NovelToon NovelToon

I HATE EVERYONE

Episode 1

Namaku Naisa salsabila dan bisa di panggil Naisa. Aku tinggal bersama dengan ayahku dan ibuku sudah meninggal saat aku masih kecil dan aku juga selalu di sebut pembawa sial oleh teman temanku mau itu sejak aku duduk di bangku SD, SMP maupun sekarang saat aku telah SMA.

Aku wanita lemah yang selalu memangis di saat orang orang mengejekku dan membawa bawa ibuku, Karna memang aku tidaklah dari kelurga yang kaya dan keluarga ku bisa di bilang miskin karna mendapatkan uang untuk makan saja susah apa lagi membeli barang barang mewah seperti orang lain.

"Nak" Naisa menoleh ke arah sumber suara. Adam putra dia adalah ayahku yang selalu menemani ku dan menghiburku dia juga yang mengurus kebutuhan ku seperti masak makan untukku dan mencuci pakian ku.

"Iya yah" jawab Naisa.

"Kamu gak sekolah?" tanya Adam.

"Hari ini libur yah" jawab Naisa.

"Ooh" jawab Adam mengangguk mengiyakannya.

"Naisa mau bantu ayah jualan boleh?" tanya Naisa. pekerjaan ayahnya adalah penjual bakso keliling menggunakan gerobak dan hari hari libur seperti ini dia selalu membantu ayahnya itu.

"Kamu gak malu?" tanya Adam.

"Malu kenapa? kan ini halal" jawab Naisa dn memeluk ayahnya itu karna memang dia sangat menyayangi ayahnya itu.

"Anak ayah udah pintar" ucap Adam dan membalas pelukan anaknya itu sambil mencium pucuk kepala anaknya itu.

"Yaudah ayo kita berangkat" ucap Naisa dan langsung berdiri dan berjalan menuju ke gerobak karna semuanya telah di sipakan dan tinggal berangkat.

Adam hanya mengikuti puntri kecilnya itu dengan senyum yang mengembang.

"Bakso—baksoo" teriak Naisa dengan semangat.

"Bakso" panggil seseorang. Naisa langsung menepi dan orang itu juga berjalan ke arahnya.

"Berapa kak?" tanya Naisa dengan senyum yang mengembang menatap pembeli itu. Naisa adalah wanita yang memiliki paras cantik sama seperti almarhumah ibunya dan ayahnya juga lumayan gagah dan banyak orang yang mau dengan ayahnya tapi ayahnya tidak mau menikah lagi.

"Dua porsi" jawab orang itu. Naisa langsung menyiapkan bakso itu dengan semangat dan di bantu oleh sang ayah.

"Makasih ya kak, datang lagi" ucap Naisa sambil menyodorkan bakso yang sudah berada di dalam keresek itu kepada orang tadi. Orang tadi menerimanya dan membayar itu.

Naisa dan ayahnya kembali berkeliling sampai malam tiba dan dagangan mereka juga sudah habis. Mereka pun pulang ke rumah mereka kembali.

"Baksonya hari ini habis yah" ucap Naisa dan menghitung hitung uang yang ia dapatkan sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Yaudah kamu istirahat besok kan kamu mau sekolah" ucap Adam, Naisa mengiyakannya dan langsung masuk ke dalam kamar dan membersihkan tubuhnya dan setelah itu baru dia merebahkan tubuhnya dan langsung terlelap.

Keesokan paginya Naisa sudah bangun begitupun dengan Adam. Naisa sudah nampak bersiap ingin berangkat ke sekolah dan Adam ingin berangkat berjualan seperti biasa.

Mereka berdua sarapan pagi bersama dan setelah ith Naisa terlebih dahulu pamit dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Sesampai di sekolah saat ingin memasuki gerbang ada mobil yang masuk dan Naisa pun menepi sebentar dan setelah mobil itu masuk diapun masuk. Naisa sekolah di SMA yang paling terkenal di bandung karna dia mendapatkan biaya siswa karna otaknya memang pintar.

Saat masuk ke dalam sekolah terlihat banyak sekali murid perempuan yang menghampiri mobil yang tadi. Naisa menatap siapa orang yang keluar dari mobil itu.

Aldi Fernando anak dari orang terkaya di sekolah itu dan dia juga tampan dan banyak wanita yang tergila gila kepadanya. Naisa langsung berlalu karna menurutnya itu sangatlah tidak penting.

