Perkenalkan namaku Ara nama panjangnya Arasimah. Aku seorang siswi yang baru lulus SMA tahun ini, aku adalah anak tunggal dari seorang pengusaha mabel yang ternama di jakarta.
Aku pun selalu bisa menikmati barang mewah apapun semua yang aku butuhkan selalu tersedia. Orang tuaku juga selalu mengabulkan apapun yang aku minta asal masuk akal.
Kedua orang tuaku juga sangat menyayangiku karena aku anak tunggal mereka. Terkadang aku selalu merasa kesepian karena selalu sendirian jika sudah di rumah.
Terkadang orang tuaku selalu pergi ke luar kota tanpa mengajakku karena urusan bisnisnya. Aku selalu ditinggal jika menyangkut bisnis mereka.
Tapi orang tuaku selalu menghiburku supaya aku tidak kekurangan kasih sayang mereka disela sibuknya bisnis mereka. Walau terkadang aku selalu di lipahkan dengan kasih sayang yang banyak tidak membuatku besar kepala dan menjadi anak sombong.
Aku menikmati menjadi anak tunggal, dengan senang hati dan ke dua orang tuaku juga selalu mengajak jalan aku kemana pun yang aku mau. Teman - temanku selalu iri denganku yang selalu di manja oleh ke dua orang tuaku.
Kedua orang tuaku selalu meluangkan waktunya untuku, walau mereka hanya sekedar mengajak jalan atau pergi makan di luar sekeluarga.
Aku pun menjadi anak yang periang dan terkadang keras kepala sebab pendirianku yang agak keras. Tapi tidak menyurutkan kasih sayang kedua orang tuaku.
Kini Aku sedang menikmati menjadi siswa SMA dan akan berganti menjadi seorang mahasiwa segera. Rasanya aku sudah tak sabar ingin segera menjadi mahasiswa baru.
Apalagi kini dengan umurku yang sudah berusia tujuh belas tahun lebih delapan bulan.
Aku sedang berada di masa- masa puncaknya mencari cinta. Aku ingin merasakan cinta di bangku kuliah nanti. Sebab di bangku SMA aku tak merasakannya, makanya aku ingin menjadi mahasiswa yang ingin merasakan cinta nanti.
Empat bulan lagi aku akan berulang tahun yang ke delapan belas tahun. Aku sangat senang karena aku ingin kuliah dijurusan desain grafis di salah satu universitas bergengsi dan sempat viral dahulu pada masanya.
Aku ingin kuliah yang sesuai dengan bakat dan minatku. Apalagi sesuai dengan usaha mabel ayahku.
Setidaknya aku ingin berkarir terlebih dahulu sebelum menikah. Aku hanya ingin pacaran saja di bangku kuliah.
Kalau soal menikah maka aku lebih memilih kuliah lebih penting. Karena bisa mengubah masa depanku.
Saat ini aku sedang berada di sekolah bersama teman - temanku. Aku datang bersama ke dua temanku untuk melihat nama - nama yang lulus sekolah.
Aku melihat ke dalam papan yang berada di halaman sekolah yang terdapat nama - nama daftar siswa yang lulus sekolah.
Saat aku mencari namaku tapi namaku tidak ada satu pun dalam daftar. Sedangkan nama teman - temanku semuanya ada. Hanya namaku saja yang tidak ada dalam daftar siswa dan siswi yang lulus.
" Mika itu nama kamu dibawah nama Marko kelas dua belas B." Ucap Ara sambil menunjuk nama ke dua temannya.
Sedangkan namanya sendiri tidak ada dalam daftar." Apa aku salah ya masukin namanya saat ujian?." Ucap Ara.
" Ara, nama kamu tidak ada dalam daftar nama bagaimana ini?." ucap Mika temanku.
" Ara ayo kita tanya pada pak Budi mungkin dia tahu." ucap Marko
Temanku mengajak menemui pak Budi wali kelasku di kelas dua belas B. Tanganku pun ditarik Marko dan Mika anak kembar yang menjadi temanku selama kelas sepuluh sampai kelas dua belas.
Mereka pun selalu membela diri ini jika ada yang mulai mengangguku. Bahkan tak segan - segan melindungiku jika ada yang berniat jahat padaku. Makanya aku sangat menyayangi mereka.
Aku pun mengikuti Marko dan Mika ke ruang guru yang sudah ada beberapa anak yang tidak ada namanya dalam daftar kelulusan di papan depan.
