NovelToon NovelToon

Kesabaran Cinta...

Awal baru

Di pagi yang indah,berdiri gadis manis dengan hijab syar'i yang menutup hampir semua badannya.Dia adalah Fitri Choirunnissa yang biasa dipanggil Nissa,gadis manis yang sengaja datang ke kota S untuk mengejar cita-citanya.Aku bertekad kuat menggapai semua cita-citaku,aku ingin menjadi dokter spesialis anak.

Sengaja aku datang ke kota ini,aku menempuh pendidikan di salah satu universiatas kedokteran di kota ini.Aku mendapat beasiswa penuh dari universitas.Sengaja aku mencari jalus beasiawa,karena kedua orang tuaku tidak mampu membiayai kuliahku.Mereka bukan orang tua kandungku,tapi mereka memberikan kasih sayang sepenuhnya padaku seperti anak sendiri.Ayah dan ibu pasangan suami - istri yang belum dikaruniai keturunan.

Aku memang sengaja menempuh pendidikan di kota ini,agar aku bisa menjadi dokter spesialis anak.Jika tidak ada hambatan,tahun ini adalah tahun terakhirku di universitas ini.Beberapa bulan lagi,kemungkinan aku akan koas.Kebetulan ada rekomendasi dari universitas untukku koas di salah satu rumah sakit terbaik di kota ini.

"Nissa,kenapa kamu melamun?.Apa yang sedang kamu pikirkan?" ujar Dwi teman satu angkatan sekaligus teman terbaikku.

"Assalammualaikum,aku tidak melamun.Aku sedang berpikir tentang sesuatu" ujarku pada Dwi.

"Waalaikummsalam,maaf lupa" ujar Dwi padaku.

"Biasakan salam dulu ,biar selalu diridhoi!" tuturku pada Dwi.

"Memang kamu sedang berpikir soal apa?" tanyanya lagi.

"Aku sedang bingung memikirkan rekomendasi pihak kampus soal tempat koasku nanti.Kamu sendiri tahu rumah sakit iti adalah rumah sakit terbaik dan terbesar di kota ini.Aku yakin biaya yang dibutuhkan juga pasti besar.Bagaimana caraku mendapatkan biaya untuk koas,sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari aku kerja part time di restoran.Hasil dari bekerja di restoran cukup untuk kebutuhan sehari-hari" tuturku pada Dwi.

"Terus letak permasalahannya dimana?.Kalau soal biaya bukankah pihak universitas yang akan menanggung.Aku dengar jika cara kerja kita kompeten,kita bisa ditarik langsung menjadi dokter tetap!" cerocos Dwi.

"Sudahlah dibahas juga kamu tidak akan mengerti.Lebih baik kiya segera menuju kelas.Sebentar lagi dosennya datang,kalau kita telat bisa mundur lagi nanti lulusnya.Memangnya kamu mau satu kelas dengan para juniormu" godaku pada Dwi.Aku lihat Dwi cemberut.Di kampus ini aku Dwi satu-satunya teman yang akan selalu mendukungku.

Aku dan Dwi berjalan menyusuri lorong kampus,menuju ruang kelasku.Kupercepat langkahku saat aku melihat dosen pengajar sudah berdiri tidak jauh dari ruangan.

Sekitar satu jam aku berada di ruangan kelas.Hari pun sudah semakin sore,Aku sengaja mengambil mata kuliah sore,karena dipagi hari aku harus kerja di restoran.Aku harus bekerja untuk mencukupi kebutuhanku sehari-hari.

Akhirnya setelah satu jam dalam ruangan,selesai juga mata kuliah hari ini.Aku bersyukur masih diberi kesehatan,sehingga mampu menyelesaikan semua tugas dan kewajibanku.

"Akhirnya selesai juga hari ini!" ujarku pada Dwi.

"Nissa,kamu mau tidak ikut aku pergi ke pusat perbelanjaan.Aku ingin membeli sesuatu,aku malas jika harus pergi sendiri!" ujarku Dwi padaku.

"Maaf Dwi aku tidak bisa,sebentar lagi adzan magrib.Kamu sendiri sudah tahu kalau sehabis magrib aku membantu mengajar mengaji di mushola dekat tempat kostku.Lagipula hari ini ada kajian keislaman setelah sholat isya!" ujarku pada Dwi.

