NovelToon NovelToon

Sang Putri Asli: Sandiwara Calista

Chapter 01

Di dalam ruang kerja Count Arzel Tran Wheatley, seorang wanita Tua tengah berlutut—Tidak, lebih tepatnya sedang bersujud. Membuat Count Arzhel kebingungan.

“Mharta, apa yang ingin Kau katakan sampai bersujud ? Bangunlah dulu. Beldia akan marah jika salah mengira Aku menindas Mu di ruang kerja ini.” Saran Arzhel yang berjalan mendekati Martha namun wanita paruh baya itu kembali bersuara.

“Perkataan yang akan terucap dari mulut ini sangat lancang Tuan. Sikap sujud ini bukanlah masalah besar.”

“Baiklah kalau begitu, Kau boleh mengatakan apapun Martha. Sekalipun Kau melakukan kesalahan besar, Aku dan Beldia akan melindungi Mu.” Putus Arzhel akhirnya, lantaran jika hanya berdebat, maka Martha akan bersujud lebih lama.

Martha menarik garis senyum di wajah nya yang sudah keriput, kemudian berucap. “Anda terlalu baik Tuan Count. Anda maupun Nyonya Countess yang Saya rawat sejak dilahirkan, dan bahkan sampai menikah dan memiliki anak. Kalian berdua merupakan pasangan suami istri yang mempunyai hati yang lembut pada orang-orang seperti Kami sekalipun derajat Kita berbeda. Itulah sebab nya Saya bisa ada di sini untuk menyampaikan kegelisahan yang mengganjal ini...”

“... Tuan Count, Saya membesarkan Nyonya Beldia dengan mencurahkan seluruh jiwa dan raga Saya, tidak sampai disitu, Saya mendapat kesempatan luar biasa untuk merawat dan membesarkan anak Nyonya Beldia, Nona Amrielle. Saya seolah memiliki Cucu. Saya selalu mengamati tumbuh kembang Mereka. Selalu. Maka setelah bertemu beberapa kali dengan Nona Faelynn, ada keraguan yang mencuat.”

“...Wajah Nona Faelynn sekilas memang mirip dengan wajah Nona Amrielle, namun sekeras apapun Saya memperhatikan nya, Nona Faelynn berbeda sekali dengan Nona Amrielle yang Saya kenal. Dia tidak memiliki hati selembut Ibu dan Kakek Nenek nya. Walau Saya berusaha meyakini diri bahwa sikap Nona Faelynn seperti itu karena insiden 20 tahun lalu, tetapi naluri saya menolak. Insting Saya di paksa untuk terus curiga pada Nona Faelynn. Maafkan kelancangan hamba yang hina ini.”

Usai menuturkan semua yang ada dalam isi kepala, Martha sudah siap jika kepalanya harus di penggal. Namun dengan langkah kaki yang stabil, Arzhel mendekati nya kemudian membantu Martha berdiri.

Martha melihat iris Mata Count Arzhel, namun tidak ada kilatan kemarahan sedikit pun. Padahal Martha sudah berani meragukan identitas Cucu dari Sang Count Wheatley.

“Terimakasih karena sudah menyuarakan pendapatmu, Martha. Sebenarnya Beldia akan mengatakan hal ini, namun Aku akan mendahuluinya.”

“?” Dengan jelas Martha di banjiri tanda tanya. Apa yang akan diberitahukan oleh Nyonya yang Dia besarkan dan layani itu ?

“Hari ini, Aku dan Beldia akan membuktikan kecurigaan yang Kami rasakan selama ini. Kecurigaan yang sama dengan Mu.”

“Nyonya juga merasakan hal yang sama ?”

Sambil melangkah ke arah pintu, Count Arzhel berbalik dan bersuara.

“Kau yang membesarkan Amrielle saja bisa merasakan hal ini. Akan sangat tidak masuk akal jika Dia yang mengandung dan melahirkan Amrielle, tidak merasakan hal yang Kau rasakan saat melihat Faelynn.”

“!!” Netra nya memanas. Martha ingin menangis. Jika kecurigaan Mereka benar, sehancur apa Pasangan Count dan Countess Wheatley nanti?

“Kami akan pulang besok, tentu dengan jawaban dari kecurigaan ini. Tolong jaga Kediaman selama Kami tidak ada.” Pinta Arzhel dan berjalan pergi meninggalkan Martha yang menjawab ‘Baik Tuan Count’ dengan linangan air mata.

...•••...

Count dan Countess Wheatley awalnya hanya memiliki satu Putri, yaitu Amrielle Tran Wheatley. Saat Putri Mereka berumur 10 tahun, Mereka berlibur ke wilayah timur yang memiliki pantai indah.

