[Dunia Zongzu]
300 tahun setelah Perang Besar Kultivator yang mengakibatkan jutaan Kultivator gugur. Di sebuah kota kecil Moshan yang terletak 50 Km kilometer dari Lembah Hitam, dimana sejarah perang besar pernah terjadi.
Kota Moshan adalah kota terdekat dan paling terasa dampaknya kala perang besar terjadi. Dulu, kota kecil ini layaknya kota kecil yang lain, namun setelah perang besar usai, kota kecil ini memiliki wajah baru. Kota ini sangat unik, ada 3 wilayah besar di kota Moshan, akibat tebasan Niat Pedang Master Lu Bai yang meluluhlantakkan ribuan iblis dan siluman kala itu, tebasan pedang Shijiang telah membelah kota Moshan menjadi 2 bagian dan terdapat jurang yang dalam.
Dibawah jurang ini, dibuat tangga batu di sepanjang dinding tebing hingga ke dasar jurang, para penduduk Moshan menamainya Tebing Shijiang.
Ada sebuah patung raksasa master Lu Bai yang kedua kakinya berasa di kedua wilayah kota bagian atas, tingginya 15 meter, ada pedang panjang ditangan patung itu yang ujungnya tepat berada di akhir retakan tebing. Di belakang patung itu ada sebuah alun-alun yang di tengahnya terdapat salah satu dari pedang Shijiang master Lu Bai, sebuah pedang hitam polos yang diikat kain merah, setengah bilahnya tertancap di tengah tanah alun-alun, Pedang Penguasa, salah satu dari 10 Pedang Shijiang.
Konon, barang siapa yang mampu mencabut pedang itu, dialah orang dalam ramalan yang akan menjadi juru selamat dunia dari ancaman Raja Iblis. Tentu saja ini hanya rumor yang dihembuskan oleh penduduk Moshan, agar kota kecil ini menjadi terkenal.
Ribuan orang telah mencoba mencabut pedang ini. Namun hingga kini, tak seorangpun berhasil mencabut pedang itu. bahkan, para Kultivator kelas atas pun tak mampu mencabut nya.
Seorang anak yatim piatu berumur 7 tahun, dengan pakaian lusuh dan compang-camping, menatap patung raksasa master Lu Bai, dia hidup dengan mengemis dan selalu tidur di bawah patung raksasa master Lu Bai, terkadang ia juga terpaksa mencuri, hanya sekedar untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Anak itu bernama Chen Yu.
Chen Yu kecil, sudah 2 tahun menjadi gelandangan, sejak lahir ia hanya hidup dengan ibunya, bahkan ayah nya pun tak dikenalnya. Di umur 5 tahun ia harus berjuang sendiri sepeninggal ibunya karena jatuh sakit. Miskin sejak lahir menjadikan Chen Yu kecil berharap menjadi Kultivator hebat seperti master Lu Bai, namun dia terlahir dengan 5 akar spiritual, yang dianggap sebagai orang tak berbakat.
Di dunia Zongzu, semakin sedikit akar spiritual nya, semakin cerah masa depannya. Hal itu dikarenakan semakin banyak akar spiritual nya, semakin banyak pula yang harus di isi, ibaratnya bila seseorang yang yang hanya punya 1 ember dan di isi penuh lalu dia bisa melanjutkan perjalanan mereka, sedangkan yang memiliki 5 ember, dia harus mengisi kelima nya terlebih dahulu hingga penuh, baru bisa lanjut.
Karena itu orang yang memiliki akar spiritual yang banyak biasanya akan mulai terhambat dan susah untuk maju tatkala memasuki Alam Pembentukan Inti Fondasi. Tetapi keuntungannya, dia bisa menggunakan banyak elemen dan variasi teknik serangan yang beragam. Namun, waktu untuk mempelajari nya juga semakin lama.
Seperti biasa Chen Yu kecil duduk termenung di bawah patung raksasa master Lu Bai, dia duduk bersandar di salah satu kaki patung itu. Kepalanya tertunduk lesu dan tak bersemangat, hidung nya mengendus ketika mencium bau makanan, dia membuka matanya dan mendongak. Ada kakek tua yang tengah menyodorkan makanan padanya sambil tersenyum teduh.
“Siapa namamu nak?” Senyum ramah sang kakek membuat Chen Yu merindukan ibunya. Andaikan ia punya keluarga, tentu dia tidak akan hidup terlunta-lunta.
Karena Chen Yu kecil hanya menatap tanpa menjawab, sang kakek mengusap lembut kepala Chen Yu dan berkata : “Kamu mau? Bolehkah kakek istirahat disini?”