"Baiklah kalau begitu,aku pulang saja.Aku tidak jadi ke sana." ujarnya padaku lirih.Aku tahu pasti Dwi kecewa atas penolakanku,tapi bagaimana lagi aku sudah terlanjur ada kegiatan yang harus aku lakukan.Aku takut anak-anak akan menungguku.

Aku dan Dwi berjalan beriringan menuju masjid kampus.Hari sudah semakin petang,bila kupaksakan pulang pasti saat magrib aku di jalan.Sampai di masjid kampus,aku memutuskan duduk di teras masjid.Sembari menanti adzan magrib,aku menatap lekat sang senja yang muncul.Warna jingga di langit mampu meneduhkan pikiranku yang sedang bingung.Sungguh indah kuasaNYA.

"Dwi aku mau menjadi senja bagi setiap anak,agar mereka tersenyum melihatku.Melupakan sejenak rasa sakit yang mereka rasakan!" ujarku pada Dwi.

"Kenapa harus menjadi senja?" ujar Dwi bingung.

"Lihatlah perpaduan warna langit biru dengan senja,menghasilkan guratan tinta emas warna jingga.Lukisan alam yang keindahannya tak tertandingi.Siapa pun yang melihatnya,pasti akan merasa bahagia?.Meski senja datang dalam sekejap,namun meninggalkan kesan yang dalam!" tuturku pada Dwi.

"Hubungannya dengan keinginanmu apa?" ujar Dwi lagi.

"Senja mampu memberikan kebahagian bagi yang melihatnya.Senja mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi yang mengenalnya.Sekejapnya senja muncul,tapi akan selalu kembali keesokan harinya.Aku ingin setiap orang yang melihatku merasa bahagia,tanpa mereka tahu rasa sakitku.Aku ingin orang yang mengenalku,selalu ceria karena senyum mereka alasan semangatku dalam hidup.Aku akan selalu datang ketika orang membutuhkanku,kembali pergi bila sudah tidak dibutuhakan tanpa sedikitpun terluka" terangku pada Dwi.

"Apa ini alasan mendasarmu ingin menjadi seorang dokter spesialis anak?" ujar Dwi.

"Mmmmm,aku ingin anak-anak merasa bahagia saat melihatku.Aku ingin mereka tetap tersenyum meski mereka sedang sakit. Aku ingin menjadi alasan senyum mereka" ujarku pada Dwi.

Tanpa terasa senja mulai menghilang,sayup terdengar kumandang suara adzan magrib menggema di seantero kota.Aku dan Dwi bergegas berwudhu,untuk segera melaksanakan sholat magrib.Aku harus bergegas pulang setelah sholat magrib,karena aku yakin anak-anak sudah menungguku di mushola dekat tempat kostku.

Aku berjalan menuju tempat parkir kampus.Kulajukan sepeda motor maticku,sengaja kupercepat laju sepeda motorku agar anak-anak tidak terlalu lama menunggu.Bagaimanapun aku punya kewajiban mengajar mereka mengaji.

"BISMILLAHHIRROHMANNIRROHIM" batinku dalam hati.

Aku harus selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari kemaren.Aku harus selalu berjuang menggapai semua cita-citaku.Aku ingin mewujudkan mimpiku sebagai seorang dokter anak.Sampai saat ini aku selalu berusaha dengan baik,aku yakin suatu hari nanti aku akan mendapatkan hasil yang lebih baik juga.Setiap usaha pasti akan mendapatkan hasil,tergantung cara apa yang kita gunakan.Jika kita menggunakan cara yanh baik maka hasil yang didapat juga baik.

Menjadi seorang dokter anak adalah keinginan terbesarku.Meski aku tahu jalan itu akan sulit,tapi selama aku yakin mampu menggapainya.Niat yang baik akan selalu menemukan jalan terbaik untuk memggapainya.Selama aku terus bersabar menghadapi setiap ujian dan selalu ikhlas menerima ketetapanNYA.Insyaallah semua akan tercapai sesuai yang aku harapkan.

hai2...autor baru belajar nulis,mohon maaf kalu ada yg salah.

jangan lupa vote ya....

trus ikuti yA....

hari pertama

Didepan rumah sakit terbesar dikota S,aku berdiri saat ini.Setelah selama ini aku berjuang hari ini adalah hari pertama aku berkerja.Awalnya aku pesimis,mungkinkah aku bisa berdiri disini,tapi takdir ALLAH SWT begitu indah.Hingga akhirnya aku bisa berdiri disini,dengan bangga menggunakan jas putih kedokteran.Seputih niatku mengukir senyum diwajah anak-anak yang kelak menjadi pasienkku.