Di sana tanpa sengaja Amrielle menemukan gadis pengemis yang rupa wajah sungguh mirip dengan diri nya. Amrielle pun menginginkan gadis itu untuk menjadi adiknya. Karena Ayah dan Ibu sangat mencintai Amrielle, permintaan nya di turuti. Count pun mengadopsi gadis itu menjadi anak nya dan di beri nama Fiorrela Wheatley.

Kemiripan wajah mereka bak pinang di belah dua usai Fiorrela mendapat perawatan ekstra. Walau demikian, Beldia tidak merasakan kecurigaan sedikitpun. Namun Arzhel tetap melakukan pemeriksaan kecocokan, dan Mereka terbukti tidak memiliki hubungan darah.

...•••...

Langkah Kaki Arzhel Tran Wheatley membawanya ke tempat sang Istri berada, Beldia Fleur Evoloria. Sesuai laporan pelayan, Beldia lagi-lagi tengah memandang lukisan besar yang tergantung di dinding saat memasuki Kediaman Count.

“Sayang...” Panggil Arzhel yang langsung merangkul pundak Beldia dan mendaratkan kecupan. Keriput di wajah Beldia tidak menghilangkan sedikitpun kecantikan di mata Arzhel. Selalu seperti itu sejak Mereka pertama kali bertemu, hingga saat ini.

“Kau sudah membawa kalung itu, sayang ?” Tanya Beldia dengan mata yang tidak beralih sedikitpun dari lukisan.

Lukisan indah yang berisikan empat orang yang terdiri dari Arzhel Tran Wheatley, Beldia Fleur Evoloria, Putri Amrielle Tran Wheatley dan juga putri Fiorrela Wheatley. Tersenyum dengan bahagia semua orang yang ada di lukisan itu. Sayangnya saat ini, gadis dengan senyum paling lebar dan paling bahagia di lukisan itu sudah tiada. Dia sudah pergi ke tempat lain sejak insiden 20 tahun lalu.

“Iya Beldia, Aku mampir ke ruang kerja sebentar untuk masuk ke brankas pribadi.”

Beldia menyandarkan kepala di da*da bidang sang suami, pikiran yang terlalu penuh membuat kepala nya terasa berat. Dengan nafas yang terhembus panjang, Dia bersuara.

“Haahh... Arzhel, semoga hari ini kecurigaan Kita pada Faelynn tidak terbukti benar. Jika tidak, dugaan-dugaan mengerikan itu akan menjadi kenyataan. Aku belum siap dengan rasa kecewa,” mata Beldia memanas. Dia ingin menangis, saat ini juga.

“Beldia, Kita harus kuat. Tahan dulu tangis Mu, Kita harus memastikan kebenaran terlebih dahulu kan ? Ayo berangkat. Semakin cepat Kita sampai, semakin cepat Kita mendapat jawaban.”

“Umm.. Aku terlalu memiliki hati yang lemah, Arzhel.”

Mereka berdua pun menaiki kereta kuda. Menempuh perjalanan hampir dua jam, dan sampai di portal besar yang akan mempersingkat waktu perjalanan yang seharusnya memakan waktu tiga hari penuh. Sangat di disayangkan portal ini baru selesai di sempurnakan sejak sepuluh tahun yang lalu, jika muncul lebih awal saja, kereta kuda yang di pakai oleh Amrielle tidak akan mengalami kecelakaan yang menewaskannya.

...***...

Count dan Countess wheatley memasuki aula pesta ulang tahun diadakan. Kedatangan Mereka di umumkan, dan langsung disambut dengan senyum lebar dari pemilik kediaman juga gelar yang lebih tinggi dari Ayah Mertuanya, Grand Duke Jarrel Acheson Chamberlain. Yang merupakan menantu dan juga menjadi suami dari kedua Putri Count Wheatley.

Tentang menantu dari kedua putri, begini penjelasan singkatnya.

...•••...

Saat berusia 20 tahun, Amrielle menikah dengan Grand Duke Chamberlain yang berumur 25 tahun. Dari pernikahan itu, Mereka di karuniai seorang anak laki-laki. Saat si sulung berusia tujuh tahun, lahir lagi anak dengan jenis kelamin perempuan di keluarga Grand Duke Chamberlain.

Saat Putri Grand Duke berusia dua bulan, Amrille sangat merindukan Ayah dan Ibu nya. Setelah dibujuk dengan berbagai cara, Jarrel mengijinkan sang Istri untuk pergi dengan penjagaan kesatria yang ketat. Lantaran Dia tidak bisa meninggalkan kediaman saat situasi politik yang bergejolak di Kerajaan Nethoria saat itu.