Saat aku perhatikan ternyata itu adalah orang yang mempunyai nilai - nilai yang bagus semua. Kami selalu bersaing untuk memperebutkan nilai juara umum.
Aku penasaran kenapa kami mala yang tidak ada dalam daftar siswa yang lulus. Bingung aku bergumam sendiri.
Saat itu pak Budi memegang sebuah amplop berwarna putih yang ditunjukan padaku.
" Kamu kesini karena kamu tidak ada dalam daftar kan ?." Tanya Pak Budi.
Aku pun menganguk saja kemudian pak Budi memberikan aku amplop itu sambil berkata," kemungkinan kamu adalah salah satu siswa yang tidak lulus dalam tahun ini."
Aku pun terkejut memegang amplop putih yang diberikan langsung oleh pak Budi. Marko dan Mika pun memegangi ku.
Sambil menguatkanku agar aku kuat dan membuka amplopnya. Ternyata siswa lain pun sedang menangis sambil memegang amplop masing - masing yang belum sempat di buka. Aku pun jadi ragu untuk membukanya.
" Mik apa gue ga lulus ya?." Tanya Ara.
" Buka dulu ja Ra, baru tahu kamu lulus atau enggak." Jawab Mika
" Udah jangan berpikir buruk dulu siapa tahu lulus." Ucap Marko.
Aku pun mulai gemetaran dan menangis. Namun Mika menepuk pundakku dan menguatkanku supaya aku membuka amplop putih itu.
Tapi aku masuk ke dalam salah satu siswa yang mendapatkan amplop. Maka aku kini ingin membukanya sendirian sebab aku takut jika ternyata aku tidak lulus.
Aku pun menjadi takut karena ucapan pak Budi tadi. Makanya aku menjauh dari ke dua teman baikku.
Aku pun berlari keluar ruangan guru sendirian meninggalkan Mika dan Miko di ruang guru.
Aku mencari tempat di belakang gudang yang sepi untuk membuka amplopnya. Pelan - pelan aku buka amplopnya dengan tangan sedikit gemetar aku paksakan membuka amplop.
Jantungku berdetak lebih cepat, takut jika tidak lulus bagaimana hasilnya nanti apa kata orang tuaku nanti.
Jika aku tidak lulus maka aku akan mempermalukan kedua orang tuaku yang telah berharap padaku.
Aku bingung dan grogi padahal aku hanya sendiri di sini takut ketahuan teman.- teman jika. Aku mendapatkan amplop putih ini namun teman - temanku tidak.
Aku memberanikan membuka amplop putih ini. Perlahan - lahan aku buka dan aku baca dengan tangan gemetar. Aku pun terkejut dan menjerit setelah membaca isi amplop yang diberikan oleh pak Budi.
"Aakkkhhh" aku pun langsung menangis dan jatuh kebawa sambil menangis meraung - raung.
Mika dan Marko pun mengejar Ara serta mengikuti Ara kepersembunyiannya. Namun Marko dan Mika mendengar jeritan Ara temannya. sehingga memudahkan Makro dan Mika menemukan Ara.
" Apa yang kamu lakukan sekarang Ara?."
Namun Ara hanya diam saja sambil menangis bahagia.
Marko dan Mika langsung menemukan, Ara yang masih menangis. Namun Marko yang penasaran membaca hasilnya pun mendekati Ara.
Marko yang penasaran pun membuka amplop yang aku baca. Ternyata Ara telah lulus dengan nilai sempurna benaran tidak bisa dibayangkan.
Mika dan Makro pun memeluk Ara dengan bangga.
" Aku akan memberitahu ke dua orang tuaku dahulu. Aku pulang dulu ya?."
Aku pun merasa senang dengan semua ini karena orang tuaku mendukungku. Aku pun memegang surat kelulusan langsung segera pulang ke rumah.
Untuk memberitahukan kepada orang tuaku. Mirna adalah nama ibuku sedangkan ayahku bernama Marto mereka adalah asli jawa tengah.
Aku mengendarai sepeda motor kesayanganku untuk segera sampai dirumah.
Namun saat aku pulang tidak menemukan siapapun di rumah. Entah kemana perginya ke dua orang tuaku berada kini.
Aku hanya di rumah sendirian saja tidak ada yang menemani. Kubuka ponselku mencari nama ibuku lalu aku pencet tombol nya untuk menelpon ibuku.
Panggilan pertama berdering namun belum diangkat juga. Aku putuskan untuk menunggu panggilan berikutnya.
