NovelToon NovelToon

Merebut Cintamu

1. Dokter tampan

Arleta Mahira Kamajaya duduk di sebuah cafe ternama. Di hadapannya duduk seorang pria yang tampannya selangit, menghadapinya dengan sabar dan murah senyum. Restandi Putra Gutama mengajak Arleta bertemu dan bicara tentang perjodohan mereka.

" Memangnya kamu ga keberatan dengan perjodohan ini?". tanya Arleta tidak mengerti. Pria di depannya ini tampan, dokter ahli bedah jantung ternama. Ayahnya memiliki Rumah sakit besar. Pasti banyak yang ingin jadi pendamping hidupnya.

"Buat aku ga masalah. Ya di jalanin aja". jawabnya santai.

"Hah". Arleta bingung. Restandi tersenyum melihat reaksi Arleta. Ya pasti gadis itu bingung.

"Memangnya kamu ga punya pacar? Atau paling engga seseorang yang kamu suka?". Arleta penasaran.

"Aku ga punya pacar Arleta. Waktuku habis untuk kerja. Aku tidak keberatan orangtuaku memilihkan calon untukku asalkan aku bisa menerimanya. Itu kan yang kamu ingin tau?". Restandi menyilang kan tangan di depan dadanya. Tatapannya serius pada Arleta.

"Tapi aku punya pacar. Kami sudah tiga tahun menjalani hubungan ini". kata Arleta lagi. Restandi tau gadis itu punya pacar dan benar sudah tiga tahun. Sebelum bertemu dengan Arleta sebenarnya Restandi sudah menyelidiki siapa Arleta. Dia harus tau siapa gadis yang di jodohkan dengannya. Termasuk Kevin Monta kekasih gadis itu.

"Pacar atau ngaku-ngaku pacar?". tanya Restandi.

"Pacarlah. Dia sekarang sedang membantu usaha papanya di Singapore". seru Arleta kesal. Restandi tau pada kenyataannya sudah lama Kevin tidak menemui Arleta. Tapi tidak mungkin gadis itu akan mengakui hal tersebut.

"Terserah kamu mau pilih aku atau dia. Aku ga akan mundur". sejak mengetahui tentang gadis ini Restandi suka pada Arleta. Walaupun dia tidak memiliki perasaan cinta. Menurutnya Arleta pilihan yang terbaik baginya. Arleta gadis yang cantik dan lembut. Kata mamanya dia gadis yang penurut. Bagi Restandi yang memiliki tekanan dalam pekerjaan dan usahanya gadis ini tidak akan membuatnya pusing. Arleta terdiam sambil memandang Restandi. Rasanya di bumi belum kekurangan wanita deh. Ko mau dengan gadis yang sudah punya pacar. Apalagi mereka baru bertemu. Tapi Arleta sendiri juga bingung dengan statusnya. Kevin terlalu sibuk belakangan ini sehingga mengabaikan dirinya. Jika ingin bicara Arleta yang selalu menghubungi Kevin. Sebenarnya Arleta berusaha mengerti akan kesibukan Kevin, toh semua ini untuk kesibukan mereka berdua. Tapi dia mulai kecewa dengan kesibukan Kevin. Mungkin karena ini juga keluarganya berkesimpulan hubungan mereka tidak serius maka ia di jodohkan. Arleta tidak tau harus bilang apa. Khususnya pada pria di hadapannya.

"Boleh ga aku pikirin dulu?". tanya Arleta pada akhirnya.

"Ok aku ngerti ini bukan keputusan yang mudah buat kamu. Pertimbangkan dulu nanti kalau sudah ada jawabnya hubungi aku". Restandi memberikan kartunamanya. Arleta menyimpannya dalam tas.

"Aku pamit dulu ya. Masih ada operasi di Rumah sakit siang ini". Restandi tersenyum menatap Arleta. Dia memilih bersabar menunggu jawaban Arleta. Setelah tau jawaban gadis itu nanti baru dia putuskan apa yang akan di lakukan. Arleta hanya menganggukkan kepala lalu menatap pria itu menjauh dan keluar dari cafe.

