NovelToon NovelToon

My Free Life In Another World

Prolog

Namaku Frantz, seorang laki-laki yang sudah berumur 21 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal dan besar saat ini.

Aku dikenal sebagai orang yang baik dan rajin oleh orang-orang disekitarku. Tapi sebenarnya aku hanyalah seseorang yang merasa kesepian. Aku rajin karena aku tidak tau harus melakukan apa selain bekerja. Aku membantu orang lain juga hanya seperti yang orang lain lakukan.

Aku menyukai hal-hal tentang militer, dari militer zaman dulu hingga militer modern. Militer zaman perang dunia kedua addalah yang paling aku sukai. Karena pada zaman itu masih banyak bentuk seni pada kemiliterannya. Aku juga menyukai game, anime dan light novel.

Aku biasa menggunakan hasil kerjaku untuk membeli barang koleksiku dan membantu orang lain. Bukannya sombong aku hanya bingung menggunakan uang itu untuk apa. Orang tua dan saudariku sudah tiada dan orang kucintai juga telah tiada.

Setiap harinya aku selalu merasa bosan ,bahkan aku sering berpikir untuk mengakhiri hidupku. Aku memiliki seseorang yang sangat aku cintai. Ia bernama Alice dan dia juga sangat cantik, untukku.

Alice merupakan idola sekolah di SMA ku, dulu. Ia sangat pintar dan hebat dalam beladiri, apalagi teknik berpedang. Teknik berpedang dia sangat luar biasa, walaupun masih kalah denganku.

Tapi sekarang ia sudah pergi ketempat yang sangat mustahil aku capai saat ini. Padahal aku sudah menyetujui untuk menikahinya saat aku sudah memiliki penghasilan yang tetap. Orang tua kami juga setuju.

‘Alice telah meninggal…’

Itulah yang terus aku katakan, ketika aku sedang memikirkannnya hingga sekarang. Alice meninggal saat aku sedang tidak berada di dekatnya. Ia meninggal saat melakukan operasi.

Alice di operasi karena penyakit yang di deritanya sejak ia masih kecil. Ia meninggal saat berumur 18 tahun. Aku sebelumnya tidak tau kalau Alice memiliki penyakit yang sangat berbahaya.

***

Hari ini aku pulang dari tempat kerjaku agak awal karena tugasku telah selesai semua dan di perintahkan untuk pulang oleh atasanku. Di perjalanan pulang aku melihat seorang anak laki-laki yang bermain bola di lapangan sebelah jalan raya.

Ia bermain sendiri dengan wajah yang sangat bahagia. Orang yang seperti ayahnya anak kecil itu hanya fokus ke hanphone yang ia sedang pegang. Aku pun berpikir untuk beristirahat dibawah pohon dekat anak yang sedang bermain bola itu.

Sekitar 15 menit setelah aku duduk di bawah pohon itu dan bersantai. Aku melihat bola anak itu terbang ke arah jalan raya.

Anak kecil itu pun berlari ke jalan raya mengejar bolanya dan tanpa disadari oleh anak itu, aku melihat sebuah truk datang dengan cepat ke arahnya. Ayahnya anak kecil itu hanya memerhatikan handphonenya dan tersenyum sendiri tanpa menyadari anaknya dalam masalah.

Melihat anak kecil itu sedang dalam bahaya aku pun langsung berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan anak itu.

Aku berhasil mencapai anak itu dan menariknya agar ia keluar dari jalan raya. Maaf walau pun itu akan sakit tapi itu untuk keselamatannya.

Anak kecil itu berhasil terhindar dari bahaya, namun sepertinya sekarang aku yang tidak sempat melarikan diri.

"Ah... aku harap kita bisa bersama lagi, Alice..."

*** POV 3 ***

Sebuah mobil truk melaju dengan sangat cepat. Hingga hampir membuat seorang anak kecil menjadi korban truk itu. Namun Frantz berhasil menyelamatkan anak kecil itu dengan menarik dan melemparnya keluar jalan raya.