Namun saat aku pulang tidak menemukan siapapun di rumah. Entah kemana perginya ke dua orang tuaku berada kini.
Kini Aku hanya di rumah sendirian saja tidak ada yang menemani. Kubuka ponselku mencari nama ibuku lalu ku pencet tombol untuk menghubungi ibuku.
Panggilan pertama berdering namun belum diangkat juga. Aku putuskan untuk menunggu panggilan berikutnya, namun belum juga diangkat.
Akhirnya teleponku diabaikan, kini terpaksa aku di rumah sendirian, baru kali ini aku sendirian di rumah. Dan baru pertama kalinya orang tuaku pergi tak bisa dihubungi Aku jadi merasa khawatir.
Kemana perginya mereka ini tak seperti biasanya. Sekarang aku masih duduk diruang tamu, aku merebahkan diriku sambil melihat jam di dinding menunjukan pukul dua siang.
Aku pun tertidur dibangku selama satu jam kini jam sudah menunjukan pukul tiga sore hari namun belum juga ada tanda - tanda keberadaan ibuku dan ayahku.
Ku pencet lagi tombol telepon akhirnya telepon pun berdering tut .. Tut .. Tut ...
" Hallo sayang maafkan ibu ya baru bisa angkat telepon kamu. Maaf ya malam ini kamu di rumah sendirian dengan bibi, nanti bibi akan balik lagi katanya untuk menemani kamu."
" Bu, ibu dimana sama ayah sekarang?."
" Ibu la_, ibu lagi di luar kota sama ayah ada kerjaan mendadak nanti ibu kabarin lagi ya. Ya sudah dulu ibu mau menemani ayah dahulu ibu baru sampai soalnya."
Panggilan pun terputus begitu saja, entah kenapa rasanya seperti ada yang aneh namun apa aku juga tak tahu apa yang aneh.
Tok .. Tok .. Tok ..
Aku pun mendengar ada yang mengetuk pintu rumah di depan. Terpaksa aku bangkit dari sofa tempat aku duduk kini.
Berjalan ke depan pintu lalu ku buka pintu, ternyata si bibi bulan.
" Maaf ya non, saya baru datang habisnya ibu juga baru ngabarin kalau ada kerjaan di luar kota mendadak gini."
" Ya bi tidak apa - apa masuk saja."
Biasanya ibu selalu bilang jika akan pergi Jauh sebelumnya maka aku akan ditinggal di rumah bersama bibi bulan.
Bibi bulan adalah pembantu yang sejak aku kecil sudah ada, katanya rumahnya tidak jauh dari sini. makanya bisa pulang pergi, jika bibi ingin pulang atau ibu suka manggil mendadak.
Aku sudah terbiasa ditinggal sendiri tapi baru kali ini ibu dan ayah tidak bilang sama sekali. Pergi tanpa ngasih kabar sama sekali.
Bahkan pergi disaat aku akan menerima amplop kelulusan. Ibu dan ayah benar - benar lupa padaku.
Aku kecewa kenapa pergi tak bilang padahal kan seharusnya bilang dahulu. Ini tidak aku kesal terhadap mereka.
Aku pun meninggalkan bibi bulan begitu saja, menujuh kamarku dan menguncinya begitu saja.
Bibi bulan yang sudah biasa dengan kelakuanku pu pergi ke kamarnya biasa dia menginap jika di minta menginap.
Aku pun menjatuhkan diriku di kasur langsung menangis meraung - raung karena marah. Aku benci orang tuaku yang pergi tak tahu waktu.
Tak lama ponselku pun berdering ku raba - raba dan melihat nama si penelpon. Ternyata itu adalah Si Mika.
" Hallo Say, pasti ada makan malam enak ni. Anak ibu yang jenius."
" Hua....huuuuhuuu Mika nginep sini ibu dan bapak gue ga ada di rumah mereka ninggalin gue ke luar kota. Bahkan mereka ga tahu kalau anaknya lulus - lulusan."
" Aduh say, maaf ya gue ga tau kalau elu lagi sedih. gue bilang dulu ya ma bokap nyokap boleh nginep ga di tempat loe."
" Iya gue tunggu kabar secepatnya."
Aku pun mengakhiri panggilan teleponnya sambil menangis.
" Ibu ma ayah jahat banget si sama aku kenapa mereka pergi disaat aku sedang pengumuman kelulusan."
