Haiii…. Sebelum baca tentang kisah aku lebih baik kita kenalan dulu yuk. Kan tak kenal maka kenalan dulu…. Hehehe bacanda kok.
Kenalin nama aku Afifah Hilya Nafisah, akrab dipanggil Nafisah. Aku adalah anak rantau. Aku asli orang Yogyakarta, aku sekarang merantau ke Jakarta untuk menempuh pendidikan dibangku kuliah.
Umur aku sekarang 17 tahun bisa dikatakan masih muda sih, karena dulu kata Mamaku aku tuh suka ngikutin anaknya tetanggaku yang sekolah, jadi mau nggak mau Mamaku langsung masukin aku ke sekolah juga walaupun pada saat itu umurku baru sekitar 3 tahun.
Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adikku yang pertama itu cowok selisih umur kita itu 2 tahun dan adikku yang kedua itu cewek selisih umur kita 4 tahun.
Alasan aku kenapa kuliah di Jakarta dan nggak kuliah di Yogyakarta itu, alasannya cukup simple banget cuma pengen cari suasana baru aja gitu. Alasan yang nggak berbobot banget ya…hehehe.
Awalnya kedua orang tua aku tidak setuju aku kuliah di Jakarta. Untuk alasannya banyak banget, aku sebutin beberapa alasannya aja ya.
Pertama, aku itu belum pernah jauh dari orang tua, dari dulu itu aku selalu sekolah yang nggak jauh dari rumah jadi orang tua aku itu masih bisa pantau secara langsung aku temenan sama siapa aja terus main kemana aja, dan nggak pernah dikasih izin kalau keluar malam sama temen.
Bisa dibilang orang tua aku protektif banget sama anaknya apalagi yang cewek. Kedua, di Jakarta ini aku nggak ada siapa-siapa, bener-bener pure sendiri. Jangankan sanak keluarga kenalan atau temanpun juga nggak ada.
Jadi orang tua aku khawatir banget ditambah lagi aku anak cewek terus hidup di kota besar yang sangat keras kehidupannya. Makin tambah nggak rela deh orang tua aku.
Pada situasi ini Mama yang paling nggak rela kalau aku kuliah di Jakarta, kalau papa ngizinin aja, namanya juga cari ilmu dimanapunkan bisa.
Aku selalu cari cara buat yakinin Mama kalau aku itu bisa, aku nggak papa kok disana sendiri, seiring dengan berjalannya waktu aku pasti punya teman, nggak mungkinkan selamanya nggak ada teman. Walaupun cuma ada teman satupun tetep disebut temankan.
Dan akhirnya Mama izinin aku buat kuliah di Jakarta, aku seneng banget waktu Mama ngizinin aku untuk kuliah diluar kota. Di kuliah ini aku ngambil jurusan bisnis, alasan aku ngambil jurusan ini karena aku pengen banget buka sebuah usaha disuatu saat nanti.
Untuk usahanya apa, itu urusan belakangan yang penting sekarang aku kuliah aja dulu, cari ilmu yang banyak.
Sekedar informasi untuk kalian, aku itu belum pernah ngrasain yang namanya “pacaran”. Ada sih cowok yang kaya ngungkapin perasaannya atau sekedar ngekode kearah pacaran tapi aku itu nganggepnya cuma becandaan, karena awalnya kita itu kaya ngomong biasa, ya becanda biasa gitu.
Terkadang aku pengen banget bisa ngerasain yang namanya pacaran. Kaya orang lain yang bisa romantis-romantisan sama pacarnya, kalau zaman sekarang nyebutnya uwu. Mungkin seru kali ya, ada teman ngobrol, teman main, pokoknya nggak kesepian gitu.
Tapi aku juga takut kaya disakiti gitu yang kaya di sosmed-sosmed gitu. Jadi kaya mikir dua kali kalau mau pacaran. Aku itu pengennya nggak usah lama-lama pacarannya, ntar udah pacaran bertahun-tahun cuma ngejagain jodoh orang lagi, kan mengenaskan sekali.
