NovelToon NovelToon

EMPRESS

1. Rahasia

"BREAKING NEWS: Istri Putra Mahkota Negri ini tak dapat memberi penerus untuk Kerajaan"

Praaaaaanggg... Suara pecahan pas bunga yang dengan sengaja dilempar oleh Raja yang terlihat begitu murka.

Satya adalah Raja ke-dua dari generasi ini yang dikenal karena ketampanan, keramahan dan kebijakannya dalam mengambil keputusan. Satya terlihat sangat murka saat melihat begitu banyak siaran TV dan artikel yang membahas berita negatif keluarga Kerajaan.

***

Beberapa hari yang lalu..

Wanita paru baya yang mengenakan jas putih itu terlihat sangat gugup, keringatnya membasahi keningnya bahkan wajahnya pucat pasi dan bibirnya bergetar hebat antara cemas dan takut.

"Jelaskan semua padaku Dokter..," perintah sang Raja "Yang Mulia" kata Dokter Taya tiba-tiba berlutut di bawah tahta sang Raja bahkan tak berani mengangkat kepalanya, kedua tanyannya bergetar hebat begitu juga dengan bibinya yang sudah membiru karena takut.

"Saya tak tau kutukan apa yang membuat saya harus menyampaikan hal ini pada Tuanku..," kata Dokter Taya dengan suara gemetar sambil menangis "Katakanlah, jangan membuat kami menunggu," wanita anggun yang bergelar Ibu Suri itu pada Dokter Taya yang masih setia berlutut sambil menangis dengan gemetar itu.

Sekarang semua anggota keluarga Kerajaan tengah berkumpul di depan tahta Raja untuk membahas mengenai desakan rakyat agar Putra Mahkota segera memberikan penerus untuk kerajaan. Putra Mahkota sudah dinikahkan selama dua tahun tapi belum juga ada tanda-tanda baik dari pernikahan itu yang tentu saja membuat rakyat bertanya-tanya.

"Tuanku.. Saya lebih baik mati saja, ketimbang harus menyampaikan berita duka ini pada keluarga kerajaan," kata Dokter Taya sambil menangis terseduh.

"Dokter Taya, katakanlah..," perintah Ratu Yoona dengan suara lembutnya namun memberikan tekanan pada setiap kata yang keluar dari bibirnya "Tuanku, sebenarnya Yang Mulia Putri Mahkota, tak akan bisa memberi kita penerus," jelas Dokter Taya dengan terbatah setengah takut karena menyampaikan berita duka itu. Semua orang terkejut mendengar penjelasan Dokter Taya.

"Dokter Taya!..," teriak sang Raja dengan murkahnya sambil berdiri dan membuat semua orang berdiri untuk menghormati sang Raja "Aku akan memancung kepalamu jika berani mengatakan hal itu!..," amarah sang Raja mengancam Dokter yang terdengar sangat lancang itu.

"Yang Mulia..," desis Dokter yang sudah mengabdi pada keluarga kerajaan selama bertahun-tahun itu sambil bersujud di lantai karena begitu menyesal akan kabar yang diberitakannya itu. "Apa yang kau katakan Dokter Taya? Kau pasti salah! Aku akan benar-benar menghukummu dan seluruh keluargamu karena mengatakan berita bohong ini!..," tegas Ibu Suri.

Dokter Taya merangkak menuju Ibu Suri dan bersimpuh di kaki Ibu Suri, layaknya memohon pengampunan atas berita yang baru saja ia sampaikan "Ampuni saya Yang Mulia.. Tapi saya harus menyampaikan kabar ini, saya sudah melakukan semua pemeriksaan bahkan sudah mengulangnya berkali-kali," lirih Dokter Taya dengan tangisannya. "Saya rela mati jika berita yang saya sampaikan adalah sebuah kebohongan," kata Dokter Taya meyakinkan semua orang.

Semua orang di sana terlihat begitu syok karena kabar ini, bagaimana bisa seorang yang sudah resmi dijadikan Putri Mahkota tak bisa mengandung.

"Dokter Taya, pastikan tak ada satu pun yang tau tentang malasah ini," titah Ratu Yoona "Sesuai perintah Yang Mulia..," jawab Dokter Taya

***

"Yang Mulia..," hadap Sekretaris kerajaan itu sembari menunduk hormat pada sang Raja yang terlihat begitu gelisah dan cemas "Sekretaris Han di mana Putra Mahkota?" tanya Raja masih dengan menatap keluar jendela ruang istirahatnya.

