NovelToon NovelToon

Cinta Karena Terbiasa

Hari Pertama Kerja

~Andini PoV~ 🧕

"Tidur gasik ah capek juga perjalanan dari Semarang ke Jakarta besok harus bangun pagi hari pertama kerja." Andini.

" Bismillahirrohmanirrohim bismika allahumma ahya wabismika amut. Tidur nyenyak bangun badan sehat siap kerja."

"Bismillah mencari rezeki yang halal dan barokah untuk membahagiakan Bunda sama Ayah bisa memberangkatkan haji hihihi. Aamiin."

Matikan lampu kamar kosan ku yang sederhana dan terlelap lah aku di dalam buaian malam.

~Author PoV~ ☺

Jam menunjukkan pukul Jam 9 malam Andini mematikan lampu kamar kosnya kemudian terlelap. Perjalanan yang sungguh melelahkan harus menempuh jarak sepanjang kurang lebih 450 km dengan kereta api bersama Kakaknya Anang.

Gadis berusia 23 tahun tersebut mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta, Prestasi lah yang membawanya sampai ke kota metropolitan.

Andini gadis yang baru saja lulus kuliah satu tahun yang lalu, sebelumnya dia bekerja di sebuah perusahaan di Semarang.

Dia mempunyai cita-cita yang sangat mulia ingin memberangkatkan membahagiakan kedua orang tuanya kemudian mencari lah lowongan tentang perusahaan di internet dan didapatkan oleh perusahaan Mahakarya Group tersebut.

Tanpa pengalaman apapun untuk merantau ke kota orang Dia hanya mempunyai tekad yang kuat dan bulat untuk merubah keadaan keluarganya.

Namun Dia sangat beruntung sekali mempunyai kedua orang tua yang selalu mendukungnya ditambah lagi dengan seorang Kakak yang sudah melalang buana keliling Indonesia karena pekerjaannya sebagai kontraktor.

Flasbak on....

Dini hari di rumah Andini berpamitan dengan kedua orangtuanya untuk berangkat ke Jakarta bersama kakaknya Anang.

"Hati - hati ya Sayang, jangan lupa sholat selalu kabarin Bunda jaga diri baik-baik di sana." kantung mata bunda penuh dengan air mata siap meluncur dengan deras.

"Bunda, kayak kayak mau ke mana aja Aku kan cuma Jakarta Bun zaman sekarang itu Bu nanti kita bisa video call-an. Tiap hari Bisa lihat Dini Bun, tenang aja ya Bun."

"Kamu itu, Bunda khawatir sama kamu malah lucu aja kerjaannya."

" Iya Bundaku Sayang Dini berangkat ya Bunda, doain Dini sukses pulang bisa bawa uang banyak syukur bawa Suami juga ya hahaha."

"Kamu itu Nikah dulu baru punya suami."

"Siap Bun."

"Ayah, Dini pamit ya. Jagain Bunda ya biar enggak marah-marah tiap hari nanti tensinya naik lagi hahaha."

"Dini..."

"Ampun Bunda, ayo Kak. Assalamualaikum. Bilang ke Wahyu ya Bun jangan cari tablet Dini."

" Iya lah, kamu bawa .Waalaikumsalam." jawab Bunda dan Ayah.

Andini dan Anang menuju ke stasiun dengan menggunakan travel kemudian dilanjut perjalannya menggunakan kereta sampai Jakarta.

Flashback Off....

Sesampainya di Jakarta hari sudah semakin sore Anang kemudian sudah mencarikan sebuah kosan yang aman untuk Adiknya perempuannya.

Anang mempunyai standar keamanan yang tinggi untuk aadiknya dia tidak mau sembarang laki-laki bisa bermain dengan Andini.

~Andini PoV~

Adzan subuh berkumandang terdengar sayup-sayup di telinga Andini.