Aku pun tertidur lagi, hingga tiba - tiba ada Mika di samping aku membangunkan aku.
" Say bangun sudah sore kamu belum mandi."
Aku pun terbangun melihat ada Mika dan memeluknya langsung terus menangis di pelukannya.
Mika pun memelukku tanpa kata hanya diam saja tanpa suara, membiarkan aku menangis menumpahkan rasa sedihku.
Ponselku pun berbunyi ding.. Ding.. Ding ..
Aku melepaskan pelukan Mika dan mencari ponselku. Aku melihat Ternyata dari ayahku. Aku pun mengangkat telepon dari ayahku.
" Hallo Sayang, maafkan ayah ya yang pergi tanpa bilang - bilang dahulu sama Ara, ayah lagi di luar kota ada sedikit masalah dengan pemasokan kayu dari daerah ini. jadi ayah memutuskan ke daerah ini. Maafkan ayah ya?.
Ayah tahu hari ini adalah hari kelulusan anak ayah kan?. Ayah sudah pesankan pizza kesukaan Ara,dan spageti serta makanan ke sukaan Ara. Telepon Mika dan Marko buat main temenin kamu."
" Terima kasih ayah, Ara tidak marah kok hanya kesal saja. Ha .. Ha.. Ha .. Ha ayah yang terbaik."
Telepon pun sudah dimatikan ternyata ayah masih memikirkanku. Aku sudah berburuk sangka terlebih dahulu terhadap mereka.
" Ayo Mik, ada pizza sama minuman yang banyak kita pesta." Ajak Ara
" Ayo ayahmu yang terbaik ya Ra."Seru Mika
Aku pun ceria lagi tak merasa kesal lagi karena ayahku ternyata masih mengingat kalau hari ini ada pengumuman kelulusan.
Aku dan Mika berjalan ke luar kamar dan bibi bulan sedang menerima paket makanan pesanan ayahku. Aku dan Mika membantu bibi Bulan untuk menaruhnya di ruang tamu.
Marko pun membantu menata di meja, bibi bulan juga menaruh makana yang banyak di atas meja.
" Non ada perayaan apa ya?. Kok bibi tidak tahu."Tanya bibi Bulan.
" Ini bi, hari kelulusan kami " Jawab Mika
" Oh selamat ya non, mas Marko dan Non Mika."Ucap Bibi Bulan
" Ayo sini bi, kita makan."Ajak Ara
" Iya non, nanti saja saya masih beres - beres dulu di belakang."Jawab Bibi Bulan
" Ayo kita makan - makan " Seru Mika dengan gembira.
Air mata kecewa pun sudah lenyap di gantikan dengan senyuman yang mengembang kini. Walau terkadang ibu dan Ayah tak ada tapi mereka selalu mensupport aku dimana pun aku berada.
Kami pun makan - makan bersama, entah kenapa Marko lebih banyak diam. Mungkin sedang ada masalah pikirku, sebab Marko selalu agak tertutup dibandingkan kami.
Agak susah mengulik kejujuran dari Marco kalau dia sendiri tidak mau jujur pada kami.
Maka kami tidak akan memaksanya, sudah biasa Marko selalu melengkapi kami yang selalu ceria dan bersemangat.
" Kamu jadi kuliah di tempat kita test kemarin nanti Ra, setelah lulus."Tanya Mika
" iya jadi, kita akan kuliah di jakarta di Universitas yang tempat kita test kemarin yang kita datangi bersama kemarin." Jawab Ara
" Marko kamu mau kuliah dimana? ." Tanya Ara
" Sama ma kalian di univeristas yang sama cuma aku akan mengambil desain digital." Jawab Marko
" Wah senangnya kita satu sekolah lagi ya?." Ucap Mika.
" Marko kamu mau kuliah dimana? ." Tanya Ara
" Sama ma kalian di univeristas yang sama cuma aku akan mengambil desain digital." Jawab Marko
" Wah senangnya kita satu sekolah lagi ya?." Ucap Mika
Aku pun merasa senang sebab kami akan sekolah bersama lagi. Mika pun langsung memeluk Ara, Ara balas memeluk Mika. Sudah tiga tahun mereka bersama tak ada yang saling memanfaatkan, melainkan kami saling menjaga satu sama lain.
Andai saja Mika dan Marko adalah saudaraku aku pasti sangat bahagia sekali. Kami pun makan sambil mengobrol bersama merancang masa depan yang kami rencanakan.
