NovelToon NovelToon

The Story Of Aleena

Perkenalan

Nama nya Aleena gadis berparas cantik yang lahir dari keluarga bangsawan anak tunggal dari pasangan suami istri yang bernama Regina dan Danial. Ayah Aleena adalah salah satu pemilik perusahaan yang cukup besar di kota nya. Sedangkan ibunya adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit ternama.

Aleena kini duduk di bangku SMA kelas dua yang sebentar lagi akan memasuki kelas tiga, Aleena seorang gadis yang baik, ramah, sopan juga periang. Semua orang suka berteman dengan Aleena, di sekolahnya ia merupakan anak populer karna berbagai prestasi nya, dan jadi incaran setiap laki-laki.

Aleena selalu menjadi kebanggan guru juga kedua orang tua nya, ia memiliki cita-cita sebagai seorang dokter seperti ibu nya. Ya bukan tanpa alasan Aleena ingin menjadi seorang dokter, alasan ia kenapa ingin menjadi seorang dokter adalah selain senang dengan dunia kesehatan ia juga ingin membantu orang - orang yang membutuhkan tenaga medis.

***

Kisah Aleena dimulai dari sekarang..

Pagi itu di kediaman tuan Danial, matahari menembus jendela kamar Aleena sehingga membangunkan Aleena dari tidur nya.

"uuhhh" Aleena yang yang menggeliat seperti ulat langsung bangun dan menuju kamar mandi. Selesai mandi Aleena segera berpakaian seragam sekolah lengkap dengan aksesoris yang biasa ia pakai.

Sementara itu, kesibukan mama Aleena yang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak nya sebelum ia berangkat menuju rumah sakit.

"pagi ma" sapa Aleena yang datang dengan pakaian yang sudah rapi.

"pagi juga sayang" saut mama Aleena yang sambil menyiapkan makanan di atas meja.

Tak lama setelah Aleena, di susul dengan papa nya yang langsung duduk sambil meminum kopi yang telah disiapkan oleh istri nya.

"ahh.. betapa nikmat nya kopi yang di buatkan istri ku ini" puji tuan Danial kepada sang istri.

Aleena yang mendengar pujian papa nya hanya tersenyum sambil melahap sarapan nya, begitu pun juga dengan mama Aleena yang ikut tersenyum mendengar pujian dari suami nya. Beberapa menit berlalu selesai sarapan Aleena segera berangkat ke sekolah di antar oleh sopir nya, sementara itu kedua orang tua Aleena pergi ke tempat bekerja mereka masing-masing.

*

Sekolah Aleena

Setelah sampai di sekolah nya, Aleena segera berpamitan kepada sopir nya dan masuk menuju gerbang sekolah.

Setiap masuk ke kawasan sekolah Aleena selalu menjadi pusat perhatian semua orang terutama para kaum lelaki.

"super star"

"idola"

"sang ratu"

"calon model"

"calon istri"

Begitulah kira-kira desas desis para kaum lelaki ketika melihat Aleena.

Aleena yang tak asing dengan beberapa sebutan namanya itu hanya tersenyum melihat tingkah mereka yang menggemaskan. Aleena berjalan menuju kelas nya, namun langkah kaki nya terhenti setelah ada seseorang yang memanggilnya.

"Aleena.." panggil seseorang.

Aleena menoleh ke arah orang tersebut dan ternyata Devita sahabat terdekat Aleena yang manggil. Ya, Aleena dan Devita mereka sahabatan mulai dari mereka kecil hingga sekarang persahabatan mereka masih lanjut.

"baru datang kamu Dev?" tanya Aleena.

"iya, eh doi pada ngeliatin tuh" goda Devita kepada Aleena.

Aleena hanya tersenyum tanpa memperdulikan perkataan sahabat nya itu, dan melangkah masuk menuju kelas nya. Tak lama mereka masuk bell pun berbunyi, seorang guru masuk ke kelas Aleena dan memulai pelajaran.

