NovelToon NovelToon

Jadi Rebutan Cogan Tajir Melintir

kesulitan hidup

plaarrr!!!

suara gelas jatuh membuat seketika semua orang menoleh.

"Lea!!!!" tatapan tajam sang manager kafe dengan wajah kesal segera datang menghampiri lea.

"maaf??? aku bener bener minta maaf buuu?" mohon lea kepada sang manager kafe sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

"lea! ini sudah ke lima kalinya kamu pecahin gelas! kalo begini terus yang ada saya rugi" ucap manager kafe bernama bu karin.

"saya bener bener minta maaf, tadi ga sengaja kesenggol pelanggan" terang lea mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi.

"lea lea..." ujar bu karin sambil menghela nafas panjang.

lea hanya menundukkan kepala dengan rasa takut.

"maaf lea, kali ini kamu saya pecat" ujar bu karin dengan berat hati.

"tapi bu..? saya butuh banget pekerjaan ini?" mohon lea sambil memegang tangan bu karin.

"saya bener bener ga bisa mentoleransi kamu lagi lea, ini pesangon dari saya dan silahkan kamu pergi sekarang" ucap bu karin sambil memberi lea sebuah amplop berisi uang.

lea benar benar tidak bisa berbuat apa apa lagi, raut wajahnya benar benar sedih, mau tidak mau dia harus segera keluar dari kafe.

lea berjalan keluar dari kafe, ia berjalan kaki menuju kosannya untuk pulang karena tak ada lagi yang bisa dia lakukan.

"mau cari kerja dimana lagi ini?kenapa sulit sekali!" batin lea merasa sedih.

tak terasa lea sampai di depan kosannya, berjalan dengan wajah cemberut.

"asem banget tu muka? kenapa lo?" tanya elsa teman sekamar lea yang tengah duduk di teras kosan.

"gue di pecat" ucap lea dengan wajah kesal.

"astaga! Lu baru seminggu udah di pecat aja" sahut elsa tak percaya sambil menggelengkan kepalanya

"tau ahhh!" ujar lea bete langsung masuk kedalam kosan.

flash back.

Lea pindah ke kota karena ia mendapat beasiswa di sebuah kampus ternama, sebelumnya ia berasal dari desa tinggal bersama ibunya, namun setelah ibunya meninggal hidupnya jadi sebatang kara, sedangkan ayahnya pergi entah kemana sejak lea masih sangat kecil.

lea bekerja setelah kuliah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, berbagai macam pekerjaan paruh waktu ia coba lakukan, namun terkadang lea jadi kelelahan harus bekerja sambil kuliah hingga tak ada waktu untuk dirinya sendiri.

berbeda dengan elsa, elsa berasal dari keluarga yang berkecukupan, lea dan elsa berteman sejak mereka masih kecil karena sama sama berasal dari desa, dan kebetulan mereka masuk di kampus yang sama.

elsa mengijinkan lea untuk tinggal bersamanya di kosan karena tidak ingin tinggal sendirian, apa lagi ia tidak mengenal siapapun selain lea, kosannya cukup luas untuk elsa sendiri, bahkan elsa tak pernah mau menerima uang dari lea untuk membayar separuh harga kosannya itu, namun terkadang lea merasa tidak enak terus menumpang kepada pada elsa.

kini lea sedang termenung, sambil duduk di meja belajarnya.

"udahlah...ga usah sedih kaya gitu, kan masih banyak tempat lain" ucap elsa berjalan menghampiri lea, melihat temannya terus sedih sangat membuatnya tidak senang.

"masalahnya tabungan aku udah menipis" ucap lea dengan wajah lesu.

"nanti aku bantuin cari kerjaan dehh, nanti aku tanya tanya sama yang lain siapa tau ada lowongan kerja paruh waktu?" ucap elsa mencoba menghibur temannya itu.

lea hanya mengangguk pelan, beruntung sekali ia punya teman yang baik seperti elsa.

ke esokan harinya, lea bangun agak siang karena ia ada kelas jam 12 siang, sedangkan elsa terlihat sudah tidak ada di kosan karena ada kelas pagi.

lea berjalan menuju kamar mandi, menyalakan shower, rintikan air membasahi seluruh tubuhnya, dinginnya air membuat lea jadi sadar bahwa apapun yang terjadi ia tidak boleh patah semangat.

selesai mandi, lea duduk di meja rias elsa untuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

"apa untungnya punya wajah yang cantik kalau bukan dari keluarga kaya, semua orang tetap memandangku sebelah mata, bahkan aku tidak pandai bergaul seperti elsa" ucap lea menatap dirinya sendiri di cermin.

lea memiliki tubuh tinggi dan cantik bak model namun ia terlihat tidak percaya diri, ia merasa malu dengan dadanya yang cukup besar dan selalu memakai cardigan untuk menutupi bentuk tubuhnya.

