NovelToon NovelToon

Akuma Ni Michita Sekai ( Dunia Yang Dipenuhi Dengan Iblis )

Chapter 1 - Kehidupan Tenang Yuuto Amagiri

Iblis, ada yang bilang iblis tercipta dari api kebencian manusia dan juga ada yang bilang mereka tercipta karena jiwa manusia yang penuh akan dosa. Tapi sayangnya kedua - duanya memang asal - usul para iblis tercipta. Karena hal itu para dewa menyegel para iblis dan mengirim para iblis ke dunia bawah dan dengan itu para manusia tidak akan khawatir lagi atas segala ancaman dari mereka.

Sebagai gantinya, para umat manusia mulai menyembah para dewa yang menurut mereka pantas untuk mereka sembah. Alhasil ada banyak kubu yang tercipta. Namun para iblis tidak menyerah begitu saja, mereka mulai bangkit satu persatu untuk menghancurkan para dewa yang telah menyegel mereka di dunia bawah.

Mereka pun muncul ke permukaan dan mulai mengamuk dan menghabisi para manusia yang menyembah dewa tersebut. Akhirnya para dewa turun tangan dan memberikan manusia sebuah anugerah untuk membasmi para iblis.

Dan hingga sekarang manusia dan iblis tetap saling berperang satu sama lain, satu persatu iblis muncul dari dunia bawah dan mulai beradaptasi di dunia manusia dan sedikit demi sedikit mereka membasmi umat manusia.

Demi mencegah hal itu, para petinggi kerajaan masing - masing negara mulai membentuk pasukan pemburu iblis demi melindungi manusia dari kepunahan. Dan akhirnya manusia berhasil menekan para iblis untuk kembali ke dunia asal mereka, namun mereka tetap tidak menyerah. Demi membalas perbuatan para dewa mereka akan tetap menghabisi para manusia yang telah berserah diri kepada para dewa tersebut.

Hingga sekarang semua itu tetap berlanjut, pada tahun 2026. Aku Yuuto Amagiri, akan menjalani kehidupan tenang ku di dunia yang terancam punah ini

 

                                                                                    **       *****

 

Namaku Yuuto Amagiri, anak kedua dari keluarga Amagiri. Memiliki rambut pendek serta berwarna coklat yang sama dengan ayahku. Aku mewarisi perawakan ayahku dan mewarisi sifat yang dimiliki oleh ibuku.

Keluarga ku dulunya sangat terkenal dan bahkan leluhur keluarga terdahulu ku memiliki hubungan yang baik dengan para pemimpin di masa lalu. Dan juga mereka ikut andil memburu iblis dalam skala besar dulunya.

Namun menghubungkan masa lalu dengan masa kini, pemikiran seperti itu ada di para sesepuh keluarga seperti kakek ku serta ayahku. Bahkan ibuku serta kakak ku juga memikirkan hal yang sama.

Aku tidak menyukai para pemburu iblis, mereka mempertaruhkan nyawa mereka demi orang - orang yang tidak mereka kenal, bukankah itu suatu hal yang bodoh?.

Berharap kau disebut para pahlawan? Tidak, itu tidak akan pernah terwujud melainkan jika kau memiliki pangkat tinggi di dalam pasukan tersebut maka sebutan pahlawan akan dapat kalian miliki.

Pemikiran yang bodoh sekali.

Pagi hari dengan matahari yang bersinar dari ufuk timur, aku pun mulai berangkat ke sekolah dengan santainya tanpa ada perasaan bersalah sama seperti biasanya. Meskipun banyak keluarga yang tidak setuju dengan keputusan ku untuk meninggalkan kewajiban keluarga sebagai calon pasukan pemburu berikutnya. Tapi dengan tenang nya mereka menghargai keputusan ku, dengan syarat aku tidak akan mewarisi asset dari keluarga Amagiri.

Sebenarnya aku juga tidak terlalu peduli dengan asset keluarga dan lagi pula aku juga tidak ingin mewarisinya.

Aku pun setuju dengan syarat tersebut tanpa berpikir panjang dan akhirnya aku mulai hidup dengan normal. Keluarga Amagiri bisa dikatakan sudah tidak terkenal lagi karena keturunan mereka yang cukup lemah dari masa ke masa, namun pada saat jatuh ke masa ku dan kakakku. Mereka berharap besar kepada kami berdua untuk bisa mengangkat nama baik keluarga Amagiri sekali lagi.

Dan itu semua akan aku serahkan kepada kakakku walaupun itu karena keegoisanku sendiri. Sama seperti biasanya setiap hari setidaknya satu atau dua kali terdapat korban dari kekejaman para iblis. Dengan salah satu bukti yang ada di depanku saat ini.

Terdapat garis pembatas putih yang mengartikan bahwa setelah garis ini adalah wilayah para pasukan iblis untuk mengidentifikasi korban. Keluarga terdekat mereka hanya bisa menangis dan mencoba untuk mendekati korban tersebut. Namun mereka dihalangi oleh beberapa pasukan pemburu yang menjaga agar para warga sekitar tidak mengganggu proses pengidentifikasian nya tersebut.

Korban saat ini memiliki luka bakar di sekujur tubuh mereka yang artinya jiwa mereka telah dimakan dan diubah menjadi sekutu mereka. Setidaknya itu adalah pelajaran dasar para pasukan pemburu iblis.

Para iblis umumnya memakan jiwa manusia untuk berkembang biak, mereka tidak merasakan lapar maupun haus. Yang ada di dalam diri mereka hanyalah kebencian kepada para dewa yang telah menyegel mereka di masa lalu.

Aku pun melihat jasad korban tersebut dan bergumam.

" Ini sudah keempat kalinya korban jatuh di distrik Amakawa, seharusnya mereka lebih baik lagi untuk melindungi manusia kan?. " Gumamku.

Sepertinya aku tidak berhak berkomentar seperti itu namun apa salahnya untuk berpendapat, sebagai warga yang normal, bukankah itu adalah hal yang wajar?.

" Selamat pagi Amagiri-kun~. "

Saat aku mengamati korban tersebut, suara merdu nan indahnya itu bergema di kedua telinga ku saat ini. Aku pun menoleh ke asal suara tersebut dan mendapati seorang perempuan memakai seragam yang hampir sama dengan ku dengan hanya perbedaan yaitu rok pendeknya.

Dia adalah Hina Kobayashi, murid yang bersekolah dan sekelas yang sama denganku, bisa dikatakan dia adalah teman masa kecilku. Memiliki perawakan cantik dan imut dia adalah incaran dari setiap siswa laki-laki di kelas ku. Dia memiliki rambut berwarna hitam dan memakai jepit rambut bunga salju di rambut sebelah kirinya.

Dan dia saat ini sedang berada di hadapan ku dengan terengah-engah sehabis berlari tadi.

" Kobayashi-san, seharusnya tadi tidak perlu berlari sudah cukup kan?. " Kata ku dengan membersihkan kepalanya dari dedaunan yang menempel di atas rambutnya.

" Se-sepertinya itu memang benar, maafkan aku Amagiri-kun. "

Seperti yang kalian lihat, meskipun kami mempunyai hubungan teman masa kecil tapi kami tidak memanggil dengan nama depan. Dan entah kenapa jika aku memanggilnya dengan nama depan sepertinya akan merubah sesuatu, entah apa itu.

" Tidak, kau tidak perlu meminta maaf kepada ku bukan?. "

" Eh? Ya… itu benar, maafkan aku. "

Dia memang cantik tapi bisa dikatakan dia sedikit ceroboh. Kemungkinan para siswa laki-laki akan mengambil kesempatan ini untuk melakukan sesuatu kepadanya.

Maka dari itu, aku yang tahu bagaimana keadaannya memutuskan untuk mencoba melindunginya. Aku tahu sifat yang dia miliki, dia selalu ceroboh dan selalu dijahili oleh teman sekelasnya untuk melakukan sesuatu yang aneh yang bersifat merendahkan Kobayashi-san.

Dan karena itu aku mulai memutuskan untuk melindunginya, dan akhirnya semua usaha ku terbalas, mereka tidak lagi menjahilinya meskipun kecerobohannya tidak bisa dihilangkan.

Setelah puas melihat kejadian tadi, kami berdua pun berangkat ke sekolah. Angin musim panas mulai terasa pada bulan Juni ini, meskipun tidak sepanas musim panas tapi merasakannya sudah cukup membuatku sedikit mengeluarkan keringat. Ya… begitu juga dengan Kobayashi-san yang sedikit terlihat pakaian dalamnya dari balik seragamnya.

" Nee… Amagiri-kun, apa kau membawa bekal?. "

Kobayashi-san pun memulai pembicaraan agar tidak saling diam dan hal itu membuat ku sedikit terkejut dan memalingkan wajah ku darinya.

" Tidak, aku tidak membawanya, itu terlalu merepotkan. " Kataku dengan mencoba menenangkan diriku sendiri. Maafkan aku Kobayashi-san, nampaknya aku juga sama seperti laki - laki yang mengincar mu.

" Ka-kalau begitu, aku tidak sengaja membuat makanan terlalu banyak tadi pagi, jadi kalau mau… kau bisa mengambilnya. " Katanya dengan mengarahkan bekal yang dia pegang kepada ku.

" Baiklah, akan aku terima, terima kasih sudah membuat makanan terlalu banyak lagi hari ini. " Aku pun mengambilnya dan dengan sekejap wajahnya merah padam.

Seperti yang aku katakan tadi, terima kasih sudah membuat makanan terlalu banyak lagi hari ini bukan? Asal kalian tahu, semenjak kami semakin dekat kembali, dia selalu membuatkan ku bekal makan siang dan itu terjadi setiap hari.