Sehari setelah kepergian Grand Duchess Chamberlain dengan penjagaan ketat, cuaca tiba-tiba memburuk. Hujan deras terus turun hampir 10 jam, Kereta kuda terpaksa berhenti di tengah hutan karena tidak bisa melanjutkan perjalanan dalam situasi ekstrim. Rute berkilo-kilo harus di tempuh jika ingin sampai di penginapan.

Dua hari setelah cuaca yang memburuk itu, Kediaman Count Wheatley digemparkan dengan Putri Amrielle yang belum juga sampai di kediaman Mereka. Hal yang sama terjadi di Kediaman Grand Duke Chamberlain.

Pencarian dilakukan. Dan orang pertama yang menemukan kereta dengan lambang Grand Duke Chamberlain adalah Fiorrela. Menurut Fiorrela, kereta itu tergeletak dalam keadaan yang sangat hancur. Nampak jatuh dari ketinggian dan terbawa arus sungai yang bergelora saat cuaca yang memburuk beberapa hari yang lalu.

Dia dengan kesatria pengawal langsung menyusuri rute air sungai dan mendapati tangis bayi yang berada di pinggir tebing. Setelah melewati rute yang aman, bayi berusia dua bulan itu berhasil diselamatkan walau terancam hampir mati karena demam tinggi yang membelenggunya selama beberapa hari.

Pencarian jenasah para kesatria, pelayan yang ikut dengan Amriella maupun Grand Duchess Chamberlain dilakukan selama setahun penuh sebelum pencariannya resmi dihentikan. Jarrel seperti orang gila yang meyakini bahwa Istrinya masih hidup. Namun sungguh, semuanya menghilang seolah di telan bumi kecuali Putri kecilnya. Tidak ada jejak apapun yang tertinggal. Cuaca yang sempat memburuk saat itu menutup jejak-jejak penting yang seharusnya ada.

Kemudian, di ujung kegilaannya, Fiorrela muncul dengan sikap keibuan dan merawat putra sulung maupun Putri bungsu Jarrel. Sebenarnya Fiorrela tidak ingin merawat anak kakak nya, namun putri kecil yang Dia temukan itu tidak mau lepas dari rengkuhan Fiorrela sedikitpun.

Dia akan menangis histeris, sehingga Count dan Countess beserta Jarrel sepakat agar Fiorrela yang akan merawat anak-anak kedepan nya. Namun rupa yang mirip sekali dengan sang Kakak, membuat Jarrel tak kuasa menahan kerinduan.

Karena Fiorrela memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak, dan setelah meminta dengan sungguh-sungguh pada Count dan Countess Wheatley... Jarrel pun diijinkan menikah dengan Fiorrela yang pada saat itu tidak keberatan sedikitpun saat di lamar oleh suami Kakak nya.

...•••...

Cukup rumit hubungan yang terjalin di antara Mereka saat ini. Seperti benang yang sudah kusut dan sulit di lerai. Banyak potongan Puzzle hilang yang tidak disadari banyak orang. Sehingga yang tersisa hanyalah rasa kecurigaan yang kebenarannya akan terlihat saat benda itu dilingkarkan pada leher anak itu. Satu-satunya yang selamat dari insiden yang menelan semua orang tanpa meninggalkan jejak apapun, Faelynn Lirael Chamberlain.

...***...

...•••...

...Hai Guys👋, untuk kedepannya bisa panggil Aku dengan sebutan 'Neo' ataupun 'Kak Neo'. Sekedar informasi, hari ini Aku up 4 Novel di aplikasi Noveltoon, masing-masing 5 Chapter. Silahkan dibaca kalau tertarik ya♥️ Judul novel nya itu Neo list di bawah ya👇...

...1. Sang Putri Asli: sandiwara Calista...

...2. Chased by Love: My Hot Ex's Uncle...

...3. Balas dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan...

...4. Agen Black VS Pelaku Bullying di tubuh anak SMA...

...Semuanya hasil haluan Neo, jadi jangan coba-coba menuduh yang tidak-tidak ya~ Okay, kalau suka silahkan lanjut ke chapter selanjutnya Guys♥️. Jangan lupa like dan komen juga ya♥️ Thank You♥️...

^^^Awal update: Selasa, 01 Juli 2025^^^

^^^End : ??^^^

Chapter 02

“Ayah, bagaimana kabar Mu ?” Ucap Jarrel menyambut kedatangan Mertuanya.

“Tentu saja baik,” jawab Arzhel dengan senyum di wajah

“Dimana Putri dan Cucuku ?” Papar Beldia.

“Hahaha, tenang saja Ibu. Aku tidak menyembunyikan Mereka. Itu—“ Perkataan Jarrel terhenti saat dua wanita yang sangat spesial dalam hidupnya tengah berlari ke arah Mereka berdiri.

