NovelToon NovelToon

Antagonist Father

01. Dari Kaya Menjadi Miskin

Happy Reading
(⁠•⁠‿⁠•⁠)
Rully Pratama Anak bungsu keluarga Pratama ber-transmigrasi dan masuk kedalam raga seorang Laki-laki bernama Wiratmadja; seorang Duda beranak empat
Mendapati dirinya yang hidup dengan serba kekurangan membuatnya menyesal melakukan perjalanan waktu. Dirinya yang terbiasa hidup mewah tidak bisa melakukan hal yang tidak biasanya
Hingga tiba-tiba suara dari sistem membuatnya merasa beruntung dan menerima keadaan, menepiskan rasa Menyesal dan memulai hidup penuh petualangan bersama dengan sistem
Mengubah takdir hidup dari seorang miskin menjadi seorang yang disegani banyak orang
Ilmuan Tua
Ilmuan Tua
Tuan Muda, Perjalanan Waktu ini Akan memakan waktu yang sebentar, anda tidak bisa berlama-lama disana
Rully Yang Mendengarkan Penuturan seorang ilmuan pun terdiam, ia tahu perjalanan waktu ini pastinya akan memakan waktu sebentar, lama-lama pastinya hanya 1 bulan.. Tidak menyenangkan
Rully Pratama
Rully Pratama
Apakah tidak ada cara lain?
Rully merasa tidak begitu minat jika harus melakukan perjalanan waktu yang sebentar... "Sialan apakah benar-benar tidak ada cara?" gumamnya didalam hati dengan nada kesal
Ilmuan Tua
Ilmuan Tua
Tidak Bisa Tuan Muda..
Ilmuan Tua
Ilmuan Tua
Mungkin anda bisa saja mengandalkan reinkarnasi atau transmigrasi Jiwa. Tapi tidak semua orang beruntung melakukan keduanya
Tapi memang benar adanya, transmigrasi ataupun reinkarnasi adalah hal yang kurang masuk diakal sehat.. Bagaimanapun itu tidak mungkin bukan? bahkan hampir mustahil
Rully hanya bisa menghela nafas lelah
Rully Pratama
Rully Pratama
Baiklah, lagipula aku sudah tidak berminat
Rully berjalan pergi begitu saja meninggalkan ilmuan tua itu di laboratorium
Si ilmuan hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah kekanakan dari tuan mudanya itu
Rully Pratama
Rully Pratama
Sialan... Aku gagal jalan-jalan menuju ke abad lain, lagipula siapa yang yang berminat pergi dalam waktu sebentar
Rully Pratama
Rully Pratama
Dasar ilmuan bodoh
Rully Pratama
Rully Pratama
Oh tidak boleh.. Bisa-bisa kamu dijadikan sate panggang olehnya
Rully jelas tau.. Ilmuan tua itu adalah seorang dengan kesabaran setipis tisu. Jika tau dirinya mengatainya 'bodoh' bisa habis
Ia berjalan dengan bersiul pelan, kunci mobilnya ia putar-putar kan di jarinya, berjalan dengan gaya yang sok kegantengan
Tapi jujur saja dirinya itu ganteng!!
Ngga percaya?? Behh Kim Taehyung saja kalah ganteng dengan dirinya
Sudah tahun berapa ini.. Laki-laki itu sudah pastinya tua kan?,, pastinya ketampanan nya sekarang beralih ke pada dirinya
Oh ayolah abaikan saja pikiran Rully si bocah gendeng ini
setelah sampai ia segera masuk kedalam mobil Ferarri berwarna merahnya, menjalankan mobil dengan kecepatan sedang
Rully Pratama
Rully Pratama
Transmigrasi jiwa?, Reinkarnasi?
Rully Pratama
Rully Pratama
Apakah keduanya itu ada?!
Rully Pratama
Rully Pratama
Sekarang sudah tahun 2055, apakah hal semacam itu benar-benar ada?!!
Tiba-tiba dari arah belakang sebuah mobil lain mengikutinya, Rully yang menyadarinya pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh
Bahkan mobil itu mengikutinya dengan kecepatan yang sama tingginya
Rully Pratama
Rully Pratama
Sialan.. Apa maunya dia
Rully Pratama
Rully Pratama
Hemmm kira-kira siapa yang cari mati denganku
Rully Pratama
Rully Pratama
Mau balapan?, lihatlah siapa yang akan menang..aku pastikan kamu kehilangan jejak ku
Rully tentu saja tidak merasa takut, bagai sebuah balapan mobil dirinya akan menemani dan mengalahkan nya
Banyak beberapa kendaraan yang mengumpat dan menyumpah serapahi Rully karena kendaraan yang dibawa secara ugal-ugalan
hingga disebuah tikungan tajam, Rully terkejut "sejak kapan ada tikungan?!" batinya terkejut
Dengan masih melajukan kendaraan yang cepat dan hampir tidak bisa mengerem secara tepat, mobil Ferarri yang ditumpanginya pun menabrak pembatas tikungan tersebut
dirinya yang berada di mobil pun ikut terguling dan terjatuh di sebuah jurang yang memang pada dasarnya di pinggir jalan raya dengan di batasi pembatas jalan
Mobilnya meledek.. Dan Rully kehilangan kesadarannya di detik itu juga
tiba-tiba jiwanya melayang di sebuah lorong putih yang begitu panjang
Rully Pratama
Rully Pratama
AAAAAAA KEMANA INII APAKAH AKU AKAN DI LEMPAR KE NERAKA?!!!