" Mika nanti saat kamu kuliah mau pacaran atau mau langsung menikah." Tanya Ara
" Aku mau pacaran aja dulu nikahnya nanti saja kalau sudah ada pengalaman kerja." Jawab Mika.
" Sama dong sama aku." sambung Ara
Marko pun langsung melihat ke arah Ara yang langsung tersenyum dengan jawaban Mika. Marko kali ini hanya memperhatikan Mika dan Ara yang sedang berdiskusi tentang masalah pacaran.
Mika dan Ara sama - sama masih sangat polos mengenai lawan jenis. Mereka hanya manusia remaja - remaja korban dari film drama korea. Menurut mereka bisa menemukan cinta sejati di masa kuliahnya nanti.
Entah apa yang ada dipikiran mereka, apakah kuliah akan semanis di dalam cerita film atau lebih parah?.
Belum tentu ada namanya cinta sejati makanya jangan terlalu berharap dengan namanya cinta, Karena cinta datang mendadak tanpa undangan.
Selama di SMA Marko lah yang menjaga mereka, sehingga tidak ada satu pun anak lelaki yang berani menggoda Mika ataupun Ara secara terang - terangan untuk menyatakan cintanya.
Marko benar - benar tidak ingin Mika adiknya terjerumus dalam cinta semu, apalagi Ara anak tunggal yang sama - sama anak manja dengan Mika. Marko sudah menganggap Ara sebagai adik kandungnya sendiri.
Karena tahu Ara hanya menganggapnya sebagai kakak saja seperti Mika. Sebab Ara sangat menginginkan Marko sebagai kakak.
Untung saja Marko masih sabar - sabar menghadapi Mika dan Ara, Marko juga sudah menganggap Ara sebagai adiknya sendiri. Yang patut dia jaga juga.
Sebab selama ini Mika dan Ara sangat dekat dan akrab satu sama lain. Sedangkan Marko yang diminta oleh ke dua orang tuanya untuk menjaga Mika mau tak mau menjaga Ara juga teman dekat Mika.
Walau seiring berjalannya waktu ada rasa yang tak biasa, yang mulai dirasa tapi tak mengapa. Karena awalnya itu adalah hal biasa yang mulai di rasa dan kini mulai meresahkan.
Namun Marko menutup akses hatinya yang mencintai Ara secara diam - diam. Marko sedang asik dengan pemikirannya sendiri.
Ara dan Mika pun bertanya pada Marko yang sedang melamun saja. Karena tak menjawab pertanyaan Mika pun merada kesal dan melempar bantal sofa pada kakaknya.
Bantal sofa pun mengenai wajah Marko sehingga Marko pun melihat ke arah Mika langsung.
" Aduhhh ... Mika !." Ucap Marko dengan kesal melihat ke arah Mika.
" Maaf, lagian kakak itu bikin kesal saja ditanya mala melamun." Ucap Mika merasa bersalah.
" Tanya apa si MiKA !." Ucap Marko dengan nada agak tinggi karena kesal.
" Kakak rencananya mau menikah setelah kerja atau pacaran dahulu?." Tanya Mika.
Aku pun ikut menyimak pertanyaan Mika pada Marko, namun Marko dan Mika mala berdebat saja. Aku tak berani ikut campur jika Marko sudah mulai marah, Sungguh benar - benar menakutkan bagiku.
Walau Mika sudah terbiasa namun bagiku tidak. Terkadang aku masih suka takut salah dimata Marko, entalah apa yang sering ku rasa terhadapnya. Terkadang segan, terkadang senang nano - nano rasanya.
Tapi aku benar - benar ingin membuktikan diriku sukses terlebih dahulu baru aku memikirkan menikah pikirku dalam hati.
Entahlah masa depan tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya. Mika dan Marko pun akhirnya mala saling timpuk bantal. Aku merasa ingin buang air kecil, Aku harus segera ke toilet tanpa izin langsung lari ke toilet terlebih dahulu meninggalkan kakak beradik yang masih berkelahi.
Aku pun lari meninggalkan Mika dan Marko di ruang tamu. Akhirnya Ara berjalan buru -buru ke toilet sebab sudah tak tahan lagi. Karena sudah tak tahan Ara pun sedikit berlari untuk mencapai toilet.
Akhirnya Marko dan Mika selesai bertengkar.
" Kak, kamu sudah dengar kan apa yang tadi Ara bilang. Sudah nyatakan saja daripada kakak tidak pernah tahu rasanya menyatakan perasaan kakak bagaimana kan?." Ucap Mika.
