NovelToon NovelToon

Cinta Virtual

Perkenalan lewat sosmed

Awal perkenalan Mia dan Asril itu dimulai dari sebuah akun sosial media, dimana saat itu Asril memfollow akun Instagram milik Mia dan tanpa pikir panjang Mia pun memfollow balik akun Instagram milik Asril.

Pada saat itu Mia bekerja sebagai art di sebuah perumahan di komplek. Mia sendiri berstatus seorang janda anak satu, sedangkan Asril bekerja di bengkelnya sendiri. sejak usia dua puluh lima Asril sudah memiliki bengkel sendiri. Disini Asril menyandang status duda anak satu.

karena sudah jam istirahat Mia mengecek ponselnya ternyata ada DM dari Asril. Asril tanpa ragu Asril meminta nomor WhatsApp Mia.

Awalnya, Mia ragu ingin memberikan nomor WhatsApp nya ke Asril. Tapi .... Mia mencoba untuk percaya ke pada Asril. Mia memberikan nomor WhatsApp ke Asril. "kalau laki laki ini tidak sopan aku akan memblokir akun sosmed dia," gumamnya dalam hati.

Tak butuh waktu lama, sudah masuk notifikasi WhatsApp di ponsel Mia, (assalamualaikum Mia ini Asril, save ya nomor WhatsApp ku) isi pesan Asril. (ok aku save ) hanya itu balasan Mia ke Asril.

Setalah itu tidak ada lagi pesan yang dikirim Asril. Mia pun melanjutkan aktivitasnya, sekitar jam 16.00 sore, Mia sudah selesai bekerja dan ia sudah keluar dari tempat dia bekerja. Mia langsung pulang kerumah karena ada anak dan ibu yang menunggunya dirumah.

Sesampainya di rumah, Mia melihat anaknya Andi yang sedang menonton televisi dengan neneknya Bu Siti. "kamu sudah pulang,nak?" sapa Bu Siti. "sudah Bu" jawab Mia. " anak ibu lagi nonton televisi ya?" Mia mendekati anaknya dan duduk disebelah anaknya.

"iya Bu" sahut Andi. "ibu mandi dulu ya, nanti kita nonton bareng lagi," ucap Mia sambil beranjak dari tempat duduknya. Dan merogoh ponsel di saku celananya sembari meletakkan ponselnya di meja televisi.

Drettt drettt drettt ponsel Mia berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Andi melirik ke arah ponsel ibunya dan melihat secara dekat siapa yang sudah menghubungi ibunya.

Tertera di ponsel Mia nama Asril, Andi mengerutkan dahinya sambil membaca nama yang ada di panggilan ponsel ibunya. "siapa Asril ?" gumamnya. Kerena sepengetahuan Andi, ibunya tidak pernah punya teman laki laki. Andi kembali duduk dekat neneknya.

" siapa yang menelpon ibumu?" tanya Bu Siti penasaran. "sepertinya teman ibu, nek" jawab Andi. " dijawab itu teleponnya sudah dua kali ada panggilan" seru Bu Siti. Andi tetap membiarkan ponsel ibunya berbunyi sampai panggilan itu berhenti sendiri. "biarkan sajalah nek, nanti ibu saja yang menghubunginya kembali" ucap Andi yang terus menatap televisi.

Selesai mandi Mia pun kembali duduk di dekat anak dan ibunya, sambil mengambil ponsel yang ada di meja televisi. "Bu, itu tadi ada yang menghubungi ibu" ucap Andi dengan mata yang tetap melihat televisi.

" siapa? kamu ada jawab panggilannya?" Andi hanya menggelengkan kepalanya saja. "siapa Asril itu Bu?" tanya Andi mengalihkan tatapannya ke ibunya.

"oh Asril ini teman ibu?" Mia menjawab tanpa menatap Andi. "sejak kapan kamu punya teman laki laki,Mia?" ibu Siti ikut bertanya.

"maksudku teman dari sosmed, Bu." ucap Mia

" hati hati berteman dari sosmed apa lagi itu laki laki, ingat kamu itu sudah pernah gagal berumah tangga jangan asal pilih teman laki laki" pesan Bu Siti. Bu Siti sendiri masih merasa takut kalau Mia punya kenalan teman laki laki, karena Bu Siti tidak mau anaknya Mia salah pilih suami lagi.

komunikasi yang berkelanjutan

Rasa takut yang selama ini dirasakan oleh Bu Siti membuat Mia memilih untuk tidak bergaul dengan laki laki. "ibu tidak usah khawatir ya, kalau Mia dengan Asril ini berteman"

ucap Mia yang menenangkan hati ibunya.