"Siapa wanita yang berlalu itu?" guman Aldi sambil melepaskan kaca mata yang ia gunakan itu dan melihat Naisa berlalu karna memang seluruh wanita di sekolah itu selalu menyambutnya dan baru kali ini ada wanita di sekolah itu yang acuh padanya.

"Aldi" panggil Asanti sambil merangkul tangan Aldi. Semua wanita yang ada disana sangat tak suka melihat itu. Asanti adalah mantan kekasih Aldi tapi Aldi sudah tidak mencintainya.

"Lepasakan" ketus Aldi dan langsung berlalu masuk ke dalam kelasnya.

Saat sampai di kelas Aldi kembali melihat wanita satu satunya yang mengacuhkannya karna memang mereka satu kelas dan Aldi jarang masuk kelas makanya dia tidak tau jika Naisa satu kelas dengannya.

"Hey" sapa Renald teman dekat Aldi karna memang Renald satu satunya manusia yng ingin berbicara dengan Naisa.

Naisa menoleh ke arah Renald dan hanya membalas dengan senyuman kepada Renald.

"Kau lagi apa?" tanya Renald.

"Aku lagi membaca buku" jawab Naisa dan menutup bukunya.

"Kenapa di tutup?" tanya Renald.

"Tidak sopan jika seseorang sedang berbicara kita melakukan sesuatu" jawab Naisa.

"Nanti aku antar kan kau pulang ya" ucap Renald.

"Tidak usah aku bisa jalan kaki" jawab Naisa sambil melebarkan senyumannya sedangkan Aldi sedari tadi menatap Naisa dan juga Renald.

"Kenapa kau suka jalan kaki?" tanya Renald.

"Selamat pagi anak anak" sapa bu Asnan saat masuk.

"Duduklah di tempatmu" usir Naisa sopan.

"Aku ingin duduk di sini" jawab Renald. Naisa membiarkannya dan memperhatikan apa saja yang di jelaskan oleh bu Asnan.

"Kenapa aku bisa mencintainya?" guman Renald sambil menatap lekat wajah Naisa dari samping.

Wajah cantik pipi cuby hidung mancung dan mata sipit Naisa jika di lihat lebih jelas dan dekat dia sangatlah cantik tapi dia tidak mau berdandan seperti wanita lain dan dia memilih mengikat rambutnya dan menggunakan poni tapi itu nampak lucu di mata Renald.

"Hey kau kenapa melihat ku?" tanya Naisa yang risih jika di lihat seperti itu oleh Renald.

"Kau ini sebenarnya cantik tapi kenapa kau tidak mau berdandan?" tanya Renald.

"Renald Naisa" tegas bu Asnan. Semua mata terarah kepada mereka berdua dan itu membuat Naisa tidak nyaman dan memilih menundukkan pandangnya sedangkan Renald biasa saja.

Kringggg

Bel sekolah pun berbunyi menandakan pulang. Naisa langsung membereskan peralatan belajarnya dan langsung keluar.

"Hey kau" ucap Maya. Maya adalah wanita yang sangat menyukai Renald sejak dulu tapi Renald tidak menyukainya karna menurut Renald Maya itu tidak termasuk ke dalam kriterianya.

"Hey kau dengar tidak jika aku memanggilmu" ketus Maya. Maya bersama dengan Asanti dan juga Hana mereka bersahabat sejak masuk SMA saja dan mereka juga di juluki kembang sekolah karna penampilannya yang sexi dan kekayaan keluarga Maya.

Tapi tidak dengan keluarga Hana dan juga Asanti keluarga mereka tergolong dalam orang miskin tapi mereka berlagak seperti orang kaya dan memanfaatkan kekayaan Maya. Hana dan Asanti memang berteman sejak kecil dan sampai sekarang.

"Ada apa?" tanya Naisa sopan.

"Kau kenapa mendekati Renald?" tanya Maya dengan menaupkan kedua alisnya dengan menatap tak suka akan Naisa.

"Aku tidak mendekatinya" jawab Naisa menundukkan pandangnya.

"Apa hubungan mu dengannya?" tanya Maya dengan meletakkan tangannya di atas perutnya sambil berjalan mendekat ke arah Naisa.

"Aku tidak memiliki hubungan apa apa dengannya kami hanya berteman" jelas Naisa yang masih menundukkan pandangannya.

