wijaya Corp. adalah perusahaan dibidang property. Banyak perusahaan asing maupun lokal yang ingin bekerja sama dengan perusahaan besar tersebut. wijaya Corp memiliki 2 cabang di 2 wilayah yang berbeda. Jika dikota H dipimpin langsung oleh presdir henzo wijaya, dikota H kepimpinan wijaya Corp. diserahkan tanggung jawab perusahaan pada putra bungsunya hendru wijaya.
Selain nama perusahannya yang cukup terkenal didunia bisnis, Ceo muda dan tampan yang memimpin perusahaan wijaya Corp.
dikota H pun cukup terkenal dengan sifat Angkuh, Sombong dan berdarah dingin. hendru wijaya, pria lajang yang banyak diincar ,Namun sepertinya pria kaya dan tampan itu tak berminat menjalin hubungan dengan siapa pun, karna sampai sekarang saja ia masih betah menjomblo. Padahal banyak wanita karir dan kaya yang mengincarnya. hendru wijaya lebih suka berbicara bisnis daripada cinta.
Pria wijaya bungsu itu pernah berkata ' Aku tidak mudah jatuh cinta, Tidak ada seorang gadis yang bisa menyentuh hatiku. Jika ada, mungkin aku akan menikahinya ' Itulah yang diucapkan hendru saat diwawancarai mengenai statusnya saat itu.
Seorang pemuda tampan, berjas hitam berjalan dengan angkuhnya dikoridor sebuah perusahaan. Dibelakangnya seorang wanita cantik dan berpakaian seksi yang diketahui sebagai sekertarisnya itu mengekor dibelakang pria tampan berambut raven tersebut.
Mereka berhenti saat didepan pintu lift, menunggu pintu lift itu terbuka. "wira, Apa jadwal hari ini?" Tanya pria bersuara baritone yang mampu membuat kaum hawa meleleh tersebut pada sekertaris cantiknya itu.
wira, membuka buka agendanya yang selalu ia bawa dan memeriksa jawdwal bosnya. "Hari ini ada rapat penting yang harus anda datangi,tuan" Ujar wira.
Ceo muda itu mengangguk."Hn." Seringai tipis muncul disudut bibir seksi hendru. "Akan ku pastikan, kerjasama itu jatuh ketanganku." Gumamnya angkuh.
Ting!
Pintu lift pun terbuka, hendru dan wira segera masuk kedalam lift. Ada dua pegawai perempuan yang ada dilift itu. Mereka menunduk sekilas pada hendru yang tidak direspon baik oleh pria angkuh nan dingin itu.
*
*
*
Seperti apa kata pria itu, lagi lagi ia membuktikan ucapannya. hendru ,pria dingin itu berhasil merebut kontrak kerja sama dengan perusahaan lain mengalahkan perusahan lainnya termasuk Haruno Corp yang selalu menjadi saingannya.
"Sial, lagi lagi wijaya itu yang berhasil mendapatkan kontrak kerja sama dengan perusahaan lain. Padahal, perusahaan itu satu satunya harapan kita untuk menyelamatkan nasib perusahaan kita, Tuan" Gerutu pemuda yang berdiri disamping Pria tua paruh baya yang masih duduk dikursi rapat yang kini sudah sepi karna rapat telah usai beberapa menit yang lalu.
"Jangan khawatir, wiram. Kita pasti akan mendapatkan investor lain nanti" Ujar pria tua presdir dari Haruno Corp tersebut pada sekertarisnya itu. Pria tua itu tersenyum kecut dan berdiri dari kursinya. "Ayo, kita pergi dari sini".
Baru beberapa langkah pria paruh baya itu melangkah namun tiba tiba presdir Haruno Corp itu memegang dadanya yang terasa sesak. "Ada apa tuan sarno ? Apa anda sakit?" Tanya wiram khawatir dengan atasannya tersebut.
"Jantungku..." Cicit sarno meringis kesakitan.
BRUUKK
Pria tua itu terhuyung kedepan dan jatuh kelantai tak sadarkan diri. "Presdir!" Pekik wiram panik.
*
*
Langit sore yang nampak indah menghiasi kota H sore ini, mengiringi duka keluarga Haruno atas kematian sarno. Semua kolega dan pegawainya datang kemakam pemilik perusahaan Haruno Corp. tersebut.
Kasak kusuk terdengar dari para pelayat yang membicarakan putri sarno, pewaris satu satunya Haruno Corp. yang tak datang kepemakaman ayahnya sendiri.
"Aku dengar, putri satu satunya itu kuliah diluar negeri. Apa dia tak diberi tau bahwa ayahnya meninggal?"
"Yang ku dengar putri Haruno itu calon dokter"
"Benarkah? lalu siapa yang akan mengurus perusahan ayahnya yang hampir bangkrut itu?"
Sayup sayup wiram mendengar pembicaraan mereka yang membicarakan keluarga atasannya. Pria yang sudah mengabdi pada perusahaan Haruno lebih dari 5 tahun itu mengerang menahan emosi.
"Mereka benar benar" Geramnya.