"ibu bukan melarang kamu untuk menikah lagi hanya saja ibu takut kamu salah pilih pasangan lagi" menatap Mia dengan tatapan sendu.

"iya, Mia tahu maksud ibu. Cuma izinkan Mia sekali ini untuk kenal dengan laki laki lagi bu." Mia berusaha meminta izin ke ibunya.

"kamu sudah lama kenal dengan laki laki itu?" tanya Bu Siti penuh selidik.

"belum, Bu. Mia baru mengenalnya lewat jalur sosmed" ujar Mia ke ibunya.

"ibu hanya ingin kamu berhati - hati ya, nak" Bu Siti tidak ingin Mia menjadi korban sosmed yang semakin merajalela

"iya ibu" ucap Mia singkat.

Andi yang sedari tadi ada di antar mereka hanya terdiam dan mendengarkan pembicaraan ibu dan neneknya.

setelah percakapan itu selesai, Mia kembali menatap layar ponselnya. Dia melihat ada panggilan tidak terjawab dari Asril. Namun Mia tidak mau menghubunginya lagi.

Mia meletakkan ponselnya lagi di dekat meja televisi. Belum juga Mia mendaratkan bokongnya ke kursi, ponsel Mia berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

"jawablah ... , mungkin itu penting" ucap bu Siti yang mencoba meredam ketakutannya.

Mia langsung menjawab panggilan masuk itu.

*assalamualaikum Mia, boleh kita bicara sebentar*

* wa'alaikumsalam, boleh*sahut Mia.

Mia beranjak pergi dari ruangan televisi menuju ruang tamu untuk berbicara melalui panggilan telepon dengan Asril.

Selesai berbicara dengan Asril. Mia menutup panggilan dan kembali lagi duduk di dekat Andi. "sudah selesai Bu berbicaranya dengan teman ibu?" tanya Andi sambil mendongakkan kepalanya ke Mia.

"sudah,tapi .... boleh tidak kalau temen ibu datang kerumah untuk main?" pertanyaan Mia itu membuat Bu Siti langsung mengalihkan tatapannya ke Mia.

"teman kamu mau datang? kamu sudah jujur kalau kamu sudah berstatus janda?" tanya Bu Siti ingin memastikan kalau nanti laki laki itu datang tidak ada lagi yang harus di tutupi Mia.

"sudah Bu, Mia sudah mengatakan kalau Mia ini seorang janda yang memiliki satu anak laki laki. Begitu juga dengan Asril, Asril juga sudah memberitahu kalau dia seorang duda dan memiliki anak laki laki juga." ujar Mia ke Bu Siti.

Asril sadar akan usianya yang sudah lebih dari kepala tiga, jadi tidak etis rasanya, kalau mereka menjalin hubungan hanya lewat jalur sosmed saja. Maka dari itu Asril ingin berkunjung ke rumah Mia.

"Asril, kamu kok senyum senyum gitu" ucap Bu Nur, ibunya Asril.

"apa lagi Bu, kalau tidak pacaran. Ibu ini seperti tidak pernah muda saja" ledek ayah Asril pak Ari.

"ayah,ibu, kalian ini apa apa sih" Asril merasa malu saat dapat ledekan dari ayahnya.

"siapa calon mantuku? wajar sajalah kamu kenal wanita lagi, toh kamu menduda sudah empat tahun. kami ini sudah tua, kami ingin melihat kamu hidup bahagia." ujar pak Ari.

"ini Asril lagi usaha ayah, ini cewek orang rumahan, ayah. Dia tidak suka keluyuran." Asril menjelaskan kepribadian Mia ke ayah dan ibunya.

