Marni sebut saja seperti itu,dia adalah anak gadis yang sangat manis dan penurut
kedua orangtuanya hanya lah seorang petani miskin yg berkerja di tanah milik seorang juragan kaya di kampung nya
namun Marni tak pernah menyesali terlahir di keluarga yang miskin
karena dia amat menyayangi kedua orang tuanya
matahari mulai meninggi di atas kepala,siang itu cuaca cukup panas
pak Kardi orang tua Marni pun sedang berkerja di sawah
keringat terlihat bercucuran di wajah nya yg tampak lelah
namun semangat nya untuk hidup membuat nya harus berjuang demi sesuap nasi
di kejauhan tampak seorang orang berbadan gemuk sedang menuju kearahnya
pak Kardi pun menghentikan menyakul nya saat tau ada yang datang kearah nya
" Kardi kamu bagaimana coba?"kemaren kamu janji Ama saya mau melunasi hutang kamu yang satu tahun lalu kamu pinjam" !
lelaki gemuk itu memandang kearah pak Kardi dengan sorot mata yang sinis
pak Kardi hanya mampu terdiam tanpa bisa menjawab, karena pak Kardi tau bagaimana juragan Nisam itu
"sekarang aku gak mau tau"! nanti sore anak buah ku akan aku suruh datang kerumah mu"
Dengan suara takut pak Kardi pun angkat bicara" maaf tuan" saya tak ada apa pun yang mesti tuan ambil" pak Kardi tampak memelas
juragan Nisam pun bertolak pinggang didepan pak Kardi
"hai Kardi "! aku kurang baik bagaimana sama kamu?" coba kamu pikir"!
pak Kardi tertunduk, kalo pun dia ada waktu itu, mungkin kejadian nya tak akan kaya gini tapi apa mau di kata ,bencana itu tak terduga
suara juragan Nisam mengagetkan lamunan pak Kardi
" kamu punya anak gadis yang lumayan cantik kan Kardi?" senyum jahat terlintas dari bibir juragan Nisam
" maaf tuan" jangan tuan ganggu anak saya tuan"! dia tak tau apa apa akan hal ini"
pak Kardi bersimpuh di kaki juragan Nisam, tetapi lelaki gemuk itu malah tertawa terbahak bahak
didalam hati nya pak Kardi menyumpahi juragan Nisam, namun mulutnya tak berani sedikit pun berbicara
karena apa lah dayanya juragan Nisam sangat lah berkuasa dikampung itu
setelah kepergian juragan Nisam ,pak Kardi segera pulang kerumahnya ,di otak nya cuma satu dia harus segera menyuruh Marni pergi ke tempat paman nya yg ada di kampung sebelah
dengan setengah berlari pak Kardi menuju rumah nya , yang letaknya tak begitu jauh dari tempat kerjanya itu
sesampainya di rumah pak Kardi menceritakan semuanya kepada istrinya, mendengar kan ceritanya pak Kardi, Bu Kardi pun langsung lemas
" pak jangan biarkan mereka membawa anak kita pak"! Bu Kardi menangis
" tenang Bu "! aku mau menyuruh Marni untuk pergi dari sini Bu"!cepat kamu panggil Marni Bu"!
tampa banyak bicara lagi Bu Kardi pun pergi menuju bilik milik Marni
di lihat nya anak gadisnya sedang tertidur dengan pulas nya, mungkin karena kelelahan mencari kayu bakar
di usap nya rambut Marni,tak terasa air matanya pun menetes dan terjatuh di wajah Marni,hal itu membuat Marni terbangun dari tidurnya
dan dia pun kaget melihat ibunya menangis
" ada i Bu ?" kenapa ibu menangis?"Bu Kardi tak menjawab cuma mengajak Marni untuk bangun dan menemui bapak nya
" ada apa pak?" kenapa kalian seperti sedih gitu?"pak Kardi menceritakan semuanya kepada Marni,dan gadis itu pun menangis ketakutan
" Bu Marni takut bu" dengan erat Marni memeluk ibunya,Bu Marni pun memeluk putrinya" cepat lah kamu pergi Marni"! sebelum para durjana itu datang"!