Maya mengangkat dagu Naisa dan mencengkram erat dagu wanita itu. "Jawab jujur pertanyaan ku" bentak Maya.

Aldi yang baru saja keluar dari dalam kelas dan melihat itupun langsung menepis kasar tangan Maya. "Kau kenapa mencengkram dagunya?" tanya Aldi datar tapi dengan wajah yang menyeramkan.

Aldi memang nakal tapi dia tidak jahat dia tidak pernah membuly siapapun dan menggunakan kekayaannya untuk menindas orang lain. Meskipun wajahnya terlihat garang tapi hatinya sangat lembut dan baik dengan siapapun.

"Kenapa kau membelanya?" tanya Maya sedangkan Hana dan juga Asanti tak percaya melihat itu. melihat Aldi seorang yang tidak pernah membela perempuan jika di sekolah dan saat ini dia membela Naisa.

Episode 2

"Kenapa kau membelanya?" tanya Maya sedangkan Hana dan juga Asanti tak percaya melihat itu. melihat Aldi seorang yang tidak pernah membela perempuan jika di sekolah dan saat ini dia membela Naisa.

Maya adalah saudara dari Aldi makanya dia juga kecipratan kaya. "Siapa yang membelanya" jawab Aldi datar sedangkan Naisa masih berdiri dan menundukkan pandangannya.

"Jika bukan kau siapa lagi yang ingin membela wanita sial ini?" bentak Maya.

"Sudah ku bilang jika aku tidak menyukai penindasan kau mengerti" tegas Aldi karna memang dia sangat membenci penindasan ataupun pembulian.

"Ayo" ucap Aldi sambil menarik tangan Naisa yang masih menunduk itu. Naisa ingin melepaskan tangannya dari Aldi tapi Aldi tetap tak mau melepaskannya.

"Lepaskan" ucap Naisa karna sedikit kesakitan. Aldi pun melepaskan tangan Naisa karna dia juga merasa Naisa sudah aman dari Maya dan teman temannya.

"Hey Naisa" anggil Renald. Naisa menatap ke arah suata begitupun dengan Aldi.

"Kau kenapa?" tanya Renald saat melihat Naisa menundukkan kepalanya seperti orang ketakutan.

"Aku tidak apa apa" jawab Naisa yang masih menundukkan kepalanya.

"Kenapa dia Aldi? apa kau yang membulinya?" tanya Renald menatap lekat Aldi.

"Memangnya kau pernah melihat ku membuli orang?" tanya balik Aldi. Renald berfikir dan menatap Aldi dari ujung rambut hingga ujung kepala.

"Dia tidak membuli ku" ucap Naisa yang memberanikan diri.

"Jadi kau kenapa?" tanya Renald lagi.

"Sudah aku jawab tadi jika aku tidak apa apa" jawab Naisa yng masih menundukkan kepalanya dan itu membuat Aldi yang sedari tadi ingin menatapnya tak bisa.

"Yasudah ayo aku antarkan kau pulang" ajak Renald.

"Aku bisa jalan kaki sendiri" tolak Naisa sopan.

"Bukannya tadi aku sudah berjanji kepada mu bahwa aku akan mengantarkan mu pulang?" tanya Renald.

"Tidak usah aku bisa pulang sendiri" jawab Naisa dan memberanikan diri untuk menatap Renald dan melebarkan senyumnya menghadap ke arah Renald.

Renald tidak menjawab karna dia masih nyaman menatap wajah tersenyum yang sangat langka itu karna biasanya wajah itu selalu bersedih jika di dekatnya.

"Yasudah aku permisi pulang" ucap Naisa dan langsung duduk rlalu meninggalkan Aldi dan juga Renald yang masih menatapnya.

"Hey ayo pulang" ucap Aldi sambil memukul punggung Renald dan itu langsung menyadarkan Renald.

Renald langsung masuk ke dalam mobil Aldi dan duduk di kemudi sedangkan Aldi duduk di samping kemudi karna seperti itulah mereka berdua yang memang sudah bersahabat sangat lama.

*****

Naisa baru saja sampai di rumah dan tidak mendapatkan ayahnya karna menurutnya ayahnya masih berjualan dan diapun langsung masuk ke dalam rumah dan membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya Naisa langsung mengganti baju dan belajar karna tadi guru ada memberikan PR kepada kelasnya.