Tapi Frantz tidak sempat menyelamatkan dirinya sendiri sehingga membuatnya tertabrak truk itu dan terpental hingga sekitar 15 meter, dari tempatnya ia tertabrak.

Semua orang yang mlihat itu teriak dan mencoba menolong Frantz. Tapi semuanya sudah berakhir, Frantz telah meninggal dunia setelah menjadi superhero. Walaupun tubuhnya Frantz telah banyak kerusakan dan bahkan lengannya sudah copot, namun Frantz tetap di hormati oleh semua orang.

Itulah akhir dari seorang pria bernama Frantz yang menjalani hidupnya dengan damai dan pergi dengan senyum di wajahnya.

Meet the God of Another World

***POV Frantz***

"Ugh…Dimana ini?"

Ucapku sambil memegang kepalaku. Karena aku merasa sangat pusing.

Dimana aku? Bukankah aku habis tertabrak truk. Disini tidak terlihat rumahku atau pun rumah sakit. Lalu dimana ini?

Aku pun dengan memerhatikan sekelilingku dengan cemas. Aku melihat sekeliling hanya melihat ruangan yang tampak seperti tidak memiliki ujungnya.

Ya, aku tidak tau ini berada di dalam ruangan atau di tempat lain.

Saat aku melihat ke atasku tiba-tiba cahaya yang sangat menyilaukan muncul. Aku pun menutup mataku karena cahaya itu sangat menyilaukan.

Beberapa detik kemudian chaya itu menghilang dan aku membuka mataku dan melihat sekelilingku. Ternyata aku sudah tidak berada di tempat aku terbangun tadi.

Sekarang aku berada di sebuah ruangan yang tampak seperti ruang tamu namun kecil. Ditengah ruangan ada sebuah meja kecil yang diatasnya terdapat sebuah teko dan dua gelas.

Diruangan ini juga ada meja belajar dan lemari. Ini seperti rumah kecil pada umumnya. Tapi yang membuat temoat ini berbeda dari yang lain adalah ruangan ini tidak memiliki tembok. Disekeliling hanya terlihat awan, ini seperti sedang berada di langit.

Aku pun menjadi lebih cemas lagi karena perubahan tempat tiba-tiba ini. Juga aku merasa klau tempat ini sangat tidak asing.

Aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku nanti. Aku berpikir sangat keras hingga tiba-tiba sebuah cahaya yang sangat menyilaukan mencul kembali di depanku. Aku pun reflek menutup mata dengan lengan kiriku.

Beberapa saat kemudian cahaya silau itu mulai menghilang. Aku secara perlahan menurunkan lenganku dan membuka mataku untuk melihat sekitar.

Setelah mataku terbuka lebar aku melihat seorang pria yang bisa dibilang cukup tua. Walaupun bergitu ia tetap terlihat ke tampanannya dan ia juga mengeluarkan aura yang sangat bijaksana.

"Siapa kau?"

Setelah melihat pria itu aku langsung berpose siap untuk bertarung. Ya ini adalah refleks yang aku miliki.

"Woah, tenang-tenang. Aku tidak bermaksud buruk padamu."

"Lalu apa maumu?"

"Santai saja. Aku adalah dewa utama dunia lain."

What!? Apa itu dunia lain itu nyata!?

"Ya itu nyata."

"Eh?"

"Apa ada masalah?"

"Baiklah aku percaya padamu."

"Huh kok langsung percaya."

Dasar orang tua ini...

"Hei aku bukan orang tua!"

"Nah itulah buktinya. Kau bisa membaca pikiranku. Dan tempat ini sudah cukup menjelaskan semuanya."

Pak tua itu pun terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Baiklah aku kan menjelaskan semuanya..."

Pak tua itu pun mulai menjelaskan secara rinci penyebab kematianku. Ia juga memberikan gambar saat kematianku hingga saat dijadikan seorang pahlawan masyarakat oleh kepolisian.

