NovelToon NovelToon

Synchrodestiny

BAGIAN 1: PENGENALAN TOKOH

Pengenalan Tokoh (Gambaran visual bagi pembaca):

Nama: Aurora Sabrina White

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Seorang gadis remaja SMA yang sangat rajin dan tekun dalam menjalani pendidikannya. Dirinya tak pernah berani menjalani hubungan percintaan seperti teman-temannya yang lain.

Nama: Arthur Benjamin Smith

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Seorang remaja laki-laki SMA yang baru saja pindah dari Australia. Dirinya memiliki hobi dan pekerjaan sampingan sebagai seorang Hacker, namun ia terpaksa pindah ke Indonesia karena pekerjaan Ayahnya yang merupakan seorang mafia kelas kakap.

Nama: Theodoric Stuart Miller

Umur: 16 tahun

Sinopsis: Seorang remaja laki-laki SMA yang telah menyimpan perasaan sejak lama terhadap adik kelasnya sekaligus sahabat kecilnya, Aurora. Sejak dahulu dirinya selalu menunggu saat-saat yang tepat untuk menyampaikan perasaannya pada gadis tersebut.

Nama:

-Claire Howey Barnes (kiri)

-Lauren Hayward Thompson (kanan)

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Dua gadis remaja yang merupakan sahabat Aurora sejak SMP, namun sayangnya di tahun terakhir menuju ke SMA, mereka memutuskan untuk fokus terhadap pacarnya masing-masing. Sehingga membuat pertemanan keduanya dengan Aurora mulai merenggang.

Nama:

-Christopher Moore Rodriguez (kiri)

-Leonardo Harris Brown (kanan)

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Dua remaja laki-laki SMA yang merupakan sahabat Aurora sejak SMP, namun akhirnya mereka berujung sibuk memikirkan pacar mereka masing-masing, sehingga hubungan persahabatan mereka dengan Aurora pun mulai kandas.

Nama: Amelia Chloe Garcia

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Teman satu angkatan Aurora, dulunya saat di sekolah dasar sempat menjadi sahabatnya, namun karena hal licik yang ia lakukan pada Aurora, akhirnya pertemanan mereka kandas. Namun Amelia dan Aurora kembali di pertemukan di sekolah mereka yang baru saat SMA.

Nama: Emma Taylor Jones

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Seorang gadis remaja SMA yang memiliki gaya pakaian dan gaya rambut yang sangat tomboy. Pertemuan pertamanya dengan Aurora membuatnya semakin percaya diri setiap harinya. Juga ia ingin sekali menjalin hubungan layaknya sahabat dengan gadis tersebut.

Nama: William Ernest Chandra

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Seorang remaja laki-laki SMA yang memiliki ketertarikan terhadap club basket, bermimpi untuk menjadi pemain basket andalan Indonesia. Semasa SMAnya ada seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis itu bernama Emma.

Nama: Rachel Andita Parrell

Umur: 15 tahun

Sinopsis: Seorang gadis remaja yang kerap menaruh perhatian pada Amelia, sejak mereka berada di sekolah dasar, ia merasa Amelia selalu berada jauh di atasnya, namun gadis itu tak pernah merasa cukup, suatu hari ia merencanakan untuk menyebarkan segala keburukan Amelia melalui media sosial.

BAGIAN 2: HARI PERTAMA

Perkenalkan, namaku Aurora Sabrina White, kalian bisa memanggilku Rara. Aku hanyalah seorang gadis biasa sama seperti kalian yang sedang membaca kisah ini. Setiap hari kesibukan adalah bersekolah, les, hangout sama teman dan yang pastinya mempersiapkan nilai yang maksimal untuk lanjut ke perguruan tinggi nantinya. Dan menariknya, tahun ini aku baru saja memasuki SMA favorit di Sekolah Menengah Atas Negeri Satu Jakarta pada umurku yang ke lima belas.