"Putra Mahkota berada di kediamannya Tuanku..," jawab Sekretari Han sambil menuangkan teh untuk Raja yang selama ini dilayaninya itu. "Bagaimana dengan Istrinya?" tanya Raja lagi "Putri Mahkota sedang berada di kediaman orang tuanya Yang amulia, Putri Mahkota keluar istana dari kemarin sore," jawab Sekretaris Han menjelaskan.

"Apa Putra Mahkota sudah melihat beritanya?" tanya sang Raja "Iya Tuanku..," jawab Sekretaris Han sambil menundukan kepalanya "Bagaimana reaksi Putra Mahkota?" tanya Raja sambil meminum teh yang sudah dituangakan Sekeretarisnya itu untuk sedikit menenangkan dirinya.

"Tak ada yang mulia, seperti biasa Putra Mahkota tak bereaksi sama sekali," jelas Sekretaris Han pada sang Raja yang menyimak dari tadi "Segera urus semuanya, atasi semua rumor yang beredar," titah Raja pada Sekretaris Han "Sesuai perintah Tuanku," jawab Sekretaris Han. Lalu undur diri dan  pergi dari hadapan Raja Satya.

Semua tetua kerajaan sudah mengetahui keadaan istri Putra Mahkota yang tak mampu memberi penerus dan tentu akan mengancam kelangsungan keluarga kerajaan.Semua orang setuju untuk menikahkan Putra Mahkota dengan wanita lain dan menurunkan status Putri Mahkota menjadi Selir karena tak mampu memberi penerus untuk keluarga kerajaan.

Namun Ratu Yoona manolak keras tentang hal itu, keluarga kerajaan juga terhalang atas jasa keluarga Putri Mahkota pada keluarga kerajaan yang bisa dibilang memegang andil penting pada kestabilan pemerintahan.

Putri Ayana merupakan anak tunggal dari keluarga kaya raya yang secara tak langsung ikut membantu kerajaan saat masa-masa sulit. Bisa dikatakan bahwa keluarga kerajaan berhutang besar pada keluarganya, jadi semuanya belum diputuskan, masih difikirkan oleh tetua keluarga kerajaan, keputusan apa pun yang diambil akan dipastikan itulah yang terbaik dan bisa segera mengatasi semua masalah yang ada

***

Semua awak media sudah berkumpul untuk meliput pernyataan resmi dari keluarga kerajaan atas berita yang tersebar "Selamat malam," kata sekertari Han membungkukan badannya kepada semua orang yang hadir sebagai tanda hormat.

"Saya Sekertaris umum Kerajaan mewakili keluarga Kerajaan, menyatakan bahwa kami akan menindak tegas orang yang sudah menyebarkan berita bohong dan melukai kehormatan keluarga kerajaan..," kata Sekertaris Han dengan yakin dan tegas penuh penekanan.

"Berita itu tak benar adanya, Putra Mahkota dan istrinya dalam keadaan yang sangat baik berita yang beredar adalah kebohongan yang harusnya dibasmi bukan malah di percayai," tukas nya.

"Lalu kenapa sampai sekarang belum ada kabar bahagia mengenai calon penerus takhta kerajaan kita..,?" tanya seorang wartawan dengan sengit

"Putra Mahkota sedang sibuk dengan proyek kerja sama keraajan dengan negara lain, yang menyebabkan belum bisa melakukan upaya lain..," tukas sekertaris Han lalu menutup acara nya agar tak harus berbohong lagi

Pernyataan resmi yang di keluarkan keluarga kerajaan nampak nya dapat sedikit meredam berita yang tersebar luas di kalangan rakyat

Arst negri yang kaya dengan sistem pemerintahan kerajaan dan dipimpin oleh seorang Raja bernama Satya yang merupan adik dari mediang Raja sebelum nya, Raja Satya resmi menjadi Raja setelah Raja Arya wafat.

2. Dusta

Hari bahagia untuk Arst saat menyambut 24 tahun umur Putra Mahkota mereka, Neron adalah Putra Mahkot Arst merupakan putra pertama dari Raja Satya dan Ratu Yoona yang sudah tumbuh menjadi pemuda yang sempurna rupa nya dan sempurna pula prangai nya walau terlihat begitu dingin dengan wajah tanpa ekspresi dan manik mata yang begitu tajam.

