NovelToon NovelToon

Tuan Andre Mari Kita Bercerai

Wanita lain

"Ting!

Suara lift terdengar, tak berapa lama pintu terbuka dengan perlahan. Ella membeku di tempat nya berdiri saat melihat sosok sepasang pria dan wanita sedang bergandengan tangan, mereka terlihat begitu mesra.

Pria berwajah tampan penuh kharisma itu menoleh kearah Ella. Dua bola mata saling bersitatap hingga ia mengalihkan pandangan pada wanita di sampingnya.

"Sudah jangan perhatikan aku seperti itu, nanti aku terbang." Kata wanita cantik berambut sebahu dengan senyuman nakal.

Andrean mengangguk dan tersenyum tipis.

Sepasang pria dan wanita itu keluar dari lift melewati Ella yang terpaku dalam diam. Tubuhnya seakan tidak bisa bergerak dan sulit untuk melangkah kedalam lift.

Lamunan nya mulai terhenti saat pintu lift hampir tertutup. Dengan cepat Ella menekan tombol lift, saat pintu terbuka ia buru-buru masuk.

Beberapa tahun terakhir ini Ella baru tahu kalau Andrean sering membawa wanitanya ke kantor, dan memperlakukan dengan mesra. Berbeda dengan dirinya yang tidak pernah di anggap.

Kaki jenjang Ella melangkah menuju ruangan asisten Direktur.

Ella mengetuk pintu yang terbuka, tak lama kemudian suara pak Heru terdengar

"Masuklah!

"ini semua berkas yang anda minta!"

"Terima kasih Ella! Balasnya tanpa menoleh pada wanita di depannya.

"Pak Heru, aku ingin mengatakan sesuatu."

Heru mengangkat wajahnya "Katakan saja!"

"Saya ingin cuti!"

Tiga tahun Ella bekerja di perusahaan Smith belum pernah ambil cuti. Kini saatnya ia ingin menghibur dirinya sendiri.

"Apa Bu Ella sudah berbicara dengan pak Andrean?

Wanita berparas cantik itu menggeleng.

"Kalau begitu minta izin dulu pada pak direktur, beliau yang berhak memberikan cuti."

Wajah Ella terlihat suram

"Baik! Kata Ella tanpa ingin berdebat.

Selesai bicara ia melangkah pergi meninggalkan ruangan asisten Heru. pria itu adalah orang kepercayaan Andrean.

Ella masuk ke ruangan kerja dan berdiri di depan jendela. Bola matanya mulai berair menahan sesak di dada. Tiba-tiba lamunannya terhenti, di kejutkan oleh suara dering ponsel di atas meja.

Ella menoleh dan melihat nama Raisa di depan layar hp. Dengan cepat ia mengangkat nya.

"Halo!"

"Ella, pekerjaan mu sudah selesai?"

"Sedikit lagi."

"Apa bisa kita makan siang bersama?"

"Bisa!

"Baiklah aku akan menjemputmu sekarang."

Setelah telepon berakhir Ella mulai beraktivitas kembali. Masih ada setengah jam untuk menyelesaikan tugasnya.

Setengah jam kemudian ia turun ke bawah menemui Raisa, lalu meninggalkan kantor untuk makan siang.

Ella terlihat murung dan tidak banyak bicara, Raisa bisa melihat perubahan sikap Ella di matanya.

"Ella, apa ada yang kau sembunyikan?"

Ella menggeleng sambil tersenyum "Tidak ada!"

Raisa menatap curiga "Benar kamu tidak apa-apa?"

Suasana hati Ella memang tidak baik, tetapi di depan sahabat nya ia tidak ingin terlihat menyedihkan.

"Aku mau ajak kamu makan seafood di sebrang sana, kata teman-teman ku disana makanan nya enak."

"Ella mengangguk "boleh!

Restoran itu terlihat mewah dan banyak di kunjungi orang-orang berkelas. Mereka turun dari mobil dan masuk kedalam, suasana tidak begitu ramai, Ella dan Raisa duduk di pojok dekat jendela.

"Kamu mau makan apa? Raisa menyodorkan menu di depannya.

Ella mulai memilih menu yang ingin ia santap siang itu.

Tanpa sengaja Raisa melihat seorang pria yang tentu saja ia kenal. Ia melihat Andrean begitu mesra memperlakukan wanita di sampingnya

"Ella, lihatlah! Andrean ada di sini juga."