" Alhamdulillahi rabbil alamin. Terima kasih ya Allah masih engkau berikan hambamu ini kesempatan umur panjang dan kesehatan."

Andini melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian salat subuh.

"Sarapan di kantor aja, takut telat."

Pagi - pagi Andini bersiap untuk ke kantor karena ini hari pertamanya jadi tak mau Dia merusak harinya.

Di pesanlah ojek online agar bisa menembus kemacetan, sebenarnya ingin merasakan transportasi umum tapi belum paham jalan juga.

Kak Anang sengaja nyariin Kos an gak terlalu jauh dari kantor supaya Aku bisa lebih mudah saja ke kantor.

Sesampainya di Kantor Aku melihat ada cafe di seberang, karena hari memang masih pagi Aku sengaja mampir dulu sekedar mencari pengganjal perut.

Setelah Aku rasa cukup, kembali Aku menuju kantor untuk bertemu pihak HRD dan sekalian penempatan posisi Aku di kantor.

Saat melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung itu, ku lihat ada satpam di depan, bertanyalah Aku disana.

"Pagi Pak, Saya karyawan baru kalau bagian HRD sebelah mana ya Pak."

"Silahkan masuk aja Mbak, nanti pihak resepsionis akan menunjukkan."

"Terima kasih Pak."

Belum juga Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam datang sebuah mobil keren mahal itu harganya.

Kemudian keluar sosok Laki - laki tinggi putih dengan perawakannya yang sempurna namun tatapannya sedingin es dan belagu menurut Aku sih.

"Bos nya Kali ya." Batin Aku.

Setelah orang tersebut masuk baru lah aku menuju ke resepsionis yang kemudian diantarkan ke HRD.

~Author PoV~

Andini berada di dalam ruangan HRD dengan perasaan gugup namun dapat di atasinya dengan selalu tersenyum.

"Andini Sarasvati, betul nama Kamu."

"Iya Pak."

"Baik ikut Saya."

Andini di bawa ke bagian Divisi IT yang menangani permasalahan teknologi dan kerahasiaan data perusahaan.

Di sebuah ruang Andini masuk dengan dia antar Pak Aswin.

"Ini ruangan kamu dan ini Bu Ira sebagai atasan Kamu."

"Baik Pak terima kasih."

Andini mulai memperkenalkan dirinya di depan atasan dan semua rekan kerjanya yang welcome terhadap dirinya.

######

Hai reader Author pingin buat novel yang menciptakan rasa semangat untuk mencapai mimpi - mimpi kalian..

Selalu dukungannya ya ☺☺☺

Pantry

Andini beruntung sekali mendapatkan atasan sebaik Bu Ira. Banyak hal yang belum dipahami mengenai perusahaan ini, Bu Ira memberikan juknis kerja kepada Andini.

"Hai, Andini kenalin Lina. "

"Hai mbak Lina salam kenal."

"Jangan panggil Mbak kali, aku masih muda ini paling ya Jarak 5 tahun sama Kamu."

"Saya harus panggil apa Mbak."

"Panggil Miss aja ya."

"Oke Miss Lina."

~Andini PoV~

Hari ini cukup menegangkan banyak hal yang aku harus pelajari, namun aku sungguh beruntung mendapatkan atasan sebaik Bu Ira dan rekan kerja sebaik Miss Lina Sebenarnya masih ada satu lagi namanya Ari namun lagi tugas luar kota jadi belum ketemu.

Hari ini berlalu dengan cepat dan ku bawa juknis yang di berikan Bu Ira kepada ku tadi siang untuk aku pelajari lebih lanjut.

"Lelah sekali mandi dulu ah."

Setelah mandi segera melaksanakan salat magrib Kalau Adzan sudah berkumandang tak lupa aku baca Alquran sudah menjadi keharusan sebagai seorang muslimah.

Setelah mengaji dan menunggu waktu Isya laksanakan salat Isya setelah adzan isya berkumandang.

