Adelia Calista...biasa dipanggil Adel. cewek cantik, ceria dan baik hati. Ia lahir dalam keluarga yang broken home. Ketika usianya delapan tahun ibunya meninggalkan ia dan ayahnya. Ibu nya pergi dari rumah bersama selingkuhannya yang seorang pengusaha.
Ayah Adel yang hanya seorang karyawan swasta tidak dapat memenuhi gaya hidup ibunya yang tinggi. Faktor keuangan itulah yang membuat ibu Adel berselingkuh dengan duda, atasannya di tempat ibu Adel bekerja.
Daffa Adzriel biasa dipanggil Daffa.... seorang anak pengusaha. Memiliki wajah tampan tidak membuat Daffa sombong. Ia terkenal ramah dan pintar. Daffa menjadi idola cewek cewek disekolahnya.
Daffa memiliki seorang sahabat semenjak mereka kecil.
Mika Narain Haris biasa di panggil Mika.
Berbeda dengan Daffa... Mika sangatlah angkuh... ia tak mudah akrab dengan siapapun apa lagi cewek. Ia pembuat onar disekolah. Datang sering terlambat dan nilai rapor yang selalu rendah.
Mika juga berasal dari keluarga yang broken home... ayahnya meninggalkan ia dan ibunya ketika Mika berusia sembilan tahun.
Ayah Mika pergi dengan selingkuhannya. Ibu Mika membesarkannya dengan membuka toko kue yang dibuka ibunya dengan uang hasil penjualan rumah peninggalan ayahnya.
Sekarang toko kue ibu Mika telah berkembang pesat. Hidupnya telah berkecukupan.
###############
Cewek dengan rambut lurus sepunggung yang selalu dikucir tampak berlari di lorong sekolah.
Ia menyusuri setiap ruangan,membaca keterangan setiap ruangan. Ia adalah Adelia Calista... murid baru di sekolah ini.
Adel memilih bersekolah di kota ini agar jauh dari ayahnya yang menikah lagi. Adel tak ingin hidup serumah dengan ibu tirinya.
Ayahnya yang sekarang sudah hidup lebih mapan setelah mendirikan sebuah perusahaan dengan temannya.. ia menikah lagi dengan sahabat lamanya.
"Oh ini ruang tata usaha... "Adel mengetuk pintu ruang itu.
"Selamat pagi... apa Adel boleh masuk"ucap Adel riang.
"Silakan... "terdengar sahutan dari dalam ruangan
"Permisi bu... saya Adelia Calista... murid baru disekolah ini... saya ingin melapor bu... "
"Kamu yang namanya Adelia Calista.. saya ibu Devi.. kemarin kepala sekolah sudah memberitahu saya.. kamu nanti masuk ke kelas XI Ipa1 ya.. "
"Bisakah Ibu Devi tunjukan kelas saya yang mana... "
"Kamu bisa telusuri lorong ini... kelas paling ujung itulah kelas mu... apa saya perlu mengantar "
"Terima kasih bu... Saya rasa ibu tak perlu mengantar..saya bisa sendiri... selamat pagi bu Devi... semoga hari hari ibu menyenangkan.. "
"Selamat pagi Adelia...semoga kamu betah di sekolah ini... "
"Semoga bu... kalau gitu saya pamit dulu bu"Adel berlari kecil meninggalkan ruang tata usaha sambil memegang kedua tali tas ranselnya. Ia berlari karena jam pelajaran yang telah dimulai.
Dari arah berlawanan tampak seorang cowok juga berlari menuju kelasnya karena ia yang telah terlambat.
Cowok itu berlari dengan kencangnya, Adel yang tak memperhatikan menabrak badan cowok itu dengan kerasnya. Kepala Adel membentur dada cowok itu,meyebabkan Adel terduduk dilantai.
"Hei... kalau jalan pakai mata... "ucap cowok itu ketus.
Adel yang terduduk mendongakan kepalanya memandang ke wajah orang yang ditabraknya
"Astaga... ganteng benar nih cowok"pikir Adel
"Hei... malah bengong... berdiri cepat... jangan menghalangi jalanku... "ucap cowok itu yang tak lain adalah Mika.
