NovelToon NovelToon

The Legends Of Creator Hero

Ch. 1 — Prolog

"Suatu saat, aku pasti akan bangkit dari dalam kematian untuk membalas kalian dan dunia ini!!" teriak pria yang mata kiri dan tangan kirinya hancur.

Pria berambut biru tua, orang yang mengkhianatinya sedikit tercengang karena kata-kata pria yang terluka dan hendak jatuh ke dalam jurang. Pria berambut biru itu menatap dengan dengki kepada pria yang berpegangan pada sisi tebing agar tidak terjatuh.

"Aku tunggu saat waktu itu tiba, pecundang. Cuih."

Dia meludahi wajah pria itu dengan tidak sopan dan menendang tangannya yang berpegangan pada tepi jurang tanpa belas kasihan. Jari-jari menyedihkan tersebut berusaha meraih tepi jurang namun sayangnya jari tersebut tak pernah bisa meraihnya.

Wajahnya sendiri menggambarkan bahwa orang ini sangat menikmati momen menyedihkan yang dialami pria yang baru saja ia khianati. Bibirnya sendiri tersenyum lebar dengan penuh kepuasan dalam dirinya sendiri.

"Ingatlah ini, aku pasti akan datang kembali dan menghantui kalian para sampah!"

Kemarahan— kemurkaan pria yang dikhianati rekan pahlawannya tersampaikan kepada langit. Tubuhnya adalah wadah dari kemurkaan dunia, jiwanya adalah asal mula dari kemurkaan yang ada, hatinya yang terluka adalah mesin pembakar yang akan terus mengingatkannya akan kemarahan di dalam dirinya.

Meskipun dunia melupakannya, ia takkan lupa atas pengkhianatan berdarah dingin ini.

Pria yang terjatuh itu terus menatap dua orang pria yang membuat semua ini terjadi dengan penuh kemarahan dan kebencian.

Jika ada kesempatan lain setelah semua ini, takkan diragukan bahwa kedua orang itu akan menjadi targetnya.

"Apanya yang pahlawan?! Apanya yang Creator?! Mereka yang seenaknya memanggilku ke dunia tidak berguna ini, mereka juga yang membuangku setelah memanggilku ke tempat busuk ini? Lantas, hanya karena aku lemah, kalian melakukan ini kepadaku?! Jangan bercanda denganku! Meskipun aku mati, murka dalam diriku tidak akan mati! Meski aku sudah tidak ada, kemurkaanku akan selalu ada ... bahkan sekalipun dunia ini tidak lagi bersinar, kemurkaan ini akan bersinar terang di dalam kehampaan!"

Langit dan bumi mendengarnya, jeritan kemarahan, tangisan kesedihan dari seorang pria—seorang Pahlawan yang akan mati karena dikhianati rekan Pahlawannya.

Air mata menjadi darah, kebencian yang tidak akan pernah terbalaskan jika dia mati. Jiwanya akan kembali ke tempat asalnya, kembali menjadi sebuah jiwa hampa tanpa tubuh dan di balik semua itu, yang menantinya hanyalah kekosongan.

"Sial... andaikan aku tidak pernah dipanggil ke dunia sialan ini, semua ini tidak akan terjadi... Aku akan menjalani hidup normal dengan bersekolah, memiliki teman, bermain bersama, memiliki seorang gadis dan saling mencintai... Andaikan saja peristiwa di hari itu tidak terjadi!!" Batin Pria itu, sambil meneteskan air matanya.

Peristiwa dihari itu, hari yang membuat semua ini terjadi. Jika saja hari itu dia tidak dipanggil ke dunia ini, semua ini tidak akan terjadi. Namun apa daya, nasi telah menjadi bubur. Semuanya telah terjadi, dia tidak bisa melakukan apapun pada itu. Bahkan jika dia tidak menginginkannya, takdir tidak akan pernah berpihak pada siapapun. Bahkan pada dewa sekalipun, takdir tidak akan memihak apapun yang terjadi.

Alasan dari pria itu dikhianati rekan pahlawannya, akan di mulai setelah ini. Ini semua disebabkan oleh hari itu, awal dari segalanya. Entah itu untuknya, atau untuk dunia.

Legenda tentang pahlawan Creator, Amatsumi Rigel. Sosok yang akan menjadi pembawa perubahan besar bagi dunia dan juga sosok Messiah yang akan melindungi umat manusia dari kehancuran. Sebuah kisah yang berjudul, The Legends Of Creator Hero akan dimulai... Entah perkara apa yang menantinya di perjalanan, mari kita saksikan perjuangan!

