NovelToon NovelToon

Hamil Benih Mantan Suami

1

langit sore menyelimuti kota dalam rona jingga nya yang menenangkan bagi siapapun yang menatapnya.

di atas balkon kamar mansion yang bertingkat 3 itu seorang wanita bersandar dan menatap langit sore yang menenangkan kegundahan di hatinya.

"hufff"terdengar helaan napas dari wanita itu yang menandakan ada sesuatu yang membuat hatinya sesak.

Wanita itu bernama Livian Caleste Armand,wanita berusia 24 tahun yang memiliki paras yang cantik dan sempurna namun,tidak sesempurna kehidupan rumah tangganya.

Livian menikah dengan sahabat nya, sahabat sedari kecil. Ia menikah dengan sahabat nya di karenakan ia menjadi anak yatim-piatu tanpa keluarga,oleh sebab itu orang tua dari sahabat nya mengajukan mereka menikah agar livian mendapatkan keluarga.

Livian yang sedari dulu memang menyimpan perasaan terhadap sahabat prianya itu menyetujui pernikahan itu. Ia berharap bisa bahagia bersama suami dan keluarga suaminya.

Berbeda dengan Livian,suaminya Alaric Leovius Montrevier ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Livian.

Sejak pernikahan Livian dan Alaric, Alaric malah semakin dingin terhadap Livian,hanya di depan keluarga nya saja Alaric berpura-pura romantis bersama sang istri.

Namun, Livian yang sudah terlanjur di butakan oleh cintanya kepada Alaric menganggap perubahan sikap Alaric itu karena sang suami kelelahan bekerja.

Ya Alaric memimpin 2 perusahaan besar dan membantu 2 perusahaan yang di wariskan kepada dirinya dan sang adik,2 perusahaan yang di wariskan oleh orang tuanya kepada dia dan adik perempuannya yaitu perusahaan pertama Produk kosmetik ternama dan satunya perusahaan entertainment.awalnya Alaric menolak karena sudah memiliki perusahaan sendiri,tetapi sang adik yang berprofesi sebagai seorang dokter merasa kurang tertarik dengan perusahaan orang tuanya jadi ia memberi pilihan pada sang kakak membantunya atau dia melepaskan tanggung jawabnya sepenuhnya atas perusahaan dan menyerahkan nya kepada sang kakak.sedangkan 2 perusahaan besar lagi di punyai oleh Alaric yang ia bangun dari kerja kerasnya, perusahaan pertama di bidang Engineering dan satunya bergerak di bidang IT.

Dan yah Livian mengerti akan hal itu,ita berusaha menjaga perasaan dan mood suaminya dan tidak pernah memaksakan keinginannya karena ia tau bahwa suaminya itu tidak suka di paksa.

Namun yang membuat hati Livian menjadi resah karena berulang kali ibu mertua nya menanyakan kabarnya tentang apakah ia sudah hamil atau belum setiap kali ibu mertuanya datang ke mansion mereka.

Hal tersebut membuat Livian merasa resah karena belum juga bisa memberikan sang mertua cucu, padahal mertuanya itu sudah kepingin sekali mempunyai cucu namun, apalah dayanya Alaric, suaminya tidak pernah menyentuhnya selama 6 bulan perjalanan hidup pernikahan mereka.

"apa aku harus memaksa AL buat melakukan hal itu??tidak,tidak.AL gak akan suka bisa-bisa aku di marahin entar"ucap Livian.

"huff tidak apa-apa Liv,kamu bisa perlahan-lahan saja tunggu suami mu memiliki waktu luang kamu bisa membicarakan nya.huffff untuk sekarang kamu harus berbahagia kerena kamu memiliki rumah tangga bersama orang yang kau cintai"ucap Livian menguatkan dirinya sendiri.

Terlihat mobil sang suami memasuki pekarangan mansion.

Wajah livian berseri melihat sang suami keluar dari mobil bersama dengan asisten pribadinya yang bernama Edgar Beaumont,sepupu Alaric.

Livian langsung keluar dan turun dari kamarnya menuju ke lantai utama menyambut sang suami.

Tampak Alaric berjalan sambil melonggarkan dasinya dan membuka jasnya tak ada senyuman di wajah tampan itu hanya ekspresi datar saja, Livian langsung menghampiri sang suami.

"kamu sudah pulang,sini ku bawakan jas mu ke atas"ucap Livian.