Teriaknya ketakutan matanya terpejam. sialan bukannya si penguntit yang mati kenapa malah dirinya yang mati. Rully tidak terima!!
"huhuhu Romo. Bangun Romo"
Huhuhu
Dahinya terlihat menyerit heran mendengar suara tangisan
Romo?? Siapa Romo??
Rully Pratama
Rully Pratama
Ssttt, kepalaku sakit sekali
Tidak Dikenal [Pria]
Tidak Dikenal [Pria]
Romo!! Akhirnya Romo bangun!!
Tidak Dikenal [Wanita]
Tidak Dikenal [Wanita]
bener akhirnya Romo bangun huhuhu
"siapa mereka?" batinya bertanya-tanya, menatap satu persatu wajah orang-orang didepannya
satu perempuan, satu anak laki-laki dan dua laki-laki muda
Rully Pratama
Rully Pratama
Siapa kalian?
Dia pun memberanikan diri bertanya dengan raut wajah heran
Terlihat ke-empat orang itu menampilkan wajah panik
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Huhuhu Romo tidak ingat jaka
Anak kecil itu menangis memegang lengannya
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Romo apa yang terjadi? Kenapa Romo tidak ingat. Ini saya, Panca
Rully Pratama
Rully Pratama
Panca?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Iya romo
Tiba-tiba kepalanya merasakan pusing yang sangat teramat
| Di Dalam Ingatan | Ingatan ke-1
Rully Pratama
Rully Pratama
Dasar bocah-bocah tidak berguna!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Menyesal memiliki anak seperti kalian
Rully Pratama
Rully Pratama
Ibu mu hanya bisa meninggalkan beban!!
Dia menampar mencambuk tubuh ke-empat anaknya dengan keji
ingatan ke-2
Arumi
Arumi
Maaf Romo. Rumi hanya bisa memasak sayur
Arumi berujar sambil menunduk, tubuhnya bergetar ketakutan
Rully Pratama
Rully Pratama
Sayur!!! Sayur!! Dan sayur!! Apa tidak ada makanan yang lain?!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Apakah tidak ada nasi sejumput pun?!
Ia berteriak dengan marah, melempar semua makanan yang berada di meja
Arumi
Arumi
Maaf Romo.. Tidak ada, hanya itu saja
Jawabnya dengan gemetar
Tersulut emosi dirinya langsung menarik lengan anak perempuan nya dan langsung mendorongnya di tanah
Ia langsung mengambil rotan dan memukuli punggung putrinya
Rully Pratama
Rully Pratama
Rasakan ini!!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Dasar tidak berguna!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Hentikan Romo!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Saya mohon hentikan!!
Jatiwangsa hanya bisa memeluk sebelah kaki ayahnya
Memhon ampun untuk adiknya. Arumi hanya bisa menangis... Rasanya sungguh menyedihkan jati hanya bisa memohon dengan sedih dan sedikit pelupuk matanya yang agak basah karena air mata. Tidak tega melihat adik perempuan nya
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
saya janji akan bawakan daging untuk Romo!! tolong hentikan Romo
Mendengar ucapan Anak keduanya membuat Wiratmadja berhenti memukuli putrinya dengan rotan
| saat ini |
"sialan aku terbangun ditubuh orang miskin"
"mana duda lagi.. Nasib-nasib"
Batinya terus berisik sungguh ia menyayangkan nya
Sudah berhasil melakukan perjalanan waktu, sepertinya ini yang dinamakan transmigrasi jiwa seperti yang dikatakan ilmuan tua itu
Tapi kenapa harus seorang duda beranak empat mana hidup miskin lagi
Arumi
Arumi
Romo... Kenapa melamun?
Arumi memberanikan diri bertanya kepada Ayahnya itu
Rully Pratama
Rully Pratama
Tidak papa..
Rully Pratama
Rully Pratama
Kalian, pergi dari sini. Tinggalkan saya sendiri
Wiratmadja berujar dengan dengan nada tegas..
