NovelToon NovelToon

Anak Kandung Yang Bangkit

chapter 1

    " bik apa mami dan yang lainnya lupa kalau hari ini hari ulang tahun aku. " senja lagi duduk di depan kue ulang tahun nya bersama bik surti, orang yang selama ini merawat nya..

   " mana mungkin mereka lupa hari spesial putri rumah ini non.. "

" bukti nya mereka tidak ada yang ngucapin satu pun.. mereka pada kemana sih. " tanya senja.

" anu non, mereka lagi merayakan ulang tahun caca di luar. " ucap bik surti pelan..

deg!!!

senja tersenyum kecut,, orang tuanya meranyakan ulang tahun anak angkat nya, sedangkan anak kandung nya di lupakan.

" hahahaha, sudah ku duga. ayok bik kita rayakan berdua saja. " putus senja. percuma dia nunggu keluarga nya.

" baik non. sini bibik nyalakan lilinya. " ucap bik surti.

" gue bersumpah di hari ulang tahun gue ini, di umur 16 tahun ini gue bersumpah tidak akan lagi mengharapkan kasih sayang semua orang.. mulai besok gue akan hidup dengan cara gue sendiri dan tidak akan perduli lagi dengan mereka semua. " batin senja..

dulu senja sangat di sayangi oleh keluarga nya karena senja adalah putri Tunggal keluarga Wijaya.. senja sangat di manja oleh kakak-kakaknya. tapi semua itu sirna setelah kedatangan caca si anak pungut.

caca selalu memfitnah nya dengan semua hal.. senja juga selalu di suruh mengalah dalam segala hal.

senja sebenarnya anak yang pintar dan cerdas , keluarga nya menyuruh nya jadi pura-pura bodoh supaya caca dapat juara di sekolah. senja juga di paksa berpenampilan culun di sekolah.

senja juga mempunyai tunangan yang bernama rangga tapi dia tidak pernah di anggap oleh rangga.. malah rangga dekat dengan caca.

caca sangat senang karena semua orang perhatian sama diri nya dan membenci senja.. caca ingin senja hancur Supaya cuma diri nya yang jadi putri keluarga Wijaya..

setelah merayakan ultah nya dengan bik surti, senja pun kembali ke kamarnya.. dia memasukkan baju culunnya ke kardus.. mulai besok dia akan jadi diri nya sendiri.

keluarga nya dan caca udah pulang dari restoran jam 11 malam.. mereka tidak mengingat ulang tahun senja.

" terimakasih ya mi, pi sudah merayakan ulang tahun aku dengan meriah,, ini tidak akan pernah aku lupakan. " ucap caca.

" sama-sama sayang. mending sekarang kamu langsung istirahat saja. besok kan kamu Harus sekolah. " ucap rudi.

" siap pi.. " caca pun masuk ke kamarnya, di susul oleh Galih dan radit..

sedangkan raka sang anak sulung mencari keberadaan senja,, cuma raka yang sedikit melunak dengan senja tapi selama ini dia hanya diam saat orang tuanya dan adik-adiknya menyiksa senja.

" abang gak masuk kamar. " tanya sekar.

" mami dan papi duluan saja.. aku mau di sini dulu. " ucap raka.

sekarang dan rudi pun masuk menuju kamarnya karena udah capek banget.

setelah melihat semua orang masuk kamar, raka menuju kamar senja yang ada di lantai 2 , tepat di samping kamar caca.

raka pelan-pelan membuka pintu kamar senja yang sudah gelap, dia sudah menduga senja sudah tidur terlelap.

" selamat ulang tahun yang 16 dek.. maafkan abang yang gak pernah membela lo di depan orang tua kita maupun di depan Galih dan radit.. abang berharap di umur yang sekarang lo bisa jadi pribadi yang lebih baik. " batin raka.. dia mengecup kening adiknya nya itu dan keluar dari kamar senja..

