NovelToon NovelToon

Obsession Deril

Bab 1. Awal Ketertarikan

"Pagi bunda.... " Sapa seorang gadis dengan ucapan lembutnya.

Dia adalah Almira Safira putri tunggal dari pasangan Budi Yuda Nugraha dan Rere Safira. Yang merupakan salah satu pengusaha sukses di negara nya. Dia sangat manis dengan mata cokelat sipit, kulit terang, rambut panjang berponi. Dia memiliki sifat yang sangat lembut, pemalu, dan juga penakut, hingga seringkali dia dianggap lemah oleh orang-orang sekitarnya. Terlebih tidak ada yang mengetahui identitas asli dari Almira.

Hingga alasan tersebut yang membuat Almira harus pindah sekolah karena kasus perundungan di sekolah lamanya. Kini dia pindah ke sekolah milik teman ayahnya yaitu Deanandra High School. Tak ada yang tau bahwa sekolah itu juga bukan lah sekolah yang menjamin keselamatan Almira sendiri.

"Pagi sayang" Jawab Rere bersama sang suami Budi.

"Kamu udah siap di sekolah baru kamu?" Tanya sang ayah.

"Aku siap kok yah" Ada sedikit keraguan di balik matanya, dan Budi peka akan hal itu, tapi Budi hanya menanggapi dengan senyuman kecil yang menghangatkan.

"Kalo ada sesuatu yang menyakiti kamu kasih tau ayah yah, biar ayah selesaikan itu"

"Iya ayah" Gumam Almira dengan suara lirihnya.

"Sudah mari kita makan" Lerai Rere.

 

Hari ini Almira diantar oleh Budi sang ayah sekalian bertemu dengan sahabat lamanya. Sesampainya di sekolah Almira dengan sang ayah menuju ruangan kepala sekolah terlebih dahulu.

Dari atas rooftop terdapat sepasang mata yang memperhatikan nya, ada rasa ketertarikan tapi penasaran saat melihat muka teduh Almira.

"Siapa cewek itu? Apa murid baru? " Tanya Deril pada dirinya sendiri.

Yah, yang memperhatikan Almira dengan sang ayah dari atas rooftop itu adalah Deril Evanandra Baskara. Bintangnya Deanandra High School yang memiliki tinggi 185cm, dada yang bidang, rambut berantakan tapi tetap terlihat maskulin, rahang yang tajam dan mata biru yang mengkilap dan tajam.

Tak pernah sedikitpun Deril memperhatikan yang namanya wanita. Tapi entah kenapa ketika melihat mata teduh itu di dalam diri Deril terasa ada yang terusik dan terganggu.

Akhirnya Deril pergi dari atas rooftop menuju kelasnya karena tanda bel masuk telah berbunyi.

 

Di kelas XI-IPA 1 sedang berlangsung proses belajar mengajar. Sebelum ketukan pada pintu kelas yang menghentikan kegiatan tersebut. Pak Aryo datang dengan membawa seorang gadis di belakang nya.

"Ah mohon maaf sebelumnya bu, saya izin untuk membawa murid baru yang pindahan dari SMA BINA BANGSA, saya titip ya bu! Kamu Almira saya serahkan kepada Bu nuning yah, saya tinggal." sembari meninggalkan kelas.

"Baik bapak" Jawab Almira sebelum pak Aryo pergi dari kelas tersebut.

 

"Baik, Almira sebelum mengikuti pelajaran ibu, silahkan perkenalkan diri terlebih dahulu." Perintah bu Nuning.

"Halo semuanya, aku Almira Safira murid pindahan dari SMA BINA BANGSA." ucap Almira memperkenalkan dirinya.

"Baik, Almira silahkan kamu duduk di kursi ke dua dari sebelah kanan yang di belakang!"

"Baik bu, terimakasih"

Almira berjalan menuju bangkunya, dan di bangkunya terdapat siswi yang langsung menyambut dengan baik kedatangan Almira.

"Halo gue Yura Sananta, lo boleh panggil gue Yul, Ura, Nanta bahkan sayang juga boleh" ucapnya sambil memberikan cengiran yang mengerikan.

"Oh, Hi aku Almira Safira panggil aja senyamannya kamu" sapa balik Almira.

"okeyyy, gue panggil lo dengan nama kesayangan gue yaitu Almi, gimana?" tanyanya untuk meminta persetujuan.

"iya boleh senyamannya aja"

Kemudian seluruh murid memperhatikan kembali penjelasan dari bu guru di depan.