" tapi Marni gak mau meninggalkan ibu sama bapak disini" Marni takut ibu sama bapak kenapa Napa"
dengan sedikit pengertian yang di berikan oleh pak Kardi , akhirnya Marni pun mau meninggalkan gubuknya
waktu itu matahari mulai agak gelap Marni setengah berlari meninggalkan desanya menuju kearah kampung sebelah
selang tak berapa lama juragan Nisam dan anak buah nya pun datang ke rumahnya pak Kardi" Kardi mana anak mu?" dengan suara keras juragan Nisam berteriak
pak Kardi dan istrinya pun keluar dari dalam rumahnya" maaf tuan anak saya belum pulang tuan"! gemetar suara pak Kardi
juragan Nisam memandang pak Kardi dengan penuh selidik" kamu tak usah bohong Kardi" saya tau anak kamu ada didalam"! tanpa tunggu perintah, para anak buah juragan Nisam pun masuk kedalam rumahnya pak Kardi
namun tak berapa lama mereka pun kembali,salah satu dari anak buah juragan Nisam pun mendekati juragan Nisam dan membisikkan sesuatu kepada juragan Nisam.
yang di sambut dengan anggukan kepala juragan Nisam" Kardi kamu sembunyikan dimana anakmu?" pak Kardi di Jambak rambutnya oleh juragan Nisam hingga meringis kesakitan
mata juragan Nisam melirik kearah isterinya pak Kardi,lalu tersenyum aneh
juragan Nisam pun mendekati wanita tua itu dan menampar wanita itu dengan keras, sehingga wanita tua itu pun berteriak kesakitan
melihat hal itu pak Kardi pun berteriak histeris, karena selama pak Kardi menikahi Bu Kardi dia tak pernah berlaku kasar terhadap Bu Kardi.
" tuan jangan pukul istri saya tuan" pak Kardi memeluk kaki juragan Nisam, juragan Nisam tertawa licik
" cepat kamu kasih tau Kardi dimana anakmu?" atau isteri mu akan aku tarik dengan kuda ku ini" ! hingga dia mati"!
pak Kardi tampak bingung dan cemas,Bu Kardi pun berdiri dan mendekati suaminya
" pak jangan pernah kamu korban kan anak kita pak"! sekali pun aku mesti mati di tarik dengan kuda aku rela pak" asal jangan anak ku jatuh ke tangan manusia iblis ini"! dengan kesal juragan Nisam memukul mulut Bu Kardi hingga giginya copot, darah pun keluar dari mulutnya
sore itu matahari mulai akan terbenam, tapi juragan Nisam masih saja menyiksa kedua orang tua itu
di kejauhan Marni melihat pemandangan itu sambil menangis pilu,bapak dan ibu nya di siksa sedemikian rupa oleh juragan Nisam
tak kuat Marni melihat nya akhirnya dia pun jatuh pingsan
malam itu suara burung malam yg membangun Marni dari pingsan nya, dia pun bergegas berlari menuju gubuknya
dia merasa juragan Nisam dan anak buahnya pasti sudah pergi
di pertajam padangan matanya , akhirnya dia melihat bapak nya yang masih bersuara walaupun suara itu amat pelan
Marni pun segera datang menghampiri bapaknya, di pelukan pak Kardi yang terlihat sangat mengenaskan itu, seluruh tubuh nya terlihat penuh luka, entah apa yang dilakukan oleh juragan Nisam terhadap pak Kardi
" bapak ini Marni pakkk" Marni berteriak di depan bapaknya, berharap pak Kardi masih mengenali suaranya
" Marni " maafkan bapak nak" bapak tidak bisa menjaga mu lagi nak"! suara itu pun terhenti
Marni berteriak memanggil manggil bapaknya agar sadar dan bangun
namun itu semua sia sia, pak Kardi telah meninggalkan Marni untuk selamanya
Marni pun menangis sejadi jadinya dia pun teringat akan ibunya, di carinya lagi ibunya
" ibu dimana kamu Bu?" Marni terus memanggil ibunya, namun panggilan Marni sia sia tak ada yang menjawabnya
Marni sudah berkeliling mencari ibunya di dalam gubuknya dan di belakang tapi sosok ibu nya tak ada
Marni memeluk mayat ayah nya dengan sedih dan marah ,dia benci dengan juragan Nisam yang telah membunuh bapaknya dan entah dimana sekarang ibunya
Marni pun bangkit dia mencari pacul, dan berusaha untuk menggali kuburan untuk bapaknya
maklum rumah Marni dan tetangga sangat jauh jadi apa pun yang terjadi di keluarga Marni ,para penduduk yang lain tak tau
kalau pun tau pasti mereka tidak bisa berbuat banyak, karena takut dengan juragan Nisam
di tanah merah itu Marni pun berjanji dia kan mencari ibunya dan akan membalas kan sakit hatinya
sementara itu pagi pun sudah mulai terasa ,sang fajar mulai terlihat
Marni bergegas pergi kearah kampung sebelah , tujuan nya cuma satu pamannya
walaupun dia tak tau apa yang akan terjadi disana ,cuma Allah yang tau itu
lelah dan mengantuk itu yg di rasakan Marni tapi dia tak boleh berhenti di sini
karena Marni yakin , juragan Nisam pasti akan mencari nya lagi
bersambung sahabat
mohon kliknya dan saya juga minta maaf jika tulisan saya masih sangat jelek