"Apa kau sudah memberi tau, chris?" Tanya Merry istri dari mendiang sarno menatap nanar batu nisan suaminya.
"Sudah, Nyonya. Nona akan segera sampai mungkin malam nanti" Jawab wiram. Merry mengangguk mengerti.
Terlihat hendru juga datang kepemakaman itu, Pria tampan itu menunduk sekilas untuk memberi hormat pada Merry dan mengucapkan bela sungkawanya atas kematian suaminya.
"Terima Kasih,tuan wijaya" Ujar Merry. hendru memberi hormat dengan menganggukan lagi kepalanya sedikit sebelum pergi meninggalkan tempat pemakaman tersebut. Ia bukan orang yang pintar berbasa basi.
Saat hendru berjalan keluar dari area pemakaman, Sasuke berpapasan dengan seorang pria yang sangat ia kenal. Pria itu menyeringai dihadapannya, membuat Ceo muda itu mendengus tak suka.
"Lama tak bertemu, hendru" Sapa pria berkemeja hitam dengan dasi merah maroon yang menghiasi kerah kemejanya yang dibalut jas hitam. Pas sekali.
hendru menatap datar pria itu. "Hn." Responnya dingin. Pria wijaya itu tak suka berbasa basi apalagi dengan pria didepannya yang merupakan saingan terberat perusahaannya.
Pria itu berkata lagi saat hendru berjalan melewatinya. "Ku pastikan, Rapat besok. Shimura Kingdom lah yang akan mendapatkan para investor kaya itu".
hendru tersenyum meremehkan."Kita lihat saja nanti, kelvin Shimura" Tukasnya berlalu pergi.
kelvin menatap punggung pria itu yang menjauh. "Sama sekali tak berubah" Gumamnya rendah.
Pria bernama kelvin itu menghampiri Merry dan memberi penghormatan sebelum kelvin memeluk istri sarno tersebut. Merry tersenyum ramah pada pemuda dihadapannya setelah melepas pelukan dari pria itu. "Bibi, tenang saja, Tadi aku sudah menghubunginya dan dia bilang pesawatnya akan mendarat dikota H jam 9 malam nanti" Ujar kelvin yang memberi sedikit info tentang putrinya.
Ya. kelvin adalah teman baik putrinya saat mereka masih duduk dibangku SMP dan sampai sekarang pun mereka masih berteman baik, meskipun putrinya itu ada diluar negeri saat ini. Sai hanya memiliki seorang ayah, ibunya telah lama meninggal. Bisa dibilang kelvin jauh lebih akrab dengan keluarga Haruno daripada dengan ayahnya yang tak peduli dengan dirinya. Tipe ayah workaholic.
Merry menghela nafas panjang. "Anak itu, bahkan belum sempat melihat ayahnya untuk terakhir kalinya." Gumam Merry. kelvin tersenyum simpul dan merangkul kelvin yang sudah ia anggap ibunya sendiri penuh kasih sayang.
"Nyonya, Hari mulai gelap. Sebaiknya kita bersiap" Kata wiram. Merry mengangguk mengerti.
"Baiklah" Ujarnya.
Hari mulai larut, tapi tak membuat Ceo tampan berdarah dingin ini untuk pulang kerumahnya. Ia terlihat masih sibuk dengan pekerjaannya. Para pegawai kantornya sudah pulang beberapa jam yang lalu dan kini sekertarisnya wira menghampirinya untuk mengajak atasannya itu untuk segera pulang. Namun hendru menolak dan menyuruh sekertaris cantiknya itu pulang saja karna ia masih ingin berada dikantor.
wira pun menghela nafas panjang, ia mengenal bosnya dengan baik yang keras kepala itu. Dia pun akhirnya pulang namun sebelum itu ia menyuruh hendru mengecek info disitus internet yang memberitakan kedatangan pewaris tunggal Haruno Corp setelah ayahnya meninggal.
Sebelum Haruno Corp. mengalami masa pailit. Haruno Corp. adalah perusahaan terbesar nomor 2 tentunya setelah wijaya Corp. Haruno Corp menjadi seperti sekarang dikabarkan karna penyakit yang diderita oleh Presedir mereka. Apalagi masalah putrinya yang tidak mau membantu perusahaan ayahnya, membuat sarno semakin terpuruk. Putrinya memiliki keinginannya sendiri yaitu ingin menjadi dokter. Untuk itulah putrinya yang awalnya mengambil jurusan bisnis disemester awal mengundurkan diri dan pergi keluar negeri. Bisa dibilang putri satu satunya itu kabur dari rumah dan hidup mandiri di negara orang.
hendru mendesah.
Atas saran dari wira, hendru yang sedikit penasaran bagaimana wajah putri mendiang sarno yang tak pernah terekspos media itupun akhirnya membuka situs berita diinternet dilayar laptopnya. Jarinya mengetik tentang kepulangan pewaris tunggal Haruno Corp. , Tak butuh waktu lama foto putri sarno pun muncul.
hendru mendesah lagi.