 

Bab 2 Tak Sengaja Bertemu

Bel istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa Deanandra High School keluar dari kelas masing-masing untuk melakukan aktivitas yang mereka suka. Ada yang ke kantin karena merasa lapar, ada yang ke lapangan untuk bermain basket dan lain halnya, bahkan ada yang ke taman, perpus dan ke tempat-tempat lainnya.

Tapi untuk Almira dia terdiam di kelas sendirian. Kenapa gitu?

Bukan berarti Almira tidak diajak atau sebagai nya. tapi memang Yura sudah mengajak hanya saja Almira belum terbiasa dengan lingkungan nya sehingga dia harus adaptasi dulu untuk bisa mengeksplor sekolah barunya.

Kini dia duduk sendiri sambil membaca novel yang dia bawa dari rumah.

"Eheee" suara tawanya yang lembut keluar saat dia membaca bagian yang lucu dalam novel tersebut.

Tiba-tiba Yura datang dengan membawa sekantong cemilan yang ia tujukan untuk Almira.

"Nih buat lo! "

"Buat gue? " tunjuk pada dirinya sendiri.

"Iya buat lo, gue gak tega masa lo gak makan apapun saat istirahat. Takutnya nanti kalo udah pelajaran lo sakit lagi." jelas Yura.

"Emmmhh makasih ya, maaf aku belum terbiasa soalnya belum berani takut ada yang judge atau gimana kalo aku keluar kelas" lirih nya merasa bersalah tidak menerima ajakan dari Yura.

"Eh gak papa kali santai aja. Gue sih oke aja kalo lo emg gak mau kesana tapi jangan lupa makan ya." ucapan Yura hanya cukup dijawab anggukan aja sama Almira.

Setelahnya mereka bercerita hal-hal random yang menurut mereka seru. Kadang Almira yang menceritakan sekolah nya yang dulu, atau Yura menceritakan keadaan sekolah ini yang sebenarnya terdapat beberapa orang yang di segani.

"Jadi, yah. Setelah gue tahu kalo lo korban perundungan si sekolah lo dulu. Lebih baik lo jauhi Deril and the genk sama Amora and antek-antek gak jelas itu okeyyy!". Peringat Yura pada Almira

"Tapi gue kan gak tahu mereka orangnya yang mana? " memang pastinya Almira belum tahu dengan orang-orang yang di sekolah ini. Apalagi Almira baru disini.

"Tenang aja nanti gue tunjukin. Makanya keluar dari kelas!" ajaknya pada Almira.

"Okeyyy kalo gitu nanti istirahat kedua lo ajak gue keliling sekolah aja ya"

"Gitu dong. Kan asik kalo gitu, daripada lo dikelas gak ada kualitas"

Bel tanda masuk berbunyi semua murid memasuki kelas dan di susul dengan guru yang masuk kelas. Kegaitan belajar pembelajaran pun berlangsung.

 

Di kelas lain di sekolah yang sama. Seorang Deril tengah melamun memandangi jendela yang mengarah ke lapang. Pikirannya melayang ke wajah lugunya Almira.

"Kok pikiran gue kedia terus sih. Bahaya masa gue langsung tertarik sama cewek tanpa dia ganggu gue. Bahkan kita aja gak pernah ketemu baru gue yang liat dia dari kejauhan. Tapi... mata teduhnya itu bikin gue penasaran apa ia dia itu mengisyaratkan keteduhan? "

Leon yang melihat temannya melamun sedari tadi mencoba mengambil perhatian.

"Der... woy der" panggilnya sambil menepuk tangan deril yang tersilang di depan dada bidangnya.

Deril kaget tapi tak menunjukan ekspresi tersebut dia hanya melirik sebentar kemudian kembali ke posisi awal.

Leon yang melihat itu merasa gemas sendiri melihat tingkah sahabatnya.

"Lo kenapa? Ada masalah? " tanyanya.

"Nggak" jawabnya singkat.

 

Sesuai janji Almira kini sedang keliling sekolah yang ditemani oleh Yura. Saat melewati berberapa koridor sekolah tak sedikit orang yang memperhatikan Almira sambil berbisik-bisik.

"Eh dia siapa? "

"Gak tahu gue juga, cantik woyyy padahal matanya teduh banget itu"

"Jirrr bidadari dari mana ini cantik banget"

"Gila itu murid baru yang pagi tadi bukan si cantik banget"

"Iya pasti dia bakal jadi saingan Amora deh. Duh kasian takut kena bully"

Itulah beberapa desas desus yang terdengar oleh Almira dan Yura.

