Di sebuah koridor Salah satu Rumah sakit ternama di Jakarta, di salah satu ruangan bersalin,terdengar suara rintihan wanita yang tengah kesakitan.
"Yang sabar Ma ,Papa yakin!, Mama pasti kuat!!" Ucap Jonathan kepada istrinya, yang tengah merintih kesakitan di atas brankar rumah sakit,keringat dingin mengalir membasahi keningnya, sesekali Jonathan mengusab keringat sang istri. Sambil terus memegang tangan istrinya seakan-akan menyalurkan kekuatan.
Sesekali juga Jonathan mendapat cakaran bahkan gigitan dari sang istri.Tapi dia berusaha tetep tenang dan pasrah menerima perlakuan istrinya, walaupun sebenarnya dirinya juga tengah panik.
"Tapi sakiiiit Pa!,Papa sih gak ngerasain!! maunya yang enak-enaknya.. pokonya habis ini Papa aja yang hamil!!! " Omel sang istri Silvia, sambil sesekali mengatur nafas memasukan udara lewat hidungnya dan mengeluarkan lagi lewat mulut, seperti yang di intruksikan dokter sebelumnya.
"Bukan gitu maksud Papa ma! ,Papa kan hanya berusaha menghibur mama,biar gak terasa sakit. Mana bisa Papa hamil, Mama aneh-aneh aja!" Gerutu Jonathan,sambil menoleh ke arah dokter yang ada di dekatnya.
Dokter wanita yang tengah berdiri di samping ranjang Silvia, menatap ke dua pasang suami istri itu,seraya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, heran melihat tingkah konyol sepasang sejoli ,yg terus saja berdebat tak henti-hentinya.
"Udah dong Ma malu sama dokter ,udah ngomelnya nanti saja , simpan tenagamu buat nanti ngeluarin anak kita ,ini dua lo Ma bukan satu!" Jawab Jonathan mengingatkan sang istri kalau dia tengah mengandung bayi kembar.
"Iya..iya.!!,Mama tau."jawab sang istri sewot. Sambil meringis menahan sakit.
"Sebentar ya bu saya cek pembukaannya lagi!! " Ucap dokter yang membantu persalinan Silvia. Dokter menyuruh Silvia melipat lututnya, kemudian dokter mulai sibuk memeriksa di bagian intim silvia. Setelah selesai memeriksa dokter tersenyum.
"Sudah buka'an sempurna ,ibu bisa mengejan sekarang!! " Perintah dokter pada Silvia yang sudah mulai menarik nafas.
"Eeeerggghhh !!." Silvia berusaha mengejan sekuat tenaga,sambil terus mengatur nafasnya yang mulai ngos-ngosan.
"Bagus Bu sedikit lagi,....tarik nafas lalu dorong sekuat tenaga Bu!."
"Eeeerggghhh!!.
Jonathan mempererat pegangan tangan di jemari sang istri. Menatap lekat wajah istrinya yang sedang mempertaruhkan nyawa ,demi melahirkan anak mereka. Matanya mulai berkaca-kaca ,tapi berusaha untuk ditahannya agar tidak sampai jatuh.
Dan sesaat kemudian terdengar suara tangisan bayi yang baru lahir "Oek....Oek...Oek..!! "
Dokter mengangkat bayi yang masih merah itu, memotong tali pusarnya ,lalu menyerahkannya kepada perawat untuk segera di bersihkan. Dokter memeriksa lagi untuk melihat keadaan bayi yang satunya.
"Ayo Bu ,ibu masih kuat kan?? sekali lagi, ya ...?? Yang satunya lagi sudah terlihat kepalanya!!! " Ucap dokter wanita itu.
Selvi mulai mengatur nafasnya lagi dan mulai mengejan dengan sisa-sisa kekuatannya ."Eeeerggghhh!!"
Dan kemudian "Oek...Oek..Oek" suara itu terdengar lagi,suara bayi ke dua yang juga baru lahir ke dunia.
Jonathan sudah tidak bisa lagi menyembunyikan rasa harunya, akhirnya air mata ,yang sedari tadi ditahannya jatuh juga ,sebuah air mata kebahagiaan. Jonathan langsung memeluk erat sang istri ,mengecup dan mengelus rambut istrinya lalu tersenyum, kemudian menghapus air mata di kedua sudut matanya."Terima kasih sayang, sudah melahirkan kedua putra kita, mereka sudah lahir dengan sehat dan selamat!!."