Aku tidak mempermasalahkannya, tapi setidaknya aku sedikit khawatir dengan kedua orang tuanya, apakah mereka tahu kalau anaknya itu suka menghabiskan bahan makanannya untuk seorang laki-laki seperti ku?.

Aku harus memberitahunya sebelum ini menjadi masalah untuk kedepannya nanti.

" Kobayashi-san, besok aku harap kau tidak membawakan ku bekal lagi. "

" Baik~ " Jawabnya dengan senyuman yang merekah diwajahnya.

Sama seperti kemarin, dia selalu menjawabnya dengan 'baik' lalu keesokan harinya dia akan membuatkan ku bekal lagi. Sungguh aku tidak ingin membuatnya kerepotan apalagi kepada kedua orangtuanya.

" Selamat pagi Hina-chan... "

" Ah selamat pagi juga Yui-san. "

Kami berdua hampir saja tiba di sekolah, namun seperti biasanya Yui Nishimura dia datang dan ikut berangkat bersama dengan kami. Yui adalah teman terdekat kobayashi-san, dia pernah bercerita bahwa ada teman masa SMP-nya bersekolah di tempat yang sama dengannya dan yang disebut kobayashi-san adalah Nishimura-san.

Nishimura-san adalah teman Kobayashi-san yang sangat peduli dengannya, dia juga tidak segan-segan memukul laki-laki yang ingin membahayakan Kobayashi-san termasuk aku. Mungkin jika aku berada disini terus bersama dengan Kobayashi-san akan membuatnya menjadi sedikit tidak terbuka saat berbicara.

Apa kalian tahu? Seorang perempuan mempunyai banyak rahasia yang tidak ingin seorang laki-laki mendengarnya. Jadi lebih baik aku pergi duluan meninggalkan mereka berdua.

" Kalau begitu aku duluan Kobayashi-san, sampai jumpa di kelas. " Kataku sebelum pergi meninggalkan mereka berdua.

" Ya… hati - hati di jalan Amagiri-kun. "

Aku tahu ini terlihat mencolok kalau aku sedang mencoba menghindari mereka berdua terutama Nishimura-san, tapi mau bagaimana lagi, tugasku adalah melindungi kobayashi-san saat dia sedang berada dalam masalah, Itu saja dan tidak lebih.

" Hina-chan… apa kau tidak mau memperjelas hubungan kalian?. "

" Eh? Kenapa tiba - tiba Yui-san. "

" Bukankah kau menyukai Amagiri-kun? Jika kau tidak menyatakan perasaan mu kepadanya, kemungkinan dia akan di ambil oleh perempuan lain loh.. "

" Aku tahu itu, tapi… apa aku pantas berada di sampingnya?. "

" Baiklah kalau begitu, Amagiri-kun buat aku saja ya. "

" Eh? Yui-san~. " Rengeknya setelah mendengar temannya berkata seperti itu.

" Tidak - tidak, aku hanya bercanda saja… kalau begitu kau harus secepatnya untuk menyatakan perasaan mu, oke?."

" Ba-bagaimana caranya?. "

" Bagaimana kalau menggunakan cara klasik?."

" Cara… klasik?. " Kata Kobayashi dengan memiringkan kepalanya.

Tidak ada hal yang spesial hari ini di sekolah, sama seperti biasanya kami semua belajar mata pelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah. Lalu pada saat jam makan siang sama seperti biasanya juga, aku dan kobayashi-san menghabiskan waktu berdua untuk menyantap bekal yang telah di buat olehnya.

Itulah kehidupan sekolah ku yang biasa-biasa saja, dan inilah kehidupan yang tenang itu. Aku sedikit menikmatinya.

Saat ini matahari sebentar lagi terbenam, dan langit telah berubah menjadi sedikit lebih hitam. Cahaya sore masih bisa terlihat dan lampu-lampu jalanan telah dihidupkan.

Aku menghabiskan waktu untuk membeli bahan makanan bersama dengan kobayashi-san. Dia lah yang mengajak ku untuk pergi berbelanja bersama dan juga dia bilang untuk bekal besok.

Dan tentu saja dia akan memasak untuk ku juga, mengingat hal itu aku harap dia juga menjaga kondisi kesehatannya, aku sedikit khawatir.

" Terima kasih sudah menemani ku berbelanja Amagiri-kun, aku sangat senang hari ini. "

Kami berdua saat ini tengah berjalan pulang, disamping kami berdua terdapat rumah yang saling berjejer dan sekali-kali kami mendengar canda tawa dari setiap anggota keluarga dari rumah itu.

" Begitukah? Kalau begitu syukurlah… " Kataku dengan membawa barang bawaannya.

" Amagiri-kun… "

" Ya?. "

" Tidak… tidak jadi, besok aku akan membuatkanmu bekal yang enak!!. "

" Sudah aku bilang kalau aku tidak perlu untuk dibuatkan lagi bukan?. "

" Ya… aku mengerti. "

Dia sama sekali tidak mengerti sedikitpun. Aku harap kedua orang tua kobayashi-san mau memaafkan ku karena telah menghabiskan bahan makanan mereka. Maafkan aku ayah dan ibu Kobayashi-san.

Setelah mengantar Kobayashi-san sampai di depan rumahnya aku pun pulang menuju ke kediaman Amagiri. Rumah keluarga Amagiri sama seperti dulu, tidak ada perubahan sama sekali itu kata ayah ku. Yang berbeda hanyalah luas tanah rumah kami saja. Rumah tradisional ini sudah lebih dari 200 tahun berdiri dan keadaan rumah masih dalam kondisi yang sangat baik.

Tidak ada retakan maupun lubang di dalam rumah kami, bisa dikatakan rumah tua ini terawat dengan sangat baik.

" Aku pulang… "

Saat aku mengucapkan itu ayahku berdiri di depan ku dan sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Dengan melipat kedua tangannya di dada dia menghela napas.

" Oh... Kau sudah pulang, dari mana saja?. " Tanya nya dengan mata yang dia pejamkan itu.

" Mengantar teman ku pergi berbelanja, kalau hanya itu saja aku mau pergi beristirahat. " Kataku melewati ayah.

" Tunggu Yuuto, jika kakek mu melihat mu seperti ini kau mungkin sudah keluar dari rumah ini. "

Aku pun berhenti melangkah dan membalikkan badan ku dan berkata.

" Bukankah itu lebih baik? Aku juga tidak ingin merepotkan kalian semua. "

" Yuuto, ikut aku ke halaman belakang sekarang, ayah ingin membicarakan sesuatu dengan mu, ini penting. "

Dia pun pergi lewat pintu depan, sedangkan aku hanya bisa melihatnya pergi dari hadapan ku. Aku pun menghela napas untuk menghilangkan penat dari tubuh ku saat ini. Mau tidak mau aku harus menuruti perkataan ayahku, sebab karena dia dan ibuku membela ku di hadapan kakek dan pada akhirnya aku bisa tinggal di rumah keluarga Amagiri ini.

Aku pun menuju ke halaman belakang melewati setiap ruangan yang begitu luas nya hingga mencapai halaman belakang. Mengambil jalan pintas dengan berjalan keluar rumah menuju halaman belakang mungkin pilihan yang bagus. Aku akan melakukan hal itu jika aku dipanggil ke halaman belakang lagi di kemudian hari.

Setelah sampai di halaman belakang, di lorong aku melihat ayah ku sedang melihat langit malam dengan bulan yang menerangi gelap malam saat ini.

Aku pun mendekati ayah ku dan duduk disampingnya. Malam ini adalah bulan purnama, dimana gerbang antara dunia bawah dan dunia manusia terbuka lebar. Kemungkinan para pasukan pemburu sudah bersiaga ditempat para iblis yang rawan munculnya.

Namun sepertinya ayahku tidak akan membahas hal itu, karena hal itu adalah hal yang paling dasar untuk diketahui para pemburu iblis. Ya… itu yang aku ingat dari ajaran ayahku.

" Yuuto, aku memang menghargai keputusan mu untuk hidup normal, tapi darah kita adalah darah dari keturunan keluarga Amagiri, kita ditakdirkan menjadi seorang pemburu iblis sejak pertama kali kita hidup di dunia ini. " Katanya dengan nada yang serius.

" Aku dan ibumu memang sudah lelah dengan kehidupan yang tidak aman seperti ini, dimana - mana ada iblis terutama lagi distrik Amakawa banyak orang yang telah dimakan jiwanya. " Lanjutnya.

Aku pun diam dan mendengarkan, karena aku tahu belum saatnya aku berkata. Melihat situasi memang sangat diperlukan, aku juga tidak ingin membuat ayahku ini tersinggung.

" Meskipun begitu, aku sebagai pewaris ke 192 keluarga Amagiri tetap bertarung untuk melindungi orang yang ku sayangi. "

Mungkin yang dia maksud adalah keluarga ini, memang ayahku biasanya pergi keluar dan bahkan tidak pulang hingga berminggu-minggu. Namun... Meskipun begitu aku tidak terlalu peduli dengan apa yang ayahku katakan.

" Ayah… aku tidak peduli dengan itu semua, melindungi orang yang kita sayangi? Bukankah keluarga Amagiri terkenal dengan kekuatannya serta pengaruhnya di keluarga yang lain? Mempunyai kekuatan yang begitu besar dan takut diburu oleh iblis, bukankah itu terlalu berlebihan apalagi jika keluarga Amagiri yang pernah menyandang sebagai salah satu 10 keluarga terkuat. " Kataku.