"Yura. Emang Amora suka bully orang yahhh? " Almira merasa cemas karena masalalu nya.

"Hemmm emang tapi lo gak akan kena bully kok kalo lo gak ada terlintas di depan matanya" mencoba untuk menenangkan meski dia juga takut Almira akan kena bully seperti korban lainnya.

"okeyy semoga gue gak ketemu tuh Amora Amora itu atau sampai punya masalah sama dia." batinnya.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Di persimpangan koridor yang terdapat tangga menuju kelas XII, Almira tak sengaja menabrak tubuh seseorang yang mengakibatkan dirinya terjengkang ke belakang. Hampir menyentuh lantai, tapi dia merasakan terdapat tangan yang melingkar di pinggangnya.

Saat membuka mata dia terbelalak kaget karena seorang lelaki tengah memeluknya. Begitu juga Yura yang sudah linglung harus bagaimana.

Yura langsung menarik Almira dari pelukan Deril.

"Kak maaf yah, temen aku gak sengaja soalnya tadi lagi bicara sama aku jadi gak liat ada orang di depannya" Buru-buru Yura mengkonfirmasi sebelum amarah Deril meledak.

Sementara Deril sendiri tidak menanggapi ucapan Yura tapi dia malah menatap lekat Almira.

"Cantik banget, dilihat dari dekat gini" Gumamnya dalam hati.

Lamunannya buyar kala mendengar suara Almira.

"Kak maafin aku ya" lembut sesuai apa yang dia bayangkan.

"Hemmm gapapa" setelahnya dia pergi meninggalkan mereka yang kaget dengan reaksi Deril.

"What? Dia gak ngapa ngapain ni bocah? Padahal anti banget sama cewek tuh anak" celeneh Teo yang asal bicara itu.

"Karena tuh cewek cantik kali jadi gak papa" balas Alex.

"Tapi nih secantik-cantinya Amora aja dia tetep tendang dari hadapannya tapi ni cewek satu gak diapa apain sama dia anehh"

"Udah mending kita susul dia" Leo mengakhiri pembicaraan tersebut dan pergi meninggal kan 2 wanita yang memperhatikan.

"Emang yang tadi siapa Yura? " tanya Almira penasaran.

"Dia itu kak Deril yang gue suruh buat lo jauhi" balas Yura.

"oh yang itu, okeyyy aku akan hati-hati lain kali. Sekarang ke kelas aja yuk gue udah cape"

"ayok" sambil melangkah lebih dulu Yura mengiyakan ajakan Almira.

Ini pertemuan yang tak sengaja tapi menentukan kehidupan Almira kedepannya.

Bab 3 Hampir Dilecehkan Genk Motor

Kini matahari sudah mulai meredup, warna orange dan jingga saling menyatu diatas langit sore hari ini. Kini siswa-siswi Deanandra High School sudah bubar dan sebagian ada yang pulang, sebagian ada yang santai dulu menghilangkan penat karena telah belajar seharian dan ada juga yang lanjut mengikuti ekstrakurikuler di sekolah.

Seperti halnya Almira saat ini sedang menuju gerbang untuk pulang berbarengan bersama Yura.

"Lo bawa kendaraan atau di jemput?" tanya Yura ke Almira.

"Aku dijemput. Soalnya aku belum di izinin kalo bawa kendaraan" wajahnya mulai sendu saat mengingat dia tidak diperbolehkan membawa kendaraan karena rasa khawatir dari orang tuanya.

"Oh gitu, tapi lo bisa bawa kendaraannya? motor mobil kek?"

"Aku bisa bawa mobil, motor juga bisa cuman emang ayah aku masih belum leluasa buat ngelepas aja. Malah di rumah ada kok kendaraannya"

"Okey tar kalo mobil gue udah beres di servis gue antar lo pulang deh sekalian main dulu hihihii" Yura sambil cengengesan mengajak Almira buat pulang bareng untuk lain kali.

"Berarti hari ini kamu nunggu jemputan dong?" tanya Almira, karena mendengar temannya gak bawa kendaraan.

"Iya gue kayaknya di jemput sama pak supir. Atau lo mau gue anterin aja bareng pak supir?" ajak Yura.

"Ah enggak usah soalnya ayah mau jemput aku kok mungkin sebentar lagi abis dari kantor."

"Okey kalo gitu kita nunggu depan halte aja biar gak pegel" tanpa menunggu jawaban Yura sudah menarik tangan Almira untuk berjalan menuju Halte.

Tak lama kemudian jemputan Yura sudah datang.