Aku cukup terkejut, kalau ayah dari anak itu adalah seorang pejabat pemerintah. Mungkin pekerjaannya sangat banyak hingga tidak memerhatikan anaknya.

Namun itu semua sudah berlalu...

Pak tua itu juga menjelaskan sedikit tenang dunia yang ia awasi. Dunia itu adalah dunia fantasi seperti dalam game. Bedanya dengan game dunia itu tidak memiliki status ataupun level.

Sihir dan skill juga ada di dunia itu. Namun penggunaan keduanya dihitung dari berapa banyak, lama dan dampak yang disebabkan. Jika sihir atau skill itu besar maka akan berdampak pada tubuh seperti kelelahan atau pingsan.

"Itulah semua kejadian yang telah kau alami dan sedikit informasi dari dunia yang aku awasi."

"Terima kasih sudah menjelaskannya. Syukurlah anak itu hanya mengalami cedera ringan."

Aku berpikir sesaat lalu kembali berbicara.

"Jadi, kemana aku akan pergi? Apakah ke dunia lain atau menunggu akhir dunia?"

"Tentu saja kamu akan kukirim ke dunia lain. Itulah sebabnya aku disini."

"Hmmm...."

"Kamu terlihat biasa saja. Baiklah kita ke intinya. Karena kau begitu aku akan memberikanmu 2 pilihan. Pertama kau akan kembali ke duniamu dan memuli dari awal."

"Lalu apakah piliha kedua itu pergi ke dunia lain?"

"Ya, itu benar."

"Apakah disana aku juga perlu memulainya dari awal?"

"Itu terserah kepadamu. Kau boleh memulainya dari awal maupun melanjutkan hidupmu disana. Apapun pilihanmu aku akan membiarkan dirimu memiliki kesempatan untuk merubah penampilanmu."

Merubah penampilan kah...

"Aku ingin merubah sedikit penampilanku saat ini. Bagaimana dengan kemampuanku bertahan hidup?"

"Baiklah ini untukmu. Lebih tepatnya gunakan untuk mengubah penampilanmu."

Pak tua itu memberikan sebuah alat padaku. Alat itu seperti sebuah tab berwarna putih.

Aku pun mengambilnya dan melihat menu

perubahan. Ternyata sangat banyak pilihannya.

Aku hanya mengubah rambutku sedikit lebih panjang dan membuat tinggiku sekitar 180 cm. Aku juga mengubah pakaianku menjadi sepasang jas hitam.

Aku memberikan tab itu padanya. Ngomong-ngomong darimana tab itu berasal?

"Sudah selesai kah. Hmmm... Sepertinya tidak banyak perubahan yang kau lakukan. Tidak jauh berbeda dengan dirimu saat ini."

"Ya itu karena aku hanya ingin mengubah rambutku dan bentuk tubuhku saja agar bisa sesuai dengan dunia yang kau jelaskan."

Mendengar alasanku pak tua itu pun tertawa. Itu cukup membuatku malu.

"Baiklah itu cukup lucu, sekarang kita akan menentukan kemampuanmu."

"Apakah aku bisa memilih skillnya?"

"Seharusnya sih acak, tapi karena kamu sudah menemaniku di ruangan ini. Aku akan memberikanmu kebebasan untuk memilih skillmu."

Bukankah itu lebih berbahaya?

"Apakah itu tidak apa-apa? bagaimana jika aku memilih kemampuan yang hebat lalu menghancurkan atau merusak keseimbangan dunia itu?"

"Hahahaha!!!"

Setelah mendengar pertanyaanku, pak tua itu langsung tertawa terbahak-bahak.

"Apa kau yakin ingin menghancurkan dunia? Orang sepertimu ingin menghancurkan dunia?

Kau orang yang selalu menolong seorang nenek menyebrang, lalu menjadi tersangka karena membantu seorang kakek melawan polisi karena salah tangkap. Jangan membuatku tertawa..."

Apakah selucu itu? Bukankah itu normal?