ini Karya saya yg pertama
mohon maaf jika masih belepotan
Nurdin adalan adik dari pak Kardi, dia hidup di kampung B bersama keluarga nya
isterinya Nurdin Lilis seorang wanita yang sangat pelit dan juga pemarah, hal itu lah yang membuat Nurdin pindah dari kampung A ke kampung B
karena di kampung B ini Nurdin bisa menjadi penebang kayu liar
walaupun sesungguhnya Nurdin adalan lelaki yang punya sifat mengalah istri, apalagi dia dengan Lilis di karuniai dua orang anak
pagi itu Nurdin hendak bersiap siap ke hutan sebelah karena ada pesanan kayu untuk nya
namun matanya di kaget kan dengan Marni yang berdiri di pagar rumah nya
keadaan Marni amat kusut terlihat air mata masih membasahi mata nya
Nurdin langsung mendekati Marni yang masih mematung di sana
" Marni ada apa dengan kamu?" Nurdin memegang bahu Marni, gadis itu tak menjawab dia hanya menangis di dalam dekapan pamannya
" ayok kita bicara didalam Marni"! Nurdin mengajak Marni untuk masuk kedalam rumahnya
mendengar suara Nurdin menyebut nama Marni , Lilis pun keluar dari dalam rumahnya dengan tatapan yang sangat berbeda
" ada apa dengan kamu Marni?" suara Lilis terkesan tak suka
Marni pun menceritakan semuanya kepada pamannya tanpa ada yang terlewati
terlihat Nurdin amat marah dan kesal mendengar Abang nya telah meninggal dengan cara di bunuh oleh juragan Nisam
berbeda halnya dengan Lilis, pikiran nya pun mulai delit dia tak mau di repot kan oleh kehadiran Marni
" jadi kamu akan tinggal disini?" itu pertanyaan Lilis kepada Marni yg di balas tatapan tajam milik Nurdin kearah Lilis
Lilis tau kalo Nurdin tak suka mendengar Lilis berkata seperti itu terhadap keponakan nya
dengan sangat terpaksa Lilis merelakan kamar anaknya untuk di tidurin oleh Marni
" Marni dengan hadirmu disini aku takut, kamu hanya akan membawa malapetaka buat keluarga ku"! nada Lilis detekan sedemikian rupa agar terkesan dia mencemaskan yang akan terjadi
Marni tertunduk lesu, dia tau dari dulu Lilis tak pernah mau ada keluarga dari Nurdin yang datang merepotkan nya
" maafkan aku bi "! telah membuat bibi menjadi repot karena aku"
mata Lilis menatap sinis kearah Marni tampak wajah kebencian di sodorkan oleh Lilis terhadap Marni
" aku mau kamu mencari kayu bakar dan juga mencuci pakaian" bangun lah pagi pagi agar kamu bisa mengantarkan dagangan ku ke pasar"
Marni hanya mengangguk lemah, Lilis selalu menitipkan kue kue basah di pasar untuk tambahan penghasilan nya tiap hari
pikiran Marni masih tertuju kepada ibunya, karena dia belum menemukan mayat ibunya
Marni pun menangis pilu mengingat kan ibunya " ya Alloh dimana ibu saya?" buuu ,,ibu dimana?"
lirih suara Marni memanggil ibunya, dia ingin sekali kembali ke kampung nya dan mencari tau dimana ibunya
tapi dia takut akan bertemu dengan juragan Nisam dan para anak buahnya
sementara itu juragan Nisam tampak terlihat kesel di rumah nya yang sangat megah
dengan sorot mata yang tajam dia memandang ke arah anak buah nya
" kalian itu tidak bisa saya andalkan" cuma mencari seorang anak gadis saja gak becus"!
juragan Nisam membuang ludah nya kesembarang tempat
hal itu telah jadi kebiasaan nya kalo marah
" saya gak mau tau cepat cari dimana itu si Marni anak nya Kardi"! dan jangan lupa buang mayat istrinya Kardi ke kali" !
"tenang tuan saya akan cari tau dimana itu si Marni"!
juragan Nisam tak menjawab dia sibuk menghisap rokok nya dengan membayangi tubuh mulus milik Marni
tiba tiba dari dalam rumah nya juragan Nisam muncul seorang pemuda tampan
seketika wajah juragan Nisam berubah saat tau yang datang adalah anaknya pertama nya
bagus itu nama nya
" ada apa pak pagi pagi sudah ramai disini?"
juragan Nisam pun tersenyum baik, seolah olah tak terjadi apa-apa
" bapak lagi bersyukur bagus, panen kita kali ini berlimpah ruah dengan hasil yang sangat memuaskan"
bagus menatap bapak nya dengan tersenyum , di mata bagus anaknya juragan Nisam itu adalah seorang bapak yang baik dengan bijaksana
tak ada terkesan busuk dan betis karena juragan Nisam sendiri tak mau putranya itu tau kebusukan nya
" syukurlah pak bagus turut Senen mendengar nya"
selesai berkata bagus pun berlalu meninggalkan juragan Nisam
sepeninggal bagus juragan Nisam pun mengancam para anak buahnya
" ingat baik baik"! saya gak mau kalau bagus tau tentang apa yang terjadi dengan keluarga Kardi ingat itu"! dan bila perlu tambah anak buah mu untuk mencari keberadaan Marni"!