***********

senja sudah rapi dengan seragam nya,, kini dia sudah merubah penampilan nya, tidak ada lagi senja yang culun dan bodoh lagi..

senja juga akan menggunakan mobil ferari yang sangat mahal ke sekolah.

selama ini orang tua nya tidak pernah kasih dia uang jajan, untung senja dulu di kasih kartu tanpa batas oleh mendiang kakeknya yang sudah meninggal 3 tahun lalu. kakek nya juga sudah membabyar biaya sekolah senja sampai lulus..

kakek nya tau cucu kesayangannya itu di telantarkan oleh orang tua.. sebenarnya senja punya nenek juga tapi nenek nya itu tinggal di luar negeri karena dia tidak suka melihat orang tuanya senja lebih menyayangi anak angkat nya ketimbang anak kandung nya sendiri.

oma Latifa juga tiap bulan mengirim uang jajan untuk cucu kesayangannya itu.. oma latifa adalah ibu dari mamanya.. jadi beli barang mahal pun dia sangat mampu..

tuk tuk tuk.

senja turun dari tangga dengan muka datarnya.. semua orang yang ada di ruang makan jadi terkejut dengan perubahan senja.

" senja ayok kita sarapan bersama. " ajak caca.

" lo gak usah sok baik sama gue.. gue gak butuh itu. " ucap senja.

" lo jangan kurang ajar senja.. caca itu udah baik ngajak lo sarapan bersama. " ketus Galih.

" lo marah ya karena kami tidak merayakan ulah tahun lo tadi malam.. seharusnya lo sadar diri senja kalau lo cuma jadi benalu dalam keluarga ini. " teriak radit.

" hahahah, lo salah besar radit. gue gak marah dan gak butuh di rayain ulang tahunnya jadi jangan sok tahu jadi orang. " ucap senja dengan dingin.

semua orang terkejut dengan perubahan senja, bukan hanya penampilan nya saja yang berubah tapi sikap nya juga.

" bik apa sarapan aku sudah siap. " tanya senja. dia pergi ke dapur.

" lo gak mau makan di sini senja. " tanya raka.

" ogah.. gak usah sok perhatian kan kalian semua tidak suka makan satu meja dengan gue. " ketus senja.

" silakan di makan non sarapan nya, bibik udah siapkan. " kata bik surti.

" terimakasih bik, tau aja bibik kalau hari ini aku mau makan nasi goreng seafood. " senja memeluk bik surti.

sekar jadi iri dengan kedekatan senja dengan bik surti, semenjak kedatangan caca di rumah nya senja tidak lagi dekat dengan dirinya.

" kenapa hati aku sakit melihat keakraban senja dengan bik surti, sedangkan sama aku dia tidak pernah lagi bermanja. " batin sekar.

senja pun pamit sama bik surti setelah sarapan nya habis.. dia benar-benar tidak pamitan dengan keluarga nya.

____

tiba di sekolah semua mata tertuju dengan mobil yang dia pakai,, bisik-bisik para siswa terdengar.

" itu mobil siapa ya,, apa anak baru. "

" seperti nya dia anak Sultan deh, coba lihat mobil yang dia pake itu sangat mahal dan hanya orang kaya yang punya. " masih banyak lagi ucap mereka.

senja keluar dari mobil, semua orang kembali di buat terkejut dengan penampilan baru senja.

" itu senja kan,, dia sangat cantik sekali. "

" sekarang dia tidak berpakaian culun sekarang. "

" ternyata senja lebih cantik ketimbang caca dan ini lah muka asli nya senja. "

senja tidak perduli dengan ucapan mereka semua, dia pun langsung menuju kelas,, semua mata tertuju dengan dirinya dan para murid laki-laki tidak berkedip sedikit pun..

chapter 2

   " selamat ulang tahun bestiku yang cantik, gak terasa sekarang lo udah 16 tahun. " ucap dinda.

   " ini kado untuk lo sayang.. semoga di umur lo yang sekarang ini menjadi lebih baik.. kejar bahagia lo sendiri mulai sekarang dan jadi diri lo sendiri tanpa di suruh-suruh sama keluarga lo. " harapan nadira.

   nadira dan dinda tidak terkejut dengan penampilan senja yang sekarang karena kalau berkumpul dengan kedua sahabat nya senja jadi diri nya sendiri..

   " terimakasih besti-besti gue. kenapa kalian repot-repot kasih gue kado sihh. " kata senja.