"aku terlalu banyak berfikir, aku harus gunakan otakku untuk mempertahankan beasiswaku" ucap lea lagi.

lea pun bergegas untuk berangkat ke kampus.

sampai di kampus lea segera masuk kedalam kelas, ia berjalan kaki menuju kampus untuk menghemat biaya.

terlihat orang orang mulai memenuhi kelas, lea tengah mengeluarkan buku catatan dari tasnya, tak sengaja pulpennya malah terjatuh kelantai.

"astaga kenapa aku selalu ceroboh sihh" batin lea sambil mencoba meraihnya.

namun pulpennya menggelinding kedepan membuat lea kesulitan untuk menggapainya, tiba tiba lea melihat seseorang tengah berdiri di depannya lalu mengambil pulpen itu.

"Lea" ucap pria itu sambil membaca tulisan yang ada di pulpen

"emh..itu... punyaku" ucap lea.

pria itu berjalan menghampiri lea dan duduk di sampingnya karena kebetulan kursi di samping lea sedang kosong.

"ini" ucap pria itu sambil memberikan pulpennya kepada lea.

"terimakasih" ucap lea sambil tersenyum.

pria itu juga tersenyum lalu menatap ke depan karena kelas akan segera di mulai.

lea merasa wajah pria itu sangat tidak asing baginya, namun ia tidak ingat siapa dia.

kelas pun di mulai.

selama pelajaran, pria itu terus menatap ke arah lea, lea jadi sedikit gugup karena merasa terus di perhatikan.

skip.

kelas pun selesai, lea bergegas keluar dari kelas sambil membawa tasnya.

"lea?" panggil pria itu.

lea pun berhenti dan menoleh ke arah sumber suara.

"kamu ga ingat aku ya?" tanya pria itu.

lea menatap wajah pria itu, dia memiliki tubuh yang tinggi berkulit putih bersih dan wajahnya sangat tampan, membuatnya terpesona seketika.

"kamu beneran lupa ya?" tanya pria itu lagi.

"emm.. kamu siapa ya?" tanya lea bingung.

"aku mathias" ujarnya sambil tersenyum.

"mathias?" ucap lea sambil mencoba mengingat ingat.

...

"perasaan ga ada temen aku namanya mathias, oh iya.. ada sihhh dulu tapi.. keknya bukan kamu" ucap lea sambil terus mencoba mengingat ingat lagi.

"ini aku mathias temen kamu, dulu aku.. yang gemuk itu" ungkapnya mencoba meyakinkan lea.

"hah.. masa sih? kok jadi berubah begini" ucap lea tak yakin.

"iyaaa, udah lama ya kita ga ketemu" ujarnya sambil tersenyum.

"ini beneran mathias temen aku waktu kecil? ya ampun aku sampek ga ngenalin lohhh" ujar lea tak percaya kembali menatap mathias dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.

mathias hanya tersenyum kecil dengan reaksi lea.

"kamu ga berubah ya, malah tambah cantik" puji mathias.

"ahhh kamu bisa aja, lama banget ya kita ga ketemu, aku pikir kita ga akan ketemu lagi" ucap lea senang karena bertemu dengan teman lamanya.

"iyaa, kamu apa kabar?oh ya ibu kamu disini juga?" tanya mathias.

"aku baikkk, tapi...ibuku.." jawab lea dengan raut wajahnya seketika berubah menjadi sedih.

"kok gitu mukanya?" tanya mathias bingung.

"sebenernya, ibu aku udah ga ada" ungkap lea sedih.

"sejak kapan?" tanya mathias sedikit terkejut.

"udah dua tahun lalu" jawab lea.

"aku turut berduka cita ya? aku bener bener baru tau" ucap mathias merasa prihatin dengan keadaan lea.

"iyaaa" jawab lea sambil tersenyum tipis.