"Lapar aku, oh ya tadi sudah beli pecel lele di depan."

Aku buka pecel lele yang aku beli tadi Dan menikmatinya dengan penuh rasa syukur alhamdulillah masih diberi rezeki bisa makan banyak sekali orang di luar sana yang untuk makan susah sekali.

Terdengar ponselku berbunyi dan ada panggilan video call dari Bunda.

" Assalamualaikum Dini, Bunda kangen."

" Waalaikumsalam Bunda. Dini juga kangen." maklum anak perempuan satu-satunya jadi di mana pun sering di tanyakan.

"Lagi ngapain Sudah makan belum."

Kemudian Aku arahkan kamera ponselku menuju pecel lele yang sedang aku santap.

" Ini lagi makan Bunda sama pecel lele, teh hangat mantap Alhamdulillah."

"Kamu harus makan yang bergizi, jangan jajan sembarangan."

" Iya Bunda Ku Sayang. Bunda lagi apa.?"

" ini baru aja makan malam sama Ayah sama Wahyu."

Muncullah adikku cowok satu itu yang bersifat tengil.

"Halo Mbak Dini, Kenapa tabletnya dibawa. Aku kalau main ML gak bisa lebar layarnya. HP kecil gini."

"Pakai nampak sana."

"Sekalian aja pakai wajan Mbak."

"Hahahaha, bagus inovasi baru itu dek."

"Perlu di realisasikan itu."

"Hahaha, cerdas Adik Ku satu ini."

"Kalian apaan sih, Sudah Dini istirahat aja. Jangan tidur malam, Jaga kesehatan selalu."

"Ok Bunda."

Setelah puas video call-an dengan Bunda dan Wahyu dan juga Ayah akhirnya Ku akhiri. Badanku terasa capek sekali ku baringkan tubuh ini di atas tempat tidurku yang sederhana.

"Coba baca juknis tadi ah."

Ku ambil buku tebal itu yang terdapat di dalam tasku kemudian Aku pelajari satu persatu yang ada di dalamnya sampai terpejam sendiri mata ini.

~Author PoV.~

Andini membaca juknis dengan serius namun apa daya matanya terasa lelah sekali dan akhirnya tertidur dengan masih memegang juknis tersebut.

Tulisan yang ada di buku itu terasa berputar-putar di kepalanya, hingga membuatnya sangat lelah.

Pagi hari seperti biasa Andini sudah terbangun setelah berkumandang adzan subuh, rutinitasnya mandi dan segera melaksanakan sholat subuh karena jika di rumah Dia sudah di diceramahi oleh Bundanya bahkan kadang harus bangun dengan basah kuyup disiram dengan air.

Pagi ini Andini berangkat dengan menggunakan ojek online seperti biasa dan membeli sarapan di kantor.

Saat dia tiba di depan kantor terlihat ada seorang ibu paruh baya yang menjual nasi bungkus.

"Mbak nasi untuk sarapan."

"Berapa Bu satu bungkusnya." kata Andini.

"10 ribu saja sudah dapat lauk Mbak, di larisi ya Mbak buat uang saku anak Saya."

Karena tak tega Andini membeli 2 bungkus dari ibu tersebut mungkin bisa untuk makan siang nanti juga.

"Saya ambil dua Bu, ini uangnya."

"Terima kasih Mbak. semoga rezeki Mbak dilancarkan dipermudah kerjanya dan segera ditemukan jodohnya."

"Aamiin makasih doanya Bu."

Saat membeli nasi bungkus tadi ada sebuah mobil yang mengamati tingkah Andini.

"Siapa gadis ini baru lihat, karyawan baru." seseorang dari dalam mobil sportnya.

Tanpa mempedulikan seseorang yang mengamatinya dari dalam mobil Andini langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor.

"Ternyata karyawan di sini juga." laki - laki itu masih mengamatinya.