Akhirnya kugapai impianku selama ini,bukan demi apa?,tapi demi melihat senyum anak-anak.Kulangkahkan kakiku keruanganku,kulihat jam masih pagi!.Sengaja aku berangkat lebih pagi,agar aku bisa melihat suasana tempatku bekerja.

Aku ingin mengenal lebih dulu lingkungan tempatku bekerja.Tanpa aku sadari sahabat terbaikku yang juga kebetulan dinas disini menyapaku.Dwi Permatasari satu-satunya teman terbaikku,dikala suka dan dukaku.Dia selalu ada bersamaku.Dwi sudah seperti saudara bagiku.

"Assalammualaikum,dokter Nissa yang manis!.Masih pagi sudah ada disini!" sapanya dengan senyum selebar dan semanis mungkin.Dwi terkenal dengan pribadi yang periang dan mudah bergaul.Berbeda dengan diriku yang sedikit pendiam.

"Waalaikumsalam,dokter Dwi yang imut!.Aku sengaja berangkat pagi,sekedar ingin melihat situasi dan lingkungan kerjaku seperti apa?.Kamu sendiri kenapa sudah datang!,memangnya ada masalah,sehingga kamu datang sepagi ini?" ujarku tak kalah heboh dengannya.

"Aku sengaja berangkat pagi,sebenarnya juga ingin mengenal situasi disini.Namun tadi aku mendapat kabar kalau akan diadakan rapat dengan pemimpin sekaligus pemilik rumah sakit ini!.Dengar-dengar akan diadakan rapat koordinasi dengan semua staff!" ujar Dwi padaku.

"Memangnya jam berapa rapatnya dimulai,jika masih lama aku pergi ke taman rumah sakit dulu.Aku ingin melihat anak-anak di sana sebentar!" ujarku sembari telunjukku menunjuk beberapa anak yang sedang berkumpul di taman rumah sakit.

"Sebentar lagi,masih ada waktu 20 menit sebelum rapat dimulai.Nissa,apa kamu tidak penasaran dengan pemilik rumah sakit ini?" ujarnya padaku.Belun sempat dia melanjutkan perkataannya,aku sudah memotong.

"Aku tidak penasaran,untuk apa penasaran kenal saja tidak!" ujarku tenang.Dwi marah,karena aku memotong perkataannya.Dia langsung memukulku.

"Awwwwsss....!" teriakku dengan meringis.

"Dengarkan dulu aku bicara,setelah selesau kamu baru jawab." ujarnya padaku

"Baiklah aku minta maaf,habisnya kamu cerewet.Memangnya apa yang buat kamu penasaran?.Meski aku tidak tahu masalahnya,aku memang sedikitpun tidak penasaran!" ujarku pada Dwi.

"Baiklah aku maafin.Aku dengar pemilik rumah sakit ini DUREN (duda keren).Apa kamu tidak penasaran,ingin bertemu dengannya!.Secara dia laki-laki tampan dan kaya." ujar Dwi menggebu.Aku bingung memang hubungannya denganku apa?.

"Kamu pikir buat apa aku penasaran dengan dia.Memangnya ada manfaatnya untukku.Aku disini buat kerja,bukan kenalan dengan pemilik rumah sakit.Kadang-kadang bercandamu kelewatan!" ujarku pada Dwi.

"Sebenarnya yang penasaran,aku atau kamu!.Jangan bilang kamu ingin menjadi nyonya Direktur,makanya kamu penasaran dengan pemilik sekaligus pemimpin rumah sakit ini!" godaku pada Dwi.Aku lihat Dwi tersenyum tipis.

"Hhhmmm....!.Aku tidak berani berharap,dia seorang bos,sedangkan aku hanya bawahannya.Seandainya aku dan dia berjodoh,aku tidak akan menolak!" ujarnya padaku.