"Normal kau bilang!? Jika itu normal tidak akan ada manusia yang yang mengabaikan seorang nenek berdiri di pinggir jalan menunggu ada yang membantu."

"Hmmm... Benar juga ya..."

"aku yakin kau tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu."

"Baiklah aku akan memilihnya."

Pria tua memberikanku tabnya kembali tentu saja aku langsung menerimanya.

Disini tidak ada menu seperti tadi...

"Disini tidak ada menu seperti seelumnya?"

"Ah itu kau hanya perlu menuliskannya saja. Kau tulis nama skill yang kau inginkan lalu deskripsikan skill itu."

Aku pun menulis :

Creation : Membuat sesuatu sesuai dengan imajinasi.

Summon : Memanggil sesuatu atau seseorang dari dunia berbeda ataupun sama.

Setelah menulis itu aku mengembalikan tabnya ke dia.

Pria tua itu mengambilnya dan membaca apa yang kutulis disana.

"Apa cuma ini?"

"Ya hanya itu saja."

"Apa kau yakin? Kau telah mendapat kesempatan untuk bisa menulis banyak kemampuan yang kau inginkan loh."

"Tidak ada. Itu saja sudah cukup untukku."

Pak tua itu pun kembali terdiam dan memikirkan sesuatu.

"Oke kalau begitu aku akan mengabulkan 2 permintaan apa saja darimu."

"Kalau begitu... Aku ingin bersama lagi dengan Alice dan memiliki pulau terbang yang besar."

"Sungguh, sangat sederhana sekali kau ini. Kau hanya ingin hidup dengan kekasihmu dulu? Kenapa tidak memilih artis saja atau harem?"

"Tidak, bagiku Alice sudah sepenuhnya."

"Baiklah aku mengerti. Kau cukup keras kepala bukan. Kalau begitu kau tunggu saja disini dulu. Untuk pulau aku telah menerima, dan sedangkan kekasihmu aku harus menariknya dari tempat tidurnya yang lelap."

"Terima kasih."

"Ya tidak apa-apa."

Setelah pria itu berkata, ia langsung menghilang dalam sekejap.

"Dia benar-benar seorang dewa..."

Reunion

Beberapa menit kemudian dewa itu muncul secara tiba-tiba di depanku. Tentu saja aku langsung terkejut dan berdiri.

"Hahaha, tenang saja."

"Apanya yang tenang kalau kau muncul tiba-tiba."

"Hahaha maaf-maaf. Aku sudah membawa apa yang kamu minta."

Setelah pri tua itu menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dibelakang ia muncul seorang gadis dan tentu saja aku sangat mengenalnya.

Gadis itu adalah Alice. Ketika Alice melihatku ia lari memelukku dan menangis di dadaku. Aku pun juga senang karena Alice telah kembali.

Dewa yang sedang melihat kami hanya tersenyum dan diam untuk sementara. Setelah beberapa menit Alice menangis, ia pun tertidur. Lalu dewa itu melanjutkan pembicaraanya.

"Aku tidak menyangka akan seperti itu. Dia juga ternyata sangat cepat bangun dari tidurnya setalah aku mengatakan kau sedang menunggunya."

"Terima kasih banyak, maaf merusak suasana."

"Tidak apa itu juga kesenanganku tersendiri."

"Huh?"

Apa yang dia maksud?

"Tidak usah kau pikirkan, penyakit kekasihmu juga sudah tidak ada dan dia memiliki berkah langsung dariku."

"Terima kasih atas perhatian Anda."

"Kenapa kau tiba-tiba bersikap formal? Bersikap biasa saja."

"Baiklah kalau begitu."

"Pulau terbang yang kau minta sudah selesai. Ukuran pulau itu cukup besar dan memiliki istana di pusat pulau itu."

"Terima kasih, maaf merepotkanmu."

Aku pun membungkukkan badanku kepadanya.