"kita lanjut ngobrol di tempat lain yuk?" ajak mathias.

"emm, bolehhh" jawab lea sambil mengangguk.

mereka berjalan bersama menuju parkiran, sampai di parkiran terlihat mobil mewah milik mathias, dari dulu lea tau jika Mathias berasal dari keluarga berada, ia tidak terkejut jika Mathias bahkan sekarang pakai mobil sendiri.

"ayo masuk?" ucap mathias membukakan pintu mobilnya untuk lea.

"ohh..iyaa" ujar lea sedikit canggung.

mathias tumbuh menjadi pria yang tampan dan dewasa, bahkan ia tak menyangka bisa bertemu dengannya lagi.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di sebuah restoran, mathias memilih tempat di luar ruangan karena ingin dekat dengan danau.

"kamu mau pesen apa?" tanya mathias.

"ya ampun ini mahal banget! aku ga mampu bayar!" batin lea menjerit ketika melihat harga makanan yang ada di dalam menu.

"kenapa?" tanya mathias heran melihat lea melotot saat membuka buku menu.

"enggak, samain aja dehhh sama kamu" jawab lea merasa malu.

"okee" jawab Mathias.

sembari menunggu makanan, lea menoleh kesana kemari melihat pemandangan yang begitu indah, ia belum pernah kemana mana ketika sampai di kota, karena terlalu fokus bekerja dan kuliah.

"jadi.. kamu sekarang tinggal sama siapa?" tanya mathias membuat lea seketika menoleh ke arahnya.

"ya.. sendiri, aku ngekos disini dan rumah aku yang di desa juga udah di jual untuk kuliah dan hidup aku kedepan" terang lea.

"aku bener bener baru tau" ujar mathias turut prihatin atas apa yang terjadi pada lea.

"yah... mau gimana lagi, aku harus kerja paruh waktu untuk bertahan hidup disini" ucap lea.

"kamu kerja paruh waktu?" tanya mathias terkejut.

"iyaa.. tapii.. saat ini aku udah ga kerja lagi dan belum dapet kerjaan baru, makanya aku bingung banget nihh" ungkap lea.

dapet kerjaan baru

"kebetulan banget! gimana.. kalau kamu jadi guru privat aku?" ucap mathias.

"guru privat?" jawab lea ragu.

"iyaa.. aku lagi cari guru privat, kamu kan tau aku kurang dalam pelajaran" ungkap mathias.

lea terdiam menatap Mathias karena merasa tidak yakin.

"aku bayar dua kali lipat dehh dari bayaran kamu sebelumnya, gimana?" tawar mathias.

seketika lea membulatkan matanya karena sangat tergiur dengan tawaran mathias.

"kamu serius?" tanya lea memastikan.

"ya iyalah, masa becanda" jawab mathias sambil tersenyum.

"kamu yakin banget aku bakal bisa ngajarin kamu?" ucap lea merasa heran.

"dari dulu kamu kan pinter, buktinya kami disini karena beasiswa kan?" tanya mathias.

"ya.. Gitu dehhh" jawab lea sedikit malu karena mathias memujinya.

"jadi gimana..Mau ga?" tanya mathias.

"ya mauuu, mau bangettt! aku tu butuh banget kerjaan" ucap lea senang mendengarnya.

Seketika mereka terdiam sebentar karena makanan sudah tiba, pelayan tengah menyajikan pesanan mereka di meja.

"pantesan kamu kurus banget sekarang, pasti kamu kesulitan ya disini?" ucap mathias menatap tubuh lea yang ramping namun cukup tinggi untuk wanita seusianya.

"ya gitu dehhh" jawab lea santai.

"kamu makan yang banyak ya, biar aku yang traktir" ucap Mathias.

"yeyyy!! asikkk" ujar lea sangat senang dengan apa yang di katakan mathias.

skip.

selesai makan mereka pun pergi untuk pulang.

"sini nomor kamu?" ucap mathias memberikan ponselnya kepada lea.

lea pun segera memasukan nomer telfonya kedalam ponsel mathias.

"jangan lupa di save ya?" ujar mathias sambil tersenyum.

"okeee" jawab lea.

Mathias mengantar lea untuk pulang ke kosannya.

setibanya di kosan, terlihat elsa tengah menunggu lea di depan kosan.