Ch. 2 — Pahlawan Creator

Untuk judul yang sudah ada tulisan "Ch." di headline episode, artinya sudah di revisi. Jadi mohon maaf jika ada beberapa bagian yang berbeda dari audiobook yang diisi kak makoto. Namun saya menjamin bahwa keseluruhan cerita masih sesuai dengan audiobook.

...~°°~...

...06:00....

Kriing!

Kriing!

Alarm pagi menunjuk pukul enam. Dia lekas bangun dari tempat tidurnya dan membuka jendela untuk merasakan sinar mentari. Udara menyejukkan, aroma dedaunan menggelitik hidung, dia lekas mempersiapkan diri dan berangkat sekolah.

...06:30...

Ini adalah pagi yang cerah. Matahari bersinar terang, Burung-Burung mulai bernyanyi riang dan menekankan kedamaian batin. Banyak orang mulai bergegas melakukan aktivitas mereka masing masing.

Pekerja kantoran pergi ke kantor, guru pergi ke sekolah, siswa pergi ke sekolah, polisi pergi ke kantor polisi. Semuanya memiliki tujuan masing-masing, terkecuali mereka yang pensiun dan hanya menikmati udara sejuk pagi hari seperti—

"Selamat pagi, Rigel."

—nenek-nenek yang tentunya sudah tua karena dipanggil nenek tengah menyapu halaman rumahnya. Dia termasuk manula yang menjalani hari tua dengan tenang

"Oh, selamat pagi juga, Nenek."

Dia adalah seorang nenek tua yang tinggal di sebrang jalan. Rigel sangat menghormatinya, dia sangat baik saat Rigel baru pertama kali pindah ke sini.

"Ini pagi yang cerah, apa kau sudah sarapan? Berhati-hatilah di jalan."

"Yaa, terima kasih atas perhatiannya, nek. Aku berangkat dulu!"

'Namaku Amatsumi Rigel. Aku hanyalah siswa biasa yang dapat kau temui di manapun. Tidak ada yang spesial dalam hidupku, aku tidak terlalu pintar dan kekuatan fisikku sama seperti kebanyakan orang.'

...06:45....

Ini adalah tahun pertamanya di SMA. Rigel mendapatkan biaya siswa penuh dari pemerintah untuk bersekolah jadi, dia tidak perlu khawatir akan di DO dari sekolah. Rigel dibesarkan di sebuah panti asuhan kecil dan saat ini Rigel pergi dari panti asuhan itu untuk bersekolah.

...06:55....

Yah, sekarang bukan saatnya untuk menatap masa lalu! Sekarang lebih baik terus menatap ke depan dan melangkah maju!

Prok! Prok!

Rigel menepuk kedua pipinya sendiri untuk menyemangati diri sendiri. Saat dia melewati sebuah toko, di sana ada televisi yang sedang menayangkan sebuah berita.

Rigel berhenti sebentar untuk mendengarkan berita itu, ada orang lain selain dirinya yang juga berhenti untuk menyaksikan berita. Memang biasanya tidak ada konten menarik, tetapi berita yang mereka lihat...

"Berita terkini, akhir-akhir ini, mulai sering terjadi gempa. BMKG mengumumkan bahwa asal dari gempa ini tidak di ketahui. Jadi, dihimbau untuk warga selalu berwaspada terhadap keadaan sekitar."

"Haah~, tahun ini bencana tiada habisnya, ya?"

Salah satu orang dewasa yang menonton acara itu. Memang benar seperti perkataanya jika di

tahun 2020 ini sering terjadi bencana di indonesia. Lalu, orang dewasa lainnya membalas...

"Ya, seolah dunia ini akan kiamat."

Rigel hanya mendengarkan percakapan mereka dan melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.

Rigel bergumam, "Hmm, mana mungkin dunia akan kiamat, konyol sekali," Rigel sedikit mencibir orang orang dewasa itu.

...06:58....

!!!

Hmm?

Tanah dan daerah sekelilingnya mulai berguncang. Guncangannya cukup kencang, hingga dia harus meraih dinding disampingnya untuk menjaga ke seimbang.

Gempa bumi, kah?

Mungkinkah ini karma karena dia mengejek orang-orang dewasa yang bodoh sebelumnya? tidak-tidak, tidak mungkin ada sesuatu seperti itu.