Sedikit kecewa dengan hasil foto yang muncul. Wajah putri sarno tak begitu jelas terlihat karna tertutup oleh topi yang gadis itu pakai, Apa lagi gadis itu menunduk saat paparazzi mengambil fotonya. Sepertinya ia tau kalau kedatangannya akan disambut oleh para paparazzi. Selama ini putri sarno itu tidak pernah diperkenalkan dihalayak umum.sarno tidak mau ada hal buruk diluar sana yang akan membahayakan putrinya nanti. Lagi pula putrinya juga tidak suka disorot publik.
Seringai tiba tiba menghiasi sudut bibir hendru saat mata nya membaca artikel dibawah foto putri sarno.
'Setelah ayanhnya meninggal, Akhirnya putri tunggal pewaris Haruno Corp. kembali dan akan mengambil alih perusahaan ayahnya yang mengalami masa pailit'
hendru menutup laptopnya setelah membaca artikel tersebut. Kemudian ia sandarkan punggungnya kesandaran kursi kerjannya seraya memejamkan kedua matanya. Seringai kembali muncul disudut bibirnya.
"Kita lihat, Apa putrinya itu mampu membangkitkan lagi perusahaan ayahnya yang akan segera gulung tikar itu?" Gumam hendru entah pada siapa.
*
*
bersambung
Jalanan kota h terlihat lengang karna waktu hampir dini hari. Apalagi habis diguyur hujan. Genangan air masih tersisa jelas dijalan.
Sebuah taksi dengan kecepatan sedang melewati jalanan kota tokyo yang lengang itu. Seorang penumpang duduk dengan manis dikursi belakang. Tangannya sibuk mengotak atik ponsel ditangannya.
"Maaf, nona. Anda turun dimana?" Tanya sopir taksi tersebut.
Perempuan yang dipanggil nona pun mendongak sebentar."jalan presiden no.23" Ujarnya. Sopir itu pun mengangguk mengerti. Siapa yang tidak tau kawasan rumah mewah para orang kaya itu.
Saat mobil taksi melewati jalan perempatan tiba tiba jalanan menjadi sedikit macet. "Ada apa?" Tanya perempuan yang duduk dikursi belakang taksi.
Sopir taksi itu membuka kaca jendela mobilnya dan celingungan untuk mencari tau apa yang terjadi didepan sana. "Sepertinya terjadi kecelakaan, nona" Ucap sopir itu. Kemudian sopir itu memutuskan untuk memastikannya. "Tunggulah sebentar,nona. Biar saya cari tau lebih jelas keadaan disana" Ujar sopir itu seraya membuka pintu mobil dan keluar tanpa menunggu jawaban dari penumpangnya yang kelihatan acuh menit akhirnya sopir tersebut kembali kemobil taksinya.
"Bagaimana?" Tanya perempuan yang masih duduk manis dikursi penumpang.
"Ternyata benar terjadi kecelakaan disana tapi... mobil ambulan belum datang juga. jika tidak segera mendapatkan pertolongan pertama , saya yakin korban tak kan bisa terselamatkan" Ujar sopir itu, yang merasa iba pada korban.
"Hn, Apa tidak ada dokter yang kebetulan ada disekitar sana?"
Sopir itu menggeleng. "Sepertinya tidak ada, Nona".Kemudian suara pintu terbuka terdengar."anda mau kemana?" Tanya Sopir taksi heran saat penumpang perempuannya itu hendak keluar.
"Aku akan menolongnya" Katanya datar dan berlalu pergi sambil membawa tas sopir itu miring sedikit dan menatap bingung perempuan itu.
"Apa mungkin dia seorang dokter?" Gumamnya pada diri sendiri.
Perempuan yang memakai blazer merahnya yang panjangnya selutut dan dipadu dengan rok hitam serta kemeja putih itu berjalan dengan kaki jenjangnya menghampiri pusat kemacetan tersebut.
Ia menyingkirkan beberapa orang yang mengerubuni korban kecelakan yang masih tergeletak dijalan. Perempuan muda itu berjongkok sambil mengecek denyut nadi ditangan korban. Perempuan muda itu menyuruh orang orang disana menyingkir.
Segera ia memberi pertolongan pertama pada korban yang berjenis kelamin perempuan itu. Semua mata memperhatikan apa yang sedang dilakukan perempuan itu tak terkecuali Henry yang kebetulan mobilnya berhenti tepat didepan korban kecelakaan tersebut. Matanya memperhatikan dengan seksama pada apa yang dilakakukan perempuan itu untuk menolong korban kecelakaan tersebut.
Suara dengusan geli terdengar dari pria raven itu. Bibirnya tersenyum meremehkan. hendru, Pria dingin itu sudah terkenal dengan sifat yang tidak pernah peduli terhadap orang lain yang dianggapnya merepotkan baginya. Ia hanya peduli dengan dirinya sendiri dan pekerjaannya.
hendru adalah pria egois yang gila kerja.
Setelah beberapa menit, akhirnya mobil ambulance pun datang dan membawa korban kecelakan itu kerumah sakit. Perempuan itu pun kembali ketaksinya.