" Ya... Ayah pun memikirkan hal yang sama dengan mu, dulunya ayah juga sama dengan mu tapi setelah kepergian nenekmu ayah menyadari bahwa kekuatan ini untuk melindungi orang yang kita sayangi, darah ini mengalir demi itu semua. Maka dari itu ayah bertarung dengan tujuan melindungi mereka, dan karena itu ayah bisa bertemu dengan ibu mu dan menikah dengannya. "

" Ini obrolan yang tidak begitu penting. " Kataku dan seketika itu juga aku pun berdiri dan mulai pergi dari sisi ayahku.

" Yuuto… suatu saat kau akan mengerti, untuk apa kau memiliki kekuatan itu, ingatlah… tidak semua pemikiran mu itu benar, sebentar lagi kau akan melihat kenyataannya. " Kata ayah ku dengan sedikit keras.

Tidak aku hiraukan, aku pun pergi ke kamarku dan merebahkan tubuh ku di fuuton yang baru aku gelar tadi. Aku pun memikirkan perkataan ayah ku tadi. Dan perkataannya terngiang di benakku.

" Melindungi orang yang ku sayangi ya? Dasar… aku tidak punya seseorang seperti itu di kehidupan ku. "

Chapter 2 - Awal Baru Yuuto

Keesokan harinya sama seperti biasanya, Kobayashi-san berangkat ke sekolah dengan ku, dan ajaibnya Nishimura-san tidak muncul di pagi hari ini.

Apa dia terlambat atau sedang berada dalam masalah? Jika begitu maka ini yang terbaik, akhirnya pagi hari ku tidak ada suara Nishimura-san yang suka bergosip itu.

Yang membuatku malas pergi bersama dengan Nishimura-san adalah dia suka bergosip dengan Kobayashi-san, meskipun Kobayashi-san tidak menganggap serius perkataan Nishimura-san tapi yang menjadi masalahnya adalah aku yang mendengar setiap pembicaraan mereka seperti 3 ukuran perempuan dan rahasia perempuan lainnya.

Itu sungguh memalukan, tapi ada kesenangan tersendiri untuk seorang anak laki-laki yang sedang puber seperti diriku ini.

" Etto… Amagiri-kun, nanti sehabis pulang sekolah kau ada waktu?. "

" Hmm… bagaimana ya? Pulang sekolah sepertinya akan sibuk, soalnya aku harus mengantar dan menjaga perempuan yang bernama Hina Kobayashi. "

" Jadi kau tidak sibukkan?. " Katanya dengan cemberut.

" Ya, seperti itulah. "

Dan disaat yang bersamaan dia memberiku bekal makan siang dan dengan malu - malu dia berkata.

" Hari ini… bolehkah kita makan di atap?. "

" Di atap ya? boleh saja, tapi mungkin ada banyak orang disana, apa kau yakin?.

Tiba-tiba wajah Kobayashi-san merah padam, mungkin aku tahu apa yang dia pikirkan. Memasuki kawasan yang di penuhi dengan hasrat cinta yang membara dari murid-murid yang sedang bersama pacarnya mungkin akan sedikit mengganggu mereka. Aku tahu itu... Jadi jawabannya tidak boleh.

" Kalau begitu, seperti biasanya saja dikelas. " Kata Kobayashi-san dengan malu-malu.

" Kobayashi-san, kau sedikit aneh hari ini, apa terjadi sesuatu?. " Tanyaku dengan sedikit khawatir dan bersamaan dengan itu aku mengambil kotak bekal dari Kobayashi-san.

" Eh? Tidak ada apa - apa kok, apa aku terlihat begitu aneh?. "

" Ya… sedikit. Tapi itu tidak terlalu aneh, yang harus kita pedulikan sekarang adalah kalau kita tidak bergegas nanti kita akan terlambat. Ayo cepat. " Aku pun mempercepat langkah ku.

" Muu, jangan menghindari pertanyaan ku Amagiri-kun. "

Ya, ini adalah kebiasaan sehari-hari kami, berbicara tentang satu sama lain. Menghabiskan waktu bersama di sekolah sampai pulang sekolah dan juga mengantarnya pulang.

Jika dilihat dari sudut pandang orang lain, mungkin kami sudah dianggap memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman. Ya itu tidak masalah bagiku, jika Kobayashi-san terganggu dengan hal itu aku akan memperjelas nya kepada semua orang kalau aku dan dia hanya sekedar teman masa kecil saja, tidak lebih dari itu.

Saat pada jam makan siang, kami pun makan berdua di ujung kelas, lebih tepatnya di bangku belakang milikku. Kami berdua memakan bekal buatan Kobayashi-san dan sama seperti biasanya bekal ini sangatlah enak.

Dia mungkin bisa menjadi seorang istri idaman semua laki - laki, meskipun agak ceroboh. Sampai dia bertemu dengan seseorang yang penting dikehidupannya aku akan tetap bersama dengan Kobayashi-san.

Karena aku sudah memutuskan untuk melindunginya, keluarga Amagiri terkenal dengan kesetiaannya dan sifat itu juga menurun ke generasi berikutnya, aku dan kakakku contohnya.

Berbicara tentang kakakku, saat ini dia sedang berada di akademi milik pemerintah, yaitu Akademi Pemburu Iblis Burung Gagak, aku tidak tahu apa saja yang mereka pelajari disana tapi yang jelas mereka berlatih untuk membasmi para iblis yang ada di dunia ini.

" Apa kau tahu Amagiri-kun?. "

Aku pun tersadar dari lamunanku dan menoleh ke sumber suara yang berada dihadapan ku saat ini. Kobayashi-san tersenyum manis dan berkata.

" Saat kau melamun seperti itu, entah kenapa aku sangat menyukainya, aku pernah berpikir bahwa suatu saat kau akan meninggalkan ku sendirian, awalnya aku takut tapi setelah bersamamu selama bertahun-tahun entah kenapa aku jadi sedikit lega. "

" Kau bicara apa? Aku tidak akan pergi kemana-mana sebelum kau mendapatkan orang yang penting dikehidupanmu, aku akan tetap berada di sisimu selalu. " Kataku dengan melahap sosis gurita buatannya.

" Terima kasih. "

Meskipun dia teman masa kecil ku dia tidak tahu kalau aku dan kakakku adalah calon pemburu iblis, entah dia merahasiakannya atau apa, tapi yang jelas aku ingin menikmati hari-hari tenang ini bersama dengannya.

Meskipun begitu...

Hari ini dia benar-benar aneh, dan aku harap dia tidak semakin bertambah aneh dikemudian hari, aku takut kebodohannya semakin bertambah.

Tapi itu tidak mungkin kan? Hari demi hari dia berkembang dengan pesat, kecerobohannya tidak lagi terlihat di beberapa hari yang lalu. Ini sebuah perkembangan yang sangat mengagumkan. Aku ingin melihatnya menjadi wanita yang sempurna.

Setelah jam makan siang usai, kami duduk kembali ke bangku masing-masing. Cahaya oranye mulai terlihat setelah dua hingga tiga jam terlampaui.

Bunyi lonceng yang terdengar dari speaker kelas kami menandakan akhirnya pembelajaran. Dan tanpa aku sadari Kobayashi-san tidak ada di bangkunya. Aku pun tidak panik dan berpikir mungkin dia sedang menunggu ku di gerbang sekolah.

Aku yang meyakini hal itu pun bergegas merapikan meja ku dan menggaet tas ku dan pergi keluar kelas, namun saat hendak menuruni tangga, Nishimura-san datang kepadaku.

" Oh Nishimura-san? Apa ada perlu dengan ku?. "

" Sebenarnya aku tidak terlalu suka ikut campur, tapi ini permintaan darinya. Kau dipanggil Hina-chan di gedung belakang sekolah, ada yang ingin dia bicarakan. "

" Kenapa dia ada disana? Kalau begitu terima kasih, aku kira dia menungguku di gerbang sekolah. "

" Jika kau membuatnya menangis, akan aku hajar kau. " Katanya dengan tangan kanan yang dikepal nya.

" Entah kenapa perkataan mu merujuk ke sesuatu yang tidak dapat dimaafkan. "

" Pergilah, dia sedang menunggu mu. "

" Baik - baik, sampai jumpa. "

Aku pun menuruni tangga menuju ke gedung belakang sekolah dan berharap Kobayashi-san masih disana, saat tiba di gedung belakang sekolah aku melihat seorang yang aku kenal. Dia adalah Kobayashi-san, dia sedang menundukkan kepalanya seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu, terlihat diwajahnya yang begitu resah.

" Kobayashi-san, kenapa kau ada disini?. " Panggil ku dari jauh.

Dia pun menoleh dengan senyuman yang merekah di wajahnya, dan dia pun melambaikan tangannya serta memanggil namaku.

" Amagiri-kun!! Disini!!!. "

" Ya ampun, kau sungguh merepotkan. "

Saat aku berjalan kearahnya tiba - tiba dengan sekejap suara dentuman keras dengan kepulan asap terjadi di belakang Kobayashi-san. Melihat hal itu dengan wajah yang terkejut, aku dengan segera membuang tas ku dan berlari menuju ke Kobayashi-san dengan maksud untuk…

Menyelamatkannya.

Namun saat kepulan asap itu menghilang gerak kakiku semakin melambat seakan-akan ada yang menghalangi ku untuk mendekatinya. Ya… Saat ini Kobayashi-san sedang di cekik oleh tangan besar berwarna hitam itu. Beberapa detik berlalu sosok tersebut muncul dari kepulan asap tersebut.

Memiliki satu tanduk dengan mata yang merah menyala, dia adalah iblis. Makhluk yang benar-benar harus kami hindari.