...06:59....

Krak!

Krak!

Suara benda yang retak mulai terdengar. Rigel melihat ke sekitar untuk mencari sumber suara dan dia mendapati sebuah bangunan tua di sampingnya retak dan mulai roboh kearah tempat dia berada.

"waahhhh!!!"

Apakah aku akan mati di sini? Ahh~, sudah jelas, aku pasti akan mati...

Waktu yang terus menghitung mulai mengabur seakan error.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

07:00.

Ting!!!!!

Suara berisik menggema didalam kepalanya, ahh~ pada akhirnya aku mati di umur semuda ini. Pikirnya. Lalu— Di dalam garis pandang Rigel, muncul sebuah pesan.

...Selamat!!!...

...Kandidat pahlawan telah berhasi dipilih....

...Selanjutnya untuk menerima Divine Protection dan berkah 'index' untuk kandidat pahlawan dibutuhkan persetujuan dari kandidat....

...Apakah anda menyetujuinya?...

...Yes/No?...

Apa ini? Divine? Aku tidak mengerti maksudnya... Tapi— aku akan menjawab 'Yes'

...Kandidat telah memberi persetujuan....

...Pemasangan di mulai....

...Anda akan langsung dipindahkan ke dunia pararel....

...Selamat datang, Creator Hero!!...

Amatsumi Rigel: Level: 0

***

📌Memberikan Like tidak akan membuatmu Rugi...

Ch. 3 — Musuh pertama di dunia baru

Untuk judul yang sudah ada tulisan "Ch." di headline episode, artinya sudah di revisi. Jadi mohon maaf jika ada beberapa bagian yang berbeda dari audiobook yang diisi kak makoto. Namun saya menjamin bahwa keseluruhan cerita masih sesuai dengan audiobook.

...~°~...

...Selamat datang Creator Hero!...

"Arghh...!!"

Rigel mendapatkan kembali kesadarannya, dia berkeringat dingin mengingat kejadian saat dia hampir tertimbun di puing bangunan yang hancur. Dia memeluk tubuhnya sendiri, gemetar ketakutan.

Di mana ini? Bukankah seharusnya aku sudah mati? Apakah ini surga? Atau neraka?

Rigel tidak dapat memahami situasi terkini. Dia seharusnya telah mati tertimbun puing bangunan, namun anehnya, dia masih hidup dan tidak tau sedang berada di mana.

Kepalanya kacau, tidak bisa mencerna apa yang sudah terjadi. Semuanya masih tampak abu-abu bagi Rigel. Saat ini dia sedang berada di sebuah ruangan gelap yang terbuat dari batu. Rigel sedang duduk di lantai dingin dan keras yang berasal dari bebatuan.

Batu itu sedikit bercahaya dan ada ukiran serta tulisan yang belum pernah Rigel lihat sebelumnya. Melihat sekelilingnya, dia menemukan ada tiga orang yang tampak bingung, sama sepertinya. Lalu, Rigel mendengar suara seorang gadis merintih kesakitan

"Ugh , tem-tempat apa ini?"

"Uh, kepalaku sangat sakit!"

Saat Rigel menoleh ke sumber suara, nampaknya bukan hanya dia sendiri saja yang berada di sini.

"Si-siapa kalian?!"

Setelah diperhatikan lagi, ada delapan orang yang berdiri memposisikan delapan arah mata angin. Mereka mengenakan jubah hitam, salah satu diantara mereka memegang benda seperti, peta?

"Pe-pemanggilannya berhasil! Cepatlah laporan hal ini kepada Raja...!!!"

"B-Baik...!!!"

Salah satu orang berjubah hitam pergi keluar.

Hmm? Raja? Memangnya masih ada pemimpin dengan gelar raja di abad 21?

Saat Rigel bingung dan mencoba untuk berdiri, salah satu dari oranh berjubah menghampiri mereka.

"Anu, tu-tuan Pahlawan, apakah anda mengerti bahasa kami?"

"P-pahlawan?"

Pria berambut merah nampak terkejut saat orang yang menggunakan jubah mengatakan Pahlawan. Bahkan, Rigel sendiri tidak memahami apa maksud mereka. Dia hampir berfikir jika dia baru saja diculik oleh dukun atau semacamnya.

"Bisakah kau jelaskan apa maksudmu dengan, Pahlawan?"

Seorang pria yang nampak lebih muda dari Rigel bertanya kepada orang orang yang mengenakan tudung.