“Kami merindukan kalian,” ucap Faelynn dan Fiorrela kompak saat memeluk Count dan Countess.

Suasana harmonis nampak jelas sekali dari Mereka, para tamu yang lain tidak kaget lagi dengan pemandangan seperti itu. Karena sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sekeras dan setegas apapun penampilan Grand Duke Chamberlain saat diluar, Dia akan menunjukkan sosok lembut di dalam keluarga kecil yang Dia bangun.

“Kakek, Nenek, mana hadiah ulang tahun Ku ?” Tagih Faelynn dengan mata yang berbinar-biar.

“Astaga, padahal Kau sudah mendapatkan hadiah yang menggunung sampai bingung akan diletakkan dimana, tapi Kau masih rakus dengan hadiah ?” Sambar Jayendra Acheson Chambelain, si Putra sulung.

Perdebatan mulut terjadi antara kakak dan adik itu, terlihat tidak ada yang mau mengalah. Namun disaat bersamaan terlihat jelas bahwa Mereka saling menyayangi. Kakek, Nenek beserta Ayah dan Ibu menyaksikan Mereka berdua sambil terkekeh. Ikut bahagia dengan hubungan Mereka yang akur.

“Tentu Kami membawakan kado untuk Mu, Sayang.” Tutur Beldia yang langsung mengalihkan perhatian Mereka.

“Mana ? Mana hadiah Ku ?” Ucap Faelynn tidak sabar.

Arzhel mengeluarkan kotak kecil dari saku jas dan memberikan sebuah kotak pada Faelynn.

Dengan cekatan Dia membuka kotak itu, dan iris matanya nya langsung disuguhkan dengan liontin pada kalung yang diukir dengan sangat indah. Jayendra pun sampai melongo, belum pernah Dia melihat kalung dengan liontin yang di ukir seperti ini. Seolah keindahan air laut yang sedang bergelombang terpahat di liontin kecil itu.

“Pakaikan untuk Ku, Nenek.” Pinta Faelynn tak sabaran.

Beldia mengangguk dalam senyuman dan memakaikan kalung itu di leher Faelynn.

“Indah sekali!” Puji Jayendra dan di setujui oleh yang lain.

DEG

DEG

DEG

Jantung Count dan Countess wheatley mengalun dengan dentuman yang keras. Menantikan reaksi dari kalung yang baru dipasangkan.

Selain Mereka berdua, tidak ada seorangpun di aula pesta itu yang mengetahui fakta di balik kalung yang baru saja di pakaikan di leher Faelynn.

...•••...

Keluarga Wheatly memang tidak memiliki satu keturunan pun yang dominan dalam hal sihir, namun mereka memiliki karakteristik darah yang unik.

Dulu sekali, saat keluarga Wheatly di landa krisis identitas lantaran Count sebelumnya yang suka meniduri banyak wanita, terdapat banyak sekali anak-anak yang mengaku memiliki darah Count Wheatly. Alhasil, setelah melakukan penelitian untuk membuktikan siapa saja yang merupakan keturunan Wheatly, di temukan fakta bahwa keturunan Wheatly selalu memiliki karakteristik darah yang sama. Darah yang tidak sama dengan manusia yang tidak ada hubungan nya dengan darah Wheatly.

Pemeriksaan darah yang belum mutakhir, membuat Mereka menciptakan kalung yang diukir berdasarkan rumus sihir yang dirancang sedemikian rupa sehingga akan bersinar saat dipakaikan pada siapa saja yang memiliki darah Wheatly.

Hal itu berhasil membuktikan siapa saja yang mengaku-ngaku dan merekapun menemui akhir yang tragis. Seiring perkembangan jaman, kalung itu di simpan di brankas rahasia yang ada di ruang kerja Count dan tidak pernah dikeluarkan lagi. Kalung itu akan selalu diberitahukan pada penerus Count selanjutnya. Dan karena tidak ada kasus seperti itu lagi, orang-orang yang tidak ada hubungan Keluarga dengan Wheatley yang tau tentang keberadaan kalung ini sudah di lahap waktu.

...•••...

Dan saat ini, kalung itu sudah terpasang di leher Faelynn. Berdasarkan catatan di brankas, kalung itu akan bereaksi paling lama dua menit usai terpasang di leher seseorang. Dan saat ini, sudah lima menit berlalu dengan pujian banyak orang tentang kalung yang dipakai Faelynn.

Kalung itu tidak bersinar bahkan tidak menunjukkan reaksi apapun. Padahal saat di pakai Amrielle dulu, kalung itu langsung bersinar terang dengan cahaya biru yang sangat memabukkan mata. Cahaya itu hanya muncul sekali, namun berbekas di ingatan. Namun cahaya yang memabukkan itu tidak muncul saat ini.

