It'S You | Nohyuck
Eps — 01 Pertemuan pertamanya
Lelaki tinggi ini kini tengah terduduk di dalam cafe dengan kopi panas yang masih penuh, pandangannya melihat ke arah lapangan yang berada tepat di samping Cafe tersebut.
Ia tengah menikmati waktu liburnya tetapi ada sesuatu hal yang menarik perhatiannya. terlihat seorang pemuda tengah tersenyum menerima kertas yang entah ia tak tau kertas apa itu.
yang pasti pemuda itu terlihat sangat sibuk, pasalnya banyak beberapa pemuda lain yang terus memanggil namanya.
yang terdengar namanya adalah Navier, meskipun lelaki ini tengah berada di dalam cafe entah kenapa teriakan dari pemuda yang berada di lapangan itu cukup terdengar keras.
Sagara
Navier? Cantik juga namanya.
Sagara Devendra, seorang lelaki tua sebut saja begitu karna itu adalah sebutan langsung dari keponakannya untuknya, bisa dibilang Sagara adalah seorang lelaki single yang sudah memasuki kepala tiga.
Bukan Sagara tak mau untuk mencari pasangan, tetapi hatinya belum menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Tetapi sebentar, sepertinya ada sesuatu yang lumayan menarik. ini adalah perasaan yang jarang sekali Sagara rasakan.
Ia menatap serius lelaki yang ada di lapangan itu, lelaki itu tengah terduduk sebari menyeka keringat dari dahinya. terlihat sangat lelah tetapi baru beberapa detik lelaki manis itu duduk ternyata namanya kembali di panggil.
"NAVIER SINI!! INI PERLU DI CEK!"
Itu teriakannya, Kedua halis Sagara berkerut.
Sagara
Dia kayaknya terkenal disana.
Sagara kembali menyeruput kopinya, hingga pandangannya terkejut saat lelaki yang sedari tadi menarik perhatiannya berjalan cepat menuju cafe dimana ia berada.
Sampai dimana lelaki manis itu masuk, entah kenapa Sagara tiba tiba menahan nafasnya dan jantung jelas terpacu cepat, belum lagi rasa gugup tiba tiba terasa.
Astaga, sebenarnya Sagara ini kenapa?
Sagara menoleh cepat dan terlihat lelaki itu sudah terjatuh tak sadarkan diri, jelas Sagara langsung berlari ke arahnya sebelum kerumunan mulai berkumpul.
Ia langsung menepuk pelan pipi yang lumayan lem—
Tunggu, cepat tolong dia Sagara.
Sagara langsung mengendong lelaki itu, ia menoleh sejenak untuk mengetahui dimana posisi pintu keluar berada.
Sagara
Saya akan bawa dia ke rumah sakit, Tolong kabari teman temannya yang ada di lapangan.
Di rumah sakit, Sagara masih duduk diam memandang lelaki yang ada di hadapannya itu. Lelaki manis itu masih betah terlelap bahkan beberapa temannya sempat datang tetapi kembali pulang dengan alasan banyak persiapan acara yang perlu di kerjakan.
Alhasil Sagara tak bisa kemana mana sebari menunggu lelaki ini bangun. tak masalah lagipula ini adalah hari liburnya juga.
Sagara mendongak menatap pesan yang di kirim keponakannya melalui ponsel sang adik, ia terkekeh sejenak ketika keponakannya mengirim banyak pesan hanya karna Sagara tak datang untuk berkunjung.
Sagara terkejut dengan lenguhan itu, ia langsung menatap lelaki itu dan menyimpan ponselnya.
Sagara memang terlihat panik, pasalnya Lelaki itu terus mengerutkan halisnya seperti menahan sakit.
Sagara
Saya panggilkan dok—
Tangan Sagara tiba tiba di genggam pelan oleh tangan lelaki itu, dan secara tiba tiba lelaki itu menangis membuat Sagara semakin panik.
Sagara
Lebih baik saya pang—
Navier
Ga usah, aku cuman mau nangis.
Mendengar tangisan pilu dari lelaki itu entah kenapa membuat Sagara langsung terdiam dan secara perlahan mengenggam tangannya mencoba menenangkan.
keduanya masih terdiam dengan Navier yang masih menangis dan Sagara yang terdiam karna bingung harus menenangkan bagaimana selain mengusap tangannya.
Tiba tiba tangisan terhenti dan hanya isakan yang tersisa.
Navier jelas mengangguk, ini kali pertamanya dimana emosi yang selalu ia pendam keluar begitu saja, ini kali pertamanya juga dimana ia merasa nyaman dengan orang baru yang bahkan belum ia kenal.