"wihhh pantesan ga bisa di hubungin, siapa nihh?" tanya elsa menghampiri lea sambil menyenggolnya dengan pelan.

"coba tebak?" ucap lea membuat elsa jadi bingung.

"siapa sihhh? heh kamu siapa?" tanya elsa dengan tatapan sinis.

"tu kan dia aja sama! ga ngenalin, ini tu mathias temen kita dulu inget ga?" tanya lea.

"hahhh?! kok bisa cakep begini sekarang?! ya ampun seriusan ini elo?" tanya elsa memastikan sambil menatap mathias dengan teliti.

"iyaa, ini gue.. kenapa?!" tanya Mathias dengan wajah sinis.

"idihhh songong lu ga berubah ya, ketemu dimana ini?" tanya elsa kepada lea.

"di kampus, dia se kampus sama kita" terang lea.

"astaga, kok bisa ga tau ya" ucap elsa.

"sebenernya gue baru pindah, 1 bulan yang lalu" ungkap mathias.

"ohhh gitu" jawab elsa.

"jadi kalian ngekos bareng?" tanya Mathias.

"iyaaa, kita ngekos bareng" jawab lea.

"ohhh gitu, ya udah deh.. aku pamit dulu ya" ucap mathias.

"iyaa makasi ya untuk hari ini, hati hati di jalan" ujar lea sambil melambaikan tangan kepada mathias yang tengah masuk ke dalam mobilnya.

"iyaaa, sampai ketemu besok" ucap mathias lalu pergi.

setelah mathias pergi lea pun masuk kedalam kosan di ikuti elsa.

"seneng banget kayanya, ada apa sih?" tanya elsa penasaran melihat raut wajah lea yang begitu senang hari ini.

"jadi gini.. mathias nawarin gue untuk jadi guru privatnya, dia juga mau kasi gaji dua kali lipat dari gaji gue di kafe! gila ga tu" ucap lea senang.

"whatt? masih bego aja tu anak ternyata" ujar elsa.

"apa sihhh jan gitu ihh" sahut lea.

"tapi bagus deh, dengan gitu lu jadi punya kerjaan kan sekarang, udah ga murung lagi kan? males gue liatnya" ungkap elsa.

"iyaaa lahhh! hehehe" jawab lea senang sambil memegang lengan elsa.

"Mathias kok bisa kempes gitu ya? inget banget dulu dia tu item dekil gendut pula, selalu ngejar lo ga sih? kemana mana ngikut mulu, Sampek sebel gue liatnya" ucap elsa.

"kamu jan ngomong gitu, itu karena dulu dia di buly sama anak anak yang lain, makanya dia selalu ngikutin gue" terang lea.

"iya juga sihh, ohh iya.. gue mau cerita sama lo" jawab elsa tiba tiba mengganti topik pembicaraan.

"cerita apaan?" tanya lea penasaran.

"gue jadian sama daniel" ucap elsa terus terang.

"yang mana itu?" tanya lea bingung karena elsa sering bergonta ganti pasangan.

"adalah pokoknya, dia senior kita dan hari ini gue di ajakin clubbing sama dia" ujar elsa merasa senang.

"hahhh! clubbing?" tanya lea terkejut.

"iyaa, lo jangan bilang bilang orang tua gue ya.. kalo gue pergi clubbing? plisss bangettt" ujar elsa sambil memohon.

"engga ahh, kalo lo kenapa kenapa gue di omelin gimana?" tanya lea khawatir.

"enggak bakalan, gue bisa jaga diri lea! lo kan tau gue jago taekwondo? yahhh pliss?" mohon elsa.

"serah lo deh, tapi inget ya kalo ada apa apa gue ga ikutan" jawab lea pasrah.

"siap! boss" ujar elsa senang

"kalo gitu aku mau siap2 dulu, byeee" ucap elsa berjalan menuju ke kamarnya.

sementara lea juga masuk ke dalam kamarnya lalu berbaring di tempat tidur.

lea jadi berfikir, elsa sudah sering berganti ganti pacar, hal biasa jika anak anak seumurannya main di bar atau clubbing, hanya saja ia berfikir tak ada waktu untuk dirinya melakukan hal semacam itu, lagi pula ia tak punya cukup uang untuk dihamburkan seperti elsa.

lea hanya bisa menarik nafas panjang, ia belum pernah bersenang senang sebelumnya karena sibuk mencari uang.

ting!.