"Kamu sudah tahu perbedaan dia dengan kita.Untuk apa lagi kamu berpikir aku penasaran dengannya.Cukup aku tahu dia pimpinan kita,tidak lebih!" ujarku pada Dwi.

"Barangkali saja kamu mau berkenalan dengan dia,kamu memiliki jiwa keibuan!.Disamping itu kamu suka dengan anak-anak.Beliau memiliki putri cantik!" ujar Dwi lagi.

"Kamu mau menjodohkan aku dengan seorang duda.Tega sekali kamu Dwi!." godaku pada Dwi.

"Biar duda tapi tampan dan kaya.Barangkali kamu jodoh dengannya,kita tidak tahu siapa jodoh kita!" tutur Dwi padaku.Aku hanya tersenyum.

"Jarang sekali kamu berpkir bijak.Ada angin apa?,Apa kamu salah minum obat?." godaku pada Dwi.

"Sudah jangan bercanda terus,kita harus segera ke ruang rapat.Sebentar lagi sang DUREN datang,gawat kalau sampai telat.Secara ini hari pertama kita bekerja,bisa-bisa kita dipecat sebelum bekerja." tutur Dwi mengakhiri perdebatan yang tidak bermanfaat.

Akhirnya kami masuk ke dalam ruangan yang digunakan untuk rapat.Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit,sang pimpinan datang.Kami para dokter baru menunggu dengan gelisah.Kami penasaran seperti apa pemimpin sekaligus pemilik rumah sakit ini.Semua orang seolah takut dengan kedatangannya.Gosip yang beredar dia termasuk pemimpin yang arogant.Namun ketampanannya dan kekayaannya mampu menutupi sifat jeleknya itu.Aku awalnya sama sekali tidk peduli dengan kedatangannya.Malah sekaranga aku gelisah sendiri.

"Memangnya seperti apa sang duren?,sampai-sampai Dwi begitu penasaran.Setampan apa wajahnya,sehingga banyak wanita yang tertarik padanya?.Sekaya apa dirinya,sehingga banyak wanita yang tergila-gila padanya.Aku sekarang malah ikut deg-degan." monologku dalam hati.

Akhirnya sang pemilik rumah sakit sekaligus pemimpin rumah sakit datang.Dia datang bersama asisten pribadinya.Kharismanya benar-benar terpancar.Semua dokter baik yang senior maupun junior terlihat ketakutan.Mereka takut melakukan kesalahan.Tatapan matanya sangat tajam,menatap satu persatu para dokter.Saat dia menatapku,aku lansung menundukkan kepala.

"Selamat pagi dan selamat telah menjadi bagian dari rumah sakit ini.Saya ucapkan terima kasih,karena anda sekalian bersedia menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pagi ini.Saya disini hanya mewakili tuan Dimas,selaku pemilik dan pemimpin rumah sakit ini.Selanjutnya saya persilahkan tuan Dimas memimpin rapat pagi ini." tutur asisten tuan Dimas.

"Selamat pagi semua,saya Dimas Putra Anggara.Saya pemimpin rumah sakit saat ini.Dalam rapat kali ini,saya hanya ingin menegaskan bahwa rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik.Jadi hanya dokter dengan kemampuan terbaik yang layak bekerja disini.Saya tidak akan mentolelir kesalahan sedikipun.Saya akan langsung memberikan sanksi tegas bila terbukti salah satu diantara kalian melakukan kesalahan.Saya bukan pribadi yang bisa diajak berkompromi.Jadi mohon diingat,kalian harus bekerja dengan baik dan sesuai prosedur." terangnya.Kami semua mendengarkan dengan seksama.Aku baru melihat pemimpin dengan gaya arogant yang jelas terlihat nyata.

Setelah hampir satu jam rapat berlangsung.Akhirnya rapat selesai,pak Dimas dan asistennya langsung keluar dari ruangan.Kami para dokter satu persatu keluar dari ruangan yang penuh dengan ketegangan.Baru pertama kali bertemu sudah dibuat tegang.Aku tidak penasaran untuk mengenalnya lebih jauh.Mungkin dia kaya dan tampan,tapi sifat arogantnya aku tidak suka.Aku sampai takut menatap matanya.

sudah dulu ya...

jangan lupa vote...maaf kalau ada salah kata.

maklum baru pertama nulis

pertemuan pertama...