Chen Yu langsung menyambar roti kukus yang sebenarnya sudah dingin dan agak mengeras dan langsung memakannya tanpa menjawab. Dia makan dengan rakus dan hanya sesekali menatap si kakek yang langsung duduk di depannya, tanpa menunggu jawaban Chen Yu kecil.
“Namaku Yan Lu, aku seorang pengembara. Kenapa kamu disini malam-malam, dimana keluargamu, apa kamu tersesat, kakek bisa mengantarmu, kakek tau banyak tempat, dan siapa tahu kakek pernah ke sana sebelumnya.”
Chen Yu menatap dalam mata kakek itu, meskipun masih kecil, dia sangat tegar; mungkin karena kehidupan pahit yang telah ia alami sejak 2 tahun lalu.
“Namaku Chen Yu, aku tak punya keluarga, ibuku sudah meninggal 2 tahun lalu.” Chen Yu tiba-tiba menjawab, kemudian ia tertunduk lagi menatap tanah.
“Hmm.. Anak yang malang, bagaimana kalau kamu jadi cucuku, kakek akan mengajakmu mengembara melihat luasnya dunia, jelek-jelek begini kakek seorang Alkemis dari gunung Yaopin ha ha ha” Tawa Yan Lu begitu lepas dan renyah seolah tak ada beban hidup.
Chen Yu untuk pertama kalinya semenjak ibunya meninggal tersenyum, tak terasa air mata menetes di pipinya.
Sejak saat itu ia mengembara bersama Kakek Yan, dia diajari Kultivasi, meskipun sangat mudah baginya pada awalnya, setelah menerobos Alam Pembentukan Inti Pondasi, dia mulai kesulitan, untuk menerobos, tapi dia tak terlalu perduli.
7 tahun berlalu, usianya kini sudah 14 tahun dan menginjak remaja, meskipun baru menguasai elemen angin dan api saja, dia sudah mampu berburu Goma dan Kakek Yan sudah menganggapnya sebagai Alkemis Bintang 3 karena kecerdasan nya. Meskipun tidak memiliki lencana Alkemis, Kakek Yan sudah mengakui kemampuannya dan Kakek Yan sendiri adalah Alkemis bintang 7, Alkemis tingkat atas dari 9 tingkat peringkat Alkemis di Zongzu.
Goma adalah sejenis binatang roh yang mampu berkultivasi, jika beruntung mereka akan bangkit menjadi Ras Siluman yang jumlah nya sangat langka saat itu, karena 9 hari perburuan yang dilakukan master Lu Bai menjelang kematiannya.
Seiring berjalannya waktu, tubuh Chen Yu semakin kuat, Chen Yu hanya diajari teknik dasar beladiri karena Kakek Yan sendiri bukan Seniman Beladiri, yang penting jika suatu saat Yan Lu meninggal, Chen Yu mampu melindungi dirinya sendiri, paling tidak dia dapat melarikan diri.
Hingga suatu ketika di hutan ilusi benua barat mereka berdua terpojok di sarang Goma Bintang 8, Shigaru.
Shigaru tidaklah terlalu menakutkan jika sendirian, masalahnya jumlahnya ratusan, dan ini adalah wilayah mereka, mereka diuntungkan dengan jumlah dan juga wilayah hutan berkabut, meskipun Chen Yu dan Kakek Yan mampu menggunakan indera spiritual nya, tetap saja. Qi mereka terkuras sangat banyak.
Mereka berlari selama 3 hari selama pengajaran gerombolan Shigaru, hingga akhirnya Kakek Yan mengorbankan diri untuk menyelamatkan Chen Yu.
“Pergilah Nak, jadilah Alkemis hebat, dengan Api Suci Biru, seharusnya kamu mampu menjadi Alkemis nomer satu” Kakek Yan memberikan Cincin ruangnya pada Chen Yu.
Chen Yu berusaha menolak dan ingin mati bersama Kakek Yan. Yan Lu berteriak keras untuk menyadarkan pemikiran Chen Yu yang dangkal dan sempit : “Chen Yu!, Kakek sudah tua, hidupmu masih panjang, pergilah… dan kamu adalah cucuku, dan ingat, jika suatu saat kamu punya anak namailah Chen Lu jika laki-laki dan Chen Yan jika perempuan, kakek akan mengawasi mu dari surga ha ha ha.”
“Kakek.. Tidak..Kakek… “ Chen Yu terbangun dari tidurnya, dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya, nafasnya terengah-engah, dia bersandar di tempat tidur kamar hotel.