di tatap nya sekali lagi anak buah nya
" saya butuh darah perawan nya"!
selesai berkata juragan Nisam pun bangkit meninggalkan anak buah nya
bagus anak juragan Nisam sangat lah berbeda dengan bapaknya
bagaikan bumi dan langit itu perumpamaan nya
bagus selalu membantu dan menolong para penduduk sedang kan juragan Nisam selalu membuat para penduduk ketakutan
pagi itu bagus menuju kearah rumah di ujung desanya, etah mengapa dia sangat rindu kepada gadis yang selalu mencari kayu bakar di pinggir hutan itu
tapi bagus belum tau siapa namanya, karena bagus sendiri belum lama kembali dari kota x setelah menyelesaikan kuliahnya
di gas nya motor nya dengan pelan agar ia masih hawa dingin desa masih dia rasakan
lama bagus berdiri di pinggir hutan itu tapi dia belum juga melihat gadis itu muncul
mata nya bagus sudah berkeliling mencari nya tapi yang di cari tak tampak terlihat
bagus pun berguma sendiri
" kemana dia ?" apakah dia sakit?"
bagus tetap bertahan disana hingga matahari mulai meninggi akhirnya bagus pun memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu
walaupun hatinya masih ingin bertahan disitu menunggu gadis itu
dengan lesu bagus menyalahkan motor nya dan pergi meninggalkan tempat itu
sementara itu Marni baru pulang dari pasar bersama Lilis, tampak Marni membawa semua belanjaan yang di beli Lilis di pasar
sedangkan Lilis seperti layaknya seorang nyonya berjalan tanpa membawa apapun
dalam hatinya Lilis pun berbicara sendiri, dia kan memperlakukan Marni layaknya seorang pembantu baginya
" lumayanlah aku bisa merasakan jadi seorang nyonya " Lilis tertawa licik
sampai lah Lilis di depan rumah dan di lihatnya Nurdin sudah duduk di depan rumah nya
mata Nurdin melotot melihat Marni di perlakukan seperti seorang pembantu oleh Lilis
tapi Lilis terlihat santai saja menanggapi tatapan mata Nurdin
" taruh itu disitu Marni"!. biarkan bibi mu yg membawanya kedalam"!
Marni menatap kearah Lilis yang tampak kesal terhadap Marni
" gak apa apa paman " biar Marni taruh didalam dulu paman"!
tanpa menunggu persetujuan dari paman nya Marni pun masuk kedalam sambil membawa belanjaan nya
sementara Nurdin memegang tangan Lilis kuat
" apa yang kamu lakukan terhadap Marni ?" kamu tau dia itu keponakan aku"!
Lilis tersenyum kaku di depan Nurdin
" lalu apa masalah nya kalau dia itu keponakan kamu mas?" gak ada yang gratis mas di dunia ini"!
mata Lilis pun melotot kearah Nurdin
" kamu tau mas?" aku pun melakukan semua pekerjaan ini sendiri"! apa aku mengeluh dengan kamu yang hanya dapat uang tak seberapa"!
Nurdin berdiri lalu menatap tajam kearah Lilis
" kamu tau Lis?" kamu selalu bersikap buruk terhadap keluarga ku"! beda dengan keluarga mu sendiri"! kamu akan bersikap manis dan akan kamu berikan apapun untuk mereka asal mereka datang"!
Lilis terdiam mendengar ucapan Nurdin yang kenyataan nya demikian
" apa salahnya keluarga ku terhadap kamu?"
Nurdin membentak keras sehingga kedua anaknya keluar dan menangis memeluk Lilis
seketika amarah Nurdin menurun
" kalau aku gak suka dengan keluarga mu , kamu mau apa mas?" kamu mau ceraikan aku?" Lilis berteriak keras sambil menangis
Nurdin terdiam di tatapnya kedua anaknya dia tak ingin anak nya tak memiliki ibu atau dia pun tak sanggup berpisah dari anak anak nya
Nurdin meninggalkan Lilis yang tersenyum menatap kepergian Nurdin
" dasar lelaki bodoh"! aku tak akan lupa bagian mana dulu orang tuamu tak merestui hubungan kita"!
