BAB Sudah di Revisi
Fredelina Giza yang sedang mengerjakan tugasnya dari dosen killer dibuat terkejut oleh Ibunya. Fredelina menolaknya, namun Ibunya membujuk dirinya supaya mau menggantikan Kakaknya.
"Ayo lah, Nak! Kakakmu kabur dan dia meninggalkan pesan ini" ucap Ibunya sembari memberi selembar kertas note kepada anak terakhirnya.
Fredelina mengambil kertas note dari tangan Ibunya, Ia membaca isi kertas note tersebut.
"Ibu! Biarkan saja Kakak pergi, lagian juga Ibu kenapa harus menjodohkan Kakak? Zaman sekarang bukan Zaman orang tua yang sering menjodohkan anaknya, Bu" ucap Fredelina setelah membaca pesan Kakaknya.
"Tapi, Nak. Perusahan Papahmu sedang diujung tebing yang artinya perusahaan Papahmu akan bangkrut, ini jalan satu-satunya yang bisa membantu perusahaan Papahmu" ucap Ibunya lagi.
Fredelina terdiam menatap dalam mata Ibunya, terlihat jelas tatapan mata Ibunya mengharapkan Fredelina yang satu-satunya harapan. namun beberapa detik kemudian Fredelina berbicara,
"Apa tidak ada rencana lain, Bu? Selain menjodohkan anak Ibu?" Tanya Fredelina.
"Tidak ada, Nak! Kau harus menggantikan Kakakmu" ucap Ibunya memasang wajah memohon kepada anaknya.
Fredelina menghela nafasnya kasar, Ia tidak tega melihat ekspresi wajah Ibunya yang memelas dan juga Ia tidak mau perusahaan Ayahnya yang dibangun dari usaha keras Ayahnya dari nol hancur begitu saja.
"Baiklah." Ucap Fredelina pasrah
Mendengar perkataan anaknya, Ibu Fredelina tersenyum senang dan langsung berdiri menuju lemari baju anaknya.
"Kalau gitu kau harus ganti baju sekarang" ucap Ibunya sembari mencari baju yang cocok di hari penting ini.
"Apa!? Sekarang?" Ucap Fredelina terkejut, Ia tidak tahu bahwa malam itu adalah malam dimana Kakaknya akan dipertemukan oleh laki-laki pilihan Orang tuanya.
"Iya, malam ini keluarga Tuan Aldric akan datang jadi sekarang kau ganti baju mu dengan ini" ucap Ibunya sembari memberi Dress selutut berwarna biru dongker bermotif bunga.
\*\*\*
Setelah Ibunya mendandani Fredelina suara ketukan
pintu terdengar, mereka mengalihkan pandangannya ke arah pintu terlihat seorang laki-laki membuka pintunya siapa lagi kalau bukan Ayahnya.
"Mereka sudah datang, ayo turun" ucap Ayahnya.
Fredelina dan Orang tuanya menuju ruang tamu, setibanya disana Fredelina terkejut saat melihat laki-laki yang duduk diam dan laki-laki tersebut sama halnya dengan Fredelina.
"KAU!?"
"BAPAK!?"
\*\*\*
Karl Olda, laki-laki mapan yang baru saja duduk di sofa melihat seseorang datang. Melihat orang tuanya berdiri, Karl mengikutinya namun saat dirinya ingin menyapa pemilik rumahnya. Ia terkejut.
"KAU!?"
"BAPAK!?"
Mendengar suara terkejutnya mereka, Orang tua mereka memasang wajah bingung.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Ibu Karl.
"Ah! Bibi, dia dosen saya" ucap Fredelina dengan wajah tidak suka menatap kearah Karl.
"Dosen?" Ucap Ayah Fredelina.
Fredelina mengangguk.
"Wah! Bagus dong, jadi saya bisa tahu aktifitas anak saya selama di kampus" ucap Ayah Fredelina.
"Haha, duduklah! Perkenalkan ini anak saya Fredelina Giza, sebenarnya saya ingin menjodohkan Kakaknya kepada anak anda Tuan Aldric tapi anak sulung saya tidak ada dirumah selama pekerjaannya diluar negri selama 2 tahun jadi saya sebagai gantinya ingin menjodohkan anak terakhir saya" ucap Ayah Fredelina.