Ini tidak mungkin... Kobayashi-san…

" Kobayashi-san!!. "

" Larilah… Amagiri-kun… " Katanya dengan mata yang sayu yang hampir menangis itu.

" Makanan… " setelah mengatakan hal itu iblis tersebut membuka mulutnya lebar-lebar dan saat itu juga Kobayashi-san memuntahkan bola cahaya berwarna biru yang berukuran sedang dari dalam tubuhnya. Dan dengan sekali lahap iblis tersebut menelan bola cahaya biru tersebut.

Apa itu… jiwanya? Tidak, ini semua bohong, Kobayashi-san… dia… dia... Ini tidak mungkin.

" Makanan… " Dia pun menoleh ke arahku dengan mata merah menyala tersebut.

Seketika tubuh Kobayashi-san terbakar dan hanya memberikan luka bakar saja sampai tidak membuat tubuhnya hangus. Itu adalah salah satu kemampuan dari iblis dan hanya cara itu para iblis memakan jiwa manusia.

Tapi sekarang aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu, yang terpenting sekarang adalah aku harus membawa tubuh Kobayashi-san dan pergi dari tempat ini. Tapi sepertinya aku akan diincar olehnya, jalan satu-satunya adalah pergi ke rumah dan meminjam salah satu senjata keluarga Amagiri.

Tapi melihat aku mempunyai hubungan yang tidak baik dengan keluarga ku sendiri hanya meminjam salah satu senjata dirumah mungkin akan sulit.

" Ini masih kurang… beri aku jiwa kalian!!!. " Katanya disertai raungan yang begitu besar.

" Sial… "

" Tidak... Hina-chan… ini bohongkan… "

Aku pun menoleh ke sumber suara yang penuh dengan kesedihan itu dan mendapati Nishimura-san yang sedang berada di belakang ku dengan berjalan sempoyongan melihat teman baiknya yang jiwanya telah dimakan oleh iblis.

" Nishimura-san… kenapa kau bisa ada disini?. " Kataku dengan wajah terkejut.

" Ini salah… seharusnya tidak jadi seperti ini… " Katanya dengan menutup mulut seperti sedang menyesal akan sesuatu.

" Manusia… manusia… berikan jiwamu itu… "

Kami pun merasakan hawa membunuh dari iblis itu dan aku pun mulai waspada dengan pergerakan dari sang iblis tersebut. Aku merasakannya… sesuatu dari dalam tanah ini... Ada yang bergerak.

Dan dengan cepat aku pun menarik lengan Nishimura-san dan langsung melompat ke belakang bersama dengan Nishimura-san.

Dan apa yang aku rasakan memang benar terjadi, sebuah ekor yang ujungnya runcing keluar dari dalam tanah tepat berada di bawah Nishimura-san tadi.

" Tidak!!! Kenapa!!! Kenapa!!! Kenapa harus ada salah satu dari mereka!!! Sial!!! Aku akan membunuh kalian semua wahai manusia yang menyembah dewa sialan!!!. " Dia pun mulai melakukan ancang-ancang untuk berlari ke arah kami berdua.

" Sial… maafkan aku Nishimura-san, aku tidak dapat melindungi mu dan Kobayashi-san. " Aku pun memeluk Nishimura-san dengan erat setelah berkata seperti itu kepadanya.

" Manusia!!!. " Katanya dengan amukan keras darinya.

" KAI!!!. "

Suara yang begitu keras terdengar sampai ke telinga ku sama halnya suara dari iblis tadi, tapi bukankah itu mantra pelepasan? Jangan - jangan pasukan pemburu iblis.

Aku pun menoleh ke iblis yang hampir memakan kami berdua namun tidak diduga saat ini ada rantai yang mengikat kedua tangannya. Dia pun mencoba melepaskan rantai itu menggunakan kekuatan yang dimilikinya saat ini, tenaga seorang iblis tidak bisa diremehkan namun mantra pelepasan juga tidak boleh diremehkan, katanya mantra tersebut bisa mengekang iblis selama berjam-jam dan itu tergantung kerumitan dari pelafalan mantra tersebut.

" Amagiri-kun, apa yang sedang terjadi?. " Katanya dengan melihat ke arah iblis yang sedang terantai tersebut.

" Tenang saja, pemburu iblis telah datang. " Kataku yang masih memeluknya.

Saat aku berkata seperti itu, tiba - tiba dihadapan kami terdapat 5 orang yang turun dari atas dan membelakangi kami berdua. Mereka memakai baju pemburu iblis dengan warna dasar hitam berlengan panjang dengan ada corak berwarna merah di masing - masing pundak mereka serta celana kain mereka yang panjang berwarna hitam.

Tapi salah satu dari mereka adalah perempuan, dia memakai baju yang berbeda, pakaian dasarnya sama yang dikenakan oleh empat orang lainnya tapi perutnya terekpos dan memperlihatkan kulit putihnya.

Bawahannya memakai sebuah rok panjang seperti kimono sebagai dasarannya.

" Kalian berdua, nampaknya kalian tidak kenapa - napa, Fuji, Kota, bawa mereka pergi dari sini. " Katanya dengan menoleh kebelakang ke arah kami berdua.

" Baik. " Jawab dari kedua laki - laki yang berada di sampingnya.

" Ayo kita pergi dari sini. "

" Tidak… aku tidak mau, Kobayashi-san masih ada disana, aku tidak akan pergi. " Kataku dengan menolak uluran tangan darinya.

" Amagiri-kun… "

" Ini jadi masalah, Kaichou dia sepertinya ingin melihat pembersihannya langsung, apa dia diperbolehkan untuk melihatnya?. " Katanya dengan menggaruk rambut belakangnya.

Tunggu, ada sesuatu yang salah dengan ucapan orang ini, tapi aku tidak terlalu memikirkannya, yang terpenting aku diperbolehkan duduk disini sampai iblis itu dibersihkan.

" Terserah mereka, Michelle, Kota, Fuji, Kaji, lakukan pembersihan sekarang, aku akan menahan mantra pengikat ini. " Katanya dengan mengeratkan kedua tangannya seperti sedang berdoa.

" Baik. " Jawab mereka bersamaan.

Dan dengan cepatnya mereka tiba di dekat iblis itu, mereka mengelilingi iblis itu dan menempatkan sebuah kertas mantra di tanah tempat mereka berpijak.

" Wahai roh jahat penghuni dunia bawah, mereka yang mengusik kehidupan dan ketenangan para manusia. " Ucap mereka bersamaan.

Sebuah cahaya putih muncul di kertas mantra itu serta lingkaran dengan corak seperti rantai mengelilingi kertas tersebut, rantai tersebut menyerang ke arah iblis dan membuat iblis itu terkurung di sebuah cahaya berbentuk persegi.

" Mereka yang memakan jiwa para manusia tanpa pandang bulu, jiwa mu telah ternoda dan pantas untuk dihukum, wahai sang dewa - dewi agung, berikanlah hukuman seberat-beratnya kepada jiwa yang ternoda ini dengan sebuah penghakiman mu. " Lanjut mereka.

" Judge!!!. "

Sebuah palu besar berwarna putih dengan corak begitu indahnya menghancurkan persegi yang berisi iblis tadi, dan sebuah dentuman keras serta hempasan angin menjalar ke arah kami semua.

Aku pun memeluk Nishimura-san sekali lagi, agar dia tidak terhempas jauh dari tempat kami. Sedangkan mereka berlima bisa menahan hempasan itu dengan santainya.

Apa mereka pasukan elit pemburu iblis? Jika memang benar mereka adalah pasukan elite, maka aku tidak perlu terkejut dengan pembersihan yang mereka lakukan tadi. Kekuatan mereka terlalu besar.

" Pembersihan selesai. " Kata perempuan yang memimpin mereka berempat tadi.

Setelah tersadar dari kekaguman ku tadi, aku langsung berlari menuju ke Kobayashi-san yang tergeletak di sekitar iblis tadi.

" Kobayashi-san, hei… Kobayashi-san, buka matamu... "

" Hei bocah… pergilah, kami harus membawa mayat itu ke keluarganya. " Kata seorang laki-laki yang rambutnya berwarna merah jabrik dengan plester di atas hidungnya.

" Tidak… aku ingin bersama dengannya sebentar lagi. " Kataku dengan memeluk erat tubuh Kobayashi-san tanpa adanya sebuah kehidupan di dalamnya itu.

" Kaichou, bagaimana ini?. " Kali ini yang berbicara adalah seorang laki-laki memakai kacamata dengan rambut lurus pendek berwarna hijau.

" Ambil paksa, kita harus menyelesaikan tugas kita, Fuji. "

" Baik. " Kata laki-laki berambut merah yang ada di depanku.

Aku pun ditendang dengan kuat olehnya, aku terpental jauh dari tubuh Kobayashi-san dan menabrak dinding gedung belakang sekolah. Darah keluar dari mulutku dan terbatuk karena kuatnya tendangan miliknya itu, tubuhku serta lenganku terasa mati rasa. Kenapa aku bisa selemah ini? Gumamku pelan.

" Sial... "

" Ingat ini bocah… kau tidak bisa apa - apa saat ini, kau hanya jadi penghalang bagi kami pemburu iblis, jangan jadi pahlawan jika kau tidak bisa melindungi seseorang, kami pasukan iblis bekerja seperti ini untuk kalian umat manusia. " Katanya dengan nada seriusnya itu.

" Kita pergi, bawa gadis itu ke keluarganya, kalau tidak salah namanya Hina Kobayashi, kita pergi sambil menanyakan tentang keluarga Kobayashi yang ada di distrik Amakawa ke kantor pusat. " Lanjutnya lalu pergi dengan melompat ke atas gedung sekolah kami.