Setelah dokter selesai menjahit jalan lahir di bagian sensitif Silvia. Dokter menatap ke dua pasangan suami itu lalu tersenyum dan berucap "Maaf sebelumnya pak bukan dua putra,tapi satu putra dan satu putri, karena istri bapak melahirkan sepasang anak kembar!! "ralat dokter kemudian.
"Apa dok???" Tanya Jonathan, sambil mengerutkan kening ,merasa tidak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.
"Iya...benar pak, istri anda memang sudah melahirkan sepasang anak kembar ,yang satu berjenis kelamin laki-laki dan satunya lagi perempuan!!"kata dokter lagi, pelan-pelan menjelaskan secara terperinci,agar Jonathan faham.
"Dokter tidak salah kan??".Tanya Jonathan cepat ,masih merasa heran.
" Ka...Karena...terakhir kali ,kami USG .. katanya... dua2nya laki-laki!!" Sanggah Jonathan terbata-bata, masih merasa tidak percaya dengan apa yang dokter jelaskan.
"Hasil USG memang terkadang tepat, tapi tidak menutup kemungkinan kalau bisa saja salah pak!!" Jawab dokter menjelaskan,pada lelaki di depannya.
"Terima kasih ya Tuhan...!!" ucap Jonathan seraya mengangkat kedua tanganya menengadah, lalu mengusapkannya ke wajah, dan tanpa dia sadari, tangannya reflek memeluk dokter perempuan di hadapannya.Dokter itu mengerjap kaget,tubuhnya mematung masih syok dengan pelukan yang tiba-tiba diterimanya.
"Papaaaaa..!!" Teriakan nyaring silvia pada suaminya, suaranya sampai menggema di ruangan bersalin.
"Eh,...maaf dokter,saya tidak sengaja!!"Jonathan langsung reflek melepas pelukannya ,menunduk dan tersenyum manahan malu, karena sudah lancang memeluk dokter di depannya, karena saking bahagianya mendapatkan anak perempuan yang sudah di idam-idamkannya bisa lahir di tengah keluarga besar.
Silvia menarik bagian belakang baju sang suami,mencubit lengannya dan memukul-mukul dadanya, sebal dengan tingkat sang suami. Jonathan langsung memeluk sang istri ,dan berucap maaf terus menerus untuk meredam amarah sang istri.Setelah menenangkan sang istri yang tidak lagi marah, Jonathan langsung berSujud, mengucap syukur pada Tuhan atas karuania dan mukjizat yang diberikan kepadanya.Dia sangat bahagia dengan kelahiran bayi kembarnya yang salah satunya berjenis kelamin perempuan.
Dokter dan perawat mendekati kedua pasangan suami istri itu ,sambil menggendong bayi kembar mereka.
"Permisi pak!!, ini putra dan putri anda, silahkan di azanin terlebih dulu!"ucap dokter, sambil menyerahkan salah satu bayi di gendongannya pada Jonathan.
Secara bergantian Jonathan mengumandangkan azan,di telinga kedua putra dan putrinya.
***
Masih dirumah sakit yang sama, di ruangan berbeda, seorang pria paruh baya dan istrinya juga tengah bahagia dengan kelahiran putri mereka.
"Alhamdulillah buk, putri kita sudah lahir cantik seperti ibuk."ucap pria paruh baya pada istrinya. Sambil menggendong putri kecilnya yang baru saja lahir.
"Iya pak...!!"
"Oh iya pak, Bagaimana keadaan Nyonya besar??" tanya sang istri, yang tengah tergeletak di ranjang rumah sakit.
Belum sempat menjawab, terdengar suara ketukan pintu dari luar.
CEKLEK. Seorang laki-laki masuk kedalam ruangan itu,dengan senyum yg lebar.
"Tuan Besar?". ucap pria paruh baya itu kaget dengan kedatangan majikannya, kemudian dia meletakkan anaknya di samping sang istri.Dan Tiba-tiba sang Majikan menghambur memeluknya.
"Terimakasih Ahmad,semua berkat kamu, istriku akhirnya bisa melahirkan seorang putri seperti yang di harapkan keluarga besarku". ucap Jonathan sambil memeluk Pria paruh baya itu dan menepuk punggungnya.