"Menggantinya? Kau yakin?" Tanya Ayah Karl.
Ayah Fredelina meyakinkannya.
"Berapa usia anakmu? Dia terlihat sangat muda jika dibandingkan dengan anak saya" Ucap Ayah Karl.
"Haha, tentu saja. Fredelina baru usia 20 tahun, walaupun dia lebih muda dari anak Anda tapi dia satu-satunya harapan saya" Ucap Ayah Fredelina.
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
LIKE DAN VOTE
My IG: VoulusHan\_
BAB sudah di revisi
Fredelina yang biasa dipanggil Delina oleh teman-teman kini sedang bersiap-siap menuju kampus, setelah merasa siap dirinya menuruni anak tangga menuju ruang makan terlihat kedua Orang tuanya dan Kakaknya sudah berada di ruang makan tersebut.
"Morning everyone" Sapa Fredelina.
kedua Orang tuanya tersenyum dan menyapa balik anak terakhirnya, Fridolin Geishara Kakaknya menyapa balik Adiknya.
"Kau masuk pagi sekarang?" Tanya Geishara.
Fredelina mengangguk.
"Apa aku boleh berangkat bareng Kakak?" Tanya Fredelina.
"Tidak bisa! Aku ada rapat bersama klien Papah, kau berangkat sendiri saja" Ucap Geishara.
Fredelina menggembungkan pipinya.
"Apa Papah juga?" Tanya Fredelina kepada Papah Brake.
"Tentu saja, Nak. Kau akan diantarkan supir Papah nanti" Ucap Brake.
"Baiklah"
Setelah sarapan Fredelina langsung berpamitan kepada Ibunya, sebelumnya Geishara dan Papah Brake sudah berangkat terlebih dahulu. Fredelina memasuki mobil setelah supir pribadi Ayahnya membukakan pintunya, satu minggu yang lalu Fredelina baru saja menyelesaikan OSPEK dan Ia baru saja memulai belajar 2 hari yang lalu.
\*\*\*
Saat dirinya tiba di kampus, Ia segera menuju ke kelasnya namun di koridor kampus ada yang memanggilnya.
"Delina"
Fredelina langsung menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke asal suara tersebut, Ia tersenyum saat tahu siapa yang memanggil.
"Hai, Fey!" Sapa Fredelina.
Feyrin merangkul lengan Fredelina.
"Bagaimana tugasmu?" Tanya Feyrin.
"Tugas?"
Feyrin mengangguk.
"Jangan bilang Kau lupa? Itu tugas dari Dosen Killer, hari ini kan harus dikumpulkan tugasnya" Ucap Feyrin.
"Astaga aku lupa, aku belum menyelesaikan tugasnya! Hari ini dia mengajar di jam pertama, kan?" Ucap Fredelina.
"Delina, kau ini gimana si! Padahal kemarin sudah di ingatkan sama dosen killer itu di grup, iya. Dia mengajar di jam pertama"
Fredelina menggerutu, Ia dengan langkah cepat menuju kelasnya. Yup, dosen killer yang baru masuk kuliah sudah memberikan tugas banyak dan harus dikumpulkan keesokan harinya.
Sepanjang di koridor, Fredelina hanya menggerutu kesal. Feyrin yang berada disampingnya hanya terdiam, setibanya di kelas Fredelina meminta jawaban dari Feyrin. Feyrin pun mengeluarkan binder dari dalam tas dan memberikannya kepada Fredelina, sebelum jam masuk Fredelina dengan sigap menyelesaikan tugasnya di pagi itu juga.
\*\*\*
"FREDELINA!" Teriak seseorang.
Fredelina yang baru saja memasuki buku kedalam tasnya berniat pindah kelas untuk pelajaran lain, namun mendengar teriakan tersebut Fredelina menelan ludah dan menghampiri laki-laki yang sedang berdiri menata buku muridnya.
"Feyrin! Kau juga kemari" Ucap laki-laki tersebut.
Mendengar namanya disebut juga, Feyrin dengan takut melangkahkan kakinya menuju laki-laki tersebut.
*Brak*!
