NovelToon NovelToon

ACADEMY INDOAGE : Pecahan 7 Batu Langit

Arc 1, BAB 1) Liburan Akhir Tahun

Suatu ketika, pada tahun 1799, di tengah kemegahan dan kejayaan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), sebuah perang dahsyat pecah di perairan Nusantara. Kapal-kapal VOC, sarat dengan muatan emas, berlian, dan rempah-rempah yang menjadi sumber kekayaan serta incaran banyak orang , bergerak dalam konvoi besar menuju pelabuhan Batavia. Namun, angin takdir tidak membantu mereka dan mara bahaya pun muncul.

Di tengah malam yang kelam bulan tertutup awan tebal disaat itu tiba, armada VOC disergap oleh sekelompok bajak laut misterius di perairan Selat Malaka. Ledakan meriam terdengar di kapal paling depan membuat semua awak kapal siaga penyerangan dari kapal bajak laut Don gol Roger, yang merupakan kapten bajak laut paling disegani pada abad 17 akhir, yang dimana mereka sangat ditakuti karena tidak memberikan ampun dan akan merampas bahkan kapten Don gol Roger memiliki kata kata sambil membuat lingkaran dengan jari serta ibu jari dan lalu melihat incaran nya "sekarang yang kulihat adalah milikku", sambil tertawa.

"Lapor rencana bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya", kata salah satu anak buahnya.

"Baik waktunya kita serang!", perintah kapten.

Dari arah selatan muncul tiba-tiba beberapa kapal dan menyerang kapal-kapal VOC , dan mulailah perang yang mengguncang udara, memecah keheningan malam. Perang sengit berkecamuk; gelombang laut memerah oleh darah para prajurit dan perompak. Namun, meski VOC terkenal karena kekuatannya, para bajak laut ini tampak lebih lihai serta terorganisir seperti sudah membuat rencana yang sangat amat-matang.

"Hahahaha serang semua anak buah ku ambil barang-barang ku !" , perintah kapten Don gol Roger pada anak buahnya dan dengan sigap para anak buahnya langsung berkata siap dan meluncur menggunakan tali.

"Hahahaha akhir nya barang-barang ku, he... Kotak apa itu kenapa sekilas ku bisa melihat sebuah cahaya dari sana, kuhhuhuuu sepertinya ada barang ku yang tidak terlihat ya", kata kapten Don gol Roger dan saat ia ingin mendekatinya tiba-tiba kapal bergetar kencang dan kapten Don gol Roger yang merasakan itu langsung mengambil kotak itu tapi disaat ia ingin keluar dari kapal, kapal itu naik keatas dan ingin jomplang membuat kapten Don gol Roger hampir jatuh disaat ia sudah tidak kuat kotak itu jatuh "tidakkkk", teriak kapten Don gol Roger.

"La-lapor kapten gara gara goyangan besar dari laut banyak harta Karun berjatuhan dan tersisa satu kotak harta kapten", kata salah satu anak buahnya dan karena laporan itu kapten Don gol Roger langsung mendekati nya dan mengatakan.

"Cepat Cari harta-harta itu sampai dapat!!"..

Lalu Ketika fajar menyingsing, kapal-kapal VOC yang tersisa hanya bisa menyaksikan kehancuran. Harta karun yang mereka bawa peti-peti berisi kekayaan tak terhitung—telah hilang. Sebuah misteri besar lahir dari peristiwa ini: ke mana perginya harta VOC yang legendaris?

Dari titik inilah, berbagai cerita mulai berkembang. Beberapa percaya bahwa para bajak laut melarikan diri dengan seluruh kekayaan itu, sementara yang lain bersumpah bahwa harta tersebut dikutuk, tenggelam ke dasar laut bersama jiwa-jiwa yang gugur. Hingga kini, jejak harta VOC tetap menjadi rahasia yang membayangi lautan Nusantara, menarik para petualang, pemburu harta, dan pemimpi untuk mencarinya, meski harus menghadapi bahaya

...----------------...

226 tahun kemudian, di Indanavia, tepatnya di Batavia Timur, berdiri sebuah sekolah yang menjadi simbol dedikasi terhadap pendidikan. Sekolah ini bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga menjadi wadah bagi para siswa berbakat dengan tekad dan kerja keras yang luar biasa. Kurikulum yang diterapkan jauh lebih berat dan intens dibandingkan standar saat ini, mencakup berbagai disiplin ilmu yang menantang, termasuk teknologi canggih, sains mutakhir, dan pengembangan keterampilan kreatif.

Karena reputasinya yang luar biasa, sekolah ini dikenal sebagai "Campus Indoage," sebuah julukan yang mencerminkan pencapaian internasionalnya. Para siswanya tidak hanya berkompetisi di tingkat nasional, tetapi juga berhasil menorehkan prestasi di panggung dunia. Lingkungan belajar yang inovatif, didukung oleh fasilitas modern dan tenaga pengajar terbaik, menjadikan tempat ini sebagai pusat pendidikan terkemuka yang menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi dan menghadapi tantangan global dengan percaya diri.

Di tengah gemerlap prestasi tersebut, terdapat 10 murid yang dikenal sebagai "10 Keputusan," sebuah kelompok siswa yang menjadi panutan karena bakat, kepribadian, dan pengaruh mereka. Dari kelompok ini, tiga nama paling tersohor di seluruh kampus adalah Antonio, Rhidos, dan Rafel. Ketiganya sering kali mencuri perhatian karena keberanian, kreativitas, dan aksi-aksi mereka yang kadang membuat heboh seluruh sekolah. Entah itu melalui ide-ide inovatif, pencapaian akademik yang luar biasa, atau kejadian-kejadian tak terduga, mereka berhasil meninggalkan jejak unik yang tak terlupakan di Campus indoage.

Di taman belakang Campus indoage, Antonio, Rhidos, dan rafel sedang duduk santai di bangku panjang. Mereka baru saja selesai berbuat usil dengan menempelkan poster lucu di papan pengumuman sekolah.

"Kalian lihat wajah Pak Herman tadi? Dia pasti bingung banget lihat poster kita!" kata Antonio sambil tertawa.

"Ya ampun, itu ekspresi legendaris. Aku harus pasang CCTV biar bisa rekam reaksinya."Rhidos sambil nyengir.

rafel (menghela napas, tapi sambil tersenyum) "Tapi serius deh, ini tuh Cuma buat hiburan, nggak ada salahnya, kan?" dengan wajah kecapean lari.

Tiba-tiba, suara tegas terdengar dari belakang mereka ,muncul perempuan dengan wajah ,tegas sembari kesal , yaitu Alisa yang merupakan salah satu juga dari 10 keputusan,dan merupakan ketua klub polschool,merupakan klub yang bertugas untuk menertibkan sekolah/campus.

"Antonio, Rhidos, rafel! Kalian pikir kalian bisa terus-terusan bikin kekacauan di sekolah ini?" kata Alisa.

(melirik Alisa dengan santai) "Hei, Alisa. Tenang aja santai, ini Cuma poster lucu. Nggak ada yang terluka." Kata Antonio.

