Kegilaan Cinta Bastion
Episode 1 ︎
Di tengah awan mendung yang akan turun hujan, seorang wanita terus berlari tanpa arah di dalam hutan, mengabaikan tanah licin yang dipijaknya ataupun bebatuan dan ranting daun yang melukai kakinya.
Angelina Markel
Haa haa haa
Angelina Markel
Apapun yang terjadi, aku harus lolos dari cengkraman Pria gila itu!
[ Menoleh kebelakang. ]
Angelina Markel
[ Terus berlari. ]
Hingga di tengah larinya, sebuah suara samar terdengar memanggil namanya dari arah belakang, membuat tubuh Angelina seketika itu juga langsung membeku dalam kepanikan.
Angelina Markel
[ Terengah-engah. ] Sial! Bagaimana bisa dia begitu cepat!?
Angelina Markel
Kalo seperti ini, aku bisa-bisa tertangkap olehnya nanti. Itu tidak boleh sampai terjadi!
Angelina Markel
Aku harus sesegera munggkin untuk bersembunyi.
[ Menoleh menatap sekeling. ]
Di lain sisi, Bastion terlihat terus berjalan menyelusuri hutan, sambil terus memanggil namanya dengan kata-kata cinta penuh kelembutan namun terasa begitu intens.
Suaranya bahkan menggema di antara pepohonan yang rindang, hingga burung-burung berterbangan, seolah-olah memanggil jiwa Angelina untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
Bastion Albaston
Sayang~ Angelina...
Bastion Albaston
[ Terus berjalan. ]
Come here my darling... Aku tau kau pasti berada di sekitar sini.
Bastion Albaston
Angelina ~
Suara Bastion semakin terdengar mendekat ke arahnya, membuat Angelina yang bersembunyi di antara pepohonan besar bercela merasakan jantungnya berdegup kencang.
Sementara hujan mulai turun semakin deras membasahi tanah dengan kilatan petir yang menggelegar di balik awan.
Angelina Markel
Ah, sial!. Kenapa hujan semkin deras di saat situasi tak menguntungkan seperti ini. Sudahlah!
Angelina Markel
Aku harap Bastion tak menemukan keberadaan ku di sini.. [ Menggigit kuku jarinya gelisah. ]
Namun sepertinya keberuntungan memang sedang tidak berpihak pada Angelina, karena entah bagaimana kini Bastion sudah ada tepat di samping dirinya yang sedang bersembunyi.
Bastion Albaston
Hey honey, are you surprised?
[ Menyunggingkan senyuman. ]
Bersamaan dengan sebuah kilatan cahaya petir yang menggemuruh di atas, Angelina hanya bisa terbelalak saat itu juga melihat tubuh Bastion yang basah kuyup, sambil menatapnya dengan senyuman yang terlihat menyeramkan.
Membuat jantung Angelina terasa seolah-olah telah berhenti berdetak saat itu juga.
Angelina Markel
Ba-bagaimana bisa?! [ Suara tercekat. ]
Episode 2 ︎
Di sinilah saat ini Angelina berada, dengan rasa marah yang membara di hatinya, karena setelah usaha melarikan dirinya kemarin sore berakhir gagal dan tertangkap.
Angelina kini hanya bisa terdiam duduk sambil mencengkram erat seprai dengan kesal di atas kasur seraya menatap rantai yang telah membelenggu kaki kirinya.
Angelina Markel
Aghh, sial! Siapa sangka aku akan malah berakhir seperti ini?
Angelina Markel
Aku harus memikirkan cara agar bisa untuk kembali kabur dari cengkraman pria gila itu!
[ Menggigit kuku jarinya berpikir. ]
Hingga sebuah suara dari langkah kaki sepatu pantofel mengalihkan perhatian Angelina ke arah pintu.
Dan terlihatlah seorang pria berbadan tegap, dengan fitur wajah tampan dan rahang yang tegas muncul dari balik pintu.
Bastion Albaston
Ow, kau sudah bangun?
Angelina Markel
Kau!.. [ Menatap tajam. ]
Angelina Markel
Kau bajingan! Lepaskan aku!
Bastion Albaston
[ Terkekeh sinis. ] Melepaskan mu? Oh sayangku ~ tapi itu tidak mungkin...
Bastion Albaston
[ Berjalan mendekat. ]
Bastion Albaston
Dan tidak akan pernah mungkin bisa terjadi. Angelina, ku sayang~
[ Menekan kata dengan intens. ]
Angelina Markel
CK! [ Menepis kasar. ]
Angelina Markel
Jangan sentuh aku. Menjijikan!
Bastion sama sekali tak memperdulikan tatapan amarah penuh permusuhan yang dilayangkan oleh Angelina pada dirinya, dan entah mengapa malah terlihat menikmati ekspresi wanita di hadapannya tersebut.