"Sebentar pak,mari duduk dulu!". Ahmad mengajak Jonathan untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Iya Ahmad .!!, Semua berkat kamu,...kamu yang selalu bilang kepadaku untuk tidak pernah putus asa, untuk terus berdoa, mendekatkan diri kepadanya dan Rajin bersedekah. Kamu juga yang sudah mengajarkanku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, untuk tidak pernah sombong. Dan meyakinkan aku ,kalau Tuhan pasti selalu mendengar doa-doa hambanya. Dan sekarang Tuhan sudah mengabulkan doaku selama ini,... Istriku akhirnya melahirkan anak perempuan Ahmad...!!, Aku sangat bahagia." Ucap Jonathan menggebu-gebu, dengan mata yang berkaca-kaca menjelaskan apa yang dirasakannya pada Ahmad ,supir pribadi Jonathan yang sudah lama bekerja dengannya, yang selalu ada di saat-saat Jonathan sedang putus asa.
"Tidak tuan,itu semua kuasa Allah,..berterima kasihlah kepadanya..!!"jawab Ahmad.
"Terimakasih ya Allah."
"Bagaimana keadaan istrimu?" Tanya Jonathan kepada Ahmad yang duduk di sampingnya.
"Alhamdulillah baik tuan, sepertinya nanti sore sudah boleh pulang," jawab Ahmad sambil tersenyum dan melihat istrinya yang tengah menyusui.
"Oh iya,.. siapa nama anakmu?",tanya Jonathan penasaran.
"Saya ingin memberikannya nama, Attaya Raisha, Attaya artinya sebuah anugerah dari Tuhan,dan Raisha yang artinya kebahagiaan ,saya berharap semoga hidupnya selalu dilimpahi kebahagiaan." jawab Ahmad,sambil tersenyum.
"Nama yang sangat bagus." sahut Jonathan, kemudian diam melamun.
"Ada apa Tuan?"tanya Ahmad heran karena tiba-tiba majikannya melamun.
"Eh... iya Ahmad,kalau kamu tidak keberatan bisakah nama itu di berikan kepada anakku, aku ingin kamu yang memberikannya nama,dan nama barusan menurutku sangat bagus". pinta Jonathan kepada Ahmad,seraya memandang dengan penuh harap.
"Boleh saja tuan ,tapi bukankah lebih baik tuan sendiri yang memberikannya nama??"
"Tidak Ahmad,aku mau kamu yang memberikannya nama."
"Baiklah kalau begitu maunya Tuan,saya sama sekali tidak keberatan,tapi...kalau boleh Nama Attaya bisakah tetap saya sematkan di nama depan anak saya, karena dari dulu... saya ingin menyematkan nama itu untuk anak pertama saya ini." pinta Ahmad.
"Boleh saja dan sebagai gantinya tolong juga sematkan nama Narendra di belakang nama anak kamu."
"Tidak tuan saya tidak pantas menggunakan nama itu di belakang nama anak saya," tolak Ahmad sambil menggelengkan kepalanya.
"Sudahlah... itu tidak ada apa-apanya dibandingkan jasamu pada keluargaku. Aku sudah menganggap anakmu sebagai anakku juga". Jawab Jonathan tersenyum lalu memeluk Ahmad dan menepuk-nepuk punggung pria paruh baya itu.
Bersambung....
Mohon maaf jika masih ada banyak kekurangan.Karena ini tulisan pertama saya.Mohon dikoreksi bila ada salah-salah kata . Dan khilaf dengan peristiwa yang tertulis ,ambil sisi baiknya buang sisi buruknya.
Delapan tahun kemudian....
"Nona..!!, Nona..!!" Teriak beberapa pria yang tengah berada disebuah kebun teh.
"Anda ,ada di mana... Nona??!!"teriak salah satu pria itu yang tampak sudah putus asa.
"Gimana ini?? ,bisa di pecat kita,kalau sampai Nona muda tidak ketemu!" Ujar salah satu pria pada teman-temannya.
"Ya sudah ...lebih baik kita laporkan dulu kepada Tuan besar!" Usul salah satu pria kepada yang lain, kemudian mereka semua pergi dari kebun itu,menuju rumah majikannya.
Setelah orang-orang itu pergi,munculah seorang anak kecil berumur sekitar delapan tahun,dari balik semak-semak. Sambil tertawa cekikikan.
"Ah...payah,om-om itu gak asik, nyari Aya bentar aja udah pada nyerah,".. ucap anak itu,seraya berkacak pinggang dan memonyongkan bibirnya sebal.
Gadis kecil cantik jelita itu berlarian kecil menyusuri jalan yang disamping kanan dan kirinya ditumbuhi tanaman teh yang rimbun. Tangannya terlentang menyentuh puncak atas pohon teh sambil terus berlarian kecil sambil berlenggak-lenggok. Rambut panjangnya yang diikat ekor kuda itu berayun-ayun ke kanan dan ke kiri.