" Baik. " Jawab mereka dan seketika mereka mengikuti perempuan yang mereka sebut Kaichou tadi.

Aku hanya bisa duduk tanpa bisa melakukan apapun saat ini, sekujur tubuhku sangat sakit akibat tendangan yang diberikan oleh laki - laki yang bernama Fuji itu.

Mengingat Kobayashi-san jiwanya telah termakan oleh iblis, aku kesal dengan diriku sendiri bahwa aku tidak bisa melindungi nya walaupun aku punya kekuatan untuk menyelamatkannya tadi.

" Sial… aku memang yang terburuk… "

" Amagiri-kun… " Nishimura-san yang tadi hanya bisa diam dan mengamati saja mendekat ke arahku dan berakhir memegang pundak ku.

" Apa kau bisa berdiri?. " Tanya nya dengan nada ramahnya itu.

Mendengarnya saja sudah membuatku kesal, kenapa dia masih bersikap baik kepadaku? Kepada orang yang tidak bisa menyelamatkan teman baiknya itu?.

" Aku memang yang terburuk… ya kan? Nishimura-san. " Kataku dengan mengepalkan tangan ku dengan erat meskipun tangan ku saat ini sedang kesakitan.

" Tidak… mau bagaimana lagi kan? Itu iblis, kita tidak bisa melakukan apapun tentangnya. "

" Aku!!!. " Aku pun langsung meninggikan nada suaraku dan menatap langsung ke arah Nishimura-san dengan linang air mata di pelipis mataku.

" Apa kau tahu!? Aku punya kekuatan…. Aku punya kekuatan untuk menyelamatkannya!! Tapi entah kenapa!! tubuhku menolak untuk menyelamatkannya, aku memang yang terburuk!!! Aku tidak bisa menyelamatkan teman mu yang berharga itu!!. " Dan di akhir kata, aku pun mulai menangis.

PLAKK!!

" Dasar bodoh!!. " Nishimura-san menamparku.

" Hina-chan… Hina-chan sangat mencintai mu, apa kau tahu itu!? Kenapa kau tidak menyadarinya HAH!? Begitu menyakitkan melihat kedekatan kalian berdua apa kau tahu?. " Lanjutnya dengan isak tangis yang menyertainya.

" Bagiku melihatnya bahagia itu sudah cukup, tapi… apa kau tahu? Dia punya impian… suatu saat dia juga ingin melindungi mu sama seperti kau melindunginya, dia sangat mencintai mu… dia… dia… "

Aku tidak tahu itu semua, orang yang dekat dengan ku selama ini, aku tidak menyadari perasaannya saat itu. Dia benar-benar menyukai orang seperti diriku, ini benar-benar menyakitkan.

" Maafkan aku Hina-chan… tapi laki - laki bodoh ini, harus tahu bagaimana perasaan mu itu. "

Setelah berkata seperti itu, Nishimura-san mengambil sebuah surat berwarna merah muda dari sakunya dan di surat tersebut terdapat lambang cinta yang menjadi hiasannya. Dia pun langsung memberikan ku surat yang telah terbuka itu menandakan bahwa Nishimura-san telah melihat isi surat tersebut pertama kali.

Aku pun mengambil surat itu dan mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya, Nishimura-san pun berdiri dan berkata.

" Bagi dirinya, kau adalah seorang pahlawan, sejujurnya aku sangat iri dengan itu, sampai jumpa aku harus berada di dekat Hina-chan disaat terakhirnya... " Katanya sebelum pergi meninggalkan ku sendiri di tempat ini.

Aku pun membaca isi dari surat tersebut, di setiap tulisannya menceritakan awal kami bertemu dan berakhir menghabiskan waktu bersama-sama. Apa baginya ini surat cinta? Dia benar-benar berbeda dari perempuan yang lain pada umumnya.

Namun di akhir dari surat itu disana tertulis sesuatu yang membuatku membacanya dengan serius, dan mencoba memahami apa yang dia tulis disana, membacanya sudah membuat dadaku terasa sesak.

" Kau… benar - benar orang yang bodoh ya… sial… seandainya kau masih hidup… mungkin besok kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih. " Kataku dengan menggenggam kertas itu dengan kuat.

" Kobayashi-san… lihatlah dari atas sana… aku akan menjadi seseorang yang kau impikan, kau benar-benar telah menggerakkan hati si payah ini. "

Aku pun berdiri dan memeriksa apa kondisi tubuh ku sudah membaik atau belum, saat aku tahu tubuhku sudah pulih aku pun langsung berlari ke luar sekolah SMA ini.

Jalan demi jalan aku berlari dan terus berlari, dengan perasaan yang menggelora ini, aku akan menunjukkan kepada Kobayashi-san, bahwa aku bisa menjadi seseorang yang ditulis Kobayashi-san di kertas ini.

" Untuk Amagiri-kun, kau adalah seseorang yang sangat berharga bagiku, sebenarnya aku ingin melindungi mu sama seperti kau melindungi ku. Tapi sepertinya itu sangat mustahil kan? Aku sudah tahu keluarga mu bukanlah keluarga biasa, kalau tidak salah keluarga mu turun temurun menjadi seorang pemburu iblis bukan? Aku tidak tahu kenapa kau memilih sekolah biasa bukan malah memilih akademi pemburu iblis di pusat kota. Tapi aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan mu, kau telah memberikan ku arti sebuah kebahagiaan, aku senang dapat menyukai seorang yang hebat seperti mu, jika kau melihat surat ini mungkin kau akan pergi dan meninggalkan sekolah kita dan pindah ke akademi pemburu iblis, itu sedikit membuatku sedih, tapi jika itu benar maka aku akan selalu mendukung mu, karena kau tahu? Kau adalah pahlawan ku… maka dari itu aku ingin kau menyelamatkan orang-orang sama seperti kau menyelamatkan aku, entah kenapa ini seperti surat perpisahan, iya kan? Yuuto-kun. "

Isi surat itu… akan aku ingat selama sisa hidup ku ini, aku akan berjuang keras demi mu Kobayashi-san dan demi mewujudkan apa yang kau inginkan. Dan di akhir dari surat itu, aku jadi semakin yakin bahwa aku telah mencintainya.

" Aku ingin bersamamu… dan saling mencintai satu sama lain, berjalan layaknya sepasang kekasih, saling bergandengan tangan, berciuman dan melakukan apa yang harus dilakukan jika sudah menjadi sepasang kekasih. Aku ingin melakukan hal itu semua dengan mu…. Oleh karena itu maukah kau… menjadi seorang yang berharga bagiku?. "

Maka dari itu!!, aku tidak akan lari lagi. Aku akan tetap mengingatnya… keinginan mu akan aku kabulkan!!.

Aku pun sampai di kediaman Amagiri dan berlari menuju ruang tengah yang dimana seluruh keluarga Amagiri selalu menghabiskan waktu mereka disana selama sore hari. Aku pun membuka pintu demi pintu dan berakhir di hadapan mereka yang sedang melihat ku dengan herannya.

" Yuuto… kenapa dengan mu? Apa telah terjadi sesuatu?. " Kata ayah ku dengan sedikit khawatir.

" Ayah… ibu… dan juga kakek… "

" Pergilah dari hadapan ku Yuuto, kau tidak mau meneruskan apa yang menjadi kewajiban dari keluarga Amagiri maka kau tidak berhak berada di sini. " Kata kakek ku setelah melihat diriku.

" Tolong... " Aku bersujud kepada mereka semua.

" Aku ingin menjadi lebih kuat!! Dan menyelamatkan banyak orang!! Akhirnya aku tersadar… pemburu iblis bukanlah suatu pekerjaan yang dimana kita ingin di akui oleh banyak orang, tapi menjadi pemburu iblis berarti kita harus melindungi orang yang kita sayangi, aku akan menjadi pemburu iblis untuk melindungi mereka semua!. " Kataku dengan lantang dihadapan mereka semua.

Walaupun tidak melihat wajah mereka, ibuku sepertinya sedang menangis karena mendengar ucapan ku tapi tidak untuk ayah dan kakek. Seharusnya alasan itu sedikit simpel dan juga alasan seperti itu sudah ada banyak yang memakainya tapi baru kali ini aku memahami apa maksud dari hal itu.

Beberapa detik kemudian kakek ku angkat bicara.

" Ichiro… kau benar - benar anak yang sedikit bodoh rupanya, tapi sepertinya kau berhasil menjawab semua ekspetasi mu sendiri. "

" Ya... Aku percaya kepada anakku sendiri. "

" Yuuto… seorang pemburu iblis selalu memiliki tujuan masing - masing, aku telah memaksakan dirimu untuk menjadi seorang pemburu iblis dan tidak memahami bagaimana perasaan mu saat itu, tapi ayahmu memang benar. Pada saat itu kau belum memiliki sebuah tujuan untuk menjadi seorang pemburu iblis, maka dari itu ayahmu menuruti apa yang kau mau. " Katanya.

Aku pun kembali duduk dan menghadap ke arah kakek yang ternyata saat ini berada di depan ku, dia melipat tangannya dan menganggukkan kepalanya dan menatap ke arahku.

" Karena kau telah memiliki sebuah tujuan, maka kau berhak menjadi bagian dari keluarga Amagiri lagi, jadilah pemburu iblis yang kuat, bolehkah aku mendengar apa tujuan mu itu?. "

" Ya! Tujuanku adalah… melindungi orang - orang yang mereka sayangi dari semua iblis! Dan menjadi pahlawan untuk mereka semuanya!. "

Meskipun tujuan ku kekanakan, aku akan tetap melakukannya. Terima kasih telah menyadarkan ku Kobayashi-san, aku akan menjadi kuat dan melindungi semua orang dari para iblis!.