Di tengah lamunannya tiba tiba ponsel lea berbunyi tanda sebuah pesan masuk.

***

"aku udah sampek di rumah, kamu udah tidur belum?"

pesan masuk dari mathias.

seketika lea tersenyum dan segera membalas.

"aku lagi mau tidur ini" balas lea.

"Selamat tidur lea, sampai ketemu besok" tulis mathias lagi.

"iyaaa, sampai besok ya" tulis lea lalu menutup ponselnya dan segera tidur.

lea pun tertidur.

beberapa saat kemudian, sekitar jam 3 pagi terdengar suara ketukan pintu, lea yang sangat sensitif dengan suara pun terbangun.

"aduhh siapa sihhh! jam segini datang? mana elsa belum pulang lagi?" ucap lea kesal karena ia masih mengantuk.

"leaaa?!! bukaaa pintunya?" teriak elsa terdengar lirih.

mendengar suara elsa, sontak lea turun dari tempat tidur, berjalan keluar kamar untuk membukakan pintu.

Lama lama ketukan pintunya jadi sebuah gedoran keras karena lea belum juga membukakan pintu.

"aduhhh sebentar!" ucap lea mulai kesal.

lea buru buru membuka pintu, dan betapa terkejutnya ia melihat elsa yang terlihat lemas.

"ini...ini kenapa!?" tanya lea panik melihat keadaan elsa sempoyongan di bopong oleh seorang pria.

"dia mabuk, kamarnya elsa dimana?" tanyanya.

"ya udah bawa masuk, ayo sini" ujar lea memipin jalan menuju kamar elsa.

Mereka masuk kedalam kosan menuju kamar elsa, lalu pria itu menaruh elsa di tempat tidurnya.

"lo.. lea kan temen ngekosnya elsa?" tanyanya.

"iyaa.. lo siapa?" tanya lea.

"kenalin gue daniel, pacarnya elsa" ujar daniel sambil mengulurkan tangan.

"lea" jawab lea sambil menjabat tangan daniel dan segera melepasnya.

"kalo gitu gue balik dulu ya?" pamit daniel.

"iya iya" jawab lea sambil berjalan mengantar daniel keluar.

Setelah daniel pergi, lea kembali masuk dan mengunci pintu.

"ada ada aja si elsa, pakek mabuk segala" gerutu lea langsung masuk ke kamarnya untuk kembali tidur.

Dan ke esokan harinya, hari ini lea ada kelas pagi dan ia sengaja bangun pagi untuk bersiap.

"bukanya elsa ada kelas pagi juga ya?" ucap lea berjalan menuju ke kamar elsa.

"saa?! elsaaa!? banguuunn! lu ada kelas pagi ini?!" ujar lea sambil mencoba membangunkan elsa.

"nghhhhh... gue ngantuk lea... jangan ganggu ihhh" ucap elsa masih setengah sadar.

"ishhh ni anak, serahhh deh gue mau berangkat!" ujar lea segera keluar dari kamar elsa.

lea keluar dari kosan menuju warung soto langganannya untuk sarapan sebelum pergi ke kampus.

warung soto selalu ramai pengunjung, lea mengantri sebentar untuk makan.

"pak sotonya satu kek biasanya ya?" ucap lea.

"iya non, tunggu ya?" ujarnya.

lea pun duduk sambil menunggu pesanannya, setalah siap lea pun segera memakan sarapannya dengan lahap.

selesai sarapan lea pun melanjutkan perjalanan menuju kampus, untungnya jarak kampus dari kosannya tidak jauh.

sesampainya di kampus, lea seperti biasa langsung masuk kedalam kelas untuk mencari tempat duduk yang nyaman.

ting!

sebuah pesan masuk, lea segera mengeluarkan ponselnya di dalam tas, dan ternyata itu dari mathias.

"hari ini kamu pulang jam berapa?" tanya Mathias.

lea pun segera membalasnya.

"sekitar jam 1" jawab lea

"aku selesai jam 12, aku tunggu di aula sekolah ya?" balas Mathias.

"okeee" balas lea.

kelas pun di mulai.

Skip.

Selesai kelas, lea segera menuju aula untuk menemui mathias.

sesampainya lea di depan aula, terlihat banyak wanita tengah mengerumuni mathias.