...
"Apa, nona seorang dokter?" Tanya sopir taksi sambil fokus menyetir.
Perempuan yang sudah memberi pertolongan pada korban kecelakaan itu pun diam sejenak. "Bukan" Jawabnya datar.
Sopir itu nampak terperanjat dengan jawaban perempuan itu. "tapi kenapa anda...".
"Calon dokter" Potong Perempuan itu. Sopir itu mengangguk mengerti. "Dan mungkin mulai sekarang, akan menjadi. mantan mahasiswa kedokteran" Tambahnya dalam hati.
Langit pagi terlihat cerah. Sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki sebuah gedung perusahaan wijaya Corp. , Seorang satpam yang bertugas dipintu masuk gedung tersebut segera membukakan pintu mobil itu. Ceo wijaya Corp. yang tampan itu keluar dari dalam mobil setelahnya.
Pria tampan yang angkuh itu berjalan menyusuri koridor, Semua pegawai disana menyapa dan menunduk memberi hormat pada Ceo wijaya Corp. tersebut.
Pria itu berhenti tepat didepan pintu lift. Pria itu menunggu pintu lift itu terbuka seraya membaca koran yang ia dapatkan dari rak koran yang ada dilobi yang ia lewati tadi. Senyum merendahkan terukir dibibir seksi pria wijaya itu saat membaca koran yang membahas kedatangan putri Haruno Corp. yang semalam sudah ia baca disitus internet.
"Selamat pagi, hendru" Suara sapaan terdengar dari arah samping menginterupsi. Pria wijaya itu pun menoleh. "Hn. Tumben kau datang sepagi ini. Naro" Ujar hendru pada pria blonde yang menyapanya tadi.
Naro menggaruk kepalanya yang tak gatal itu sambil menyengir lebar. "Aku bahkan tak pulang" Ungkapnya.
hendru menyerngit. "Kenapa? Aa, Kau dihukum paman Minzo lagi?" Tebak hendru.
Naro menggeleng. "Tidak. Sudah satu minggu ini aku tak membuat kesalahan diperusahaannya. Jadi mana mungkin dia menghukumku." Ujarnya.
"Ck, Lalu?"
Pria Namikaze itu menyengir lagi membuat hendru mendengus pelan. "Aku,.." Naro menggantungkan kalimatnya. hendru mengangkat sebelah alisnya dan sedikit penasaran.
Ting!
Pintu lift terbuka, hendru segera masuk kedalam lift diikuti Naro yang mengekor dibelakangnya.
Pintu lift pun kembali tertutup. hendru melirik kearah pria yang sudah menjadi sahabat baiknya sejak bangku Sma itu. "Kau apa, Naro ?" Tanya hendru yang sepertinya masih menunggu lanjutan dari perkataan Naro yang menggantung tadi.
"Aa, lupakan saja. Aku hanya tidak ingin pulang saja. Bosan dirumah. hehehe..." Lanjut Naro tertawa garing.
hendru mendengus. "Dasar" .
Mata shappire Naro melirik kearah koran yang ada ditangan hendru. "hendru" Panggilnya.
hendru menoleh. "Hn?".
Naro menunjuk kearah koran yang pria itu pegang. "Itu koran baru kan? Boleh aku membacanya?" Tanyanya.
hendru menyerahkan koran itu pada sahabat cemprengnya yang berdiri disampingnya itu dan kembali menatap kedepan. "Wah... Akhirnya chris pulang" Pekik Naro.
hendru sontak menoleh kearah Naro. "Kau, Mengenalnya?" Tanya hendru tak percaya.
Naro mengangguk, matanya tak lepas dari koran yang memperlihatkan foto gadis yang memakai topi yang keluar dari bandara tersebut."Tentu saja, Dia cinta pertama ku dulu" Ungkap Pria yang berumur 24 tahun itu, setahun lebih muda dari Sasuke.
Kening hendru mengerut."Cinta pertama?" Cicitnya. Naro mengangguk dan mengangkat serta jarinya menunjuk kefoto gadis yang ada dikoran tersebut. "chris adalah teman ku dulu waktu disekolah dasar saat aku masih dikota b. Tak ku sangka dia sekarang semakin cantik" Puji Naruto. hendru merebut koran yang Naruto angkat itu.
Pria blonde itu merengut. "Secantik apapun dia, Kau tak mungkin memilikinya." Ujar hendru. Naro semakin merengut. "Kenapa?" Protes Pria bermata shaphire tak terima.
"Karna aku yakin, Selera gadis itu sangat tinggi dan kau..." hendru memandang Naro dari bawah keatas.
"Memangnya aku kenapa?" Ketus Naro.
Ting!
Pintu lift terbuka. "Kau, Pria kaya tapi terlihat bodoh." Sambung hendru seraya berlalu pergi.
Perempatan siku siku tercetak dipelipis Naro. "Hen!" Teriaknya bertepatan dengan pintu lift yang kembali menutup
.
.