   " sebenarnya kita berdua gak mau kasih lo kado,, kita tau lo punya segalanya tapi gak apa-apa lah . " jujur dinda.

   " oh ya nja.. nanti malam ada balapan jadian nya gede loh untuk juara 1." bisik nadira.

  " emang berapa hadiahnya?. "

   " uang 100 juta dan 1 unit apartemen di alamat uuu. " kata nadira.

   " astaga itu kan apartemen mewah senja.. lo harus ikut ini mahh. " kata dinda.

   " baiklah, pulang sekolah kita pergi kesana untuk daftar tapi ini resmi atau luar. " tanya senja.

   " resmi.. okee kita kesana pulang sekolah. " ucap dinda..

     senja sudah biasa balapan liar tanpa sepengetahuan keluarganya. senja pergi saat semua orang sudah pada tidur, selain punya mobil mewah, senja juga punya banyak motor besar hadiah dari kemenangan nya.

     senja menaruh semua motor dan mobilnya di rumah nya yang ada di kompleks perumahan melati. kompleks rumah mewah.. rumah itu hadiah ulang tahunnya dari mendiang kakek nya saat umur 12 tahun..

     tidak ada orang yang tahu senja punya rumah,, sebenarnya senja sudah lama pergi dari rumah itu tapi dia di larangan oleh mendiang kakek nya karena dia sudah punya firasat kalau caca tidak baik sifatnya..

     bel masuk berbunyi, semua orang masuk ke kelas. senja dan caca serta tunangan nya satu kelas.. mereka kelas 11 sedangkan kedua abangnya kelas 12.

    tunangan senja bernama Hendra megantara. Hendra tidak pernah menganggap senja sebagai tunangan nya, dia malah terang-terangan pacaran dengan caca.

Hendra heran dengan perubahan penampilan senja, dia juga mengabaikan Hendra yang masuk ke kelas.

" ja lihat tuh tunangan lo mesra banget dengan selingkuhan nya.. benar-benar gak tahu malu sekali mereka. " teriak nadira.

senja melihat mereka dengan tatapan dingin, dia tidak perduli dengan itu semua..

" gue gak perduli dan itu bukan urusan gue juga. " ucap senja dengan santainya.

" ja tumben lo gak panas melihat kemesraan mereka biasanya lo tantrum. " tanya teman kelas nya.

" mulai sekarang kalian tidak akan pernah lagi melihat gue dekatin seorang Hendra megantara lagi. " tegas senja.

guru matematika pun masuk ke kelas senja dan langsung menulis soal di depan kelas.. dia menyuruh anak muridnya untuk jawab ke depan.

" senja silahkan maju kedepan untuk jawab soal ini. " tunjuk guru itu.

" senja langsung maju kedepan. mulai hari ini dia tidak akan menjadi pura-pura bodoh lagi. "

" *buat apa senja maju.. semoga dia tetap pura-pura gak bisa jawab soal di depan seperti biasanya.. gue gak mau kalah saing dengan nya. " harap caca*.

senja cuma menjawab cuma 5 menit saja..

" sudah pak. "

guru itu terkejut karena senja cepat menjawab nya.

" kamu yakin jawaban kamu benar senja. "

" yakin banget, kalau bapak gak percaya silahkan periksa. " ucap senja.

guru matematika itu pun memeriksa jawaban senja dan dia pun kaget karena jawaban senja benar semua.. semua teman kelas nya jadi kaget karena senja bisa jawab..

seperti yang mereka tahu, senja adalah orang paling bodoh di kelas tapi kenyataan nya dia bisa jawab soal yang sangat sulit.

" bapak jangan salah soal seperti itu sangat mudah untuk senja kerjakan.. " kata nadira.

" senja bukan anak yang bodoh kok.. dia menyembunyikan kepintarannya karena ulah seseorang tapi mulai hari ini kalian semua tidak akan melihat senja yang culun dan bodoh melainkan senja yang pintar dan jenius. " ucap dinda dengan bangga .

dinda dan nadira sangat senang karena sahabat nya itu mau berubah dan menjalani hidup nya menjadi dirinya sendiri.. mereka berdua tidak suka melihat senja di sakiti oleh keluarga nya.. dinda menatap caca dengan sinis dan mengejek..

caca mengepalkan tangannya di bawah meja karena senja mulai menunjukkan siapa dirinya sebenarnya.