"wahhh ternyata dia hidup dengan baik disini" ucap lea sambil tersenyum, karena dulu lea sangat khawatir karena Mathias sulit mendapatkan teman.

mathias yang melihat lea segera melambaikan tangan ke arahnya.

"leaaaa?" panggil Mathias.

lea pun segera menghampiri Mathias.

"permisi" ucap lea pada gadis gadis yang menghalangi jalannya untuk menghampiri Mathias.

"maaf ya bikin kamu nunggu lama?!" ujar lea merasa tidak enak.

"iya gpp, ya udah yuk?" ajak mathias sambil merangkul lea.

seketika membuat gadis gadis disana menatap tajam ke arah lea.

"emmm.. keknya kamu harus jelasin dehhh sama mereka, guys aku temennya Mathias jadi kalian jangan salah paham ya?" ucap lea sambil melepas rangkulan mathias.

"ohhh cuman temen tohhh" jawab mereka barengan.

"kita duluan ya mau belajar" ucap lea merasa canggung.

Mathias pun merasa bingung dengan sikap lea.

"kamu ngapain sihhh kek gitu tadi?" tanya mathias heran.

"kamu ga liat tadi, mereka natap aku tajem banget udah kek mau copot tu mata, aku ga mau ya di serang fans kamu" ucap lea.

"fans apaan coba? ga akan aku biarin siapapun gangguin kamu" jawab mathias.

"ohh ya?" tanya lea.

"iyaa, jadi tenang aja" ucap mathias lalu merangkul lea lagi.

hari ini mereka belajar di sebuah kafe, Mathias juga mudah mengerti apa yang di sampaikan oleh lea, selama belajar mathias juga sangat serius.

sekita 3 jam mereka belajar, hinga akhirnya.

kruughhh...krughhh!

suara perut lea berbunyi.

"kamu laper?" tanya mathias.

"hehe...iyaa" ucap lea meringis sambil menahan malu.

"ya udah, sampai di sini dulu besok lagi" ucap mathias menutup bukunya.

"okeee" jawab lea.

"kamu pesen aja, mau makan apa hari ini?" tanya mathias.

"mmm... bentar aku liat dulu" ujar lea sambil melihat lihat menunya.

"aku... mau chiken katsu sama kari pake nasi minumnya jus semangka" ucap lea.

"mba? mau pesen?"ucap mathias sambil mengangkat tangannya.

Pelayan pun datang menghampiri mereka.

"chiken katsu sama kari pake nasi dua jus semangka satu, jus stroberi satu" ucap mathias.

"okeee, di tunggu ya" jawab pelayan.

bener bener lu ya elsa!

Lea merasa sangat senang bisa bekerja kepada mathias, karena tak sesulit ia bekerja kepada orang lain sebelumnya.

Lea mengajar mathias sekitar 3 jam-an selebihnya mereka pergi makan dan berjalan jalan, hingga 1 bulan kemudian.

hari ini sepulang bersama Mathias sekitar jam 9 malam lea mendapati kosan terlihat sepi, lagi lagi elsa tidak ada di kosan karena keluar bersama pacarnya, elsa jadi sering pulang subuh dan sering absen kelas semenjak berpacaran dengan daniel.

lea tidak ingin terlalu ikut campur urusan elsa, namun ia sedikit khawatir kepada elsa.

lea hendak tidur, namun ia mendengar suara pintu kosan terbuka, ia tau itu pasti elsa.

"tumben banget jam segini udah pulang" batin lea yang berada di dalam kamarnya.

***

"jam segini lea udah tidur, jadi malam ini kamu tidur disini aja" ucap elsa.

lea mendengar itu segera menutup mulutnya.

brakkk.

suara pintu tertutup dengan kasar, lea mencoba mengintip dari bolongan kunci di pintu karena ingin tau apa yang terjadi di luar kamarnya.

betapa terkejutnya ia melihat elsa dan daniel berciuman di depan kamarnya, lea sontak terkejut membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

daniel menggendong elsa masuk kedalam kamar elsa lalu menguncinya.

"gilaa!!" ucap lea syok dengan barusan apa yang ia lihat.

lea kembali terkejut saat mendengar suara elsa.