Malam harinya ayah Naisa juga belum pulang dari jualan. Naisa melihat jam dinding yang menunjuk pukul 20:30 dan itu sudah termasuk larut jika ayahnya belum pulang.

"Mana ayah?" guman Naisa yang sedari tadi hawatir dan berjalan bolak balik di dekat pintu rumah itu.

"Aku harus mencari ayah" ucap Naisa dan langsung mengunci pintu rumah untuk mencari ayahnya.

"Ayah" teriak Naisa saat sudah berada di tempat biasanya ayahnya berjualan.

"Mana ayah?" guman Naisa yang semakin hawatir. Naisa kembali menelusuri jalan yang biasanya di lewati oleh ayahnya.

"Ayah" ucap Naisa.

Naisa langsung menghampiri ayahnya yang tergeletak di tengah jalan itu dengan gerobak dagangan yang sudah hancur lebur.

Naisa langsung menangis saat melihat tubuh ayahnya yang sudah berlumuran darah dan tidak sadarkan diri. "Ayah bangun" teriak Naisa yang berharap jika ayahnya itu bangun tapi hasilnya nihil ayahnya tak kunjung bangun dan darah semakin banyak keluar sampai samai baju yang ia kenakan juga kotor akibat darah sang ayah.

Naisa berdiri dan meletakkan kepala sang ayh dengan pelan dan mencari kendaraan umum tapi tempat itu sangatlah sepi dan tidak ada satupun kendaraan yang lewat. "Ada mobil" guman Naisa dan berdiri menghadang mobil itu.

Mobil itu langsung berhenti dan Naisa langsung ke samping dan mengetuk pintu mobil itu. "Tuan tolong ayah saya" teriak Naisa sambil mengetuk kaca mobil itu.

Aldi yang mengendarai mobil itu melihat wanita yang mengetuk kaca mobilnya itu dan akhirnya dia membuka kaca mobil itu. "Ada apa?" tanya Aldin yang belum mengenal dan mengetahui nama Naisa.

"Tolongin ayah saya" ucap Naisa dengan tangis yang menjadi. Aldi sedikit ragu tapi akhirnya dia turun dari mobilnya itu dan melihat jika ayah Naisa tergeletak di tengah jalan dengan banyaknya darah.

Aldi langsung mengangkat tubuh ayah Naisa dan memasukkannya ke dalam mobil. "Naik" ucap Aldi kepada Naisa. Naisa naik ke dalam mobil itu dengan meletakkan kepala sang ayah di atas pahanya dan celana yang ia kenakan itu terdapat banyak sekali darah.

Aldi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit Aldi memanggil perawat dan para perawat membawa ayah Naisa masuk ke ruangan IGD. Naisa nampak menunggu ayahnya dengan air mata yang selalu keluar tanpa henti dan membuat Aldi kasihan akannya.

Ckleeekk

Pintu ruangan itu terbuka dan keluar lah dokter dari dalam itu. "Bagaimana keadaan ayah saya dok?" tanya Naisa yang nampak sangat hawatir.

"Maafkan kami ayah anda tidak bisa di selamatkan" jawab Dokter itu. Naisa yang mendengar itu langsung mematung air matanya dengan deras membasahi wajah cantiknya itu.

Naisa langsung masuk ke dalam ruangan sang ayah diikuti oleh Aldi. "Ayah jangan tinggalin Naisa sendiri" ucap Naisa yang memeluk erat tubuh ayahnya yang tak bernyawa itu dengan air mata yang tanpa henti mengalir.

"Permisi tuan jenazah akan di mandikan mohon tuan dan nona bisa keluar" ucap salah satu perawat. Aldi mengangguk mengiyakannya dan berjalan menuju ke arah Naisa.

"Ayo kita keluar suster akan mengutus jenazah ayahmu" ucap Aldi kasihan akan Naisa. Naisa mengangguk mengiyakannya dan langsung keluar diikuti oleh Aldi.

Naisa tak henti hentinya menangis di depan ruangan sang ayah dan itu membuat Aldi sangat iba akannya. Perawat sudah selesai mengurus jenazah ayah Naisa dan langsung membawa pulang dengan Naisa yang ikut sedangkan Aldi dia juga ikut tapi membawa mobilnya.

Hari sudah malam dan malam itu juga ayah Naisa akan di makamkan dan banyak sekali orang yang datang menjenguk dan Naisa tidak memperdulikannya dia hanya terus menerus menangis di depan jenazah sang ayah.