Kedua matanya sedikit sembab dan dengan cepat Sagara mengusapnya dengan tisu secara perlahan.
Navier kembali mengangguk, suara lembut Sagara entah kenapa membuat Navier sedikit tenang.
Sangat berbeda seperti sebelumnya.
Navier hanya menoleh memandang wajah Sagara yang kini tengah memandangnya kembali.
keduanya terdiam terhanyut dengan pandangan masing masing, Sagara terhanyut dengan pandangan kosong Navier sementara Navier terhanyut dengan pandangan yang entah Kenapa membuatnya tertarik untuk menatap Sagara lebih lama.
Rasanya Navier merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan.
Navier
Maaf jadi merepotkan.
Sagara
Ga masalah, Saya senang kalau kamu baik baik saja.
di kalimat terakhir Sagara sedikit bergumam saat pandangannya bertemu dengan kedua mata cantik milik Navier, meskipun cantik entah kenapa rasanya Sagara tak melihat jiwanya disana, apa itu hanya perasaanya saja?
Tatapan kosong yang membuat Sagara tertarik, haruskah Sagara menarik perhatiannya?
Opsi pertama dan terakhir—
Eps — 02 Agenda Paman & Keponakan
Semenjak hari itu pikiran Sagara tak kunjung lepas, Ia benar benar lupa menanyakan nama dari lelaki manis itu.
Bagaimana tidak? keponakannya terus saja menelepon lewat nomor adiknya yang membuat Sagara tak bisa berlama lama untuk menemani si manis.
Kini, dengan tubuh kecil yang ia gendong keduanya tengah berjalan menuju supermarket yang akan mereka tuju.
Tujuan kali ini untuk membeli makanan untuk keponakan manisnya ini.
Sesampainya disana, Sagara mengambil troli dan mendudukan keponakannya disana. Sementara si manis tertawa geli saat Sagara menciuminya.
Keira
Hihi geli!! Uncle geli!!
Keira terus mendorong wajah Sagara membuat si paman menjauhkan wajahnya dari wajah keponakan cantiknya itu.
Sagara
ayo kita beli makanan, Kei.
Keduanya berjalan menuju beberapa rak makanan, hari ini adik dari Sagara memang sengaja menitipkan Keira kepadanya.
Karna memang Keira rewel ingin bersama sang paman dan sebuah kebetulan juga jika adik dari Sagara ini harus pergi bersama suaminya keluar kota untuk seharian full.
saat Sagara sampai di rak susu untuk Keira tiba tiba seseorang menyapa dirinya. Reflek iapun menoleh terkejut saat melihat siapa yang sudah menyapanya.
Navier
Oh! aku benar, ternyata ini kamu.
Navier
Maaf aku gatau namamu.
Melihat senyuman Navier entah kenapa seperti ada sesuatu yang kosong dapat Sagara lihat. Meskipun Navier menatapnya binar tetapi Sagara yakin jika itu bukanlah tatapan binar sebenarnya.
Navier
Salam kenal, Aku Navier.
Senyumnya, pandangannya kini beralih ke arah Keira yang tengah mendongak menatapnya.
Navier
Hai manis, siapa namamu?
Navier mendongak sejenak dengan senyumannya hingga pandangannya kembali beralih ke si manis cantik yang terus menatap dirinya.
Navier
Oh! Maaf aku sudah menganggu waktumu.
Navier
Soal waktu itu aku beneran mau berterima kasih.
Navier
Makasih karna udah bawa aku ke rumah sakit.
Navier benar benar tak sempat berterima kasih karna Sagara pergi hanya pamit karna ada urusan penting saja.
Bahkan ia lupa menanyakan kontak dan kini berakhir dengan tidak sengaja bertemu.
Navier
Sepertinya aku sudah di cariin.
Navier
Aku duluan ya, Bye Keira, Sagara.
Setelah berpamitan dengan si kecil Navier tak lupa tersenyum dan menunduk sedikit ke arah Sagara.
Sagara
Dia benar benar sibuk.
Sagara
Kei, Uncle bahkan belum jawab perkataannya.
Si manis mendongak seakan akan mengerti apa yang di ucapkan pamannya ini.
Sagara
Menurutmu? Apa Uncle suka sama dia?
Keira mengangguk seolah olah kembali paham dengan pertanyaan Sagara.
Keira
Uncle juga pasti cuka!!
Ternyata sepasang paman dan keponakan ini banyak menghabiskan waktu di luar. Bahkan mereka tak sadar jika kedua orang tua Keira sudah menunggunya di rumah Sagara.
Begitu masuk, Sambutan dari adik Sagara mengelegar membuat Keira meminta turun dari gendongan pamannya.