Setelah meninggalkan cafe Arleta menuju perusahaan milik papanya. Dia ingin bertemu Armando kakaknya. yang sibuk mengelola perusahaan tersebut. Sebagai putra sulung Armando memiliki tanggung jawab membantu papanya. Arleta membawa makan siang untuk kakaknya. Sebenarnya dia ingin membicarakan tentang perjodohannya. Tidak enak jika bicara di rumah. Arleta gadis yang segan pada orangtuanya walaupun mereka tidak memperlakukan Arleta dengan keras. Di ketuknya pintu ruang kerja Armando lalu dia masuk. Armando terkejut melihat Arleta datang.

"Tumben ke sini. Ada apa nih?".

"Bawa makan siang. Mau ga?". tanya Arleta sambil memamerkan dua box makanan kesukaan Armando.

"Wah ga nolak dong. Apalagi lapar begini". Armando bangkit dan berjalan menuju sofa. Tangannya mengarahkan Arleta agar duduk di sofa. Gadis itu langsung membuka box makanannya agar Sandro bisa segera makan. Arleta bisa melihat kakaknya betul-betul lapar.

"Darimana kamu tumben keluar?". Arleta mengelola klinik kecantikan milik mamanya, biasanya makan siang juga tidak pernah keluar klinik.

"Habis ketemuan sama Restandi". jawab Arleta. Armando terkejut menatap adiknya, tapi lalu kembali menikmati makan siangnya.

"Terus?". tanya Armando.

"Aku bingug deh, dia sepertinya ga ada kurangnya. Tapi ko mau di jodohkan. Pasti banyak yang naksir dia". Armando tertawa kecil mendengar perkataan Arleta.

"Tahun ini umurnya 29 atau 30 gitu. Orangtuanya merasa sudah pantas punya istri. Dia kan anak tunggal, sudah sukses lagi. Hanya mungkin waktunya untuk cari pacar ga ada dan dia mungkin juga ga nemu yang dia suka. Di pilihan sama orang tuanya kalau dia bisa terima ya sudah". jelas Armando.

"Kakak sendiri kalau di jodohkan mau gak?". Arleta penasaran.

" Ya kenal saja dulu, di jalanin. Kalau ga cocok ya dilepas. Asal jangan di paksa, jalaninnya berat". Armando tersenyum. Dia mengerti sekarang maksud kedatangan Arleta.

"Tapi aku bingung deh, aku kan punya pacar kenapa juga di jodohkan?". Arleta mengungkapkan kekesalannya.

"Leta sayang, coba kamu tanya ke diri sendiri hubungan kamu itu sudah berapa lama? Arahnya kemana? Kamu sendiri bahagia ga? Kakak yakin papa sama mama niatnya baik. Mereka ga asal pilih calon suami untuk kamu. Dari keluarga Restandi juga menganggap kamu pilihan yang baik untuk jadi menantu mereka. Berarti kamu punya nilai buat mereka. Restandi sendiri menghargai kamu atau tidak kamu yang tau. Kalau memang dia kurang menghargai kamu atau menyakiti kamu masih bisa di putuskan ko. Papa sama mama tidak memaksamu Leta". jelas Armando Mahesa Kamajaya. Mereka hanya dua bersaudara. Armando sangat sayang pada Arleta. Demikian juga Arleta. Dia lebih banyak curhat pada kakaknya di banding orangtuanya. Penjelasan Armando tadi bisa Arleta terima.

"Restandi tadi kasih waktu buat aku pikirin". kata Arleta lagi.

"Ya sudah sana pulang pikirin. Kakak mau kerja lagi!". Armando bangkit dan mengusir Arleta. Ketika Arleta bangkit Armando menghampiri dan merangkulnya.

"Terima kasih ya makan siangnya. Jangan terlalu berat mikirnya. Percaya sama kakak jalanin dulu. Restandi orangnya baik ko". Semula Arleta bingung dari mana kakaknya bisa kenal baik Restandi. Tapi dia ingat perusahaan papanya bergerak di bidang obat, pasti punya hubungan baik dengan Rumah sakit orangtua Restandi. Tidak sulit bagi keluarga mereka untuk tau tentang Restandi. Dokter tampan itu kan terkenal, begitu kata mbak Ratih dokter dibklinik mamanya. Di rumah Arleta memikirkan kembali pertanyaan Armando. Hubungannya sudah tiga tahun. Arahnya ya ga kemana-mana, komunikasi saja susah. Bahagiakan? Bagaimana mau bahagia orangnya saja tidak kelihatan. Sepertinya dia harus bicara dengan Kevin Monta.