Teruntuk calon imamku “Aku nggak masalah kalau diajak pacaran tapi jangan lama-lama ya, aku itu pengennya diseriusin bukan hanya untuk diajak main-main aja”.
Kayaknya perkenalan aku sampe sini aja deh, entar kalian nggak kepo lagi sama kisah aku, kisah kuliah aku, kisah usaha apa yang aku rintis, dan kisah cinta aku tentunya, hihihi.… terus ikutin kisah cerita aku sampai selesai ya, semoga ada manfaatnya dari cerita aku ini.
Pesan dari aku untuk kisah cerita ini “Ambil Baiknya, Buang Buruknya” jangan sampai kebalik loh ya, hihihi
See you guys… muachhhh
Jangan lupa like dan komennya ya, jangan lupa juga votenya biar authornya semangat nulis cerita ini, heheh….
Hai guys ada yang pengen kenalan dengan aku? Pastinya ada dong, aku kan ganteng, tinggi, cool, keren pokoknya bikin kalian senyum-senyum deh kalau ketemu aku, hehehe....
Kenalin nama aku Halim Rafif Syabani, terserah kalian mau panggil aku apa aja. Mau panggil Halim, boleh. Panggil Rafif, boleh. Panggil Afif, boleh. Panggil syabani, boleh. Panggil bani pun juga boleh, asal jangan panggil sayang aja entar ada yang cemburu, hehehe….. Bercanda kok, aku tuh sekarang lagi jomlo, ingat ya JOMLO aja nggak usah disebut sebagai fuckboy yang suka gombalin cewek sana sini.
Kalau dikeluarga aku akrabnya dipanggil Rafif. Sekarang umurku 25 tahun, masih mudalah yaaa di usia segitu, belum terlalu tua-tua juga untuk menikah. Aku lulusan S1 dari salah satu perguruan tinggi negeri jurusan bisnis.
Alasan aku ambil jurusan ini tuh karena saran dari Ayah, biar ada yang nerusin gitu di perusahaanya Ayah. Tapi aku nggak terpaksa kok buat ambil jurusan ini. Aku enjoy-enjoy aja ngejalaninnya.
Di keluarga aku, Aku itu adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakakku yang pertama itu sudah menikah dan sudah punya anak dua yaitu yang pertama cowok udah sekolah, baru kelas TK dan yang kedua itu cewek usianya sekitar dua tahunan lah, sekarang kakakku ini ikut tinggal sama suaminya disuatu perumahan yang agak lumayan jauh dari rumah Ayah dan Bunda.
Kakakku yang kedua itu cowok dan sudah menikah juga, dia juga sudah punya anak tapi baru satu, tau deh mau nambah anak lagi apa nggak, itu urusan mereka ya… usia anaknya itu juga sekitar dua tahunan tapi lebih tuaan anak kakakku yang pertama, cuma selisih berapa bulan gitu, lupa aku.
Jadi sekarang tuh yang belum nikah cuma aku aja, tapi Ayah sama Bunda nggak pernah nuntut aku buat segera nikah. Lagian nikahkan nggak hanya sekedar menyatukan seorang laki-laki dan perempuan tapi juga ada hal lainnya, misalnya untuk masalah financial, ini nih hal yang menurut aku sangat sensitive dalam sebuah pernikahan.
Jadi mumpung aku masih muda aku mau nabung dulu sebanyak-banyaknya biar masa depan keluarga aku nantinya cerah. Tapi kalau jodohnya datang diwaktu yang dekat, aku nggak nolak juga, hehehe…..
Sekarang aku udah kerja, ya walaupun di perusahaan Ayah aku sendiri sih, tapi nggak papalah ya. Lagian kalau tidak aku siapa lagi coba? Soalnya kakakku yang pertama itu udah jadi ibu rumah tangga dan suaminya itu ada usaha sendiri jadi secara otomatiskan kakak ipar aku itu ngembangin usahanya dia sendiri. Terus kakakku yang kedua itu Dokter disalah satu rumah sakit besar di Jakarta jadi tambah nggak mungkin ini.