Anak kecil itu berlari menuju sang ibu yang sedang merentangkan kedua tangannya.
Rajendra
Iya, dia lagi ikut mandi di dalem.
Rajendra, adik dari seorang Sagara. Keduanya hanya berbeda 2 tahun saja tetapi Rajendra memutuskan menikah untuk mendahului kakaknya.
Sagara jelas tak masalah. Karna melihat jodoh adiknya begitu dekat iapun tak bisa menghambat jalan keduanya.
Asal sekarang ia mempunyai keponakan yang lucu dan manis.
Keira
Mom tadi Uncle ketemu cama kakak cantik!!
Ucapan si manis jelas mengundang tatapan tanya Rajendra. lelaki ini pun langsung menatap Sagara yang tengah memasukan belanjaanya.
Sagara
Cuman kenalan dan kebetulan Kei suka.
Rajendra
Beneran cuman kenalan? Aku ga yakin itu kenalan biasa.
Kekehan Rajendra entah kenapa terdengar menjengkelkan di kedua telinga Sagara yang membuatnya mengabaikan ucapan sang adik.
Tak lama Raka keluar dari kamar mandinya dengan keadaan cukup segar membuat putrinya langsung berlari ke arahnya.
Raka
Astaga anak Dad, gimana sama Uncle kamu?
Keira
Senang, Kei senang Dad!!
Rajendra
Itu emang demennya kamu Kei.
Sang ibu menembal, melihat keluarga kecil ini entah kenapa tak membuat Sagara iri untuk segera menikah.
Umur yang mau kepala tiga jelas selalu mendapatkan pertanyaan perihal kapan dirinya akan menikah.
Dan selalu di bandingkan dengan Rajendra yang sudah memiliki Keira.
Rajendra
kenapa belanjaan kamu penuh sama jajanan buat Keira?
Sagara
Itu Keira yang pilih.
Rajendra hanya menggeleng, jika Sagara bersama dengan Keira memang lelaki itu tak bisa menolak dengan keinginan Keira yang kadang membuat kedua orang tuanya kewalahan.
Rajendra
Jangan di biasain, nanti anaknya kebiasaan.
Sagara
Tapi aku ga tega Dra.
Rajendra
Plis jadi orang tegaan, aku gamau anak aku jadi kebiasaan karna sikap kamu ini.
Sebenarnya ini sudah Omelan dari kesekian kalinya, tetapi Sagara tetap saja melakukannya secara berulang membuat Rajendra kadang bukan hanya mengomelinya tapi juga memarahinya.
Sagara
Kamu buat makanan, aku bakal mandi bareng Keira.
Sagara langsung mengendong Keira yang kebetulan tengah duduk di pangkuan Raka yang tadi sudah duduk di sofa.
Sagara
Ayo anak manis mandi.
Keira
Kei mau Wek Wek Uncle.
Sagara
Oke, banyak Wek Wek menunggu kamu di kamar mandi.
Setelah keduanya berlalu kini hanya tertinggal Raka dan Rajendra saja.
Raka
Dia beneran udah ga kepikiran buat nikah?
Raka
Padahal kita udah berusaha buat dia mau nikah.
Rajendra
Gatau juga, bisa aja Keira yang malah narik jodohnya dia.
Eps — 03 Kesibukan & Teman Masing-masing
Pagi yang sepi menyambut kamar tidur milik si manis dengan rambut ikalnya. kasur yang sudah rapih dengan si pemilik yang sudah berdiri di depan kaca.
Tatapannya menatap kedua matanya, Seketika senyuman tersungging di bibirnya.
Pagi hari yang menyambutnya entah kenapa rasanya berat untuk ia lewati. hari hari yang berat selalu menyambutnya tanpa henti.
Namanya selalu di teriaki dengan dalih hanya memanggil karna di butuhkan.
Apa hidupnya hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain?
Kuliah di semester akhir entah kenapa kegiatannya semakin bertambah. Bahkan ia belum ada waktu untuk menetralkan emosi dirinya begitupun skripsi yang sedang ia kerjakan.
Jika begini saja apakah ia benar benar akan lulus tahun ini? Sepertinya tidak.
Banyaknya kegiatan kampus membuat dirinya tak mempunyai banyak waktu di rumahnya yang sepi ini.
Pintu depan terbuka wajah murungnya seketika langsung berbinar.
Navier menatap senang dengan lelaki yang kini sudah berada di depan gerbang rumahnya dengan motor besarnya.
Navier
Sebentar!! Aku ngunci dulu pintunya!!
Ia berteriak entah di dengar oleh lelaki itu atau tidak. Tetapi yang pasti Navier menyuruh lelaki itu untuk menunggu sebentar.