Rhidos menambahkan "Iya, kita Cuma bikin suasana jadi lebih hidup. Masa salah?"

"Kayaknya kita bakal kena ceramah panjang lagi." Kata rafel.

Alisa menyilangkan tangan lalu berkata "Poster lucu? Kalian tahu nggak kalau itu melanggar aturan sekolah? Papan pengumuman itu untuk informasi penting, bukan buat lelucon kalian!"

Rhidos mencoba membela diri "Ayolah, Alisa. Jangan terlalu serius. Semua orang butuh hiburan di tengah pelajaran yang super berat ini."

"Hiburan? Kalau kalian terus-terusan bikin ulah seperti ini, kalian hanya akan dikenal sebagai pembuat masalah, bukan anggota 10 Keputusan yang dihormati." Kata Alisa sambil menatap tajam.

Antonio mencoba melunak "Oke, oke. Kita salah. Tapi serius, Alisa, kau nggak perlu segalak itu. Kami Cuma ingin membuat hari semua orang lebih ceria."

Alisa pun menghela napas dan mulai mengeluarkan suara yang lebih lembut "Aku tahu kalian punya niat baik, tapi ada cara yang lebih baik untuk melakukannya. Sebagai anggota 10 Keputusan, kalian harus jadi contoh, bukan bikin masalah."

rafel dan Antonio pun sedikit menundukan muka sebagai permintaan maaf "Baiklah, Alisa. Kami janji nggak bakal ulangi lagi."

Rhidos yang lebih tenang hanya memberi tangannya untuk salaman dan tanda damai dengan memberikan solusi "Oke, sebagai tanda damai, kami bakal bantu bersihin papan pengumuman."

"Bagus. Kalau kalian butuh ide untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, aku selalu ada di klub Polschool. Kalian bisa bantu patroli, siapa tahu bisa belajar menaati aturan." Alisa pergi sambil tersenyum tipis.

Antonio, Rhidos, dan rafel saling melirik dengan ekspresi ragu, tapi akhirnya mereka tertawa kecil dan mengangguk. Alisa tersenyum puas lalu berjalan pergi, meninggalkan mereka bertiga yang mulai memikirkan cara baru untuk membuat hari lebih seru tanpa melanggar aturan.

Waktu pukul 06.30 pagi , dan jam masuk guru pada jam 07.00 ,hari itu farel menceritakan sesuatu tentang sebuah peta misterius yang terdapat,di rumah nya yaitu peta harta Karun VOC, serta buku sejarah nya , karena itu Rhidos pun tertarik dengan cerita itu , farel pun menceritakan kisah itu , setelah beberapa saat cerita Antonio pun datang, setelah habis rapat dengan guru.

Karena Antonio merupakan ketua OSIS ,walau ia sering melakukan hal yang terkadang nakal, tapi ia orang yang positif,tekun serta mudah bersosialisasi ,oleh karena itu ia berhasil menduduki jabatan ketua osis , rapat yang diikuti oleh Antonio ialah tentang, apakah para siswa boleh untuk liburan jauh , apalagi melewati lautan?, karena sedang ada kabar baru yang beredar tentang , kemunculan tiba-tiba bajak laut dengan jumlah banyak.

Antonio disini bertugas sebagai perwakilan para siswa dan memberikan pendapat nya tentang bahanya ini sebagai siswa, tapi di ruang rapat ini bukan hanya ada antonio sebagai perwakilan tapi juga ada Alisa , karena Alisa memihak untuk para siswa agar , liburan dekat rumah dan Antonio memihak untuk para siswa diizinkan pergi liburan semau mereka.

Di ruang rapat yang penuh dengan diskusi serius, Antonio membuka suaranya dengan penuh keyakinan dan kepercayaan teman-temanya.

"Menurut saya, kita tidak bisa begitu saja melarang siswa untuk liburan jauh, Semua siswa punya hak untuk bersenang-senang dan menjelajahi tempat-tempat baru. Lagipula, kita tidak bisa mengatur setiap langkah mereka di luar sekolah. Yang penting adalah memberikan panduan keamanan, bukan membatasi kebebasan mereka." Kata Antonio dengan tegas.

Alisa, yang duduk di sisi lain meja, menggelengkan kepala dengan nada yang lebih tenang namun tegas berdiri dari kursinya dan menyinggah pendapat Antonio.

"Saya paham maksudmu, Antonio, tapi kita harus realistis. Dengan berita tentang bajak laut yang bermunculan, keselamatan siswa menjadi prioritas utama. Liburan dekat rumah juga tidak kalah menyenangkan, dan kita bisa memastikan mereka tetap aman. Jangan sampai kita menyesal nantinya jika sesuatu yang buruk terjadi." Kata Alisa.

Pak Lukmayana, kepala sekolah yang duduk di tengah, mengamati mereka berdua dengan ekspresi netral, sebelum ia mulai berbicara , kepala sekolah menenangkan mereka dengan batuk.

"Tenang, Pendapat kalian berdua masuk akal. Tapi, kita perlu mempertimbangkan hal ini secara menyeluruh. Kita tidak hanya memikirkan kebebasan siswa, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pendidik untuk memastikan mereka aman." Kata pak Lukmayana.

Bu Zulnina, wakil kepala sekolah, menambahkan dengan nada bijak.

"Saya setuju, Pak John. Sebaiknya kita mencari jalan tengah. Mungkin kita bisa memberikan izin dengan syarat tertentu, seperti destinasi yang terjamin keamanannya dan pengawasan orang tua yang ketat."

Namun, Antonio kembali mencoba mempertahankan posisinya.

"Tapi, Bu Zulnina, kita tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketakutan. Jika kita memberi siswa kepercayaan dan tanggung jawab, mereka akan belajar bagaimana menjaga diri di situasi sulit. Dunia luar adalah bagian dari pembelajaran juga, bukan?"

Bu Sania, wakil kesiswaan, yang selama ini diam dan hanya memperhatikan akhirnya angkat bicara ,dan merespon argumen milik Antonio.

"Antonio, saya mengapresiasi argumenmu. Tapi Alisa punya poin penting tentang keselamatan. Bagaimana jika kita memberikan pilihan kepada siswa, tetapi dengan syarat wajib mengikuti panduan keselamatan dari sekolah? Dengan begitu, kebebasan dan keamanan bisa berjalan seimbang."

Alisa mengangguk kalau ia sudah menang, namun tetap mempertahankan argumennya tapi di dalam hatinya "yoshh ,rasakan itu Antonio aku pasti menang Walau saya juga mau pergi jauh sih"!!.

"Itu bisa menjadi solusi, tapi saya tetap merasa liburan dekat lebih bijaksana untuk saat ini. Kita tidak bisa mengabaikan ancaman yang jelas, apalagi ketika melibatkan begitu banyak siswa."

Debat berlangsung sengit namun tetap penuh hormat. Akhirnya, Pak Lukmayana memutuskan untuk menunda keputusan dan meminta semua pihak untuk mengajukan rekomendasi tertulis dalam satu minggu ke depan.