Jiyan, pria yang terihat sangat angkuh berjalan menyusuri lorong kerajaan untuk menemui adiknya yang merupakan Ratu dari Arst, Ratu Yoona.

"Yang Mulia..," kata Jiyan sambil membungkukan badannya tanda hormat pada wanita yang terlihat begitu luar biasa dengan pakaian khas kerajaan itu.

"Kakak..," sambut sang Ratu dengan sangat hangat sambil tersenyum pada Jiyan yang merupakan kakak kandunnya.

"Kau terlihat sangat menawan dengan baju itu..," kata Jiya pada Yoona yang masih tersenyum dengan anggunnya.

"Bagaimana rasanya menjadi Ratu Arst ini? nikmat bukan?" tanya nya lagi dengan senyum miring terlihat begitu picik.

"Melihat wajahmu yang selalu berseri, membuat aku yakin bahwa kehidupan disini sangat nikmat dan nyaman..," sambung Jiyan masih dengan senyum piciknya. Membuat Ratu Yoona sedikit bedesir ngeri karena pasti ada satu alasan atas kata itu.

"Kalau begitu, bawa juga putriku menajadi anggota keluarga kerajaan..," kata Jiyan sambil tersenyum kearah adiknya itu "Apa maksudmu Kakak?" tanya Ratu Yoona sedikit terkejut.

"Aku dengar Putra Mahkota harus segera menikah.. Jadi kan putriku sebagai Putri Mahkota, jadikan keponakanmu menantu dari keluarga kerajaan..," pinta Jiyan tegas dengan semua penekanan.

"Apa-apaan ini Kakak!" desisi Ratu Yoona keberatan dengan permintaan kakaknya itu.

"Aku tak punya hak menentukan..," jelas Ratu Yoona menegaskan.

"Ingatkah dirimu, seperti apa kau sebelum aku mengirimmu kesini adikku sayang..," kata Jiyan penuh penekanan. Yoona terdiam tak berani mengeluarga satu kata pun karena memang masuk nya dia ke istana ada peran Jiyan yang begitu besar.

"Fikirkan caranya dan jadikan keponakanmu Ratu selanjutnya di negri kaya ini..," kata Jiyan sambil menggengam erat pergelangan tangan Yoona untuk menagaskan bahwa dia tak main-main dengan yang di katakannya.

Setelah itu Jiyan menghempas tangan tangan Yoona dan pergi begitu saja karena memang sudah selesai dengan urusannya.

Setelah pertemuan itu Yoona bersih keras untuk menikahkan Putra Mahkota dengan putri kakak nya dengan bergai alasan dan pertimbangan.

Dengan segala usaha dan di bumbui dengan sedikit tipu muslihat akhirnya Raja, Ibu Suri dan tetua lainnya setuju untu menjadikan anak kakak Ratu sebagai Putri Mahkota dan menikahkan putri Jiyan dengan Pangeran Neron dan secara otomatis akan menjadi calon Ratu Arts selanjutnya.

"Ayana adalah gadis yang sangat cantik, dia juga pintar dan tata kramanya sangat baik, dia juga dari keluarga terhormat..," setuju tetua pada keluarga kerajaan.

Rakyat Arts menyambut pernikahan itu dengan penuh suka cita dan berbahagia dengan harapan Arst akan semakin makmur dengan semua hal baik yang terjadi.

Begitulah hingga akhir nya Ayana menyandang statu nya sebagai Putri Mahkota dan hidup di istana sebagai bagian dari keluarga kerajaan.

***

Seperti biasa sore ini Ibu Suri sedang duduk di kamarnya, tapi sore ini dia duduk dengan gelisah karena semua masalah yang terjadi.

"Yang Mulia..," permisi seorang pelayan kerajaan yang terlihat sangat cantik, kulit nya sangat putih, tatap mata yang sayu, sempurna dengan garis wajah yang begitu tegas dan punya suara yang begitu halus dan lembut.

Pelayan itu adalah Ilena, gadis yang sudah mengabdi sebagai pelayan kerajaan yang melayani Ibu Suri beberapa tahun terakhir.

"Selamat menikmati Ibu Suri..," kata nya sambil menyodorkan teh pada Ibu Suri yang tengah menatapnya sambil tersenyum.