Ella mengikuti arah mata Raisa dan berhenti pada sosok Andrean dan wanita yang ia temui tadi pagi. Terlihat mereka begitu bahagia menikmati hidangan di depannya.

"Siapa wanita itu?" tanya Raisa penasaran.

"Ella menggeleng "Tidak tahu! Ucapnya dingin.

Ia sudah tak perduli dengan keberadaan Andrean, Pemilik Perusahaan Smit grup. Tiga tahun menikah dan mengabdi di perusahaan Smith adalah keputusan bodohnya, namun semuanya sudah terjadi.

Raisa menatap curiga pada Ella yang tiba-tiba terdiam cukup lama. sudah setahun ini sikap Ella berubah jadi pendiam dan tertutup. Ia jarang bicara kalau tidak di tanya lebih dulu.

"Ella...."

Raisa menggenggam tangan Ella sebagai bentuk perhatian.

Ella tersenyum "Aku tidak apa-apa."

Raisa memesan aneka makanan seafood siang itu dan mereka menikmati dengan diam. Raisa tahu suasana hati Ella, pasti ia sedih melihat suaminya bersama wanita lain meskipun wanita itu teman bisnisnya, tetapi apakah harus semesra itu?"

"Ella, makanlah yang banyak, kamu terlihat kurusan beberapa bulan ini."

Ella mengangguk sambil menikmati hidangan seafood tanpa bicara.

Selesai makan bersama, Raisa antarkan Ella ke perusahaan.

Posisi Ella di perusahaan Smith sebagai manager pemasaran yang berhubungan dengan client. Ia wanita mandiri yang cerdas, beberapa proyek besar banyak ia menangkan.

Kalau bukan karena kebaikan nenek Smit yang menyayangi dirinya, mungkin Ella sudah dari dulu meninggalkan perusahaan Smith.

Beberapa kali Ella menguap, rasa kantuk terus menyerang, sementara pekerjaan nya harus selesai sore ini. Ia beranjak dari duduknya dan melangkah ke pantry untuk membuat kopi. Saat ia ingin mendorong pintu, terdengar suara orang sedang mengobrol.

"kamu tahu tidak? Wanita yang bersama pak direktur tadi?"

"Bukan kan itu ibu selfie, pemilik perusahaan Ambara grup?" Perusahaan nya sedang viral dan usahanya maju pesat hingga ke luar negeri."

"Dengar-dengar Bu selfie ingin berkerja sama dengan perusahaan pak Andrean."

"Bu selfie memiliki status sosial yang tinggi, sudah pasti pak Andrean tertarik."

"Bu selfie sangat cantik dan anggun, sepertinya mereka sangat cocok."

"Iya betul, apalagi pak Andrean masih bujang dan tampan. Bahkan ia memilki banyak anak perusahaan di usia muda."

"Andaikan aku jadi ibu selfie tidak akan menolak."

Mereka tertawa bersama sambil terus bergibah.

Ella mengurungkan niatnya untuk membuat kopi. Ia berbalik dan kembali ke dalam ruangannya.

Hari hampir menjelang malam, Ella masih berkutat di depan laptop.

"Selesai juga! Gumamnya pelan seraya menghela nafas panjang

Ella memutuskan untuk pulang dan meninggalkan kantor pada pukul delapan malam.

Satu jam kemudian ia sudah sampai di kediaman nya, Namun ia tidak melihat mobil suaminya.

"Pasti dia tidak pulang." Ella bergumam lirih.

Bibi Sari membuka pintu dan bertanya pada Ella. "Apa nyonya ingin makan malam? Akan saya siapkan."

"Tidak usah bi, aku masih kenyang."

Ella melangkah naik keatas, memasuki kamar tidurnya yang gelap gulita. Ia menyalahkan lampu dan membuka pakaiannya untuk mandi.

Selesai mandi ia membuka laptop, masih ada beberapa lembar yang harus di perbaiki sebab besok ia akan presentasi dengan perusahaan AGRA grup.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, namun belum ada tanda-tanda Andrean akan pulang. Selesai revisi Ella merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mulai memejamkan mata.

