Tanggal 03 Maret 2016 merupakan hari ulang tahunnya yang ke 26 tahun, namun merupakan hari yang menyedihkan untuk rania karena dia harus melepaskan sang suami yang sudah menemaninya selama 4 tahun.
Baik Rania maupun suaminya tidak pernah menginginkan akan seperti ini, tetapi apalah daya mereka semuanya mereka lakukan demi keluarga masing-masing.
Tong.. Tong.. Tong..
Hakim "Saya sebagai hakim memutuskan bahwa Rania Kamila sebagai penggugat, dan Panji sebagai tergugat. Menyatakan bahwa sidang ini memutuskan bahwa kalian sah sudah bukan sepasang suami istri serta hak asuh anak atas Arif Kamil dan Kamila Nuraini jatuh kepada Rania Kamila".
Setelah sidang selesai anak-anak Rania bertemu dengan papa untuk yang terakhir kalinya, meskipun Rania tidak akan pernah menghalangi anak-anaknya bertemu dengan ayah. Namun tetap saja ayahnya tidak akan leluasa bertemu dengan mereka tanpa seijin Rania.
Sebetulnya usia anak-anak Rani terbilang masih terlalu kecil, tapi apa daya Rania. Dia sudah berulang kali untuk mengalah demi keutuhan rumah tangganya, tetapi semua gagal.
Beberapa bulan kemudian, mantan suaminya sudah tidak pernah memberikan jatah bulanan seperti yang tertulis disurat perjanjian perceraian saat itu. Berkali-kali dia mencoba untuk mencari titik tengah demi kedua buah hatinya dengan sang mantan tapi sayang dia gagal kembali. Itu karena mantan suami dan keluarga besar pindah entah kemana.
Rania mulai bingung bagaimana dengan nasib kedua anak-anaknya, dan akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan demi kelangsungan hidupnya dan kedua buah hatinya.
Hari pertama dia mencari pekerjaan dengan penuh semangat, setelah beberapa hari. Tibalah disuatu perusahaan.
"Permisi mbak, maaf apakah disini ada pekerjaan untuk saya?" ucap Rania.
"Wah mbak, kebetulan sekali bos saya sedang mencari asisten pribadi. Apakah anda berminat?' ucap Reception.
Reception menunjukan ruangan bosnya.
"Mmm.. Rania Kamila, seorang single perent, usianya 26 tahun cukup muda juga" ucap big boss.
"Begini sayang,saya itu mencari asisten tetapi bukan untuk dikantor tetapi untuk dijadikan asisten dirumah yang ketiga. Bagaimana kamu siap?" ucap big boss sambil memegang pipi Rania.
"Jadi maksud anda saya akan dijadikan istri ketiga bapak? Ciuhhh... Walaupun saya janda, tetapi saya tidak berminat menjadi madu bapak. Saya permisi" ucap Rania.
"Sayang tunggu, kamu lebih baik pikirkan dulu. Kamu itu sangat cantik, walaupun kamu janda tetapi kamu adalah kriteria perempuan yang saya cari. Saya janji kamu memang istri ketiga tapi saya akan perioritaskan kamu dibandingkan istri saya yang lain" ucap big bisa sambil mencoba memuluk Rania.
Tiba-tiba perempuan paruh baya membuka pintu.
"Papa? Apa-apaan ini? Papa ingin mencari madu untukku lagi?" ucap perempuan itu.
"Maaf ibu, saya permisi" ucap Rania.
Rania lalu keluar dari ruangan itu, Rania sangat terpukul atas apa yang dialaminya.
"Segitu buruknya status seorang janda?" gumam Rania.
Tidak terasa kaki Rania menuju sebuah taman,di sana dia meneteskan air matanya karena dia tidak kuat untuk menahannya. Setelah beberapa lama, Rania pulang.
"Sayang kamu kenapa? Kamu menangis, ada apa?" tanya mama Rania.
"Mama apakah seorang janda itu buruk? Apakah status aku ini menjijikkan?" tanya Rania.
"Kamu kenapa sayang? Status apapun itu tidak ada yang baik atau buruk bahkan menjijikan hanya saja tinggal kitanya yang bertingkah laku seperti apa. Dimata Tuhan itu hanya menilai amal dan ibadah kita, sudah jangan sampai hinaan, gunjingan dan pandangan miring membuatmu lemah. Ingat Arif dan Kamila masih sangat kecil untuk melihat ini semua, hapus air matamu" ucap mama Rania.