"Lalu aku akan segera mengirim kalian ke istana yang telah aku buat di pulau itu. Jadi, kalian bisa segera istirahat disana."

Setelah itu sebuah cahaya yang sangat terang menyelimutiku dan Alice. Dan kami pun lama-lama menghilang dari sana.

"Sam…i ber…mu…kem…i"

Itulah suara yang terakhir kudengar dari dewa itu. Beberapa saat kemudian aku terbangun dan melihat sekeliling.

Setelah kuperiksa, tempat ini sepertinya berada di sebuah kamar yang sangat mewah. Dan diranjang ada seorang gadis yang sedang tertidur, ia adalah Alice yang telah hidup kembali karena Dewa itu. Inilah awal perjalananku dan Alice di dunia ini.

Sekarang aku masih berada di kamar yang sangat besar dan mewah ini. Bahkan ruang tamu di rumahku sebelumnya tidak sebanding dengan kamar ini.

Ketika aku berpikir bagaimana akal sehat didunia ini, tiba-tiba saja ada banyak informasi yang langsung memasuki kepalaku, sehingga membuat kepalaku merasakan sakit yang luar biasa. Sekitar 15 menit aku merasakan sakit yang sangat luar biasa itu. Hingga akhirnya rasa sakit itu mulai memudar.

"Ugh... Itu sangat sakit. Bagaimana sakit kepala bisa serasa sakit seperti itu? Tapi anehnya aku sekarang mengerti akal sehat dunia ini, mungkin."

Gumamku sambil memegang kepalaku yang masih agak terasa rasa sakitnya.

"Untung Alice masih tidur, jika ia bangun bagaimana reaksinya ya? Mungkin, itu akan lucu untuk dilihat. Tapi tak apa dah rasa sakit itu memberikanku semua apa yg kebutuhan di dunia ini."

Sambungku yang masih memegang kepala, dan melihat Alice yang masih tertidur dengan nyenyak.

Aku berjalan kearah Alice yang berada di ranjangnya. Namun, tiba-tiba tubuhku merasa sangat lelah.

"Apa lagi sekara..."

Aku pun pingsan...

*** POV 3 ***

"Dimana aku?"

Frantz terbangun dan melihat skelilingnya tidak ada apa-apa. Di pun menjadi bingung karena tempat yang ia liat sekarang ini seperti pertama kalinya ia bertemu dengan dewa.

Ketika Frantz berpikir dewa dunia yang Frantz tinggali sekarang muncul di depannya. Frantz sudah tidak merasa terkejut lagi dengan kemunculan si pria tua itu.

"Apakah ada masalah?"

"Tidak, aku hanya ingin minta maaf karena membuatmu merasakan sakit yang luar biasa."

"Tidak apa, berkat itu aku bisa memahami akal sehat dunia itu."

Frantz menghembuskan nafas, ia memang tidak menyalahkan dewa karena rasa sakit yang ia alami.

"Lalu apa ada masalah? Kenapa aku dipanggil kesini lagi?"

Frantz langsung bertanya ke intinya dan dewa pun hanya tersenyum melihat Frantz.

"Aku akan menjelaskan tentang kemampuanmu saja. Walaupun kau telah menuliskan deskripsinya itu akan bermasalah jika ada kesalahan."

Frantz pn mengangguk menanggapi jawaban dewa.

"Pertama skillmu memang dapat memanggil dan menciptakan apapun namun tergantung kekuatan imajinasi yang kamu miliki."

Ucapa pria itu sambil mengacungkan jari telunjuk.

"Kedua kau perlu kata kunci setelah melakukan proses imajinasi tinggi. Aku telah membuat command untuk kunci itu. Untuk memanggil kau hanya perlu mengucapkan "summon" dan untuk menciptakan kau hanya perlu mengatakan "create".

Dan yang terakhir kau akan kuberikan kebebasan skill itu. Tapi aku akan mengingatkanmu, janganlah berlebihan."

Ucap pria tua itu lalu tersenyum.

"Apa sudah cukup?"