" Ichiro… berikan dia pedang keluarga Amagiri, aku yakin kau Yuuto dan Ryuusei, akan menjadi kebanggaan keluarga Amagiri di kemudian hari. "

" Yuuto, mulai besok kau akan belajar di akademi pemburu iblis, kami menantikan prestasi yang akan kau dapatkan di masa depan nanti. " Kata ayahku tanpa memandang ku.

" Baik!!, Aku Yuuto Amagiri, akan berjanji untuk setia menjadi seorang pemburu iblis!!. "

Pada hari ini, aku… Yuuto Amagiri, akan belajar menjadi seorang pemburu iblis dan melindungi banyak orang. Kobayashi-san… tidak, Hina... Terima kasih karena telah memberikan ku alasan untuk bertarung. Terima kasih karena sudah berada di dekatku selama ini, kau memang teman masa kecil yang merepotkan.

Tapi Hina....

Aku juga mencintaimu, dan perasaan ini bukanlah kebohongan belaka, lihatlah aku dari atas sana dan bergembiralah saat aku menjadi pelindung bagi semua orang. Karena itu adalah janji setia ku kepada mu.

Chapter 3 - Akademi Burung Gagak

Di sebuah ruangan yang hanya ada cahaya redup dari sebuah lilin, terlihat seseorang sedang membaca sebuah buku di kursi megahnya itu, cahaya bulan hanya bisa menembus dari balik kaca namun tidak sampai memperlihatkan wajah orang itu.

Seketika pintu ruangan tersebut terbuka dan muncullah seorang laki-laki memakai kimono dengan katana di pinggangnya.

Terlihat dia sedang membawa sebuah berkas dibalut dengan amplop besar berwarna coklat.

" Permisi tuan... Keluarga Amagiri mengirimkan sesuatu kepada anda.. "

" Amagiri? Sekarang kejutan apalagi setelah mengirim anak berbakatnya itu ke akademi ini?. "

" Saya tidak tahu apa isinya, apakah anda berkenan untuk melihatnya?. "

" Tentu saja, bawa kemari. "

" Baik. "

Laki - laki berpakaian kimono itu mendekati seseorang yang dipanggilnya tuan itu, dan memberikan amplopnya kepadanya.

" Permisi… "

Setelah itu dia pun pergi dan menutup pintu itu kembali, dan kegelapan kembali ke ruangan itu. Dia pun berjalan ke arah jendela dengan membuka isi amplop tersebut, disana terdapat biodata diri dari seorang anak laki - laki.

" Hm? Biodata diri? Jangan - jangan… ini sungguh mengejutkan, aku kira dia akan memasukkan anak yang satunya ke akademi kota lain, baiklah... Akan aku terima dengan senang hati, keluarga Amagiri saat ini tidak memiliki pengaruh apapun, mungkin karena adanya mereka berdua, sejarah Amagiri akan terbentuk sekali lagi. "

Dan setelah berkata demikian, dia tertawa dengan keras setelah mengetahui isi dari berkas tersebut. Sebuah kejutan yang tak terduga akan menantinya esok hari.

***

Akademi Pemburu Iblis, adalah tempat dimana calon pemburu iblis terbentuk, mereka melatih kemampuan mereka disini untuk menjadi pemburu iblis elite. Kebanyakan pemburu iblis akan dikirim ke dunia bawah tempat dimana iblis terlahir dan mereka kesana untuk membasmi para iblis satu persatu.

Aku dengar umat manusia di setiap masing-masing negara telah membentuk benteng mereka di dunia bawah. Yang mendasari perkembangan invasi dunia bawah adalah negara Jepang. Karena pemburu iblis terbanyak ada di negara ini.

Kembali ke topik dunia bawah, hal yang mengejutkan dari para iblis adalah mereka membentuk negara mereka sendiri di dunia bawah. Bisa dikatakan mereka juga berkembang pesat menyamai dunia manusia.

Gedung tinggi dengan beton yang besar telah ditemukan di dunia itu, mereka meniru budaya manusia dan hal itu yang mengejutkan para pemerintah. Namun para pemerintah tutup mulut tentang hal ini, hanya beberapa orang saja yang mengetahui hal ini dan para keluarga yang telah ditakdirkan untuk menjadi para pemburu iblis yang mengetahui hal ini.

Tapi dengan satu syarat…

Mereka harus tutup mulut tentang hal ini, jika tidak mereka akan dibunuh oleh para petinggi negara. Dunia ini sudah diambang kehancuran, belum ada tanda-tanda anugerah dari para dewa - dewi hingga saat ini.

Manusia masih menggunakan cara lama untuk membasmi para iblis, yaitu dengan mengangkat senjata mereka untuk melawan para iblis.

Saat ini aku, Yuuto Amagiri, berada di depan gerbang akademi pemburu iblis, nama sekolah itu adalah Tokyo Karasu atau bisa di panggil Akademi Burung Gagak, tapi banyak orang menyebutnya dengan Gagak Yang Terlahir di Tokyo.

Gagak mengacu kepada kami para pemburu iblis, dan saat ini aku akan menjadi seekor gagak di kurungan besar ini. Sekali masuk, kami tidak diperbolehkan untuk keluar, itulah salah satu persyaratan untuk masuk ke akademi ini.

Setelah mengatakan perpisahan kepada keluarga ku dan Nishimura-san, aku berangkat ke akademi ini. Namun sebelum aku berangkat aku datang ke makam Hina untuk melayat nya. Dan mengucapkan terima kasih di hadapan makamnya, setelahnya aku berangkat menuju akademi pemburu iblis.

Dan…

" Aku senang jika tidak ada sambutan selamat datang dari kakak ku. "

Ya, itu benar. Aku meminta kepada kakek ku untuk tidak memberitahu kakak tentang kepindahan ku di akademi ini, jika dia dengar hal ini mungkin hari pertama ku masuk di Akademi Tokyo Karasu ini menjadi hal yang tak terlupakan.

Bagi siswa yang lain maksud ku…

Aku membawa koper yang berisi baju serta alat-alat seharian ku, dan tas yang berisi buku - buku pelajaran sekolah umum. Awalnya aku kira di akademi ini kami hanya akan dilatih menjadi seorang pemburu iblis dan mengasah kemampuan kami, tapi ternyata pelajaran umum juga kita pelajari di sini.

Yah.. itu mungkin untuk menghilangkan rasa kebosanan murid yang lain, tapi dengan katana keluarga Amagiri yang aku bawa ini, sepertinya aku tidak akan pernah bosan. Dan juga aku bisa saja meraih peringkat teratas dalam beberapa hari.

Kata kakek, tingkat kemahiran kami berdua, aku dan kakak ku dalam berpedang sudah bagus dan hanya sedikit tambahan lagi untuk membuatnya sempurna, yaitu pengalaman. Tidak ada lagi yang dapat di pelajari di keluarga Amagiri itu kata ayah serta kakekku.

Ini sungguh merepotkan bukan? Tiba - tiba datang dan meraih peringkat tertinggi dalam uji kemampuan. Aku mungkin akan mengalah dan mulai mengamati bagaimana cara anak - anak dari keluarga yang lain menunjukkan hasil kerja keras mereka.

Aku harap kakakku berpikiran sama denganku, ngomong - ngomong soal kakakku, dia saat ini telah memiliki tunangan, aku penasaran melihat bagaimana tunangan kakakku ini. Apa dia mampu bersabar menghadapi sifat kakakku yang seperti itu? Jika iya maka aku akan mendukungnya jika tidak ya… itu terserah mereka mau bagaimana untuk kedepannya nanti.

Ngomong - ngomong soal keluarga Amagiri, sepertinya aku tidak bisa mengatakan bahwa aku ini dari keluarga Amagiri, maafkan aku kakek, ayah, aku telah meragukan kalian, tapi aku tetap ingin tidak mengambil resiko untuk terkenal di akademi ini.

Bukankah kalian pernah bilang bahwa keluarga Amagiri terkenal kedekatannya dengan pemimpin di masa lalu. Dan aku juga tidak tahu siapa yang dimaksud pemimpin ini, tapi entah kenapa jika aku berhubungan dengan orang yang disebut pemimpin ini akan menimbulkan masalah besar.

" Oh… apa kau murid pindahan yang dibicarakan itu? Kalau boleh tahu siapa namamu?. "

" Err... Yuuto... Makabe, ya... Namaku Yuuto Makabe. " Kataku dengan mantap.

" Oh... Salam kenal Yuuto-kun, kau semangat sekali ya hari ini. "

" Haha... Benarkah?. " Kataku dengan sedikit khawatir.

Seseorang datang menghampiri ku dari balik pagar, dia mengenakan seragam hitam dengan corak biru di pundaknya, seperti pemburu iblis waktu itu…

Maafkan aku karena telah membohongi mu, sebenarnya aku mau saja memakai marga Amagiri, tapi karena ayah dan kakek bilang bahwa keluarga Amagiri dekat maka dari itulah yang membuatku sedikit takut. Tunggu dulu... Kakakku memakai marga apa ya di akademi ini?.

Tunggu, apa maksudnya murid pindahan yang dibicarakan? Apa aku sudah terkenal sebelum masuk ke akademi ini?. Ini benar-benar gawat bukan?.

" Y-ya... Sepertinya begitu. " Kataku dengan tersenyum kaku.