"Hei... lu juga kalau jalan pakai mata... lu juga salahkan... bukannya minta maaf malahan jutek... "
"Lu... cari mati ya... minggir...gue ada ulangan... jangan membuat gue dihukum guru gara gara lu... "Mika melangkahi tubuh Adel
"Dasar cowok rese... "gumam Adel..
Adel berdiri dan menepuk rok bagian belakangnya yang kotor karena terjatuh. Adel kembali berlari menuju kelasnya..
******************
Selamat membaca novel terbaru ku ini..
Semoga senang..
Adelia berlari menuju kelasnya, karena larinya yang kencang, Adel tak sempat berhenti sehingga ia menabrak pintu kelas yang tak terkunci, membuat Adel jatuh ke lantai kelas.
Semua siswa yang lagi belajar dikagetkan dengan suara benda yang jatuh. Mata mereka serempak memandang ke arah asal suara.. tampaklah seorang gadis yang terduduk menahan sakitnya..
Adel berdiri dari posisinya. Ia mendekati meja guru..
"Maaf bu...perkenalkan saya Adelia Calista ,siswi baru disekolah ini"Adel mengulurkan tangan nya.
"Kamu ceroboh banget...lain kali hato hati, sekarang perkenalkan dirimu dengan teman sekelasmu ini"
"Baik bu... hei teman semua. Perkenalkan nama saya Adelia Calista, cukup dipanggil Adel. Saya siswi baru di sekolah ini. Semoga teman semua menyukai saya... saya akan berusaha menjadi teman yang baik buat semua... Terima kasih"ucap Adel riang
"Boleh tanya bu"ucap seorang siswa yang bernama Daniel
"Silahkan... "
"Adel... apa kamu tadi mencoba kekuatanmu... sakit nggak jatuh tadi. Kalau sakit biar babang Daniel obati.. "ucap Daniel sambil nyengir
"Hu... hu... babang Daniel"sorak yang lainnya..
"Adel.... apa sudah punya pacar"tanya Siswa yang bernama Rangga
"Belum... "jawab Adel serius
"Mau nggak jadi pacar nya babang Rangga yang ketiga"
"Hu... hu... dasar playboy cap tikus lu"sorak teman yang lain
"Sudah jangan bercanda... kalau ada yang ingin ditanyakan... harus bicara serius jangan main main"
"Ya... bu.. saya kali ini serius tanya ama Adel... Adel bapak kamu punya pabrik gula ya"
"Kok... kamu tahu"Ayah Adel memang baru membuka pabrik gula, sehingga Adel menganggap pertanyaan kali ini serius.
"Pantasan kamu manis banget....ha.. ha. "jawab Dion sambil tertawa
"Sudah... sekarang Adel.. kamu bisa duduk di kursi sebelahnya Daniel yang kosong itu. "
"Baik bu... terima kasih"Adel berjalan menuju kursi yang kosong tersebut
Pelajaran telah di mulai kembali. Adel mengikuti pelajaran dengan serius. Sampai akhirnya jam istirahat tiba.
Adel melangkah menuju kantin sekolah...
"Adel.. mau ke kantin juga ya... "tegur teman sekelas Adel
"Ya... boleh aku tahu namamu"
"Panggil saja Mila... mari kekantin bareng"Mila berjalan beriringan dengan Adel menuju kantin.
Suasana kantin begitu riuhnya dengan teriakan siswa siswi yang berebutan ingin terlebih dahulu di layani.
Adel melangkah masuk ke kantin. Baru saja beberapa langkah, ada seseorang yang menndang pergelangan kaki Adel sehingga ia pun jatuh tersungkur, lututnya mencium lantai hingga berdarah.
"Aduh... "pekik Adel
Mila membantu Adel berdiri. Adel memandang kearah orang yang menendang kakinya.
"Hei... apa maksud kamu menendang kaki ku. Apa aku ada salah "ucap Adel ke arah cowok yang ternyata Mika
Mika hanya diam,terus menyendokan bakso masuk ke mulutnya.
"Hei... kamu dengar nggak kalau aku ngomong"suara Adel yang sedikit keras mengundang banyak mata memandang ke arah mereka
"Kalau sudah berbuat salah itu harus minta maaf... jangan pura pura nggak berdosa.. "ucap Adel lagi
Mika menggebrak meja keras dengan tangannya . Sehingga makanan diatas meja banyak yang tumpah..