Anak-anak nya mulai pergi meninggalkannya dengan wajah sedih
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Ayo jaka
Ajaknya pada adik bungsunya untuk segera pergi. Ia takut jika terlalu lama dan lelet ayahnya akan marah dan berakhir memukuli adik bungsunya
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahhhh
Rully Pratama
Rully Pratama
Sungguh sialan!!!
Rully Pratama
Rully Pratama
apa yang aku lakukan dengan tubuh miskin ini?!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Sialan sudah senang bisa ber-transmigrasi, melakukan perjalanan waktu malah jadi orang miskin
Saat sedang, putus asa tiba-tiba sebuah suara muncul di pikirannya
|DING... Sistem memproses|
10%
20%
30%
40%
50%
Rully Pratama
Rully Pratama
Suara apa ini!!!
60%
70%
80%
90%
100%
| SISTEM BERHASIL MEMPROSES DATA |
Rully Pratama
Rully Pratama
APA?! SISTEM!!
Ya Tuan,, saya sistem. Saya berada di pikirkan anda
Rully Pratama
Rully Pratama
Gilaa aku tidak menyangka!!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Bisa ada sistem Disni?
Rully Pratama
Rully Pratama
Kalau begitu aku tidak akan hidup susah!!
|Tentu saja, saya bisa membantu anda|
Rully Pratama
Rully Pratama
Apakah kamu tidak menampilkan wujud mu?
|Bisa saja tuan, tapi level saya masih di awal, saya bisa menampakkan wujud dalam bentuk hewan saat sudah mencapai level 100|
Lalu tanpa di duga sebuah hologram mengambang di depan Rully atau yang sekarang bisa di panggil Wira
Di hologram tersebut memiliki banyak hal
|jika anda menginginkan sebuah uang, anda bisa menukarnya dengan barang. Anda bisa menjualnya kepada saya|
Rully Pratama
Rully Pratama
Serius?
Matanya mengedarkan pandangan dan melihat sebuah belati kecil
Rully Pratama
Rully Pratama
Apa belati ini bisa?
|tentu saja tuan|
{ apakah anda ingin menjualnya? Ya Atau Tidak }
Dengan cepat Wira memencet tombol YA
Seketika juga belati itu menghilang, dan tergantikan dengan 10 buah koin Atak
Rully Pratama
Rully Pratama
koin macam apa ini sistem?
|itu adalah koin atak tuan. mata uang di zaman ini menggunakan koin yang berbentuk lingkaran dan seukuran dengan kancing baju hanya sedikit lebih besar|
|atak adalah salah satu mata uang terkecil Disni di atas atak ada masa dan di bawah atak ada Kupang. Dan yang paling mahal itu adalah Ma atau masa|
|1 masa sama saja dengan 2 atak, dan 1 atak setara dengan 2 Kupang, lalu 1 masa sama saja dengan 4 Kupang|
Rully Pratama
Rully Pratama
Wah gilaa
Rully Pratama
Rully Pratama
Lumayan juga harga dari belati tadi
selesai melakukan transaksi dirinya langsung keluar dari kamar, ayolah dirinya lapar, di rumah kayu ini hanya ada beberapa ruangan
Di antaranya ada teras di depan sendiri, lalu ada ruang tamu di batasi dengan kayu di baliknya ada Dapur dan tempat untuk makan, pemandian ada berada di belakang rumah, di rumah kayu ini hanya ada tiga kamar
Kamar utama yang digunakan oleh dirinya, dua kamar lagi di gunakan oleh anak-anak nya
Ketiga anak laki-laki nya tertidur di satu kamar yang sama sedangkan kamar yang satunya digunakan oleh anak perempuan satu-satunya

02. Apakah Dia Benar-benar Romo!!

Happy Reading
(⁠・⁠∀⁠・⁠)
Rully Pratama
Rully Pratama
Arumi, belilah beras dan beberapa lauk di pasar
Perintahnya saat keluar memang ada anak-anak nya yang sedang duduk bersama. Entahlah apa yang mereka bicarakan
Arumi
Arumi
Baik Romo
Arumi menerima kantung kecil yang diberikan ayahnya, saat ia melihat isinya ia sedikit kaget dengan isinya
Rully Pratama
Rully Pratama
Belilah daging dan beberapa sayur, minyak dan bumbu!!
Arumi
Arumi
Romo apa itu tidak boros?
Arumi memberanikan diri
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Arumi...
Panca menatap adiknya dengan tatapan sedih, ia takut ayahnya akan marah
Rully Pratama
Rully Pratama
Lakukan saja perintahku!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Panca, kamu temani Rayi mu
Rully Pratama
Rully Pratama
dan kamu bocah cilik ikutlah dengan Kakang dan Mbakyu mu!!