dengan senyum licik Lilis pun membawa kedua anaknya kedalam rumahnya
didalm otaknya dia akan berusaha mencari cara untuk bertemu dengan juragan Nisam dan membawa Marni pergi dari rumahnya
didalam kamar nya Marni menangis sedih, kenapa semua berlalu terhadap nya
kini dia hanya memiliki seorang paman adik dari bapaknya
dia tak tau jika dia harus pergi ,tak ada tujuan dan tempat yang mesti dia datangi
lagi pula bapaknya sudah berpesan kepadanya untuk ketempat pamannya
mungkin karena hanya paman nya lah saudara yang dia miliki
siang itu langkah Nurdin cepat menuju kampung A dimana makam Abang nya pak Kardi di makam kan
niatnya ingin mencari tau dimana kak iparnya berada
" bang maafkan aku bang"! aku tak bisa ada di dekatmu saat itu terjadi"! Nurdin menangis sambil berjalan menuju ke kampung A
matahari mulai panas saat Nurdin sampai di depan gubuk pak Kardi
di lihatnya gundukan tanah merah yang masih basah
" bang"! tangis Nurdin pun pecah melihat tanah itu
" maafkan Nurdin bang"! maafkan bang"
Nurdin menangis sejadi jadinya disitu
tiba tiba Nurdin mendengar suara dari dalam gubuk milik pak Kardi dengan waspada dan hati-hati Nurdin pun masuk kedalam rumahnya
tapi dia tak melihat apapun disitu hanya kosong
dia termangu didepan pintu gubuk itu, masih teringat jelas bagaimana pak Kardi waktu itu berusaha membesarkan nya dan merawat nya seperti layaknya seorang bapak terhadap anaknya
kita orang yg berjasa itu telah tiada meninggalkan nya untuk selamanya, dan dia sendiri pun belum bisa membalas semua nya
Nurdin pun berjanji didalam hatinya untuk menjaga Marni seperti dulu pak Kardi menjaga nya
matahari mulai akan terbenam namun anak buah juragan Nisam belum juga menemukan keberadaan Marni
hal itu membuat geram juragan Nisam
" apa kalian tidak becus berkerja"! kalian hanya ingin uang saya saja hah"!
bentak juragan Nisam terhadap anak buahnya
" saya sudah bilang kemaren tambah anak buah mu nongol"! dan cari secepatnya Marni"!
bongol pun menunduk
" baik tuan saya akan tambah anak buah saya untuk mencari nya ke kampung B"!
" bila perlu kasih hadiah untuk orang yang memberi tau kan keberadaan Mirna "! aku butuh darah perawan nya "! ingat itu"!
selesai berkata juragan Nisam pun masuk kedalam rumahnya meninggalkan anak buah nya yang masih terduduk di teras rumah nya
suara ramai para penduduk di pinggir kali, sepertinya ada kejadian aneh di kali itu
" ada mayat perempuan di kalii"!.
kata penduduk itu
" cepat panggil pak lurah untuk kesini dan melihat mayatnya"!
tak berapa lama pak lurah pun tiba dengan seorang pemuda tampan yang tak lain adalah bagus anak dari juragan Nisam
" siapa dia pak lurah?" bagus bertanya kearah pak lurah
pak lurah tampak sedih melihatnya
" dia istrinya pak Kardi"! rumahnya di pinggir hutan sana"!
pak lurah menjelaskan
" pantesan pak lurah saya tak melihat Bu Kardi sudah tiga hari ini"! biasanya kan Bu Kardi selalu mencari sayuran bareng dengan saya di kebun "!
pak lurah tampak mengangguk angguk kan kepala nya, entah apa yang sedang di pikirkan nya
"tapi sepertinya pak Kardi pun tak tampak sudah tiga hari ini juga pak lurah"! salah seorang warga pun berbicara
" bagaimana kita bawa mayat bu Kardi ini kerumah nya ?" agar kita tau apa yang terjadi terhadap keluarga nya pak Kardi"!
selesai berkata pak lurah pun menyuruh warga nya untuk membawa mayat istri pak Kardi itu
bersambung
maaf ya sahabat jika tulisan aku masih sulit di mengerti
mohon klik nya dan komentar nya yg baik ya
terimakasih
pak lurah pun berserta warga nya mendatangi rumah nya pak Kardi
tapi rumah itu tampak sepi dan kotor, seakan tak ada penghuninya
mata pak lurah berkeliling dan dia pun melihat gundukan tanah di samping gubuk tersebut
dengan berlahan pak lurah pun menghampiri gundukan tanah itu
" ini seperti kuburan?" pak lurah memandang teliti kearah gundukan tanah itu
" benar pak lurah "! ini seperti makam" tapi makam siapa pak lurah?"
bagus pun memandang kearah pak lurah yang tampak bingung
akhirnya pak lurah menyuruh beberapa warganya untuk menggali gundukan tanah itu
" biar kita tidak penasaran siapa yang ada didalam gundukan tanah ini "!
dan atas perintah pak lurah juga mayat istri pak Kardi pun di kafan kan selayaknya orang yang telah meninggal
tak berapa lama gundukan tanah itu pun mulai terbuka
" cepat turun dan lihat oleh mu Jang?" siapa yang di pocong kan itu"!