“Hmph… anak? Kakek… Bahkan gadis yang kucintai sudah menolakku mentah-mentah.”
Keesokan harinya, Chen Yu pergi ke Beijing, untuk mengakhiri perseteruan nya dengan keluarga Song.
Chen Yu masih sedikit linglung dan baru teringat kalau dirinya masih di dalam kereta, dia sengaja tidak menggunakan pesawat dan lebih memilih jalur darat, disamping bisa untuk istirahat setelah kelelahan secara mental karena Alice, pengawasan di stasiun kereta tidak seketat di bandara.
Kali ini dia ingin benar-benar menyelesaikan masalah perseteruan nya dengan keluarga Song di Beijing, karena itu. Kedatangan nya di Beijing tidak ingin diketahui banyak orang.
…....
[Keluarga Song, Beijing]
Bertentangan dengan dugaan Song Yuanyi dan Song Xiaolong, insiden di Gunung Wuliang telah berlalu hampir 2 bulan, dan sekarang; Chen Yu masih belum datang ke keluarga Song. Apakah anggapan mereka salah? Apa sebenarnya Chen Yu tidak berani datang? Jika Chen Yu benar-benar tidak berani datang ke keluarga Song, haruskah mereka meminta orang-orang keluarga Song untuk kembali ke Beijing? Keluarga Song tidak memiliki kekuatan untuk melawan Chen Yu, jadi mereka hanya bisa menurunkan ego dan mengurangi aktifitas mereka untuk saat ini.
Sekarang, rumah keluarga Song tidak lagi ramai seperti sebelumnya. Selain pak tua Song Yuanyi dan Song Xiaolong, hanya ada Song Qishen. Awalnya ada beberapa orang generasi ketiga di sini, tetapi setelah Song Hai menghilang, orang-orang yang lainnya telah di perintahkan bersembunyi ke luar negeri atau wilayah perbatasan oleh Song Xiaolong .
…..
Ibu angkat Tang Baili; Tang Jing, Merasa sangat beruntung akhir-akhir ini. Meskipun Song Xiaolong pernah berbuat salah padanya sebelumnya karena beberapa alasan, dia tetap tidak pernah melupakannya. Terakhir kali, Xiaolong datang dan menemukannya, serta memberinya kehangatan dan cinta yang telah dia dambakan selama 20 tahun.
Meskipun sebelumnya, yang ada di hatinya hanyalah kebencian terhadap Song Xiaolong, melihat pria yang dicintainya berlutut di hadapannya dan memohon ampun, hatinya bergetar dan luluh untuk memaafkannya. Tidak masalah bahwa dia sangat menderita selama ini, setidaknya Xiaolong yang ia cintai telah kembali.
Meskipun Baili tidak ingin ikut dengannya ke Beijing, Xiaolong berkata bahwa dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Baili. Tang Jing tidak meragukan kata-kata Xiaolong.
Meskipun dia tidak menjalani operasi, tubuhnya berangsur-angsur pulih. Wajahnya bahkan tampak lebih sehat. Memikirkan bahwa Song Xiaolong bersamanya setiap hari, dia merasakan kegembiraan di lubuk hatinya. Kerinduan dan harapannya selama bertahun-tahun dan pada akhirnya ia mendapatkankan sesuatu yang selalu diinginkannya. Dia tidak peduli apakah Xiaolong kaya dan berkuasa atau tidak. Dalam hatinya, dia hanya ingin bersamanya dan itu akan menjadi kegembiraan terbesar dalam hidupnya.
Kadang-kadang, Xiaolong bahkan menemaninya sepanjang malam tanpa meminta apa pun. Dia hanya menemaninya berbaring di tempat tidur, sambil bercerita mengenang masa-masa indah kala mereka muda dulu.
Tang Jing tahu bahwa Xiaolong tidak akan datang hari ini karena dia bilang dia punya banyak pekerjaan dan akan pulang larut malm. Jadi, dia membuatkannya sup jahe hangat. Dia tidak ingin Xiaolong bekerja terlalu keras. Dia masih punya kejutan untuk Xiaolong. Kejutannya adalah dia sudah bisa berjalan sekarang.
Ruang kerja Song Xiaolong di rumah utama keluarga Song biasanya tidak mengizinkan orang lain masuk. Namun, Xiaolong mengatakan bahwa dirinya adalah pengecualian. Hati Tang Jing terasa hangat dan sangat tersentuh oleh penyataan Xiaolong.
Tidak ada yang bisa menggantikannya dalam pikirannya. Dia merindukannya selama dua puluh tahun dan tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan menyesalinya.