"wah, bagus dong. Jadi kapan kita lamar dia untuk jadi mantu kami?" Bu Nur bertanya dengan tidak sabarnya.

mendengar perkataan ayah ibunya membuat Asril tertawa, bagaimana tidak? Asril sendiri saja tidak tahu apakah nanti dia bisa mendapatkan hati Mia? Sedangkan Asril mendapatkan akun Instagram Mia itu dari Anto, montirnya di bengkel. Anto lah yang memberitahu akun Instagram milik Mia ke Asril. Anto salah satu teman Mia sewaktu sekolah menengah pertama.

"sudahlah, yang penting Asril minta doa ayah dan ibu saja. semoga perkenalan kami bisa berkelanjutan." Asril tersenyum kepada ayah dan ibunya lalu pergi meninggalkan mereka.

komunikasi antar Asril dan Mia terus berkelanjutan dari sosmed mereka sering bertukar pesan dan sampailah pada hari dimana Asril berniat untuk berkunjung kerumah Mia. Asril tidak mau kalau hubungan mereka hanya sebatas jalur virtual saja.

Karena Mia sudah memberikan alamat rumahnya pada Asril. Hal itu membuat Asril tidak terlalu sulit untuk menemukan rumah Mia.

*tok tok tok* terdengar ada yang mengetuk pintu dari luar rumah.

Mia pun langsung membuka pintu rumahnya. "assalamualaikum Mia" ucap Asril yang sudah berdiri di ambang pintu. "wa'alaikumsalam mari masuk," Mia mempersilahkan Asril untuk masuk kerumahnya.

Belum juga Asril duduk, terdengar suara Bu Siti " oh ada tamu ya?" Asril langsung menarik tangan Bu Siti dan mencium punggung tangannya.

"saya Asril Bu, temannya Mia" ujar asril yang memperkenalkan dirinya.

" oh namanya, nak Asril ya? silahkan duduk." mempersilahkan Asril duduk dan Bu Siti pun ikut duduk diantara mereka.

Sementara Mia berlalu ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Asril.

"kalau boleh tahu kamu tinggal dimana? trus kamu kerjanya apa?" Bu Siti terus bertanya ke Asril untuk memastikan kalau Mia anaknya tidak sedang dekat dengan sembarangan orang.

"saya tinggal di dekat ujung kota Bu, dan saya bekerja di bengkel saya sendiri Bu." Asril menjelaskan identitasnya ke Bu Siti.

"maaf, bukanya ibu lancang banyak bertanya, karena ibu tidak mau kalau Mia salah pilih teman, apa lagi temannya laki laki." ujar Bu Siti dengan suara datarnya.

Ditengah percakapan mereka muncullah Mia yang membawa nampan yang berisi minuman dan cemilan untuk Asril. Mia langsung meletakan minuman dan cemilan itu ke atas meja untuk di suguhkan ke Asril.

Andi yang keluar dari kamarnya melihat ada tamu, ia pun langsung menghampiri mereka yang ada di ruang tamu. "ibu om ini siapa?" tanya Andi sambil menunjuk ke arah Asril.

"om adalah teman ibu kamu, boleh kan om berteman dengan ibu kamu?" Asril bertanya sambil mendekati Andi. Asril menarik tangan Andi perlahan untuk duduk di dekatnya.

"boleh saja om, tapi om tidak boleh buat ibu menangis ya," Andi berpesan ke Asril.

Berhubung besok hari Minggu, Asril berniat membawa Andi dan Mia serta anaknya ke tempat wisata, tujuan Asril agar kedekatan mereka lebih semakin dekat lagi.

"besok itu kan hari Minggu, gimana kalau besok om ajak kamu dan ibumu pergi ke tempat wisata bersama anak om juga" ujar Asril yang ingin mendapatkan hatinya Andi.

"boleh, Andi mau. Andi tunggu ya om besok" seru Andi tanpa pikir panjang Andi menyetujui permintaan Asril.

Melihat andi dan Asril yang begitu dekat membuat hati Mia lega, karena Mia memiliki tujuan untuk dekat dengan Asril tidak lain hanya ingin mencari sosok ayah untuk Andi. lain halnya dengan Bu Siti, masih tersimpan dihatinya keraguan atas kedekatan Mia dengan Asril. Namun Bu Siti tidak boleh egois, Bu Siti harus memberikan kesempatan untuk Mia bisa berkenalan dengan Asril.