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Baik Romo
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Baik Romo
ketiganya pun pergi untuk ke pasar dengan berjalan kaki
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Lalu apa yang harus saya lakukan Romo?
Rully Pratama
Rully Pratama
Kamu bantu saya cari kayu bakar
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Baik romo
Jatiwangsa pergi mendahului Ayahnya. Membuat Wiratmadja mendengus pelan
Rully Pratama
Rully Pratama
Beruntung nya aku memiliki anak-anak yang berbakti, walau sudah sering ku siksa
Rully Pratama
Rully Pratama
Benar-benar seorang pria tempramental
Rully Pratama
Rully Pratama
Bisa-bisanya aku harus masuk ke tubuh nya
Mereka pergi ke hutan dengan membawa keranjang dan kapak serta beberapa tali
Jatiwangsa juga membawa busur dan anak panahnya
katanya siapa tau melihat rusa ataupun kelinci dan ayam hutan,, dengan begitu bisa ia buru nanti
Wiratmadja hanya bisa mengiyakan saja. Terserah saja
"jika di pikir-pikir, anak ini memiliki sifat yang sangat irit berbicara"
"hanya berbicara saat dibutuhkan"
"Dia sangat mirip dengan Bang Juna"
Wiratmadja terus membatin menatap anak keduanya yang berjalan di depan
Se-panjang jalan, banyak yang menatap ke arahnya
Beberapa wanita dan perempuan muda
Terlihat beberapa orang pria yang sedang bertani
Sepertinya dirinya memiliki wajah yang tampan..
Omong-omong sampai sekarang dirinya belum melihat wajah barunya ini, dilihat dari bentuk tubuhnya yang berotot dan memiliki perut sixpack sudah pasti dirinya tampan kan?
Apakah lebih tampan dari rupanya yang sebelumnya
Sialan dirinya jadi penasaran
Sedangkan Jatiwangsa hanya bisa mendengus pelan saat menyadari ayahnya menjadi pusat perhatian para wanita dan gadis muda
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Romo, kita harus cepat!!
Ujarnya dengan kesal, tak segan-segan dirinya menarik tangan ayahnya itu
Rully Pratama
Rully Pratama
Eh..
Wiratmadja hanya bisa menghela nafas pelan, anaknya ini tidak bisa membiarkan nya senang sebentar saja apa?!
Tidak lama mereka sampai di hutan,
berpencar mencari kayu bakar
Rully Pratama
Rully Pratama
Jika melihat tanaman yang bisa dimakan atau sebagainya bawa saja!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
baiklah Romo
Jatiwangsa pergi menjauh dari ayahnya setelah melepas tangan ayahnya
Jantungnya berdetak tak karuan
Sudah lama dirinya tidak menggenggam tangan ayahnya seperti itu
Untungnya ayahnya itu tidak menepisnya dan menampar nya
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Sepertinya Romo sedikit berbeda
Gumam nya, ia langsung memotong pohon yang tumbang tidak jauh darinya
Rully Pratama
Rully Pratama
Hah.. Hutan ini, apa yang bisa didapat disini?
Rully Pratama
Rully Pratama
Ia melihat-lihat kesana kemari, namun tidak terlihat ada pohon yang tumbang
|Ding|
|Sistem memprediksi adanya tumbuhan langka|
Rully Pratama
Rully Pratama
Benarkah?, dimana ini?
|Tepatnya berada di pegunungan|
Rully Pratama
Rully Pratama
Pegunungan?!
|benar tuan rumah|
Rully Pratama
Rully Pratama
Memangnya disekitar sini ada pegunungan?
|Tentu saja ada tuan|
Rully Pratama
Rully Pratama
Baiklah kalau begitu ayo kita kesana
Wiratmadja terus berjalan semakin jauh. Hutan ini memang terhubung dengan salah satu pegunungan
Dan pegunungan itu bernama pegunungan Arjuno
Beberapa jam berlalu, Wiratmadja berhasil menuju pegunungan
Kakinya benar-benar serasa akan patah. berjalan sejauh ini
Sialan, setelah dirumah dirinya akan meminta dipijati oleh anaknya
|Tuan! Tanaman itu tidak begitu jauh dari kita|
Rully Pratama
Rully Pratama
Memangnya tanaman apa
|itu tanaman Anggrek Geni atau bisa disebut dengan (Dendrobium Jacobsonii); Anggrek dengan bunga merah menyala yang hanya tumbuh di pegunungan, menempel pada batang dan cabang pohon Cemara gunung. Habitatnya sangat spesifik sehingga rentan terhadap perubahan lingkungan|
|jika anda menjualnya kepada sistem, anda akan mendapatkan 50 keping koin masa tuan|
Seketika mata nya terbelalak kaget, sungguh menggiurkan
Rully Pratama
Rully Pratama
Baiklah... Ayo kita cari!!!