"Almi lo beneran gak mau bareng gue aja? alamat rumah lo dimana biar nanti supir gue yang anter" merasa gak enak meninggalkan teman barunya sendirian, apalagi ini udah sore.

"Nggak papa, nanti ayah aku jemput kok. Rumah aku di jalan Anggrek nomor X. Nanti kalo kamu mau main datang aja" jawabnya sambil tersenyum manis pada Yura.

"Ah manis banget si senyum lo, okeyyy lain kali gue datang ke rumah lo ya. bye" Yura masuk kedalam mobil kemudian melambaikan tangannya ke arah Almira.

-----

Sudah hampir setengah jam tapi ayahnya belum datang juga, sudah di kirim pesan di telpon tapi belum ada balasan apa-apa dari sang ayah.

"Ayah kemana sih? kok belum ada. Ini kan udah sore mana udah sepi lagi, di telpon gak di angkat di Chat gak di bales. Ih ayahhh" cemasnya karena ini sudah semakin sore, dan Almira takut dengan keadaan ini.

Tak lama kemudian terdapat pesan dari sang ayah yang mengatakan bahwa dirinya baru selesai meeting bersama klien. Jadi, sang ayah akan telat untuk menjemput karena baru selesai.

"Tunggu dulu ya nak, ayah berangkat sekarang. Semoga gak kemaleman." pesan dari Budi.

"Iya ayah cepetan ya yah aku takut sendiri soalnya" jawab Almira.

Kemudian Almira langsung menyimpan ponselnya ke dalam tas lagi. Tak lama dari itu, terlihat segerombolan pemuda menaiki motor sport berhenti di depan halte yang Almira duduki. Ada sekitar 5 sampai 6 orang yang berhenti di sana.

Awalnya Almira tidak takut, tapi saat salah satu dari mereka mulai mengganggu Almira. Dirinya mulai was was. Takut akan di perlakukan tidak baik oleh mereka. Melihat penampilannya yang urakan, sebagian ada yang bertato dan rambut yang di warnai, menunjukan sisi keburukan mereka.

"Hi cantik, sendirian aja" goda salah satu dari mereka sambil menggigit pipi bagian dalamnya dan tatapan yang susah diartikan.

"Mau apa kalian?" tanya nya sengit. Dirinya mulai menjaga jarak dari mereka tapi, mereka malah mendekat.

"Hei calm down cantik, kita gak ngapa-ngapain kok cuman paling apain aja gak sampe ngapa-ngapain" seringai penuh nafsu keluar dari matanya.

"Jangan mendekat!"

Tak menghiraukan ucapan Almira mereka mendekat dan salah satu dari mereka mencekal tangan Almira.

"Wow mulus banget kulitnya cantik" tangannya menyusuri kulit tangan Almira dengan sensual.

"Kayaknya dia masih polos deh, liat aja mukanya imut lugu gitu" tebak salah satu dari mereka.

"Wah bahan bersegel nikmat nih kalo langsung digilir kayaknya hahahaa" tawa mereka pecah kala mendengar ucapan tersebut.

Tapi berbeda halnya dengan Almira, dirinya takut akan apa yang di lakukan oleh mereka. Sampai tiba-tiba tangannya kini tercekal oleh dua orang. kemudian dirinya mulai di sudutkan ke ujung halte.

"Tolong jangan apa-apain aku" kini air matanya mulai mengalir karena rasa takut.

"Awas gue dulu sebagai ketua. Kalian antek-antek nanti bekas gue aja" sang ketua mulai mendekati Almira dan mulai mengambil alih tubuh Almira dari teman-temannya. Tanpa penolakan teman-temannya pun memberikan tubuh itu pada bosnya.

Tangan sang ketua kulai memeluk tubuh Almira dari belakang, tubuhnya merapat ke tubuh Almira yang memiliki bokong sintal, sehingga saat sang ketua meraba nya, rasa empuk dirasakan.

"Ahhh ehhh" desah Almira saat bokongnya di sentuh oleh ketua genk motor tersebut.

"Tolong jangan apa-apain aku. Tolong Tolong heuuu" Teriak Almira dan dia juga berontak akan perlakuan ketua genk motor tersebut.

Tapi ketua genk motor tersebut malah mendekatkan wajahnya dan wajahnya mulai terbenam di ceruk leher Almira menghirup tubuh Almira. Kemudian saat dia akan mencium leher tersebut. Tiba-tiba....

Bugh

Suara pukulan terdengar, dan dia membalikan badan melihat apa yang terjadi. Saat membalikan badan...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!