"Iya mama, terima kasih karena mama masih menerima aku dengan statusku sekarang. Aku mandi dulu ma" ucap Rania.
Dihari yang cerah sesuai dengan suasana hati Rania yang sudah bisa menerima statusnya, Rania dengan penuh semangat untuk mengantarkan lamaran kerjaan ke beberapa perusahaan.
Selama setengah bulan penantian Rania dalam menunggu pekerjaan,akhirnya Rania dipanggil untuk interview pekerjaan.
Tanggal 01 Agustus 2016 Rania menghadiri panggilan interview di perusahaan PT. Jaya Abadi, jam 9 pas acara seleksi dimulai. Beberapa orang telah diseleksi, ada wajahnya lemas, sedih dan kecewa. Kini giliran Rania yang mendapatkan kesempatan itu.
"Selamat siang pak" ucap Rania
"Siang, silakan duduk ibu Rania" ucap Banyu Sadewa.
"Maaf apakah benar kamu ini single perent?" ucap Banyu kembali.
"Iya, pak. Tetapi jika bapak keberatan dengan status saya itu, saya bisa maklum. Saya tidak akan bisa mengelak pak" ucap Rania.
"Bukan begitu ibu Rania, saya hanya salut saja. Masih usia muda tapi sudah matang dan sekarang harus berusaha seorang diri untuk menghidupi kedua anak-anaknya. Saya sangat salut dengan semangat ibu, kalau begitu Minggu depan ibu bisa bergabung dengan perusahaan ini" ucap Banyu.
"Terima kasih pak, insya Allah saya akan berikan yang terbaik untuk perusahaan ini" ucap Rania.
Sesampainya Rania dirumah, rania langsung memeluk sang ibunda. Rania meneteskan air matanya, akhirnya dia sekarang tak akan lagi berpangku tangan dengan orang tuanya.
Rania tahu dengan diterimanya dia bekerja diperusahaan itu, maka akan membantu kedua orangtuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Meskipu Rania sibuk dikantor, setiap Sabtu malam Minggu mengajak kedua anak-anaknya untuk jalan-jalan.
Rania tidak akan pernah mengabaikan mereka walau apapun yang terjadi, meskipun tubuh Rania terasa sangat letih dan lelah, Rania tidak pernah lupa untuk melihat kedua anaknya.
Kini saatnya Rania mulai terjun ke dunia perusahaan.
Brruugghhh...
"Maaf... Maaf... Ibu saya tidak sengaja" ucap Rania.
"Kamu itu kenapa terburu-buru? Kamu karyawan baru ya?" ucap putri.
"Iya ibu saya Rania, Rania Kamila" ucap Rania.
"Saya Putri, Putri Amelia. Oiya jangan panggil ibu dong, panggil putri saja" ucap putri.
Putri Amelia adalah Staff Keuangan sekaligus adalah tunangan Banyu, seluruh karyawan di sana tidak ada yang berani untuk nentang putri.
"Iya pak ada apa?" ucap Rania.
"Saya hanya ingin memperkenalkan putri, dia adalah tunangan saya" ucap Banyu.
"Tadi saya sudah kenalan dengan ibu putri" ucap Rania.
"Alhamdulillah berarti kalian sudah kenal, saya jadi lega. Karena putri termasuk orang yang cemburuan" ucap Banyu.
"Apaan sih mas, siapa yang cemburuan? Mas kali" ucap putri Sambil tersenyum.
Beberapa bulan kemudian, kedekatan Rania dengan putri serta banyu membuat sebagian karyawan merasa iri.
"Rania... Tunggu!" ucap putri.
"Heh ibu" ucap Rania.
"Sekali lagi kamu panggil ibu, aku pastikan besok kamu tidak akan ada dikantor ini" ucap putri sambil tersenyum.
"Duh segitunya putri, maaf aku bercanda" ucap Rania.
"Bagaimana bekerja dengan mas banyu?" ucap putri.
"Biasa, memang kenapa?" ucap Rania.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu saja. Mas banyu kalau meeting diluar suka ganjen dan genit tidak Rania?" ucap putri.
"Boro-boro ganjen dan genit put, lirik kanan kiri aja tidak. Pokoknya pak banyu malah tipe setialah" ucap Rania.