Tang Jing dengan perasaan gembira dan berbunga-bunga, ingin memberi kejutan pada Xiaolong dengan membawa sup, dan ia pun kecerwa ketika dia datang ruang kerja Song Xiaolong, dia melihat lampu di lantai dua mati. Itu artinya Song Xiaolong masih belum kembali.
Tak lama terdengar suara mobil yang melaju memasuki kediaman keluarga Song. Mobil itu tidak berhenti di halaman depan, tetapi langsung masuk ke halaman belakang.
Tang Jing tahu bahwa Xiaolong telah kembali. Hatinya gembira dan ingin membawa sup jahe hangat, tetapi dia melihat dua orang turun dari mobil dan menghentikan langkahnya.
Song Xiaolong keluar, tetapi ada juga seorang gadis muda bersamanya. Keduanya tampak sangat akrab dan gadis itu memegang lengan Song Xiaolong dengan manja.
Bukankah dia sudah memberi tahu bahwa dia sudah bercerai? Dan meskipun dia tidak memberi tahu, wanita ini tidak jauh lebih tua dari Baili, wanita itu tampak sekitar berumur 24 atau 25 tahunan.
Tang Jing tiba-tiba merasa tangannya gemetar. Dia tidak keberatan Song Xiaolong membawa kembali seorang wanita lain, tetapi dia sangat keberatan dengan kebohongan Xiaolong padanya.
Song Xiaolong dan gadis itu berjalan masuk dan tidak ke ruang kerjanya nya tetapi malah ke kamarnya, yang letaknya di sisi lain dari ruang kerjanya.
Perasaan Tang Jing sudah campur aduk tidak karuan, ia pun memberanikan diri mendekat di bawah jendela kamar Xiaolong yang letaknya di lantai 2, dimana jendela itu juga terbuka. Meski tidak melihat apa yang mereka lakukan, namun Tang Jing masih dapat mendengar dengan jelas, suara di lantai dua.
Terdengar suara terengah-engah 2 manusia yang sepertinya sedang melakukan hubungan intim disertai erangan menggoda.
“Terus paman, meski tua… kamu masih sangat perkasa.. Akh.. Ah.. Ini enak sekali.. Terus.. Jangan berhenti.. Lebih cepat.. Ah.. Aku mau keluar.. “
Tang Jing tidak percaya bahwa seperti inilah aslinya Song Xiaolong yang menemaninya setiap malam.
“Oh.. Punya mu sangat sempit.. lebih nikmat dari milik bibimu Yuna.. ?“
Tang Jing benar-benar sangat kecewa, hatinya hancur... semangkuk sup yang ia bawa tumpah di atas rumput halaman belakang. Selama tinggal di rumah ini, jelas ia tahu siapa Yuna yang dimaksud, itu adalah Istri sah nya, Hua Yuna, ia berselingkuh dengan keponakannya sendiri.
Tetapi.. Entah kenapa meski kecewa, Tang Jing tetap tidak membenci Song Xiaolong. Mungkin karena tubuhnya sedang tidak sehat dan dia tidak bisa bersamanya, itulah sebabnya dia bersikap seperti ini, tapi kenapa harus dengan keponakannya?
Song Xiaolong akhirnya terkesiap dan meremas 2 bola-bola kenyal gadis itu sambil berkata : “Yue, aku rindu permainan mulut dan lidahmu."
"Mhm, apakah wanita tua itu masih di rumah? Dia benar-benar menyebalkan." Suara wanita itu terdengar sangat kesal dan jelas tidak senang.
Song Xiaolong menghela napas: "Aku tidak punya pilihan. Keluarga Song, masih terancam oleh Chen Yu. Dia adalah ibu Tang Baili. Aku membawanya kesini hanya agar Chen Yu berpikir 2 kali bila ingin menyerang keluarga Song…
Awalnya, kupikir dengan kepribadian Chen Yu, dia mungkin tidak akan melakukan apa pun pada keluarga Song karena ibu Tang Baili, tetapi kurasa kita sudah terlalu banyak berpikir. Dia sendirian dan dia tidak berani melakukan apa pun pada keluarga Song, tidak peduli seberapa kuatnya dia. Sedangkan untuk Tang Jing, biarkan saja dia. Keluarga Song masih mampu memberi makan satu orang yang tidak berguna."
Wanita itu tertawa cekikikan : "Memperlakukan kekasih lamamu seperti anjing yang harus diberi makan."
