NovelToon NovelToon

Story Of Hedden Love

Zain Ibrahim

"Astaga, aku merasa begitu berdebar." Ucap Pemuda sembari memasukan buket bunganya yang begitu besar ke mobilnya dan juga mengantongi kotak bludru berisi cincin.

Hari ini adalah hari yang Zain Ibrahim anggap begitu istimewa, hari dirinya menemukan wanita yang dia cintai diam-diam dan hanya bisa memantau perkembangan gadis itu di sosial medianya saja.

Yah setelah bertahun-tahun lamanya terpisah dirinya bisa kembali menemui gadis pujaannya itu, Lentera ayu gadis desa yang dulu menjadi satu-satunya sahabat perempuanya di desa sebelum dirinya tinggal bersama sang Ayah.

Zain melajukan mobilnya menuju kampus pujaan hatinya, karena hari ini gadis itu akan wisuda.

Zain begitu bangga saat menatap gadis itu mendapat gelarnya dan mendapatkan prestasi terbaik juga beasiswa S2. Zain tersenyum bahagia karena melihat kebahagiaan yang mengelilingi gadis pujaannya.

Dengan langkah pastinya Zain datang dan membawakan diri Lentera rangkaian bunga yang tadi dia bawa, saking banyaknya sampai wajah Zain tidak terlihat hingga membuat seluruh orang bertanya-tanya siapa pemuda itu.

"Selamat Lentera atas pencapaian yang luar biasa." Ucap Zain yang membuat Lentera nampak terkejut menatap kearah dirinya dan seolah banyak perrtanyaan.

Zain maklum jika Lentera terkejut karena dia sudah banyak berubah dan memang tidak mengabari jika akan datang karena lucunya dia tak memiliki kontak Lentera, namun Zain yakin Lentera belum memiliki pacar karena gadis itu lumayan taat, apalagi suami di media sosialnya tak nampak hubungan dengan siapapun.

"Siapa???" Lentera bergumam heran.

"Will you Merry me??" Ucap Zain dengan gemuruh di dadanya, di film-film romantis yang sempat dia lihat hal semacam ini paling di sukai seorang wanita.

Deg

Zain terkejut mengapa Lentera tak kunjung m ngambil bunga dari dirinya juga tak segera menjawab pernyataan dari dirinya.

Tidak hanya Zain yang nampak bingung semua keluarga Lentera pun terkejut dan menatap pada Lentera juga Zain seolah ada sesuatu yang tidak benar menurut mereka. Zain sampai lelah berjongkok di hadapan Lentera hingga terasa lelah.

Sementara Lentera justru nampak takut dan menatap wanita paruh baya yang cantik di sisinya, Lentera seolah bingung dengan situasi yang dia hadapai dan ini membuat gemuruh dada zain semakin bertalu-talu jangan sampai jawaban yang dia tak aku yang keluar.

"Tidak bisa." jawab Lentera seperti sebuah petir yang menghancurkan harapan dan hatinya.

Bunga Zain jatuh bersamaan dengan wajahnya yang mendongak menatap Lentera dengan perasaan begitu sedih.

"Zain???"Lentera seolah baru mengenali dirinya setelah melihat dengan jelas wajah Zain.

"Maaf, saya sudah menikah."Lagi-lagi sebuah pisau tak kasat mata seolah menancap di dada Zain hingga sesak.

Lentera nampak terkejut dan baru menyadari jika dia itu sahabat kecilnya yang sudah lama terpisah dan hanya berhubungan melalui Instagram tiba-tiba datang melamar dirinya.

Sementara di sisi Lentera nampak seorang ibu yang menganga menatap kearah Zain seolah tak percaya dan aneh. Zain tak mau terlalu berfokus pada yang lain, zain berpikir mungkin karena dirinya tiba-tiba melamar Lentera dengan romantis seperti ini di depan dirinya dan keluarganya.

"Apa??? " Zain menyahut jawaban Lentera tak percaya jika sahabat yang dia cintai sudah menikah.

" Kamu bohong tak ada pesta pernikahan dan undangan dari kamu!!" Elak Zain kemudian.

Zain tak terima dan tak percaya sementara Lentera justru langsung menggandeng wanita di sisinya lalu berkata pada Zain.

"Dia ibu Mertua ku." Kata Lentera namun Zain masih tak percaya justru tertawa.

" Kamu lucu, kalo kamu sudah menikah tentu suamimu yang kamu gandeng bukan mertuamu." Ucap Zain setelah puas tertawa.

"Aku tau kamu terkejut karena lamaran dadakan ku kan???"

"Tak apa aku akan menunggu jawaban iyamu."

"Kamu tak perlu berbohong seperti ini."