Setelah selesai Navier langsung berlari ke arah gerbang dan begitu ia buka terlihat seorang lelaki yang lebih tinggi darinya tengah duduk di atas motornya.
Elrick
Engga juga sih, ayo yang lain udah nunggu.
Navier tersenyum dan mengangguk.
Elrick adalah salah satu temannya, tapi bukan teman dekat karna memang Navier lumayan pemilih untuk hal itu.
tetapi Elrick selalu ada ketika Navier membutuhkannya hingga beberapa hari yang lalu Elrick membicarakan hal yang serius bersama dirinya.
Elrick
Lupain soal itu, aku suka sama kamu tapi aku gamau kamu terbebani karna ungkapan aku.
Navier yang sebelumnya membayangkan kejadian itu jelas mengulung bibirnya.
Navier
Iya, Maaf aku belum bisa jawab.
Elrick
Gapapa, asal hubungan kita masih dekat aku gamasalah.
Elrick
Kalo kamu ngejauh itu yang jadi masalah.
Elrick terkekeh dan Navier bingung harus membalas bagaimana lagi. Beruntung jalanan ramai yang membuat keduanya tak bisa banyak berbincang.
Sagara terdiam menatap berkas yang kuat membuatnya pusing. tumpukan pekerjaannya bukan tak bisa ia kerjain tetapi tumpukan itu selalu datang seiring datangnya waktu.
Membuatnya tak bisa selesai dan bersantai selalu.
Sang sekertaris memasuki ruangan dengan setumpuk berkas lagi di kedua tangannya. Senyuman tengilnya dapat Sagara rasakan meskipun ia tak melihatnya.
Memiliki sekertaris dengan masa kerja lebih dari 7 tahun membuat keduanya dekat bukan hanya sekedar bos dan bawahan.
Lian
Semangat kerja pak, selain saya siapa lagi yang nyemangati bapak?
Ucapan tengil Lian membuat Sagara terdiam. Memang ucapan semangat hanya dari Lian saja meskipun terkadang Keira juga selalu mengatakannya.
Lian
Sebenernya bapak ngejar apa sih? Saya lumayan penasaran.
Lian melihat beberapa berkas yang masih menumpuk di meja kerja. Sagara langsung menyandarkan tubuhnya menghela nafas sejenak sebari memijat tangannya yang lumayan pegal.
Sagara
Hidup kalo ga kerja ya miskin.
Lian
Saya setuju sama bapak, tapi bapak juga butuh pendamping.
Lian
Udah kepala tiga kan?
Sagara
biar itu urusan nanti.
Sagara
Kamu balik kerja sana!
Membuat kesal Sagara memang ahlinya Lian. Lelaki pirang itupun langsung keluar dari ruangan dengan senyumannya lagi tetapi kali ini lebih lebar.
Terdengar sebuah notip dari laptopnya dan terlihat keponakannya lagi lagi mengirim pesan kepadanya.
Membuat moodnya lumayan sedikit naik.
Tetapi senyumannya itu tak bertahan lama ketika ia tak sengaja menscroll sebuah akun media sosial dengan wajah yang seperti ia kenali.
Sagara
Beneran Navier ternyata.
Navier terkejut ketika ia melihat notip media sosialnya yang di ikuti oleh Sagara, ia tak tau harus memanggilnya dengan apa karna bisa Navier yakin jika lelaki itu umurnya jauh lebih tua darinya.
Melihat postingan yang isinya perihal bisnis dan rekan bisnis membuat Navier tak enak jika berbicara santai dengannya.
Navier
Tapi, ngapain dia ngikutin akun aku?
Elrick
Siapa yang ngikutin kamu?
Navier terkejut dengan kehadiran tiba tiba dari Elrick, sementara lelaki tinggi itu hanya terdiam menatap tangan dengan kedua tangan penuh dengan tentengan.
Elrick
Ga perlu, kamu pasti lelah karna dari tadi ga istirahat.
Elrick
Udah kamu istirahat dulu aja.
Navier
Tapi aku ga enak, yang lain udah cape cape kerj—
Elrick
Apa perintah ada buat di langgar?
Navier terdiam saat Elrick berkata seperti itu, ia langsung duduk begitu Elrick mengarahkan dirinya untuk duduk dengan kepalanya.
Elrick
Istirahat disini, nanti aku bawakan air buat kamu.
Elrick
DIAM BAJINGAN!! BIARIN DIA ISTIRAHAT DULU!!
Navier terkejut saat Elrick memarahi seseorang yang sudah memanggil dirinya, tetapi ekspresinya tiba tiba berubah saat Elrick menatap Navier.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!