"Baik, saya ingin semua pihak menyampaikan saran tertulis. Kita akan membahasnya lagi minggu depan. Keputusan ini harus mencerminkan keseimbangan antara kebebasan siswa dan tanggung jawab kita." Kata pak kepala sekolah.

Rapat pun ditutup, namun debat antara Antonio dan Alisa masih membekas di benak semu Orang di ruangan itu.

"bagaimana pak Lukmanyana pendapat kamu tentang mereka berdua, tentang memberikan argumen cepat". Kata Bu Zulnina.

"mereka berdua sudah bagus kok ,aku masih memikirkan tentang argumen mereka ,anak-anak terkadang kalau dikasih aturan apalagi saat liburan,mereka pasti malah ngelanggar, seperti kata itu larangan adalah perintah!!" kata pak Lukmayana sambil tertawa.

Bu Zulnina dan Bu sania yang mendengar itu hanya bisa terdiam,saat mereka memasuki ruang guru mereka bertiga melanjutkan rapat kecil-kecilan,dalam membahas liburan akhir tahun itu.

Sekarang kita masuk ke kelas yang dimana Antonio masuk dan mendengar sebuah dongeng dari farel.

"Dan harta Karun itu pun hilang di telan waktu".

"Ehhh... Cerita itu benar kah ?",Kata Rhidos dengan penuh semangat.

"Bener kalau mau tau ayo kerumah ku ada buku tua yang berisi cerita sejarah yang tadi ku ceritakan", Kata farel.

"Farel-farel masih aja percaya begituan kalau ada harta Karun yang tersembunyi,ini sudah

Desember tahun 2024 dan sebentar lagi tahun 2025 ",Kata Antonio sambil bergaya keren.

"Eh Antonio udah kelar rapat, tapi beneran saya lihat di buku yang sudah terlihat tua Kamu percaya kan Rhidos", sambil muka berharap.

"Emmm... Tapi bener juga kata Antonio farel ,lagian juga kita sudah kelas 11sudah kaka kelas..kita pikir kan masa depan , belajar lebih giat dan menjadi kaka kelas yang patut dicontoh",kata Rhidos sambil memegang pundak.

"Eeee... Kalian bukan ga mau percaya atau pun mau melihat buku kan ,cuman takut ke rumah ku karena kaka perempuan ku suka jail sama kalian"

Sambil menunjukan wajah datar.Mereka berdua Rhidos dan Antonio tercengang karena memang alasan mereka ,seakan agar tidak ke rumah rafel karena mereka takut dia apa apakan

oleh kaka nya rafel. "Tidak kok 2×", mereka berdua.

"Hemmm..... ", disaat mereka bertiga sibuk bertatap-tatapan karena rafel curiga kepada mereka berdua dan Rhidos serta Antonio yang tegang serta takut terjadi kesalahpahaman tiba

tiba muncul suara di samping kanan mereka .

"Selamat pagi...", kata selamat pagi itu membuat makin tegang karena mereka bertiga tidak sadar,yang awal tegang hanya Rhidos dan Antonio sekarang rafel pun merasa tegang dan

mereka bertiga pun membelokkan kepala dan melihat Bu guru siti ,yang merupakan guru matematika mereka sedang melihat mereka, "Se...Lamat pagi Bu Siti ×3", sambil tersenyum jawab mereka bertiga.

"Ehem.... Balik ketempat duduk masing-masing ya", karena kaget mereka bertiga merespon perintah dengan hormat.

"Baik anak-anak kita mulai pelajaran nya ya ".

"Baik Bu",jawab seluruh anak kelas.

Sekolah pun berakhir dan itu menandakan hari libur akhir tahun dimulai serta hasil rapat kepala sekolah , wakil kepala sekolah dan wakil kesiswaan ,mencapai puncak dan mengumumkan lewat mic sekolah yaitu " assalamualaikum wr.wb selamat sore anak-anak ada pengumuman yang Akan kami sampaikan tentang hari libur akhir tahun ,untuk adanya peraturan yaitu foto diri saat liburan dan tidak boleh jauh dari rumah atau kalau mau jauh harus ada orang tua", kata pak kepala sekolah

"dan kami akan memberikan informasi langsung kepada orang tua jadi kalian ga bisa bohong kepada orang tua kalian " kata wakil kesiswaan.

Setelah mendengar pengumuman itu semua siswa ada yang kelihatan lesuh , lemas , ada yang gibah, ada yang kesal karena rencana libur yang sudah dibuat lama jadi gagal, ada pasrah ,ada yang merenung.

"Ampun tidak ku sangka hasil rapat nya jadi gini", kata antonio.

"Tidakk , siapa yang minta ada aturan sih kan kami bilang ga usah" kata rafel dan Rhidos.

"itu si Alisa dia yang dari tadi di rapat, membicarakan tentang keamanan siswa, tanggung jawab, pada akhirnya netral tapi lebih kearah dikasih peraturan ini mah.

"Apa !! Alisa,mana dia kalau ketemu akan ku beri tahu dia !"

Saat rafel dan Rhidos sedang kesal dengan Alisa , ternyata di pojok lapangan ada seorang siswi yang sedang merenung, seperti orang bersalah, dan siswi yang merenung itu ialah Alisa ,Alisa yang sedang merenung pun di datangi oleh mereka bertiga.

"Kenapaa kau Alisa ", kata Antonio "kenapa kau pasti rasa bersalah ya " kata rafel dan Rhidos,"sudah-sudah jangan berantem,kau lebih baik pulang dulu kalau mau..", kata antonio sebelum di selak "baik maaf mengganggu aku akan langsung pulang ",kata Alisa .

"Ia langsung pergi", mereka bertiga yang melihat itu ,sadar sifat asli Alisa yang malu malu kucing itu .

,lalu mereka bertiga pun jalan bersama dan disaat itu rafel pun melanjutkan tanggapan dia pada mereka dan

berkata kalau kaka nya sedang pergi jauh kerja luar kota ,ayah dan ibu sedang kerja luar kota juga ,jadi dirumah tidak ada orang sambil mengajak mereka main ke rumah , mereka pun percaya dari pada rafel malah cerita Mulu di kelas, "Ya sudah ayo saja".kata Antonio

Mereka pun pergi ke rumah rafel untuk melihat peta tersebut .

"hemm enak nya kalau pake nama asli farel kan Anton" kata rafel.

"ya walau gitu, kau tetap rafel.." kata Rhidos.

"ya udah lah, fel sudah biasa juga manggil gitu juga " kata antonio ke rafel.

"ya ampun.." kata rafel.

BAB 2 Rencana Liburan Bersama

Setelah mereka telah melewati gerbang sekolah , Rhidos pun ingat mau melakukan sesuatu,dan bilang kalau ia akan pergi foto copy dulu.

"Eh rafel , Antonio bentar saya ke tukang fotokopy dulu Ya mau print ", sambil menunjukkan flash disk nya yang keren ke mereka berdua , "Ohhh.... Flash disk apaan nih kok bisa kaya begini bentuk nya", kata rafel ."Itu flash disk langka yang hanya ada 1000 di dunia kan "kata Antonio.

