga Alby jatuh tersungkur kebelakang menghantam lantai.
Brugh!
"Akkhhh...."
"Astaga... maaf!" seru Gea berlari mendekati Alby hendak membantu.
...Namun kakinya tak sengaja tersandung besi yang tadi dibuang oleh Alby....
"Aaaaa!" teriak Alby dan Gea serempak, kedua mata mereka membulat sempurna menatap satu satu sama lain.
Bugh!
"Ugh..." ringis Alby saat Gea mendarat sempurna diatas tubuhnya.
"Maafkan aku Om..." Gea terus bergerak mencoba bangkit dari atas tubuh Alby.
"Lama-lama aku bisa mati kehabisan nafas," bisik Alby saat kedua gundukan Gea terus bergesek di dada bidangnya, membuat miliknya semakin meronta dibawa sana.
"Tuan!" pekik Farhan tiba-tiba muncul diambang pintu gym.
...Dengan cepat Alby duduk sambil memangku tubuh Gea merangkul pinggangnya dengan erat, lalu melayangkan tatapan dingin dan mematikan ke arah pintu gym. Farhan seketika menghilang dari sana tanpa jejak....
"Ish! Katanya tidak bangun," gerutu Gea mendengus kesal bangkit dari pangkuan Alby.
"Siapa yang bilang?" tanya Alby mendongak menatap Gea.
"Pria tua bangka ini benar-benar menguji kesabaran ku," batin Gea mengepal kuat salah satu tangannya menahan emosi.
"Cepat, bantu aku," perintah Alby mengulurkan tangannya ke arah Gea.
"Tidak mau," tolak Gea memalingkan wajah ke arah lain dengan kesal.
"Hei, apa kamu lupa, siapa yang membuatku jatuh?" sentak Alby.
"Iya... iya, cih!" desis Gea meraih uluran tangan Alby, dan membantunya bangkit dan duduk di kursi roda.
...Lalu, Gea segera pergi dari sana tanpa pamit, membuat Alby melongo melihat tingkah Gea yang sangat berani terhadapnya, dalam hati Alby bertanya-tanya apakah wajahnya kurang seram? Padahal para bawahan dan anggotanya tidak ada yang berani menatapnya....
"Hah..." Alby menghela nafas berat menjalankan kursi rodanya pergi meninggalkan ruang gym menuju kamarnya.
(Bersambung)
...🚩🚩🚩...
...Sore menjelang malam, Gea sibuk memasak di dapur, sedangkan Alby yang baru saja selesai mandi di bantu oleh Farhan, sibuk mengecek berkas data informasi tentang Gea di ruang kerjanya bersama Farhan....
"Apa kamu tidak salah?" tanya Alby kedua matanya tak percaya menatap foto milik Gea saat mengendarai motor sport miliknya berwarna hitam sedang melakukan balap liar.
"Sama sekali tidak Tuan," jawab Farhan.
"Astaga... apa maksud dia menikahkan aku dengan gadis berandalan seperti ini?" Alby melempar foto-foto milik Gea diatas meja kerjanya.
"Soal itu, saya kurang paham, Tuan," ujar Farhan.
"Pasti-"
Tok... tok... tok.
...Suara ketukan pintu ruangan memotong ucapan Alby, mereka pun serempak melirik ke arah pintu ruangan....
"Buka pintunya," perintah Alby dengan malas.
...Farhan mengangguk paham segera melangkah mendekati pintu ruangan dan membukanya dengan lebar....
Ceklek.
"Selamat malam, Nyonya," ucap Farhan sedikit membungkuk.
"Panggil saja Gea Tuan, aku tidak setua itu," gerutu Gea mendongak menatap Farhan.
"Astaga... Tuan, kamu pasti kesusahan menghadapi istri keras kepala dan secantik ini?" Farhan terdiam menatap wajah Gea.
"Untuk apa kamu kemari?" tegur Alby menyadarkan Farhan dan Gea.
"Aku kemari untuk mengajak kalian makan malam," jawab Gea memiringkan sedikit kepalanya menatap masuk ke dalam ruang kerja Alby.
"Kami tidak nafsu makan, cepat pergi dari sini," usir Alby.
"Baik-baik aku bersusah payah masak untuk kalian, malah diginiin. Ya sudah, kalau tidak nafsu makan, sekalian tidak usah makan seumur hidup," sentak Gea kesal buru-buru pergi dari sana.