Ujarnya dengan semangat 45
Heh lagipula siapa yang tidak akan tergiur dengan uang sebanyak itu!!
Dengan uang itu dirinya bisa membeli baju baru untuknya dan anak-anak
Bisa juga bukan untuk membuat modal bisnis!!
Lagipula tidak bisa dirinya terus menerus mengandalkan sistem
Tidak lama dirinya melihat bunga tersebut disalah satu batang pohon Cemara
NovelToon
Demi apapun dirinya bisa kaya mendadak saat ini
Bunga ini memang dikenal sangat langka di zamannya
Jika ia membawanya di zaman modern sudah pasti akan diperebutkan banyak orang terlebih-lebih lagi bunga ini ia bawa langsung dari zamannya
Sudah pasti ia akan menjadi miliarder mengalahkan orang terkaya didunia
Tanpa pikir panjang ia langsung memetiknya dan hologram kembali terlihat didepannya tanpa pikir panjang dia langsung mengeklik kata YA
seketika bunga anggrek itu menghilang dan tergantikan dengan sekantung uang
tidak jauh darinya ia melihat beberapa pohon yang tumbang
Segera ia memotong nya menggunakan kapak
Untung saja dirinya memang memiliki tenaga yang kuat, ditambah tubuh laki-laki ini juga cukup bagus karena berotot
---------------
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Hari semakin gelap, kenapa Romo tidak terlihat
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Kemana Romo?, mana mungkin Romo tersesat bukan?!
Tapi benar-benar mengkhawatirkan. Kemana sebenarnya ayahnya pergi
Jatiwangsa terus berjalan menelusuri hutan, sesekali berteriak memanggil ayahnya
Dengan menggendong keranjang berisikan kayu yang sudah di potong-potong dan beberapa tanaman jamur liar yang bisa di konsumsi
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Romo!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Romo!!
Terus berteriak memanggil ayahnya, tangannya terus menggenggam telinga kelinci yang sudah mati karena anak panahnya
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Romo!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Kemana sebenarnya. Kenapa bisa Romo tersesat
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Tidak seperti biasanya
|Tuan Rumah sudah saatnya kembali|
|saya yakin putra anda saat ini tengah mencari anda|
Suara sistem terdengar, dengan ayunan terakhir ia langsung membereskan kayu-kayu itu kedalam keranjang serta kapak yang tidak luput untuk ditaruh di keranjang
lumayan banyak yang ia dapatkan!!!
Ia berjalan menyusuri hutan, beberapa menit lalu ia berhasil turun gunung dan langsung mendapati pohon jati yang tumbang
Tanpa pikir panjang dirinya langsung memotong nya
Sebagain batang hatinya ia jual ke sistem dengan harga 5 keping koin masa
Lumayan,, dirinya telah mengumpulkan uang sebanyak 55 keping koin masa
Ternyata sistem juga memiliki sebuah tabungan, dimana setiap dirinya menjual barang/tanaman ia akan mendapat bonus sebanyak 1 masa, setiap penjualan ia akan mendapat bonus 1 masa
Dirinya harus berhemat agar bisa membeli beberapa barang di sistem menggunakan uang bonus
Sungguh hidup yang sangat enak!!
Samar-samar dirinya mendengar suara teriakan Jatiwangsa
Dengan cepat ia terus kembali berjalan
Rully Pratama
Rully Pratama
Jati!!!!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Romo!!
Terlihat jati yang berlari kencil sambil membawa kelinci, busurnya ia taruh di bahunya, busurnya diletakkan didalam keranjang bersama kayu dan kapak
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Kemana Romo pergi?
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Kenapa sangat lama?
Rully Pratama
Rully Pratama
Hanya berjalan-jalan malah sampai ke pegunungan
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Apakah ada hewan buas? Romo tidak papa kan?
Wajahnya terlihat panik
Wiratmadja agak terhibur dengan wajahnya itu yang konyol
"benar-benar sangat mirip!!"
"hah~ aku jadi merindukan bang Juna, kira-kira sedang apa ya dia?"
Gumam nya didalam hati
Mereka berjalan menyusuri jalan hutan
NovelToon
setelah beberapa jam perjalanan mereka sampai di pedesaan tempat mereka tinggal
Langit kini berwarna jingga, hari sudah mulai sore
Sebentar lagi malam
Tidak sadar dirinya terlalu bersenang-senang di pegunungan
Begitu banyak tanaman liar yang bisa dirinya jual di sistem
Kantung uangnya ia ikatkan di ikat pinggang nya
Warga Wanita
Warga Wanita
[Wanita 1] Sore, Kang Wira!
siapanya ramah berjalan dengan menggendong dari arah samping bakul berisi umbi
Wiratmadja mengangguk dan tersenyum simpul
Rully Pratama
Rully Pratama
Sore Juga Nyai..