"Teh buatanmu yang terbaik..," puji Ibu Suri "Terimakasih Yang Mulia..," kata Ilena sambil menundukan tubuhnya atas pujian itu "Saya undur diri Yang Mulia..," pamitnya.

Ilena keluar dari kamar Ibu Suri dan berjalan menuju tempat istirahatnya.

"Hai kakak cantikku..," sapa gadis yang terlihat masih menggunakan seragam sekolah itu.

"Putri..," kata Ilena sambil menundukan badannya memberi hormat.

"Aaaa.. kenapa Kakak selalu seformal itu padaku..," desis gadis itu protes. Ilena tersenyum mendengar ocehan gadis itu.

Gadis yang menyapa itu adalah Putri Ara merupakan putri kedua dari Raja Satya dan Ratu Yoona.

"Kakak aku akan tidur di kamarmu lagi malam ini yah.. besok aku ada ujian, habislah aku jika nilainya buruk..," rutuknya setengah meminta izin untuk tidur di kamar Ilena.

Ya sudah hampir 3 tahun Ilena masuk ke istana sebagai pelayan, Putri Ara sangat dekat dengannya.

Bahkan Ilena di percaya Raja dan Ratu sebagai guru yang mengontrol belajar Putri Ara, karena Putri Ara hanya mau menurut pada Ilena saja.

***

"Kita harus menghadiri acara itu suamiku," kata Putri Ayana pada Putra Mahkota. Putra Mahkota hanya diam tak merespon "Bersiap lah Yang Mulia..," sambung Putri Ayana.

"Kenapa aku harus hadir juga?" singkatnya "Apa maksudmu, apa yang akan dikatakan orang jika aku pergi sendiri," jawab Putri Ayana.

"Kau calon Raja negri ini, jadi kau harus terbiasa dengan semua ini..," desis Putri Ayana "Aku heran kenapa kau sangat teropsesi," kata Putra Mahkota "Bahkan dengan kondisimu yang seperti itu" sambungnya dingin setengah marah.

"Apa maksudmu?" murkah Putri Ayana tersinggung "Kau sungguh tak tau diri!," desis Putra Mahkota lalu meninggalkan Putri Ayana begitu saja.

Putra Mahkota mendesis, sungguh dia lelah dengan semua sandiwara ini harus berpura-pura bahagia di depan publik padahal tak saling mencintai sama sekali. Putra Mahkota merasa begitu jijik dengan kehidupannya ini.

Hubungan Putra Mahkota dan istri nya tak harmonis sama sekali, Putra Mahkota hanya menjalankan tugasnya sebagai Putra Mahkota Arst.

***

Malam ini Ratu Yoona diam-diam pergi ke luar untuk menemui kakaknya Jiyan di kediamannya. Pria itu terlihat sangat murka dengan matanya yang sudah memerah.

"Bahkan usuran seperti ini saja tak bisa kau urus!.," bentak pria itu pada Ratu negri ini "Apa salah ku kakak?" balas Ratu.

"Aku sudah berjuang mati-matian membawanya masuk ke dalam istana, lalu salahku juga karena putrimu itu tak bisa memberi penerus!..," tukas Ratu kesal "Tutup mulutmu!..," kata Jiyan membentak adik perempuannya itu atas ucap yang baru saja keluar dari mulutnya.

"Jangan lupa.. Kau tak mampu menjalankan misimu disana, oleh karena itu aku memperkuat posisi kita disana dengan mengirim satu lagi ke istana" desis Jiyan.

"Tapi yang satu bodoh sepertimu dan yang lain punya nasib yang buruk..," sambungnya merasa putus asa dan kecewa dengan semua yang tak berjalan sesuai keinginannya.