orang yang di panggil Jang pun turun kelobang kuburan itu dengan cekatan, betapa kagetnya setelah tahu yg menjadi pocongan itu ternyata pak Kardi
betapa terkejutnya pak lurah melihat pemandangan itu
" ya Allah"! itu kan pak Kardi"!
semua warga menjerit histeris melihat pak Kardi sudah menjadi mayat juga
mereka bingung dan tanda tanya, siapa yang sudah tega membunuh nya
" Jang selesai pemakaman ini kita kumpul di rumah saya"! pak lurah tegas memerintah anak muda itu, yang di sambut dengan anggukan kepala
malam itu juga kedua jenazah suami istri itu pun di kuburan kan di tempat yang sama
semua warga desa itu pun penuh tanda tanya siapa pelakunya
kenapa mereka begitu kejam
malam itu desa A amat sunyi mencekam bahkan tak satu pun warga desa yg keluar rumah
di tambah hujan cukup deras mengguyur desa itu
beda halnya dengan di rumahnya pak lurah
disitu tampak pak lurah dan lima pemuda.
dan salah satunya bagus anak juragan Nisam pun ikut hadir
pak lurah menyuruh Bu lurah dan anak gadis nya murni menghidangkan kopi dan singkong rebus
" silahkan kalian minum dan makan"! pak lurah berkata dengan pelan
pikiran nya kacau menembak dan menerka siapa pelakunya
" pak dalam masalah ini bapak tidak bisa menuduh seseorang tanpa bukti"! karena negara kita kan negara hukum pak"!
bagus mengingat pak lurah
pak lurah pun tersenyum kearah bagus, ya pemudanya itu selain anak orang kaya dia pun cukup dermawan dan pintar
tiba tiba murni keluar dari dalam kamarnya dan menemui bapaknya
" pak bagaimana keadaan Marni?" deg tiba tiba pak lurah seperti tersambar petir
ya dia lupa dengan Marni anak pak Kardi
" ya Allah "! ia murni bapak lupa dengan dia"!
tampak wajah ketakutan di wajah pak lurah
" ada apa pak lurah?" Jang bertanya dengan gemetar
" ya kita tidak tau nasib Marni saat ini"! semoga dia baik baik saja"!
pak lurah menghelan nafas nya berat
" kita harus selidik siapa kah dalang dari pembunuhan ini Jang"! dan bapak harap nak bagus mau membantu anak muda di desa sini"! pak lurah berharap
dengan senyum yang ramah bagus pun mengiyakan
sementara itu anak buah nya juragan Nisam sudah sampai di kampung sebelah
dan mereka terus menyelidiki keberadaan Marni
tampak dua orang berkumis tebal sedang asyik berbicara di sebuah warung kopi di pinggir pasar
" juragan Nisam akan memberikan hadiah besar untuk anak itu jika ada yang menemukan nya"!
kata yang berkulit hitam
" aku akan mencoba mencari informasi kepada para pedagang di sini"!
kata yang berbadan pendek
pembicara orang dua itu pun di dengar oleh Lilis yang tak jauh duduk di arah lelaki itu
dengan senyum licik Lilis pun menghampiri kedua lelaki itu
" maaf kang "! akang sedang mencari siapa ya?" Lilis berbasa basi kepada kedua orang itu
dengan senyum sanggar lelaki yang berkulit hitam itu pun menjawab pertanyaan Lilis
" apakah kamu tau wanita yang aku maksud itu?" lelaki itu menatap tajam kearah Lilis
Lilis tersenyum licik
" apa kah hadiah itu bener adanya?" Lilis bertanya dengan menekan nadanya
Lelaki pendek itu maju dan mendekati Lilis
" kamu tak usah ragu dengan hadiahnya"! juragan kami tak akan bohong"!
Lilis pun tersenyum
" sudah cepat katakan kamu tau atau tidak"! jangan main main dengan kami"!
Lilis mundur kebelakang, dia sadar bahwa dia berhadapan dengan pembunuh
" aku tak bohong"! tapi aku minta hadiah itu besok kamu bawa kesini"! karena besok wanita yang kamu maksud itu akan datang kesini"!
si hitam pun mendekati Lilis
" baik kami setuju"! tapi awas kalau kamu mempermainkan kami"! aku tidak segan-segan membunuh mu dan keluarga mu"!
terasa kecut lidah Lilis mendengar ucapan dari si hitam itu
dengan cepat Lilis pulang membawa belanjaan nya, biasanya dia bersama Marni
berhubung Marni di suruh nya mencuci baju jadi dia pergi sendiri mengantar kan dagangan nya
sesampainya di rumah di carinya Marni yang sedang menjemur pakaian di belakang rumahnya
dengan lembut Lilis memanggil Marni
" Marni sini"! kamu udh sarapan belum?"