" Begitu ya… apa kau tahu? Omamori-sama bilang kepada ku bahwa akan ada murid pindahan yang memiliki bakat yang bahkan bisa mengimbangi tuan putri. "

" Se-sepertinya Omamori-sama itu sedikit berlebihan, apa kau tahu? Aku ini sangat lemah. " Kataku meyakinkan seorang pemburu iblis yang sedang membukakan gerbang untukku saat ini.

" Jangan merendah seperti itu… apapun yang dikatakan oleh beliau itu benar-benar kami percayai, jadi Omamori-sama bilang kalau kau kuat maka kami sebagai bawahannya akan percaya dengan ucapannya itu. " Katanya.

Aku tidak tahu soal Omamori-sama ini dan sepertinya dia adalah pemilik akademi ini, tapi soal dia tahu aku itu sepertinya kakekku yang telah menjelaskan rinciannya kepada kepala akademi ini. Dan tanggapan dari kepala akademi ini sungguh terlalu berlebihan, aku harap dia tidak memberitahu soal keluarga Amagiri kepada murid akademi yang lainnya.

" Selamat datang di Akademi Burung Gagak, sekali kau berpijak ke dalam sini, maka tidak ada jalan kembali lagi, apakah kau sudah yakin untuk menjadi seorang pemburu iblis?. " Katanya dengan hormat kepadaku setelah membuka gerbang lebar-lebar.

" Tidak perlu memberikan ku penghormatan seperti itu, kau tidak tahu kan bagaimana diriku ini, tapi.. ini adalah jalan satu-satunya agar aku bisa mewujudkan impian ku dengan cepat, mohon kerjasamanya!!. " Kataku dengan menunduk hormat kepadanya lalu melakukan penghormatan sebelum aku mengambil langkah pertama ku di akademi ini.

Beberapa menit kemudian aku telah sampai di alun-alun akademi, itu tertulis di peta yang diberikan oleh ayahku ini. Meskipun peta yang diberikannya seperti coretan anak kecil namun ini mudah dipahami.

Aku perlu berjalan kaki beberapa meter untuk bisa sampai ke alun-alun akademi burung gagak ini, sepertinya ini juga termasuk untuk mengatasi beberapa siswa yang mencoba keluar dari akademi secara diam-diam.

Melihat pagar yang dilengkapi dengan mantra penghalang itu aku sudah mengetahui bagaimana cara mereka untuk mempertahankan keamanan akademi dari gangguan luar maupun dalam.

Saat ini alun-alun akademi sedang sepi, mungkin karena waktu pembelajaran sedang berlangsung, baiklah aku harus menuju asrama laki-laki dan menaruh barang bawaan ku.

Tunggu…

Sepertinya tidak ada pembagian asrama perempuan dan laki-laki di akademi ini, di peta sebelah alun-alun akademi hanya ada 3 tempat yang saling bersebelahan dengan tulisan asrama di atasnya. Apa ini tidak apa - apa? Saling berbagi kamar dengan lawan jenis mereka.

Bagiku itu tidak masalah tapi setidaknya aku harap tidak ada yang berbuat aneh kepada teman sekamarnya jika mereka di pasangkan dengan lawan jenis mereka.

Tidak boleh seperti itu Yuuto…

Ayo berpikir positif, tidak adanya penggolongan jenis kelamin di asrama itu hanya untuk membuat mereka terbiasa jika mereka dikelompokkan dengan seorang laki-laki di kemudian hari. Tapi sepertinya itu tidak mungkin, kemungkinan besar mereka akan di satu kamarkan dengan sesama jenis mereka.

Baiklah, lebih baik aku pergi ke sana untuk memastikannya sendiri, dan setelah itu aku harus bertemu dengan kepala akademi, itu yang senior katakan kepadaku saat berada di gerbang akademi tadi.

Perjalanannya memerlukan waktu sepuluh menit dari alun-alun akademi menuju asrama, dan suasana pada pagi hari ini sangatlah menyegarkan, tak kusangka keasrian dan kerindangan pepohonan disini sangatlah bagus. Tidak heran jika kondisi mereka sangat baik karena mereka didukung dengan lingkungan bersih seperti ini.

" Asrama satu, kamar nomor 202. " Kataku dengan melihat sebuah kertas kecil yang berada digenggaman ku.

Asrama satu mungkin ada disebelah kiri dari ketiga bangunan ini, maka aku memilih gedung asrama yang paling kiri dan ternyata memang benar, disana terdapat sebuah angka nomor satu menempel disalah satu tiang bangunan.

Aku pun masuk dan menuju lift asrama, tidak ada kejadian apa - apa saat aku menaruh barang bawaan ku, namun sepertinya sudah ada orang yang telah menempati kamar ini, buktinya ada beberapa buku yang tergeletak di meja dekat jendela. Aku pun langsung bergegas menemui kepala akademi di kantornya, masalah pakaian bisa aku bereskan nanti.

Baiklah, sekarang waktunya untuk melatih staminaku lagi, meskipun ini tidak terlalu jauh tapi ini sudah bisa untuk melatih staminaku, membayangkan sepulang sekolah mereka harus melewati jalan yang sedikit jauh seperti ini, ya… itu bukanlah masalah besar bagi seorang calon pemburu iblis.

Setelah sampai di gedung sekolah, sama seperti yang aku dengar dari kedua orang tua ku, gedung ini sangatlah besar, berapa banyak negara ini menghasilkan seorang pemburu iblis pertahunnya? Tingkat gedung ini ada tiga dan didukung dengan panjang yang sangat begitu menakjubkan.

Aku melihat ada gedung lagi di sebelahnya, tapi itu sedikit kecil dari gedung sekolah, kemungkinan itu digunakan untuk murid akademi mengasah kemampuan mereka, ya.. itu pasti.

Lantai tiga dan berada di tengah gedung, aku melewati beberapa kelas dengan terdengar suara dari seorang guru yang sedang mengajar, sesekali ada beberapa siswa pergi keluar kelas dengan maksud dan tujuan yang tidak ku ketahui. Dan pada akhirnya aku telah sampai di pintu besar berwarna coklat tua ini.

Aku pun mengetuk pintu tersebut dan menunggu jawaban dari dalam ruangan yang di atasnya terpampang sebuah papan yang bertuliskan Kepala Sekolah.

" Masuklah.. " Katanya dari dalam.

" Permisi… " Aku pun membuka pintu layaknya gerbang itu.

Dan aku pun melihat isi ruangan tersebut, terdapat rak buku dengan banyak buku yang telah berada di rak tersebut. Lalu terdapat juga dua sofa di depan rak buku berwarna abu - abu.

Dan didepan ku saat ini ada seseorang pria yang sedikit tua dengan memiliki janggut hitam di wajah nya sedang melihat ke arah dokumen yang sepertinya sangat penting itu. Dia sedang duduk di bangkunya yang penuh dengan beberapa berkas menumpuk.

" Saya Yuuto Amagiri datang melapor, kata seorang penjaga gerbang tadi, saya anda suruh untuk datang kemari, apakah itu benar?. "

" Ya itu benar… " Katanya dengan masih melihat dokumen tersebut.

Sepertinya itu sangatlah penting, mungkin aku terlalu cepat untuk datang kemari, aku akan meminta izin untuk keluar dan menunggu nya beberapa jam lagi.

" Sepertinya anda sedang sibuk, saya akan izin untuk keluar dan kembali nanti setelah anda tidak sedang repot. "

" Hah? Itu tidak perlu, ini juga tidaklah penting hanya masalah keuangan yang terjadi di kantin sekolah. "

" Apakah keuangan sekolah sedang dalam masalah?. " Tanyaku.

" Tidak, malahan kami setiap minggunya dapat menghasilkan uang yang banyak dari penjualan makanan kami di kantin. "

Dengan kata lain, para murid akademi ini mereka menghabiskan uang mereka di kantin dan membuat sekolah sedang terkena masalah karena uang yang melonjak?. Ini benar-benar tidak penting sama sekali.

Saat aku sedang berpikir seperti itu, kepala akademi mungkin aku bisa menyebutnya kepala sekolah itu menutup dokumen tersebut dan berdiri dari tempat duduknya dan berkata.

" Maafkan aku atas ketidaksopannya ini, pertama - tama jangan terlalu kaku seperti itu, kau adalah anak si Amagiri-kun itu kan? Jadi itu tidaklah masalah. "

" Baik, maafkan atas ketidaksopanan ku di hari ini dan di kemudian hari. "

" Kau sungguh benar-benar tahu bagaimana cara menjaga nama keluarga mu itu, meskipun keluarga Amagiri tidak terlalu terkenal lagi tapi sopan santun mu itu sangatlah baik, sama seperti kakakmu. " Katanya dengan berjalan ke arah salah satu sofa yang berada didepan rak buku.

" Duduklah, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu sebelum memulai kehidupan mu di akademi pemburu iblis. " Katanya.

" Baik. "

Aku pun duduk di sofa yang satunya dan saat ini kami saling berhadapan, dia pun menuangkan ku teh dari teapot berwarna putih itu.

" Tunggu, seharusnya saya yang melakukan ini. "

" Tidak, itu tidak perlu… aku lah yang harus melakukan ini kepada penerus keluarga Amagiri selanjutnya. " Katanya dengan tersenyum.

Aku tidak tahu apa hubungan keluarga ku dengan kepala sekolah ini, tapi sepertinya masalah mereka berdua ini cukup serius juga. Dilihat dari bicaranya dia sepertinya kenal dengan ayahku.

Setelah itu dia pun menaruh teapot itu kembali dan memberikan ku cangkir yang berisi teh kepada ku.