Lemparan 2 binder tepat di meja terdengar sangat keras membuat mereka bergejolak kaget, Feyrin menatap takut ke arah laki-laki tersebut sedangkan Fredelina hanya menatap datar ke arahnya.
Yup, Laki-laki yang ada dihadapan mereka sekarang ini adalah dosen killer yang membuat para mahasiswa/i merasa jengkel dan ketakutan.
"Jawaban kalian ada yang sama! Saya kan sudah bilang jangan ada jawaban yang sama!" Ucap dosen killer.
"Pak Karl, kita kerja sama mengerjakannya makanya ada yang sama jawabannya" Ucap Fredelina datar.
*Brak*!
Gembrakan meja terdengar lagi dan itu membuat Feyrin terkejut.
"Saya sudah bilang jangan ada yang kerja sama untuk mengerjakannya"
"Pak Karl, bagaimana jawabannya tidak sama? Kan kita cari di buku dan internet yang sama, walaupun kita kerja sama pasti ada jawaban yang sama di binder lain bukan? Bapak tahu itu" Ucap Fredelina dengan santai.
Melihat wajah datar Dosen Killer itu yang menatap tajam kearah Fredelina, Feyrin langsung menggenggam tangan Fredelina. Fredelina menatap Feyrin, Feyrin menggelengkan kepalanya. Dosen killer itu melirik sekilas, lalu Ia melipatkan kedua tangannya di dada bidangnya.
"Jawab jujur! Siapa yang menyalin jawaban? Saya tahu yang mana mengerjakannya sendiri dan menyalin jawaban orang lain"
Mereka terdiam, Feyrin mau menjawabnya namun dengan cepat Fredelina menyelanya.
"Saya! Saya baru mengerjakan setengah tadi malam dan saya tertidur, paginya Feyrin memberitahu saya dan saya baru mengingatnya tadi pagi" Ucap Fredelina.
Dosen killer itu menatap tajam ke arah Fredelina, Fredelina menatap tajam juga kepada dosennya.
*Ah! sial, aku pagi-pagi sudah mendapatkan tatapan tajam itu* - gumam Fredelina
"Nilai kamu dan Feyrin saya kasih B‐ untuk pelajaran saya" Ucap Dosen Killer.
*APA! GILA NIH DOSEN, tidak mau kasih kesempatan apa? Padahal banyak murid dia yang melakukan hal yang sama, kenapa hanya sama kita saja* - gumam Fredelina kesal.
"Apa? Tidak bisa gitu, Pak Karl! Kan banyak yang menyalin jawaban, kenapa hanya nilai kita saja yang dikurangi?" Ucap Fredelina tidak suka.
"Karna tadi kalian berbicara di kelas saya, saya sudah memberitahukan dari awal sebelum mengajar bukan? Dan nilai kau saya kurangi lagi menjadi C" Ucap dosen killer.
"Ap-" Ucapan Fredelina terpotong saat tangan Feyrin menarik tangan Fredelina.
"Sudahlah, kau jangan bikin nilaimu tambah jelek" bisik Feyrin.
"Maaf, Pak Karl. Kita memang salah, tapi apa Pak Karl bisa tidak? Tidak mengurangi nilai Delina lagi? Pak Karl cukup memberi nilai B‐ saja" Ucap Feyrin kepada Dosen killer.
"Tidak bisa!" Ucap Dosen killer meninggalkan mereka.
Melihat tingkah Dosen killer tersebut, Fredelina terlihat sangat kesal.
"Apa! Apa-apaan dosen itu, sungguh menyebalkan"
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
LIKE DAN VOTE
My IG: VolusHan\_
BAB sudah di revisi
Setelah melihat dosen killer keluar dari ruang kelas, Fredelina mengumpat kesal. Sepanjang perjalanan menuju kelas lain, suasana hati Delina tidak baik setelah berdebat dengan dosen killer.
Setibanya di kelas lain, Feyrin tidak mengajak Delina berbicara hingga ia harus menunggu suasana hati Delina membaik.