💜💜💜💜💜

Hai.... Readers kesayangan Bunda 🥰🥰🥰, Akhirnya kita bertemu lagi dengan karya yang berbeda. Ceritanya lebih greget dan jauh dari perkelahian di cerita-cerita sebelumnya. Kisah Perselingkuhan, penghianatan dan balas dendam di novel terbaru ini.

Yuk ikuti terus kisah selanjutnya, jangan sampai ketinggalan 🤗

Bantu follow IG ya say... Jangan lupa untuk LIKE, VOTE/GIFH, RATE BINTANG 5 DAN KOMENTAR POSITIF DI KARYA TERBARU INI.

Bab 2

Ella bangun pagi-pagi sekali, sebab hari ini ia ada presentasi dengan perusahaan Agra. Ia menoleh ke samping ranjang, tidak ada suaminya di sana.

Selesai mandi ia memakai atasan blazer berwarna navy dan rok span senada. Ella memang cantik, memiliki hidung mancung bangir, bulu mata lentik dan bibir tipis bervolume. Kulitnya putih cerah, jadi tidak perlu memoles riasan berlebihan.

Ella menuruni anak tangga dan berakhir di meja makan. Bibi sari sudah menyiapkan susu putih dan roti selesai di atas meja.

Dengan tenang Ella menyantap nya, ia tidak melihat kopi panas di sampingnya. itu artinya Andrean memang tidak pulang tadi malam.

Tak lama kemudian, bunyi notifikasi di ponsel Ella. Ia meliriknya, pesan masuk dari pak Heru. Ia membuka pesan itu.

"Jangan telat ke kantor, meeting di majukan satu jam."

"Baik!" balas Ella.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh, untuk sampai di kantor menempuh perjalanan kurang dari satu jam bila tidak macet. Tidak ingin membuat kesalahan, gegas ia meninggalkan rumah menuju kantor.

Mobil memasuki perusahaan Smith, setelah memarkirkan mobil ia berjalan cepat menuju lift, Namun saat terburu-buru Ella menabrak seseorang.

Pria itu berhenti dan mengangkat wajahnya.

"Kamu...!"

Pria itu menunjuk wajah Ella dengan kesal, lalu menepuk bahunya agar jas nya tidak kotor.

Pria itu adalah Bastian, sahabat Andrean. Pria tinggi tegap itu tidak suka pada Ella dan sering mengolok-oloknya.

"Maaf, saya terburu-buru! Balas Ella dingin.

Tidak ingin berdebat dengan pria itu, Ella buru-buru masuk kedalam yang sudah di penuhi karyawan.

"Kenapa?!"

Justin berjalan mendekati Bastian.

"Ella menabrak ku!"

"Wanita itu semakin ceroboh. Sudahlah, ayo kita temui Andrean."

Ella sudah sampai di ruangan kerjanya. Ia mulai print lembaran tugas yang ia revisi semalam.

"Ibu Ella, anda di tunggu di ruangan meeting." kata salah satu karyawan yang datang ke ruangan Ella.

Ella mengangguk "Baik!"

Selesai print, Ella mengumpulkan lembaran kertas dan di bawahnya ke ruangan meeting.

Suara langkah kaki Ella begitu cepat, hingga suara heels terdengar sampai ruangan meeting. Ia mendorong pintu yang tertutup dan semua orang menoleh padanya. Sudah ada beberapa orang yang hadir utusan dari perusahaan Agra.

Ella menjabat tangannya satu persatu dan duduk di samping pak Heru.

"Kau sudah pelajari semua nya?" bisik Heru

"Sudah pak! Kata Ella sambil menyerahkan lembaran kertas yang sudah ia print.

Tak lama kemudian pintu terbuka, masuk Direktur utama kedalam ruangan meeting. Orang-orang berdiri dan membungkuk memberi hormat.

"Selamat pagi pak Andrean." ucap mereka.

Andrean mengangguk dan duduk di kursi depan. Sekilas ia melirik kearah Ella, lalu menarik kembali pandangan nya.

"Mulai saja! Kata Andrean tanpa basa-basi.

Heru bangun dari duduk dan memberikan lembar kertas pada orang-orang di perusahaan AGRA. Tak lama kemudian Ella berjalan kearah depan dan menyalakan alat preyaktor. Ella mulai menjelaskan secara mendetail tentang perkembangan perusahaan Smith di bidang properti.

Andrean terlihat masa bodo saat Ella menjelaskan pada client. Ia lebih memilih membalas pesan di ponselnya daripada mendengarkan Ella.