"Kekasih lama apa? Jangan membuatku jijik. Mungkin aku tertarik padanya 20 tahun yang lalu, tetapi sekarang, ini adalah saat tersulit dalam hidupku, terutama saat tiap malam aku harus merendahkan diri berbicara dengannya. Huh, sudah..jangan bahas dia. Aku hanya tidak menyangka putrinya adalah saudara perempuan Chen Yu. Dia benar-benar beruntung. Kalau tidak, mengapa aku peduli padanya." Song Xiaolong tampaknya telah memikirkan penampilan Tang Jing yang kurus kering, dan keriput.
Wanita itu tertawa lagi: "Kudengar Tang Baili benar-benar cantik, kamu pasti tertarik padanya. Apa kamu yakin tidak ingin merasakannya."
Song Xiaolong tersenyum, "Sayang sekali, dia adalah saudara perempuan Chen Yu. Keluarga Song tidak bisa mengganggu nya."
"Hmph…. Aku tahu kau tertarik pada gadis itu. Kau bahkan berani meniduri keponakanmu sendiri…." Wanita itu mencibir dan kemudian, mulutnya tersumpal oleh sesuatu.
Setelah beberapa lama, dia tersedak, dengan meludahkan liurnya ke kasur dan berkata: "Tentu saja aku tidak keberatan dengan Tang Jing itu. Yang aku pedulikan adalah harimau betinamu. Sejujurnya, aku masih perlu berterima kasih kepada Chen Yu. Jika bukan karena dia, bagaimana kau bisa mengusir harimau betina itu? Masih Beranikah kita melakukan ini di sini bila harimau betina itu masih ada dan…, mhmm….."
Dia hanya berbicara setengah kalimat dan mulutnya kembali tersumpal sesuatu.
“Ough… “ erang Xiaolong, lalu ia berkata : “Harimau betina?..dia itu bibimu..kalau dia harimau betina, lalu.. kamu apa .. Oouh.. yah..”
Di sudut tembok, tangan dan kaki Tang Jing terasa dingin. Semangkuk sup jatuh ke rumput, tetapi dia sama sekali tidak menyadarinya.
Dia masih syok, orang yang meminta maaf di depannya adalah orang seperti ini. Dia tiba-tiba merasa bahwa semua kekuatan tubuhnya akan meninggalkannya.
Chen Yu menghela napas. Dia berada di atap kediaman keluarga Song, awalnya dia datang ke sini untuk membunuh orang-orang keluarga Song, tetapi dia melihat pemandangan ini. Dia tidak bisa menahan rasa sedih untuk ibu angkat Baili, jatuh cinta pada pria seperti itu. Apakah dia benar-benar tidak tahu seperti apa Song Xiaolong sebenarnya? Apakah dia benar-benar percaya semua yang dikatakan Xiaolong padanya? Chen Yu benar-benar tak paham dengan jalan pikiran wanita ini. Tang Jing hanya menipu dirinya sendiri.
Mungkin dia tahu bahwa umurnya tidak lama lagi, jadi dia ingin mati dengan bahagia, bukan dengan hidup yang penuh kehilangan harapan.
Terkadang, tidak ada alasan untuk mencintai. Chen Yu memikirkan Yi Ling. Apakah cintanya padanya akan berubah karena hal lain? Dia percaya bahwa Yi Ling tidak akan mengkhianatinya.
Tetapi bagaimana jika dia mengkhianatinya?
Chen Yu bertanya pada dirinya sendiri dan dia akan tetap mencintainya seperti halnya dia mencintai Alice. Alice begitu acuh padanya, tetapi dia tidak menyalahkannya, juga tidak membencinya. Dia hanya membungkus cinta itu dan membiarkannya tetap tak tersentuh, dia menyimpannya di sudut terdalam hatinya.
Mungkin seperti itulah Tang Jing memperlakukan Song Xiaolong. Meskipun dia tahu bahwa Xiaolong sedang menipunya, dia masih lebih suka menipu dirinya sendiri, tetapi sekarang, dia tidak bisa lagi melakukan itu. Chen Yu percaya bahwa Tang Jing pasti menyesal datang kesini hanya untuk melihat dan mendengar kebejatan pria yang dicintainya.
Chen Yu melihat Song Xiaolong mengangkat gadis itu dan kini gadis itu berada di atas tua bangka Xiaolong, gadis itu bergoyang naik turun seakan menaiki seekor kuda. Sementara itu, Tang Jing memuntahkan seteguk darah setelah beberapa saat, lalu, dia berdiri perlahan. Dia benar-benar menatap kearah jendela kamar Xiaolong dengan penuh harap sebelum pergi kembali ke kamarnya.