\*\*\*
Langit mulai berwarna jingga menandakan hari makin sore, Geishara baru saja keluar dari kantornya setelah mengadakan rapat dari pagi hingga menjelang malam. Ia menuju ke arah parkiran setibanya disana Ia langsung memasuki mobilnya dan melaju menuju cafe, setibanya disana Ia memesan americano dan meminta ke pelayan cafe sedikit ditambahkan gula.
Setelah pesanan siap, Geishara pergi dari sana tetapi saat dirinya berbalik badan. Dia menabrak seseorang yang mengenai kopi americano ke bajunya, Ia segera mengangkat kepalanya dan meminta maaf.
"Maaf! Maafkan saya, saya tidak sengaja" ucapnya
Laki-laki yang berdiri di hadapannya hanya menghela nafasnya pelan, "Tidak apa-apa, lain kali kalau mau berbalik badan atau jalan jangan mencari barang di dalam tas" ucap laki-laki tersebut.
Mendengar perkataan laki-laki itu Geishara menundukkan kepalanya sekali lagi. "Maaf, saya tidak akan ulangi lagi" ucap Geishara
Laki-laki yang ditabrak Geishara meninggalkan cafe tadi, melihat laki-laki itu pergi Geishara menghela nafasnya.
*Sial sekali! Dimana ponselku? Kenapa tidak ada di dalam tasku? Apa tertinggal di kantor*? - gumam Geishara yang ternyata dirinya mencari ponsel di dalam tas hingga membuat dirinya menabrak laki-laki tersebut.
Setelah memastikan ponselnya tidak ada di dalam tas jinjingnya, dirinya kembali ke kantor.
\*\*\*
"Argh! Sial, kenapa Dosen Killer itu malah beri kita tugas si! Jelas-jelas banyak muridnya yang jawabannya sama seperti kita, kenapa hanya kita saja yang diberikan tugas?" Ucap Delina kesal.
"Ini hukuman buatmu tahu!? Kalau kau tidak melawannya, dia tidak akan memberikan kita tugas tambahan" ucap Feyrin.
Mereka kini sedang berada disebuah taman setelah pergi ke museum sejarah, Dosen Killer yang tadi pagi berdebat dengan Fredelina memberikan tugas sejarah kepada mereka.
"Buatku? Hey! Dia juga memberimu tugas ini, kenapa mengalahkan ku?" Ucap Delina kesal setelah mendengar perkataan Feyrin.
"Aku dengar dari Kakak sepupuku, kau kan tahu Kakak sepupuku alumni sini. Dia bilang ada dosen killer yang akan memberi kita tugas tambahan jika kita melawan pembicaraannya!" Ucap Feyrin.
Fredelina menoleh ke arahnya, terlihat wajah Delina sangat kesal terhadap Feyrin. "Kenapa kau tidak bilang dari awal! Kalau tahu dia dosen seperti itu, aku tidak akan melawan pembicaraannya" ucap Delina kesal.
"Hey! Kakak sepupuku tidak memberitahu nama dosennya jadi aku tidak tahu kalau Dosen Karl orang seperti itu" Ucap Feyrin tak kalah kesalnya terhadap Dosen Killer tersebut.
\*\*\*
Setelah berdebat dengan Feyrin, Delina meninggalkan taman tersebut setelah mendapatkan pesan dari supir pribadi Ayahnya sebelum itu Ia berpamitan kepada Feyrin.
"Aku duluan, supirku sudah ada di depan taman" pamit Delina kepada Feyrin. Feyrin mengiyakan.
"Kau yakin tidak mau pulang bersamaku?" Tanya Delina memastikan kembali Feyrin tidak pulang bersamanya.
Feyrin mengangguk dan berkata. "Iya, aku masih ada janji sama kakak ku di taman ini! Kau duluan saja"
"Baiklah kalau gitu, aku duluan" pamit Delina.
Delina meninggalkan Feyrin sendirian, saat dirinya tiba di depan taman Ia melihat supir pribadi Ayahnya berdiri di samping mobil. Saat melihat anak majikannya ada di depan mata, supir pribadi Ayahnya langsung membuka pintu mobil belakang.
"Selamat sore, nona" sapa supir pribadi Ayahnya.
"Sore, Pak Exelle" sapa balik Delina.
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
LIKE DAN VOTE
My IG: VolusHan\_
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!