Membuat seluruh tubuh Beldia bergetar hebat. Dengan jemari tangan yang menutup mulut, Beldia menangis tanpa suara. Semua mata langsung tertuju pada Count dan Countess yang tengah menitihkan air mata.

Fiorrela mendekat dan menggenggam tangan Beldia, kemudian berucap.

“Ibu, apa yang terjadi ? Apa anak-anak tidak sengaja melukai perasaan Mu ?”

Suara Fiorrela yang mengalun halus itu membuat Beldia merinding. Merasa ngeri pada sikap nya yang tertutup dengan sangat baik.

“Aku tidak kenapa-napa Fio.” Tutur Beldia menggeleng pelan. Agar semua mata yang melihat percaya, Beldia pun mengeluarkan alasan lain.” Aku hanya terharu. Faelynn sudah sangat Dewasa. Dia mengingatkanku pada Kakak dan juga diri Mu saat berusia 20 tahun beberapa tahun silam. Semuanya terasa baru kemarin. Tapi lihat sekarang, cucu Ku sudah resmi menjadi gadis dewasa. Sebentar lagi Dia pasti akan menjadi istri orang lain.”

Para tamu hadirin pun ikut merasa haru. Perkataan Beldia memiliki kesan yang mendalam. Dia hanya merindukan Putri nya yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu.

“Maafkan Kami yang sudah tua renta ini karena menangis dan mengacaukan suasana pesta.” Ucap Arzhel sambil merangkul pundak sang Istri.

Melihat kondisi Beldia yang semakin menjadi, membuat Arzhel pamit menuju ruang istirahat. Dia berjanji akan bergabung setelah menenangkan diri nya dan juga sang Istri.

Kedatangan Putra Mahkota yang merupakan Tunangan Faelynn membuat suasana kembali hidup. Sehingga suasana canggung tidak jadi membekukan pesta yang tengah berlangsung.

...***...

Di ruang istirahat, setelah memastikan bahwa pintu terkunci, tubuh Beldia reflek luruh ke lantai. Tubuhnya langsung dimasukkan ke dalam pelukan Arzhel, dan tangis yang tertahan langsung pecah.

“Ohh anak Ku.. Putriku... Buah hati Ku.. Aggghhh... Apa yang telah terjadi pada Mu ? Maafkan Ibu.. Ini karena Ibu mengizinkan Mu untuk menjadikan wanita itu sebagai adik.. Maafkan Ibu—“

“Ini bukan salah Mu.” Potong Arzhel dalam tangisnya.”...Aku yang mengijinkan hal itu, sehingga kejadian mengerikan ini dapat terjadi.”

Beldia menggeleng keras dalam pelukan Arzhel, kemudian lanjut berkata.

“Wanita itu sangat mengerikan, Arz.. Dia sangat mengerikan. Dengan memanfaatkan wajah seperti malaikat, Dia mengendalikan segala nya. Aku yakin sekali Dia yang berada di balik semua ini... Aggghhh, Anak ku yang malang..”

“Kumohon jangan salahkan diri Mu. Salahkan saja Aku. Sebagai Suami ataupun Ayah, Aku gagal melindungi putri semata wayang Kita.”

Mereka berdua tenggelam dalam haru. Rasa bersalah menghujani Mereka tanpa henti.

Setelah lelah meluapkan air mata, kini Mereka berdua duduk dalam keadaan wajah yang berantakan.

“Aku akan mengambil kembali kalung yang Dia pakai.” Cetus Beldia dengan sungguh-sungguh.

“Baiklah. Jangan menonjol, karena anak itu pasti akan menjaga kalung nya dengan baik.”

“Dia bukan keturunan Kita, Aku tidak mempedulikan perasaan nya lagi. Tcih! Entah siapa ayah nya, tapi Aku yakin bahwa Fiorrelin adalah ibu nya. Anak itu punya kemiripan wajah yang hampir sama dengan diri nya. Dan Kita pun tau bahwa Fiorrelin memiki wajah yang sama dengan Amrielle.”

“Mari kita bahas ini saat pulang ke kediaman. Ya ?"

Satu anggukkan pelan menjadi jawaban.

"Beldia, Aku akan memanggil pelayan untuk memperbaiki riasan Mu. Kau bisa sendiri ?”

“Um... Cepatlah kembali.”

Setelah Arzhel pergi, Beldia mengatup tangan dan berkata dengan sungguh-sungguh.

“Ya Tuhan.. Ya Dewa... Siapapun Kalian yang punya kuasa pada dunia ini, tolong balaskan perbuatan wanita mengerikan itu! Jika Kalian tidak bisa memberikan karma karena kemuliaan dan belas kasih Kalian, Aku memohon pada Iblis pun tak masalah. Beri balasan yang setimpal pada wanita itu. Pada monster yang memakai kulit manusia itu. Aku tak masalah mempersembahkan tubuh dan raga yang sudah tidak berarti ini lagi. Kumohon, turunkan hukuman yang setimpal pada Nya!”