"Iya....hehhehehe", sambil tertawa sombong.

Mereka berdua yang melihat Rhidos yang tertawa sombong pun ,langsung jalan dan meninggalkan Rhidos dan Rhidos pun minta maaf hanya bercanda, ,lalu saat mereka mau pergi menuju tukang foto copy

,Rhidos tiba-tiba tertabrak oleh seorang dan muncul 2 flash disk yang sama persis dengan Rhidos miliki ,lalu orang yang tadi menabrak Rhidos meminta maaf dan langsung mengambil flash disk secara-

acak dan langsung kabur serta pergi buru-buru.

"Tu.. tunggu kenapa bapak itu langsung lari ya".

"Eh tapi tadi flash disk nya sama kaya punya Rhidos ,kayanya flash disk itu tidak begitu langkah", sambil tertawa dan membalas candaan awal Rhidos.

Karena kata-kata itu Rhidos pun malu dan juga buru buru untuk print ke foto copy mereka pun santai sebentar ke penjual es karena bakal lama soalnya foto copy lagi rame-rame nya , saat itu tiba-tiba terdengar suara Rhidos yang kaget karena seperti nya flash disk Rhidos dan bapak tadi yang menabrak Rhidos tertukar ,karena Rhidos dengan keras bilang "APA JANGAN-JANGAN TERTUKAR !!". Kata Rhidos

Rhidos pun mendekati Rafel dan Antonio, wajahnya tampak tidak senang. Dia membawa kertas hasil print dan juga sebuah flash disk yang ternyata bukan punya dia karena ini , merupakan flashdisk punya pria yang tadi menabraknya.

Sambil berjalan mendekat, dia berkata dengan nada agak kesal, "Ayo kita jalan ke rumah

Rafel. Tapi, ada yang harus aku ceritakan dulu."

Rafel dan Antonio yang melihat Rhidos dengan ekspresi seperti itu langsung bertanya, "Ada apa? Kenapa kelihatan cemberut gitu?" Mereka berdua kemudian menawarkan es yang baru mereka beli, berharap bisa sedikit membuat suasana lebih santai.

Rhidos mengambil napas sejenak sebelum mulai bercerita, "Ternyata flash disk aku tertukar dengan punya orang tadi. Tadi kan aku ditabrak sama bapak itu, dan dia buru-buru ngambil flash disk aku. Aku nggak sadar, tapi setelah dia pergi, aku baru engeh kalau flash disk milikku

yang tadi tertukar." Mendengar penjelasan itu, Rafel dan Antonio terkejut. "Jadi, yang kamu pegang sekarang bukan flash disk kamu?" tanya Antonio, penasaran.

"Iya dan isinya merupakan laporan akhir tahun ku yang sudah ada 100 halaman !!!," jawab Rhidos sambil marah dan lalu menunjukkan flash disk yang diambil dari orang yang menabraknya. "Ini flash disk milik orang itu. Entah kenapa dia langsung ambil tanpa ngomong apa-apa. Tapi, ya udah lah, yang penting kita jalan ke rumah Rafel dulu sekarang." Sambil menangis dan di tenangi rafel dan Antonio.

Di tengah jalan mereka bertemu dengan paman jhon,yang merupakan tetangga nya rumah rafel dan orang tua dari salah satu teman mereka bernama Fatmawati,yang merupakan juga salah satu 10 keputusan,tapi ia sedang sering tidak masuk karena sedang sakit, jadi karena Antonio dan Rhidos ke rumah rafel , mereka berdua bilang ke rafel jenguk sebentar si Fatmawati .

"eh ini kita lewatin rumah Fatmawati kan ,ia udah ga sering masuk pas katanya ia sakit ,kita jenguk yuk",kata Rhidos.

"tumbenan loh, tapi boleh ", kata rafel dan Antonio yang setuju dengan mereka berdua dan juga ingin tau kabarnya .

Akhirnya mereka bertiga sampai di depan rumah Fatmawati yang ternyata ayah , Fatmawati paman Jhon sedang mengangkat suatu barang ke sebuah truk besar ,.mereka bertiga pun inisiatif untuk membantu paman Jhon.

"Paman Jhon biar kami bantu"kata mereka bertiga.

"Eh.. Antonio, rafel dan Rhidos, udah selesai kah sekolah nya ?" Kata paman Jhon.

"Sudah paman Jhon, dan sekarang juga sudah libur akhir tahun ,dan waktu nya bersenang-senang tapi..". Kata rafel.

"Tapi dikasih aturan paman ,karena ada berita beredar tentang bajak laut ,yang sedang aktif aktif nya sekarang"

Paman Jhon berhenti sejenak, menurunkan barang yang sedang diangkatnya ke truk, lalu menatap mereka bertiga dengan serius.

"Bajak laut? Wah, kalian dengar berita dari mana?" tanya Paman Jhon sambil mengelap keringat di dahinya.

"Dari berita di TV tadi pagi, Paman," jawab Antonio. "Katanya ada kelompok bajak laut yang sering mencuri barang-barang berharga dari kapal yang lewat dekat wilayah ini."

Rhidos mengangguk, "Iya, bahkan katanya mereka bisa menyamar seperti warga biasa. Jadi, kita harus hati-hati."

Paman Jhon tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Ah, cerita soal bajak laut memang sering muncul, tapi jangan terlalu takut. Yang penting kalian tetap waspada, apalagi kalau berencana pergi jauh. Ngomong-ngomong, kalian tadi bilang mau bersenang-senang. Liburan ke mana?"

"Kami belum tahu, Paman," jawab Rafel sambil menoleh ke Antonio dan Rhidos. "Tadi sempat berdebat mau ke gunung atau pantai,

"Tapi saran paman kayanya juga ,bahaya deh jangan ke arah laut ,emang lagi bahaya ,ini aja paman mau nganter barang lewat jalur laut sampai bayar mahal biar sampe tujuan, walau tetap ga semahal pake pesawat sih",kata paman Jhon .

Mereka pun selesai merapihkan barang-barang untuk masuk ke konteiner, setelah selesai mereka di suruh masuk paman Jhon untuk melihat keadaan Fatmawati, tiba-tiba salah satu barang Rhidos jatuh .

"Ohh Fatmawati,gimana kabarnya makin baik ga "

Fatmawati yang sedang duduk di sofa dengan selimut menutupi kakinya tersenyum tipis ketika melihat mereka masuk. Wajahnya terlihat lebih segar dibandingkan terakhir kali mereka mendengar kabar ia sakit.

Fatmawati tersenyum tipis ketika melihat teman-temannya masuk ke ruang tamu. Wajahnya tampak lebih cerah meskipun ia masih tampak lemah.

"Eh, kalian datang. Lama nggak ketemu, gimana kabarnya?" tanya Fatmawati dengan suara pelan.

"Kami baik, kok," jawab Rafel sambil duduk di kursi dekat Fatmawati. "Tapi lebih penting, kamu gimana? Udah mendingan, kan?"