"Syukurlah kalau kalian mengerti bahasaku. Untuk sekarang, lebih baik kalian beristirahat sebentar, biar Raja yang akan menjelaskan situasinya."

Orang berjubah hitam itu mengarahkan Rigel dan yang lainnya keluar. Saat mereka keluar, mereka terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat.

"..."

Ini jelas bukan berada di abad 20, melainkan abad pertengahan. Di luar, mereka melihat ada beberapa orang yang menggunakan baju kesatria kerajaan. Struktur bangunannya unik, ini bukan hal yang bisa ditemui dibanyak tempat. Interior pedang dan perisai yang dipajang, lukisan keluarga kerajaan yang indah serta bendera yang tidak dia kenal...

Hanya ada satu jawaban di pikiran Rigel...

Apakah aku dipanggil ke dunia lain?

Rigel masih belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Satu hal yang pasti, dia bukan berada di bumi.

Orang-orang ini— para kesatria ini, membawa pedang sungguhan. Mereka menunduk ketika Rigel dan yang lainnya keluar dari tempat aneh itu.

"Ikuti aku, tuan Pahlawan."

Orang berjubah hitam mengantarkan Rigel dan yang lainnya kesebuah ruangan. Lalu, Rigel bergumam tanpa sadar.

"Keren."

"Kau benar, aku belum pernah melihat struktur bangunan seperti ini."

Rigel menoleh ke sumber suara. Di sana dia menemukan sosok gadis yang sangat cantik. Rambut hitamnya yang terulur lurus, mata birunya yang besar, dadanya yang besar, serta tubuh langsing idaman para pria. Menyadari tatapan Rigel, gadis itu juga melihat kearahnya dan tersenyum.

"Namaku, Sakura Yuri. Panggil saja Yuri, bagaimana denganmu?"

"Ahh, namaku Amatsumi Rigel. Kau bisa memanggilku Rigel."

"Salam kenal, Rigel."

"Hmm. Salam kenal juga."

Rigel dan Yuri bertukar senyum. Rigel mengalihkan pandangannya ke dua orang lainnya. Seakan mengerti niat Rigel, orang berambut merah mengangguk dan mulai memperkenalkan diri.

"Namaku Kamada Takumi. Panggil saja Takumi. Senang berkenalan dengan kalian."

Takumi terlihat seperti orang yang penuh energi . Dia dengan semangat memperkenalkan namanya. Lalu tinggal satu orang lagi—

"Namaku Haneda Takatsumi. Kalian bisa memanggilku Takatsumi."

Dia tampak setahun lebih muda dari Rigel, rambutnya berwarna biru kehitaman, bola matanya berwarna hitam dan dia terlihat seperti orang baik. Tetapi, entah mengapa Rigel merasakan hawa kurang menyenangkan darinya, seperti, dia sedang menahan kesedihan atau sesuatu.

Rigel dan yang lainnya juga mulai tersenyum. Mereka mulai masuk kedalam ruangan yang ditunjuk oleh orang berjubah hitam dan menyuruh untuk beristirahat sebentar.

Ruangannya sangat luas dan berkelas, tampak seperti ruangan VIP. Banyak barang dan lukisan yang terlihat mahal di taruh. Kursi yang memiliki aroma terapi sangatlah nyaman, tidak banyak kursi seperti ini di dunia Rigel sebelumnya. Rigel berkata...

"Ini benar benar mengaggumkan. Kupikir dunia lain hanya ada di dalam anime dan Novel saja."

"Kau benar, mau berapa kalipun kau lihat, di bumi tidak ada tempat seperti ini."

"Ya, di bumi, kau hanya bisa menemukan reruntuhan kuno kerajaan dan juga peninggalan lainnya."

Rigel dan Takumi mengangguk mendengar ucapan Yuri. Lalu, Takatsumi yang sudah diam semenjak tadi mulai bertanya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu kepada kalian. Dari mana negara kalian berasal dan juga, kita harus memastikan apakah kita berasal dari tempat dan dunia yang sama. Barang kali, jika dunia lain seperti ini benar benar ada, maka bukannya tidak mungkin bumi memiliki dunia parallel yang berbeda."

Dunia parallel merupakan dunia dengan garis waktu yang berbeda satu sama lain. Misalnya, saat kau sedang tersesat, kau bertemu dengan dua jalur yaitu jalur kiri dan kanan. Di garis waktu yang sebenarnya, kau memilih melewati jalur kiri, tetapi di dunia parallel kau memilih jalur kanan.