Sesampainya di divisinya karena masih pagi Bu Ira dan Miss Lina belum datang, Dini membuka nasi bungkus yang ia beli dan menyuapkannya karena perutnya sudah terasa lapar.

"Enak juga masakannya Ibu itu."

Setelah selesai sarapan tidak mengambil minum ke pantry.

"Bisa buatkan Saya kopi." terdengar seseorang yang masuk ke dalam pantry.

"Maaf Pak, Saya bukan bagian pantry tadi ke sini juga hanya ambil minum."

" Terus siapa yang bikin saya kopi kan cuma ada kamu disini."

"Kalau bapak berkenan saya akan membuatkannya."

"Ya buatkan saja, nanti antarkan ke ruangan Saya di lantai 9."

laki-laki itu terus pergi begitu saja.

"Baik Pak."

"Siapa Dia, lantai 9." gumam Andini Sendiri.

" Hai Dini kok kamu udah di sini." suara Miss Lina mengagetkan Andini yang sedang konsentrasi membuatkan kopi.

" Astaghfirullahaladzim Miss ngagetin aja."

"Buatin kopi Siapa kamu."

" Tadi ada Bapak-Bapak ya belum tua sih sepertinya masih muda minta dibuatin kopi terus suruh ngantar ke lantai 9."

"Apa, lantai 9."

"Iya Miss, emang lantai 9 tempat siapa Miss."

" Kamu nggak tahu lantai 9 itu tempat apa."

" Belum tahu Miss, ya kan baru dua hari di sini."

" Ya sudah hati-hati saja Nanti kalau ke lantai 9 cepet anterin sebelum dimakan kamu sama Dia hahaha." Miss Lina meninggalkan sini yang masih penuh dengan rasa penasaran.

"Anterin gak ya ini." Andini malah bengong.

"Ehemm.. cepetan anterin anterin Dini kamu bisa dimakan beneran nanti sama Dia." Miss Lina kembali lagi mengagetkan.

"Eh... Iya Miss."

Dini mengantarkan kopi pesanan Bapak tadi ke lantai 9.

Begitu sampai di lantai 9 Dia melihat hanya ada 2 ruang di sana dan terdapat seorang wanita cantik di mejanya.

" Permisi mbak Saya mau mengantarkan kopi."

" Kamu pegawai pantry. Masuk aja ke ruang Pak Andre."

"Baik Mbak."

" Enak aja Aku dianggap pegawai pantry, nasib Dini." batinnya.

Di ketuklah pintu yang ada di hadapannya.

"Ya masuk." terdengar suara laki-laki dari dalam ruangan dan kemudian Andini pun melangkahkan kakinya ke dalam.

"Permisi Pak, kopinya."

"Oh ya terima kasih, taruh aja di meja." tanpa melihat ke arah Andini.

"Saya permisi Pak."

"Hemm."

"Sombong amat, untung cakep." batin Andini sambil meninggalkan ruangan Andre.

######

Hai semua, jangan lupa di dukung ya Authornya biar semangat terus UP.

Jempol kalian harus di tinggalkan ya, komentarnya juga boleh yang membangun pastinya, Vote juga harus itu ☺☺☺..

Salam kenal dari Author

Terima Kasih !!!

"Sombong amat, untung cakep." batin Andini saat meninggalkan ruangan Andre.

Dini kini sudah berada di ruang kerjanya, dan masih ada rasa dongkol di hatinya.

" udah dibilang pegawai pantry ketemu orang sombong amat."

"Hai, ngelamun aja gimana setelah dari lantai sembilan." Miss Lina buyarkan lamunan Andini.

"Dia siapa sih Miaa, sombong sekali ada orang masuk lihat aja gak."

"Kamu masih enggak tahu siapa dia."

"Gak." jawab Dini singkat.

"Aduh Dini, lihat cowok secakep Dia masih nggak tahu siapa. Kamu nggak lihat tuh tulisan di ruangannya."

"Gak. Emang siapa Miss."

