NovelToon NovelToon

Sang Ketua Dark Dragon

Adrian Wijaya

Kegelapan dan kesunyian di sebuah gang di ibukota tiba tiba berubah menjadi pekikan bahkan ringisan dari beberapa orang yang sedang berkelahi

"Rian, awas di belakang Lo" pekik Hendra melihat seseorang mencoba menyerang Adrian dari belakang

Bugh... Bunyi lemparan balok kayu yang di tujukan pada orang yang menyerang Adrian dari belakang

"Makasih Dala" ucap Adrian yang sedang sibuk memukuli tiga orang yang menyerangnya

Saat pulang dari rumah Angga tiba tiba saja Adrian, Hendra, Mandala dan Samuel di serang lima belas orang yang memakai masker, mereka menyerang dengan menggunakan berbagai macam senjata tumpul seperti balok kayu dan juga tongkat bisbol

"DRA, Lo bantuin Adrian aja, gue bisa atasin yang ini" ucap samuel karena melihat Adrian di keroyok lebih banyak orang di banding mereka

Krak... Bugh... Bugh... Suara tulang yang patah di sertai pukulan bertubi tubi terus di layangkan pada para penyerang itu, salah satu dari mereka mencoba lari keluar dari gang itu tapi langsung di kejar oleh Adrian

"Kalian cari tahu siapa mereka, gue mau kejar orang itu, sepertinya dia bos mereka" perintah Adrian pada taman temannya karena semua penyerang sudah tumbang hanya tinggal satu yang kabur

"Hati hati Rian" teriak Mandala saat Adrian mengejar penyerang yang kabur

"Buka masker mereka DRA" ucap Samuel dan merekapun membuka masker penyerang penyerang itu

"Oh... Ternyata kalian, geng Red Snake" ucap Mandala mencibir

"Mulai berani lawan geng kita rupanya" ucap Hendra terkekeh

"Kami pasti akan menghancurkan geng kalian" ucap salah seorang penyerang yang sudah babak belur itu

"Susun rencana yang baik dulu, terus cari anggota yang solid, dan yang paling penting jangan songong kalau kemampuan kalian itu masih nol" ucap Mandala sinis

"Si Adrian nggak apa apa kan kita lepas sendiri?" Tanya Samuel khawatir

"Dia bahkan bisa habisin mereka semua sendirian" jawab Hendra dan membuat para penyerang itu terkejut

"Kaget kan Lo pada, kalau kita aja bisa lumpuhin kalian gimana sama kekuatan pemimpin kami" ucap Mandala menyeringai

"Dark Dragon itu bukan cuma geng anak ingusan yang sengaja di buat buat gaya gayaan, kami membuat geng ini dengan penuh perjuangan untuk menjaga kesetiaan, kekompakan bahkan persaudaraan antar anggotanya" ucap Hendra menjelaskan dan membuat para penyerang itu tertunduk malu

.................

Adrian masih mengejar seseorang yang lari dari perkelahian tadi

Wuss...... Bugh.... Brukk

Adrian melempar pria itu dengan sebuah balok kayu yang tergeletak dan membuat pria itu terjatuh. Kesempatan itu dia gunakan untuk segera menangkapnya

"Lo tadi paling semangat nyerang gue, tapi setelah anak buah Lo kalah Lo malah kabur ninggalin mereka" ucap Adrian yang sekarang sedang menindih badan penyerang yang sudah tergeletak itu

Sret

Adrian membuka masker yang di pakai lelaki itu

"Jadi Lo yang udah cari masalah sama Dark Dragon!" Pekik Adrian saat membuka paksa masker yang di gunakan lelaki itu

"Iya gue! Gue nggak suka nama geng Lo terus di sebut sebut murid disekolah gue" jawab pria tersebut yang bernama Badrun

"Itu karena geng Dark Dragon terkenal dan banyak disukai orang" jawab Adrian cuek

Badrun mencoba mendorong badan Adrian dan menyerangnya, tapi tangannya langsung di tahan oleh Adrian dan balik memukul Badrun dengan keras