Fatmawati mengangguk pelan. "Iya, udah lumayan, cuma masih sering capek. Dokter bilang aku harus lebih banyak istirahat."

Rhidos, yang baru saja memungut barangnya yang jatuh, langsung mendekat. "Wah, syukurlah kalau udah lebih baik. Kita tuh kangen banget sama kamu di sekolah. Nggak ada yang bisa ngalahin nilai kamu di matematika."

Fatmawati tertawa kecil. "Ah, jangan dilebih-lebihkan. Tapi, iya sih, aku juga kangen sama kalian. Bosan banget di rumah terus."

Antonio mengangguk sambil bersandar di dinding. "Kalau kamu butuh apa-apa, tinggal bilang, ya. Kita bisa bantu kok."

Fatmawati tersenyum. "Terima kasih. Kalau begitu, nanti bantu bawain tugas sekolahku, ya. Aku takut ketinggalan terlalu jauh."

"Tenang aja!" jawab Rafel dengan semangat. "Aku udah catat semua pelajaran yang kamu lewatkan. Nanti aku kasih semuanya."

Rhidos menepuk dadanya, pura-pura bangga. "Dan aku yang bakal ngajarin kamu kalau ada yang nggak ngerti. Dijamin gampang!"

Fatmawati terkekeh. "Oke, aku pegang janji kalian, ya. Tapi jangan bikin tugasnya malah tambah susah, ya, Rhidos."

Rhidos pun sadar ada salah satu barang nya yang hilang dan ia izin mau liat kedepan siapa tau jatuh, saat Rhidos ke depan ia melihat barang nya yang hilang dan ternyata memang jatuh saat ia mau kembali masuk ke dalam, tiba-tiba ada suara yang membuat Rhidos ingin mendengar dan akhirnya Rhidos menguping pembicaraan.

"Bagaimana keadaan kapal, dan persediaan kapal apakah aman untuk melakukan ekspedisi ke pulau itu"kata paman Jhon.

Rhidos mendekatkan diri ke arah pintu, mencoba mendengar lebih jelas tanpa menimbulkan suara. Ia tahu kebiasaan Paman Jhon yang sering membahas hal-hal penting dengan nada serius, jadi ini pasti bukan percakapan biasa.

"Persediaan kapal masih mencukupi, tapi ada beberapa bagian kapal yang butuh perbaikan," jawab seseorang dengan suara berat, kemungkinan salah satu awak kapal. "Terutama layar utama. Jika cuaca buruk melanda, layar itu bisa robek kapan saja."

Paman Jhon terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki semuanya?"

"Paling cepat dua hari, tapi itu kalau kita bisa mendapatkan material yang diperlukan secepatnya," kata suara itu lagi. "Selain itu, kita juga harus memastikan bahwa tidak ada masalah dengan persediaan makanan dan air. Pulau itu terlalu jauh untuk kita mengambil risiko."

Paman Jhon mendengus pelan. "Kita tidak punya banyak waktu. Pulau itu tidak akan menunggu selamanya, dan aku yakin mereka yang mencariku akan segera tiba. Kita harus bergerak sebelum mereka menemukan apa yang kita incar."

Rhidos menahan napas. Pulau? Pencarian? Siapa yang mencarinya? Rhidos merasa ada sesuatu yang besar sedang terjadi, sesuatu yang mungkin melibatkan bahaya.

"Baik, kalau begitu aku akan segera mengirimkan orang untuk membeli material yang dibutuhkan," kata suara berat itu. "Tapi, apa kau yakin ekspedisi ini layak? Pulau itu hanya legenda."

Paman Jhon tertawa kecil, namun nada suaranya penuh keyakinan. "Legenda sering kali memiliki dasar kebenaran. Dan kalau aku benar, pulau itu menyimpan sejarah asli. Sesuatu yang bahkan lebih besar dari yang bisa kita bayangkan."

Pembicaraan itu membuat Rhidos semakin penasaran. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh Paman Jhon? Dan apa rahasia pulau itu? Dan jadi bikin penasaran kaya baca novel, tapi Rhidos untuk saat ini hanya balik ke dalam dan tidak terlalu memikirkan dan lanjut berbincang bersama.

Mereka semua tertawa kecil, merasa lega bisa menghibur Fatmawati. Setelah beberapa saat berbincang-bincang, Paman Jhon masuk ke ruang tamu sambil membawa minuman.

"Terima kasih sudah mampir, ya, anak-anak. Fatma jadi kelihatan lebih ceria," kata Paman Jhon.

"Jangan khawatir, Paman. Kami bakal sering mampir biar Fatma nggak bosan," jawab Antonio.

Mereka pun akhirnya pergi ke rumah rafel ,yang ada di samping rumah Fatmawati, sesudah sampai ke rumah rafel ,rafel menyilahkan masuk tapi mereka berdua malah bersembunyi di belakang pintu dan malu-malu padahal tidak ada orang ,karena mereka

trauma dengan kaka nya rafel yang pernah bikin kaget padahal pas itu pintu terkunci tapi ia ada di dalam, setelah beberapa lama di rumah rafel mereka pun tenang karena beneran tidak ada kaka perempuan nya rafel " hahhh..damai".

Setelah mereka selesai ngemil dan minum lagi, rafel pun datang membawa kotak tua berisi buku serta peta yang sudah robek,tapi tidak ada tanda untuk menunjukkan titik harta, mereka pun hanya melihat-lihat saja peta tersebut.

Antonio yang Masih melihat peta dengan seksama ,dan rafel serta Rhidos yang sedang membahas liburan kemana, antonio yang masih melihat peta itu sadar akan sesuatu dan mengambil print nan nya rafel dari flash disk bapak misterius, lalu ia sambungkan kedua peta tersebut dan sama ,kedua peta tersebut, "hei kalian berdua ", "oh apa Antonio pasti lebih baik liburan di gunung", kata rafel dibalas Rhidos " ga di pantai aja ", kata Rhidos , dan mereka pun berdebat untuk menentukan liburan kemana.

Sambil nunggu mereka berdebat Antonio menemukan kalau peta tersebut mengarah pada kepulauan seribu "hei kalian ,bagaimana kalau pulau seribu", kata Antonio sambil tersenyum dan menunjukkan peta itu.

Antonio mengamati peta yang ia temukan dengan seksama, matanya menyapu setiap detail yang tampak di atas kertas itu. Setelah beberapa saat, ia menyadari sesuatu yang menarik perhatian. Dengan senyuman kecil yang mulai terbentuk di wajahnya, ia melangkah mendekati kelompok yang tengah berdebat sengit tentang tujuan berikut mereka.

"Hei, kalian!" seru Antonio dengan nada yang cukup lantang untuk menghentikan perdebatan mereka sejenak. Semua kepala segera menoleh ke arahnya.

"Aku punya ide," lanjut Antonio sambil mengangkat peta tersebut sehingga semua orang bisa melihatnya. Ia menunjuk sebuah titik pada peta dengan penuh keyakinan. "Bagaimana kalau kita menuju Kepulauan Seribu?"