Angelina Markel
Dan cepat katakan padaku.. Apa yang sebenarnya kau mau dari ku?!
Bastion Albaston
Tentu saja dirimu..
[ Memasukkan tangan kesaku celana. ]
Angelina Markel
( Bajingan gila ini... )
[ Menatap sengit. ]
Keduanya saling bertatapan dengan ekspresi yang jelas terlihat berbeda, hingga suara ketukan dari balik pintu yang terdengar, mengalihkan perhatian mereka.
Anonim
Tuan gawat, ada masalah darurat. Mereka berhasil mengendus keberadaan kita!
[ Berseru panik dari balik pintu. ]
Mendengar hal itu, ekspresi wajah Bastion langsung berubah dingin, sementara Angelina yang sebelumnya menatap penasaran ke arah pintu kini merasakan ketidaknyamanan ketika tidak sengaja melihat perubahan cepat dari ekspresi wajah pria di hadapannya ini.
Angelina Markel
[ Memalingkan wajah. ]
( Sial! Apa-apaan ini?! Mengapa tiba-tiba aku merasa... )
Angelina Markel
( Ck! sialan! )
[ Mencengkram erat seprai. ]
Bastion Albaston
Aku mengerti. Kau pergilah tunggu aku di bawah [ Suara dingin. ]
Mendengar langkah kaki yang mulai menjauh, perhatian Bastion kini kembali tertuju pada Angelina yang menunduk memalingkan wajahnya dengan gelisah.
Matanya menyempit, menatap Angelina dengan tatapan intens.
Bastion Albaston
[ Smrik. ]
Bastion Albaston
Apa kau merasa takut, sayang?
[ Mencondongkan tubuh berbisik. ]
Episode 3 ︎
Mendengar suara Bastion yang berbisik tepat di telinganya, Angelina sontak terlonjak kaget dan menatap tajam pria di hadapannya tersebut.
Angelina Markel
Ka-kau!...
Bastion Albaston
[ Menyunggingkan senyuman tipis. ]
Bastion Albaston
Ada apa? Mengapa tiba-tiba terdiam?
Angelina Markel
Cih! [ Membuang muka. ]
Angelina Markel
( Sial! kenapa pria gila ini begitu menyebalkan. )
Angelina Markel
( Aku sepertinya memang harus segera memikirkan cara untuk kembali kabur dari sini. )
[ Berpikir keras. ]
Melihat Angelina yang hanya diam mengabaikan dirinya, sontak membuat raut wajah Bastion kembali berubah menjadi dingin dan terasa lebih intens.
Bastion Albaston
( Sayangku Angelina.. )
Bastion Albaston
( Apapun yang kau rencanakan, itu tidak akan ku biarkan pernah berhasil, seperti sebelumnya... )
[ Mengepalkan tangan kuat. ]
Seru Bastion dingin, seolah-olah sudah tahu apa yang sedang di pikiran Angelina selama ini, seperti saat ini.
Sementar Angelina sendiri, malah terlihat sedang bergulat dengan pikirannya, hingga sama sekali tidak menyadari bahwa Bastion yang menjadi lawannya kali ini telah membaca gerak-geriknya.
Bastion Albaston
( Karana kau hanyalah milikku- )
Bastion Albaston
( -Miliku seorang. )
[ Suara rendah. ]
Tiga hari telah berlalu, terlihatlah Bastion yang tengah duduk dengan santai di sebuah sofa, kaki panjangnya terlipat dengan gaya angkuh, sambil menatap dingin pada seorang pria yang kini berdiri di depannya.
Asap rokok yang membubung dari bibirnya seolah menambah kesan ke angkuhannya di balik tatapannya.
Anonim
Tuan, semua berjalan sesuai rencana Anda. Selanjutnya apa yang akan Anda lakukan?
Bastion Albaston
[ Mengangguk pelan. ] Bagus.
Bastion Albaston
Untuk sekarang sepertinya tidak ada. Kau pergilah lakukan tugas mu.
[ Suara dingin. ]
Anonim
Baik tuan! Kalo begitu saya permisi.
[ Membugguk sopan. ]
Anonim
[ Berjalan pergi. ]
Setelah pria berbaju hitam tersebut pergi, kini perhatian mata Bastion tertuju pada sebuah lukisan wanita yang berada di dinding, dan untuk sesaat, wajah di lukisan tersebut seolah-olah hidup, hingga Bastion merasa bahwa dirinya telah terhipnotis oleh sosok keindahan itu.
Bastion Albaston
[ Menghembuskan asap rokok. ]
Bastion Albaston
Harusnya aku melakukan ini sejak awal pertemuan kita saat itu...
Bastion Albaston
Angelina Markel.
[ Menatap lukisan penuh puja. ]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!