Lebih mudahnya, dunia parallel merupakan sebuah persimpangan dunia yang masing masing memiliki peristiwa yang berbeda dari yang di alami.

Mendengar ucapannya, Rigel mengerti maksud dari pernyataan Takatsumi. Jika dunia lain benar-benar ada, maka parallel dari bumi pasti ada. Intinya, meski mereka berasal dari bumi, belum tentu mereka dari bumi yang sama.

"Takatsumi benar, untuk memastikan apakah kita berada di garis waktu yang sama, bagaimana kalau kita mengajukan pertanyaan yang umum di dunia. Misalnya... Nama dari gunung tertinggi di dunia?"

"Baiklah, kita jawab secara bersamaan. 1,2,3."

"Everest."

"Bronz."

"*****."

"Malaku."

"HAHH?!" 4x.

"Guoblook! Mana ada gunung dengan nama seperti itu?!"

Tidak ada orang yang mau menamai sebuah gunung tertinggi dengan nama ***** seperti itu. Bahkan Yuri setuju dengan protes Rigel.

"M-memang itu jawaban yang cukup bodoh! Kita lewati dan coba pertanyaan lainnya!"

Mereka melanjutkan sesi tanya jawab untuk memastikannya lagi. Setelah beberapa lama, telah di pastikan bahwa Rigel dan yang lainnya memiliki garis dunia yang berbeda. Meski mereka sama-sama berasal dari Bumi, tetapi tidak tinggal di Bumi yang sama.

Pada akhirnya mereka hanya berbicara mengenai hal hal tentang perbedaan di Bumi masing masing. Rigel mengobrol cukup lama sehingga dia menjadi akrab dengan Takumi dan yang lainnya.

"Tetapi aku tidak bisa tidak terkejut dengan perbedaan garis duniaku dengan Takumi. Di duniaku pesawat yang membawa umat manusia mencapai luar angkasa diberi nama roket, tetapi kenapa pula di tempatmu bisa menjadi kelamin terbang?"

"Aku juga setuju dengan Rigel. Tidak mungkin para ilmuwan akan memberi nama yang bodoh seperti itu. Bahkan meski garis dunia kita berbeda, di tempatku namanya masih Roket."

"Emm, meski di duniaku berbeda namun namanya tidak sekonyol itu Takumi. Di duniaku itu diberi nama, Rudal Angkasa."

Yuri pun setuju.

Bahkan Bumi tempat Takatsumi tinggal tidak memiliki perbedaan khusus tentang Roket. Meski Bumi tempat Yuri tinggal memiliki nama yang berbeda, namun itu masih lebih masuk akal ketimbang Bumi tempat Takumi berada.

Kenapa pula ada orang yang mau menamai benda hebat seperti Roket dengan nama yang vulgar seperti kelamin terbang...?

"Sudah kubilang, Aku tidak berbohong! Karena bentuknya yang mirip dengan otong pria, orang orang yang membuatnya langsung memutuskan untuk menamakannya kelamin terbang!"

Takumi mati-matian untuk memberi mereka penjelasan. Sepertinya orang orang dari garis dunia Takumi memiliki selera humor yang cukup buruk. Di tengah obrolan itu, seseorang mengetuk pintu.

Tok.

Tok.

Pintu perlahan terbuka, di sana, berdiri seorang pelayan wanita yang anggun. Pelayan wanita itu berkata...

"Maaf mengganggu waktu kalian, Hero. Yang Mulia Raja memanggil kalian untuk menghadap."

Akhirnya, Rigel akan mengetahui alasan kenapa dia berada di tempat seperti ini. Rigel dan yang lainnya bergegas menemui Raja. Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di ruangan Tahta.

Rigel dan yang lainnya telah sampai di depan gerbang yang cukup besar untuk dimasuki manusia. Gerbang tersebut terbuka, bagaikan pintu otomatis. Lantainya di beri karpet merah, pilar pilar tinggi berdiri dengan kokoh. Disana, ada sebuah tahta yang di duduki pria yang terlihat berumur 40 tahunan.

Badan pria tua itu terlihat kekar, janggut dan rambutnya memutih karena umur serta ada bekas luka di pipi kanannya.

Tidak jauh di sebelahnya, ada seorang gadis muda yang duduk di sebelahnya. Gadis itu mengenakan pakaian seperti gaun pernikahan.