" awal lo senja.. gue akan adukan ini sama papi nanti. " batin caca.

_______

bel istirahat pun berbunyi, para murid segera keluar dari kelasnya menuju kantin.

senja dan kedua temannya masih berdiam diri di kelas, mereka memilih keluar belakangan saja..

hendra heran dengan perubahan senja.. tunangan nya itu benar-benar cuek dan tidak perduli dengan nya lagi.

" *apa senja marah sama gue, karena tadi malam gue gak meranyakan ulang tahun nya.. bodoamat lah, ini bagus jadi tidak ada lagi yang mengusik hubungan gue dan caca. " batin Hendra*.

tiba di kantin, senja langsung di panggil oleh kakak-kakaknya.

" kenapa lo lama banget di kelas, kita udah lama nunggu kedatangan lo.. seperti biasa pesankan kita makanan. " perintah Galih.

" lo punya tangan dan kaki kan.. silahkan pesan sendiri, gue bukan babu kalian. " ucap senja.

" oh lo sudah berani sama gue sekarang.. percuma lo mengubah penampilan lo karena gue dan yang lainnya tidak akan pernah peduli dan perhatian sama lo. " desis Galih.

" gue juga sudah gak butuh itu semua lagi dari kalian semua jadi stop ganggu gue lagi karena kita tidak kenal. " ucap senja dengan datar.

kedua kakaknya terkejut dengan perkataan senja,, kini tatap senja penuh dengan kebencian kepada mereka,, tidak ada lagi muka melas senja pada mereka.

dulu senja rela di suruh- suruh oleh kedua kakaknya dan teman-temannya membeli apapun yang mereka ingin kan.. supaya dia dekat dengan galih dan radit tapi tidak lagi mulai dari sekarang.

senja benar-benar berubah, semua temannya kembali terperangah karena Hari ini senja jadi aktif menjawab soal dari guru mata pelajar, guru-guru itu pun terkejut dengan perubahan senja.

hari ini caca tidak bisa menjawab pertanyaan guru seperti biasanya karena senja lebih dulu mengangkat tangan.. hari ini full senja jadi bahan perhatian teman kelas nya..

tentang senja yang pintar mulai tersebar di seluruh sekolah.

" Hendra apa itu benar yang mereka katakan dengan senja. " tanya galih.

" benar Galih, hari ini dia benar-benar aktif dalam kelas bahkan semua soal dari guru dia jawab dengan benar,, guru aja gak percaya dengan itu semua. " cerita Hendra

" *asal kalian tau, senja memang anak yang pintar tapi demi kebahagiaan caca kami menyuruh nya untuk mengalah dan tidak terlihat.. ternyata lo benar-benar berubah dehh. " batin radit*..

chapter 3

    Malam pun datang, senja sudah tiba di tempat balapan motor itu.. semua keluarga nya pun ikut hadir menonton balapan itu.

     " ja, lihat tuh keluarga lo ikut hadir juga.. apa lagi si caca sok banget tu anak.. " kata nadira.

     " benar itu, dia dan Hendra tidak tau malu banget bermesraan di depan umum. " ketus dinda.

    senja sudah tidak perduli dengan mereka semua,, saat ini yang terpenting dia harus memenangkan balapan itu.

     Senja menarik napas dalam-dalam, aroma bensin dan aspal panas memenuhi rongga hidungnya. Detak jantungnya berpacu kencang, campuran adrenalin dan kegugupan. Ia melirik ke arah tribun penonton, mencari sosok keluarganya di antara kerumunan. keluarga nya tidak tahu kalau diri nya ikut balapan.

Suara gemuruh mesin motor menggema, menandakan dimulainya balapan. Senja memacu motornya, melewati tikungan tajam dengan kecepatan tinggi. Ia beradu kecepatan dengan para pembalap lainnya, semuanya profesional dan handal. Persaingan sengit, adu strategi, dan keberanian menjadi satu kesatuan dalam balapan ini.