Melihat tubuh Tang Jing yang lemah seperti ranting kerung di tengah angin dingin, Chen Yu benar-benar merasa tidak nyaman. Mengapa dia harus mencintai pria seperti itu? Namun, dia tidak dapat membantunya sama sekali dan dia tahu bahwa jika dia membunuh Song Xiaolong hari ini dan Tang Jing mengetahuinya besok, dia pasti sangat sedih.
Namun, meski begitu, dia tetap akan membunuh Song Xiaolong. Mulai hari ini, dia tidak akan membiarkan dirinya mendapat masalah karena bersikap lunak terhadap musuh-musuhnya. Dia harus membunuh Song Xiaolong. Namun, setelah semuanya selesai di sini, dia akan membawa Tang Jing untuk tinggal bersama Baili. Chen Yu menatap Tang Jing yang berjalan dengan putus asa dan ia menghela nafas lirih "Cinta.. kata itu mudah diucapkan, namun sulit dipahami."
Diatas ranjang, permainan kedua insan beda usia itu semakin liar dan panas, Gadis itu masih bergoyang liar naik turun, kedua tangan Xiaolong tak tinggal diam mulai menggosok dan meremas kedua bola kenyal, menikmati setiap momen. Gadis itu tampak lebih buas daripada Xiaolong dan mendongak keatas, memejamkan matanya dengan peluh keringat di sekujur tubuhnya, erangan kecil menambah suasana di kamar itu semakin memanas.
Chen Yu cukup kagum dengan stamina Song Xiaolong. Dia berusia 50-an tahun, tetapi masih memiliki banyak energi. Chen Yu mengangkat tangannya dan hembusan angin bertiup. Wanita rakus itu pingsan di atas tubuh Xialong.
Song Xiaolong sama sekali tidak menyadarinya sampai wanita itu berhenti bergerak.
“Yue….” Xiaolong memanggil dengan cemas.
"Tidak perlu memanggilnya. Aku sudah membuatnya pingsan." Suara dingin Chen Yu terdengar.
Tubuh Song Xiaolong bergetar dan menoleh kearah jendela yang terbuka. Di bawah cahaya kuning redup sinar bulan, sosok Chen Yu duduk dengan santai di tepi jendela.
Xiaolong dipenuhi keringat dingin. Setelah beberapa lama, dia bertanya: "Siapa, siapa kamu?"
"Siapa aku? haish..kau selalu memburuku, kenapa sekarang kamu tidak tahu aku." Chen Yu mencibir, apa karena dia sedang keenakan, jadi melupakan musuhnya, senikmat itu kah melakukan itu, hingga lupa segalanya?
Song Xiaolong langsung bereaksi dan berkata dengan suara gemetar: "Kamu, kamu Chen Yu?"
"Benar sekali. Kau sangat pintar. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini dan baru punya waktu untukmu hari ini." Suara Chen Yu sangat dingin.
Song Xiaolong adalah pemimpin sebuah keluarga. Meskipun dia sangat khawatir, dia segera memaksa dirinya untuk tenang, "Tuan Muda Chen, masalah antara keluarga Song dan anda adalah kesalahpahaman. Meskipun itu kesalahpahaman, saya telah membubarkan keluarga Song sepenuhnya untuk menunjukkan permintaan maaf saya kepada Anda. Jika Anda dapat melepaskan keluarga Song kali ini, saya bersedia bersumpah bahwa mulai hari ini, keluarga Song akan menjadi anjing Anda."
"Kesalahpahaman!" Chen Yu mencibir, "Aku bukan orang yang suka membasmi. Aku sudah membiarkan keluarga Song-mu pergi lebih dari satu kali, tetapi kau selalu menantang batasku. Kau berani menyakiti Alice. Kau bahkan berani membuat rencana keji pada adikku, Baili. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkan satu pun keluarga Song jika aku melihatnya."
Wajah Song Xiaolong menunjukkan ekspresi cemas dan berkata dengan putus asa, ia segera membanting tubuh Hua Yue kesamping dan menarik selimut menutupi bagian bawah tubuhnya : "Itu tidak ada hubungannya dengan keluarga Song. Itu semua adalah rencana Nico Lim. Keluarga Song kita tidak pernah…."
Sebelum dia selesai berbicara, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Chen Yu telah menekan pembuluh darah jantung Song Xiaolong dengan jarinya. Bahkan saat dia meninggal, dia masih terlihat berusaha menjelaskan sesuatu, matanya melotot dengan mulut ternganga.
Tidak ada bekas luka di bagian dalam dan luar tubuh Song Xiaolong, ia akan terlihat mati karena serangan jantung akibat hubungan badan yang berlebihan mengingat usianya yang sudah tua.