"Aku kecewa tapi tak apa aku tunggu jawaban lain yang lebih baik dari rangkaian cerita bohong mu tadi."

Zain terus berbicara dan menatap penuh harap Lentera, meski hatinya benar-benar terluka kali ini.

Sementara semua orang justru makin geleng-geleng kepala menatap kearah Zain dan lentera.

"Aku jujur Zain." Lentera berkata lagi.

Sayangnya Zain terlanjur pergi setelah meletakkan bunga besar tadi di hadapan Lentera begitu juga dengan kotak bludru yang mungkin berisi cicin untuk Lentera.

Jujur hari ini hatinya hancur dan malu tapi Zain yakin dengan pikiran dan hatinya jika Lentera belum menikah dia hanya sedang terkejut dengan hadirnya kembali dirinya.

***

Like komen dan jejak manis ya kakak pembaca. 🙏🙏🥰

Memastikan

Mungkin memang cinta sepihak itu menyakitkan, Zain merasa sedih atas kejadian kemarin namun tak ingin terus diliputi pertanyaan dirinya ingin memastikan sekali lagi.

"Kenapa kamu tega?" Gumam Zain masuk mobilnya.

Zain membulatkan tekadnya untuk menemui Lentera sekali lagi, Zain ingin meminta jawaban Lentera, mungkin kemarin dirinya hanya sedang terkejut dan tak siap saja.

Zain masih berjas menuju ke suatu tempat lalu parkir di depan sebuah toko bunga menunggu seorang Lentera. Zain berharap Lentera benar bekerja di tempat ini karena yang dia lihat melalui story IGnya beberapa bulan lalu Lentera sering membuat konten di sini.

"Ckkk, bodohnya aku mengapa tak meminta dan menyimpan nomor ponselnya." Zain merasa bodoh karena tak memiliki kontak dari sahabat yang dia cintai diam-diam sejak dirinya bertemu dan akhirnya berteman baik.

Yah Zain benar-benar menyukainya sahabatnya itu sejak dulu hingga sekarang, namun karena saat itu dirinya masih sekolah Zain tak ingin merusak persahabatannya itu hingga dirinya terpaksa ikut ibunya tinggal bersama Ayah kandungnya di kota.

Karena Zain terlahir sebagai anak dari istri kedua yang tidak di akui, sejak mengetahui itu Zain tak ingin rahasia itu di ketahui siapapun termasuk Lentera sebelum kesuksesan di genggaman dirinya tanpa bayangan dari sang Ayah.

Hingga saat dia sudah siap untuk menikah hanya Lentera yang ingin dia nikahi, berbekal komunikasi melalui IG dia nekat ke kampus Lentera kemarin tanpa tanya terlebih dahulu sahabatnya itu sudah memiliki kekasih atau belum atau bahkan sudah menikah, dia hanya yakin Lentera tak pernah mengunggah foto dengan laki-laki lain itu tandanya Lentera benar-benar masih lajang.

Kemarin hatinya hancur tak percaya saat gadis yang dia sukai sekian tahun lamanya dalam diam itu menolak dirinya dengan alasan sudah menikah.

Zain tak mau percaya hingga hari ini dirinya rela datang ke tempat ini untuk menemui Lentera dan meminta penjelasan, sayang hingga berjam-jam Lentera tak kelihatan sama sekali.

"Ckkk, andai aku tau rumahnya yang di sini. " kata Zain kesal.

Zain masuk ke toko bunga di sisi kebun itu dan bertanya pada salah satu karyawati namun jawabannya membuat dia semakin bingung.

"Maaf Mbak, Lentera ada?" Tanya Zain.

"Oh, Mbak Lentera sudah tidak kerja di sini lagi." Jawab Karyawati itu membuat Zain kecewa.

"Apakah mbak tau rumahnya?" Tanya Zain penuh harap.

"Waduh, untuk apa ya? Setau saya Mbak Lentera sekarang tinggal bersama Anak dari bos kami, saya juga belum lama kenal mbak Lentera jadi belum tau bagaimana dan di mananya." Jelas Karyawati itu semakin mengecewakan Zain.

Zain keluar dari toko dengan kecewa lalu mencoba mencari info melalui IG Lentera namun rupanya dirinya di blokir oleh Lentera dan itu semakin menyakitkan dirinya saja.

Zain masuk ke mobil lalu menuju ke apartemennya kembali, yah apartemen baru yang baru saja dia beli minggu ini sejak kembali ke kota ini.

"Tunggu, seperti Lentera." Ucap Zain begitu sampai di parkiran apartemennya.

Yah saat di parkiran Zain seperti melihat sosok Lentera masuk ke lift yang searah dengan dirinya.