"Naisa kau yang sabar nak" ucap salah satu tetangga Naisa. Naisa menghentikan tangisnya karna jenazah ayahnya akan di kuburkan dengan segera.

Setelah selesai menguburkan ayah Naisa semua orang berpamitan tapi tidak dengan Naisa yang masih mau berada di sisi sang ayah dan makam ayahnya Naisa terletak di samping makam ibunya.

Naisa kembali menangis akan kepergian sang ayah sedangkan Aldi dia masih setia menunggu Naisa tadinya dia ingin pulang tapi dia melihat Naisa yang masih mematung di depan makam sendirian makanya dia mengurungkan niatnya untuk pulang.

"Sudah lah, kau harus mengikhlaskan kepergian ayah mu" ucap Aldi yang mencoba menenangkan Naisa. Naisa menatap ke arahnya dengan sedikit kaget karna menurutnya Aldi sudah pulang tadi.

Naisa langsung berdiri dan menundukkan kepalanya di hadapan Aldi. "Kau kenapa masih disini?" tanya Naisa dengan menundukkan kepalanya.

"Memangnya kau berani sendirian di kuburan malam malam?" tanya Aldi. Naisa langsung mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling dan benar saja hanya dia dan Aldi lah yang masih di kuburan malam malam seperti ini.

"Ayo pulang" ajak Aldi tanpa menyentuh Naisa dan berlalu terlebih dahulu. Naisa yang sedikit takut akhirnya mengikuti Aldi dari belakang.

Sesampainya mereka di depan rumah. "Terima kasih sudah membantuku" ucap Naisa. Aldi tidak menjawab dan langsung berlalu masuk ke dalam mobilnya tanpa berpamitan.

Naisa langsung masuk ke dalam rumah dan kembali menangis di dalam kamarnya dan akhirnya dia tertidur.

Keesokan paginya

Naisa terbangun dari tidurnya dan langsung menuju ke dapur dengan membawa handuk karna dia ingin bersekolah dan dia juga sudah mengikhlaskan kepergian sang ayah.

Setelah selesai mandi Naisa mengganti pakaiannya dan berangkat kesekolah. Setelah sampai di sekolah Naisa langsung masuk ke dalam kelasnya dan saat dia masuk kakinya tersandung.

"Auuu" rengek Naisa saat merasa sakit di lututnya.

"HAHAHAHAHA" semua orang di kelas itu menertawakan Naisa terutama Maya dan kedua sahabatnya itu karna dialah yang mengerjai Naisa.

"Sakit?" tanya Maya dengan wajah mengejeknya. Naisa tidak menjawabnya dan berusaha ingin berdiri tapi dengan segera Maya menendang tangannya dan akhirnya dia kembali terduduk dan tangannya terasa sakit.

"Auu" rengeknya kembali dengan sangat pelan. Semua orang di kelas itu kembali tertawa.

"Naisa" ucap Renald saat melihat Naisa terduduk di atas lantai dan dengan segera dia membantunya.

"Kau tidak apa apa?" tanya Renald hawatir.

"Aku tidak apa apa" jawab Naisa.

"Apa apaan kau?" ketus Renald sedangkan Aldi dia hanya menatap Naisa datar.

"Dia terjatuh sendiri" jawab Maya.

"Kau pikir aku bodoh?" ketus Renald lagi.

"Kesinikan ponsel mu" ucap Renald keada salah satu murid yang memvidio kan kelakuan Maya terhadap Naisa.

"Ini" ucap Murid itu. Renald menerimanya dan memplay ulang vidio yang di rekam murid tadi.

"Apa ini?" ketus Renald sambil menunjukkan vidio itu kepada Maya.

"Dia memang pantas mendapatkan itu" teriak Maya.

"Pantas dari mana? memangnya dia pernah mengganggu mu?" ketus Renald.

"Dia telah merebut kau dariku" jawab Maya.

"Memangnya kita pernah pacaran?" tanya Renald. Semua murid di dalam kelas itu mengatakan Maya dan Maya merasa malu dan akhirnya dia memilih untuk keluar begitupun dengan kedua sahabatnya karna memang mereka beda kelas.

"Kau tidak apa apa?" tanya Renald hawatir akan Naisa. Naisa menggelengkan kepalanya dan berlalu meninggalkan Renald dan duduk di bangkunya.