Meskipun Chen Yu melakukan rekayasa seperti ini, dia tahu akan ada orang akan menduga, dialah yang membunuh Song Xiaolong, tetapi Chen Yu tak terlalu perduli.
Jika Song Xiaolong dibunuh olehnya secara terang-terangan, hal ini tidak dapat diredam. Bagaimanapun, pris tua ini adalah orang yang berpengaruh.
Chen Yu juga membunuh pak tua Song Yuanyi dan Song Qishen. Hanya ada 3 orang penting di rumah besar ini. Meskipun masih ada beberapa pelayan dan penjaga, Chen Yu tidak membunuh mereka.
Adapun Yuanyi dan Qishen, Chen Yu membakar mereka menjadi abu. Dia hanya meninggalkan tubuh Song Xiaolong tetap utuh.
Meskipun dia tidak membunuh semua keturunan langsung keluarga Song, Chen Yu kini merasa jauh lebih baik. Dia terus-menerus diburu oleh keluarga Song dan sekarang dia akhirnya membunuh orang-orang yang berpengaruh di keluarga ini.
Kemudian, Chen Yu menuju ke tempat Tang Jing berada. Dia ingin mengatakan padanya bahwa dia akan membawanya ke Baili.
Namun, yang tidak diduga Chen Yu adalah Tang Jing telah bunuh diri. Pisau pengupas buah masih tertancap dalam di jantung nya. Tang Jing adalah wanita yang tragis dan bahkan tidak merasakan kebahagiaan di akhir sisa hidupnya. Chen Yu hanya bisa berdoa dan berharap, dia akan bertemu orang baik di kehidupan selanjutnya.
Chen Yu membakar tubuh Tang Jing dan menggunakan kotak giok untuk menyimpan abunya. Dia akan memberikannya kepada Baili lain kali.
Setelah meninggalkan keluarga Song, Chen Yu tidak pergi mencari Chen Ling. Jika dia melakukannya, itu hanya akan mempertegas sangkaan bahwa dialah yang membunuh Song Xiaolong.
….
Keesokan harinya, tersiar kabar bahwa Song Xiaolong dan keponakannya telanjang di ranjang bersama-sama dan Song Xiaolong meninggal karena terlalu bersemangat. Kemudian, Song Yuanyi dan Song Qishen juga menghilang. Keluarga Song jatuh ke jurang yang lebih dalam setelah bubar. Keluarga Song, salah satu dari lima keluarga besar Tiongkok bagaikan matahari senja, yang perlahan-lahan terbenam di ufuk barat.
Saat ini, Chen Yu telah meninggalkan Beijing. Ia menuju Guilin, tujuan utama adalah selat tanduk di Qinzhou, tempat Jay dan yang lainnya menemukan Karang Darah. Karena satu arah dengan Guilin, ia akan kesana terlebih dahulu untuk menemui Paul Fang.
Chen Yu tidak membeli tiket dan langsung naik, hal itu untuk menhindari penyeledikan dari pihak berwaib, setelah memasuki kereta. Hal pertama yang ingin dilakukannya adalah mencari tempat duduk.
Namun, karena Beijing adalah stasiun pertama dan tidak banyak orang yang pergi ke Guilin, masih ada beberapa tempat duduk kosong di kereta. Chen Yu segera menemukan tempat duduk begitu dia naik.
"Adik, kamu mau ke Changzhou?" Chen Yu baru saja naik dan lelaki paruh baya di seberangnya menyapa dan memberikan sebatang rokok.
Chen Yu mendorong rokoknya dan tersenyum: "Maaf aku tidak merokok dan aku mau ke Guilin"
"Aku lihat kamu tidak membawa tas, jadi kupikir kamu akan pergi ke stasiun terdekat. Um… Guilin sangat jauh, itu dekat dengan kota perbatasan Daxin. Bahkan dengan kereta ekspres ini, akan memakan waktu seharian penuh." Pria ini sangat teliti dan paham rute.
Chen Yu memperhatikan tangan pria ini banyak kapalan dan otot-ototnya juga menonjol. Dapat dilihat bahwa ia melatih fisiknya dengan intens. Mungkin saja ia juga berlatih seni beladiri modern.
"Baguslah, merokok memang tidak baik buat kesehatan. Aku sudah tua dan juga perokok berat. Adik, untuk apa kau pergi kesana?" Pria itu mengantongi rokoknya.