"Beraninya kau menggangu ku lagi makan"Mika mengulurkan tangannya hendak menampar Adel. Tangan Mika cepat ditahan Daffa sebelum mendarat dipipi Adel.
Adel yang melihat Mika mau menamparnya menutup wajahnya dengan kedua tangannya..
"Mika... jangan keterlaluan... dia cewek,apa kamu nggak malu melawan wanita.. "
"Mulutnya terlalu bawel... "
"Aku kan cuma bertanya... apa maksudmu menendang kakiku... kamu bisa jawabkan... kalau kamu menjawabnya pasti aku tak mengulang bertanya"ucap Adel sambil membuka matanya melihat wajah cowok yang telah menolongnya
"Ganteng banget... apa Adel bermimpi... mengapa cowok cowok disini pada ganteng ganteng semua... "pikir Adel
"Maaf ya kalau temanku salah. Apa kamu terluka... "Daffa mendekati Adel dan menundukkan badannya melihat lutut Adel.
"Mari ikuti aku ke UKS... biar nanti aku bantu obati"ucap Daffa lagi
Mika berdiri dari duduknya dan melewati Adel dan Daffa.
Daffa menarik pergelangan tangan Mika sebelum cowok itu pergi..
"Mika... lu harus minta maaf... lu lihatkan... lututnya nih cewek sampai berdarah"
"Untuk apa gue harus minta maaf... gue tak salah, seharusnya tuh cewek yang minta maaf karena menggangguku yang lagi makan"
"Mika..."ucap Daffa lagi
"Gue tidak bersalah... lu tahu kan jika gue bukan orang yang pengecut... jika itu memang salah gue... pasti gue mau meminta maaf.. "Mika berlalu pergi dari kantin
"Sudahlah... aku juga sudah tak apa apa... terima kasih.. "
"Kita harus tetap ke UKS mengobati lukamu, takutnya infeksi.. oh ya perkenalkan ku Daffa... nama kamu siapa. boleh aku tahu"
"Panggil saja Adel"
"Kamu siswi baru ya... karena aku baru kali ini melihatmu... "
"Ya... aku baru masuk hari ini.. "
"Mari aku antar ke UKS.. "
"Mila....maaf ya.. aku harus meninggalkan kamu, aku mau ke UKS mengobati luka kakiku"
"Ya... nggak apa apa Adel... pergilah.. "
Adel mengiringi langkah Daffa menuju UKS.
Sampai di ruangan itu Daffa mengobati luka Adel dengan telaten.
"Daffa... aku bisa melakukan sendiri"
"Nggak apa apa... anggap ini sebagai tanda perkenalan kita. Aku rasa memang bukan Mika yang melakukannya... aku mengenal Mika telah lama... jika ia berkata bukan berarti bukan ia yang melakukannya... kamu mau memaafkan Mika kan... "
"Mengapa kamu yang harus minta maaf"
"Sebagai sahabatnya... aku merasa nggak enak ketika Mika akan menamparmu. Mika memang terlihat jahat... tapi sebenarnya anaknya baik, kamu jangan salah paham ya"
"Nggak apa apa Daffa... mungkin memang aku yang salah. Aku juga tak melihat siapa yang menendang kakiku... aku hanya mengira Mika karena ia yang dekat dengan posisi ku"
"Sekarang kita harus kekantin secepatnya nanti keburu bel masuk, kamu bisa kelaparan karena nggak jadi makan"
Adel dan Daffa beriringan menuju kantin sekolah. Sepanjang koridor sekolah banyak mata memandang mereka, karena Daffa sang ketua osis adalah idola disekolahnya.
***********************
Terima kasih telah membaca novel ini.
Jadikan novel ini favorit ya...
Seperti biasanya Adel pulang sekolah dengan berjalan kaki menuju kost nya yang terletak tak jauh dari sekolahnya.
Adel melewati gang untuk cepat sampai ke kostnya. Diujung gang terdapat tanah kosong yang sangat luas,biasa digunakan buat main sepak bola. Ia berlari ketika melewati sebidang tanah kosong itu, langkah Adel terhenti ketika mendengar suara orang yang lagi baku hantam.
"Gila... masa satu orang dikeroyok ama empat orang. Nggak benar ini. Bisa mati nanti orang yang dikeroyok itu.. "
Adel berpikir... apa yang harus ia lakukan untuk melerai perkelahian yang tak seimbang itu.