Ella sempat melirik dan sekilas melihat Andrean membalas pesan pada wanita. Ia tak perduli dan meneruskan presentasi.

"Maaf, saya ada urusan penting. Kalian bisa lanjutkan pada asisten dan manager saya." kata Andrean yang langsung berdiri.

Semuanya mengangguk dan tidak mempermasalahkan Direktur perusahaan meninggalkan ruangan meeting. Ella pun sudah tahu, semua itu akan di serahkan pada asisten nya Heru.

Tiga jam kemudian, presentasi akhirnya selesai.

"Terima kasih Bu Ella, kami akan pelajari masalah kerja sama ini, lusa akan kami hubungi kembali."

"Apa anda sudah jelas, yang saya sampaikan tadi pak Johan?"

"Sangat jelas dan anda begitu profesional." pujinya

Ella mengangguk sambil tersenyum "Terima kasih pak Johan, saya tunggu kabar baiknya." kata Ella ramah.

Selesai meeting Ella masuk kedalam ruangannya. Ia baru teringat akan minta izin cuti pada Andrean. Semalam suaminya tidak pulang dan keinginan nya belum ia sampaikan. Sekarang waktu yang tepat untuk minta izin.

Ella menarik secarik keras yang sudah ia buat, lalu membawanya ke ruangan Direktur.

Saat sudah sampai di depan pintu, ia mendengar obrolan tiga orang pria. Tentu saja mereka Bastian dan Justin, sahabat Andrean saat waktu kuliah.

"Aku akan ke Malvin lusa, ada kerja sama dengan Perusahaan Mortin group, di bidang teknologi."

"Mortin group?" Ella mengerutkan keningnya.

"Nama itu seperti___?" Ella menggeleng cepat, "Semoga saja bukan."

Ella mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan Andrean, sudah pasti ia akan menjadi bahan lelucon dua sahabatnya. Akhirnya ia memutuskan kembali ke ruangannya.

"Dengar-dengar kelurga Mortin memiliki anak gadis cantik." Justin lanjut berkata

Bastian menaruh gelas yang ia minum keatas meja. "Kau benar! Vivian bukan hanya cantik dan pintar, dia memiki segudang prestasi."

"Katanya dia lulusan akademik teknologi di usia muda, dan sekarang ia sudah lulus S3." Andrean berkata seperti membenarkan omongan dua sahabatnya.

Justin menepuk bahu Andrean "Semoga kamu bisa berkenalan dengan Vivian."

Bastian terkekeh "Aku mendukung mu."

"Tunggu, bagaimana dengan Ella?" Justin menatap Andrean.

Pria itu hanya tersenyum sinis. Lalu berkata "Mari kita bersulang."

Mereka bertiga mulai mengangkat gelas untuk tos, setelah gelas bersentuhan dan menimbulkan bunyi "Ting" mereka minum bersama.

💜💜💜💜

Seperti biasa Bunda minta dukungan kalian di Novel terbaru ini.

Jangan lupa untuk LIKE, VOTE/GIFH, RATE BINTANG 5 DAN KOMENTAR POSITIF 🥰🥰

Party

Selesai presentasi dengan perusahaan Agra, Ella sudah tidak ada kerjaan lain. Ia tinggal menunggu waktu dua hari untuk melanjutkan pekerjaan baru.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Ella beres-beres untuk pulang. Saat melewati ruangan Andrean ia berhenti sejenak, berharap Andrean masih ada di kantor dan surat cuti nya bisa langsung di tandatangani Andrean.

Pintu ruangan Presdir terbuka, ternyata office boy yang keluar.

Ella bertanya. "Apa pak Andrean ada?"

"Tidak ada Bu, beliau sudah pergi bersama rekannya siang tadi."

Ella mengangguk "Terima kasih."

Wanita berparas cantik berhati lembut itu melangkah pergi. Tiba-tiba ponselnya berdering, ia meraih ponsel dalam tas dan mengangkatnya.

"Iya Raisa."

"Ella, nanti malam ada party anak dari bos ku di sebuah night clubs. Apa kamu bisa ikut."

Ella terdiam sesaat sambil berpikir sejenak, besok pekerjaannya tidak terlalu padat, akhirnya dia setuju.

"Baiklah!"

"Oke, aku jemput jam delapan."