.
hendru duduk dikursi kerjanya. wira masuk dan memberikan berkas yang harus ditanda tangani olehnya. "tuan, Ayah anda ingin anda menghadiri jamuan makan malam bersama keluarga Trawina, nanti malam" Ujar wira.
Kening hendru sedikit mengerut. "Keluarga Trawina?" Tanya hendru. wira mengangguk. "Hn, baiklah. kau boleh pergi".
wira mengangguk mengerti dan berlalu pergi.
hendru menyandarkan punggungnya kesandaran kursi kerjanya dan menghela nafas berat. Tangannya memijat pelipisnya, masih pagi tapi ayahnya sudah membuatnya tertekan. hendru tau niat ayahnya yang menyuruhnya untuk menghadiri jamuan makan malam itu. Ayahnya pasti berniat mengenalkannya dengan putri dari keluarga Trawina tersebut.
hendru mendesah. Ayahnya selalu saja ikut campur urusan pribadinya.
.
.
.
kelvin, berjalan dikoridor hotel miliknya. Senyum tipis terukir dibibir pria bermata kelam tersebut. Seorang karyawan perempuan dari bagian resepsionis menghentikan langkah kelvin. "Tuan, Tadi ada seorang gadis yang datang kemari mencari anda." Kata perempuan tersebut.
"Benarkah? Siapa?" .
"Maaf, tuan. Tadi dia tak menyebutkan namanya. Tapi gadis itu sangat cantik dan dia menyuruh saya untuk bilang pada anda, Gadis musim semi kecilmu." Tukasnya.
kelvin mengerutkan kening."Gadis musim semi kecilku?" Gumam kelvin. Perempuan itu mengangguk.
kelvin yang sudah menyadari siapa gadis yang mencarinya tersenyum."Kau, boleh pergi" Ujar kelvin. Perempuan itu pun berlalu pergi.
kelvin kembali melanjutkan langkahnya. Pria itu merogoh ponsel disaku jasnya. Ia pun menekan tombol dilayar ponselnya dan menempelkan ponselnya ketelinganya.
"Ohayou, Gadis musim semi kecilku" Sapanya pada seseorang diseberang sana. "Apa kau merindukan priamu ini?". kelvin terus berjalan sambil menelphone seseorang yang ia panggil gadis musim semi kecilku tersebut.
Malam pun tiba, Sesuai keinginan ayahnya. hendru mendatangi acara jamuan makan malam disebuah restauran mewah.
Pria tampan itu memakai pakaian formal yang terlihat mahal dan berjalan memasuki restauran mewah tersebut. hendru malam ini benar benar tampan. Lihatlah bahkan pelayan wanita disana sampai terpesona oleh pesona Ceo muda itu.
hendru mengedarkan pandangannya. Tiba tiba seorang gadis tanpa sengaja menabrak punggungnya. hendru pun menoleh. Gadis itu menunduk sekilas dan meminta maaf. Mata mereka bertemu untuk sesaat sebelum gadis bersurai merah mudah itu berlalu pergi.
"Maaf, menunggu lama" Ujar hendru. Ia pun segera duduk. Saat ini dimeja restauran itu sudah penuh dengan hidangan makanan yang tersedia. Jamuan makan malam itu dihadiri keluarga Trawina. Sedangkan dari keluarga wijaya. Hanya hendru yang menjadi perwakilan keluarganya.
hendru mendengus pelan saat seorang gadis yang duduk dikursi didepannya terus memandangnya sejak ia datang.
"tuan hendru, perkenalkan ini putri ku. Mei Trawina" Kepala keluarga Terumi itu memperkenalkan gadis yang terus memandangi hendru
dari tadi.
hendru menatap gadis itu datar."hendru wijaya" Ujarnya seraya mengulurkan tangannya kearah gadis itu dan disambut baik oleh gadis tersebut tentunya.
"Mei Trawina. " Ujar Gadis itu tersenyum.
.
bersambung......
Acara makan malam pun selesai, hendru dan Mei diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua. Untuk itulah mereka pergi ketaman didekat restauran tersebut. Gadis bersurai coklat madu itu terus bercerita tentang pekerjaannya sebagai seorang model. Pria yang berjalan beriringan dengannya hanya diam dan sesekali merespon singkat sesuai kebiasan pria wijaya tersebut.
"Apa ada perempuan yang kau sukai, tuan?" Tanya Mei kemudian.
"Hn. Tidak"
Inner Mei berteriak senang mendengarnya. Gadis itu bisa dibilang jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat hendru. "Benarkah? Perempuan seperti apa yang kau sukai?" Tanya Mei lagi.
Kali ini ia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, terbukti dengan nada bicaranya yang begitu ceria.
hendru terdiam sejenak. Pria itu nampak berfikir. "Hn. Yang jelas perempuan itu harus bisa membuat hatiku bergetar saat aku didekatnya.". Mei mendengarkan dan mengangguk. "Dan dia..." hendru menghentikan langkahnya. Mei pun ikut berhenti. hendru menoleh dan menatap Mei tajam."...Mampu menyamai ku dalam segi apapun" Tukas hendru tegas.
Mei tertegun ditempat.