Bahkan Badrun terlihat sudah kelelahan, saat Adrian hendak memukulnya lagi tiba tiba sebuah tas menghantam kepalanya dan membuatnya terjatuh

Bugh

"Lo apain tetangga gue!" Pekik seorang perempuan berambut pendek sebahu dengan tinggi sekitar 158cm melempar tasnya ke arah Adrian

"Lo nggak apa apa kan bang?" Tanya perempuan tersebut

"Nggak apa apa Sar, dia tapi nyerang gue" jawab Badrun berbohong

"Siapa kamu, sebaiknya kamu pergi dan jangan campuri urusan kami" ucap Adrian mencoba sabar meski sudah di lempar tas oleh perempuan itu

"Nggak bisa gitu dong, dia ini tetangga gue, jadi urusan dia urusan gue juga" ucap perempuan itu lantang

"Badan gue sakit semua Sar, dia hajar gue dan coba malakin gue" ucap Badrun berbohong lagi dan membuat perempuan tersebut emosi

"Lo tukang palak!" Pekik perempuan itu lalu maju dan menyerang Adrian

Adrian terus menangkis setiap pukulan dan tendangan yang dilayangkan perempuan itu dengan lumayan sulit, karena ternyata perempuan itu juga menguasai ilmu beladiri diri yang sangat cepat dalam gerakannya

Bugh.... Adrian terkena pukulan tepat di bagian Bibirnya

"Ayo maju, jangan remehin gue, gue ini meski kecil imut dan cantik tapi gue ini ahli beladiri juga" ucap perempuan itu sombong dan membuat Adrian emosi

"Gue nggak mukul perempuan" jawab Adrian dingin

"Ya udah, gue bawa si Badrun pulang ya, Lo pulang juga sana" ucap perempuan itu cuek

Adrian menarik nafasnya dalam mencoba menahan emosinya dan pergi dari sana

"Semoga gue nggak ketemu lagi sama cewek rese kayak Lo" guman Adrian sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya

"Lo tuh ya, kapan tobatnya, kalau gue nggak lewat tadi, Lo pasti udah di hajar sampe pingsan" pekik perempuan tersebut sambil menjewer telinga Badrun

"Ampun Sari, nggak usah di jewer juga kuping gue, cukup nyak gue aja yang lakuin itu" pekik Badrun kesakitan

"Cepetan pulang" pekik perempuan tersebut

...................

Adrian kembali ke gang sepi tempat teman temannya menunggunya

"Ko Lo sendiri Rian, dia kabur?" Tanya Hendra bingung

"Dia si Badrun dan gue yakin dia nggak akan ganggu geng kita lagi" jawab Adrian dengan wajah kesal

"Ini kenapa?" Tanya Mandala memegang sudut bibir Adrian dan menekannya cukup keras

"Aws.. Sakit Dala!" Pekik Adrian

"Lo kena pukul si Badrun?" Tanya Samuel terkejut karena tak mungkin seorang Adrian bisa terkena pukulan

"Bukan si Badrun tapi cewek rese yang udah nolongin dia" ketus Adrian emosi

"Lo di pukul cewek?" Tanya Hendra melotot dan diangguki Adrian

"Si Badrun fitnah gue dan nyebut gue ini tukang palak" jawab Adrian kesal

"Cantik nggak Rian?" Tanya Mandala meledek

"Anjir, cakepan juga kucing gue si manis" jawab Adrian sinis

"Terus ini para anak anak ini mau diapain?" Tanya Samuel menunjuk para penyerang itu

"Lo semua masih mau berantem sama kita?" Tanya Adrian dengan mata tajam

"Ampun Rian, kami mengaku kalah dari Dark Dragon" jawab seorang penyerang tersebut

"Pulang sana, besok sekolah" perintah Adrian tegas dan merekapun langsung berlarian, bahkan ada yang di papah karena Mandala berhasil mematahkan kaki, dan tangan dua orang penyerang itu

"Ayo kita juga pulang, besok kan mulai masuk sekolah" ajak Hendra menepuk pundak Adrian

"Nggak kerasa besok kita sudah kelas sebelas dan Dark Dragon sudah berdiri selama setahun" ucap Mandala tersenyum

"Iya, kita harus semakin solid dan saling menjaga satu sama lain karena itu tujuan utama Dark Dragon berdiri" ucap Adrian merangkul teman temannya

"Untuk menjaga persahabatan kita agar bisa abadi Sampai anak cucu kita" jawab Mandala semangat

"Semangat Dark Dragon!" Pekik Samuel dan membuat para sahabat itu tertawa

....................