Tak terasa sudah menjelang sore, tapi gadis kecil yang suda sedari tadi berjalan itu tak kunjung sampai di rumahnya, pikirannya sudah dipenuhi rasa takut. Tapi kakinya terus saja melangkah masuk dan masuk. Tak disangkanya dia sudah berada di tengah hutan.
"Mama!!...Papa!!...Aya takut..!" gadis kecil itu menangis ketakutan langkahnya berputar melihat sekelilingnya yang hanya ada pepohonan,dia terus mundur dan tiba-tiba kakinya terpeleset.
"Aaaaaa..!!"greb tangannya di tangkap seseorang, terlihat dari atas sosok bocah laki-laki kecil yang kira-kira lebih tua beberapa tahun darinya.Berusaha menarik tangan Aya untuk naik keatas.
"Tolong Aya...Aya tidak mau jatuh!!."
"Iya...!! Aku akan berusaha menolong mu. Pegang kuat tanganku." Teriak bocah itu, masih berusaha sekuat tenaga menarik tangan Aya. Tapi percuma saja tenaganya tidak mampu menopang berat badan Aya yang hampir sama dengannya. Tangannya malah ikut teseret kebawah.
Dua anak itu jatuh terguling-guling ke jurang. Terlihat tidak jauh dari arah bawah ,ada batang pohon tumbang yang dahannya begitu tajam. Melihat itu ,Bocah laki-laki yang ikut jatuh reflek memeluk Aya, menjadikan tubuhnya sebagai tameng agar dahan pohon tidak melukai tubuh Aya. Tapi justru tubuhnya yang terluka. Kedua anak itu pingsan seketika tidak sadarkan diri.
***
Keadaan didalam vila tampak sangat mencekam. Terdengar suara bentakan seseorang yang sedang marah.
"Menjaga satu anak kecil saja kalian tidak becus!!" Bentak Jonathan kepada para pengawalnya. Matanya merah ,tangannya mengepal, nafasnya memburu ingin meluapkan amarahnya kepada orang-orang di hadapannya.
"Ma..mafkan kami tuan, awalnya... tadi Nona mengajak jalan-jalan di kebun teh,... tapi saat kami lengah,... Nona sudah tidak ada. Kami sudah berusaha memanggil-manggil Namanya. ...Kami juga sudah mencari sekeliling kebun... tapi belum juga menemukan Nona." salah seorang pengawal menjelaskan dengan terbata-bata.
"Aku tidak butuh penjelasanmu!!, aku ingin kalian menemukan anakku.. sekarang juga!!" Bentak Jonathan,
Ahmad yang berdiri tidak jauh dari majikannya bersuara "Maaf tuan ini semua kesalahan saya, andaikan tadi saya menyuruh Ima menemani Non Aya, pasti hal ini tidak akan terjadi, jadi tolong jangan salahkan mereka."
"Itu bukan kesalahanmu Ahmad, aku sendiri yang menyuruh Ima menemani Asher". ujar Jonathan.
"Ck.!Bocah itu...!! selalu saja membuat masalah, merepotkan!" Sahut bocah laki-laki tampan yang bernama Asher yang tengah duduk di sebelah ibunya, melipat kedua tangannya di dada dengan muka di tekuk.
"Jangan begitu sayang, dia kan adik kamu, harusnya kamu khawatir !" Silvia menenangkan sang anak yang sedang kesal. Padahal dirinya juga tengah khawatir dengan keadaan putrinya.
"Tapi Ma..Aya selalu bikin kita susah!"
"Iya....sudah-sudah, jangan bikin papa makin marah!" Bisik Silvia mengingatkan putranya.
Ahmad berjalan mendekati Tuannya.
"Bagaimana kalau kita,meminta bantuan para warga untuk mencari Non Aya Tuan! karena sepertinya hari sudah mulai gelap." usul Ahmad.
"Ide yang bagus, lebih banyak yang mencarinya akan lebih cepat ketemu." Ujar Jonathan setuju.
***
Tampak dua kelopak mata kecil bergerak-gerak mengerjab, berusaha membuka matanya. Dia berusaha duduk kemudian melihat sekelilingnya, semuanya tampak gelap,sakit menjalar di sekujur tubuhnya. Dia melihat seorang anak laki-laki tergeletak di sampingnya, Anak yang sudah menolongnya.
"Kak...kakak!,bangun.. jangan mati kak..!!aku tidak mau sendirian,aku takut!!" Aya terus menggoyangkan lengan anak laki-laki di sampingnya.