2.Janji Kevin

Setelah Arleta ingat\-ingat sudah satu Minggu mereka tidak bicara. Terakhir Arleta mengontak Kevin tidak di angkat. Beberapa hari yang lalu Arleta bingung dengan berita perjodohan dirinya sehingga lupa untuk menghubungi Kevin lagi. Klinik juga sedang ramai yang membuat Arleta pulang dalam keadaan lelah. Pemikirannya membuat Arleta mencoba menghubungi Kevin lagi. Entah panggilan keberapa baru di angkat oleh Kevin tapi Arleta sudah sangat kesal.

"Halo".

"Vin kamu tuh inget ga sih punya pacar?". tanya Arleta gusar.

"Inget dong sayang. Jangan marah aku nih lagi sibuk-sibuknya. Sebentar aku mau rapat mendadak ada masalah penting di perusahaan yang harus di beresin. Nanti kalau sudah beres aku janji deh pasti ketemu kamu". Kevin berusaha merayu Arleta agar tidak marah.

"Kamu tau ga, belakangan ini aku terus yang telpon kamu. Itupun kadang ga di angkat". Arleta tetap protes.

"Masa sih sampe segitunya? Maaf deh sayang kamu ngertiin aku ya, aku cuma ga mau bikin papa kecewa. Nanti aku hubungin kamu kita janjian ketemu". Janji Kevin lagi.

" Ya sudah, ada banyak yang mau aku omongin. Nanti kamu telpon aku ya!".

"Ok baby, aku rapat dulu ya. Nanti beres masalah ini kita ngobrol lagi". Kevin mengakhiri pembicaraan. Tapi janji tinggal janji Kevin tetap tidak memberi kabar. Arleta jadi bingung sendiri. Armando kakaknya sepertinya tidak suka jika dia membicarakan Kevin. Dari respon kakaknya jelas dia mulai tidak suka pada Kevin. Jangankan Armando, Arleta sendiri mulai marah dengan keadaan ini. Padahal dia punya janji pada Restandi untuk membuat keputusan. Dia jadi bertanya apa arti dirinya bagi Kevin? Apa pekerjaan lebih penting dari pada dirinya? Akhirnya Arleta putuskan untuk bicara dengan Restandi dulu. Mereka bertemu di kafe yang sama. Waktunya Restandi yang tentukan karena Arleta bisa mengerti kesibukan pria itu.

"Sorry aku terlambat. Operasinya tadi agak lama". kata Restandi yang baru datang.

"Ga masalah, aku ngerti kamu pasti sibuk". Arleta tersenyum manis. Ini yang Restandi suka dari Arleta, ternyata gadis ini pengertian. Mungkin karena itu hubungannya dengan kekasihnya bertahan pikir Restandi.

"Jadi keputusanmu apa?". Restandi tidak membuang waktu. Dia sangat ingin tau jawaban Arleta. Belakangan ini dia terpikir terus akan keputusan gadis cantik itu.

"Sebenarnya aku belum memutuskan. Aku bingung harus bagaimana. Aku punya pacar dan hubungan kami tidak sebentar. Aku cinta dan sayang sama dia jahat kalau aku tiba-tiba ninggalin dia. Hati aku juga ga rela kalau harus pisah" jelas Arleta.

"Jadi mau kamu apa?". Restandi merasa tidak suka dengan apa yang Arleta katakan. Walaupun dia sudah bisa memperkirakan Arleta menolak perjodohan ini, tapi Restandi masih mencari celah untuk mendapatkan Arleta.

"Jujur aku juga bingung dengan hubungan kami. Di satu sisi aku juga merasa di abaikan oleh dia. Sebenarnya aku ingin kami bicara bersama. Jika memang hubungan ini tidak ada harapan aku akan menerima perjodohan itu".wajah Arleta memperlihatkan kesedihannya. Dia sudah bisa merasakan keluarganya mulai tidak suka pada Kevin. Tapi Arleta bisa mengerti keluarganya sayang padanya. Mereka tidak mau Arleta tidak bahagia. Khususnya Armando. Restandi sendiri bisa memahami perasaan Arleta. Gadis cantik ini diabaikan pujaan hatinya. Dia jadi tersenyum, ini celah yang dia cari.