Akhirnya Adel memikirkan satu ide...
"Polisi... polisi... "teriak Adel membuat empat orang langsung naik ke atas motor dan berlalu pergi meninggalkan korbannya.
Adel mendekati seorang lelaki yang tampak sedang mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Kamu nggak apa apa... ada yang bisa ku bantu "
Cowok itu menegakan kepalanya memandang ke arah Adel.
"Kamuu.... mengapa kamu ada disini. Jangan bilang kalau kamu yang teriakin polisi tadi... "ucap cowok itu yang ternyata Mika.
"Ya... aku yang teriak tadi, memang nya kenapa. Aku tak mungkin membiarkan jika melihat ada orang yang dikeroyok"
"Aku tak suka cewek rese seperti kamu.. jangan pernah ikut campur urusanku... kita tidak saling kenal, apalagi dekat.. "
"Aku hanya ingin menolongmu... kamu bisa mati jika mereka mengeroyok mu terus."
"Aku tak pernah meminta bantuanmu.aku juga masih sanggup melawan empat orang itu.. "Mika mendekati motornya dan tancap gas meninggalkan Adel sendirian.
"Dasar cowok sombong, ditolong.. bukannya terima kasih. Sanggup melawan katanya, jelas jelas ia tadi sudah kewalahan"gerutu Adel kembali berjalan pulang.
Sesampai dikostnya Adel cuma memasak mie instan untuk mengganjal perutnya yang kosong..
"Ma... kamu dimana... apa kamu tak merindukan Adel.. mengapa kamu tega meninggalkan Adel... apa kamu tak menyayangi Adel"gumam Adel sambil menyantap mie instan.
Ponselnya Adel berdering...
"Hallo pa... ada apa... "ucap Adel ketika melihat nama papanya yeng tertera diponselnya
"Kamu baik baik aja... kamu yakin akan tetap ingin hidup sendiri. Mengapa kamu tidak memilih sekolah di kota ini. Kamu bisa kost juga jika tak mau hidup bersama papa lagi. Papa mengkuatirkanmu... "
"Papa nggak usah kuatir, Adel kan sudah bias tinggal sendiri. Setiap papa keluar kota, Adel juga ditinggal sendiriankan... "ucap Adel menahan air matanya. Sesungguhnya ia merindukan papanya.
"Adel... jika kamu berubah pikiran segera hubungi papa... "
"Ya... pa.. "
"Kamu.. hati hati jaga diri... "
"Baik pa.. papa juga jaga kesehatan, jangan kerja lembur terus... Adel sayang papa"Adel menutup sambungan ponselnya. Ia tak bisa menahan tangisnya lagi. Adel tak ingin papanya tahu kalau ia sedang menangis
"Papa... Adel sayang papa... sebenarnya Adel ingin tetap tinggal dengan papa... tapi Adel tahu... mama tiri Adel tak mau jika hidup serumah dengan Adel. Biarlah Adel yang mengalah...untuk kebahagiaan papa"
Adel mengingat ketika ia tak sengaja menguping pembicaraan papanya dengan calon mama tirinya. Wanita itu bersedia menikah dengan papanya, tapi dengan syarat, ia tak ingin Adel tinggal serumah dengan mereka.
Adel tahu, papanya sangat mencintai wanita itu, Adel tak boleh egois, ia harus mengalah untuk kebahagiaan papanya. Selama ini papanya sudah cukup menderita sejak ditinggal pergi mamanya. Ia membesarkan Adel dengan penuh kasih sayang.
Setelah menghabiskan mie intansnya, Adel berbaring, mencoba memejamkan matanya.
Tapi bayangan mama kandungnya masih saja ada dibenaknya. Ia mengambil foto berdua mamanya ketika menari diacara TK.
Itulah satu satunya foto kenangannya berdua mamanya yang masih tersisa. Foto mamanya semua dibakar ayahnya. Foto ini terselip diantara buku sekolah Adel.
"Ma... apakah mama sudah hidup bahagia. Adel ingin bertemu... ingin mengatakan kalau Adel sangat merindukan mama"lirih Adel sambil memeluk foto ibunya
**************************
Terima kasih karena telah membaca novel ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak like,dan koment.
Mampir juga ke novelku
-AKU BUKAN SIMPANAN
-CINTA TAK PERNAH SALAH
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!