**

Selesai pelajaran seperti biasa nya Aleena pergi menuju perpustakaan, Aleena berbeda dengan murid lain nya yang menghabiskan waktu istirahat mereka dengan nongkrong di kantin, taman sekolah atau yang lain nya, Aleena lebih senang diam di perpustakaan sambil mempelajari ilmu kesehatan, sampai terkadang Aleena lupa dengan makan siang nya, tapi sebagai sahabat yang baik Devita selalu membawakan makanan untuk Aleena ke ruang perpus.

Aleena berjalan mengelilingi lorong perpus untuk mencari buku yang di cari nya. tak lama berkeliling ternyata ia melihat sebuah buku yang di simpan di bagian paling atas.

"haish, kenapa harus di taruh paling atas sih? kan susah" gerutu Aleena sambil membawa sebuah kursi untuk dia naiki.

Namun pada saat Aleena akan menaiki kursi tersebut tiba-tiba datang seorang lelaki yang membantu mengambilkan buku nya.

"ini kan yang kamu cari?" ucap lelaki itu dengan ramah dan lembut.

Aleena melotot kaget setelah melihat orang yang mengambilkan buku nya itu adalah orang yang ia sukai selama ini. Benar, Aleena menyukai salah satu kakak kelas nya yang bernama Samuel atau biasa di panggil Sam. Sam yang merupakan laki-laki tampan dengan sejuta prestasi dan idola semua para wanita, juga anak tunggal dari pengusaha terbesar dan ternama di kota nya, tak salah jika seorang Aleena menyukai orang seperti tuan muda Sam.

"makasih" ucap Aleena dengan senyum manis nya.

Sam pun membalas senyuman manis Aleena dan mengajak nya duduk bareng di meja perpus. Mereka pun mulai membaca buku yang mereka pegang dengan fokus tanpa sepatah kata yang terucap.

Tak lama Devita datang dengan membawa sebungkus roti dan sebotol minuman untuk Aleena.

"nih makan dulu, jangan buku kesehatan aja yang di cerna" ucap Devi sambil menyodorkan makanan.

"kamu belum makan?" tanya Sam dengan lembut.

"mana ingat makan dia kalo udah di perpus lupa segalanya" cetus Devi sambil nyerocos.

Setelah mendengar ucapan Devi, Sam mengambil buku yang sedang di baca Aleena dan menarik tangan Aleena membawa nya menuju kantin. Devi yang di tinggal sendiri hanya bengong melihat tingkah aneh Sam yang tiba-tiba membawa Aleena pergi.

"kakak mau bawa aku kemana?" tanya Aleena sambil berjalan.

Sam yang tak menjawab pertanyaan Aleena terus berjalan tanpa melepaskan genggam nya hingga akhirnya mereka sampai di sebuah kantin, Sam langsung menggeserkan kursi nya dan mendudukkan Aleena di kursi tersebut, sementara itu Sam memesan makan untuk Aleena.

"makan lah" ucap Sam sambil menaruh makanan di depan Aleena.

"kakak bawa aku kesini cuma buat nyuruh makan? tadi kan Devi udah bawain aku roti" ucap Aleena.

"sebungkus roti doang mana kenyang? cepat makan" jawab Sam.

"badan kamu udah kurus Al, mana bisa tiap hari makan roti hanya karna malas ke kantin" sambung Sam.

"aku bukan males kak, aku cuma" ucapan Aleena terpotong.

"gak terima alasan! ayo makan" ucap Sam.

Aleena pun segera makan makanan yang telah Sam pesan kan untuk nya. Sam hanya tersenyum melihat Aleena yang sedang makan.

Dan tanpa Aleena ketahui ternyata selama ini Sam sering memerhatikan nya dan mulai menyukainya semenjak ia melihat Aleena sering di perpus.

"kak"

"kak Sam" panggil Aleena sambil melambaikan tangan nya di depan muka Sam.

"ahh, iya Al kenapa?"

"aku udah selesai, kakak kok ngelamun?" tanya Aleena.

Sam hanya tersenyum dan mengantar Aleena kembali menuju kelas tanpa menjawab pertanyaan Aleena.