Senyumnya melebar saat ia melihat reaksi mereka yang mulai tertarik. "Lihat ini," tambahnya sambil menjelaskan detail pada peta. "Menurut tanda-tanda di sini, peta ini jelas mengarah ke sana", kata antonio.

Antonio menatap keduanya dengan tatapan penuh semangat, sementara Rafel dan Rhidos saling pandang dengan keraguan. "Nyebrang laut, Ton? Kita tuh nggak punya perahu, apalagi izin dari orang tua," kata Rafel sambil mengernyitkan dahi.

"Tunggu, tunggu," potong Rhidos dengan nada misterius. "Aku ada rencana."

Rafel langsung menatap Rhidos dengan curiga. "Rencana apa lagi ini? Jangan-jangan kayak waktu kita nyolong sepeda Pak RT buat keliling kampung?"

Rhidos terkekeh kecil, "Hei, itu sukses kan? Kita nggak ketahuan."

Antonio menghela napas, mencoba membawa diskusi kembali ke jalur serius. "Kita nggak akan nyebrang sendiri. Kita bisa cari jasa kapal yang aman. Lagipula, ini petualangan, Rafel. Kapan lagi kita punya kesempatan kayak gini? Lihat nih, peta ini nggak mungkin kebetulan. Dua peta yang berbeda bisa menyatu dan menunjukkan arah yang sama ke Kepulauan Seribu. Ini pertanda!"

Rafel masih tampak ragu, tapi ketertarikannya mulai terlihat. "Tapi, gimana caranya kita ngeyakinin orang tua? Mereka pasti nggak bakal izinin kita pergi jauh, apalagi ke pulau-pulau."

Rhidos tersenyum penuh percaya diri. "Tenang, aku udah kepikiran. Kita bilang aja ini untuk tugas sekolah. Kita bilang butuh penelitian soal ekosistem laut atau semacamnya. Orang tua pasti bakal izinin kalau ini demi pendidikan."

Antonio mengangguk setuju, sementara Rafel masih tampak bimbang. "Tapi kalau ketahuan bohong, bisa bahaya buat aku mah ini , Dos."

"Kita nggak bohong," bantah Rhidos cepat. "Kita memang bakal belajar banyak di sana. Pelajaran bertahan hidup, misalnya." kata antonio

Rhidos mendesah dan kaget , "ehh.. emang mau berapa lama dah Antonio?".

"Sampai...bahaya kelihatan", Rhidos yang awal sok-sok an mulai kaget juga.

"Tapi kalau ada apa-apa kamu yang maju duluan ya Antonio", kata Rhidos.

"Setuju!" seru Antonio dan Rafel yang setuju walau masih takut dimarahin kakanya bersamaan, memberikan tos penuh semangat.

Mereka pun akhirnya sepakat untuk pergi ke Pulau seribu sebagai destinasi liburan,dan tempat untuk mencari harta Karun serta petualangan, mereka belum sadar kalau sesuatu yang mengagetkan akan terjadi , dan Rhidos yang lupa percakapan antara,paman Jhon dan orang misterius tersebut.

BAB 3 Persiapan Awal sebelum Pergi

Pada hari Minggu, 22 Desember 2024, Farel, Antonio, dan Rhidos memutuskan untuk pergi berbelanja di sebuah mal besar di pusat kota Batavia. Rencana ini sebenarnya sudah dibahas sehari sebelumnya di rumah Farel, saat mereka berdiskusi tentang persiapan untuk liburan ke Kepulauan Seribu. Seperti biasa, Rhidos yang dikenal murah hati menawarkan untuk membayar semuanya.

"Udah tenang aja, gue yang bayarin," kata Rhidos santai kemarin, membuat Farel dan Antonio langsung setuju tanpa pikir panjang serta hormat kepada sultan, lalu Rhidos yang biasanya mau mencoba memamerkan kekayaan, saat bener di puji ,malah malu-malu kucing, "kalian ini ,yaa tapi aku memang kaya hahaha ayo besok

Pagi itu, mereka bertiga tiba di mal sekitar pukul 10.00. Mal masih belum terlalu ramai, sehingga suasana terasa nyaman untuk berjalan-jalan.

"Jadi kita mulai dari mana dulu nih?" tanya Antonio sambil menatap daftar toko di peta digital mal.

"Cari pakaian dulu lah," jawab Farel sambil menunjuk ke arah toko branded yang besar di lantai dua. "Gue butuh celana pendek buat nanti di pantai."

Rhidos tertawa kecil. "Beli yang bagus sekalian, Fel. Kan biar cocok sama gaya gue."

Farel melirik Rhidos dengan ekspresi jahil. "Santai, Bos. Kan lo yang bayar."

Mereka pun naik eskalator ke lantai dua dan masuk ke salah satu toko pakaian terkenal. Antonio langsung menuju rak kaus, sedangkan Farel sibuk memilih celana pendek. Sementara itu, Rhidos hanya berdiri di dekat kasir, memainkan ponselnya.

"Bro, ini bagus gak?" tanya Antonio sambil menunjukkan kaus putih dengan motif minimalis.

"Biasa banget. Cari yang lebih keren," jawab Rhidos tanpa melihat.

"Eh, lo tuh yang bayar. Gue beli yang murah aja biar irit," balas Antonio sambil tertawa.

Rhidos menurunkan ponselnya. "Udah, pilih yang lo suka aja. Duit gue aman kok."

Setelah sekitar 30 menit memilih pakaian, mereka bertiga keluar dari toko dengan beberapa kantong belanjaan di tangan.

"Next stop, sepatu," kata Farel.

Saat farel , Antonio dan Rhidos dari jarak dekat seseorang tiba-tiba memanggil mereka bertiga,"ohhh... Antonio, rafel, Rhidos", kata orang yang memanggil mereka. Saat mereka melihat kebelakang mereka melihat 2 orang dari Academy yang sama tapi juga salah satu dari 10 keputusan, mereka ada Adrew ,dia dikenal sebagai pianis muda berbakat dan pemain bulu tangkis yang berbakat juga ,lalu ada Alice seorang yang berbakat dalam bermain musik apalagi biola serta bermain sebagai aktris muda di sebuah film karya anak bangsa.

"Owalah Andrew dan Alice sedang apa kalian?" Kata Antonio.

"sedang mencari baju untuk penampilan kami di panggug saat tahun baru, biasa kami berduet", kata Andrew dengan suara pelan agar tidak dii dengar alice.

"duet?biasanya kalian tidak mau..uu, jangan bilang?kala-", pikir rafel ,tapi sebelum pikiran itu mau di ucapkan Andrew langsung menutup mulut bocor rafel.

"kalau kalian disini sedang apa ?"tanya alice.

"kami disini juga beli baju doang kok", jawab Antonio tapi langsung di tambah oleh rafel dan rhidos , kalua disini juga beli bahan dan pakaian renang buat ke pulau seribu, disaat itu alice dan Andrew sedikit kaget karena , itu tidak di perbolehkan oleh guru, dan kalua diliat dari mereka belanja sendiri maka tidak ada wali.