Beberapa bapak-bapak juga terlihat menyapa Wira dan Jati
"kenapa banyak wanita yang menyapa Romo!" Jatiwangsa menggerutu tidak suka di dalam hati
"Kalau saja biyung masih hidup, pasti tidak akan ada yang berani!!"
Kembali batinnya berujar
Tentu saja, mendiang ibunya adalah seorang yang sangat ahli bela diri
Banyak wanita yang takut kepada ibunya
Akhirnya mereka pun sampai dirumah
NovelToon
Terlihat, anak bungsunya yang sedang memberi makan ayam dan bebek
Anak perempuannya mungkin sedang memasak didapur
Anak pertamanya terlihat sedang menyapu halaman
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Romo!!!
Jakawangsa berlari dan memeluk romonya
Dan dibalas dengan hangat, langsung saja Wira menggendong tubuh kecil putranya
Dilihat-lihat rumahnya memang terlihat besar!! Tapi tetap saja isi ruangan nya terlalu sempit
Bagian ruang tamu terlalu lebar
Sepertinya dirinya harus menata ulang, dan menambahkan sekat dinding dan pintu untuk dibuat kamar baru
Berjaga-jaga saja siapa tau anak pertama nya sudah ingin cepat menikah
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Kenapa lama sekali Romo?
Ia membantu menurunkan keranjang milik ayahnya dan adiknya
Rully Pratama
Rully Pratama
Terlalu banyak hal yang Romo dapatkan jadi terlalu lama. Apakah Rayi'mu sudah memasak?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Sudah Romo
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Mungkin Rayi Rum sudah selesai memasaknya
Rully Pratama
Rully Pratama
Jatiwangsa, cuci tanganmu dan segeralah ikut masuk kedalam
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Baik Romo
Saat masuk terlihat Arumi yang sedang menaruh hasil masaknya dimeja
mereka langsung duduk ditempat duduk, Wiratmadja mendudukan putranya di kursi yang berada di sampingnya
Arumi
Arumi
Semuanya sudah siap Romo!
Rully Pratama
Rully Pratama
Baguslah
Rully Pratama
Rully Pratama
Jati! Cepat makan
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Baik Romo
Mereka menatap Wiratmadja dengan pandangan yang.. Ya susah di jabarkan
"apa benar ini Romo?!" batin Pancasena, karena biasanya tidak peduli dengan mereka
Bahkan biasanya mereka berempat akan menunggu ayahnya selesai makan, dan mereka baru makan
Namun lihat, sekarang dia meminta Jati untuk ikut makan bahkan membiarkannya dan adik perempuannya untuk duduk dan ikut makan
Setelah kedatangan Jatiwangsa mereka pun langsung makan bersama dengan Wiratmadja yang memulainya dan meminta semuanya untuk makan, setelah beberapa menit ia melihat anak-anak nya tidak menyentuh makanan
"huft.. pria ini benar-benar" Gumamnya kesal di dalam hati

03. Romo Benar-benar Berubah!!

Happy Reading
。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。
Malamnya, setelah makan mereka tengah menikmati malam bersama.. Walau anak-anak masih merasa canggung dengan perubahan ayah mereka
Terlihat Wiratmadja yang sedang memotong dan membersihkan daging kelinci
Hasil buruan Jatiwangsa
Dengan ditemani beberapa keping kue kering, dan Ubi rebus. Jakawangsa yang duduk bersila di teras samping, sambil memakan biji bunga matahari
Arumi yang sedang duduk di dekat Jakawangsa seraya menyulam
Jatiwangsa dan Pancasena yang menata kayu-kayu yang dibawa oleh ayahnya dan Jatiwangsa
Ditemani dengan lampu minyak dan obor yang terpasang, dengan pemandangan yang sangat menggugah selera
Langit yang bertabur bintang, Bulan yang nampak separuh.. Pohon-pohon kelapa, pisang dan beberapa yang tertanam di pinggiran jalan dan belakang rumah
Hamparan sawah yang luas saling berundak-undak
Dengan telaten Wiratmadja menggunakan pisau nya untuk mengelet kulit kelinci dan dagingnya
Duduk tepat berada di sumur yang tidak begitu dalam
Suasana harmonis
"hahhh sayang sekali, Disini aku malah tidak memiliki istri. Malah jadi Duda" Gumamnya terasa kesal karena melihat suasana nyaman
Sangat disayangkan bukan jika dirinya tidak memiliki seorang istri
Dalam ingatan nya, istrinya itu meninggal 10 tahun lalu saat melahirkan Jakawangsa
Ia juga diberi ingatan dimana Wiratmadja menyalahkan Jakawangsa atas kematian istrinya
Wiratmadja dikenal dengan seorang pria yang begitu bucin dan perhatian kepada istrinya yang sudah wafat
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Romo, Apakah ada yang perlu dibantu?