"Aku belum mati tauk...!!"tiba-tiba anak laki-laki itu menyahut dan mulai membuka matanya.
"Kalau sampai aku mati,..aku akan bergentayangan mencari mu !!"
Aya langsung memukul lengan anak laki-laki itu.
"Aduh!!" anak laki-laki itu meringis kesakitan.
"Kakak,...maaf kak ,aku gak sengaja, kakak tidak apa-apa kan??" Tanya Aya khawatir.
"Jelas-jelas kamu sengaja,masih aja ngeles"!
"Aduh...!! ..Punggungku sakit banget!"gerutu anak laki-laki itu, sambil meringis berusaha untuk duduk dan meraba punggungnya.
Aya melihat tangan anak laki-laki itu,tangan bekas meraba Punggung, ada darah segar di sana.
"Itu darah....kak!!"sahut Aya menunjuk tangan anak laki-laki itu, kemudian tiba-tiba dia menangis dengan keras.
"Eh,... tunggu-tunggu, kenapa malah kamu yang nangis?? Kan aku yang terluka?" Tanya anak laki-laki itu heran dengan tingkah Aya.
"Udah-udah jangan nangis lagi!!,ini bukan darah...ini saus tomat" ,anak laki-laki itu berusaha menenangkan Aya.
Aya mulai berhenti menangis. "Beneran kak ,itu bukan darah tapi saus tomat??" Tanyanya polos.
"Iya ini saus tomat, kamu punya kentang goreng gak? Biar bisa di cocol ke sini!" Bocah laki-laki itu menyodorkan tangan yang katanya terkena saus tomat.
"Mana ada kentang goreng di hutan kak,ada-ada saja!" Jawab Aya sewot, merasa aneh dengan pertanyaan yang diajukan anak laki-laki itu.
Cletak!!
"Aduhhh...sakit kak!!"Aya meringis sambil mengusap keningnya.
"Udah tau ini hutan, mana ada saus tomat?...ini itu darah! " Sahut bocah laki-laki, sambil sesekali meringis kesakitan.
"Kan kakak yang bilang sendiri tadi? kok malah kakak yang sewot...Aneh" Aya memutar bola matanya jengah.
Tiba-tiba mereka malah tertawa bersamaan , merasa aneh dengan tingkah laku satu sama lain, yang tengah terkena musibah tapi malah bercanda.
Tak lama muncul beberapa serangga kecil yang berkelap-kelip menampakkan cahayanya di sekitar mereka. Aya tampak sangat antusias melihat cahaya kecil-kecil yang beterbangan di sekelilingnya. "Wah.... cahaya apa ini, bagus banget?"
"Itu sejenis serangga, namanya kunang-kunang." Jelas anak laki-laki itu. "Gitu aja gak tahu!"
"Ya emang gak tahu!" Sahut Aya tak terima.
"Emang di sekolahmu gak pernah diajarin?" Tanya Anak laki-laki itu heran.
Tiba-tiba Aya murung "Aya cuma homeschooling. papa melarang Aya sekolah di luar." jawab Aya dengan raut muka sedih.
"Oh.." sahut anak laki-laki itu tanpa bersuara.
"udah gak usah sedih! aku punya tebak-tebakan ni ....Kenapa kunang-kunang sering keluar pada malam hari?"
"Emmmm.. mungkin karena kalo siang dia tidur,kalo malem dia keluar" jawab Aya antusias.
"SALAH.!!"
"Karena kalau siang kunang-kunang ngecash lampu dulu buat malam hari agar bersinar." sahut anak laki-laki itu tertawa.Aya ikutan-ikutan tertawaan mendengar jawaban anak laki-laki itu.
"Gitu dong ketawa ,kalo sedih kan kelihatan jelek."
"Kalo senyum Aya kelihatan cantik ya kak?"
"Gak juga...tetep jelek!" Jawabnya ketus.
Huh,.. Aya menghela nafas dengan cemberut karena jawabannya tidak sesuai yang dia harapkan. "Kunang-kunangnya cantik ya kak..??"
"Eh tau gak?... katanya kunang-kunang itu jelmaan kuku orang mati Loh!"
Aya langsung reflek memeluk anak yang ada di sampingnya. Dengan mata terpejam menyembunyikan ketakutannya. "Aya takut kak..!"
"Aduh..!!"anak laki-laki itu meringis kesakitan. "Eh...,jangan keras-keras meluknya, kamu mau bikin aku mati ya?" Anak laki-laki itu mencoba melepaskan pelukan Aya tapi tidak bisa.