"Ya kamu memang harus bicara baik-baik dengan dia". Restandi berusaha terlihat bijaksana.

"Tapi gimana mau bicara, ketemu saja susah". keluh Arleta. Melihat Restandi yang pengertian begitu Arleta tidak sungkan lagi bicara.

"Arleta hal seperti ini tidak etis di bicarakan lewat telpon, aku ngerti. Begini saja, aku mau temani kamu untuk ketemu dia di Singapore. Cuma temanin kamu, nanti kamu sendiri yang bicara sama dia". Restandi menawarkan kesepakatan yang membuat Arleta terkejut.

"Hah". untuk kedua kalinya Arleta tetukau dengan pemikiran pria ini. Dia semakin tidak percaya dengan apa yang di dengar.

"Kita sama-sama butuh kejelasan kan? Jadi ayo kita perjelas semuanya. Sekali lagi aku katakan Arleta aku tidak akan mundur. Tapi aku tidak mau memaksa kamu dalam mengambil keputusan. Aku bantu kamu untuk memperjelas hatimu tapi syaratnya kamu harus merahasiakan keberangkatan kita dari siapapun. Gimana?". Restandi memperlihatkan keseriusan pada wajahnya.Arleta jadi mengerti dengan maksud baik pria ini.

"Termasuk dari Kevin?". tanya Arleta.

"Ya termasuk dia!". tegas Restandi. Kenapa Arleta merasa Restandi juga tidak suka pada Kevin ya? Tapi mungkin karena perjodohan ini.

"Baiklah kita pergi bersama. Waktunya kamu saja yang atur. Kamu kan yang lebih sibuk dari aku". Arleta tersenyum manis. Harus dia akui ide pria ini bagus juga. Dia memang harus ketemu Kevin. Ada yang menemaninya pergi dia jadi merasa lebih nyaman .

"Kalau begitu aku akan atur pekerjaanku dan nanti aku kabari kapan kita berangkat ". Restandi tidak bisa menahan senyumnya. Arleta memakan umpan yang dia lemparkan. Restandi yakin gadis ini akan jadi miliknya.

"Karena aku sudah meluangkan waktuku, kamu mau aku temanin ke suatu tempat atau yang lainnya?". tanya Restandi baik hati. Arleta berpikir sesaat.

"Maaf, aku ada perlu. Lebih baik kamu mengurus keberangkatan kita . Semakin cepat semakin baik". Arleta menolak, ada satu tempat yang ingin dia datangi seorang diri.

"Jangan-jangan kamu ingin cepat berangkat karena kangen sama dia ya?". tanya Restandi jelas tidak suka.

"Bukan begitu tau. Aku pingin jelas semuanya". Arleta merasa di tuduh tapi dia tidak bohong ingin kejelasan hubungannya dengan Kevin. Setelah berpisah dengan Restandi, Arleta menuju ke satu tempat. Sambil memikirkan pembicaraan tadi. Orang yang dia cintai justru tidak menganggapnya penting. Tapi orang yang tidak dia cintai malah mendesaknya kearah yang lebih pasti. Arleta tidak habis pikir apa lagi dengan kata-kata perpisahan Restandi tadi.

"Arleta, masa depan kamu ada di tanganmu sendiri". ya keputusannya yang menentukan apa yang akan dia jalani.

Arleta tiba di depan rumah keluarga Monta. Rumah Kevin.Dia bersahabat dengan putri bungsu keluarga ini. Revita Irma Mont. Mereka bersahabat dari SMA. Karena persahabatan mereka juga dia jadian dama Kevin. Pria itu kuliah di luar negeri baru pulang setelah lulus. Pada saat itu baru Kevin mengenal Arleta. Katanya sih dia jatuh cinta pada Arleta dan terus mendekati gadis itu. Usahanya di dukung oleh adiknya Revita. Tiga tahun hubungannya dengan Kevin membuat Arleta semakin akrab dengan keluarga ini. Arleta mengetuk pintu yang membukanya mama Kevin, Tante Riana.

"Aduh anak mama baru datang lagi. Kemana saja? ". Riana menyambut riang kedatangan Arleta. Dia sayang pada gadis ini. Arleta tersenyum senang oleh Riana.