Pagi hari di rumah keluarga Adrian Wijaya

"Ayo nak, kamu ini kebiasaan banget deh suka nggak mau sarapan" ucap sang ibu yang bernama Halimah Nur Sa'adah

"Iya umi, nanti Rian makan di kantin aja soalnya hari ini tuh penerimaan murid baru di sekolah jadi kelas kami juga ikut mengurusnya" jawab Adrian lembut

"Ya sudah, tapi kamu harus makan jangan sampai kamu nggak sarapan, nanti umi tanyain ke Hendra" ucap Halimah serius

"Iya umi, oh iya bi, nanti Rian izin pulang telat soalnya mau bantu anak anak yang hias aula sekolah" ucap Adrian meminta izin pada ayahnya yang bernama Sofyan Khalid Wijaya

"Iya, tapi usahakan pulangnya jangan terlalu malam" ucap Sofyan tegas

"Iya Abi" jawab Adrian sopan lalu segera pergi ke sekolah setelah mencium tangan kedua orang tuanya

Bertemu dia

Adrian sudah sampai di sekolah dan disana sudah ada para sahabatnya yang sedang menunggu di tempat mereka biasa nongkrong yaitu halaman belakang sekolah

"Gue dengar dari Samuel, semalam Kalian di serang geng Red Snake?" Tanya Angga yang sedang duduk di bangku panjang di bawah pohon melinjo

"Iya" jawab Adrian datar

"Bibir lo kena pukul?" Tanya Sandi serius

"Nggak mungkin" ucap Mahesa dingin

"Iya nggak mungkin Adrian kena pukul" ucap Irsyad serius

"Dia di pukul cewek dan di sangka tukang palak" jawab Hendra terkekeh

"Sialan Lo" sinis Adrian memukul kepala Hendra

"Pantesan aja, Lo nggak tega ya pukul tuh cewek, pasti dia cantik" ucap Angga meledek

"Cantik dari Hongkong!" Sinis Adrian mencebik

"Hari ini pasti banyak murid baru yang cakep cakep" ucap sandi dengan mata berbinar

"Di sekolah ini kan memang banyak yang cantik" ucap sandi terkekeh

"Iya tapi yang bikin hati kita tersetrum itu belum ada" jawab Angga serius

"Belum banyak kan pasti maksud Lo" jawab Irsyad terkekeh

"Nah itu Lo tahu" jawab Angga tertawa

"Udah yuk lah kita ke kelas, kita masih sekelas kan?" Tanya Samuel penasaran karena biasanya murid murid selalu di acak lagi saat kenaikan kelas

"Kita masih sekelas, Alhamdulillah" ucap Hendra menepuk bahu Samuel

"Ayo kita lihat kelas baru kita" ajak Mandala semangat

"Kita di kelas 11 IPA 1 kan?" Tanya Sandi yang lupa kelasnya

"Makanya Lo jangan mikirin cewek terus, jadi hampir pikun kan Lo" ledek Irsyad terkekeh

"Iya seharusnya kalian itu seperti gue yang kalem" ucap Mahesa santai

"Lo bukan kalem, tapi balok es yang ada di kutub Utara" jawab Angga tertawa

"Iya beda banget sama adek Lo si Dala yang banyak bicara" ucap Samuel menambahkan

"Tapi ada satu kemiripan  yang mereka miliki selain wajah mereka" ucap Hendra serius

"Apa memangnya?" Tanya Mandala tak terima

"Kalian berdua sama sama gila" jawab Hendra tertawa dan disetujui teman temannya

Mereka terus berjalan mencari kelas mereka bahkan berpapasan dengan beberapa murid baru yang menatap kagum ke arah mereka

"Kakak kelas kita ko ganteng ganteng ya"

"Ya ampun jantungku nggak aman" 

"Sepertinya aku harus cari perhatian mereka"

"Nama mereka siapa sih?"