Pancasena mendekat, seperti nya pekerjaan nya selesai
Rully Pratama
Rully Pratama
Ya, kamu cuci lah daging kelinci ini
Rully Pratama
Rully Pratama
setalah dibersihkan simpan ini di dapur, bungkus menggunakan daun pisang. pastikan terbungkus dengan sempurna
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Baiklah Romo
Arumi
Arumi
Apa yang akan Romo lakukan dengan daging kelinci itu?
Arumi mendongak dan mendengarkan pembicaraan ayahnya dengan kakaknya. Dengan berani ia pun mulai bertanya
Rully Pratama
Rully Pratama
Tentu saja memasaknya. Apakah minyak dan bumbu yang kamu beli hari ini masih ada?
Arumi
Arumi
masih Romo. Berasnya juga masih ada untuk makan besok
Rully Pratama
Rully Pratama
Kamu terlalu berhemat!!
Arumi
Arumi
kita harus tetap berjaga Romo. Siapa yang tau wabah belalang akan hadir, dan merusak panen
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
benar bisa-bisa kita tidak bisa panen di ladang!
Rully Pratama
Rully Pratama
Kita punya ladang?
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
tentu saja Romo!! Bahkan kita punya sawahhh
Jakawangsa ikut berbicara dengan mulut penuh karena memakan kue kering
Arumi
Arumi
Jangan berbicara saat makan Rayi
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Maaf mbakyu
"sungguh tidak menyangka!!"
Batinya
Rully Pratama
Rully Pratama
Baiklah besok kita pergi ke sawah!!
Rully Pratama
Rully Pratama
oh ya apakah ada ladang yang kosong?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Ada Romo, Saya pikir ladang dekat sungai masih kosong.. Tidak tau kita harus menanam apa
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Uang yang selama ini kami dapatkan selalu cukup untuk membeli makanan
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Tidak sempat untuk membeli bibit tanaman
Wiratmadja mengangguk paham
Rully Pratama
Rully Pratama
Jangan khawatir... Besok kita akan menanam sayuran
Arumi
Arumi
Maaf Romo, bukankah Romo tidak suka sayur?
Rully Pratama
Rully Pratama
Heh kata siapa?!.. sekarang Romo suka makan sayur
Rully Pratama
Rully Pratama
benar juga yang dikatakan oleh Arumi, kita harus berhemat!!
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Baik Romo!! Jaka siap membantu!!
"Romo Benar-benar berubah.. sudah lama tidak pernah melihat Romo seperti ini...."
"semenjak biyung meninggal Romo jadi kasar!" Jatiwangsa terus membatin
"Saya harap, Romo tidak berubah. Tetap seperti ini, kasihan Jaka, tidak pernah merasakan kasih sayang Romo!!" Pancasena membatin merasa senang dengan perubahan ayahnya
|DING|
|Tugas dari sistem, hadiah 20 keping masa|
YA atau TIDAK
"apa itu?"batinya
|Jawab dulu, Iya atau tidak Tuan|
"Ya"batinya
|DING|
|Berilah kasih sayang kepada anak-anak Anda Tuan!! Buat mereka yakin Jika Anda telah benar-benar berubah|
"Hanya itu?"
|Tentu Saja.. Tuan|
Arumi
Arumi
Romo kenapa melamun?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
benar Romo, Ada apa?
Rully Pratama
Rully Pratama
Tidak, saya tidak papa
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Romo, Kamu yakin?
Rully Pratama
Rully Pratama
Iya..
Rully Pratama
Rully Pratama
Panca, Apa kamu tidak berniat ingin menikah?
Terlihat dari perubahan wajahnya yang terlihat gugup
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
kenapa tiba-tiba Romo?
Rully Pratama
Rully Pratama
Tidak apa-apa, hanya saja usiamu bukankah sudah sangat cukup matang untuk menikah
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Itu--
Arumi
Arumi
Romo, Yang bener saja... Kakang Panca saja tidak memiliki kekasih
Arumi
Arumi
Hahahaha
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Benar sekali Romo!! Hahahaha
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Berani sekali kalian menertawakan diriku!!
Rully Pratama
Rully Pratama
sudah-sudah
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
saya, masih belum ingin menikah Romo
Rully Pratama
Rully Pratama
Kenapa?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
ya.. Jujur saja apa yang dikatakan Rayi benar
Arumi
Arumi
hahaha kakang mengakuinya
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Arumiii
Rully Pratama
Rully Pratama
Begitu ternyata...