***

Bersambung...

Kabar Duka

Hari yang sama

Aleena masuk ke dalam kelas, begitu pun dengan sam yang langsung pergi menuju kelas nya.

Tak lama setelah Aleena masuk guru biologi pun datang memberikan materi. Aleena yang sedari tadi asik bermain dengan lamunan nya tidak memperhatikan materi yang di berikan guru nya.

"brak" di gebrak nya meja Aleena oleh pak Agus yang merupakan guru biologi Aleena.

"apa yang kamu pikirkan?" tanya pak Agus.

"Samuel" jawab Aleena dengan lantang.

sontak semua murid yang ada dalam kelas tertawa mendengar jawaban Aleena yang menyebut nama Samuel, begitu juga dengan Devita yang selaku sahabat nya Aleena ikut menertawakan tingkah sahabat nya itu.

Dengan tegas pak Agus menyuruh Aleena keluar kelas dan berdiri di depan kelas selama jam pelajaran nya berlangsung, Aleena segera berdiri dan berjalan menuju luar kelas.

Saat sedang berdiri di depan kelas tiba-tiba pak Ruli yang selaku sopir Aleena datang menghampiri Aleena.

"loh pak Ruli kok disini, ada apa?" tanya Aleena.

"anu itu non, nyonya Regina" ucapan terputus.

"mama kenapa pak? kenapa bapak panik?" tanya Aleena dengan penasaran.

"nyonya kecelakaan dan sekarang kritis di rumah sakit" jawab pak Ruli.

"astaga mama..!" sontak Aleena pun kaget mendengar apa yang di katakan pak Ruli.

Aleena langsung pergi menuju parkiran tanpa berpamitan pada guru nya dan bahkan ia meninggalkan semua barang nya di kelas.

Pak Ruli yang selaku sopir Aleena segera melajukan mobil nya menuju rumah sakit.

Sesampai nya di rumah sakit Aleena berlari menuju ruang UGD dengan air mata yang menetes di pipinya.

"brak" Aleena langsung masuk ruangan UGD tanpa menunggu persetujuan dari dokter atau pun suster. Di lihat nya seorang wanita cantik yang terbaring lemah yang tak lain dan tak bukan adalah mama Aleena. Dengan perlahan Aleena menghampiri mama nya.

"Aleena sayang, maafin mama nak, jadilah anak baik patuhi papa kamu" ucap mama Aleena dengan nada berat dan berusaha tersenyum.

"ma.. kenapa jadi seperti ini? mama harus kuat demi aku, demi papa" jawab Aleena sambil berderai air mata.

"maafin mama sayang, mama gak kuat mungkin udah saat nya mama harus pergi" ucap mama Aleena yang tak lama menutup mata untuk selamanya.

Tiiiiiitttttt.....

"mamaaaa...."teriak Aleena.

Tangis Aleena pun pecah dalam pelukan mama nya, begitu pun dengan papa Aleena yang sedari tadi berada di samping istri nya.

"ma.. mama gak boleh tinggalin Aleena, mama gak boleh pergi" tangis Aleena semakin menjadi.

"pa, kenapa harus mama pa, kenapa?"

Di peluk nya Aleena oleh papa nya.

"ikhlaskan sayang, mungkin ini yang terbaik untuk mama kamu, Tuhan lebih sayang mama kamu" ucap papa Aleena dengan deraian air mata.

**

Di sekolah

Bel waktu pulang sekolah berbunyi, Devita yang merasa kehilangan Aleena mencari ke semua pelosok sekolah, namun tak ada seorang Aleena yang ia cari, hingga akhir nya Devita bertemu dengan Sam.

"kak Sam" panggil Devi.

"ya?" jawab Sam.

"apa kakak melihat Aleena?" tanya Devi.

"tadi aku mengantar nya sampai kelas, setelah itu aku gak lihat dia" jawab Sam dengan perasaan cemas.