"Aku cuma becanda." Mendengar itu aya langsung melepaskan pelukannya.
"Gak lucu...!!" Ujar Aya cemberut , mulutnya mengerucut. Anak laki-laki itu mengacak-acak rambut Aya. Tiba-tiba Aya menatap wajah anak laki-laki di sampingnya, merasa ada yang aneh. "Kakak....kok pucat banget?"
"Iya...ni, tiba-tiba rasanya lemes banget."
"Kakak sepertinya harus segera di obati! Tapi gimana caranya kita keluar dari sini?"tiba-tiba Aya panik.
"Kita hanya bisa berdoa, semoga Tuhan menyelamatkan kita."
Tak lama, terdengar suara orang memukul-mukul pentungan..sambil berteriak-teriak memanggil nama Aya.
"Non Aya!!!
.. non Aya!!, Non ada di mana?!!"
" Tolong!!...., Tolong!!... Aya ada di bawah sini!!" Aya berteriak dengan keras.
"Ya Tuhan, ketemu!! suaranya berasal dari bawah sana!" Sahut salah satu warga. Menunjuk ke arah bawah. Meraka lalu berbondong-bondong turun menolong kedua anak itu.
"Eh...ini bukannya anak tamunya pak kades yang juga hilang itu ya??" Tanya seorang warga. Menatap bocah laki-laki yang ditolongnya.
"Iya... dia sepertinya terluka, kita harus segera membawanya ke klinik!" salah satu warga mengendong anak laki-laki itu. Lalu segera membawanya pergi, karena sudah tidak sadarkan diri.
"Sayang kamu tidak apa-apa? Mana yang sakit bilang ke Papa?!" Tanya Jonathan khawatir, memeluk putrinya sambil mengecek bagian tubuh putri kesayangannya.
"Aya gak papa Pa!" sahut Aya tanpa menoleh ke arah Jonathan. ia masih fokus menatap anak laki-laki yang di bawa pergi menjauh oleh beberapa warga.
"Ahmad.., hubungi dokter Kevin ,suruh datang ke vila sekarang!!" Perintah Jonathan.
"Baik Tua."
Bersambung.....
Sebelas tahun kemudian....
Terlihat Sinar mentari menyeruak masuk ke celah gorden sebuah kamar yang cukup besar ,ada lampu hias kecil-kecil dan berapa poster bintang Korea yang tertempel di dinding kamar dengan nuansa girly itu. Tampak sesuatu sedang menggeliat di didalam selimuti. Lalu terdengar suara gesekan gorden yang sedang di buka.
"Ayo bangun sayang!!...gak baik anak perawan bangun siang?!" Seorang wanita paruh baya menarik selimut putrinya.
"Ah... Mama, Aya masih ngantuk!," gadis itu menarik selimutnya lagi menutupi wajahnya.
Silvia menarik selimutnya lagi. "Pasti gara-gara begadang nonton Drakor. Cepet bangun mandi kemudian turun sarapan! kalau gak laptop mama sita!!" Ancamnya.
"Ok Mamaku sayang!" Aya langsung bangun. Sebelum beranjak lari ke kamar mandi Aya menyempatkan mengecup pipi Mamanya dulu.
Silvia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putri satu-satunya yang super manja.
***
Di meja makan sudah berkumpul formasi lengkap, Jonathan, istrinya Silvia, anak kembarnya Asher kemudian Aya, juga anak sulungnya Shakiel beserta istrinya Nadia yang tengah hamil besar. Ada obrolan-obrolan kecil di sela kegiatan makan.
"Bagaimana keadaan perusahaan,sejauh ini Shakiel?"
"Semuanya baik-baik saja Pa... kemarin perusahaan kita baru saja menang tender!" sahut shakiel lanjut menyuapkan makanan.
"Bagus...kamu tingkatkan lagi kinerjamu." Jawab Jonathan seraya tersenyum.
"Kalau kamu Sher? Ingin melanjutkan kuliahmu kemana?"
"Asher ingin kuliah ke luar negeri Pa!"
BRAK...
Jonathan tiba-tiba menggebrak meja. Semuanya tampak terkejut!! Tak terkecuali Aya yang hampir saja tersedak.
"Papa gak setuju! Kuliah saja di sini seperti Kakakmu! Kuliah di luar negeri juga tidak akan menjamin kamu menjadi orang yang sukses!"