Rully Pratama
Rully Pratama
Kamu sendiri, Arumi... Apa impian kamu?
Arumi
Arumi
Ah itu Romo.. Tidak ada, aku hanya ingin hidup bahagia bersama Romo dan Kakang juga Rayi manisku
Arumi berujar seraya mencubit pipi, Jaka merasa gemas
Rully Pratama
Rully Pratama
Suatu saat juga kamu akan menikah Arumi
Rully Pratama
Rully Pratama
Jati, kenapa diam saja?
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Saya tidak tau harus berkata apa Romo
Rully Pratama
Rully Pratama
Kamu sendiri apa yang kamu inginkan?
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Tidak ada Romo.. Hanya ingin selalu membantu Romo
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Romo tidak menanyakan Jaka??
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahaha, baiklah, Bocah Cilik ini impiannya apa?!
Wiratmadja langsung memangku Jaka di pangkuan nya
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Jaka ingin bersama Romo.. Dan membantu Romoo
"Jawaban mereka benar-benar!! Mereka pikir aku pria tua yang tidak bisa apa-apa memang nya?!!" Batinya merasa sedikit kesal dengan jawaban ke-empat anaknya
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Romo terlihat berbeda dari sebelumnya
Wiratmadja menatap putranya
Rully Pratama
Rully Pratama
Berbeda bagaimana?
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Selama satu hari ini Romo tidak pernah berteriak marah, bahkan memukuli kami
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Rayi
Arumi
Arumi
Kakang
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Kenapa? Saya mengatakan yang sebenarnya
Rully Pratama
Rully Pratama
Begitu kah?
Rully Pratama
Rully Pratama
Maafkan Romo jika selama ini Romo sering menyiksa kalian
Rully Pratama
Rully Pratama
Romo benar-benar menyesal, tidak seharusnya Romo bertindak kasar kepada kalian
Rully Pratama
Rully Pratama
Apalagi kepada Jaka
Rully Pratama
Rully Pratama
Bocah cilik, mau kan memaafkan Romo?
Dia menatap putra anaknya
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Jaka memaafkan Romo!!
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Jaka sayang Romo!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Bisakah Romo berjanji untuk tetap seperti ini?
Rully Pratama
Rully Pratama
Tentu saja
Rully Pratama
Rully Pratama
Romo janji
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Saya berharap Romo bisa membuktikannya
Jatiwangsa langsung masuk kedalam rumah
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Ahhh Romo tolong maafkan Jati
Rully Pratama
Rully Pratama
Tidak papa
Rully Pratama
Rully Pratama
Bagaimana, kalian memaafkan Romo kan?
Arumi
Arumi
Iya romo, Rumi memaafkan Romo
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Saya juga telah memaafkan Romo
Rully Pratama
Rully Pratama
Terimakasih anak-anak
Rully Pratama
Rully Pratama
Baiklah Panca, bawa dagingnya kedapur
Rully Pratama
Rully Pratama
Rumi segeralah masuk kedalam
Rully Pratama
Rully Pratama
Jaka pergilah bersama Mbakyu
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Nggih romo
Arumi
Arumi
Nggih Romo
Semua anak-anak nya telah masuk, menyisakan Wiratmadja yang terduduk di teras samping itu sendiri
Ditemani dengan sepi
Suara jangkrik terdengar
Dengan pencahayaan obor dan lampu minyak
Piring berisikan kue kering dan biji bunga matahari masih tergeletak di sampingnya
gelas berisi air kopi telah mendingin
Ia tegak air kopi tersebut, duduk menatap ke arah langit
Rully Pratama
Rully Pratama
benar-benar sebuah keajaiban
Rully Pratama
Rully Pratama
Aku sempat memikirkan tentang reinkarnasi dan transmigrasi jiwa
Rully Pratama
Rully Pratama
Dan aku pun melakukan nya
Rully Pratama
Rully Pratama
Itu artinya di tahun 2055 aku benar-benar sudah tiada...
Rully Pratama
Rully Pratama
aku jadi makin merindukan bang Juna, bang hazel, dan Mba Lisa
Rully Pratama
Rully Pratama
Mama dan papa
Rully Pratama
Rully Pratama
Bagaimana kabar mereka
Melamun memang salah satu hobinya
Bahkan di kehidupan sebelumnya dia suka melamun
Dikenal dengan pemuda gendeng
karena tingkah nya yang memang terkadang membuat naik darah
Seorang playboy kelas kakap
Gosipnya
Nyatanya dirinya jomblo akut..
Percuma punya wajah tampan melebihi Kim Taehyung tapi ngga punya pacar satupun
Rully Pratama
Rully Pratama
Aku juga jadi merindukan Ilmuan tua itu!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!