Alasan aku milih jomlo itu yaaa karena aku pengen fokus dulu untuk kerja, pengen ngembangin karir aku dulu, pengen cari uang dulu yang banyak dan aku itu cari cewek yang bener-bener mau diajak serius, nggak cuma main-main aja.
Dan mau menerima aku apa adanya bukan karena ada apanya. Oh iya aku itu bukan jomlo dari lahir loh yaa, aku pernah kok ngerasain pacaran dan ini jomlo terlama aku yaitu sekitar 1,5 tahunan lah. Kenapa aku bilang ini jomlo terlama aku, karena sebelumnya itu aku jomlo paling lama cuma satu tahun.
Sebenarnya sih aku pengen nikah muda gitu. Kalau kalian tanya alasannya
kenapa, aku juga bingung kenapa pengen nikah muda, hahaha….
Alhamdulillah sih diumurku sekarang ini aku udah bisa beli mobil sendiri dari tabungan aku sendiri. Dan saat ini aku lagi nyicil rumah masa depan aku untuk keluarga aku nantinya. Bukannya sombong loh yaaa cuma bangga aja gitu atas pencapain yang udah aku raih.
Pasti kalian juga akan senang kalau punya keinginan dan keinginan kalian tercapai, apalagi itu hasil dari kerja keras kalian sendiri. Makin double deh tuh senengnya.
Udah ya sampai sini aja kenalan sama aku, nggak usah terlalu jauh perkenalan kita entar kalian nggak kepo lagi sama kisah aku. Oh iya do’ain ya semoga aku segera ketemu sama masa depanku, tulang rusukku, hihihi…
Happy reading guys….
See you…
Jangan lupa like dan komennya ya, jangan lupa juga votenya biar authornya semangat nulis cerita ini, hehehe….
Hallo, terimakasih yaa udah mau klik novel ini, semoga suka ! selamat membaca guys, luv luv
------
Hari ini adalah hari pertama Nafisah masuk kuliah setelah kurang lebih 1 minggu dia mengikuti kegiatan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) atau kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang perguruan tinggi.
OSPEK di kampusnya Nafisah ini nggak ada yang dimarah-marahi karena nggak pake ikat pinggang lho ya, hihihi….
Oke lanjut ke topik.
Dari seluruh rangkaian acara OSPEK merupakan pembentukan watak bagi seorang mahasiwa atau mahasiswi baru. Dan dari dimulainya OSPEK nggak ada yang namanya perploncoan terhadap mahasiswa atau mahasiswi, paling tidak hanya ditegurlah kalau ada yang salah.
Dihari pertama kuliah ini Nafisah ada kelas pagi yaitu jam 08.00 WIB jadi dia berangkat dari kostnya itu jam 07.00 WIB, walaupun jarak kost dan kampus Nafisah tidak terlalu jauh tapi dia sengaja berangkat pagi untuk mencari kelasnya. Dan dia juga ingin berkenalan dengan beberapa temannya. Bisa dibilang sekalian cari teman lah ya… hihihi.
Nafisah ini tipikal orang yang agak cuek, jadi kalau orang yang belum kenal sama dia pasti ngiranya dia itu sombong, nggak mau bersosialisasi. Tapi beda lagi kalau udah kenal sama Nafisah, bakal tau deh sikap aslinya Nafisah itu gimana.
Saat ini Nafisah baru saja sampai di kampus dan dia lagi mencari kelasnya. Saat sampai disebuah lorong ada 2 orang cewek yang menyapanya.