Andrew, dengan rasa penasaran, bertanya kepada teman-temannya, "Pulau Seribu? Bukankah itu harus melewati laut? Dan sekolah kan tidak memperbolehkannya, kan? Soalnya, terlihat jelas kalian tidak ada wali yang menemani untuk pergi ke sana."

Andrew menatap mereka bertiga dengan tajam, membuat suasana menjadi tegang. Rhidos, Antonio, dan rafel mulai berkeringat, mencoba mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Andrew. Setelah saling bertukar pandang, mereka akhirnya memutuskan untuk menggunakan alasan pertama yang terlintas dalam pikiran.

"Itu... tugas kelompok kami yang belum selesai," kata Rafel buru-buru. "Karena itu, kami diberikan izin oleh sekolah. Lagipula, wali kami sudah ditentukan—kami ditemani oleh sopir keluarga Rhidos."

Andrew mengangkat alis, melihat ekspresi gugup mereka. "Sopir keluarga Rhidos?" tanyanya, memutar ulang pernyataan itu di kepalanya. Rhidos tampak sedikit terkejut mendengar namanya disebut, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Andrew, meskipun merasa ada sesuatu yang aneh, memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut karena khawatir pembicaraan akan melebar ke topik yang tidak ia inginkan.

"Baiklah," Andrew akhirnya berkata, mengangguk perlahan. "Kalau begitu, semoga tugas kalian selesai dengan lancar."

Saat keempatnya melanjutkan pembicaraan, suasana mulai sedikit mencair. Namun, di sisi lain ruangan, Alice yang sedang asyik melihat-lihat baju di sebuah toko mendadak mendengar suara teriakan.

"Tolong! Tolong!" Suara itu terdengar memecah keheningan di sekitar mereka.

Alice terkejut dan menoleh untuk mencari sumber suara. Tetapi sebelum dia sempat bereaksi, seseorang menabraknya dengan keras.

"Ah!" Alice tersentak, hampir terjatuh. Ia berusaha menjaga keseimbangan sambil memegang rak baju di sebelahnya.

Saat itu alice langsung dihampiri oleh mereka berempat dan pria yang menabrak alice langsung lari Kembali, "tunggu!", kata Andrew,"siapa dia tiba-tiba nabrak orang", kata rhidos.

"kamu gapapa kan alice?", tanya Andrew dengan khwatir,"gapapa kok Andrew", jawab alice sambil dibantu bangun, lalu muncul lagi suara tolong dan siline polisi serta keramain.

Mereka berlimapun pergi ke tempat asal suara itu " ayo kita liat", kata Antonio, mereka pun pergi menuju suara tersebut sambil alice yang ternyata pergelangan kaki di bawa oleh Andrew pelan-pelan, mereka pun sampai di tempat kejadian .

Di tempat itu merupakan tempat penjualan ikan yg keadaan banyak ikan keluar dari aquarium dan keadaan penjaga took yang marah dan sedang ditenangi polisi, polisi punn sedang mencari alasan dan terjadinya insiden ini, disaat yang bersamaan ada laporan dari satu polisi kepada inspektur satria, kalau ini merupakan sebuah kasus pencurian orang yang kelaparan , disaat bersamaan muncul suara yang cukup familiar yang dikenal oleh 5 murid academy indoage dan inspector serta beberapa petugas yang pernah bertemu dengan, orang itu mengatakan kalua itu bukan kasus pencurian karena lapar, "tapi ,kasus pencurian berencana!! " .

kata orang itu , semua orang langsung melihat ke arah orang yang mengatakan kalua ini merupakan kasus pencurian berencana dan orang itu iyalah , Fahmi atau dikenal sebagai detektif Fahmi ia juga merupakan siswa academy indoage dan juga salah satu 10 keputusan , ia dikenal orang yang kritis dan dapat menyelesaikan masalah dengan cepat serta , terkenal karena sering ikut campur polisi dalam menyelesaikan kasus dan seorang pemain basket yang digadang-gadang terhebat di academy indoage.

Inspektur Satria pun menoleh ke arah Fahmi dan bertanya ,"Fahmi? Apa maksudmu kasus pencurian berencana? Bukankah ini hanya terlihat seseorang yang kelaparan mencoba mencuri ikan?"

Fahmi berjalan mendekat dan membalas pertanyaan "Kelihatannya memang begitu, Inspektur. Tapi coba perhatikan lebih dalam. Lihat pola kerusakan di akuarium-akuarium ini. Tidak mungkin seseorang yang kelaparan menciptakan kekacauan sebesar ini tanpa tujuan lain."

Polisi yang menemani inspektur satria atau kita panggil saja pak Doni bertanya"Tapi, bukti apa yang membuat kalau ini merupakan kasus pencurian , Fahmi? Ini hanya terlihat seperti pencuri panik yang mencoba mengambil ikan dan langsung lari karena ketahuan."

Fahmi yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak, ini terlalu rapi untuk disebut panik. Lihat posisi pecahan kaca di lantai—pecahan itu mengarah ke satu sisi tertentu, bukan sembarangan. Pelaku tahu persis bagaimana memecahkan akuarium tanpa melukai dirinya sendiri. Dan jika benar ini soal kelaparan, kenapa pelaku tidak membawa apa pun selain ikan hidup yang sulit untuk dimakan langsung?"

Inspektur Satria menjawab "Hmm, jadi menurutmu ini ada motif tertentu di balik pencurian ini?"

Fahmi menjawab dengan menjentikkan jari nya"Tepat sekali, Inspektur. Aku juga memperhatikan sesuatu yang aneh di luar toko tadi—ada bekas ban mobil yang tampaknya baru. Pelaku mungkin memiliki kendaraan untuk melarikan diri, dan itu menunjukkan perencanaan matang."

"Baiklah, katakan saja ini pencurian berencana. Tapi apa motifnya? Siapa yang mau repot-repot mencuri ikan dengan cara seperti ini?" Tanya pak dodi

Fahmi tersenyum tipis "Itu yang perlu kita selidiki. Aku ingin berbicara dengan pemilik toko terlebih dahulu. Aku yakin dia tahu sesuatu yang tidak dia ungkapkan."

"Baik, Fahmi. Kau boleh menginterogasi pemiliknya. Tapi, jangan lupa bahwa ini tanggung jawab kami. Jangan terlalu jauh ikut campur."

Kata inspektur satria.

Fahmi membalas"Tenang saja, Inspektur. Aku hanya ingin membantu. Kadang-kadang, sudut pandang berbeda bisa membuka kebenaran."

Fahmi menghampiri pemilik toko, yang masih terlihat marah dan frustasi.

Fahmi: "Pak, saya Fahmi, siswa dari Academy IndoAge. Saya ingin bertanya sedikit. Anda bisa tenang dulu?"

"Apa lagi yang mau kamu tanyakan? Lihat ini, semua ikanku berantakan! Siapa yang akan mengganti rugi?" Kata pemilik ikan sambil memperlihat kan wajah yang marah.