" Aduh punya temen kok lemot gini ya."

" Dia orang penting ya Miss."

"Jelas pentinglah Dini, kalau bukan orang penting gak mungkin di lantai itu. Itu kan khusus GM."

"GM. jadi orang tadi di GM disini."

"Heem, baru ngeh sekarang."

"Tapi sombong Dia Miss." Andini sambil berbisik-bisik.

"Wajarlah pimpinan, biasa kayak gitu. Awas jangan naksir Dia, banyak netizen di sini bisa - bisa Kamu di kroyok sama mereka."

"Ihh, Serem."

"Hahahaha, tapi kamu beruntung bisa buatin kopi Dia."

"Beruntung apanya Miss, Apes iya masak aku dibilang pegawai pantry."

"Hahahaha, cocok kayaknya." tawa Miss Lina.

"Puasin ketawanya Miss."

"Kamu lucu Andini, semoga berjodoh sama dia hahaha."

"Miss Lina apaan sih."

~Andini PoV~

"Bisa buatkan Saya kopi."

Suara laki-laki itu membuyarkan pikiranku saat menikmati minum di tanganku.

"Sepertinya aku pernah melihatnya." batin Ku.

Ah..benar aja dia laki-laki yang waktu itu bawa mobil sportnya Bos di sini sepertinya.

Ya karena karyawan baru di sini dan tak mau ada masalah akhirnya ku buatkan lah kopi dan Ku antarkan ke lantai 9.

Kedatangan Miss Lina ke pantry membuatku kaget dan dia bertanya "buatin kopi untuk siapa."

Akuu jawab saja "Seorang Bapak bapak masih muda dan suruh nganterin ke lantai 9."

Aku kaget saat melihat reaksinya. siapa dia sebenarnya sepertinya lantai 9 tempat yang angker pikirku.

Aku semakin penasaran tapi juga ada rasa takut haruskah aku antar ke sana. Dengan keberanian yang tersisa akhirnya tetap kuantar kopi itu ke lantai 9.

Sampai di lantai 9 yang kelihatannya ada dua ruang dan seorang wanita cantik yang duduk di meja depan di ruang yang terbuka.

Aku bertanya kemana kopi ini Ku antar ternyata harus masuk ke ruang apa Andre.

"Mimpi apa Aku semalam, Pagi - pagi dapat jabatan baru pegawai pantry." batinku setelah mendengar jawaban dari cewek cantik itu.

Aku masuk ke ruangan Pak Andre dan sampai saat itupun aku belum tahu siapa itu pak Andre aku. Tanpa Dia melihatku hanya berkata " taruh aja di meja." dengan masih memandangi laptopnya.

"Tidak bisa berterima kasih apa itu orang." batinku.

Setelah meletakkan kopi itu di atas meja aku permisi dari ruangannya dan lagi Dia hanya berkata "Heem." tanpa melihatku.

"Ya sudahlah nasib karyawan bawahan." batin ku sambil meninggalkan ruangannya dan menuju tempat kerjaku.

Setelah sampai di tempat kerjaku Miss Lina bertanya lagi dan setelah itu baru aku tahu ternyata pak Andre itu adalah GM di perusahaan ini.

"Masih muda sudah jabatan GM. Pantas aja banyak yang mengincar kayak cerita Miss Lina." pikirku.

Kemudian Ku lanjutkan lagi pekerjaanku dengan fokus tak perlu pikirkan apa yang sudah terjadi tadi.

~Andre PoV.~

Pagi ini terasa sibuk sekali.

Aku harus berangkat pagi untuk menyelesaikan dokumen yang digunakan untuk meeting nanti siang.

Setelah sampai di perusahaan Ku lihat seorang gadis yang sedang membeli nasi bungkus dari seorang ibu paruh baya.

"Tak seperti biasanya ada karyawan di sini yang mau membeli penjual yang ada di pinggir jalan." batin Ku sambil memandanginya dari dalam mobil.