“Hai lagi cari ruangan jurusan bisnis ya?” Sapa salah satu cewek yang bernama Hana
“Iya.” Jawab Nafisah sambil tersenyum ke mereka berdua
“Yaudah bareng yuk!” Jawab cewek satunya yang bernama sasa
Mereka melanjutkan jalannya sambil berbincang - bincang.
“Oh iya kenalin nama aku Sasa dan ini namanya Hana.” lanjut Sasa
“Iya, kenalin juga nama aku Nafisah, aku boleh gabung temenan sama kalian nggak?” tanya Nafisah
“Boleh kok, boleh banget malah hehehe” Jawab Hana sambil ketawa kecil
“Iya, justru kita juga seneng dapat temen baru lagi, nggak hanya berdua terus kemana-mananya” saut Sasa
“Kalian udah lama kenalnya?” tanya Nafisah dengan penasaran
“Iya, kita itu dulunya satu kelas waktu SMA jadi udah kenal banget deh, tapi kita baru mulai akrab itu dari kelas 11 akhir sih” jawab Hana
“Ooohh…. Enak ya udah lama kenalnya, terus sekarang satu kampus, satu kelas lagi hehehe” tukas Nafisah
“Eh kita udah sampai kelas kita nih, kita duduknya bersampingan aja ya” pinta Hana ke Sasa dan Nafisah
“Iya biar enak kalau apa-apa, hahahaha” jawab Sasa sambil tertawa
Mereka bertiga akhirnya duduk bersebelahan. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB bertanda kalau kelas akan dimulai. Dan masuklah seorang dosen pria yang usianya sekitar 40 tahunan.
Walupun usianya sudah menginjak kepala 4 tapi dosen ini masih kelihatan muda. Sehingga tidak mengurangi kadar ketampanannya sewaktu muda dulu.
“Selamat pagi semuanya” sapa seorang dosen tersebut dengan suara tegasnya.
“Pagi pak” jawab seluruh mahasiswa dan mahasiswi secara serempak
“Baik, sebelumnya perkenalkan nama saya adalah Budi, saya adalah salah satu dosen yang akan mengajar kelas kalian. Jadi tidak usah membuang-buang waktu langsung saja kita mulai pelajarannya.” Kata pak Budi setelah memperkenalkan dirinya.
Setelah sesi perkenalan dosen terhadap mahasiswa atau mahasiwinya kelas pun dimulai. Para mahasiswa/i sangat mudah menangkap materi yang dijelaskan oleh pak Budi, karena cara mengajar pak Budi yang singkat, padat, dan jelas sehingga mudah difahami oleh mahasiwa/i.
Kelas berlangsung kurang lebih 2 jam. Untuk pertemuan pertama ini pak Budi tidak memberikan tugas kepada mahasiwa/i nya, yaaa hanya sekedar materi ringan – ringan saja.
Beliau juga menjelaskan tentang sistem penilaian beliau terhadap mahasiswa/i nya. Dan setelah kelas ini selesai berakhir Nafisah, Hana, dan Sasa sepakat untuk ke kantin hanya untuk sekedar makan cemilan ataupun minum.
“Kantin yuk!” ajak Hana ke Nafisah dan Sasa
“Ayok” jawab Sasa dan Nafisah secara serempak dan penuh semangat
-----
Setelah tiba di kantin mereka memesan makanan dan minuman sesuai keinginan masing – masing yaitu jus apel dan batagor untuk Nafisah, jus jeruk dan bakso untuk Sasa, dan jus buah naga dan mie ayam untuk Hana tentunya.
Mereka menikmati makanan dengan khidmat tidak ada pembicaraan waktu mereka makan. Lagian makan sambil berbicara itu tidak tidak diperbolehkan.
Baik itu dalam dunia kesehatan maupun dalam agama tetap tidak diperbolehkan makan sambil berbicara. Setelah makanan mereka habis baru deh mereka melanjutkan pembicaraan mereka.
“Naf, kalau boleh tau kamu asli orang mana?” tanya Sasa yang duduk berhadapan dengan Nafisah
“Aku asli orang Yogyakarta” jawab Nafisah sambil mengelap bibirnya dengan tisu makan.