Meskipun pria ini tiba-tiba memperkenalkan dirinya, Chen Yu juga heran, bukankah ada tanda dilarang merokok, kenapa pria ini malah merokok di kereta? Namun, Chen Yu mengabaikan tindakan pria itu.
"Tidak, tujuanku adalah ke Daxin. Ada temanku di Guilin, aku ingin menemuinya dulu sebelum ke Daxin." Chen Yu tidak menyembunyikan tujuannya.
"Daxin?" Pria paruh baya itu mengerutkan kening. Kemudian, dua orang lainnya datang. Seorang wanita muda berusia pertengahan 25-an dan pemuda lain berkacamata. Sepertinya mereka berdua datang bersama. Mereka berdua membawa tas besar layaknya orang mudik.
Pemuda itu berpenampilan sederhana dan berpakaian seadanya. Pemuda ini tampak terpelajar dan lemah. Wanita muda itu tersenyum pada Chen Yu dan berkata kepada pemuda itu: "Tyler, kamu duduk disitu."
Kemudian, wanita muda itu duduk di samping Chen Yu.
Pria itu melanjutkan: "Adik, Daxin bukanlah tempat yang damai. Mengapa kamu pergi ke sana?"
Chen Yu tersenyum tetapi tidak menjawab. Wanita muda yang duduk di sampingnya memiliki sedikit bau darah. Chen Yu telah melakukan pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya sehingga begitu wanita muda ini duduk, dia langsung merasakannya. Dan, wanita muda ini memiliki sedikit ekspresi khawatir. Itu berarti dia telah melukai seseorang sebelum naik kereta. Mungkin ini adalah pertama kalinya ia melukai orang sehingga dia merasa takut.
Chen Yu mengabaikan wanita itu, dia tersenyum dan menatap pria paruh baya itu : "Aku punya teman yang bisnisnya tidak berjalan dengan baik disana. Jadi aku kesana untuk membantunya."
Chen Yu sedang berbicara tentang Paul. Dia adalah orang yang loyal dan dia juga ingin membangun kekuatannya sendiri. Paul adalah kandidat yang baik untuk memulai.
"Temanmu berbisnis di perbatasan? Kudengar orang-orang yang bisa berbisnis di perbatasan bukanlah orang biasa. Mereka semua pernah menumpahkan darah dan sering bertikai. Mereka hampir semuanya pernah membunuh." Pria paruh baya itu berkata dengan ekspresi aneh.
Chen Yu menatap pria itu dalam-dalam dan langsung tahu bahwa pria ini tidak sederhana. Dia sepertinya sengaja membicarakan tentang ini. Sepertinya pria ini juga bisa mencium bau darah dari wanita disampingnya.
Chen Yu tersenyum, dia tidak mengungkapkan pendapatnya dan tidak berbicara lagi. Namun, wanita muda di samping Chen Yu bergetar dan perlahan-lahan menjadi tenang.
Pria ini baru saja mengucapkan sebuah kalimat untuk menguji. Meskipun dia tidak tahu apa yang terjadi dengan wanita itu, dia tahu ada sesuatu yang salah. Namun, tujuannya memang menguji Chen Yu.
Sekarang dia melihat bahwa Chen Yu hanya tersenyum setelah mendengar perkataannya dan tidak mengatakan apa-apa, dia langsung tahu bahwa Chen Yu bukanlah orang biasa.
"Namaku Owen Zang, tujuanku juga ke Guilin. Adik, apa bisnis temanmu? Haha, kalau cocok, aku juga ingin berteman dengannya." Kata-kata Owen jelas. Dia bertanya apakah ada peluang untuk bekerja sama.
Mendengar perkataannya, Chen Yu mendapat ide. Pria ini sangat teliti, jeli dan cepat memahami situasi. Sekarang setelah dia menanyakan pertanyaan ini, Chen Yu tahu bahwa dia adalah seseorang yang berani, selain itu mempertimbangkan bagaimana dia menghibur wanita itu. Itu berarti bahwa dia adalah orang yang baik dan juga seorang pengamat yang bagus.
Memikirkan hal ini, Chen Yu mengangguk: "Namaku Chen Yu. Temanku bernama Paul Fang. Dia akan melakukan bisnis besar. Jika Saudara Zang ingin bekerja sama, tidak masalah. Kami memang sedang membutuhkan orang."
Tepat saat Chen Yu selesai dan sebelum Owen Zang bisa menjawab, beberapa petugas polisi yang tampak serius mengulurkan tangan kepada Chen Yu.
Pemuda yang di panggil Tyler dan wanita itu melihat polisi datang dan langsung pucat pasi. Mereka bahkan mulai menggigil.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!