3.Kebaikan Restandi

Keluarga Monta tidak mendengar tentang perjodohan Arleta. Tidak enak juga jika mereka sampai tau.

"Ma sudah dengar kabar Kevin?". tanya Arleta ingin tau.

"Loh justru mama mau tanya kamu". Riana menarik Arleta ke ruang keluarga.

"Katanya sih lagi sibuk, tapi nanti mau ketemu Leta". jelas Arleta tapi tetap tidak mengatakan kapan terakhir bicara dengan Kevin.

"Bagus deh. Ah anak itu bikin bingung saja, sibuk terus. Kamu sudah makan sayang?". Arleta menggangguk.

"Revi mana ma?". rumah itu terlihat sepi.

"Ada di kamarnya, dari tadi ga turun-turun. Ke sana lihat, dia pasti seneng kamu Dateng". Riana menunjuk ke atas, kamar Revita memang di lantai dua rumah itu.

"Leta liat Revi dulu ya ma". Arleta langsung menuju kamar Revita. Riana menatap Arleta pergi. Sebenarnya dia masih rindu pada Arleta, tapi dia memahami hubungan akrab Arleta dan Revita. Arleta memasuki kamar Revita tanpa mengetuk pintu. Tentu saja Revita terkejut.

"Hai ngapain?". tanya Arleta. Revita sedang memilih gaun-gaun miliknya.

"Bikin kaget saja. Lagi pilih gaun buat pestanya sepupu Arlan". jelas Revita. Arlan kekasih Revita yang di pacarinya tiga bulan yang lalu. Wajah Revita berseri-seri.

"Undangan untuk apa nih?". Arleta penasaran ikut melihat-lihat gaun Revita.

"Pernikahan". jawab Revita.

"Hm...yang ini saja". Arleta menarik gaun warna kuning gading dengan model yang sederhana namun terlihat anggun. Revita mengambil gaun itu memperhatikannya sejenak lalu mengangguk setuju. Gaun itu di gantung ya di belakang pintu kamarnya, setelah itu dia membereskan gaun-gaun yang lain.

"Ada apa nih tumben ninggalin klinik. Bukannya sekarang lagi sibuk?". Revita menatap Arleta yang duduk di sofa single miliknya. Sedangkan dia sendiri duduk di tempat tidur dengan menyilangkan kaki.

"Iseng saja. Sudah lama juga kan kita ga ngobrol bareng". Arleta tidak dapat membayangkan bagaimana reaksi Revita jika tau dia di jodohkan.

"Iya sih. Tadinya aku mau main ke klinik tapi belum sempat. Aku lagi interviuw kerja di tempat Arlan. Kalau di terima kita bisa berangkat kerja bareng ". Revita bercerita sambil tertawa. Arleta jadi merasa iri.

"Kevin telpon ga?". tanya Arleta tepat pada tujuannya. Dia ingin tau apakah Kevin memberi kabar pada Revita. Ternyata gadis itu malah menggeleng.

"Kirain dia asik-asikan sama kamu? sudah lama juga dia ga pulang. Apa Kevin ga menghubungi kamu sama sekali?". tanya Revita terkejut. Gila juga ya abangnya, gadis yang dia kejar-kejar dulu diabaikan begitu saja.

"Ada sih tapi ga bisa ngobrol banyak". Arleta tidak bilang kalau dia yang selalu menghubungi Kevin. Jawaban itu sepertinya membuat Revita puas.

"Aku ambilin minum dulu ya!". Revita beranjak keluar. Arleta juga keluar tapi dia masuk ke kamar Kevin. Kamar itu bersih tapi terkesan dingin karena penghuninya lama tidak ada. Arleta memandang sekeliling kamar dengan perasaan galau. Matanya terpaku pada foto-foto yang Kevin pajang. Arleta pun menghampiri dan memperhatikan, sebagian besar foto dirinya dan Kevin. Tiba-tiba Revita masuk.

"Kamu kangen sama Kevin ya?". tanya Revita lembut. Dia melihat wajah sendu sahabatnya. Arleta hanya tersenyum malas.