Zain pun mengejarnya dan syukurnya Zain bisa bertemu Lentera di dalam Lift dan hanya berdua.

"Syukurlah aku menemukan kamu di sini. " Gumam Zain yang mengejutkan Lentera.

Yah Lentera terlihat tidak bahagia saat bertemu dengan dirinya namun jutru nampak seperti orang yang syok, bahkan masih membeku di tempatnya.

"Maaf untuk kemarin kamu pasti terkejut." Ucap Zain menatap ke arah Lentera.

"Tapi aku masih yakin jika kamu hanya terkejut saat tiba-tiba aku melamarmu."

"Aku memendam perasaan ini sejak aku berjumpa dengan dirimu pertama kali."

"Namun aku sadar dulu aku masih kecil, dan akupun ingin kita berteman dengan baik saat itu."

"Aku mencintaimu Lentera, dulu, sekarang dan sampai nanti."

Zain terus berbicara hingga lift terbuka, namun Lentera terus saja membisu dan menundukkan kepalanya. Zain terus menatao Lentera penuh harap hingga tak sadar jika dibelakang dirinya telah berdiri seseorang yang juga mendengar ucapan Zain yang terakhir kali tadi.

"Jadi??? Apa maksudnya ini Lentera???"

Suara seseorang dan ternyata saat Zain menoleh lelaki itu Kean musuh bisnisnya. Saat Kean datang ternyata membuat Lentera mendongak terkejut.

"Lentera???"

"Kamu dengar aku???"

"Aku butuh penjelasan!!!!"

Entah mengapa suara Kean begitu keras ini membuat Zain tak suka, mengapa saingan bisnisnya itu bisa bersikap kurang ajar pada sahabat yang di acintai dalam diam itu pikirnya.

Zain heran mengapa Lentera juga nampak gemetar ketakutan, sedangkan Kean masih meluapkan tatapan amarah pada dirinya dan Lentera. Zain pun merasa tersulut emosinya lalu berkata,

"Hai???"

"Jangan kasar dengan kekasihku!!!"

Zain tak terima dan mendorong Kean hingga keduanya pun beradu saling dorong dengan amarahnya masing-masing.

"Kamu bilang apa???"

"Kekasih???? "

"Dia istriku!!!!!!"

Kean mendorong Zain hingga dirinya terduduk dan terkejut dengan teriakan Kean terakhir tadi. Bagaimana bisa Lentera menikah dengan Kean musuhnya? ini sangat menyakitkan perasaannya, dunianya seperti berhenti berputar saat ini juga.

"Tidak mungkin! " Zain masih tak mau percaya.

***

Up lagi kak.

Tolong dong jejak manisnya.

Terimakasih 🙏🙏😍😍😍

Kehamilan wanita yang di cintai

"Kamu bilang apa???"

"Kekasih???? "

"Dia istriku!!!!!!"

Kean mendorong Zain hingga laki-laki itu terduduk dan terkejut dengan teriakan Kean terakhir tadi dunianya seperti berhenti berputar, bagaimana bisa Lentera menikah dengan saingan bisnisnya pikir Zain.

"Ini tidak mungkin kan." Kata Zain masih tak mau percaya.

"Dia milikku!!!" Kata Kean mendorong Zai lagi hingga Zain dan Kena kembali beradu jotos.

"Cukup!" Ucap Lentera sembari memegangi kepala dan tembok untuk bersandar agar tak jatuh, namun suaranya terlalu lirih hingga kedua orang yang beradu mulut juga saling dorong seperti anak kecil itu tak bisa mendengar suaranya.

"Kumohon berhentilah!!!" Teriak Lentera setengah berteriak agar mereka berhenti meski dengan memegangi kepalanya yang berputar-putar.

"Tolong, kalian berdua laki-laki terhormat!"

"Jangan seperti ini."

Lentera berkata pelan saat keduanya sudah berhenti saat mendengar teriakan Lentera tadi mata keduanya menatap Lentera yang memucat dan terus memegangi kepalanya.

"Zain, aku sudah menikah, maaf tak sempat mengundangmu, kami baru melangsungkan ijab qobul saja belum ada pesta." Ucap Lentera pelan lalu duduk tak kuat.

Zain semakin lemas rasanya dan hatinya semakin sakit apakah semua ini nyata? semakin sakit saat Kean mendatangi Lentera.

Kean mendekat meski masih diliputi rasa cemburu, "Kamu kenapa Tera?" Kean nampak panik begitu pula Zain karena tiba-tiba saja mata Lentera terpejam lalu tubuh itu limbung ke lantai.

"Lentera!!!!!"

Keduanya berteriak Zain ingin meraih tubuh Lentera lebih dulu namun di dorong oleh Kean dengan marahnya.