Rambut emasnya terawat dengan baik, tubuh langsingnya serta dadanya yang tidak besar ataupun kecil, gadis itu mengenakan mahkota kecil di kepalanya. Sepertinya dia adalah seorang Putri.

"Selamat datang di kerajaan Britannia, para Pahlawan. Aku sangat sangat senang karena setelah tiga hari lamanya kami melakukan ritual pemanggilan pahlawan, akhirnya kami berhasil memanggil kalian pahlawan... Izinkan aku memperkenalkan diri, Aku adalah seorang Raja dari negara ini, namaku, Altucray pendragon Vi Britannia. Aku harap kalian menyukai istanaku ini."

Raja Altucray tersenyum dan merentangkan kedua tangannya seolah menandakan bahwa dia menyambut kedatangan Rigel dan yang lainnya.

"Selanjutnya izinkan aku memperkenalkan diri juga, para Pahlawan. Aku adalah Putri Raja, namaku Tirith pendragon Vi Britannia. Mohon maaf bila sambutan kami kurang ramah."

"Kau sangat cantik, Tuan Putri."

Rigel bergumam tanpa sadar. Semua orang yang berada disitu melihat Rigel dengan wajah terkejut. Raja membuat ekspresi yang terlihat sedikit kesal, namun ekspresinya langsung menghilang dalam sekejap.

Mendengar pujian Rigel, Tuan Putri mengucapkan 'terima kasih' sembari memberi hormat dengan anggun.

Selain Raja dan Tuan Putri, tampaknya ada beberapa kesatria dan para bangsawan yang hadir. Tampaknya, mereka penasaran sepeti apa wajah para Pahlawan.

"Kalau begitu, bisakah aku mengetahui nama kalian, para Pahlawan? "

Rigel dan yang lain saling melirik satu sama lain, lalu mengangguk dan memperkenalkan diri satu persatu. Setelahnya, para bangsawan dan kesatria yang hadir mulai memperkenalkan diri.

Setelah beberapa saat, mereka langsung terjun ke urusan bisnis. Alasan kenapa Rigel di panggil ke dunia ini dan menjadi pahlawan.

"Aku akan menceritakannya dari awal, jadi mohon tahan pertanyaan yang kalian ingin tanyakan di akhir. Aku yakin seluruh pertanyaan kalian akan terjawab dengan sendirinya."

"Dahulu kala, sebelum manusia tercipta. Saat dunia hanya ada pelanet dan para dewa, ada sebuah perang maha besar. Peperangan diantara para dewa cahaya dan dewa Kegelapan. Peperangan itu telah terjadi selama berabad abad lamanya, tidak tahu kapan perang itu akan berakhir. Karena, pada dasarnya dewa itu abadi, Jika mereka mati, mereka akan mulai bereinkarnasi dalam setelah 1000 tahun dan akan terus seperti itu menjadi perputatan takdir tanpa henti. Pada akhirnya peperangan itu menemui kebuntuan. Untuk mengatasi kebuntuan tersebut, kedua fraksi dewa membuat kesepakatan. Kesepakatan tersebut berisi, untuk membiarkan mahkluk non abadi yang mereka ciptakan saling berperang satu sama lain. Setelah beberapa abad lamanya, setelah manusia terlahir. Para dewa yang menaungi cahaya menciptakan sebuah pohon. Pohon itu bernama Yggrasil. Pohon itu akan menghasilkan buah cahaya yang kelak akan menjadi pasukan tempur para dewa yang menaungi cahaya. Dari situlah Armageddon tercipta."

( Armageddon bisa di artikan sebagai pasukan malaikat.)

Cerita yang sungguh memilukan. Para dewa cahaya dan Kegelapan saling berperang karena alasan yang tidak diketahui. Para dewa pada akhirnya menemui perang buntu, karena meski mereka saling membunuh, jumlah kekuatan tempur masing masing tidak akan berkurang karena keabadian mereka.

Di ujung kebuntuan itu, mereka akhirnya membuat kesepakatan. Masing masing dari mereka akan membuat mahkluk yang bisa mati dan tidak memiliki keabadian. Mereka akan membiarkan mahkluk yang mereka buat untuk saling berperang. Para dewa dari fraksi cahaya membuat sebuah pohon yang menghasilkan buah cahaya, yang bernama Yggrasil, disitulah Armageddon tercipta.

Rigel dapat menebak pasukan yang di ciptakan oleh fraksi kegelapan.