"Tapi... Pa?! Papa kan tahu sendiri kalau itu sudah menjadi impian Asher sejak dulu! lagi pula Asher dapat Beasiswa dari Kam__."
"Cukup!! Papa tidak mau lagi dengar alasanmu!" Potong Jonathan. "Sekali Papa bilang Tidak! tetap TIDAK!" Dengan tatapan tajam dan raut muka yang tampak menahan amarah. Jonathan menghela nafas berusaha meredam amarahnya.
Setelah perdebatan yang cukup menegangkan, semuanya tampak diam,hanya ada suara dentingan sendok di meja makan. Hingga satu suara yang menginterupsi membuat semua orang menoleh.
"Papa gak nanya Aya mau lanjut kemana?"
Jonathan mendongak menatap putri cantiknya yang sedang tersenyum ke arahnya. "Eh...iya sayang Papa lupa, Putri cantik Papa mau ikut kelas privat apa lagi?" Tanya Jonathan sambil tersenyum.
Aura Aya langsung meredup. "Aya gak mau ambil kelas privat lagi Pa!.. Aya maunya kuliah seperti Asher." Jawab Aya manja. Seketika yang di sebutkan namanya menoleh sambil melotot. Aya membalasnya dengan menjulurkan lidahnya mengejek.
"Tidak sayang! Diluar itu berbahaya, banyak penjahat, banyak laki-laki bre**s*k juga." Jonathan menimpali.
"Iya ... seperti Papa, kak Shakiel sama Asher sama kan laki-laki juga?" Sahut Aya sebal.
"Kalo Papa sama kak Shakiel jelas beda, Asher mungkin...?" Jonathan menunjuk dengan dagunya. Masih melanjutkan makan yang sempat tertunda.
"Enak... saja!! Papa kalik!" Sahut Asher ketus tidak terima. Memandang sinis ke arah Papanya.
"Sudah-sudah dari tadi bendebat terus, malu tu sama Nadia." Sahut Silvia tidak tahan dengan tingkah Suami dan anaknya.
"Tidak apa-apa Ma, malah Nadia senang suasananya jadi makin rame." sahut Nadia tersenyum.
"Oh iya sayang, kata dokter kapan HPLnya?"
Belum sempat menjawab terdengar kursi terdorong. Aya beranjak berdiri mendengus kesal lalu berlari naik ketangga menuju kamarnya.
"Dasar anak emas.!! Gak punya sopan santun!" Sahut Asher, menoleh ke arah tangga yang baru saja di lewati Aya.
"Aku dengar ya! awas saja kau!!" Teriak Aya dari Arah pintu kamarnya.
"iki dingir yi...iwis siji kiw." Tiru Asher sambil melengos sebal.
"Sepertinya dia ngambek Ma!!,coba Mama bujuk dulu!" Perintah Jonathan pada istrinya.
Silvia segera merapikan bekas piringnya dan piring Aya," Kalian lanjutan saja makannya,biar ibu susul Aya dulu!"
***
Aya tengkurap di kasur kamarnya sambil memeluk bantal .
"Papa jahat!! sampai kapan aku terus di kurung di rumah ini!" Aya merendam teriakannya dengan bantal sambil menangis. kakinya dihentak-hentakka. Aya mendengar ketukan pintu.
"Sayang.. mama masuk ya?" Suara Silvia dari luar pintu, masuk mendekati putrinya kemudian duduk di pinggir ranjang.
"Maafin Papa ya sayang ? Papa melakukannya karena sayang banget sama Aya." jelas Silvia sambil mengusap-usap rambut putriya.
Aya beranjak duduk, mengusap air matanya kemudian menatap Silvia. "Tapi Aya pengen hidup normal Ma ...,kayak orang-orang di luar sana, bisa kuliah, jalan-jalan sama temen ,punya pacar."
"Punya pacar??" Silvia langsung menyahut.
"Hehehe...Gak kok Ma, Aya cuma becanda," Aya tersenyum menunjukkan giginya. "Tapi Aya pengen kuliah Ma. ,Mama bujuk Papa ya? Please,..." Aya menggelayut manja di tangan silvia.
"Kamu tahu sendiri kan sayang, keputusan Papa gak bisa dibanta?"
Aya terdiam ,memutar otaknya memikirkan sesuatu. kemudian tiba-tiba tersenyum. "Bagaimana kalau gini, nanti kalau kak Nadia melahirkan anak perempuan, Aya boleh ya kuliah?"
"Apa hubungannya?" Silvia heran dengan pemikiran putrinya.