Devita menceritakan kejadian beberapa jam lalu di kelas nya, tak lama setelah bercerita, terdengar suara pengumuman yang di umumkan oleh kepala sekolah mengenai apa yang terjadi pada Aleena, dan tentu saja kabar tersebut membuat Devita, Sam dan murid lain nya kaget. Tanpa pikir panjang Sam segera menuju parkiran menuju mobil nya dan di ikuti oleh Devita.

Dan benar saja setelah sampai di kediaman Tuan Danial, semua orang telah berkerumun serta berjejer ucapan duka dari semua kerabat dan keluarga, Sam dan Devita pun berjalan masuk ke dalam rumah Aleena. Terlihat lah Aleena yang sedang menangis lemas sambil menatap foto mama nya.

"Al.. yang sabar ya, biarkan mama kamu pergi dengan tenang" ucap Sam.

"Al.. kamu yang kuat ya, aku turut berduka, kamu masih punya papa, aku dan juga kak Sam" ucap Devita sambil memeluk Aleena.

"aku gak tau, kehidupan aku selanjutnya seperti apa? Tanpa seorang ibu di samping aku, kenapa harus secepat ini Dev?" ucap Aleena yang terus menangis.

Perlahan Sam memeluk Aleena dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.

hari mulai gelap semua orang mulai berpamitan hingga kini tinggal lah Devita Sam Aleena dan papa nya.

"kalian pulang lah, hari sudah mulai gelap, biar Aleena om yang jaga" ucap papa Aleena.

"aku pamit dulu, berhentilah menangis, masih ada aku yang akan menjaga kamu, aku janji sampai kapan pun akan selalu ada buat kamu" ucap Sam.

Aleena hanya mengangguk tanpa sepatah kata yang dia ucapkan.

"tersenyumlah" ucap Sam sambil menghapus air mata Aleena yang terus mengalir.

Sam pun segera berdiri dari duduk nya dan melangkahkan kaki nya meninggalkan Aleena, namun tidak dengan Devita yang tetap diam di samping Aleena sambil terus menenangkan nya.

"om apa aku boleh menginap disini?" tanya Devi.

papa Aleena hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan Devi, karna bagaimana pun Aleena sangat membutuhkan seorang teman untuk selalu menghiburnya agar tidak terus berlarut dalam kesedihan yang mendalam.

Devi menuntun Aleena berjalan menuju kamar nya untuk istirahat.

"Al.. istirahatlah, udah Berjam jam kamu menangis, biarkan mata mu beristirahat" ucap Devi.

"makasih Dev, tapi aku masih belum bisa menerima kepergian mama, aku merindukan nya aku ingin mama kembali Dev" ucap Aleena sambil terus menangis.

"astaga Al.. apa kamu sadar apa yang kamu ucapkan barusan? masih ada papa kamu, masih ada aku ingat kamu gak sendiri" ucap Devi dengan tegas.

"tidurlah aku akan menjaga mu" sambung Devi.

Setelah mendengar apa yang di ucapkan Devi, Aleena mulai tersadar kalau apa yang di ucapkan Devi itu ada benar nya, dia harus kuat menjalani semua nya dan bahkan benar Aleena gak sendiri dia masih memliki papa, dan juga banyak teman nya yang akan selalu mendukung nya serta Sam yang selalu membuatnya semangat.

Tak lama setelah Devi bicara Aleena pun mencoba memejamkan matanya berharap bahwa semua itu hanya mimpi buruk.

"aku yakin kamu bisa Al, aku tau perasaan kamu sekarang seperti apa, aku bisa merasakan kesakitan mu, tidurlah yang nyenyak, semoga esok hari menjadi hari yang baik buat kamu" ucap Devita sambil menatap Aleena yang telah terlelap tidur.

Devi mengambil foto mama Aleena yang sedari tadi di peluk nya, dan menyimpan nya di meja samping tempat tidur Aleena. Di matikan nya lampu kamar Aleena, Devi yang mulai ngantuk mencoba memejamkan mata nya dan tidur di samping Aleena.

***

Bersambung...