"Alhamdulillah kalau begitu, aku duluan. Sampai ketemu jam makan siang" ucap putri.
Dari kejauhan ada sepasang bola mata yang memperhatikan mereka, wanita itu adalah Lia. Salah satu karyawan yang sudah lama menyimpan perasaan kepada banyu,namun banyu malah milih putri.
"Sialan kalian bahagia diatas penderitaan ku selama ini Rani, kamu datang dan langsung mengambil posisiku dihati banyu. Tunggu pembalasanku" ucap Lia.
Prang..
"Maaf Rania, saya tidak sengaja" ucap Lia sambil mengambil handphone Rania ditasnya.
"Tidak apa-apa ibu Lia" ucap Rania.
"Maaf sekali lagi saya minta maaf, saya terburu-buru ingin ke kamar mandi" ucap Lia.
Lia dengan cepat ke kamar mandi.
"Dengan ini hubungan putri dan banyu akan berakhir, maafkan aku Rania. Karena aku harus melibatkanmu dalam masalah ini. Hahahaha" ucap Lia sambil mencari ide selanjutnya.
Lia mengirim pesan menggunakan handphone Rania.
"Pak nanti malam jam 7 ketemuan di taman Park Cilegon".
Setelah mengirim pesan ke banyu,Lia pun mengembalikan handphone Rania.
"Hai Rania, saya cari-cari kamu tadi" ucap Lia.
"Maaf ibu, tadi saya langsung meeting dengan pak banyu diluar. Memangnya ada apa?" tanya Rania.
"Handphone kamu jatuh tadi waktu kita tabrakan" ucap Lia
"Apa iya ibu,soalnya saya juga belum buka tas dari tadi" ucap Rania sambil mencari didalam tas.
"Bagaimana? Ini punya kamu atau bukan? tanya Lia.
"Iya ibu itu handphone saya" ucap Rania.
"Terima kasih ibu" ucap Rania.
Beberapa menit kemudian,dan SMS masuk dari banyu "Jam 7 kita ketemu di Park Cilegon".
"Tumben pak banyu mengajak ketemuan diluar, malem-malem lagi" gumam Rania.
Jam 7 malam Rania tanpa ada rasa curiga atau apapun itu, dia menemui pak banyu. Sesampainya ditaman.
"Ada apa?" ucap mereka berbarengan.
"Maaf pak, maksudnya?" ucap Rania.
"Kamu SMS saya tadi pagi, saya disuruh datang ke taman ini" ucap banyu.
"SMS? Tadi pagi? Ohh... Maaf pak, mungkin salah kirim kali. Kalau gitu saya pamit" ucap Rania.
Lia yang melihat kejadian itu sangat kesal, karena dia gagal. Baik Rania maupun Banyu tidak ada kejadian yang bisa dimanfaatkan.
Pagi hari putri ke ruangan pak banyu seperti biasa.
"Hai sayang, kamu pasti belum sarapan?" ucap putri
"Ini aku buatin sarapan, sarapan dulu yuk" ucap putri
Setelah sarapan, banyu memberitahukan bahwa dia akan pergi beberapa hari untuk meeting dengan clientnya di Bali.
"Sayang kamu ikut aku ke Bali?" ucap banyu.
"Ke Bali? Kamu kesana ada apa?" ucap putri.
"Aku kesana meeting sayang, 3 hari paling lama. Kalau kamu kut boleh, tapi kamu bakalan sendirian di hotel karena Rania akan ikut aku setiap meeting di sana" ucap banyu.
"Rania ikut kesana?" ucap putri
"Iya sayang, dia asisten aku" ucap banyu.
"Kalau begitu, aku tidak ikut. Lagian kamu kesana sama Rania, jadi aku percaya kalian tidak akan macem-macem. Aku juga percaya kalau Rania bisa mengingatkan kamu kalau macem-macem" ucap putri
"Hehehe... Kamu itu lucu deh, jadi kamu tidak cemburu aku pergi berduaan sama Rania?" ucap banyu.
"Tidaklah sayang, aku percaya sama kalian. Apa kamu sudah bicarakan ini sama rania?" ucap putri
"Belum sayang, nanti sekalian aku rapat" ucap banyu.
