Si Jutek Milik Sang Mafia
Tamu di Keluarga Mahens
terdengar suara turun dari lantai dua. Seorang gadis berusia enam belas tahun menuruni anak tangga di rumahnya.
Tuan Aldi
Sayang, ke sini, ayah ingin mengenalkan kamu kepada seseorang
Ine melihat seorang wanita cantik berada di samping ayahnya. Dia tampak begitu cantik dan malam itu dia tidak sendirian. Dia bersama seorang anak perempuannya. Perasaan Ine sudah tidak enak saja. Hanya dengan melihatnya saja. Ine sudah tahu apa yang akan dibahas oleh sang ayah.
Tuan Aldi
Sayang, kenalkan ini adalah Tante Mirna dan di sampingnya itu adalah putri tunggal dari Tante Mirna, namanya adalah Melisa
Ny. Mirna
Halo, sayang, kenalkan, nama Tante adalah Mirna (mengulurkan tangannya ke arah Ine)
Aine
Ine (jawabnya singkat menyambut uluran tangan tersebut)
Ny. Mirna
Cantik banget kamu, sayang ...
Ny. Mirna
Semoga nanti bisa berteman dengan putri Tante ya, namanya Melisa (memperkenalkan putri tunggalnya)
Ny. Mirna
Ayo sayang, kenalan sama kakak (langsung mengklaim sebuah hubungan saja)
Melisa
Halo kakak, perkenalkan namaku Melisa
Jadi Satu Keluarga
Ny. Mirna
Waktunya sarapan....
Ny. Mirna
Mas, ayo sarapan bersama
Ny. Mirna
Mana kakakmu, kok belum kelihatan?
Melisa
Masih tidur sepertinya, bu
Ny. Mirna
Loh, jam berapa ini kok masih tidur saja?
Tuan Aldi
Anak ini kenapa sih, jam segini masih tidur, memangnya nggak bakalan telat apa berangkat ke sekolah
Ny. Mirna
mungkin kecapekan kali mas
Tuan Aldi
Jangan manjakan anak mu itu, dia meskipun begitu musti di tegur kalau tingkahnya nggak bener
Ny. Mirna
Tapi mas... kita kan...
Tuan Aldi
Aku nggak suka beda-beda in peraturan yang ada di rumah
Ny. Mirna
Hmmm, iya mas, tetapi kan, bukan salah Ine juga, mungkin semalam dia mengerjakan tugas sehingga membuat dia terlambat untuk ke sekolah
Tuan Aldi
Jangan suka membela dia, Mirna, meskipun dia anak kandungku, kalau salah juga bakalan aku bilang salah
Tuan Aldi
Melisa, kalau sudah selesai sarapan, kita segera berangkat ke sekolah
Melisa
Eh, lalu kakak bagaimana, ayah?
Tuan Aldi
Biarkan saja anak pemalas itu, nanti aku akan beri dia pelajaran karena suka terlambat
Ny. Mirna
Jangan keras seperti itu dong mas
Tuan Aldi
Sudahlah Mirna, jangan ikut campur
Ditinggal Pergi
Aine
Loh, ayah kemana, tante?
Ny. Mirna
Oh, mereka baru saja pergi, sayang
Aine
Loh, kok begitu? padahal aku sudah bersiap-siap dari tadi
Ny. Mirna
Ayahmu tadi sudah menunggumu sejak lama, tetapi kamu belum turun juga
Ny. Mirna
Jadinya karena takut terlambat ada rapat di perusahaan, ayahmu jadi berangkat duluan, sayang
Aine
Ayah 😥😥😥 kenapa tega banget ninggalin aku sih di rumah sendirian, terus aku musti berangaky bagaimana ini
Ny. Mirna
Sudah, ini ibu kasih uang saku ya, buat naik bus aja, lagian halte bus di depan juga dekat, kamu jangan sedih ya sayang
Aine
(melirik jam dipergelangan tangannya) baiklah, aku berangkat dulu, tante
Aine
(menerima uang dari sang ibu tiri)
Ny. Mirna
Ya sudah, hati-hati di jalan ya sayangku
Ny. Mirna
(tersenyum tipis)
Ny. Mirna
Syukurin, nggak naik mobil mewah ayahmu, mulai sekarang kamu musti terbiasa naik angkutan umum di luaran sana
Ny. Mirna
Karena sebentar lagi apa yang kamu miliki akan menjadi milik dari putriku, melisa
Ny. Mirna
Kamu musti menyesuaikan diri dengan kenyataan yang sebentar lagi akan terjadi, ine
Ny. Mirna
Kamu bukan lagi putri yang akan disanjung-sanjung di sini
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!