"Kakak, aku padamu"

Dan banyak lagi bisikan dan teriakan yang di arahkan untuk para pemuda tampan itu

"Hei.... Puspita Sari kamu jangan lari, disana licin" teriak seorang siswi kepada temannya yang berlari di koridor sekolah

"Aahhhhhhh.... Tolong" pekik siswi yang terpeleset karena berlari di lantai yang licin akibat air pel yang tumpah

Grep...

Adrian menangkap siswi baru tersebut dan langsung membelalakkan matanya. Banyak para siswa dan siswi yang teriak melihat adegan romantis itu

"Lo" ucap Adrian dingin

"Eh.... Tukang palak!" Ucap siswi baru tersebut yang masih di rangkul Adrian

Bruk ... Adrian melepaskan rangkulannya dan membiarkan siswi yang ternyata pernah memukulnya semalam terjatuh dan rok yang di pakainya basah juga kotor

"Heh.. tukang palak, Lo dendam ya ama gue!" Pekik siswi tersebut berdiri dan langsung memarahi Adrian

"Gue nggak kenal Lo" jawab Adrian cuek

"Puspita Sari!" Pekik seorang siswi teman Puspita Sari, nama perempuan yang telah menghajar Adrian semalam

"Apaan?" Ucapnya dengan gaya tomboy

"Ayo kita harus kumpul di lapangan sekolah" ucap teman Puspita Sari yang bernama Vania

"Maaf ya kak, teman saya nggak sengaja nabrak kakak tadi" ucap Vania tersenyum canggung

"Nggak apa apa Nia, kamu langsung ke lapangan saja" yang menjawab Irsyad dan membuat semua temannya kaget

"Makasih ya kak Irsyad" ucap Vania tersenyum lembut dan membuat Hendra tak berkedip

"Ayo Puspita Sari kita ke lapangan" ajak Vania menarik tangan Puspita Sari

"Lo panggil gue Sari aja, kita kan sudah jadi teman" ucap Puspita Sari menepuk bahu Vania

"Dan Lo, tukang palak, karena Lo udah bikin rok gue basah, gue juga akan bikin celana Lo ini juga basah" ucap Puspita Sari ketus

Dia lalu mengambil alat pel yang tergeletak di lantai lalu melemparkannya ke celana Adrian

"Rasain Lo, makanya jangan suka jahat" ucap Puspita Sari puas lalu segera berlari sambil menarik tangan Vania

"Sabar Rian" bujuk Sandi yang melihat wajah Adrian sudah memerah menahan marah

"Gadis itu yang udah pukul Lo Rian?" Tanya Mandala serius

"Perlu gue balas perbuatannya?" Tanya Mahesa serius

"Nggak perlu, dia biar jadi urusan gue dan akan jadi musuh terbesar gue mulai sekarang!" Ucap Adrian dengan mata tajam dan tangan terkepal erat

Adrian terus menatap perempuan yang sudah berhasil memukulnya tadi malam dengan tatapan tajam, bahkan rahangnya sampai mengetat saking kesalnya.

"Tunggu pembalasanku gadis menyebalkan" gumam Adrian segera pergi dari sana untuk membeli celana baru agar bisa mengganti celananya yang basah akibat perbuatan Puspita Sari

Adrian kesal

Adrian masuk ke kelas dengan penuh kemarahan, bahkan semua murid di buat diam seketika karena melihat ekspresi Adrian

"Si Rian kenapa?" Tanya Saraswati menghampiri Hendra dan Samuel yang duduk sebangku

"Dia ketemu kembaran Lo Saras" jawab Samuel terkekeh

"Iya kelakuannya mirip sama Lo" jawab Hendra menambahkan

"Gue ini kalem ya" sinis Saraswati yang duduk sebangku dengan Irsyad

"Kalem kalau dekat Mahesa doang" ledek Irsyad tersenyum

"Syad, cewek yang sama musuh si Rian tadi sodara Lo?" Tanya Hendra tersenyum mencurigakan