"Ya kan,buat gantiin posisi Aya di rumah ini, boleh ya Ma? Please...?" Aya menangkupkan tangan didadanya memohon.
"Iya udah... Tapi kalau ternyata anak kak Nadia laki-laki, kamu harus nurut sama Papa, gak usah kuliah!" Pinta Silvia
"Oke Aya janji," Aya mengacungkan jari kelingkingnya dan menautkannya dengan jari sang ibu.
"Kalau gitu ibu turun dulu ya? Mau bikinin kopi buat Papa", Silvia mengelus rambut putriya kemudian beranjak.
"Ok Ma,"
Setelah ibunya pergi Aya terdiam, memandang pintu yang baru saja tertutup. "Ya Tuhan, selama ini aku selalu patuh pada kedua orang tua ku, tidak pernah mengeluh dengan keadaanku, aku juga tidak pernah meminta apapun kepadamu, ku mohon... untuk kali ini saja kabulkan doa ku, biarkan aku hidup bebas dan keluar dari sangkar ini," batinnya dalam hati.
Aya tersadar dari lamunannya ketika suara gedoran pintu dari luar, kemudian seseorang yang menurutnya sangat menjengkelkan masuk ke dalam kamar berkacak pinggang sambil tersenyum mengejek.
"Heh... Anak emas! udah selesai ngambeknya?" Tanya Asher saudara kembarnya, langsung melompat ke ranjang dan mengacak-acak rambut Aya.
"Apaan sih ,Lo tuh anak perak?!" Aya menepis tangan Asher dari kepalanya, lalu tengkurap lagi di atas kasur.
"Aku dengar kamu bikin kesepakatan sama Mama ya?.. kesepakatan apaan??" Tanya Asher penasaran.
"Iiisshh.... dasar tukang nguping? aku kutuk kupingmu tuli baru tahu rasa!" Aya menoleh, menatap jengkel.
"Kutukan mu gak bakal mempan, yang ada aku kutuk balik jadi burung dalam sangkar."
"Gak usah kau kutuk, aku sudah berasa jadi burung dalam sangkar. Ya Tuhan....!! kapan aku bisa BEBAS....!!" teriak Aya di kuping Asher.
Asher reflek membungkam mulut Aya sambil mengusap-usap kupingnya yang berdenging lalu ikut merebahkan diri dengan posisi terlentang menindih Aya yang sedang tengkurap.
"iissh...berat tauk!! Minggir gak?!" Perintah Aya pada Asher.
"Gak!!...,Aku gak bakalan minggir, sebelum kamu mengatakan kesepakatan kamu sama Mama," kekeh Asher.
"Iya...iya, tapi minggir dulu!"
Asher kemudian beranjak duduk dan diikuti Aya, saudara kembar itu duduk bersila berhadapan. Kemudian Aya mulai menceritakan apa yang sudah dia sepakati dengan Mamanya beberapa menit yang lalu.
"Terus.... kalo yang lahir anak laki-laki gimana?" Tanya Asher.
"Gak bakal, firasatku yakin banget kalo anaknya kak Nadina itu perempuan." Jawab Aya mantap.
"Udah kaya Cenayang aja kau!!"
"Kenapa ya Kak Shakiel sama Kak Nadia gak mau tau jenis kelamin anaknya??"
"Katanya sih biar suprise..., lagi pula kan anaknya kembar, jadi Mereka udah bersyukur banget ,mau dikasih laki-laki atau perempuan udah gak penting katanya." Jelas Aya sambil menopang dagu.
"Kamu sendiri gimana Sher? Gak jadi kuliah di luar negeri?"
"Gak tau lah... Padahal aku dapat beasiswa full, lagi pula Om Bram juga tinggal di sana, tapi kenapa Papa masih gak setuju." Sahut Asher dengan raut muka kecewa. Bram adalah adik Jonathan yang sudah lama tinggal di LA.
"Yang sabar ya Sher!" Aya mengelus punggung saudara kembar.
Asher menepis tangan Aya dari punggungnya. "Apaan sih! ,kaya kau gak punya masalah sendiri, pikirin tu gimana kalau yang keluar anak laki-laki?"
"Bantuin doa,...ya Sher?...please?" Aya memohon sambil mengatupkan ke dua tangannya di dada, dengan muka memelas.
"GAK!!"
"Jahat kamu...!!"
"Iya...iya aku doain.......tapiiiiii.....bo'ong..?!" Jawab Asher berdiri dan berlari keluar.
"Asher....!!" Teriak Aya lalu melemparkan bantalnya ke arah keluarnya Asher.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!