Marni merasa bingung dengan perubahan sikap dari pada Lilis terhadap nya
dia menatap Lilis dengan takut, hal itu di sadari oleh Lilis
dengan senyum penuh kepalsuan Lilis pun menyajikan soto mie yang dia beli tadi di pasar" kemarih lah"! duduk disini"!
Lilis menuju kursi makan yang kosong untuk Marni
seolah paham apa yang di pikirkan oleh Marni , Lilis pun berbicara penuh kepalsuan
" kenapa kamu melihat bibi seperti itu?" apa ada yang salah dengan bibi?"
Marni terdiam ,lalu menggeleng pelan
karena dia tau bagaimana sikap Lilis terhadap nya kemaren, jangan kan menawarkan sarapan
sekedar duduk di meja makan saja Marni tak boleh oleh nya
" Marni ini soto mie yang tadi sengaja bibi belikan untuk kamu"! Lilis menyerahkan semangkuk soto mie kemarni
" udh cepat kamu makan "! nanti dingi gak enak"! Marni seperti mimpi dengan perubahan sikap Lilis yang bisa begitu baik kepada nya
Lilis melirik dengan hatinya bergumam penuh kebencian " esok kau akan mati Marni"! dan tak ada lagi yang menggangu keluarga ku"!
itu cuma suara Lilis didalam hati nya
Marni memakan habis soto mie itu, dengan senyum palsu Lilis tersenyum melihat Marni yang memakan habis sotonya
" enak gak Marni?" Lilis bertanya sambil mendekati Marni
" enak bi"!
" besok kamu ikut bibi antara kan kue bibi "! dan sekarang kamu boleh istirahat Marni"! Marni bingung dan tertenguh
biasanya jam segini boro boro di kasih sarapan atau di suruh istirahat
yang ada Marni akan di omongin dengan kata kata pedas dan bikin air mata Marni mengalir
sementara itu anak buah nya juragan Nisam pun sudah sampai di kampung A, dan sedang berbicara dengan juragan Nisam
" apa yang kamu katakan itu benar ?" tidak sedang mengada gada kan"! hardik juragan Nisam kepada si hitam
" benar tuan"! mana berani saya berbohong sama tuan"!
juragan Nisam tersenyum jahat
" ingat jangan sampai anak ku dan istri ku tau akan hal ini"!
juragan Nisam mengancam
" tenang tuan saya paham"! juragan Nisam melempar kan butal hitam kecil kearah si hitam dan si pendek di terima dengan senyum jahat pula
" sudah pergi sana"! dan pastikan kalau Marni esok kamu bawa kesini"!
kedua orang itu pun meninggalkan rumah juragan Nisam dengan senyum kegirangan
matahari mulai akan terbenam , malam pun akan hadir
malam itu Nurdin duduk sendiri di depan rumah nya pikiran nya melayang mengingat Abang nya pak Kardi
di otak nya telah tersimpan berbagai macam cara untuk membalaskan dendam kematian abangnya
air matanya menetes di pipinya
tanpa dia sadari Marni sudah berdiri di belakang nya, tatapan mata Marni merah menyala terasa berbeda dengan Marni yang sesungguhnya
" Nurdin"! suara itu berat dan dalam , Nurdin pun menoleh kearah Marni
dia kaget dengan cara bicara Marni yang berbeda itu, di tatapnya keponakan nya dengan tajam
ada yang berbeda dengan Marni , matanya .
mata itu merah menyalah dan penuh dengan dendam
" Marni "! ada apa dengan mu nak?" Nurdin merasa cemas melihat Marni
" hahaha kamu tak usah takut Nurdin"! aku akan menjaga anak ku"! suara itu terdengar dalam dan berat
Nurdin semakin bingung dengan sikap dan ucapan Marni
" kamu siapa?" dan kenapa dengan Marn"
Nurdin terbantah bantah berbicara nya karena takut
" Haha Haha"! kamu tak usah takut dengan ku Nurdin"! aku ini Kaka ipar mu"!
Nurdin terdiam, otak nya berpikir
" apakah kamu mbak Nursi?" Nurdin bertanya dengan ketakutan
'" ya "! ini aku Nurdin "! Marni menatap Nurdin tajam
Nurdin terduduk lemas setelah tau kalau Kaka iparnya sudah mati juga
bagaimana caranya dia menyampaikan hal itu kepada Marni
" Mbak apa yang mesti aku lakukan mbak?"
Nurdin bertanya dengan ibah
Marni menatap tajam dan tersenyum menyeringai " tak ada yang dapat kamu kerjakan Nurdin"! aku tak akan melibatkan kamu dalam urusan aku"!