"Bukan, dia namanya Vania, dulu sekolahnya di bandung di tempat kakeknya dan SMA baru dia ikut orang tuanya kesini" jawab Irsyad serius

"Kekeknya tetangga gue di bandung, jadi kita sering ketemu kalau gue libur sekolah dulu" jawab Irsyad lagi

"Oh pantesan Lo kenal dekat ternyata tetangga Lo" jawab Samuel mengangguk

"Kalau Lo kesepian di kos kosan Lo, Lo bisa nginep di rumah kita syad" ucap Hendra serius

"Iya lain kali gue pasti nginap di rumah kalian satu persatu" jawab Irsyad tersenyum

"Gue salut sama Lo syad, di usia Lo sekarang Lo harus ngurusin usaha almarhum orang tua Lo, padahal disini Lo juga sibuk sekolah" ucap Sandi kagum, dia sebangku dengan Angga di barisan belakang

"Gue harus kuat San, karena gue cuma sendirian semenjak orang tua gue meninggal dan gue harus ngurus usaha kontrakannya yang di Bandung, Alhamdulillah buat bekal masa depan gue" jawab Irsyad lembut

"Gue kagum banget sama Lo syad" ucap Saraswati memeluk Irsyad

"Kalian serius banget, kita kan harus bantu hias aula buat nyambut para murid baru" ucap Mandala menghampiri mereka. Mandala duduk sebangku dengan Adrian di barisan depan dan Mahesa sebangku dengan Septian Waluyo

"Iya ayo kita kesana, kan kita juga nggak belajar hari ini" ajak Angga yang sudah berdiri diikuti yang lain

"Ayo Rian, kali aja kesal Lo ilang kalau bantuin hias aula sekolah" bujuk Septian menepuk bahu Adrian

"Iya Lo emang selalu bisa hibur gue Waluyo" jawab Adrian terkekeh

"Kebiasaan banget Lo dari kelas sepuluh manggil gue Waluyo mulu, Lo punya dendam ya sama keluarga gue?" Sinis Septian ketus

"Gue lebih seneng manggil Lo Waluyo, anggap itu panggilan sayang dari gue" ucap Adrian yang akhirnya berdiri

"Panggilan sayang moyang Lo!" Pekik Septian cemberut dan membuat semuanya tertawa

"Yok lah kita ke aula" ajak sandi semangat

Merekapun pergi ke aula sekolah yang ternyata sudah ramai oleh para siswa yang ikut membantu menghias aula yang cukup luas itu

"Kita bantuin apa nih kak?" Tanya Saraswati pada ketua OSIS yang bernama panji

"Karena kalian tinggi, kalian bantu pasang hiasan ini di atas langit langit aula di bantu yang lain juga" jawab panji

"Terus gue" ucap Saraswati bengong

"Kamu disini aja sama para siswi yang lain dan buat hiasan bunga" jawab panji lembut

"Gue bantu mereka aja lah kak, malas kalau harus bikin bunga" ucap Saraswati ketus

"Yang perempuan sama perempuan, biarkan para lelaki yang kerjanya berat" bujuk panji lembut

"Ogah, gue pokoknya mau sama mereka" ucap Saraswati keukeuh

"Biarin aja kak, dia emang laki laki ko, lihat aja kelakuannya nggak ada manis manisnya" ucap Angga meledek

"Iya kak, dia ini bagian dari kami, jadi akan bersama kami juga" ucap sandi tertawa

"Kamu nggak mau lebih kalem dikit Saras?" Tanya panji serius

"Lain kali aja lah kalau gue lagi khilaf" jawab Saraswati santai

"Ya udah kamu sama mereka aja" ucap panji yang akhirnya menyerah dengan Saraswati yang di kenal tomboy dan pecicilan di sekolah mereka

"Gue yang naik ya, Lo semua pada pegangin tangganya" ucap Saraswati menunjuk mereka satu persatu

"Kamu mau naik pake rok?" Tanya Mahesa datar

"Iya, Lo mau jualan Saraswati Wihardja!" Pekik Samuel melotot

"Kebiasaan banget nggak bisa dengar kata naik, Lo langsung aja semangat nggak lihat kondisi" gerutu Hendra mendelik dan membuat Saraswati tertunduk dan cemberut