Hari Terindah

Pagi Hari

Alarm Aleena berdering hingga membuat Devita terbangun dari tidur nya. Devi turun dari tempat tidur nya dan membuka gorden kamar Aleena hingga membuat sinar mentari tembus masuk kamar Aleena.

"ma.. jangan tinggalin Aleena" ucap Aleena dengan mata yang masih terpejam.

Devi yang mendengar suara Aleena memanggil mama nya segera melangkah menuju Aleena dan membangunkan nya.

"Al bangun" ucap Devi sambil menggoyangkan badan Aleena.

Aleena pun bangun dari tidur nya dan langsung berlari menuju dapur, karna biasa nya setiap pagi mama Aleena selalu menyiapkan sarapan untuk Aleena dan papa nya.

"ma.. mama dimana?" dengan tak sadar Aleena memanggil-manggil mama nya sambil mencari kesemua pelosok rumah.

Devi yang melihat tingkah laku Aleena segera menyusul Aleena.

"Dev.. mana Aleena?" tanya papa Aleena.

"aku juga gak tau om, tadi pas bangun Aleena langsung pergi mencari mama nya" jawab Devi.

Papa Aleena dan Devi berpencar untuk untuk mencari Aleena di setiap sudut rumah, karna rumah Aleena lumayan cukup besar jadi mereka membutuhkan waktu beberapa menit untuk menemukan Aleena.

setelah cukup lama mencari akhirnya papa Aleena menemukan Aleena yang sedang duduk di kursi taman belakang rumah nya.

"Al.." sapa papa Aleena.

Aleena menoleh ke arah sumber suara dan Aleena berdiri dari duduknya langsung memeluk papa nya.

"pa mama kemana? kenapa aku gak bisa menemukan nya?" tanya Aleena sambil menangis di pelukan papa nya.

"Al sadar.. mama udah gak ada, dia udah tenang surga" ucap papa Aleena.

Setelah mendengar ucapan papa nya kini Aleena tersadar bahwa semua kejadian kemarin bukan lah mimpi buruk melainkan kenyataan pahit yang harus Aleena hadapi.

*

Hari demi hari terus terganti, Aleena mulai pergi ke sekolah dengan kondisi yang mulai membaik, dan seperti biasa Aleena ke sekolah di antar oleh sopir pribadi nya. Ini bagaikan hari pengulangan dimana saat Aleena pertama kali masuk sekolah semuanya terlihat asing karna jiwa Aleena yang hampa.

Aleena berjalan menuju kelas nya dengan tatapan yang entah pikiran nya dimana.

"Al.." teriak seseorang dari belakang Aleena.

Aleena yang sedang berjalan langkanya terhenti dan menoleh ke arah sumber suara yang tak asing bagi nya. Dan ya setelah Aleena melihat ternyata Sam lah yang memanggil Aleena.

"Apa kabar?" tanya Sam dengan ramah.

"Aku baik-baik aja kak" jawab Aleena sambil tersenyum.

"ikut aku yuk?" ajak Sam.

Tanpa menunggu jawaban dari Aleena, Sam menggenggam tangan Aleena dan pergi menuju bukit yang tepat berada di belakang sekolah. Sam berjalan tanpa melepas genggaman nya, beberapa menit berlalu akhir nya mereka sampai di atas bukit.

"lihat lah ke arah sana" ucap Sam sambil menunjuk ke satu arah.

Aleena mengikuti arahan dari Sam, dan dilihat nya sebuah pemandangan yang begitu indah dan tak ingin rasa nya Aleena berpaling dari tatapan nya saat ini.

"indah bukan?" ucap Sam kembali.

Aleena hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangan nya sedikit pun.

"apa maksud dari semua ini?" tanya Aleena.

"aku hanya ingin mengingatkan bahwa dunia itu luas, kamu gak sendiri masih banyak kebahagiaan yang menanti mu, kembali lah seperti dulu" ucap Sam dengan panjang lebar.

Aleena terdiam sekejap dan senyum di wajah nya mulai merekah setelah mendengar apa yang di katakan Sam.