Selain itu, aku juga punya dua Kakak perempuan yang bernama Arabella Yasmine White dan Amanda Caroline White, mereka kerap kali menyuruhku untuk masuk ke SMA swasta, namun aku tetap bersih keras untuk melanjutkan SMAku di sekolah negeri, karena hampir delapan puluh persen teman SMPku memutuskan untuk mendaftar ke sekolah tersebut, dan juga pastinya karena biaya yang relatif lebih murah.

Sejujurnya malam ini aku benar-benar ga sabar menunggu sampai besok pagi datang, secara akhirnya setelah sekian lama, aku bisa merasakan kehidupan SMA yang sudah kudambakan sejak dulu.

Keesokan harinya...

“Ra...Ra...ayo cepat bangun! Masa hari pertama udah telat sih!” ujar Mama Aurora yang terus-menerus menggoyangkan selimut miliknya dari ujung kasur.

“Belum bunyi Ma alarmnya astaga...hoammm...” ujar Aurora sambil menarik selimut dari tangan Mamanya.

“Astaga, yaudah kalo gitu Mama tinggal kerja nih!” ujar Mama Aurora lagi sambil berpura-pura keluar dari kamar putri bungsunya itu.

“Hah?” ujar Aurora sambil segera bangun mengambil handphonenya yang tergeletak di atas meja.

“Loh kok udah jam segini sih?!” ketus Aurora yang baru menyadari jika dirinya lupa mengunmute handphonenya sehingga suara alarmnya tak terdengar dan sekarang jam menunjuk pukul enam lebih tiga puluh yang artinya ia hanya punya waktu tiga puluh menit lagi sebelum kelas hari pertama dimulai.

Segera Aurora berlari mengambil seragam SMAnya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Mamanya segera keluar dari kamar Aurora sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya itu.

Sepuluh menit berlalu, Aurora segera keluar dari kamar mandinya, terburu-buru mengambil tas dan handphonenya lalu dengan cepat ia turun ke lantai bawah untuk sarapan.

“Ka Manda, Ka Ara...aku pergi dulu ya! Dadah!!!” ujar Aurora sambil mengambil lima biskuit sekaligus di tangannya dan bergegas masuk ke dalam mobil, dimana Mama dan Papanya sudah menunggunya sedari tadi.

“Udah ga ada yang ketinggalan kan Ra?” tanya Papa Aurora.

“Iya Pa ga ada, ayo berangkat!” ketus Aurora dengan mulut penuh dengan biskuit.

Pukul enam lima lima, mobil yang ditumpangi Aurora pun akhirnya sampai di halaman SMAN 1 Jakarta. Aurora terpanah melihat sekolah barunya, ia membayangkan masa-masa indahnya di dalam gedung tersebut. Gedung yang akan menemani hari-harinya selama kurang lebih tiga tahun, di saat yang sama ia masih tak percaya sudah berada di jenjang SMA, padahal rasanya seperti baru kemarin ia masuk jenjang SMP.

“Pulang sendiri ya Ra nanti kayak biasa...hati-hati pas di perjalanannya...” ujar Mama Aurora mengingatkan putrinya untuk berhati-hati dalam perjalanan pulangnya menggunakan driver online, karena memang itulah kebiasaan Aurora sejak SMP.

“Okeee...dah Ma, dah Pa!” ujar Aurora sambil mengecup pipi kedua orangtuanya dan juga sebaliknya.

Aurora turun dari mobil bersamaan dengan ratusan murid lainnya yang berpakaian sama dengan dirinya.

BAGIAN 3: PEMBAGIAN KELAS

Dengan cepat ia berjalan ke melewati pagar utama menuju ke dalam lobby gedung sekolah, disana ia mendapati banyak sekali murid yang mengerumuni papan tulis berisikan daftar pembagian kelas tahun pertama untuk murid baru di angkatannya, hanya sedikit muka-muka asing yang Aurora lihat, secara kebanyakan dari mereka berasal dari SMP yang sama dengannya.

“Ra!” tiba-tiba terdengar suara dari belakang Aurora.