"Ya maaf, gue nggak sadar" jawab Saraswati ketus

"Udah Lo pegangin tangga aja, nanti yang naik cukup gue, Hendra, Mandala sama Mahesa" perintah Adrian tegas

"Gue yang pegangin tangga Mahesa aja" ucap Saraswati semangat dan membuat teman temannya menggelengkan kepalanya

Merekapun sibuk menempelkan hiasan yang di buat para murid perempuan di atas plafon aula dan di setiap sisi gedung

"Ini lebih mirip buat pesta ulang tahun di banding pesta penyambutan murid baru" cibir Mandala datar

"Lakuin aja lah, yang penting kita ada kontribusinya" jawab Septian terkekeh

"Ini kalau gue yang ngatur pasti lebih bagus" jawab Angga serius

"Kalau Lo yang atur nanti malah berantakan Ngga" ucap Samuel sinis

"Sstt..." Ucap sandi menarik tangan Hendra pelan

"Apa?" Tanya Hendra serius

"Itu bukannya, murid baru yang udah bikin Adrian marah" bisik sandi menunjuk Puspita Sari yang sedang duduk bersama beberapa murid baru perempuan

"Jangan sampai si Adrian lihat dia, ajak dia ke sisi lain Aula" ucap Hendra dan diangguki Sandi

"Kenapa?" tanya Irsyad penasaran

"Itu, gadis yang bikin Adrian kesal lagi duduk di dekat lapangan" jawab Hendra sambil menunjuk keluar aula sekolah yang berhadapan dengan lapangan sekolah

"Oh gue pikir ada apa, apa menurut Lo Adrian nggak berlebihan?" Tanya Irsyad serius

"Adrian kan memang keras wataknya dan dia paling nggak suka kalau dipermalukan orang" jawab Hendra menepuk bahu Irsyad

..................

"Sebut nama kalian satu per satu biar gue hafalin nanti di rumah" pinta Saraswati sambil memegang buku dan pensil

"Masa kamu nggak ingat sekali ketemu Sari" ucap Vania terkekeh

"Gue ini punya daya ingat yang bagus cuma sering lupa aja" jawab Puspita Sari polos

" Sama aja Sari" ucap siswi bernama Sintia " namaku Sintia Rahayu yang ini Dela Aprilia dan yang satu lagi Kirana Dewi, kamu catat yang benar jangan sampai kamu salah nyebut nama kami" ucap Sintia tertawa

"Yah gue juga kadang suka lupa wajah orang" keluh Puspita Sari lesu

"Hahaha... Kamu kan nanti bisa lihat nama di seragam kita Sari" ucap Dela tertawa gemas

"Kamu tuh tomboy tapi juga ngegemesin" ucap Kirana mencubit pipi Puspita Sari

"Kita ke kantin yuk, gue lapar nih tadi cuma sarapan sepiring doang" ucap Puspita Sari memelas

"Aku pikir kamu belum sarapan makanya lapar" jawab Vania terkekeh

"Emang beda si Sari ini" ucap Dela tertawa

"Kalau ada yang sama, sama gue berarti gue punya kembaran dong" ucap Puspita Sari asal

"Terserah lah, ayo kalau mau ke kantin, aku juga mau beli minum" ajak Sintia yang sudah berjalan menuju Kantin

Mereka berlima akhirnya sampai di kantin dan memesan apa yang mereka inginkan, bahkan Sari membeli bakso dan banyak camilan

"Kamu nggak takut gemuk Sari?" Tanya Kirana serius

"Gue makan sebanyak apapun, badan gue tetep nggak tinggi dan nggak gemuk" jawab Sari yang sibuk memakan baksonya

"Iya juga kamu paling pendek diantara kita" ucap Dela terkekeh

"Makanya gue sering di kira anak SD sama orang kerena gue pendek dan kecil" jawab Sari cuek

"Kecil tapi sekalinya ngomong pedas banget" ucap Sintia tertawa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!