Disini pakenya tisu makan beneran lho ya bukan tisu toilet yang diubah fungsinya jadi tisu makan.
“Oohh.. Terus disini kamu ngekost atau gimana?” tanya Sasa lagi.
Sasa ini orangnya kepoan jadi kalau dia udah kepo harus tuntas sampai akar-akarnya nggak boleh setengah – setengah.
“Iya disini aku ngekost, deket kok sama kampus kalau kalian mau main ke kostan aku boleh kok. Seneng aku kalau kalian main kostan aku.” Jawab Nafisah dengan tersenyum
“Boleh deh kapan – kapan kita main ke kostan kamu, lumayankan ada basecamp baru hahaha” jawab Hana dengan tawa renyahnya
“hahaha ada – ada aja kamu han, oh iya kalian ngekost juga apa gimana?” tanya Nafisah ke Hana dan Sasa
“Kita asli orang Jakarta jadi nggak perlu tuh yang namanya ngekost, ngontrak, apalagi sampai sewa apartment , hahaha… “ jawab Sasa
“Oh iya kalau kamu pengen main ke rumah kita boleh kok, nggak usah sungkan – sungkan, sekarang kita kan udah temenan, ya nggak..?” saut Hana
“Yoi.” timpal Sasa
“Oke deh kapan – kapan aku bakal main ke rumah kalian, jangan – jangan rumah kalian juga deketan ya?” tanya Nafisah
“Nggak kok rumah kita itu beda perumahan tapi nggak jauh – jauh banget palingan ya 20 menitanlah kalo naik motor” jawab Sasa
“Kalian bener – bener deket banget ya” timpal Sasa
“Yaa.. mau gimana lagi Naf takdirnya aku ketemu dan temenan sama kunyuk satu ini” kata Hana sambil melirik Sasa yang sedang meminum jusnya yang tinggal seperempat gelas
“Yeee enak aja kamu panggil aku kunyuk, kamu tuh yang kunyuk” timpal Sasa dengan wajah sangarnya karena nggak terima disebut kunyuk oleh Hana
“Udah – udah kalian itu satu server sama – sama kunyuk jadi nggak usah saling menghina hahaha” saut Nafisah dengan tawa puasnya
“Nafisah!” panggil Hana dan Sasa secara barengan dengan muka sebalnya
“Hehehe bercanda guys, peace” kata Nafisah dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya disertai senyum pepsodentnya.
Untung di giginya Nafisah nggak ada chili dari sambal batagornya, jadi tetap percaya diri deh Nafisahnya dalam senyum pepsodent nya.
“Yaudah deh lupain aja, udah jam 09.45 nih kita ke kelas lagi yuk sebentar lagikan ada matkul kita yang terakhir” ajak Sasa ke teman – temannya
“Ayok! Tapi kita bayar dulu makanan dan minuman kita” kata Hana
Setelah mereka membayar makanan dan minuman yang mereka pesan, selanjutnya mereka masuk kembali ke kelas mereka untuk melanjutkan matkul selanjutnya.
Untuk matkul yang kedua ini dimulai dari jam 11.00 WIB dan selesai pada pukul 13.30 WIB. Setelah kelas dibubarkan Nafisah memutuskan untuk langsung pulang ke kostannya.
Selain capek Nafisah juga belum sholat dhuhur dan perutnya juga udah mulai terasa lapar minta untuk diisi dengan butiran nasi dan lauk pauknya. Begitu juga dengan Hana dan Sasa, mereka juga langsung pulang tanpa mampir ketempat lainnya.
****
Sampai disini dulu ya guys, mohon koreksinya apabila ada salah ketik dari cerita ini. Terimakasih
****
Jangan lupa like dan komennya ya, jangan lupa juga votenya biar authornya semangat nulis cerita ini, hehehe….
See you…. Bye bye….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!