"Ya itu sudah sangat cukup untukku. Terima kasih."

"bagus kalau begitu kamu kembali lah. Karena istrimu sedang menunggumu disana."

"Apa istri!?"

"Ya aku membuat kalian menikah kau akan menyadarinya saat kau terbangun nanti."

"Hmmm... Aku mengerti sekali lagi terima kasih. Dan satu lagi apa kau memiliki nama?"

"Aku adalah seorang dewa dunia, aku tidak memiliki nama. Tapi kau boleh memanggilku Ayah. Kau tidak memiliki seorang ayah dan aku tidak memiliki anak. Bukankah itu cocok?"

Pria tua itu pun membuat Frantz terkejut. Ia tidak menyangka akan menjadi seperti itu.

"Hmmm... Aku akan perlahan menerimanya... Aku akan memanggilmu Ayah mulai saat ini."

"Ya itu bagus."

Frantz pun semakin bingung. Ia tidak tau apa yang dipikirkan oleh dewa karena ingin mengangkatnya menjadi anaknya.

"Sudahlah, menantuku sedang menunggumu. Sampai bertemu lagi."

Setelah itu tubuh Frantz diliputi oleh cahaya emas dan menghilang dari dunia itu.

"Maaf karena tidak bisa menemanimu disana dulu. Itu pasti berat untukmu Zeina."

Di dalam kesenyunyian dunia itu ang dewa menitikkan air matanya. Walaupun ia adalah dewa yang menjaga dunia kecil tapi ia menikah dengan wanita dari bumi.

"Sekarang aku sudah melihatnya. Dia memiliki sifat sepertimu. Kakak dan adik memiliki sifatmu. Bahkan Lily memiliki wajah yang sama denganmu."

Dunia itu pun perlahan memudar...

_________________

Ketika aku kembali dari tempat Ayah, aku mencium bau yang sangat harum. Saat aku membuka mata, aku melihat wajah Alice tepat di atasku dan aku pun tersenyum padanya.

Alice yang sepertinya melihat wajah senyumku tiba-tiba saja wajahnya menjadi memerah. Ya, itu sangatlah lucu jika dilihat dari posisi ini.

Oh ya posisiku saat ini tertidur dibantal paha milik Alice.

"Apa yang terjadi padamu Alice? Mengapa wajahmu memerah?"

Tanyaku padanya, dan Alice yang mendengar itu langsung menutup wajah dengan kedua tangannya. Itu sangatlah imut, sehingga itu membuatku ingin terus menggodanya.

"Di-diamlah wajahku tidak memerah!"

Hahaha dia sangat lucu.

"Kalau begitu bisakah kamu memberi tahuku berapa lama aku pingsan?"

"Aku tidak tahu sudah berapa lama kamu pingsan. Saat aku bangun kamu sudah pingsan di lantai. Saat aku melihatmu pingsan aku langsung segera kearahmu dan memberikan bantal pahaku karena aku tidak kuat mengangkatmu ke kasur."

"Jadi seperti itu ya. Baiklah aku mengerti itu dan terima kasih karena telah memberikan bantal pahamu yang nyaman ini padaku. Jadi sudah berapa lama kamu memberikan bantal pahamu?"

"Hmmm... Mungkin sekitar sepuluh menit sejak aku bangun."

Huh? Sepuluh menit bukankah itu pasti akan membuatnya merasa pegal ya.

"Apakah kamu tidak merasa pegal?"

"Tidak, aku tidak merasa pegal. Jadi Frantz bisa kamu jelaskan mengapa kita bisa bersama lagi dan dimana ini?"

"Baiklah aku akan menjelaskan dari awal hingga situasi kita saat ini."

Setelah itu aku bangun dan menatapnya, lalu aku menjelaskan semuanya dari ia meninggal lalu kehidupanku dan situasi kita saat ini. Alice yang mendengar itu merasa sedih ketika tau kehidupanku sejak ia meninggal dan juga terkejut dengan fakta saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!