Dimas Putra Anggara,sang pemimpin rumah sakit sekaligus pemilik rumah sakit tempatku bekerja.Tuan Dimas panggilan sang CEO muda yang memiliki putri cantik.Dia memiliki putri yang menginjak usia remaja.Kartika Putri Anggara biasa dipanggil Tika, usianya kini 15 tahun dia masih sekolah di salah satu SMP favorit dikota ini.

Tuan Dimas salah satu duda yang dikagumi banyak kaum hawa.Namun herannya sampai detik ini,tidak ada satu wanita yang mampu menaklukan hati sang CEO.Mungkin kritetia beliau yang terlalu tinggi atau mungkin cinta pada istri pertamanya yang begitu besar.

Hari ini tanpa sengaja Aku bertemu dengannya.Tatapanku tanpa sengaja menatap bola mata hitam legam sang pemimpin rumah sakit.Tuan Dimas sang pemilik rumah sakit sedang berkunjung,entah kenapa tiba-tiba hatiku merasa gelisah.Tanpa kusadari jantungku berdegup kencang.Aku terdiam menatap wajah tampan tuan Dimas.Laki-laki yang diidolakan banyak wanita.

"Asthaghfirullahhaladzim!.Ampuni dosa hambamu,yang tanpa sengaja mengagumi ciptaanmu yang sempurna." batinku.

"Dokter Fitri Choirunnissa!" sapanya padaku.Sontak aku kaget,lalu menoleh padanya.Belum sempat aku menjawab sapaannya.

"Kamu tidak tuli bukan!.Kenapa kamu diam saja,seperti melihat hantu!.memangnya tidak bisa menjawab sapaan saya!." ujarnya padaku.Aku menggeleng sembari tertunduk.

"Maaf pak,saya salah.Saya memang dokter Fitri Choirunnissa,memangnya ada perlu apa bapak memanggil saya?." tanyaku padanya.

"Aku hanya sekedar menyapa,jadi kamu dokter spesialis anak yang baru!.Lumayan juga bila dilihat dari penampilanmu,tapi cara kerjamu kita lihat nanti." ujarnya lagi ketus padaku.

"Saya akan mencoba sebaik mungkin dalam pekerjaan saya!.Semoga saya tidak mengecewakan bapak selaku pemimpin rumah sakit ini." jawabku sembari tetap menunduk.Jika aku menatapnya,takut tidak bisa mengendalikan diri.Bisa - bisa nanti malah zina mata.

"Kenapa kamu selalu menunduk saat menjawabku.Aku bukan hantu jadi kamu tidak usah takut.Lagipula aku juga tidak akan menggigitmu!" ujarnya lagi.

"Maaf pak,bila sikap saya membuat bapak tersinggung.Saya hanya menjaga batasan antara saya dengan anda.Supaya tidak ada fitnah,yang nantinya merugikan bapak selaku pemimpin rumah sakit ini!" ujarku lagi.

"Aku heran daritadi kamu minta maaf terus.Memangnya punya berapa kata maaf lagi dalam dirimu.Tidak ada kata lain,sehingga kamu hanya mengatakan maaf.Aku sampai pusing sendiri mendengarnya!." ujarnya ketus dan arogant.

"Mimpi apa aku semalam,sehingga bertemu laki-laki tampan tapi tak berperasaan.Laki-laki seperti ini kenapa mesti banyak yang mengagumi.Memangnya tidak ada laki-laki lain selain dia.Orang yang audah terlihat sombong dan arogant." gumamku.

"Saya hanya ingin mengingatkan pada dokter.Anda sekarang bekerja di rumaha sakit terbaik dan terbesar di kota ini.Jadi jangan sampai anda melakukan kesalahan sedikitpun.Saya selaku pemimpin sekaligus pemilik rumah sakit ini,tidak akan mentolelir kesalahan sekecil apapun.Apalagi jika itu bisa merugika pihak rumah sakit." terangnya padaku dengan nada tegas.Sekarang aku melihat kharisma dan arogant dalam kepemimpinannya.