Disisi lain, Tak jauh dari hendru dan Mei berdiri. Seorang gadis memakai blazer panjangnya berwarna silver dipadu dengan celana jean dan rambutnya yang nyentrik ia ikat kuda keluar dari restauran mewah itu. Gadis itu merogoh tas selempangnya untuk mengambil ponselnya yang ada didalam tas tersebut. Sambil berjalan menjauh dari restauran itu, Ia berdecak kesal saat yang dihubunginya tak juga menjawab panggilannya. Gadis bersurai pink yang di ikat kuda itu tanpa sadar berjalan menuju taman dimana hendru dan Mei berada.
"Dasar pria bodoh! Kenapa kau tak menjawab telephoneku!" Bentak Gadis pink itu pada seseorang yang ia hubungi. hendru dan Mei sontak menoleh kearah gadis tersebut bersamaan.
Mata hendru memicing memperhatikan gadis pink itu yang sibuk memarahi seseorang ditelephone.
"Gadis itu..." hendru menerawang. Ia ingat sekarang, gadis itu adalah gadis yang tadi menabraknya saat direstauran dan gadis yang kemarin malam yang menolong korban kecelakaan. Mata nya indah itu tak mudah untuk dilupakan. hendru pun tidak tau kenapa pria sepertinya begitu tertarik dengan mata emerald gadis itu.
"Apa kau mengenalnya ?" Tanya Mei yang tau kalau hendru dari tadi terus memperhatikan gadis pink tersebut.
hendru menoleh pada Mei. "Hn. Tidak" Jawab Sasuke.
"Iya!" Seru Gadis pink itu. hendru dan Mei kembali menoleh kearah gadis yang masih marah marah ditelephone itu. Mei mendengus pelan.
"Cepat datang kesini atau aku akan membunuhmu, Mayat hidup!" Sambung Gadis pink tersebut.
hendru terkekeh mendengarnya. Mei berdecak. "Gadis itu liar sekali." Gerutunya.
"Baiklah. Kalau begitu besok kau harus mendapat hukuman dariku. Aku baru kembali kesini. Tapi kau..." Gadis itu tanpa sengaja menoleh kearah hendru dan Mei yang memperhatikannya.
Gadis pink itu mendengus kesal. "Kenapa kalian melihatku?" Tanya Gadis pink itu ketus, pada hendru dan Mei. "Tidak sopan" Gerutu Gadis itu berlalu pergi dan melanjutkan marah marahnya pada orang yang ia hubungi. Sepertinya mood gadis pink tersebut sedang tidak baik.
Mei memandang tidak percaya kepergian gadis pink tersebut."Apa apaan gadis aneh itu" Gerutunya.
hendru mendesah. "Sudahlah. Ayo pulang." Pria itu berjalan lebih dulu. Mei mengekor dibelakangnya.
.
.
Gadis pink itu berjalan dengan menghentak hentakkan kakinya diterotoar jalan. Sepanjang jalan ia terus saja menggerutu tidak jelas.
"Dia yang berjanji tapi dia juga yang mengingkari. Jika nanti kau bertemu denganku. Akan ku bunuh kau,kelvin" Gerutu Gadis Pink tersebut.
Tak jauh dari tempatnya berjalan ada seorang kakek tua yang duduk sendirian dihalte bus. Gadis pink itu tersenyum menatap kakek tua tersebut. Ia pun berjalan menghampiri kakek tua itu.
Gadis pink bermata indah itu duduk disamping kakek tua. "Kakek, Sendirian?" Tanya Gadis pink tersebut.
Kakek tua berambut hitam pun menoleh dan tersenyum. "Iya" Jawabnya.
Gadis pink itu mengangguk. Kemudian ia membuka resleting tasnya dan mengambil dua bungkus roti dari dalam tasnya tersebut. "Ini untuk kakek" Gadis pink itu menyodorkan satu bungkus roti untuk kakek yang duduk disampingnya.
Kakek tersebut mengerut. "Untuk , kakek?" Tanyanya heran.
Gadis pink itu mengangguk. "Ambillah kakek, Temani cucumu ini makan" Katanya manja. Sang kakek terkekeh geli dan mengambil roti tersebut.
"terima kasih, kau gadis yang sangat lucu. Siapa nama mu?"
Gadis pink itu tersenyum. "chris. Haruno chris" Ujar Gadis pink tersebut seraya memakan rotinya dengan lahap.
"Nama yang bagus." Puji Kakek itu dan ikut memakan roti yang chris berikan tadi. Mereka menikmati roti mereka seraya menunggu bus datang. Sesekali Gadis pink itu menoleh kearah kakek dan tersenyum lembut. Gadis pink itu sepertinya merindukan sosok seorang kakek.
Tanpa mereka sadari , hendru melihatnya saat mobil mewahnya melintas didepan mereka.
"Ck. Gadis itu lagi." Gumamnya.
.
.
chris, Gadis cantik bersurai pink itu mengendap endap memasuki sebuah rumah mewah di presiden no.23 tersebut. Ia membuka perlahan pintu rumah itu. Didalam rumah itu terlihat sepi membuat chris segera menaiki tangga yang ada didalam rumah tersebut.