Setelah selesai dia masuk ke dalam perusahaan ternyata memang benar dia karyawan di sini mungkin karyawan baru karena aku belum pernah melihatnya.

Karena terburu-buru di pagi hari ini belum sempat aku minum kopi dan terasa mata ini sangat mengantuk tadi malam juga tidur larut malam.

Aku putuskan untuk ke ruang pantry dan kopi, karena sepagi ini pasti pegawainya juga belum datang.

Ku langkahkan kakiku menuju pantry dan kulihat gadis tadi yang ada di depan sedang duduk dan minum 1 gelas air putih.

"Bisa buatkan Aku kopi." kataku kepadanya.

Ya seperti kaget dan tersentak melihat ku datang tiba-tiba.

Kemudian Dia dengan sigap terus berdiri dan memberi hormat kepada Ku. Mungkin dia tahu kalau aku pemimpin di perusahaan ini.

Katanya dia bukan pakai pantai dia ke sini juga hanya untuk minum.

Tapi aku tak berpikir panjang gak mungkin Aku buat kopi sendiri hanya ku terima tawaran dia untuk membuatkannya untukku dan menyuruhnya untuk mengantarkan lantai 9.

Kemudian aku segera naik ke lantai 9 karena ingin segera menyelesaikan pekerjaan yang harus segera untuk meeting siang ini.

Ku titip pesan kepada sekertaris Ku Lusi Jika ada yang mengantar kopi suruh masuk saja.

Tak begitu lama dia datang dengan membawa segelas kopi yang aku minta tadi. Karena begitu pentingnya pekerjaannya hingga aku tak menyapanya hanya memintanya menaruh di meja saja.

Mungkin dia juga merasa tidak enak dan kesal kepadaku yang tanpa bilang terima kasih atau sekedar bertanya namanya dan dia akhirnya pamit dan keluar dari ruangan ku dan hanya kulihat bagian belakang tubuhnya meninggalkan ruangan Ku.

Mata ini terasa semakin mengantuk akhirnya Ku minum kopi yang telah dia buatkan yang ditaruh di meja tadi.

"Enak sekali kopinya." ucap Ku setelah Aku coba kopi itu.

Ada penyesalan sedikit dalam hatiku karena tak menyapanya dan lebih parahnya tanpa ucapan terima kasih karena dengan kopi ini Saya menjadi lebih semangat untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

~Author PoV~

Hari ini memberikan pengalaman baru bagi Andini. Masih ada rasa kesal dalam diri Andini apakah seorang pemimpin itu harus sombong seperti dia.

Tapi apa daya Andini hanya karyawan biasa, dan masih baru juga. Dia juga berharap semoga kopi yang dibuatkan tidak mengecewakannya walaupun tanpa ucapan terima kasih Ikhlaskan lah.

"Amal Andini." batin Dia.

Sore ini Dia pulang dengan menggunakan ojek online kembali, Dia menunggu pesanan ojeknya di depan kantor.

Saat menunggu melintas sebuah mobil sport yang dikendarai oleh Andre.

" Sepertinya itu mobil Pak Andre." pikir Andini.

Saat melintas di depan Andini mobil itu hanya berlalu.

"Ya Bos biasalah." Ucap Andini.

Tak begitu lama datanglah ojek online pesanannya. Dilakukannya ojek online tersebut menuju kosan sederhana dimana Andini tinggal.

"Terima kasih Pak, ini ongkosnya."

"Baik Mbak, terima kasih kembali."

Sebelum masuk ke dalam kosan Andini mampir di warung pecel lele langganannya untuk membeli makan malam karena jika sudah di dalam kosan Dia malas sekali untuk keluar.

Tanpa sadar ada sebuah mobil yang mengamati Andini dari jauh.

#####

Hai pembaca semua,, jangan lupa dukungannya ☺☺☺☺☺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!