Menjadi lebih dekat

Sekitar jam sepuluh pagi Asril dan Tara anaknya sudah sampai dirumah Mia. "ayah ini kita di rumah siapa?" tanya Tara yang sedari tadi masih terlihat kebingungan, karena dari rumah, Asril ingin mengajaknya ke tempat wisata. Tapi kenapa sekarang berada disalah satu rumah orang.

"ini rumah teman ayah, kita pergi sama teman ayah dan anaknya ya" bisik Asril ke Tara.

Asril mencoba mengetuk pintu rumah Mia dan mengucapkan salam. Pintu pun terbuka, terlihatlah Mia yang membukakan pintu untuk mereka.

"ayo masuk!" ajak Mia. Tara yang melihat Mia langsung menarik tangan Mia untuk mencium punggung tangannya.

"ini calon ibunya Tara ya?" celetuk Tara yang membuat Asril terkejut. Dengan cepat Asril menutup mulut Tara dengan sebelah telapak tangannya.

"maaf ya, ini bocah terlalu lancang" ucap Asril dengan menahan rasa malu.

"ah, tidak apa apa mas, namanya juga anak anak" Mia tersenyum ke arah Asril dan Tara.

"kita belum kenalan, nama kamu siapa?" Mia mengulurkan tangannya ke arah Tara.

"namaku Tara, Bu" menyambut uluran tangan Mia.

"Duduk dulu, ibu mau siapkan minuman" ucap Mia yang ingin berlalu ke dapur. "tidak perlu repot repot kita berangkat sekarang saja, takut kena macet dijalanan." ujar Asril.

"baiklah, aku panggil Andi dulu ya," Mia berlalu kedalam kamar Andi dan melihat Andi sudah rapi dengan pakaiannya.

"kamu sudah siap, om Asril uda datang tuh jemput kita" ucap Mia sambil menunjuk ke arah luar kamar.

Mia dan Andi pun keluar dari kamar dan mencari keberadaan Bu Siti. terlihat Bu Siti sedang duduk di meja makan. "Bu, kami mau pergi dulu ya" Mia pamit ke ibunya.

"Asril uda datang jemput kalian?" tanya Bu Siti sambil melirik ke arah ruang tamu.

"sudah,Bu" sahut Mia. Mia berjalan menuntun Andi ke arah ruang tamu di ikuti oleh Bu Siti.

"salim dulu sama nenek!" pinta Asril ke Tara, yang melihat ke datangan bu Siti.

"oh ini anak kamu Asril, namanya siapa?" tanya Bu Siti dengan tersenyum ramah.

"namanya Tara Bu," jawab Asril.

mereka pun berpamitan ke pada Bu Siti, dan berlalu menuju mobil yang dibawa oleh Asril.

mereka melambaikan tangan ke arah Bu Siti, begitu juga dengan Bu Siti. Setelah mobil yang dikendarai Asril menghilang ditelan tikungan jalan, Bu Siti pun kembali masuk kedalam rumah.

Butuh waktu satu jam perjalanan untuk sampai di tempat yang mereka inginkan. Asril memilih tempat wisata kebun binatang untuk dijadikan objek wisata mereka.

Di dalam mobil, Andi dan Tara yang duduk di belakang hanya melirik satu sama lain. Asril yang melihat gelagat anak anak itu dari kaca spion langsung memecahkan keheningan diantara Meraka.

"kok, pada diam? saling kenalan dong, supaya akrab" pinta Asril dengan suara yang lembut.

Mendengar perkataan Asril Mia langsung menoleh ke arah belakang dan tersenyum.

"iya, kenalan dong, nanti kalau tidak mau kenalan. gimana mau main bersama disana! timpal Mia.

Setelah mendengar ucapan ke dua orang tua mereka. Langsung Andi dan Tara mengulurkan tangan mereka masing masing dan berjabat tangan.

"gitu dong, kan enak dilihatnya" ucap Asril sembari menatap kaca spionnya.

"kita uda seperti keluarga ya, dengan berpergian berempat begini" celetuk Tara dengan gampangnya.

"ehem" Asril memberi kode. Dengan spontan Tara menatap kaca spion didepan yang ternyata Asril menatapnya juga.

Tara tidak lagi bersuara, keadaan di dalam mobil hening.

"Tara, kamu mau jadi adik aku?" tiba tiba Andi bersuara. "mau ... banget supaya aku bisa punya Abang."