"Kenapa dia sekolah? bukannya ayahnya kemarin meninggal?" guman Aldi heran menatap ke arah Naisa.

Episode 3

"Kenapa dia sekolah? bukannya ayahnya kemarin meninggal?" guman Aldi heran menatap ke arah Naisa.

"Hey kenapa kau menatap Naisa seperti itu?" tanya Renald dengan memukul punggul Aldi dan membuat Aldi tersadar.

"Siapa yang menatapnya?" tanya balik Aldi datar dan mendudukkan tubuhnya di kursi yang sudah menjadi tempat duduknya.

Mereka semua belajar dengan tekun apa lagi Naisa yang memang sedari dulu selalu belajar dengan tekun dan rajin di tambah lagi dengan otak cerdasnya. Tidak lama kemudian bel istirahat berbunyi dan semua murid di kelas itu keluar dan menuju ke kantin.

Naisa memesan makanan dan setelah itu dia mencari dimana ada kursi kosong dan dia mendapatkan kursi kosong yang terletak di sudut paling belakang. Naisa berjalan ke belakang dengan membawa nampan yang berisi mie ayam dan air putih.

Brukk

Naisa terjatuh begitupun dengan makanannya yang berceceran di lantai dan tangan putihnya memerah akibat terkena kuah mie ayam itu. "Auuu" rengek Naisa yang merasakan perih di tangan kirinya.

HAHAHAHAHA terdengar gelak tawa yang memenuhi kantin itu saat melihat Naisa yang terjatuh. "Masih mau mengganggu hidupku?" tanya Maya. Ya orang yang mengerjai Naisa itu ialah Maya. Maya tadi menselonjorkan kakinya saat Naisa lewat dan itu sebabnya Naisa terjatuh.

Semua orang di kantin itu berkerumun melihat Naisa yang sedang di maki oleh Maya. "Sudah ku bilang kau jangan ganggu Renald" teriak Maya sambil menarik rambut panjang Naisa.

"Lepaskan aku hikss.." ucap Naisa dengan tangisnya karna kesakitan.

"*Kasihan sekali dia"

"Hahaaha makanya jangan ganggu dia"

"Dasar ******"

"Wanita liar"

"Muka polos tapi hatinya jahat"

"Naisa Naisa"

"Kenapa nasib mu begini"

"Wanita ini mukanya sangat polos tapi hatinya kotor*"

Begitulah hujatan hujatan yang membanjiri kantin itu yang membuat Naisa hanya menunduk dan menangis. "Jangan dekati Renald lagi kau mengerti" bentak Maya. Naisa mengangguk mengiyakannya.

Mayapun menghempas kepala Naisa dengan keras dan untungnya kepala Naisa tidak apa apa. Maya kembali ke kelasnya dengan diikuti oleh Hana dan juga Asanti. Sedangkan murid murid yang lain mereka kembali ke meja masing masing untuk melanjutkan makan mereka.

Naisa berdiri dari duduknya dan membersihkan berkas beling yang terpecah belah tadi. Saat Naisa ingin mengambil beling terakhir dia melihat ada kaki seperti kaki laki laki tapi dia tidak memperdulikannya dan membereskan sisa sisa beling tadi.

"Kenapa kau?" tanya laki laki itu. Naisa melihat ke atas dan melihat Aldi lah yang berada di depannya karna sedari tadi Aldi melihat Naisa yang membersihkan beling makanya dia menghampiri Naisa.

Naisa tidak menjawab dan berdiri dan langsung berlalu. "Baru kali ini ada wanita yang mengacuhkan ku" guman Aldi menatap punggung Naisa yang sudah keluar dari area kantin itu.

Aldi kembali ke tujuan awalnya yakni membeli makanan. Saat Aldi ingin memesan makanan dia melihat Naisa yang sedang membersihkan bekas makan para murid. "Kenapa dia yang membersihkannya bu?" tanya Aldi kepada ibu kantin di sana.

"Dia memang kerja disini nak Aldi" jawab bu Dahlia.

"Sejak kapan?" tanya Aldi.

"Semenjak bersekolah disini" jawab bu Dahlia.

"Memangnya dia kenapa bekerja dengan ibu?" tanya Aldi.

"Dia bilang untuk menambah biaya hidup nak" jawab bu Dahlia. Aldi mengangguk mengerti.