Entah Pencipta ataupun Penghancur, Beldia memohon dengan sepenuh hati hari itu. Tanpa mengetahui takdir apa yang sudah dirancang untuk masa mendatang.

...***...

...Hai Guys👋, Sekedar informasi, hari ini Aku up 4 Novel di aplikasi Noveltoon, masing-masing 5 Chapter. Silahkan dibaca kalau tertarik ya♥️ Judul novel nya itu Neo list di bawah👇...

...1. Sang Putri Asli: sandiwara Calista...

...2. Chased by Love: My Hot Ex's Uncle...

...3. Balas dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan...

...4. Agen Black VS Pelaku Bullying di tubuh anak SMA...

...Semuanya hasil haluan Neo, jadi jangan coba-coba menuduh yang tidak-tidak ya~ Okay, kalau suka silahkan lanjut ke chapter selanjutnya Guys♥️. Jangan lupa like dan komen juga ya♥️ Thank You♥️...

Chapter 03

Keesokan harinya setelah pesta perayaan ulang tahun Putri tunggal Grand Duke Chamberlain yang meriah, dengan alasan wilayah yang harus di urus... Count dan Countess Wheatley pun pulang dengan Beldia yang sudah mengambil kembali kalung yang tidak bersinar usai di pakai Faelynn. Tanpa ketahuan. Jika kedepannya ketahuan, Mereka berdua pasti tidak akan di masukkan dalam orang-orang yang perlu di curigai.

...***...

Seminggu berlalu dalam rasa frustasi. Arzhel maupun Beldia seolah hilang tujuan. Walau sudah mengganti lukisan besar yang di berisi sosok Fiorrella, itu masih belum cukup. Dan di tengah itu semua, seperti air yang turun ke Padang Gurun usai melewati kegersangan selama bertahun-tahun, entah muncul dari mana kertas kecil yang tergelatak di atas meja kerja Count Wheatley. Bukan kertas asal-asalan. Tetapi kertas yang berisikan informasi yang di butuhkan tanpa dicari.

 

...'Desa hijau, Desa paling udik di wilayah Wheatley. Rumah Gubuk tua, cucu Mu masih hidup.'...

 

Setelah membaca kertas kecil itu, bagaimana mungkin Arzhel tidak berlari bak orang gila ? Dia bertanya pada para pelayan dan kesatria, siapa yang baru memasuki ruang kerjanya ? Tidak ada jawaban yang memuaskan. Sungguh Tidak ada titik terang.

Tapi peduli apa Arzhel pada hal itu? Dia langsung memberi tahu Beldia, dan dengan kalung yang telah dikantongi, Mereka melakukan perjalanan ke Desa hijau yang masih termasuk dalam wilayah Wheatley. Desa paling udik, karena merupakan Desa yang hampir terisolasi dari orang luar.

Count Wheatley melakukan tugas nya dengan baik sehingga kebutuhan orang-orang yang ada di Desa hijau bisa terpenuhi, namun Dia memang tidak pernah turun sampai ke sana. Terlalu jauh. Terlalu udik. Tidak ada kepentingan yang mengharuskan Dia kesana.

Namun kini, Dia dan Beldia menempuh perjalanan lima hari karena belum ada akses portal sihir yang mengarah ke Desa itu.

...***...

Lima hari kemudian, setelah menempuh perjalanan panjang dan mengikuti instruksi tidak lengkap dari kertas yang di tinggalkan... Sampailah Count dan Countess di Rumah gubuk tua yang terletak di pedalaman Desa hijau.

Di bawah sinar mentari yang masih malu-malu menyentuh kulit, dibagian halaman gubuk... Berdiri seorang gadis yang baru selesai menjemur cuciannya.

“Hehehe. Aku akan makan roti dan minum susu untuk memulihkan tenaga.” Ucap nya penuh semangat, penuh keceriaan, seorang diri.

“Nak....” Panggil Beldia dengan da*da yang bergemuruh.

Merasa terpanggil, gadis itu berbalik. Sontak air mata Count dan Countess luruh saat wajah anak itu terpampang jelas. Sangat mirip dengan wajah Faelynn. Seperti Amrielle dan Fiorrela dulu, kini anak Amrielle pun memiliki wajah yang sama dengan anak yang ada di Kediaman Grand Duke Chamberlain.

“Oh, Cucu Ku...” pungkas Arzhel, bersama sang istri langsung memeluk gadis yang baru saja berbalik. Tangis mereka pecah.