________________

Datang

Pria paruh baya yang dahulu menjabat sebagai pengawal Raja itu tengah berdiri dengan gugup menanti sesorang di bandara

"Pengawal Yan..," sapa seseorang sambil melambaikan tangan nya

Pengawal Yan menatap lama pemuda yang menyapa nya itu, semakin lama menatap, hati nya semakin yakin. Pemuda tampan itu adalah Pangeran yang begitu di cintai nya

"Yang mulia..," seru nya sambil berlutut memberi hormat

"Haiss kau belum berubah juga..," kata pemuda itu menarik pengawal Yan untuk berdiri

"Orang-orang memperhatikan kita..," sambung nya

"Kau sudah tumbuh sebesar ini..," kata pengewal Yan penuh dengan haru sambil menepuk bahu pemuda itu

"Kau tumbuh dengan baik dan kau sangat mirip dengan mediang Raja..," desis pengawal Yan lalu memeluk tubuh kekar yang lebih tinggi ketimbang tubuh nya itu

Pemuda itu adalah pangeran Sean putra dari Raja Arts terdahulu, ayah nya wafat saat umur nya 6 tahun dan dia masih menjadi Putra Mahkota saat itu

Lalu dia dan ibu nya di kirim ke luar negri saat umur nya 7 tahun setelah pengangkatan Raja yang baru

Pangeran Sean di jemput dengan mobil kerajaan dan hal itu menarik perhatian semua orang. Membuat orang penasaran siapa yang datang hingga mobil kerajaan yang mejemput

"Waahh Arts sudah banyak berubah..," desis Pangeran Sean sambil menatap keluar jendela mobil memandang deretan gedung tinggi yang terlihat begitu megah

"Tentu, bahkan anda baru kembali setelah 20 tahun..," kata Pengawal Yan sambil menangis tersedu

"Kenapa kau menangis seperti itu? Kerutan wajah mu makin tampak..," canda Pangeran Sean untuk membuat pengawan Yan berhenti menangis

"Aku tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan anda di negri orang..," kata pengawal Yan penuh sesal

"Aku dan ibu hidup dengan baik..," kata Pangeran Sean

"Saya merasa sangat bersalah tuan ku..," sesal Pengawal Yan menyesal karena tak bisa membantu saat Pangeran Sean dan ibu nya terpaksa di pindahkan keluar negri untuk menghindari konflik perebutan takhta pada saat itu

"Hei, sudah lah.. tak ada yang harus di sesali..," tukas sang Pangeran sambil tersenyum

"Pengawal Yan, apa keluarga kerajaan tau tentang kepulangan ku?" tanya Pangeran Sean

"Belum tuan hanya Ibu Suri saja, sesuai dengan perintah tuan ku..," jawab Pengawal Yan

"Bagus lah kalau begitu..," desis Pangeran Sean sambil tersenyum

Setelah sampai di istana Pangeran Sean langsung menuju kediaman Ibu Suri

"Cucu ku yang tampan..," kata Ibu Suri penuh haru lalu memeluk Pangeran Sean

"Nenek" peluk Pangeran Sean erat pada tubuh nenek nya itu

"Waahh.. Nenek semakin tua..," kata nya sambil tertawa

"Dan kau makin kurang ajar..," sahut Ibu Suri

Nenek dan cucu itu saling berpelukan dan menangis untuk meluapkan semua kerinduan mereka. Entah sudah berapa lama tak saling memeluk seperti ini

"Yuhuuu, nenek..," teriak Putri Ara datang dari arah pintu

Teriakan nya tiba-tiba berhenti melihat apa yang di lakukan oleh sang nenek dengan pria muda

Mereka berpelukan mesra tak fikir panjang Putri Ara mengambil bantal lalu memukul Pangeran Sean dengan brutal

"Pria brengsek!!..,"

"Apa yang kau lakukan pada nenek ku!..,"

"kau gila..,"

"pergi-pergi..,"

Kata Putri Ara sambil memukul Pangeran Sean

"Nenek..," kata Putri Ara berlari kearah Ibu Suri

"Nenek tak apa, apa yang di lakukan nya pada nenek" khawatir Putri Ara

Sedangkan pangeran Sean hanya diam bingung dan mengingat siapa gadis ini, dan dia tak mendapat sedikitpun bayangan tentang gadis ini

"Duduk la dulu..," kata Ibu Suri

Mereka bertiga pun duduk

"Putri kau ingat dengan Pangeran Sean yang selalu ku ceritakan?" tanya Ibu Suri pada Putri Ara

"Iya nenek..," jawab Putri Ara sambil mengangguk

"Dia lah orang nya..," jelas Ibu Suri sambil menoleh pada Pangeran Sean

"Nenek siapa dia?" tanya Pangeran Sean pada Ibu Suri

"Dia adalah Putri Ara.. adik nya Pangeran Neron..," kata Ibu Suri

"Aaaa, kenapa dia terlihat sangat jelek, gen siapa yang di warisi nya..," jahil Pangeran Sean terpingkal karena geli