Alaric menatap sebentar Livian sang istri lalu menyerahkan jasnya kepada livian kemudian menatap sekeliling.

"mommy dimana??"ucap Alaric datar.

"aahh mommy tadi mendadak pergi ke prancis untuk menyusul Daddy.Kata mommy dia dan Daddy akan pulang tahun depan,jadi dia menitip salam melalui ku"ucap Livian.

"oh"

"ah iya aku sudah memasak makan malam,aku harap kita bisa makan malam bersama"ucap Livian.

"wahh keb...."belum selesai Edgar berbicara sudah di sela oleh Alaric.

"tidak,kami sudah makan di kantor, bukankah sudah ku katakan jangan memasak untuk ku,karena aku tidak memakannya"ucap Alaric datar namun merupakan sebuah tamparan bagi Livian,tapi Livian sudah terbiasa dengan sikap dingin Alaric yang sudah menjadi makanan nya selama 6 bulan ini.

Livian berusaha tegar menghadapi suaminya itu karena cintanya, meskipun suaminya itu bukan seperti dulu yang pengertian,murah tersenyum,memeluknya saat sedih,dan melindunginya dari orang-orang jahat.

Livian berharap ini hanyalah fase dimana ia harus beradaptasi dengan tantangan rumah tangga nya.

Alaric pergi berjalan menuju sofa dan duduk di sana sambil membuka ponselnya sedangkan Edgar pamit untuk pergi ke kamarnya yang biasa di tempati nya saat bermalam di rumah Alaric.

"ooh baiklah,aku ke atas dulu"ucap Livian sambil memeluk erat jas suaminya itu, Livian berbalik dan ingin pergi ke kamarnya namun Alaric memanggil nya.

"Livi"panggil Alaric sambil menatap datar Livian.

"ya??"

"aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu"ucap Alaric datar sambil menutup ponselnya dan meletakkan nya dia atas meja.

"a-aku juga"cicit Livian.

Alaric hanya mengangkat sebelah alisnya.Livian datang mendekat dan duduk di sofa di depan Alaric.

Livian merasa gugup dan juga merasakan firasat buruk ia berusaha meremas celananya untuk menghilangkan kegugupan nya.

"aku ingin kita cerai"ucap Alaric yang membuat Livian sontak terkejut dan menatap sang suami dengan tatapan tak percaya.

"a-ap??"ucap Livian dengan suara yang lirih dan bergemetar.

Alaric mengalihkan pandangannya.

"aku minta maaf Livi,Aku tidak bisa berpura- pura lagi.Aku tidak pernah mencintaimu, Liv. Aku menikah dengan mu karena di paksa oleh mommy dan Daddy bukan karena aku dengan suka rela,jujur awalnya aku berusaha menerima pernikahan ini karena kau adalah sahabat ku.Tapi ternyata......tidak bisa"ucap Alaric.

"dan aku yakin kau sudah menyadarinya melalui sikap ku bukan?,mengingat kebaikan apa yang selama ini di lakukan oleh orang tua mu kepada keluarga kami,daripada kau tersakiti dengan sikap ku lebih baik kita berpisah dan memiliki kehidupan masing-masing"ucap Alaric.

"hiks jadi selama ini kamu terpaksa menikahi ku hiks"ucap Livian tersenyum kecut sambil terisak.

"ya,dan kau tau aku tidak suka di paksa"ucap Alaric datar.

"kita bisa menyelesaikannya dengan cara baik-baik,aku sudah menyiapkan surat cerai dan kau tinggal menandatangani nya.Surat itu ada di laci nakas di kamar"ucap Alaric.

Livian memejamkan matanya menelan rasa sakit itu,air mata itu terus merembes keluar dari kelopak matanya.

setelah beberapa saat Livian membuka matanya dan menatap langsung ke mata sang suami yang pernah ia cintai sampai saat ini.

Orang yang pernah Livian percayai lebih dari siapa pun,orang yang bisa dekat dengannya dan dapat melindunginya.

Namun hari ini ia menelan rasa pait dimana orang itu melontarkan kata-kata yang membuat hatinya tersayat.

"Berikan aku waktu seminggu,hanya seminggu saja hiks setelah itu aku akan menandatangani surat cerai kita. Ku mohon"ucap Livian.

TBC(to be continued (bersambung/berlanjut) ).