"Saya paham kekesalan Anda. Tapi tolong jawab dengan jujur—apakah ada ikan tertentu yang sangat berharga di toko Anda atau ikan yang terasa unik di bagian tubuh tertentu? Sesuatu yang mungkin menjadi target utama pelaku?"

"Y-ya... sebenarnya- ada!, ikan ini hanyalah ikan emas biasa tapi entah kenapa ada yang berbeda dengan ikan emas lain karena ikan itu pernah saat pesta malam hari , tiba-tiba memancarkan cahaya merah yang kemungkinan dari sirip nya".

Fahmi tersenyum tipis "Itu yang ingin saya konfirmasi. Pelaku tidak hanya mencuri sembarang ikan, kan? Saya rasa ikan itu adalah target utamanya tapi kalau di cermati lagi ikan tidak mungkin memancarkan cahaya lewat sirip apalagi ikan mas ,apa mungkin-." Fahmi kembali ke Inspektur Satria.

"Inspektur, kita punya motif. Ini bukan soal pencuri lapar. Ini soal suatu barang penyelundupan ,Pelaku mencuri ikan emas yang aneh karena dijelaskan langsung dari sang pemilik toko ,ikan itu pernah memancarkan sinar merah disaat malam hari . Aku yakin ini dilakukan oleh seseorang yang ingin menyeludupkan sesuatu ". Kata Fahmi .

Inspektur Satria: "seperti nya kita harus mengejar ia pasti belum jauh dari sini . Fahmi, kau ikut aku ke kantor untuk menyusun rencana dan melihat cctv kota . Yang lain, cari saksi dan periksa rekaman CCTV sekitar sini!"

"Ok inspektur , tapi saya ingin bicara kepada teman teman saya mungkin dapat membantu", kata Fahmi dan inspektur membolehkan nya.

"Fahmi sini ,sudah kelar kah kasusnya ", tanya rafel , "belum tapi aku merasa ini merupakan penyelundupan entah apa alasan ia menggunakan ikan dan seperti nya mereka menuju kelautan , dan aku beranggapan seperti nya ini tentang bajak laut yang sedang masif hari hari ini",Kata Fahmi.

"Begitu kah kalau gitu kami mending pergi dulu untuk ,membeli barang untuk keperluan liburan ", kata Rhidos , "ehh ...kalian mau kemana ,hemm jangan bilang ke sebuah pulau ", jawab Fahmi ,yang membuat Antonio, rafel dan Rhidos kaget.

"Tenang saja tidak akan ku beritahu,tapi aku ingin minta tolong ", kata Fahmi sambil tersenyum ingin memanfaatkan mereka ,Setelah persiapan telah terkumpul.

Pada Kamis, 27 Desember 2024, Farel, Rhidos,dan Antonio, memutuskan untuk pergi ke Kepulauan Seribu. Mereka menaiki perahu jet pribadi milik Rhidos, seorang pengusaha muda sukses yang terkenal dengan gaya hidup mewahnya. Tujuan mereka sederhana—liburan untuk menyegarkan pikiran. Namun, ada sedikit bumbu petualangan; mereka bercanda tentang mencari harta karun, meskipun tidak ada yang benar-benar yakin bahwa itu nyata.

"Seperti biasa, orang kaya," ujar Farel sambil mengangkat bahu.

Rhidos tertawa keras. "Ya namanya juga hidup, bro. Nikmatin aja!"

Antonio, yang duduk di sisi lain dek, menimpali, "Tapi serius, terima kasih ya, Rhidos. Dengan jetski pribadi ini, kita bisa sampai lebih cepat dan punya lebih banyak waktu buat santai di sana."

"Dan jangan lupa, dia juga yang bayarin hotel," tambah Farel sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, gak masalah tuh keluar duit banyak begini?"

Rhidos melambaikan tangan santai. "Tenang aja, aman. Gue udah budgetin ini semua. Lagian, hidup cuma sekali, kan?"

"Oiya kira-kira kalian tau kenapa Fahmi memberi kita sebuah GPS untuk mengetahui kita dimana ,jangan bilang Fahmi ngerasa bakal terjadi sesuatu tentang kita ,kalian tau kan Fahmi sering nebak tanpa prediksi jelas selalu terjadi kaya ramalan", kata Rhidos sambil ketakutan.

"Sudah tenang malahan kalau gitu harus nya makin aman ,kalau ada bahaya apa kan ,pasti bakal dibantu ", jawab Antonio.

Karena ucapan Antonio mereka berdua pun jadi rada tenang dan tidak memikirkan lagi. Langit cerah, dan angin laut terasa sejuk di kulit. Mereka semua merasa santai—sampai tiba-tiba sesuatu yang aneh muncul di kejauhan.

"Eh, itu kapal apa?" tanya Antonio sambil menunjuk ke depan.

Di cakrawala, terlihat dua kapal besar dan beberapa kapal kecil bergerak mendekat. Kapten kapal jet, seorang pria berpengalaman bernama Pak Johan, segera berdiri dengan wajah tegang.

"Tuan-tuan, saya sarankan kalian semua masuk ke dalam kabin sekarang," ucap Pak Johan dengan nada serius.

"Kenapa, Pak? Ada apa?" tanya Farel.

"Itu kemungkinan besar kapal bajak laut modern. Kita tidak tahu apa niat mereka, jadi lebih baik berhati-hati," jelas Pak Johan.

Mendengar itu, suasana di atas kapal langsung berubah. Mereka semua masuk ke dalam kabin seperti yang diperintahkan. Namun, rasa penasaran tetap menggelitik.

"Bajak laut modern? Serius, Pak?" tanya Antonio sambil melirik ke luar jendela.

"Serius. Mereka biasanya targetin kapal mewah seperti ini. Tapi jangan khawatir, kapal kita ini dilengkapi sistem keamanan yang canggih," jawab Pak Johan mencoba menenangkan.

Di dalam kabin, Farel mencoba mencairkan suasana.

"Eh, kalau beneran ada bajak laut, kita ngapain? Lawan?" ujarnya dengan nada bercanda.

"Lawan gimana? Kita semua gak ada yang bisa berantem, kecuali mungkin Rhidos," sahut Antonio sambil tertawa kecil.

Rhidos tersenyum tipis. "Kalau mereka nyerang, kita kasih tahu aja harga kapal ini. Siapa tahu mereka malah takut liat angka nolnya," candanya.

Namun, ketegangan mereka tidak berlangsung lama. Kapten Pak Johan melaporkan bahwa kapal-kapal tersebut hanya lewat tanpa mendekat.

"Semua aman, mereka bukan ancaman," ujar Pak Johan.

Mendengar itu, mereka semua menghela napas lega.

"Wah, untung aja. Gue udah kebayang kita jadi sandera," kata Farel.

Antonio mengangguk. "Gue juga. Tapi ternyata mereka cuma lewat."

Rhidos tertawa lega. "Gue bilang juga apa. Kita ini magnet keberuntungan, bro."

Setelah suasana kembali normal, mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih santai. Ombak terasa lebih tenang, dan mereka mulai menikmati suasana liburan mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!