Seperti biasa Rania dan banyu keluar untuk meeting, karyawan yang ada di sana melirik Rania dengan sinis. Rania merasa risih dengan tatapan mereka, namun Rania hanya diam dan melakukan apa yang menurutnya itu baik. Karena dia bekerja hanya untuk anak-anaknya.
1 jam berlalu, dan meeting telah usai.
"Rania tunggu! Ada yang ingin saya bicarakan" ucap banyu.
"Mampus aku, pasti pak banyu ingin tanya soal yang ditaman" gumam rania.
"Iya pak, ada apa?" ucap Rania.
"Kamu bisa ikut ke Bali bersama saya, kita akan meeting di sana 3 hari" ucap banyu.
"Kapan pak?" ucap Rania.
"Hari Rabu sampai jumat" ucap banyu.
"Baiklah pak, saya bersedia" ucap Rania.
Rania bangun jam 3 untuk mempersiapkan segalanya, mulai dari pakaian sampai berkas-berkas untuk meeting. Rania merasa semuanya sudah beres, dia langsung membuatkan sarapan untuk keluarganya.
"Hai sayang, kamu pagi-pagi sudah rapi. Kamu ingin kemana sayang? Terus kamu juga bawa koper segala?" tanya mama Rania.
"Mama aku ijin ke Bali selama 3 hari, soalnya bosku ngajakin meeting ke Bali" ucap Rania.
"Apa? Bali? Papa tidak ijinkan rania" papa Rania.
"Tapi pa, Rania sudah mengiyakan. Rania tidak mungkin batalin secara mendadak, papa mama tolong Rania demi karier Rania" ucap Rania.
"Lalu kamu dijemput atau berangkat sendiri?" tanya papa Rania.
"Aku dijemput bosku papa" ucap Rania.
30 menit kemudian. Tin... Tin... Tin... Rania keluar rumah, namun dia terkejut karena banyu sudah berada didepan rumah.
"Bapak? Bapak masuk dulu?" ucap Rania.
"Tidak perlu Rania, kita tidak banyak waktu. Mana orangtuamu? Saya ingin meminta ijin biar saya tenang" ucap banyu.
"Tante om, saya Banyu bos Rania. Saya ingin minta ijin untuk membawa Rania ke Bali karena ada meeting mendadak di sana" ucap banyu.
"Baik pak banyu, saya ijinkan jika jelas urusan pekerjaan. Sayang kamu hati-hati, sesering mungkin kamu kasih kabar untuk anak-anakmu" ucap papa Rania.
"Bunda... Bunda mau kemana?" rengekan Kamila.
"Sayang kalian sama Mbah Putri dan Mbah kangkung dulu, bunda harus kerja di Bali" ucap Rania.
"Bunda tapi nanti kalau Ade kangen gimana?" ucap Kamila.
"Ade kan bisa video call bunda, bunda janji nanti bakalan bawa oleh-oleh untuk Ade kamila dan Mamas Arif" ucap Rania.
"Tapi janji ya bunda?" ucap Kamila.
"Itukan Ade bunda sudah janji, ayo Ade mandi sama Mamas. Bunda kerja aja, Ade biar Mamas yang urus. Mamas dan Ade sayang bunda" ucap Arif.
"Mama papa, Rania titip mereka. Kalau ada apa-apa telp Rania, kalian jangan kecapean. Dah... semua.." ucap Rania.
Selama perjanjian Rania hanya terdiam, dia merasa berat meninggal keluarganya. Karena ini kali pertama untuk Rania pergi tanpa anak-anak dan orangtuanya, tiba-tiba.
"Rania..." ucap banyu.
"Rania... Rania..." ucap banyu dengan nada sedikit keras.
"Rania.." ucap banyu dengan nada keras.
"Mmmm... Maaf pak" ucap Rania.
"Kamu kenapa kok melamun? Ada apa Rania?" tanya banyu.
"Tidak ada apa-apa pak, saya hanya belum terbiasa berpisah dengan keluarga saya" ucap Rania.
"Apa kamu ingin membatalkan keberangkatannya?" ucap banyu.
"Tidak pak, saya hanya merasa belum terbiasa saja. Lagian anak-anak sudah dengan kakek dan neneknya, jadi saya tenang" ucap Rania sambil menyunggingkan bibirnya.
"Kamu benar-benar wanita yang luar biasa Rania, aku sangat menganggumimu" gumam banyu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!