"Kau, baru pulang. chris" Tegur sebuah suara menginterupsi.
Gadis pink itu berhenti dan tubuhnya mendadak kaku. Ia membalikkan badanya. "I-ibu..." Gugupnya.
Merry,Ibu chris menghampiri putri tunggalnya. "Dasar anak nakal. Kemana saja kau. heh!" Bentak Merry.
"Ibu aku..."
"Kau baru saja pulang kemarin malam tapi kau sama sekali jarang ada dirumah. Apa kau tidak tau, mulai besok kau harus memimpin perusahaan?" Potong Merry.
chris merangkul bahu ibunya. "Aku tau, ibu. Untuk itulah aku pulang. Besok pagi sesuai harapan ayah. chris akan memimpin Haruno Corp. mulai besok." Ujar chris.
Merry terenyuh. Kedua tangannya membingkai wajah putrinya. "Besok ada rapat digedung wijaya Corp. Kau akan ikut rapat tersebut mewakili perusahaan kita. Tapi kau tenang saja, Paman wiram akan membantumu nanti." Terang merry.
Gadis pink itu mengenggam tangan ibunya yang menyentuh wajahnya. "Meski aku orang awam didunia bisnis. Tapi sebisa mungkin, chris akan membuat Haruno Corp. bangkit lagi seperti dulu. Apapun akan ku lakukan untukmu dan mendiang ayah. Ibu" Ujar chris tulus.
Mata Merry berkaca kaca dan segera merengkuh chris dalam pelukannya. "Maafkan kami, chris. Maaf" Ucap Merry terisak isak.
"Tidak apa apa, Ibu" Kata chris membalas pelukan ibunya. Mulai besok kehidupan baru chris didunia bisnis akan segera dimulai. Gadis itu membuang impiannya menjadi dokter demi menyelamatkan Haruno Corp. yang dalam masa pailit. Gadis yang masih berusia 23 tahun itu akan segera muncul dipublik sebagai pewaris Haruno Corp. mulai besok.
.
.
Para investor dan pimpinan perusahaan lain mulai berdatangan di gedung wijaya Corp., hendru, Ceo muda dan tampan itu berjalan menuju ruang rapat yang sudah banyak berdatangan para investor dan pimpinan dari perusahaan lain.
CEKLEK
hendru membuka pintu ruang rapat itu dan segera duduk dikursi yang khusus disediakan untuknya.
"Ini berkasnya, tuan"wira, sekertaris hendru memberikan berkas kepadanya sebagai bahan rapat hari ini.
"Hn" Kata hendru singkat. Ia mulai memeriksa kembali berkas itu.
CEKLEK
Pintu ruang rapat kembali terbuka. Seorang gadis baru datang bersama sekertarisnya. Gadis pink itu pun duduk disalah satu kursi yang ada disana. Semua mata tertuju pada gadis yang baru datang tersebut. Kasak kusuk pun terdengar. membuat hendru menghentikan kegiatannya memeriksa berkas dan mendongak.
Matanya mengikuti arah pandang mereka yang tertuju pada gadis cantik yang duduk dikursi yang tak jauh darinya.
wira, Sekertaris gadis itu yang berdiri disamping gadis pink tersebut yang menyadari hal itu pun angkat bicara. "Selamat pagi, Perkenalkan. Beliau adalah putri dari tuan sarno. dan mulai sekarang beliaulah yang akan menggantikan tuan sarno sebagai perwakilan dari Haruno Corp." Kata wira.
Gadis itu pun berdiri. "Selamat pagi semua. Namaku Haruno chris. Ceo Haruno Corp. yang baru. Mohon kerja samanya.". Ujar chris berojigi.
hendru tertegun, "Gadis itu, dia..." Cicit hendru menatap Gadis pink yang terlihat cantik dengan baju formalnya saat ini.
Tak jauh dari mereka, kelvin yang juga mengikuti rapat penanaman saham itu pun tersenyum kearah Ceo Haruno Corp. tersebut.
Rapat pun dimulai.
Setelah hendru kembali memasang wajah datarnya, Pria wijaya itu berdiri dan memulai rapat tersebut.
Orang orang disana mendengarkannya dengan seksama, begitu juga dengan chris. Gadis itu memperhatikan setiap detail apa yang pria wijaya itu sampaikan. Gadis itu sedikit terpesona saat hendru terlihat berwibawah dan keren saat memimpin rapat tersebut.
kelvin, merotasikan matanya. Ia memperhatikan Gadis musim semi kecilnya yang sibuk memperhatikan hendru. Ceo dari Shimura Kingdom itu pun mendengus.
hendru, memperlihatkan sebuah bangunan yang setengah jadi tersebut yang muncul dilayar proyektor yang ada disana.
"Gedung ini hampir setengah jadi. Rencananya Uchiha Corp. akan menjadikan gedung itu sebuah mall disana. Letak tempat gedung yang sangat strategis akan menguntungkan bagi kami jika membangun mall dipinggir kota tersebut." Ujar hendru. Para investor mengangguk dan mempertimbangkan. Ntahlah apa yang saat ini para investor itu kasak kusukkan.