Jangan lupa like, coment,sher, subscribe,and nilai karya author yah sesuai kepercayaan aja🥰🥰

2

"Berikan aku waktu seminggu,hanya seminggu saja hiks setelah itu aku akan menandatangani surat cerai kita. Ku mohon"ucap Livian.

"untuk apa??"ucap Alaric sambil mengangkat sebelah alisnya.

"untuk menerima semua ini"ucap Livian sambil tersenyum hambar.

Alaric menatap Livian sejenak lalu kemudian mengangguk kan kepalanya.

"baiklah,hanya seminggu"ucap Alaric lalu pergi menuju kamarnya, ya kamarnya,ia hanya akan tidur satu ruangan dengan livian saat ada orang tuanya datang berkunjung jika mereka pergi Alaric akan tidur di kamar lain.

Dan malam itu Livian hanya bisa menangis dalam diam,dalam keheningan kamarnya yang remang-remang di atas kasur dimana seharusnya ia dan suaminya berbagi tempat selama mommy Amelia ada mansion itu.

hati Livian remuk,dadanya sesak, kesedihan melanda dirinya.

"hiks mama,papa Livi merindukan kalian hiks,kenapa Livi kala itu gk ikut kalian saja hiks.kalau begini livi hanya seorang diri saja huhuhu livi harus bagaimana mana papa,mama"ucap Livian.

setahun yang berlalu orang tua livian mengalami kecelakaan lalu lintas yang menewaskan keduanya ditempat kejadian itu.

"hiks AL hiks dia tidak mencintai ku tapi aku mencintainya hiks sungguh miris huhu"

"Tuhan,cobaan apa yang kau berikan pada ku hiks kenapa sangat berat sekali di pundak ku hiks, sanggup kah aku mengangkatnya di kesendirian ku??"ucap Livian.

Setelah mencurahkan isi hatinya dan menangisi dirinya setengah malam akhirnya di tengah kesedihannya timbul sebuah tekad.

Kalau Alaric bisa begitu cepat melupakan dan meninggalkan nya berarti dia juga bisa belajar untuk merelakan dan memberikan Alaric kebebasan.

"baiklah kalau memang ini takdir ku,maka aku harus mengambil itu untuk menemani ku selama masa hidup ku"gumam Livian sambil menghapus sisa air matanya.

Ya, Livian bertekad menerima semua itu tetapi ia harus mengambil sesuatu yang menjadi pengikat dan tanda bahwa ia pernah mencintai pria itu selamanya.

"aku akan menemui Clara besok,aku yakin dia bisa membantu ku"gumam Livian.

-

-

-

Keesokan harinya Alaric bangun dan setelah bersiap-siap ia turun ke lantai bawah dan melihat Livian sedang menyiapkan sarapan seperti biasa.

dan Edgar sudah bertengger di sana siap menyantap makanan.

"aahh AL selamat pagi,mari sarapan"ucap Livian dengan senyum manis di wajahnya.

Alaric yang melihat itu mengetahui di balik senyuman itu ia tau ada kesedihan di dalam,namun Alaric berpikir itu hanya senyuman perpisahan saja.

"tidak perlu,Edgar ayo pergi"ucap Alaric.

"yaelah AL makan dikit apa,kasihan bini mu udah susah-susah masak.lagian aku lapar hehe"ucap Edgar sambil nyinyir.

"kau atau aku bosnya??"ucap Alaric sambil berjalan pergi dari sana.

"ck,dasar pria tak berperasaan,ku sumpahin kau galau 7 taun"ucap Edgar sambil mengambil roti dan memasukkan nya ke dalam mulutnya dan mengambil satunya lagi.

"Liv, thanks yah.Udah gk usah di pikirin pria itu emang rada-rada dia"ucap Edgar.

"haha tidak apa-apa,pergilah"ucap Livian dengan senyuman di wajahnya.

Setelah Edgar pergi setetes air mata luruh namun cepat-cepat di hapus oleh Livian,setelah menghela napas Livian naik ke kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

sesampainya di kantor Alaric menyuruh Edgar untuk memesan sarapan untuk mereka.

"cih, mentang-mentang banyak duit, bisa kan hemat dengan makan masakan istri mu"gumam Edgar.

"Edgar aku bisa sekali memotong seluruh gaji mu selama 7 turunan"ucap Alaric sambil menunggu pintu lift terbuka menuju ke ruangannya.