“Eh Claire! Astaga dari mana aja kamu? Aku nyariin kamu tau ga dari tadi...” ketus Aurora.

“Iyaaa, tadi aku buru-buru ngecek daftar kelas sebelum makin rame. Dan kamu tau ga? Aku, kamu, dan Lauren sekelas!!!” ujar Claire sambil memperhatikan reaksi sahabatnya itu.

“Hah beneran?! Demi apapun?!” tanya Aurora tak percaya dengan hal yang baru di dengarnya.

“Iyaaa!!!” ujar Claire riang.

“Terus Leon sama Chris?” tanya Aurora.

“Sayangnya mereka ga sekelas sama kita, tadi aku liat mereka sama-sama di IPA dua, kita bertiga di IPA satu...” jelas Claire.

“Yah...yaudah deh gapapa, tenang...kalian berdua masih bisa ketemu mereka kok selama pergeseran jam pelajaran...” ujar Aurora yang berusaha menghibur Claire.

“Yap!” jawab Claire berusaha menghibur dirinya juga di saat yang bersamaan.

“Tapi ngomong-ngomong, mana Lauren?” tanya Aurora.

“Ya biasa lah anak itu, paling bentar lagi juga dateng—“

“Gaisss!!!” tiba-tiba terdengar suara Lauren yang berlari mendekati Aurora dan Claire dari kejauhan.

“Tuh kan...” ketus Claire.

“Aku ketinggalan apa nih? Gimana? Kita sekelas? Parah aku ga sabar liat daftar kelas, tunggu bentar ya biar aku yang cek...” ujar Lauren sambil berjalan maju hendak menerobos ke dalam kerumunan.

“Eh Lau, tadi Claire udah liat daftarnya...” ketus Aurora sambil menahan Lauren untuk memasuki kerumunan tersebut.

“Oh astaga kirain belom. Jadi gimana? Kita sekelas kan?” tanya Lauren yang heboh sambil menatap kedua temannya secara bergantian.

“Aku sama Rara masuk di kelas IPA satu, kamu masuk di kelas IPA tiga Lau...” ujar Claire yang berusaha membohongi Lauren.

“Hah?! Beneran?!” tanya Lauren yang seketika memasang muka kaget, shock dan tak percaya.

“Hahaha! Engga lah Lau, astaga kamu tuh ya percaya-percaya aja sama candaan Claire...” ujar Aurora yang tak bisa menahan tawanya memandang ekspresi kaget Lauren.

“Ih, kalian parah banget ya! Udah jantungan nih dari tadi,” ketus Lauren sambil sesekali membenarkan rambut pendeknya itu.

“Terus Leon gimana?” tanya Lauren.

“Chris sama Leon sekelas, tapi sayangnya ga sekelas sama kita bertiga...” jelas Aurora.

“Ah suda kuduga...” ujar Lauren

“By the way, kalian ga mau meet mereka? Tuh mereka ada di sana...” ujar Aurora yang melihat kedua temannya di sisi lain lobby.

“Engga deh Ra, nanti paling kita meet pas jam istirahat...” balas Claire yang terus menatap layar handphonenya

“Yap—“ timpal Lauren.

“KRINGGG KRINGGG!!!” tiba-tiba bel sekolah berbunyi, yang artinya jam sudah menunjukkan tepat pukul tujuh.

Beberapa menit kemudian Aurora, Claire dan Lauren berjalan menuju lantai empat sesuai dengan arahan yang tertera di papan tulis sebelumnya. Setelah mereka menemukan tulisan kelas ‘10 IPA 1’ Claire dan Lauren dengan bersemangat memasuki ruangan kelas itu, dilihatnya seluruh meja sudah diatur secara berpasangan.

Dengan cepat Claire dan Lauren duduk di baris paling kanan kelas yang menempel dengan tembok, diikuti Aurora di bagian belakang, sehingga menyisakkan satu kursi kosong tepat di sebelahnya, namun rupanya hal tersebut tak menghalangi mereka untuk tetap saling berbincang-bincang layaknya sahabat pada umumnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!