"Tuan..." lirih Farhan merasa tak enak hati melihat kepergian Gea.
"Tidak perlu di pusingkan, sebaiknya kamu fokus mengurus masalah kita, kenapa akhir-akhir ini informasi tentang kita selalu saja bocor," ujar Alby dingin.
"Baik, Tuan," Farhan menarik diri kembali masuk ke dalam ruangan, lalu menutup pintu.
...Diluar, Gea yang kecewa akibat masakannya di tolak oleh Alby, segera memerintah para pelayan membuang semua makanan yang ia masak, lalu masuk ke dalam kamarnya, tak lupa ia membanting pintu kamar dengan kasar....
"Aaaaa! Aku sangat kesal." Gea berlari kecil meraih bantal guling nya, lalu meninjunya dengan kuat, seolah sedang meninju Alby.
Kring! kring!
...Ponsel Gea berdering, Gea menghentikan aksinya menarik nafas dengan kasar, lalu melangkah mendekati nafas dan meraih ponselnya....
"Niko..." bisik Gea menatap layar ponsel, kemudian menggeser icon hijau.
"Halo," ucap Gea.
📱"Woi! Gea, dimana kamu?" tanya Niko.
📱"Di rumah, memangnya ada apa?" Kening Gea berkerut.
📱"Kamu nanya?" ejek Niko dari seberang ponsel sambil tertawa lepas.
📱"Sialan, kalau gak ada yang serius kenapa kamu menganggu ku?" umpat Gea mendengus kesal.
📱"Cieee... marah nih yeee..." ejek Niko lagi.
📱"Satu." Gea yang mulai kesal mulai menghitung, bersiap mematikan panggilan.
📱"Woi, tunggu!" pekik Niko panik.
📱"Makanya cepat katakan, ada apa?" desak Gea tak sabaran.
📱"Baiklah, Shifu. Begini ada anak-anak dari gang motor sebelah tadi menantang, katanya mereka ingin balap denganmu," ucap Niko berubah menjadi serius.
...Niko memanggil Gea dengan sebutan Shifu bukan tanpa alasan, tapi karena Gea adalah murid lulusan silat kungfu terbaik dan memiliki sabuk hitam di tangannya....
📱"Gak tertarik." Gea menjauhkan ponselnya hendak mematikan panggilan.
📱"Tunggu!" teriak Niko menggelegar.
"Hah..." Gea menghela nafas berat, kemudian menempel ponselnya kembali ke telinga.
📱"Bukan cowoknya yang mau balapan, tapi ceweknya ketua gang motor itu. Katanya dia ingin melihat seberapa hebatnya kamu, sampai-sampai semua anak-anak balap motor liar menjuluki kamu sebagai primadona balap liar," jelas Niko buru-buru.
📱"Baiklah, aku akan ke sana," putus Gea mematikan panggilan ponsel.
...Tak butuh waktu lama, Gea pun sudah tapi memakai celana jeans robek-robek, jaket kulit berwarna hitam, lalu meraih helem full face miliknya berjalan keluar dari dalam kamar....
"Mau kemana?" tegur Alby duduk di ruang tamu.
"Bukan urusan mu," jawab Gea terus berjalan menuju pintu mansion.
"Farhan!" pekik Alby memanggil.
"Uhuk... uhuk... uhuk... T-Tuan." Farhan yang sedang asik makan seketika tersedak makanan akibat terkejut mendengar suara Alby yang menggelegar memenuhi seisi mansion.
"Siapkan mobil," perintah Alby tak sabar.
"Baik, Tuan." Farhan segera bangkit dan berlari kecil menuju pintu mansion, diikuti Alby dari belakang menjalankan kursi roda otomatisnya dengan tak sabar.
Vroom!
...Motor sport yang dikendarai oleh Gea melesat pergi dengan kecepatan tinggi, membuat Farhan terdiam menatapnya....
"Apa lagi yang kamu tunggu?" tegur Alby mendekat.
"Maaf Tuan." Farhan tersadar segera membuka pintu mobil dan membantu Alby masuk ke dalam.
...Mereka segera ikut meluncur pergi mengikuti Gea dari belakang, tak lupa, Alby menelfon anggotanya untuk membuntuti Gea dari belakang juga, sembari menunggu kedatangan mereka....
(Bersambung)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!