"huff,AL kamu kenapa sih tega gitu sama Livian,kasihan loh.dia itu istri mu,dia wanita dan kamu tau bahwa wanita juga butuh di cintai bukan di anggurin"ucap Edgar menasehati sepupunya itu.

"seminggu lagi kami sepakat untuk berpisah"ucap Alaric yang sukses membuat Edgar terkejut.

"hey apa yang kau lakukan bro,lalu bagaimana kalau tante,om dan clara tau??dan kau tau kan kalau Livian tidak punya siapa-siapa di dunia ini kecuali kamu dan keluarga mu"ucap Edgar.

"huff percuma Edgar,aku tidak mencintainya meskipun aku berusaha,rasa kesal ku mengalahkan semua perjuangan ku.

semakin lama aku mempertahankan hubungan ini semakin terluka dia,dan aku tidak tega melihat dia terluka,ya hanya rasa kasihan antar sahabat saja.Lagipula aku ingin menemui gadis kecil yang dulu pernah menyelamatkanku"ucap Alaric.

18 tahun yang lalu ia diselamatkan oleh seorang gadis kecil saat hampir tertimpa lampu gantung di pesta,sayangnya gadis itu terluka dan di bawa pergi oleh orang agar cepat di tangani. Alaric hanya mengingat wajahnya namun ia hingga kini tak menemukan siapa gadis itu.

"bro kamu yakin??jangan sampai kau menyesal karena keputusan mu"ucap Edgar sambil menepuk pundak sepupu nya itu

pintu lift terbuka dan Alaric keluar dari sana dan masuk ke dalam ruangannya.

"huff,AL kapan kamu mau berubah AL,Livi sangat mencintai mu,hufff kasihan sekali Livi"gumam Edgar sambil menghela napas lalu pergi ke ruangannya menyiapkan berkas-berkas yang harus ia selesaikan.

******

Seorang dokter wanita sedang membaca berkas riwayat pasiennya sampai ketukan pintu membuat ia mengangkat wajahnya dan membiarkan orang itu masuk.

"hello Ca,apa aku menganggu??"ucap seorang wanita yang memunculkan kepalanya dari balik pintu.

"aaaaa kakak ipar!!"seru dokter yang bernama Clara itu lalu langsung menghampiri wanita itu yang tak lain adalah Livian.

Clara menarik sang kakak untuk masuk lalu memeluk Livian bagaikan koala yang menempel pada Livian.

Begitulah hubungan livian dan clara, adik Alaric.

"cup,cup uummm kangen banget aku sama kakak"ucap Clara sambil mencium bertubi-tubi wajah Livian.

Hal tersebut menandakan betapa akrab dan sayangnya Clara pada kakak iparnya.

"Ca,bisa kau turun dulu??tulang ku bisa patah mengendong bayi besar seperti mu"ucap Livian.

"hehe,maaf bayi besar mu ini terlalu kangen"ucap Clara sambil turun.

"ckck aku heran dengan mu Ca,kamu ini seorang dokter wanita yang cantik tapi diam-diam menyimpan kodam monyet"ucap Livian.

"hahaha,aman aja kak,selama orang lain gak tau tabiat asli ku gk bakalan malu-maluin"ucap Clara.

"jadi kenapa kakak ke tempat ku??apakah ada yang spesial??"ucap Clara.

"aahh begini Ca,kakak mau meminta bantuan dari mu"ucap Livian.

"katakan,aku siap membantu"ucap Clara.

Lalu Livian membisikkan sesuatu pada Clara yang membuat Clara membulatkan matanya dan langsung berteriak heboh.

"aaiiiss diam napa,malu loh di dengar sama orang lain"ucap Livian sambil menutup mulut adik iparnya.

"hehe baik-baik,jangan khawatir kak,akan ku bantu bahkan adik ipar mu ini akan membuat kalian Abang begitu mengelora,lagipula aku juga tidak sabar memiliki sesuatu yang ku ajak main hahah"ucap Clara.

"sini ku ajarkan tips dan juga tak lupa resep ajaibnya, pokoknya kalian akan berhenti semalaman"ucap clara yang membuat Livian merona malu.

TBC

3

Hari-hari berjalan begitu cepat dan berlalu seperti biasanya sampai akhirnya besok adalah tepat habisnya seminggu waktu yang di minta oleh Livian.