"apa kakak bisa berjanji untuk satu hal?" tanya Aleena.

"katakan, apa itu?"

"apa kakak bisa janji untuk selalu ada di samping aku?" tanya Aleena kembali.

"aku janji, aku akan selalu ada buat kamu dan akan selalu di samping kamu" jawab Sam sambil memegang kedua bahu Aleena.

Di atas bukit, di bawah pohon sebuah janji terucap di antara mereka.

Setelah cukup lama mereka di atas bukit akhirnya Sam dan Aleena memutuskan untuk turun dan kembali ke lingkungan sekolah, satu jam pelajaran telah mereka lewatkan, Sam mengantarkan Aleena menuju kelas nya dengan tangan yang tak lepas dari genggaman nya.

"Al.. darimana aja kamu?" tanya Devita ketika melihat Aleena masuk kelas.

"hm.. abis ada perlu sebentar"jawab Aleena sambil duduk di tempat nya.

Tak lama setelah Aleena masuk, guru biologi pun masuk dan memulai pelajaran mereka kembali. Aleena yang mulai kembali dari keterpurukan nya kini akhirnya dia bisa belajar dengan baik demi mewujudkan cita-cita nya menjadi seorang dokter yang sukses seperti ibu nya.

Tak terasa dua jam pelajaran terlewati bel pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing begitu juga dengan Aleena yang berjalan menuju luar kelas, tanpa Aleena ketahui ternyata Sam telah menunggu nya di depan kelas.

"kalo gitu aku pulang duluan ya Al" ucap Devi.

"ya" jawab Aleena sambil tersenyum dan sedikit mengangguk.

Tak lama setelah Devi pergi, Sam dan Aleena pun pergi menuju parkiran, mereka berjalan bergandengan layak nya sepasang kekasih, namu kenyataan nya gak ada ikatan di antara Aleena dan Sam. Sampailah mereka di parkiran tepat nya di depan sebuah mobil berwarna putih, Sam segera membukakan pintu dan mempersilahkan Aleena masuk.

Sam mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, tak henti nya mereka berbincang hingga akhirnya sampailah mereka di suatu tempat, bukan rumah Aleena atau pun rumah Sam.

"taman hiburan?" tanya Alena.

"hm.. kita main disini sebentar" ucap Sam sambil berjalan menuntun Aleena.

semua wahana mereka naikin tanpa ada yang terlewat satu pun, Aleena yang awal nya terlihat murung kini keceriaan nya hadir kembali.

"aku senang melihat kamu tertawa seperti ini Al" ucap Sam dalam hatinya. Tatapan Sam tak terlepas dari Aleena.

"kak" panggil Aleena.

"kenapa Al?" jawab Sam sedikit kaget.

"kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya Aleena kembali.

"aku hanya senang bisa melihat kamu kembali tersenyum" jawab Sam.

"aish ada-ada aja, aku kan jadi malu" jawab Aleena.

"jangan malu pipi kamu merah tuh" jawab Sam sambil menggoda Aleena.

Mereka pun tertawa bersama, "aku senang bisa sedekat ini sama kamu kak, semoga kita bisa seperti ini selamanya" ucap Aleena dalam hatinya.

Setelah cukup lama mereka bermain, Sam yang melihat Aleena kelelahan berjongkok di depan Aleena.

"naiklah" ucap Sam.

Aleena menuruti ucapan Sam menaiki punggung nya.

"Berat gak?" tanya Aleena.

"Mana ada berat, berasa gendong bayi aku, haha" jawab Sam sambil tertawa.

"ish bayi itu kecil tau" ucap Aleena

"yaudah kamu bayi gede, bayi nya Sam" jawab Sam.

Tak henti nya mereka berbincang sampai akhirnya mereka sampai di depan mobil Sam.

Sam segera menurunkan Aleena dan masuk ke dalam mobil, hanya dalam hitungan detik karena kelelahan Aleena pun tertidur.

"manis banget kamu lagi tidur" ucap Sam sambil mengusap pucuk kepala Aleena.

***

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!