"Sebelum ini, wijaya Corp. juga sudah bekerja sama dengan perusahaan asing dibidang perhotelan. Kami akan terus memajukan perusahan kami diberbagai bidang." Tukasnya.
chris mendesah. "Pantas saja, Haruno Corp. tak bisa menyaingi perusahaannya. Semua yang ia sampaikan seakan menyihir para investor kaya." Batin chris menatap hendru dalam.
"Nona, Setelah ini giliran anda. Anda tenang saja. Saya akan membantu anda nanti." Bisik wiram pada chris. chris mengangguk. Kemudia ia menghela nafas untuk mengurangi rasa gugupnya.
Matanya mengedar dan tanpa sengaja bersirobok dengan mata kelvin yang duduk diseberang sana. Pria itu tersenyum padanya namun dibalas senyum sinis oleh chris. Gadis musim semi kecilnya, sepertinya masih marah padanya, Pikir kelvin.
hendru telah selesai, Seluruh anggota rapat memberi tepukan tangan padanya. Ia pun kembali duduk dikursinya.
chris berdiri dan berjalan kedepan. Ia sedikit berdehem sebelum memulai bicara. Sejenak ia memandangi kelvin. Pria itu menggerakkan mulutnya tanpa suara, chris tau pria itu sedang memberi semangat padanya, chris mendesah. "Aku pasti bisa. Ayah bantu aku." Batin chris.
hendru memandang gadis cantik pink yang berdiri didepan dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.
"Haruno Corp. mungkin tak kan bisa menyaingi perusahaan besar seperti wijaya Corp. yang sedang berkembang pesat saat ini" chris menatap sinis Ceo wijaya Corp. yang sedang memperhatikannya. Lalu matanya chris bergulir memandangi para investor. "Kalian pasti sudah mendengar tentang perusahaan kami yang sedang dalam masa pailit bukan?. Apa lagi mulai sekarang perusahaan itu kini dipimpin oleh seorang perempuan yang tak mempunyai pengalaman dalam berbisnis" Sambung chris. kelvin menatap khawatir gadis itu.
"Bodoh, Apa yang ia bicarakan" Gerutu kelvin dalam hati.
wiram menghela nafas pasrah. Ia percayakan semua pada Ceo barunya tersebut.
hendru hanya diam dan memperhatikan gadis yang sudah ia temui semalam. Gadis aneh yang menyebalkan.
"Tapi. Sejak kecil saya sudah melihat bagaimana mendiang ayahku bekerja. Aku juga diam diam mempelajari tentang bisnis meski baru sedikit yang ku tau. Karna aku tau suatu saat nanti aku akan mengambil alih Haruno Corp." Kata Sakura.
chris memberi kode pada wiram. Sekertarisnya itu pun mengerti. Detik kemudian muncullah foto gedung sebuah hotel dilayar proyektor yang menyala. chris mendekat.
"Hotel ini, Adalah hotel milik Haruno Corp. yang ada dikota B. Hotel ini masih berjalan dengan setabil." Ujarnya. Kemudian foto dilayar besar itu berganti dan menampilkan sebuah gedung studio.
"Dan ini adalah gedung Studio Haruno Corp. banyak game game fenomenal yang sudah kami kembangkan. Bahkan game itu masih disukai sampai sekarang oleh para gamers. Rencananya kami akan mengembangkan studio tersebut untuk membangkitkan lagi Haruno Corp. saya yakin para gamers akan memberi untung yang banyak jika kami menciptakan game terbaru bagi mereka. Karna saya sebagai anak muda mengerti setengah dari penduduk kota B sangat menggilai game, bukan begitu?." Tukas chris.
kelvin tersenyum dan terus memandangi sahabat lamanya itu sambil menggeleng. Sejak dulu sahabat perempuannya itu pandai sekali mempermainkan perasaan orang lain. Entah itu dalam wiram atau bisnis sekalipun.
Sedangkan hendru, pria itu memandang gadis pink itu dalam diam dengan wajah stoic andalannya.
"Hanya itu yang saya sampaikan. Terima kasih" chris kembali ketempat duduknya setelah berojigi.
Suara tepuk tangan kembali memenuhi ruang rapat tersebut.
"Kerja yang bagus. Nona." Puji wiram.
chris menarik kursinya dan duduk dikursi itu. "Semoga investor itu ada yang mau menanamkan sahamnya diperusahan kita. Paman" Ujar chris lirih. wiram mengangguk dan memberi tepukan dibahu gadis itu untuk memberi semangat.
Gadis itu tak seperti tadi yang begitu percaya diri didepan para anggota rapat. chris terlihat merenung dikursi rapatnya tanpa menyadari seseorang yang sejak tadi memandanginya dengan pandangan yang sulit diartikan.
hendru wijaya , pria itu sepertinya mulai tertarik dengan gadis aneh yang menyebalkan itu tanpa ia sadari tentunya.
.
bersambung.......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!