"Sabar ya, nanti aku bilang papa bang Kevin suruh pulang. Biar bang Rangga yang kerja di sana, dia kan ga punya pacar". Revita menghibur , Rangga abang nomer duanya memang sampai saat ini belum punya gandengan. Menurut Revita tidak masalah kerja di mana saja tidak ada kekasihnya.

"Masa sih?". tanya Arleta penasaran. Ganteng begitu ga punya pacar.

"Jual mahal sih dia. Nih mama buatin air jeruk buat calon menantunya tersayang". Revita menyodorkan gelas minuman pada Arleta. Mereka keluar menuju kamar Revita lagi. Perkataan Revita malah membuat Arleta tidak nyaman. Tapi Arleta sudah bertekad tidak akan bicara dulu tentang perjodohannya sebelum bicara dengan Kevin. Termasuk keberangkatannya ke Singapore nanti. Dia ingat pesan Restandi untuk merahasiakan kepergian mereka. Duduk di kamar Revita yang mereka bicarakan hanya hubungan Revita dan Arlan. Sejauh Arleta bertanya ternyata tidak ada kabar dari Kevin ke keluarganya. Arleta merasa cukup mencari tau. Tiba-tiba dia merasa sangat jauh dengan Kevin. Ada apa dengan perasaannya ini? Ternyata keanehan Kevin bukan hanya pada dirinya, tapi juga pada keluarganya. Arleta jadi merasa kalau Kevin benar-benar sibuk di sana.

Restandi sudah menentukan waktu keberangkatan mereka. Arleta berterus terang pada Armando tentang rencananya dan Restandi. Semula Arleta bingung alasan apa yang akan dia katakan pada orangtuanya. Tapi Armando menyuruhnya pergi saja, aladannya nanti menjadi urusannya. Maka Arleta pun berangkat bersama Restandi. Pergi bersama pria itu Arleta jadi tertarik ingin tau seperti apa Restandi. Sambil mengobrol dia memperhatikannya. Restandi seusia dengan Kevin tapi pembawaannya lebih tenang. Dia lebih dewasa dan jelas terlihat apa yang dilakukannya di putuskan dengan hati-hati. Sepertinya tipe anak yang berbakti, tidak ingin membuat orangtuanya malu atau susah. Arleta masih bingung melihat pria ini perduli padanya. Memang Arleta akan jadi tunangannya tapi kan harusnya Arleta bisa pergi sendiri ke Singaore. Tidak jau juga, dan harusnya dia dari waktu yang lalu melakukannya. Hingga tidak galau begini.

"Kamu kenapa pingin jadi dokter?". tanya Arleta ingin tau. Mereka duduk berdampingan di pesawat.

"Bukan aku yang pingin tapi papaku". jawab Restandi terus terang. Mata Arleta membesar, baru tau menjadi dokter bukan keinginan Restandi.

"Maksud aku papa yang ingin aku jadi dokter, tapi ahli jantung itu pilihan aku sendiri". jelasnya sambil tersenyum. Dia merasa reaksi Arleta itu lucu.

"Ko kamu mau aja jadi dokter? terus kenapa jantung?". tanya Arleta lagi.

"Ya selama otakku masih bisa terima kenapa engga? aku pilih jantung karena aku sedang mencari jantung hatiku. Aku penasaran nih apa detak jantungmu seirama dengan detak jantungku?". Restandi menatapnya menggoda. Arleta langsung memalingkan wajahnya. Jawaban konyol pikirnya. Tapi mungkin itu di butuhkan agar mereka tidak bosan.

"Kalau kita benar jadi menikah, kita kan ga saling cinta apa akan berhasil?". Arleta mencoba lagi, ingin tau pemikiran Restandi.

"Arleta, walau aku tidak punya perasaan cinta padamu tapi kalau aku bersedia menikah denganmu aku akan berkomitmen. Aku bertanggung jawab untuk menjagamu karena kamu istriku. Aku juga akan memperlakukanmu dengan baik karena aku sudah memutuskan untuk menikah denganmu. Aku harap kamu juga bisa seperti itu , jalannya akan mudah bagi kita nanti". jelas Restandi serius. Arleta menganggukan kepala.

"Aku akan belajar mencintaimu bukan dengan otakku tapi hatiku. Aku janji akan selalu ada untukmu". Restandi tersenyum manis. Arleta tidak tau harus berkata apa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!