"Kau ini..," desis Putri Ara sebal

"Aku tak menyangka dia adalah seorang Putri ku kira dia tukang pukul mengingat betapa kencang pukulan nya" goda Pangeran Sean lagi

"Heiss hentikan!..," desis Putri Ara kesal pada Pangeran itu

"Kepribadian mu juga tak sebaik yang di ceritakan oleh nenek..," debat Putri Ara sambil menatap Pangeran Sean

"Sudah lah dari pada berdebat kau harus segera menyapa Raja..," kata Ibu Suri pada Pangeran Sean

Pangeran Sean pun di temani Ibu Suri untuk menemui Raja, Ratu serta tetua keluarga kerajaan lain nya. Kerjaan menyembut hangat pangeran mereka yang baru kembali setelah 20 tahun

"Putra Mahkota..," hormat Pangeran Sean pada Putra Mahkota

"Aku tak butuh hormat mu bodoh!..," kata Putra Mahkota berbinar dan langsung memeluk tubuh Pangeran Sean yang begitu di rindukan nya

"Aku sangat bahagia melihat mu..," desis Putra Mahkota

"Aku juga kakak..," balas Pangeran Sean

Kedua nya berpelukan dengan erat sambil mengenang masa-masa indah yang mereka lewati bersama saat kecil dulu

"Kau terlihat sangat tampan..," puji Putra Mahkota

"Kau juga terlihat sangat luar biasa yang mulia..," balas Pangeran Sean

"Sean.. aku tak suka kau menyapa ku seperti itu..," sedih Pangeran Neron

"Baik la aku akan menyapa mu dengan brooo" canda Pangeran Sean sambil tertawa

Dua saura yang saling mengasihi itu sama-sama tertawa lalu berpelukan lagi

________________

Hari ini semua anggota keluarga kerajaan, tetua kerajaan dan seluruh jajaran yang ada di kerajaan berkumpul untuk membahas masalah Putri Ayana

Semua nya bersitegang dan terbagi menjadi dua kubu. Kubu bertama bersih keras untuk menggantika posisi Putri Ayana dengan orang lain, sedangkan kubu kedua tak ingin posisi Putri Ayana di gantikan, lalu menyaran kan untuk mencari ibu pengganti yang akan melahirkan anak untuk keluarga gerajaan mengingat betapa luar bisa pengaruh keluarga Putri Ayana untuk kerajaan

Setelah pendiskusian dan perdebatan panjang di dapat lah kesimpulan, untuk mencari Putri Mahkota Bayangan yang akan menberikan keluarga kerajaan penerus tanpa memunculkan diri nya kepermukaan

"Bagaimana menurut mu Putra Mahkota?" tanya sang Raja pada putra nya

"Bukan kah tugas ku hanya menjalankan semua skenario kalian..," desis Putra Mahkota dengan senyum miring nya

Semua terdiam untuk sejenak

"Tapi siapa yang bersedia melakukan itu..," tanya salah satu tetua kerajaan

"Ya, benar tak mungkin ada yang mau melakukan nya, kita harus mencari orang kerajaan saja..," jawab yang lain

"kita harus mencari wanita yang baik dan pintar..," sambung yang lain

"Aku punya satu kandidat..," kata Ibu Suri dan membuat semua orang membisu

"Pelayan kediaman ku" saran Ibu Suri

Semua orang terkejut akan saran Ibu Suri mengenai wanita yang akan memberi penerus untuk keluarga kerajaan

"Pelayan kediaman nenek..," desis Putri Ara dalam hati

"Kak Ilena..," Putri Ara terkejut dengan fikiran nya sendiri

"Siapa dia yang mulia Ibu Suri?" tanya Ratu pada Ibu Suri

"Ilena, pelayan di kediam ku dia putri dari keluarga yang mengabdikan hidup mereka berpuluh-puluh tahun pada istana dan keluarga kerajaan, kita tak bisa meremehkan kualitas nya, dia wanita yang sangat baik dan sangat berpendidikan, ku rasa hanya dia yang bisa membantu kita..," final Ibu Suri

Semua orang pun terlihat tak ada yang keberatan sama sekali, dan memutuskan untuk menuruti saran Ibu Suri

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!