Mendengar perkataan anak anak mereka, Mia dan Asril hanya saling pandang saja, dengan cepat Mia memalingkan wajahnya ke arah jendela, ternyata memandang Asril seperti tadi membuat Mia merasa cukup gugup.

Huh ...., Mia membuang napas perlahan untuk menghilangkan rasa gugupnya, Mia tidak berani untuk memalingkan wajahnya.

"jadi .... boleh nih, om jadi ayah kamu, Andi?" pertanyaan Asril membuat Mia melemparkan senyumannya ke arah jendela.

"boleh dong om" ucap Andi singkat.

"baiklah, dua minggu lagi om akan datang kerumah untuk melamar ibumu" melirik Mia yang sedari tadi hanya menatap kearah jendela.

"hore.... " ucap serentak mereka bergembira.

Tidak terasa perjalanan satu jam sudah mereka lalui, kini mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti di parkiran tempat wisata. dengan cepat mereka semua keluar dari mobil dan berjalan memasuki arena wisata.

Betapa bahagianya raut wajah Andi dan Tara melihat bermacam macam hewan yang ada di sana. Semua tempat hewan hewan itu di jelajahi oleh meraka tidak lupa mereka mengabadikan momen itu dengan berphoto dan merekam video.

Seharian mereka di sana, membuat Andi dan Tara kelelahan. Tampak wajah mereka sudah capek dan mengantuk. "kita pulang sekarang yuk, sudah sore juga!" ajak asril sambil melirik arloji di tangan kanannya.

" iya, kita pulang saja, kasihan anak anak sudah kecapekan, takut kenak macet juga kan" ujar Mia, lalu mengumpulkan sisa sisa snack anak anak dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

Setelah dipastikan tidak ada yang ketinggalan, mereka pun berjalan menuju pintu keluar arena wisata. Dan masuk kedalam mobil.

Belum ada sepuluh menit perjalanan, anak anak sudah pada tertidur. "mungkin mereka kecapekan" ucap Asril setelah mendengar suara dengkuran halus anak anak.

"iya, mereka lucu kalau lagi tertidur begitu" kekeh Mia sejenak.

"ehem ... , Mia, dua minggu lagi aku dan orang tuaku akan datang melamar mu" ucap Asril langsung tuduh poin.

Mia hanya membisu, dia tidak menjawab pertanyaan Asril yang begitu spontan.

"kamu menolak lamaranku?" tanya Asril dengan lemas. "bukan begitu maksudku" jawab Mia yang menoleh ke arah Asril. lagi lagi Mia di buat gugup setelah beradu pandangan dengan Asril. dengan cepat Mia memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"datanglah, bawalah orang tuamu ke rumahku untuk dua Minggu kedepan." mendengar perkataan Mia, Asril yang kembali fokus menyetir kini memalingkan wajahnya ke arah Mia dan tersenyum sumringah.

Betapa bahagianya hati Asril saat ini, ingin rasanya dia menari nari dan berlompat kegirangan karena mendengar perkataan Mia.

Perlahan Mia kembali membenarkan duduknya, dari sudut ekor mata Mia melihat kalau Asril senyum senyum sendiri membuat Mia jadi salah tingkah.

"baiklah, kalau begitu nanti kamu mau minta mahar apa?" Asril berbisik pelan kearah Mia.

"terserah kamu aja, yang penting tidak memberatkan mu dan tidak merendahkan aku dengan status jandaku" ujar Mia yang terus menatap ke arah depan.

"baiklah kalau begitu, terima kasih ya, sudah sudi menerima aku yang berstatus duda anak satu" terdengar Asril menjawab mode serius.

Setalah itu tidak ada lagi percakapan antara mereka hingga mobil yang mereka tumpangi sudah masuk ke pelantaran rumah Mia.

Dari ambang pintu masuk Bu Siti sudah berdiri melihat kedatangan mereka.

Dengan segara asril turun dan membuka pintu mobil untuk mia.karena Andi masih tertidur pulas, Asril pun mengendong Andi kedalam rumah.

"rebahkan saja Andi di kursi ini,mas" menunjukkan kursi yang ada di ruang tamu.

setelah merebahkan Andi di kursi, Asril pun berpamitan ke Bu Siti dan Mia untuk segera pulang. Dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang hingga menjauh dari rumah Mia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!