"Ini berikan kepadanya" ucap Aldi sambil menyodorkan beberapa uang lembaran 100rb kepada bu Dahlia.

"Jangan katakan jika ini dari saya" ucap Aldi. bu Dahlia mengangguk mengiyakannya dan Aldi pun berlalu dengan membawa nampan yang berisi makanan yang ia pesan.

"Bu Naisa udah selesai" ucap Naisa sambil melebarkan senyumannya menghadap ke arah bu Dahlia.

"Ini nak untuk kamu" ucap Dahlia sambil menyodorkan uang yang di berikan oleh Aldi kepadanya. Naisa menatap heran ke arah uang itu dan juga bu Dahlia.

"Uang apa ini bu?" tanya Naisa bingung.

"Ini upah buat kamu yang udah selalu setia bantuin ibu ini" jawab Dahlia sambil menyodorkan uang tadi.

Naisa menerimanya. "Ini kebanyakan bu" ucap Naisa saat membuka lembaran uang yang di berikan oleh Dahlia.

"Tidak apa apa nak" jawab Dahlia sambil melebarkan senyumannya.

"Makasih ya bu" ucap Naisa kegirangan sambil menunduk kan sedikit tubuhnya sambil bersalaman di depan bu Dahlia dengan senyum yang mengembang bahagia.

Aldi tersenyum melihat wajah bahagia Naisa. "Hey kau kenapa?" tanya Renald yang berada di sampingnya saat melihat Aldi tersenyum sendiri.

"Tidak apa apa" jawab Aldi dan melanjutkan makannya.

"Tangan kamu kenapa nak?" tanya Dahlia saat melihat tangan Naisa yang memerah dan sedikit membengkak itu.

"Tidak apa apa bu" jawab Naisa sambil melebarkan senyumannya.

"Ini seperti terkena..." ucap Dahlia terpotong oleh Naisa.

"Naisa pamit ke kelas dulu bu" potong Naisa. Dahlia mengangguk mengiyakannya dan Naisa langsung berlalu dari kantin itu dengan wajah bahagia karna mendapatkan uang.

"Ayah" guman Naisa saat sudah sampai kembali di bangkunya dan langsung mendudukkan tubuhnya.

Tidak lama kemudian semua murid masuk ke dalam kelas karna bel masuk sudah berbunyi. Aldi dan kedua sahabatnya masuk ke dalam kelas dan seperti biasa Renald duduk di samping Naisa. Naisa sama sekali tidak menatapnya dan itu membuat Renald bingung akan tingkahnya.

"Kenapa kau tidak menatapku?" tanya Renald kepada Naisa. Naisa menggelengkan kepalanya dan kembali fokus menulis.

Renald menatap tangan Naisa. "Kenapa tangan mu merah?" tanya Renald dengan memegang tangan Naisa dan membuat Naisa sedikit kesakitan dan Aldi yang duduk di belakang mereka langsung melihatnya.

"Aku tidak apa apa" jawab Naisa dan menyembunyikan tangannya dari Renald tanpa menatap Renald sedikit pun. Renald heran akan sikap Naisa yang tidak seerti biasa.

"Kau di sakiti oleh Maya lagi?" tanya Renald. Naisa menggelengkan kepalanya. Renald menatap lekat wajah wanita yang duduk di sebelahnya itu.

"Jawab jujur pertanyaan ku" ucap Renald menatap Naisa dari depan.

"Aku sudah menjawabnya dengan jujur" jawab Naisa dan meminggirkan kepala Renald.

"Kau itu berbohong Naisa" ucap Renald.

"Aku tidak berbohong" jawab Naisa.

"Ayo kita ke UKS "ajak Renal sambil menarik tangan Naisa.

"Renald kamu mau kemana?" tanya bu Yusra kepada Renald.

"Saya ingin ke UKS bu" jawab Renald dan kembali menarik lembut tangan Naisa sedangkan naisa dia berusaha ingi. melepaskan tangannya tapi tidak bisa dan dia memilih untuk menundukkan pandangnya karna malu akan semua mata yang tertuju kepadanya.

"Untuk apa kamu ke UKS?" tanya bu Yusra lagi.

"Tangan Naisa terluka dan saya akan mengobatinya di UKS" jawab Renald dan langsung berlalu dengan tangan yang masih menggenggam tangan Naisa dan membuat semua siswa kembali menghujani Naisa dengan perkataan yang tidak bagus.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!