"Oke."

Selesai berbincang, Ella memasukkan kembali ponselnya kedalam tas, lalu masuk kedalam mobil.

Sesampainya di rumah, bI sari sudah menyiapkan hidangan di atas meja, karena malam ini ia akan keluar, jadi ia menolak untuk makan.

"Aku mau keluar, siapkan saja kalo Andrean pulang."

"Baik Nyonya."

Ella naik ke lantai dua untuk mandi.

Karena party nya di night clubs, jadi ia memakai gaun dress sebatas lutut. Setelah memoles sedikit riasan ia turun ke bawah menunggu Raisa jemput.

Sepuluh menit kemudian Raisa sudah sampai di depan gerbang. Ella masuk kedalam mobil dan duduk di samping Raisa.

Mobil melaju meninggalkan kediaman Ella.

Menempuh perjalanan kurang dari satu jam, mobil sudah sampai di night clubs. Tempat itu kebanyakan di datangi orang-orang berkelas dengan status sosial kelas tinggi.

Mereka berdua masuk sambil membawa kartu undangan.

Hingar bingar di dalam clubs terlihat jelas, tempat sudah di padati banyak tamu. Raisa menarik tangan Ella untuk berjabat tangan dengan anak dari bos nya."

"Selamat ulang tahun Alda."

"Terima kasih." balasnya acuh tak acuh.

"Kenalkan teman ku."

Wanita itu terdiam, lalu menatap Ella dari atas sampai bawah "Alda! Jawab nya tanpa mau berjabat tangan.

"Ella! Balasnya sambil tersenyum.

"Silakan nikmati hidangan kami." kata Alda yang terlihat sibuk menerima tamu.

Ella dan Raisa mengangguk. "Terima kasih."

Setelah beramah tamah sebentar Ella dan Raisa menjauh.

"Kau jangan tersinggung Ella, anak bos suka arogan."

"Tidak masalah. Ayo kita kesana.'

Mereka berdua berjalan ke meja prasmanan.

Tiba-tiba mata Ella melihat sosok Andrean, Justin dan Bastian. Mereka juga ada di acara tersebut. Ia membuang pandangan nya dan pura-pura tidak melihat.

Setelah mengambil beberapa potong kue dan buah, Ella berasa ingin membuang air kecil

"Raisa, aku ke toilet sebentar."

"iya!"

Ella melangkah pergi menuju toilet, sialnya ia bertemu dengan Justin yang baru Keluar dari toilet pria. Pria itu terkejut lalu berkata.

"Wah.. Wah.. Ternyata kamu ada disini juga."

Ella menatap sinis, dan membalas ucapan Justin dengan dingin "Itu bukan urusan mu."

Saat Ella mau melangkah, Justin melanjutkan kata-katanya.

"Masih juga jadi penguntit Andrean, apa tidak ada pekerjaan lain?" sindir Justin.

Ella menoleh "Apa kebiasaan Tuan Justin selalu ingin tahu urusan orang?"

Ella tidak ingin berdebat dengan pria yang selalu mencari masalah. pria itu sahabat Andrean, sudah pasti berada di pihak suaminya

"Permisi! Ucapnya seraya melangkah pergi.

Justin tidak menimpalinya lagi, ia berjalan pergi masuk ke area party dengan wajah kesal.

"Kenapa wajah mu terlihat muram." Bastian bertanya seraya meneguk anggur merah di tangan nya.

"Ella mengikuti Andrean."

Kening Bastian berkerut "Wanita itu bisa masuk ke party ini? Mana mungkin."

"Apa kamu pikir aku berbohong?!"

"Siapa yang telah membawanya masuk?" Bastian masih penasaran

"Aku tidak tahu! Sahut Justin yang masih terlihat kesal.

"Sudahlah kita kesana, Andrean sedang berbincang dengan tuan Albert ayah dari Alda."

"Oke!

Sementara Ella sudah masuk ke area party ia mencari Raisa. Namun ia tidak menemukan sahabatnya itu, Ella menuju tempat minuman untuk mengambil air putih, namun tanpa sengaja di berpapasan dengan Andrean.

Pria itu sedikit terkejut melihat Ella disana, lalu ekspresi nya berubah dingin. Tanpa bicara Andrean mengambil anggur merah yang tersedia di atas meja, lalu melangkah pergi tanpa menoleh.