Sama dengan sikap sang Ibu, gadis itu tidak menghempaskan tubuh dua Kakek Nenek yang memeluk nya. Walau tanpa penjelasan, walau dengan lancang langsung melanggar batas dan berpelukan, gadis itu dengan lembut menenangkan Mereka.

“Tuan dan Nyonya... Dari pakaian, nampak sekali Kalian orang terhormat, apa Kalian tersesat ? Tidak perlu khawatir. Saya akan membantu Kalian keluar dari desa yang asing ini.”

Tangis Mereka makin pecah saat suara lembut itu mengalun di pendengaran. Tidak menjawab, Mereka hanya memeluk gadis itu dengan erat. Melepaskan rindu yang memang milik nya sejak 20 tahun yang lalu.

...***...

Setelah meluapkan tangis, Count dan Countess di ajak masuk ke dalam gubuk tua. Tanpa ragu Arzhel dan Beldia menjelaskan semua nya. Tentang Sang Ibu yang dinyatakan wafat dalam insiden 20 tahun lalu, tentang diri nya yang dinyatakan selamat dari insiden dan fakta yang terkuak kemarin bahwa anak yang selamat itu bukan anak Amrielle. Serta yang terakhir, pesan singkat yang ada di atas Meja.

“Jadi saya adalah Cucu Kalian ?” Tutur gadis itu dengan wajah tidak percaya. “...Pasti ada kesalahan di sini.”

“Nak, boleh Aku tanya sekali lagi siapa nama Mu ?” Beldia menangapi.

“Calista Tran, Nyonya.”

Count dan Countess tersenyum. Arzhel pun bersuara. “Amrielle memberikan nama yang tidak lengkap pada Mu. Nama awal Mu itu sebenarnya Faelyn. Entah alasan kuat apa yang Amrielle miliki sehingga mengubah nama Mu seperti milik Ku. Walau tidak lengkap.”

“Tidak lengkap ? Tidak mungkin Tuan—“

“Namaku Arzhel Tran Wheatley. Amrielle hanya tidak menambahkan nama belakang Ku saja.”

Walau Calista merasa tidak mungkin orang dengan status terhormat sepert ini berbohong, tapi Dia tetap ragu. Keraguan itu nampak jelas di wajah nya.

“Bagaiman jika Kalian salah ? Bagaimana jika saya pun sejenis dengan ‘Faelynn’ yang Kalian sebutkan sejak tadi. Apa Kalian tidak merasa aneh tiba-tiba bisa menemui Saya di lokasi yang sangat jauh dari kediaman Kalian ? Ini sulit dipercaya...” Cetus Calista.

“Permisi sebentar,” Ucap Beldia dan memakaikan kalung pada Calista.

Sedetik kemudian, cahaya biru yang memabukkan mata bersinar terang. Dengan lembut cahaya itu memberi kehangatan. Sama persis. Cahaya itu sama persis dengan cahaya milik Amrielle saat memakai kalung beberapa tahun silam.

“Kalung itu akan bersinar saat dipakaikan pada orang-orang yang memiliki darah Wheatley. Kau melihatnya, Nak ? Kalung itu bersinar terang saat kau pakai, berbanding terbalik saat di pakai Faelynn—“

Drip drip drip.

Air mata terjun bebas di wajah Calista. Kesedihan langsung menerjang tubuhnya.

“Jadi Ibu adalah Wanita terhormat ? Ungg...” Dengan segenap tenaga, Calista berusaha mengatur nafas agar bisa berbicara. Tubuh nya luruh didepan Beldia yang masih berdiri, memegang ujung gaun, dan kembali bersuara.

“... Siapa yang memberikan kertas itu ? Siapa yang memberitahu tempat tinggal Ku ? Siapa ? Ugghh, kalau saja Dia menyampaikan hal ini lebih awal... Ibu bisa selamat... Agghhh.. Seharusnya Ibu bisa bahagia sekarang tanpa harus hidup dalam kecemasan karena pelarian... Kami semua akan selamat. Siapa orang itu ?” Calista menangis dalam pelukan Kakek dan Nenek yang baru Dia ketahui hari ini. Dia di peluk dengan sangat erat. Tangis nya menular, Mereka bertiga merasakan hal yang sama.

...***...

Kini Mereka bertiga tengah berdiri di depan kuburan milik Amrielle.

“Kapan Putri Ku meninggal ?”

“Lima tahun yang lalu. Ibu terkena penyakit menular yang pengobatannya baru di temukan sekarang. Sekalipun sudah ditemukan saat itu, Kami tidak memilki uang untuk membeli nya. Untuk makan saja Kami harus bekerja keras. Sejak awal orang miskin memang tidak boleh sakit.”