"Setelah manusia terlahir, para dewa kegelapan mulai membentuk pasukan mereka. Mereka menciptakan pasukan yang lahir dari kegelapan dan emosi manusia. Mereka akan semakin kuat bila mengkonsumsi emosi gelap dari manusia. Mereka adalah iblis. Saat kedua fraksi telah membuat pasukan mereka dan hendak memulai perang. Namun, para dewa yang tidak terlibat di dalamnya ikut campur. Mereka adalah dewa yang awalnya berada di pihak yang tidak memilih, pihak netral. Mereka tidak perduli dengan urusan kedua fraksi lain, mereka hanya perduli terhadap manusia yang akan terkena dampak dari peperangan, yang terburuk, manusia akan punah. Para dewa itu akhirnya memutuskan untuk memihak manusia, mereka memberi berkah kepada manusia untuk bertahan hidup. Dewa Hephaestus, membuat senjata senjata serta berbagai benda lainnya untuk di gunakan manusia saat peperangan di mulai dan itu adalah awal kelahiran dari Artefak kuno. Ada pula dewa yang menciptakan Roh untuk menjaga alam agar tetap menghasilkan mana."

Singkat cerita,

Meskipun para dewa telah melakukan berbagai cara untuk membantu manusia bertahan dalam perang, manusia tetaplah makhluk yang rapuh. Mereka bahkan dapat tersapu angin dengan mudah. Karena itu para dewa memutuskan. Daripada menyebar rata kekuatan, mereka akan memfokuskan kekuatan kepada beberapa individu yang akan mewakilkan manusia dalam perang, dan itulah kelahiran dari para pahlawan.

"Karena itulah, peperangan ini akan melibatkan seluruh mahkluk hidup. Peperangan ini akan menjadi peperangan tiga arah, lebih mudah disebut perang salib. Perang itu dinamakan, perang besar Ragnarok."

Rigel dan yang lainnya terdiam.

"Ada beberapa batu ramalan yang ditinggalkan para dewa. Batu itu menuliskan tanda tanda akan di mulainya peperangan. Dan karena tanda tanda itu sudah mulai muncul, kami memutuskan untuk memanggil para pahlawan. Ada total 12 Pahlawan yang akan mewakilkan manusia."

"Jadi karena itu kami dipilih ya."

Takatsumi nampaknya mulai memahami garis besar alasannya di panggil ke dunia ini dan menjadi seorang Pahlawan. Lalu, Rigel bergumam...

"Ragnarok, kah?"

Ragnarok, atau yang dikenal dengan takdir para dewa. Di Bumi juga ada cerita serupa mengenai itu. Rigel juga tidak mengetahui untuk alasan apa para dewa memulai perang tanpa arti itu karena dia tidak terlalu mempelajari Mitologi seperti itu.

"Jadi, karena ragnarok sudah dekat, dunia ini membutuhkan pahlawan dan kami yang terpilih menjadi Pahlawan?"

"Ya, anda benar sekali Tuan Pahlawan. Belum lama ini, delapan batu ramalan yang tersebar, mengeluarkan cahaya ke langit. Cahaya itu yang akan menandai bahwa, ragnarok tidak akan lama lagi. Garis besar ceritanya sudah kuberitahu. Sekarang, saatnya kita lihat, Senjata ilahi macam apa yang kalian dapatkan."

"Senjata ilahi?"

Yuri tidak mengerti apa yang di maksudkan Raja mengenai senjata Ilahi. Namun, Rigel, Takumi dan Takatsumi nampaknya sudah memahami hal itu karena pengetahuan dari kitab suci yang bernama Manga.

"Ya, senjata ilahi adalah senjata suci yang di berikan kepada para pahlawan. Senjata itu tidak akan bisa di hancurkan oleh apapun yang ada di dunia ini, bahkan, para dewa tidak bisa menghancurkannya. Untuk memunculkannya kalian hanya perlu mengucapkan'Index'. Setelah kalian mengucapkan itu, berkah yang diberikan kepada kalian akan aktif dan senjata yang kalian dapatkan akan menentukan kalian menjadi pahlawan apa."

Tanpa perlu penjelasan lebih lanjut, Rigel dan yang lainnya memahami maksud raja dan mulai mengikuti instruksinya.

......"Index!"......

.........

.........

.........

...Index berhasil di fungsikan!!!...

"Whoa! Bukankah ini mirip seperti game?!"