" Kamu anak kecil ngomong apa si?." Jawab Marko pura - pura tidak tahu apa yang dikatakan oleh Mika.
" Aku tahu kakak menyukai Ara sejak dahulu kan ?." Tanya Mika menatap mata Marko langsung.
Namun lagi - lagi Marko membantah pernyataan adiknya, mala mengatakan jika Mika masihlah seorang anak kecil seperti Ara.
" Kakak kita hanya beda delapan menit saja kok kamu bilang kalau aku anak kecil si!. Aku tidak terima !." Ucap Mika dengan kesal menimpuk bantal lagi ke arah muka kakaknya Marko.
Mika merasa jika kakaknya Marko mencoba mengalihkan pendapatnya, jika begini terus mau sampai kapan majunya hubungan mereka, gumam Mika dalam hati.
Sebab Mika merasa jika kakaknya Marko dan Ara sahabatnya saling memiliki rasa, saling tertarik satu sama lain. Namun sayang mereka sering menutup mata dengan perasaan mereka sendiri jika sudah di kritik oleh Mika.
Sebenarnya Ara juga masih bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Marko. Namun Marko takut jika nanti Marko sudah menyatakan rasanya Ara akan menjauh.
Sebab Marko tahu bagaimana sifatnya Ara, setiap ada cowok yang suka terhadap Ara. Bukan Marko yang menghalangi, namun sikap Ara sendiri yang tiba - tiba berubah menjauh saat ada seorang cowok yang dekat padanya.
Marko jadi mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaan pada Ara. Apalagi Mika dan Ara adalah teman dekat.
Marko takut menjadi canggung jika menyatakan rasa sukanya terhadap Ara. Apalagi selama ini Ara selalu menjauhi para lelaki demi mengejar mimpinya.
Sedangkan Ara sedang gelisah di kamar mandi, berbicara pada diri sendiri jika Ara tidak boleh memiliki perasaan lebih dari teman hubungannya dengan Marko.
Ara pun memegang pipinya dan menepuk - nepuk pipinya agar cepat sadar jika cintanya pada Marko tidak akan berjalan baik. Apalagi jika nanti ada masalah maka Ara takut jika Mika ikut menjauhinya.
Sebenarnya aku selalu grogi jika sudah bertemu dengan Marko tapi aku takut jika hubungan kami merenggang maka aku lebih baik memendam rasa ini selamanya Ara bermonolog sendiri di cermin.
Namun Ara memilih lebih baik memendam rasanya saja. Apa begitu lebih baik begini saja ya pikir Ara dalam hatinya.
Setelah selesai Ara pun kembali lagi ke ruang tamu lagi. Melihat Marko yang sedang bengong dan Mika yang sedang memonyongkan mulutnya.
" Ayo lagi pada ngapain hayo, ngomongin aku ya?." Tanya Santi.
Semua pun diam saat Ara memasuki ruang tamu setelah dari kamar mandi. Marko dan Mika pun menyangkal tentang Ara yang bertanya kepada mereka lagi membicarakan dirinya.
Ara pun langsung duduk disofa kosong samping Mika.
" Ayo dimakan lagi ini makanannya?." Ajak Ara sambil mengambil pizza langsung dimasukannya kedalam mulutnya.
" Ayo kita nonton drama korea yuk?." Ajak Mika.
Ara pun mengambil remot tv dan menyalahkan netlix buat nonton drama korea terbaru. Akhirnya mereka pun menonton drama korea karena saking sedihnya.
Sampai tisu berhamburan di lantai, pizza pun sampai habis Di lahap oleh Ara dan Mika. Kini jam sudah menunjukan pukul sembilan malam tak terasa sudah sangat malam .
" Kalian mau tidur di kamar atau tidur di sini dengan kasur?." Tanya Ara.
" Tidur disini, ambil kasur ja, anggap saja kita sedang berkemah. " Ujar Mika.
" Baiklah aku panggil bibi buat ambil kasur lantai ya?." Ucap Ara langsung berdiri.
Tiba - tiba Marko pun ikut berdiri dan berkata," Aku ikut biar nanti bibi dan aku yang ambil kasurnya."
Ara pun mengangguk dan berjalan ke kamar bibi Bulan bersama. Marko dan Ara berjalan beriringan untuk mencapai kamar bibi bulan.
Sebab kamar bibi bulan ada di belakang rumah terpisah dari rumah lain.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!