“Maaf Karena Kami sangat terlambat.”

“Tidak...” Calista menggeleng pelan. Dengan kedua tangan yang nampak banyak kapalan, bekas luka dan kuku yang pecah-pecah... Dia menggapai tangan Count dan Countess lalu lanjut bersuara “...'Tidak perlu meminta maaf', Ibu pasti akan mengatakan hal ini saat melihat Kita.”

Arzhel pun mendekap tangan yang menunjukkan bagaimana Dia bekerja keras selama ini, kemudian berucap dengan sungguh-sungguh. “Tenang saja Calista. Kami akan pastikan Kau mendapatkan semua hak Mu kembali. Semuanya, tanpa terkecuali!”

...***...

Setelah mengemasi barang-barang yang sejak awal tidak banyak, Calista tidak lupa membawa anting peninggalan sang Ibu. Siang Itu Calista meninggalkan Gubuk tua yang selama ini menemani nya dalam melewati suka duka kehidupan. Dia tidak berpamitan pada warga setempat, tidak ingin menciptakan suasana haru lagi.

Setelah menempuh perjalan jauh nan melelahkan, Calista tiba di kediaman Count Wheatley.

Semua orang yang berada dibawah naungan kediaman Count menyambut nya dengan hangat dan memperlakukan Calista dengan sangat baik. Semua orang ramah, semua orang langsung bisa mencintai Calista yang berperilaku baik. Yang memperlakukan semua orang dengan kelembutan. Dengan senyuman.

Karena hidupnya yang dipenuhi kebahagiaan, tidak terasa sudah dua minggu Calista berada di Kediaman Count. Ibarat mangkuk yang sudah lama kosong, kini di penuhi dengan kasih sayang yang diberikan cuma-cuma, tanpa syarat. Mangkuk kosong itu sampai tidak dapat menampung semua luapan kasih sayang pada Calista.

Dengan perlakuan seperti itu, Calista pun dapat beradaptasi dengan cepat di Kediaman Wheatley. Bahkan lukisan Calista yang duduk di kursi dengan Arzhel dan Beldia yang berdiri sambil memegang pundak Nya dengan tersenyum lebar sudah terpasang di dinding kediaman. Bersebelahan dengan lukisan Arzhel, Beldia dan Amriella yang telah di lukis ulang.

...***...

“Apa ? Barusan Kakek berbicara pada Ku ?”

Arzhel mengangguk pelan walau wajah Calista tampak tidak suka dengan perkataan barusan. “Kita akan pergi ke Kediaman Grand Duke Chamberlain hari ini.” Arzhel mengulangi perkataan Nya.

“Tapi kenapa Kakek ? Aku ingin tinggal di Kediaman ini selama Nya. Baik, Aku akan jujur. Aku takut dengan wanita itu, wanita yang membuat Ibu harus menjalani kehidupan yang sulit dan mengganti diri ku dengan bayi lain. Jika Dia ada di sana, Dia pasti akan—“

“Tidak perlu khawatir, Nak. Percaya pada Kakek. Saat ini Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Jika terjadi sesuatu pada Mu, semua mata akan langsung tertuju pada Nya.”

“Apa Kakek dan Nenek juga akan ikut tinggal di sana ?”

“Kami akan sering mengunjungi Mu.”

Netra Calista membola. Jawaban tadi sudah cukup jelas.

Arzhel dan Beldia memberikan pelukan pada Sang Cucu. Dengan nada rendah, Calista berucap. “Aku ingin tinggal di sini.”

“Tapi Kau harus mendapatkan semua hak Mu kembali, Sayang. Kami tidak bisa membiarkan orang jahat itu hidup dengan bahagia setelah menghancurkan kebahagiaan Amriella dan mencuri tempat Mu.”

Walau keberatan dengan keputusan Kakek dan Nenek, Calista sudah naik kereta kuda yang menuju ke Kediaman Grand Duke Chamberlain.

...***...

...Gimana ? Gimana ? Seru ? Suka nggak ? Kalau suka jangan lupa like dan komen ya. ...

...Sekedar informasi, hari ini Aku up 4 Novel di aplikasi Noveltoon, masing-masing 5 Chapter. Silahkan dibaca kalau tertarik ya♥️ Judul novel nya itu Neo list di bawah👇...

...1. Sang Putri Asli: sandiwara Calista...

...2. Chased by Love: My Hot Ex's Uncle...

...3. Balas dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan...

...4. Agen Black VS Pelaku Bullying di tubuh anak SMA...

...Semuanya hasil haluan Neo, jadi jangan coba-coba menuduh yang tidak-tidak ya~ ...

... Silahkan pergi ke Chapter selanjutnya usai meninggalkan jejak Guys😌♥️...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!