Ella menghela nafas panjang, ia tidak jadi mengambil minum. lalu meraih ponsel dalam tasnya dan menghubungi Raisa.

"Iya Ella."

"Kamu dimana?"

"Aku sedang ngobrol dengan teman, ku di dalam berisik. Sebentar lagi aku kesana."

Ella menutup telepon.

"ibu Ella disinii juga?"

Dari samping seseorang menyapanya, Ella menoleh. Tentu saja Ella mengenali pria berjas hitam yang berjalan mendekat kearahnya.

"Pak Johan."

Pria itu mengulurkan tangan pada Ella.

"Bapak juga hadir di sini."

"Iya, Pak Albert ayah nona Alda, temen bisnis perusahaan Agra."

"Ohh..." kata Ella merespon

Ella dan Johan membicarakan masalah meeting tadi pagi.

Acara party semakin meriah, semua tepuk tangan saat Alda meminta Andrean untuk berdansa dengan nya.

Pria tampan penuh pesona itu terdiam sesaat lalu mengangguk. Banyak orang tahu siapa Andrean Smit, ia adalah seorang pengusaha hebat yang memiliki banyak anak perusahaan dari mulai properti, technology dan masih banyak perusahaan lain di kotanya. Sangat sulit bagi orang biasa untuk mendekati keluarga Smit. Sebab ia memiliki status sosial yang tinggi. kekayaan dan kekuasaan Albert masih di bawah Andrean.

Andrean merima uluran tangan Alda, mereka mulai berdansa di iringi musik remix. Semua orang yang hadir disana terpukau dengan permainan dansa mereka berdua tanpa canggung.

Bahkan mereka tak percaya, seorang pria berkelas dengan status sosial tinggi bisa berdansa begitu hebat.

"Ternyata tuan Andrean sangat mahir berdansa." puji Johan yang melihat ke lantai dansa.

Sebenarnya Ella malas untuk melihat acara tersebut, tetapi setelah Johan menyebut nama Andrean, Ella menoleh ke belakang. ia melihat Andrean sedang berdansa dengan Alda dengan wajah senang.

Andrean mengangkat tubuh Alda dan memutar di atas kepalanya mengikuti irama musik. Semua orang bertepuk tangan dan terlihat suka.

Tidak ingin lama-lama berada di sana, Ella meminta izin untuk pergi pada Johan. Pria itu mengangguk dan mengucap perpisahan.

"Sampai jumpa."

Ella tersenyum dan melangkah pergi dengan cepat.

Justin dan Bastian yang melihat kepergian Ella tersenyum sumringah, mereka begitu senang melihat kesedihan Ella.

Saat sudah di depan, Ella melihat Raisa berjalan kearah pintu masuk.

"Raisa!" panggil Ella.

Wanita itu menoleh dan berjalan mendekat

"Ella kamu di sini? Ayok masuk.'

"Aku ingin pulang!"

"Kenapa?" acaranya belum selesai."

Ella membuat alasan "Aku tidak enak badan."

"Kalau begitu, aku antar kamu pulang."

"Tidak usah, aku bisa naik taksi."

Raisa tidak enak hati pada Ella, ia berpikir pasti ada sesuatu yang membuat Ella tidak betah. Akhirnya ia juga memutuskan pulang.

"Aku pamit dulu pada pak Albert. Kamu tunggu saja di mobil."

Ella mengangguk "Iya!"

Tak lama kemudian Raisa sudah kembali ke mobil dan meninggalkan night clubs. Sejam kemudian Ella sudah sampai di rumah. Raisa berpamitan setelah Ella turun.

Seperti biasa bi sari membukakan pintu untuk Ella, lalu ia berkata.

"Tuan Andrean belum pulang nyonya."

Ella menghentikan langkahnya

"kalau begitu tidak usah di tunggu, ia tidak akan pulang malam ini."

Ella tahu kalau Andrean tidak akan pulang, Apalagi di acara party, banyak orang-orang pembisnis yang datang, Andrean juga terlihat begitu senang.

Setelah berbicara dengan ART nya, Ella naik kelantai atas untuk membersihkan diri.

💜💜💜💜

BANTU LIKE, VOTE, GIFH, RATE BINTANG 5 DAN KOMENTAR POSITIF NYA YA GUESS....

Seee you 🥰🥰🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!