Sore itu livian menyiapkan makan malam dan seperti biasa Livian mengajak dan menawarkan makan malam seperti biasanya namun Alaric selalu menolaknya.

"aku sudah makan di kantor,makan lah sendiri"ucap Alaric datar.

"hey enak saja bang,hargain napa kak Livi udah capek-capek masak buat makan malam"ucap Clara yang sambil menuruni tangga.

"Caca,ka-kamu ngapain di sini??"ucap Alaric.

"yaelah rumah abang rumahnya adek juga, lagian aku kangen sama kak livi dan Abang.kenapa emang??abang menyembunyikan sesuatu dari ku??"ucap clara sambil mendekatkan wajahnya dan mengintimidasi sang kakak.

"tidak"ucap Alaric.

"baguslah ayok makan bersama,aku tidak suka penolakan"ucap Clara lalu menyeret Alaric untuk bergabung makan malam bersama.

Alaric menghela napas lalu mengikuti maunya adiknya itu,ia duduk di samping Livian dan Livian mengambilkan Makanan untuk Alaric dan di sambut oleh ucapan manis yang hanyalah topeng belaka.

"terimakasih sayang"ucap Alaric.

"hum,makan lah"ucap Livian.

Keduanya selalu romantis saat di depan keluarga Alaric,agar tidak ada yang tau bahwa ada batas di dalam hubungan mereka.

Clara hanya menjadi obat nyamuk namun ia menahan rasa kesalnya demi membantu sang kakak ipar.

"bang,emang padat benget yah jadwal abang di kantor??"ucap clara.

"iya Ca"ucap Alaric.

"huuumm pantas saja dia hampir gak punya waktu buat kak Livi menjadi balon"gumam Clara.

"kau tadi bicara apa Ca??"ucap Alaric.

"ahh tidak, sebaiknya abang jangan terlalu kelelahan bekerja,yaahh kasih juga waktu luang kebersamaan buat kak Livi,aku, mommy,sama Daddy"ucap Clara.

"ahh baiklah"ucap Alaric.

Clara melirik ke arah Livian dan Livian juga ikut menatap clara.Clara mengedipkan sebelah matanya seolah-olah mengode bahwa ia akan menjalankan rencana.

"ehh iya bang,bentar yah bang,aku mau ngambil sesuatu"ucap Clara lalu pergi ke dapur mengambil sesuatu.

"jangan lupa besok hari terakhir mu,jangan karena ada Caca kau bisa menunda waktu.tepati janji mu"ucap Alaric datar.

"ya,aku akan menepati janji ku"ucap Livian sambil tersenyum manis penuh kepahitan yang tersembunyi.

"kau mengatakan perpisahan kita pada Caca??"ucap Alaric.

"tidak,aku tidak membicarakan nya kok"ucap Livian.

"baguslah"ucap Alaric.

tak berselang lama Clara datang dengan membawa tiga buah roti yang sudah ia panggang dan juga jus stroberi.

"tada makan penutup buat kita,sssuuuttttt jangan mengucapkan kata-kata yang membuat hati adikmu ini tersakiti Abangku, jarang-jarang sekali dokter muda ini mau menyiapkan makanan penutup untuk abang nya dan kakak ipar ku"ucap Clara yang menghentikan saat melihat Alaric yang ingin membantah ucapannya.

"sudah sayang kita makan saja, kita hargai apa yang telah dilakukan oleh Caca"ucap Livian.

"huuff baiklah, kalau itu yang sudah dikatakan oleh istriku"ucap Alaric sambil tersenyum manis kepada Livian.

Livian tersenyum kecil

"andai ucapan ini bukanlah bagian dari sandiwara. mungkin aku menjadi wanita yang paling bahagia saat mendengar kata-kata romantis ini dari suamiku" batin Livian.

Livian dan Clara mengambil bagian mereka masing-masing dan mulai memakannya.

Alaric tanpa menaruh rasa curiga juga langsung mengambil bagiannya dan memakannya.

Clara yang melihat sang Abang telah memakan umpannya senyum kecil terukir di wajahnya.

"makan yang banyak bang,biar nanti abang makan kak Livi dengan lahap dan memberikan ku si comel" batin Clara.

mereka sedikit berbincang sampai berapa menit kemudian Alaric merasa tubuhnya panas dan terasa aneh.