Suara Nadira dan Dinda, dua temannya yang juga ada di tribun penonton, sayup-sayup terdengar. Ia mendengar bisikan mereka tentang Caca dan Hendra, pasangan yang memang selalu menjadi pusat perhatian karena kemesraan mereka yang berlebihan. Namun, Senja memilih untuk mengabaikannya. Saat ini, fokusnya hanya pada balapan.

Ia menyalip beberapa pembalap, meningkatkan kecepatannya. Ia merasakan adrenalinnya memuncak. Tubuhnya bergetar, namun tangannya tetap stabil memegang kemudi. Ia memacu motornya dengan penuh konsentrasi, mencari celah untuk melewati lawan-lawannya.

Di tikungan terakhir, Senja berada di posisi terdepan. Ia hanya perlu mempertahankan posisinya hingga garis finish. Ia merasakan tekanan yang luar biasa, tetapi ia tidak boleh menyerah. Ia harus memenangkan balapan ini, untuk keluarganya, untuk dirinya sendiri.

Dengan sisa tenaga terakhirnya, Senja memacu motornya hingga batas maksimal. Ia melewati garis finish, menjadi pemenang balapan. Suara gemuruh penonton memenuhi arena balapan, menyambut kemenangannya. Senja mengangkat tangannya, menunjukkan kemenangannya. Ia melihat keluarganya di tribun penonton, wajah mereka berseri-seri, penuh kebahagiaan dan bangga.

Senja turun dari motornya, merasakan kelelahan yang luar biasa. Namun, rasa lelah itu sirna seketika ketika ia melihat kedua sahabat nyamenghampirinya, memeluknya erat-erat. Ia merasakan cinta dan dukungan mereka, yang menjadi sumber kekuatannya untuk terus berjuang dan meraih kemenangan. Ia tersenyum, senyum kemenangan yang terpancar dari hati yang penuh kebahagiaan. temanya yang lain pun pun menghampirinya, mengucapkan selamat. Meskipun sempat mengomentari Caca dan Hendra, mereka tetap mendukung Senja dan turut bergembira atas kemenangannya. Malam itu, Senja merasakan kepuasan yang luar biasa, bukan hanya karena kemenangannya dalam balapan, tetapi juga karena dukungan dan cinta dari keluarganya dan teman-temannya.

      Setelah hiruk pikuk perayaan mereda, Senja, Nadira, dan Dinda duduk di sebuah warung kecil tak jauh dari arena balap. Aroma kopi dan gorengan hangat memenuhi udara malam.

"Gila, nja ! Penampilanmu tadi luar biasa!" seru Nadira, masih takjub dengan aksi Senja di lintasan.

"Iya, beneran. Aku sampai deg-degan nontonnya," timpal Dinda, menyesap kopinya. "Bayangin aja, pas di tikungan terakhir itu, deg jantungku kayak mau copot!"

Senja tersenyum, merasakan kelegaan setelah adrenalinnya surut. "Seru, sih. Tapi tegang juga. Apalagi pas lihat kalian di tribun, kayaknya tegangnya lebih parah dari aku yang balapan."

Nadira tertawa. "Ya iyalah! Kita kan cuma bisa nonton, nggak bisa ngapa-ngapain kalo kamu kenapa-napa. Untung aja kamu aman."

"Eh, ngomong-ngomong, tadi tuh… aku masih nggak habis pikir sama Caca dan Hendra," kata Dinda, menggerutu. "Mesra-mesraan banget, kayak nggak ada tempat lain aja."

Senja terkekeh. "Biarkan saja, Din. Mereka kan lagi dimabuk asmara. Lagian, aku juga nggak terlalu peduli. Yang penting, aku menang balapannya."

Nadira mengangguk setuju. "Bener juga. Kemenangan kamu tadi jauh lebih penting. Keren banget, Sen! Kamu bener-bener pantas menang."

"Makasih, ya. Kalian juga udah support aku banget," kata Senja, menatap kedua sahabatnya dengan penuh rasa syukur. "Nggak cuma nonton doang, tapi juga selalu menyemangati aku."

"Emang tugas kita dong, ngedukung sahabat kita yang keren kayak kamu," jawab Nadira, menepuk bahu Senja.