"Baik pak,saya akan berusaha sebaik mungkin,supaya tidak mengecewakan bapak!" jawabku dengan wajah datar.Sungguh aku ingin segera pergi dari hadapannya.

"Jangan hanya bilang baiklah.Ingat baik-baik,saya hanya mempekerjakan dokter yang kompeten dalam bidangnya.Baik itu dokter senior atau junior seperti anda.Seharusnya anda bersyukur bisa bekerja di sini!" tuturnya padaku.

"Mengerti pak!" jawabku singkat,ak tak peduli bila dia tersinggung.Aku mulai malas meladeni tuan Dimas.

Tanpa menoleh padaku,tuan Dimas pergi meninggalkan aku yamg masih tertunduk.Aku tidak peduli andaikan dia marah,karena sikapku yang cenderung datar padanya.Aku sebenarnya ingin pergi dari hadapannya tadi.Aku tidak tahu,kenapa dia seolah terus mencari alasan agar berbicara padaku?.Kuputuskan mengakhiri perdebatan batin setelah bertemu tuan Dimas.

Kulangkahkan kaki menyusuri lorong rumah sakit.Hari ini terasa begitu berat,karena masih pagi harus bertemu sang CEO arogant.Tanpa kusadari dari belakang ada yang memukul punggungku.Aku terkejut dan merasa kesakitan.

bukk...awwwwssss

"Assalamualaikum dokter manis" sapa Dwi padaku dengan senyum paling manis.Sahabat sejatiku dalam suka dan dukaku.

"Waalaikumsalam,kamu membuat aku kaget saja Dwi." sautku dengan wajah yang masih kaget.Aku melihat dia hanya tersenyum.

"Ciiieeee...yang baru saja bicara berdua dengan tuan Dimas duda keren idaman para wanita.Masih belum sadar dokter Nissa,tuan Dimasnya sudah pergi." godanya padaku.Kumayunkan bibirku,menandakan aku sama sekali tidak senang bertemu dengannya.

"Siapa yang belum sadar?.Aku kaget saat kamu memukul pungguku.Sakitnya masih kurasakan!" ujarku pada Dwi.

"hahhahaha...!!" tawanya lagi yang trus menggodaku.

"Bagaimana kamu tahu kalau aku ketemu pak Dimas?" tanyaku pada Dwi.

"Jelas aku tahu,daritadi aku memperhatikan kalian berdua berbicara.Kelihatan dari wajahmu kama bahagia setelah berbicara dengan pak Dimas.Mulai ada rasa sepertinya?." ujar Dwi menggodaku.

"Bahagia apanya?,aku malah malas berbicara dengannya.Dia kelihatannya saja tampan,tapi sebenarnya dia sangat arogant Aku sedikit ilfeel padanya!" ujarku pada Dwi.Aku tidak mau ada gosip yang aneh-aneh,tentang aku dan pak Dimas.

"asyik juga ndak pa2 kalllee...orang sama-sma singel juga!!",ucapnya dengan tertawa menutup mulutnya.

"terseraahhh...",ucapku final.

"jangan marah donk..aku cuma bercanda jangan diambil hati",ucapnya dengan wajah memelas.

"iya",jawabku singkat dengan wajah pura-pura marah.

"tapi awas aja kalu sampek diulangi",ucapku lagi.

"aku bakal benar-benar marah!!!",kataku lagi.

"iya...tapi ngomong-ngomong kamu jangan benci loh sama pak Dimas!!!",ucapnya padaku.

"lah kenapa emang???",tanyaku penSaran.

"entar kamu bemeran suka loh.cinta dan benci itu 0tipis loh bedanya!!!",tuturnya padaku.sambil langsung pergi.

"apa iya aku akan jatuh cinta dengan pak Dimas???",monologku dalam hat.

"sudahlah lebih baik aku kerunganku lagi!!!",batinku lagi.

akhirnya tiba waktuku puLang,hari yang panjang telah usai.aku akan langsung pulang,soalnnya aku masih harus ngajar ngaji dilingkunganku.itu Ku lakukan setiap hari,kecuali aku dinas malam.aku tidak bisa mengajar ngaji.

jangan lupa vote ya...

tunggu kisah selanjutnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!