"bang,kenapa bang??kok telinga Abang merah tuh"ucap clara.

"tidak apa-apa,aku terlalu lelah.aku istirahat lebih dulu,selamat malam"ucap Alaric lalu bangkit dari kursinya dan pergi menuju kamarnya.

"sukses,ayok kak cepat susul.Abang butuh kakak untuk mengobati efeknya"ucap Clara sambil menitipkan sebelah matanya kepada Livian.

"baiklah,Ca. kakak berhutang Budi dengan kamu. terima kasih Ca"ucap Livian dengan wajah yang memerah malu.

Flashback on.

enam hari yang lalu saat livian datang ke kantor Clara yang ada di rumah sakit, livian Alaric lama tidak menyentuhnya karena banyak pekerjaan yang Alaric lakukan.

jadi Livian meminta bantuan kepada adik iparnya itu agar mereka bisa menghabiskan malam agar cepat mendapat momongan.

"kakak kapan terakhir haid??"ucap Clara.

"baru selesai beberapa hari yang lalu"ucap Livian.

"wah bagus tu,masa subur nih.Nanti caca temanin kakak untuk mengambil obat penyubur rahim dan penguat rahim.untuk beberapa hari ke depan kakak konsumsi itu setelah itu baru deh bercocok...."

"aiisss Ca, kamu nggak bisa di filter, malu sekali mendengarnya"ucap Livian.

"yaelah kak, ngapain malu loh kak, lagian kakak sama abang kan sering melakukannya selama pernikahan kalian"ucap Clara.

Livian tersenyum kecil lalu mengangguk.

"ca andai kau tau apa yang sebenarnya terjadi..." batin Livian.

"tapi ca,AL sepertinya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, kalau aku memintanya mungkin saja dia menolak karena pekerjaannya sangat padat"ucap Livian.

"apa kamu mempunyai saran??"ucap Livian.

"eeemm kalau begitu paksa aja kak, dengan sihir tak kasat mata"ucap Clara.

"sihir tak kasat mata??"beo Livian.

"tenang saja, aku akan membantu kakak. dan aku jamin kalian akan puas"ucap Clara.

"ba-baiklah,kalau bisa dalam Minggu ini"ucap Livian.

"hey ngebet banget kamu kak,haha baiklah-baiklah ini demi kebaikan dan kebahagiaan keluarga ku dan kakak ipar tercinta ku"ucap clara yang membuat livian sangat malu.

Flashback off.

Clara dan Livian pergi menuju kamar milik Alaric,livian ingin membuka pintu itu namun tak bisa di buka.

"tid.."

"tenang saja,ini solusinya"ucap Clara sambil menunjukkan kunci cadangan yang ada di tangannya.

Clara membuka pintu kamar Abang nya dan membukanya,setelah itu ia mendorong clara masuk dan memberi kan isyarat semangat kepada kakak iparnya.

Livian menatap isi kamar itu dan tidak mendapati Alaric di sana namun,bunyi gemercik air membuat jantung Livian semakin bergelora.

Livian dengan jantung yang berdegup kencang ia berjalan menuju kamar mandi namun saat ingin masuk Alaric keluar dan menatap livian dengan mata yang berkabut.

"kau,kenapa kau di sini"ucap Alaric.

namun sebelum Livian menjawab Alaric langsung mencium livian karena tubuhnya sudah tak terkontrol karena sesuatu yang di masukkan oleh clara ke dalam makanan Alaric.

Alaric membopong tubuh Livian ke atas kasur dan menindihnya.

"ini ulah mu??"ucap alarik dengan napas yang terengah-engah.

"kenapa??apa aku tidak boleh mendapatkan hak ku sebagai istri mu??lagian aku ingin merasa sebagi istri seutuhnya yang pertama dan terakhir nya"ucap livian sambil membelai wajah Alaric.

"kalau begitu terima konsekuensinya"ucap Alaric lalu mencium livian dengan penuh napsu dan malam itu keduanya menyatu untuk pertama kali sebelum perpisahan.

"aakkhhh"Livian tersentak saat laras panjang dan kokoh sang suami menembus pembatas surganya.

"maaf aku ingin memiliki dia untuk menemani ku tanpa diri mu" batin livian sambil menahan rasa perih dan sakit di intinya dan perasaan aneh dan geli saat Alaric mulai berkerja.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!