"Jaga tanganmu!!"

"Dia istriku!!"

"Dia milikku!!"

Ucap Kean lalu membawa Lentera dalam gendongan dan membawa ke apartemennya dengan rasa penuh khawatir.

Zain bingung dan sama khawatirnya dia pun mengikuti Kean masuk ke apartemen musuh bisnisnya itu.

Ada rasa sakit di hati Zain saat masuk di kamar Kean karena di kamar itu terpasang foto Lentera dalam pelukan Kean.

Zain membayangkan di ranjang tempat Lentera di baringkan itu Lentera berdekapan hangat dengan musuh bisnisnya.

"Kau Bodoh???"

"Lancang masuk kamarku???"

Zain terkejut saat dengan marahnya karena dia masih saja mengikuti Kean hingga ke kamarnya saat ini.

"Dokter akan kesini!"

"Kau tak bisa menjaganya hingga dia sakit begitu???"

"Kau bilang suami???"

"Cuiihh!! "

"Bahkan dihari spesial kau tak datang???"

Zain berkata pedas meski itu nyata Kean masih tetap tak terima karena dia punya alasan sendiri mengapa dia bisa tak hadir hari itu.

"Berikan dia padaku jika memang kamu tak pecus menjaganya!!!"

Zain berkata lebih berani hingga Kean ingin melempar vas bunga di meja itu rasanya namun matanya melihat Lentera yang masih tak sadar dirinya pun surut.

"Kau tak tau apa-apa jadi lebih baik diam dan pergi dari apartemen ku ini!!!" Dorong Kean pada Zain namun ternyata Dokter datang bersamaan dengan wanita yang dulu Zain lihat dan Lentera bilang mertuanya berarti dia adalah ibu Kean batin Zain.

...****************...

Lentera dan Kean bersama Dokter di kamar, Lentera di periksa oleh dokter sementara di luar Zain duduk bersama wanita paruh baya yang ternyata Bunda Mutia, Zain mendengarkan cerita Bunda Mutia dari awal bertemu Lentera hingga bagaimana dirinya meminang Lentera untuk putranya agar Zain percaya dan mundur untuk tidak mengambil Lentera dari Kean.

Namun apa yang di harapkan Bunda Lentera justru tidak seperti harapannya nyatanya Zain justru berang Lentera menikah bukan karena cinta tapi karena balas budi atas ibunya yang tengah sakit dan harus segera Operasi.

"Aku tak menyangka Anda tega mengikat gadis polos seperti Lentera pada penjara pernikahan!" Ucap Zain sengaja menghujam hati Bunda Mutia yah baginya Pernikahan itu salah karena ada pamrih demi putranya Kean.

"Ah, Lentera gadis yang begitu baik bagaimana bisa anda yang punya banyak uang begitu pamrih saat membantunya???" Ejek Zain lagi karena begitu kesal dan tak terima, mengapa saat itu bukan dia yang lebih dulu bertemu Lentera di saat sulit agar Lentera tak perlu menikahi laki-laki tanpa cinta pikir dirinya.

"Apapun itu Nak Zain, maaf mungkin semua berawal dari salah saya namun kamu sudah tidak sepantasnya menganggu rumah tangga mereka." Ucap Bunda Mutia lembut menasehati Zain yang cukup keras kepala.

"Tidak, maaf juga Tolong kalian Lepaskan Lentera, Aku akan ganti berapa uang yang keluarga anda berikan untuk membiayai Keluarga Lentera saat ibunya sakit!" Putus Zain masih yakin belum ada Cinta di Lentera masa iya secepat itu mereka bisa jatuh cinta, pikirnya.

"Tidak bisa!!!"

"Kau pikir Istriku barang yang enak saja di minta???"

"Lentera milikku!!!"

"Kami saling mencintai!!!"

"Bahkan Istriku tengah hamil sekarang!!!"

Suara Kean mengejutkan Zain lagi dan kali ini semakin sesak jadinya.

"Hamil???"Lemah suara Zain tak percaya.

Bagaimana bisa gadis pujaannya benar-benar di miliki orang lain hatinya hancur berkeping-keping.

...****************...

Up lagi kak.

Maaf malam.

Jujur apa iya sih corona masih ada??"

Tubuh author lemes seperti patah-patah, pegal semua pilek batuknya sampai badan dan tulang sakit semua dan nyaris gak bisa nafas.

Kak like ya jangan lupa, author nulis sambil batuk terus ini, Jangan lupa jejak manisnya ya. please. 🙏🙏🙏

Mau bunga, mau kopi, mau vote siapa tau imun author naik setelah banyak vitamin di karya ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!