Jelas saja jika Takumi terkejut, karena dunia ini sepertinya memiliki sistem seperti dalam game. Di bumi manapun kau berada, game adalah hal yang semua manusia ketahui.

Bahkan Rigel tidak menyangka jika kekuatan di dunia ini berdasarkan game. Untuk menjadi semakin kuat, kau perlu menaikan status dan level.

......Selamat datang Pahlawan Creator...!!!...

...Anda mendapatkan senjata ilahi khusus orang yang terkualifikasi menjadi kandidat heroes!...

...Senjata:...

...@#@#@#...

...Kemampuan khusus : Creator....

...Anda adalah Creator Hero!!...

Pesan seperti itu muncul di pandangan Rigel. Senjata yang didapatkan Rigel tidak tertulis namanya. Apa artinya ini?

Rigel melirik ke Yuri dan yang lainnya. Yang dia lihat, mereka memegang masing masing satu senjata. Sepertinya itu adalah senjata ilahi khusus yang dimiliki para pahlawan.

Berarti, mereka akan menjadi pahlawan dari senjata yang mereka terima.

Yuri mendapatkan busur, berarti dia adalah pahlawan panah.

Takumi mendapatkan tombak, dia adalah pahlawan tombak.

Takatsumi mendapatkan pedang, dia adalah pahlawan pedang.

"A-ano, aku belum menerima senjata ilahi apapun tetapi disini telah di tulis Creator Hero padahal aku tidak mendapatkan senjata. Apa maksudnya ini? Apakah GM melakukan kesalahan?"

( GM singkatan dari Game master. Jika kalian anak game pasti tau:3.)

Rigel telah di tentukan menjadi Creator hero, namun dia tidak menerima senjata apapun. Entah karena kesalahan ataukah dewa tidak memiliki senjata lagi?

Raja terkejut mendengar perkataan Rigel.

"Haah~, jika kau adalah Creator Hero, wajar saja kau tidak memiliki senjata ilahi. Karena, pada dasarnya Creator Hero hanya bisa membuat berbagai benda, kelebihanmu adalah kau tidak memiliki batas senjata yang bisa kau gunakan. Ini sangat disayangkan, kenapa pula ada pahlawan lemah sepertimu?"

"Apa?!"

Rigel geram dengan pernyataan raja yang merendahkannya. Para bangsawan seirama dengan raja, mereka diam diam menatap Rigel dengan jijik.

Bahkan ada beberapa dari mereka yang tidak segan segan mengucapkan sumpah serapahnya.

"Brengsek kalian! Kenapa kalian malah menyalahkanku? Aku belum melakukan apapun saat datang kedunia ini, jika kalian ingin menyalahkan seseorang, maka salahkanlah orang yang memberi kekuatan ini!"

Rigel berteriak sambil mengacungkan jari tengahnya kepada raja. Raja dan para bangsawan mulai terdiam karena geram.

Rigel memiliki keahlian khusus yaitu untuk di benci orang orang. Keahlian itu terbukti, Rigel bahkan dapat melihat urat muncul di dahi Raja.

"Rigel, kau tidak boleh berkata seperti itu. Mau bagaimanapun, dia adalah seorang Raja."

Yuri berusaha untuk menenangkan Rigel yang kesal. Rigel mengangguk diam mendengar kata kata Yuri dan mulai mengambil nafas panjang untuk meredakan sedikit amarahnya.

"Selemah apapun dirimu, kau tetaplah seorang pahlawan. Kau seharusnya di eksekusi karena ketidak sopananmu itu. Lebih baik kau pergi ke kamarmh. Pelayan, antarkan dia ke kamarnya ."

Raja menatap rendah Rigel. Rigel kembali marah, tetapi kali ini dia akan menggunakan keahliannya yang lain yaitu....

Memprovokasi.

"Berisik kau Monyet tua, jika kau tidak memakai mahkota aku pasti salah mengira kalau kau adalah babi, bukan manusia."

Rigel menikmati ekspresi raja yang memerah karena marah sementara tuan putri sedikit gemetar marah atau menahan tawa. Apakah dia baru saja tertawa?

Rigel berbalik dan berjalan sendiri menuju keluar. Dia memilih kembali ke kamarnya .

Rigel merasakan hawa kebencian menusuknya.

"Hah, belum satu hari aku disini, aku sudah memiliki musuh."

Rigel menatap ke langit untuk menatap bintang dan berjalan kembali menuju kamarnya.

***

📌Memberikan Like tidak akan membuatmu rugi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!