Dinda menambahkan, "Iya, dan kita juga selalu ada buat kamu, apapun yang terjadi. Kalo ada masalah, curhat aja sama kita."

Senja tersenyum hangat. "Makasih, ya. Kalian sahabat terbaik." Ketiga sahabat itu larut dalam obrolan ringan, menikmati suasana malam dan kebersamaan mereka. Kemenangan Senja bukan hanya miliknya sendiri, tetapi juga milik keluarga dan sahabat-sahabatnya yang selalu mendukungnya. Malam itu, rasa bahagia dan persahabatan yang tulus mewarnai percakapan mereka, lebih berharga daripada sorak sorai kemenangan di arena balap.

Senja sampai di rumah pukul dua pagi. Langkah kakinya berat, menginjak lantai keramik rumah yang sunyi. Ia baru saja pulang dari rumah nya untuk menaruh motor gedenya.Pakaian serba hitamnya, yang biasanya ia gunakan saat bekerja, menunjukkan betapa lelahnya ia saat ini. Di tangga, ia berpapasan dengan Raka yang hendak turun.

Raka tersentak melihat Senja. Ia mengerutkan dahi, khawatir. "Lo habis dari mana, Nja? Kenapa baru pulang jam segini?" tanyanya, suaranya terdengar cemas.

Senja menghela nafas panjang, rasa lelah dan amarah bercampur aduk. "Cari angin," jawabnya singkat, suaranya datar.

"Cari angin? Jam segini? Gak baik, lho, cewek pulang selarut ini. Contohnya Caca, dia nggak pernah pergi malam-malam," kata Raka, tanpa menyadari betapa menyakitkan perbandingan itu bagi Senja.

Senja mengepalkan tangannya. "Bisa nggak sih lo nggak usah ngebanding-bandingin gue sama adik kesayangan lo itu? Gue sama dia jelas beda!" suaranya meninggi, kecewa dan marah.

Raka terdiam sejenak, tampak ragu. "Gue cuma khawatir, Nja. Gue nggak mau terjadi apa-apa sama lo."

"Gue nggak butuh dikhawatirkan! Gue bisa jaga diri sendiri!" Senja membentak, air mata mengancam jatuh.

Raka menghela nafas. "Kenapa lo sekarang berubah, Nja? Mana adik gue yang dulu? Senja yang baik, murah senyum, manja sama keluarga?"

Senja tertawa getir. "Kalian yang bikin gue kayak gini! Senja yang lo maksud itu udah mati! Mati karena diabaikan, mati karena nggak pernah dianggap!"

Raka terhenyak. Senja melampiaskan semua unek-uneknya. "Sejak Caca datang, gue diabaikan sama kalian semua! Apa-apa Caca yang diutamakan! Gue dipaksa jadi bodoh, dipaksa berpenampilan culun di sekolah supaya adik kesayangan lo itu keliatan lebih bersinar!" Air mata Senja akhirnya jatuh membasahi pipinya.

Raka merasa sesak. "Maafin gue, Nja. Gue nggak pernah membela lo di depan orang tua kita, Galih, dan Radit." Suaranya penuh penyesalan.

Senja menghapus air matanya dengan kasar. "Percuma! Gue udah mati rasa sama kalian semua! Bilang sama orang tua lo, jangan pernah ikut campur lagi dalam hidup gue!"

Raka menggeleng tak percaya. "Astaghfirullah, Nja… mereka juga orang tua lo!"

Senja menatap Raka dengan tatapan tajam, suaranya dingin. "Mereka bukan orang tua gue! Sejak Caca datang, Papi nggak pernah lagi membiayai hidup gue! Gue pontang-panting kerja buat bertahan hidup! Kalau mereka orang tua gue, mereka pasti ngebantu gue! Tapi ini… sama sekali nggak ada!"

Senja berbalik dan melangkah cepat menuju kamarnya, meninggalkan Raka yang terpaku di tangga, merasa bersalah dan kehilangan. Ia menyadari betapa besar kesalahannya, betapa dalam luka yang diderita Senja. Keheningan malam terasa begitu berat, menegaskan kesendirian Senja yang terabaikan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!