Nurdin diam mendengar ucapan Marni
" esok bencana untuk mereka baru akan di mulai Nurdin"! selesai berkata Marni pun jatuh pingsan
dengan cekatan Nurdi membopong Marni kedalam kamarnya
di baring kan nya tubuh keponakan nya itu di kasur " kasihan kamu nak"! maaf kan paman mu ini Marni"! aku tak bisa berbuat apa apa untuk kedua orang tuamu"!
selesai berkata Nurdin pun meninggalkan kamar Marni
malam itu udara cukup dingin hewan malam pun menyelesaikan tugas nya dengan baik
pagi pagi Marni bangun dan membantu Lilis membuat kue di dapur
" sudah kamu tidur lagi aja sana"! biar bini kerja kan sendiri saja Marni"!
Lilis tersenyum penuh arti kepada Marni
" gak apa apa bi"! biar Marni bantu bibi ya"!
Marni mulai membantu Lilis
pagi itu seperti biasa Lilis pun sudah rapih untuk pergi ke pasar membawa kue kue nya yang akan di titipkan di pasar
" Marni kamu udh siap"? Lilis berteriak memanggil Marni
" ya Bu"! tak berapa lama Marni pun keluar dengan membawa bungkusan berwarna hitam yg berisi kue kue
" ayoo kita berangkat"! Lilis ingin segera sampai di pasar dan menyerahkan Marni kepada anak buahnya juragan Nisam
Lilis sudah membayangkan hadiah yang akan di terimanya dari juragan Nisam
senyuman tampak tergurat di wajah nya yang licik
Marni mengikuti langkah Lilis dari belakang, entah dari mana angin bertiup sangat kencang dan menyambar kearah Marni
membuat bulu kuduk Marni berdiri
Marni menoleh kesamping nya tak ada apapun
tiba tiba langkah Marni terhenti seperti ada yg menahan kaki nya untuk melangkah
Marni berusaha melawan tapi tak mampu
tenaga itu terlalu kuat untuk nya
kekuatan misterius itu pun masuk kedalam tubuhnya Marni , membuat Marni merubah menjadi sosok yang berbeda
menyadari dia jalan seorang diri, Lilis pun menoleh kebelakang
dia melihat Marni berdiri mematung sejauh lima meter darinya
" ada apa dengan kamu Marni?" Lilis teriak kepada marni , namun Marni tak menjawab nya hanya diam mematung
hal itu membuat geram dirinya, dengan kesel Lilis menghampiri Marni
" aku sudah berusaha untuk menahan kekesalan ku terhadap mu dari kemaren"! dan kamu pikir aku benar benar baik dengan kamu"! Lilis menatap tajam kearah wajah Marni , Lilis melihat wajah Marni sangat lah berbeda dengan biasanya
dan mata itu, mata itu seperti ada dendam dan kebencian disana
Lilis merasa ngeri melihat mata Marni yang seperti itu, tatapan mata marni kosong seolah olah tak mengenal Lilis
Marni tersenyum menyeringai tanpa seperti setan yang ingin menyantap Lilis
Lilis mengidik mundur kebelakang, Marni menatap tajam kearah Lilis
" kamu kenapa begitu benci terhadap anak kuu?" suara Marni berbeda dengan biasanya
suara itu berat dan jauh
Lilis mundur , dan tanpa di sadari nya keringat pun sudah membasahi wajah nya
" kau siapa?" dan kenapa kamu ada didalam badan Marni?"
Lilis menatap takut, Marni tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Lilis
" kau wanita pelacur masih kah pantas bertanya siapa saya?" suara itu pun terdengar sangat membencinya
Lilis pun kaget mendengar perkataan pelacur itu, dan ingatan nya pun melayang kesatu nama, tapi dengan cepat Lilis menolak nama itu" itu bukan kau?" tak mungkin kau bisa jadi hantu?"
Marni tertawa terbahak-bahak lagi dan tampak matanya memerah dan rahang nya bergemertek menaha kesal
" kamu wanita jalang yang sangat jahat"! suara itu pun terdengar lagi dengan nada tak kalah kerasa dari yang tadi
Lilis tak bisa mengelak saat tangan Marni menjambak rambut panjang milik Lilis
Lilis meringis kesakitan
" lepaskan akuu"! kau siapa?"
lagi lagi di balas tertawa oleh Marni, dan sebuah tamparan keras menghantam pipinya
Lilis menjerit keras, darah segar keluar dari hidung nya
Lilis mundur kebelakang berusaha kabur, tapi sebuah kayu menghantam kakinya sehingga Lilis terjatuh kedepan
" kamu tak akan bisa kemana mana pelacur"! saat ini waktu yang aku tunggu tunggu"!
Lilis merintih kesakitan dia mencoba mengingat semua kejadian yang pernah terjadi delapan tahun yang lalu
bersambung sahabat
jangan lupa ya klik sama love nya
dan tolong jangan komentar yang kasar ya
bantu saya ya..
terimakasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!