" Perkenalkan, namaku Otori Omamori, penerus keluarga Omamori ke 202, aku kenalan ayahmu, dulunya kami bertarung bersama melawan para iblis. Ya… pada akhirnya masa jaya kami ada pada saat kami masih muda saja, sekarang hanya segelintir orang yang tahu akan masa kejayaan kami berdua.. hahahaha. "

Ya… itu perkenalan yang cukup menarik, sekarang giliran ku untuk memperkenalkan diri meskipun dia sudah tahu siapa aku. Aku pun membenarkan posisi dudukku dan sedikit membungkuk kepadanya.

" Meskipun anda sudah mengenal saya, tapi lebih baik saya memperkenalkan diri saya secara langsung, nama saya Yuuto Amagiri, calon penerus keluarga Amagiri ke 193, salam kenal. "

" Ya… salam kenal juga Yuuto-kun. "

" Ngomong-ngomong, anda menyuruh saya untuk datang kemari, bolehkah saya mengetahuinya maksud bapak memanggil saya?. "

" Omamori saja, dan apa - apaan dengan sebutan saya dan bapak itu, bukankah aku menyuruh mu untuk tidak terlalu formal?. " Katanya dengan menyeruput tehnya itu.

Dia sungguh orang yang aneh, aku begini karena aku menghormatinya apa dia tidak tahu? Tapi mendengar kalau dia tidak ingin terlalu formal sedikit membuatku tertolong, menjaga cara bicara ku seperti tadi sedikit menyusahkan bagiku.

" Terima kasih karena sudah memilih akademi ini, aku sangat berterima kasih kepadamu. "

" Tidak… itu tidak perlu, aku memilih akademi ini karena ada kakakku hanya itu saja. "

" Tapi tetap saja, karena hal itu aku bisa mengawasi kalian berdua dengan tenang, sama seperti mereka. "

" Ya… terima kasih atas perhatiannya, keluarga ku mungkin akan senang mendengarnya. "

Menjaga mereka? Apa ada seseorang selain kami berdua? Ini mungkin akan menjadi pembelajaran yang begitu berharga jika aku dapat latih tanding atau belajar dari mereka.

" Jadi bagaimana? Apa kau menyukainya?. " Tanya Omamori-san.

Hm? Apa mungkin dengan akademi ini? Ya.. aku lumayan menyukai akademi ini, ada mini market serta tempat berbelanja milik akademi sendiri disini, jadi aku tidak perlu memakan waktu yang banyak untuk membeli barang ataupun bahan makanan.

" Ya… aku cukup menyukainya. "

" Syukurlah… aku kira kau tidak menyukainya, tapi maafkan aku ya, aku belum memperkenalkannya kepadamu, keluarga mu bilang agar tidak memperkenalkan dia dulu kepada mu, aku sempat mengira mereka menyuruh ku untuk membuat keturunan lagi, mendengar hal itu dari mu membuatku cukup lega.. "

Keturunan? Tunggu apa maksud dari membuat keturunan baru?. Dia bukan menanyakan tentang akademi miliknya?.

" Tunggu, apa yang kau bicarakan?. "

" Eh? Tentang perjodohan kalian, apa kau tidak menyukai anak perempuan ku?. " Katanya dengan wajah heran.

" Tunggu sebentar!!! Perjodohan!? Perjodohan dengan siapa!?. "

" Ya… bukankah aku sudah bilang kalau itu dengan anakku? Apa keluarga mu belum memberitahu mu tentang perjodohan ini?. "

" Apa!!! Tidak - tidak, ini sungguh aneh bukan? Tiba - tiba langsung dijodohkan oleh seseorang yang tidak ku kenal?. " Kataku.

" Tidak, itu tidaklah aneh, buktinya kakak mu menerima perjodohan itu, begitu juga dengan anak pertama ku itu. " Katanya dengan santainya.

Ini benar-benar mengejutkan, aku memang tidak ingin menarik perhatian dengan kemampuan ku ini, tapi kenapa tiba - tiba ada perjodohan? Apa yang sedang kalian sembunyikan dasar penerus keluarga Amagiri!.

Aku bisa melihat senyuman bodoh mereka dari sini, ayah… kakek… aku tidak akan memaafkan kalian jika nanti kalian tidak memberitahu ku apa maksud dari semua ini.

Tapi mendengar perjodohan kakakku itu sedikit membuatku khawatir, ya… bukan kakakku yang sedang ku khawatirkan, aku malah sedang mengkhawatirkan anak perempuan Omamori-san. Aku harap tidak terjadi apa - apa dengan mereka berdua semoga mereka bahagia selamanya.

Tidak kusangka kalau tunangan kakakku adalah putri dari Omamori-san.

Tapi tetap saja, aku sudah menyukai seseorang yaitu Hina, meskipun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini tapi aku akan tetap menyukainya. Tiba - tiba dijodohkan seperti ini dan langsung menyetujuinya itu sama saja aku tidak menghormati perasaan Hina yang telah menyukaiku.

" Maafkan aku Omamori-san, aku sudah memiliki seseorang yang kusukai. " Kataku dengan menundukkan kepala ku dan berharap agar dia mengerti bagaimana keadaan ku saat ini meskipun aku tidak bilang sebenarnya kepadanya.

" Ya… itu tidak masalah, yang terpenting kau bisa membagi perasaan mu kepada mereka semua itu sudah cukup bagiku. "

" Eh?. "

Apa-apaan ini!!!

Mertua idaman!!! Apa ini!? Dia… merelakan anaknya untuk menjadi yang kedua? Ini benar-benar mertua yang sangat langka, untuk bisa menjumpai mertua seperti ini mungkin membutuhkan 100 tahun sekali.

Tapi menjual perasaan anaknya seperti itu sudah sedikit keterlaluan, dia adalah ayah dari putri yang akan dijodohkan dengan ku, tapi kenapa dia mau memberikan putrinya kepada seseorang yang sudah menyukai orang lain?.

" Ini rahasia… aku sudah tahu apa yang ingin kau tanyakan kepada ku dan jawabannya adalah rahasia, masih belum saatnya kau mendengar kebenaran tentang kenapa kau dijodohkan. "

Aku pun menatapnya, dan dimatanya tersirat tidak ada kebohongan sama sekali dan sepertinya mempercayainya saat ini tidak akan membuatku rugi. Sebenarnya rahasia apa yang terjadi dengan ayah dan Omamori-san ini?.

Masih ada banyak yang belum aku mengerti tentang keluarga Amagiri beserta para keluarga besar yang lainnya. Aku pernah membaca sebuah buku sejarah di ruangan ayah dan menghabiskan waktu untuk membaca buku disana. Aku dan kakakku selalu berada di tempat itu dan membaca sejarah para pemburu iblis.

Kalau tidak salah keluarga Omamori itu adalah keluarga yang melindungi seluruh keluarga besar yang lainnya, sama seperti namanya, Omamori bisa disebut sebagai jimat penjaga bagi para pemburu iblis. Di salah satu buku yang pernah aku baca ada sebuah cerita di masa lalu bahwa keluarga Omamori pernah dikhianati oleh keluarga besar yang lain, kecuali keluarga Amagiri dan pada saat itu juga keluarga Omamori dan keluarga Amagiri menjalin hubungan antar keluarga dan mengikatnya dengan sumpah sakral mereka.

Tapi… aku lupa dengan isi sumpah tersebut, kapan - kapan aku akan mengunjungi perpustakaan sekolah dan mencari buku sejarah itu. Jika ada…

" Omamori-san, kau bilang kalau anakmu belum tahu tentang perjodohan ini bukan?. "

" Eh? Ya… itu memang benar, maka dari itu aku akan memanggilnya kemari dan memperkenalkan kalian berdua. "

" Tidak, itu tidak perlu, jangan beritahu dulu tentang perjodohannya kepada anakmu itu. " Jawabku dengan cepat.

" Hm… apa kau ingin mengujinya atau apalah itu?. "

" Mungkin yang kau katakan tadi benar, aku hanya ingin melihat sifat asli yang dimilikinya, bukankah saat di mendengar perjodohan denganku dia akan bersikap sopan kepada ku?. "

" Tidak ada ikatan yang kuat jika kita tidak mengetahui bagaimana pasangan kita yang sebenarnya, apa itu yang ingin kau katakan?. "

" Ya, itu benar, jadi aku mohon biarkan ini jadi rahasia kita berdua. "

Dia pun diam dan menutup matanya seperti sedang memikirkan sesuatu atau bisa saja dia saat ini sedang mengambil keputusan untuk masalah ini. Memang benar di satu sisi aku benar tapi mungkin Omamori-san sedang memikirkan apa yang akan terjadi jika sifat anaknya tidak sesuai dengan tipe ku dan pada akhirnya aku tidak menerimanya.

Dan pada saat itulah, rahasia yang kau dan ayahku sembunyikan akan kalian beritahu kepada kami berdua dan jika memang itu memiliki peran penting di masa yang akan datang maka mau tidak mau aku harus menerimanya menjadi pasangan ku.

" Baiklah… aku setuju dengan syarat mu itu. " Katanya dengan membuka matanya kembali kemudian dia menatapku.

" Tapi… " Lanjutnya.

" Tapi?. "

" Berikan aku cucu secepatnya. "

" Aku akan keluar, permisi.. "

" Tunggu aku hanya bercanda!. "

Aku pun menghela napas dan duduk kembali di sofa, dan pada akhirnya hal yang ingin aku dengar telah ia sampaikan, dari peraturan sekolah hingga semua yang perlu aku ketahui di akademi dia sebutkan satu persatu dan tidak sengaja juga kami sedikit membahas tentang keluarga besar yang berjasa di masa lalu dan sebuah fakta yang mengejutkan akhirnya bisa ku ketahui.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!