"ahhhhh.....nghhhh...pelan..pelan sayang?" suara desahan elsa terdengar jelas ke kamar lea.

lea benar benar ketakutan mendengar itu, ia bingung harus apa, ia mencoba untuk tidur namun suara desahan elsa dan daniel terdengar jelas di telinganya.

"arghhhh! sialan! sampek kapan sihhhh ini begini" gerutu lea di dalam kamarnya sambil menutup telinganya dengan bantal.

hingga beberapa saat kemudian.

"gila! ini jam 2 pagi lohhh.. mereka ga selesai juga?" ujar lea mulai kesal karena ia tak bisa tidur karena terus mendengar suara elsa dan daniel.

alhasil lea tidak bisa tidur hingga di pagi hari, namun ia harus berangkat ke kampus jam 8 pagi, membuatnya benar benar mengantuk karena belum sempat tidur.

bahkan saat lea berangkat ke kampus elsa dan daniel belum juga keluar dari kamarnya.

sesampainya di kampus lea duduk di kelas dan langsung tertidur, matanya benar benar terasa berat dan sangat mengantuk.

"lea?lea..?" panggil seseorang di samping lea.

"nghhhh?" lea hanya menggeliat karena matanya terasa berat untuk di buka dan tetap tidak mau bangun.

ternyata itu mathias, Mathias menutupi lea yang tertidur dengan buku agar tidak ketahuan oleh dosen, untungnya hari ini lea mengambil posisi paling belakang, biasanya lea duduk paling depan.

lea benar benar tertidur hingga kelas berakhir, sementara mathias dengan setia menemaninya.

Mathias diam diam menatap wajah lea yang tertidur pulas, meski begitu lea terlihat sangat cantik saat tertidur, membuat mathias tersenyum sendiri saat melihatnya.

beberapa saat kemudian.

"nghhhhh..." lea mulai terbangun sambil mencoba menggerakkan tubuhnya yang terasa pegal karena tidurnya membungkuk ke meja.

"huaaaa!" lea menguap.

lea menatap ke depan, terlihat kelas sudah sangat sepi tak ada orang lain.

"astaga! ini jam berapa?" ujar lea panik langsung bangkit dari kursinya.

"jam 4 sore" jawab mathias dengan nada datar di sampingnya.

"hahhh? serius? kenapa ga bangunin aku?" tanya lea panik.

"kamu abis ngapain sihhh sampek ngantuk gitu?" tanya Mathias penasaran menatap lea.

"itu.. panjang ceritanya" ucap lea merasa gugup.

"ya udah yukk, gara gara kamu nihh Sampek jam segini aku di kampus" ucap mathias cemberut.

"maaf ya?kenapa ga di bangunin aja sihhh? atau siram pakek air gitu biar bangun?" ujar lea ngasal takut mathias ngambek.

"yang bener aja?" jawab Mathias heran.

"terus.. kamu mau aku ngajar kapan nihh?" tanya lea merasa tidak enak.

"ya sekarang, aku lagi dapet banyak tugas nihh bantuin" ucap mathias.

"ya udah dehhh" jawab lea pasrah.

seperti biasa lea mengajar mathias di kafe, tapi sebelum mengajar less mereka makan dulu, karena belum makan siang.

beberapa saat kemudian, mereka pun selesai dan beranjak untuk pulang.

Mathias tengah membereskan buku bukunya, sementara lea hanya diam.

"lohhh kok diem? ga mau pulang?" tanya Mathias heran melihat lea begitu santai.

"aku.. ga pengen pulang" jawab lea sambil memasang wajah masam.

"kenapa?" tanya mathias penasaran.

"kayanya aku harus ngekos sendiri dehhh" ucap lea tiba tiba.

"kok tiba tiba ngomong gitu, jelasin ada apa?" tanya mathias serius.

"semalem itu.. elsa bawa pacarnya ke kosan, terus mereka... yah gitu deh pokoknya, suara mereka tu kedengaran sampek ke kamar aku! aku ga bisa tidur" terang lea merasa frustasi.

"parah banget si elsa, ya udah ayo kerumahku aja?" ajak Mathias.

"lahhhh ngapain?" tanya lea terkejut

"elsa itu ga waras, kamu pindah aja tingal sama aku?!" ucap mathias.

"ya ga di rumah kamu juga kali" ujar lea.

lea tau jika elsa dan Mathias selalu tidak akur sejak dulu, mereka selalu berebut dirinya untuk bermain.

"kalo di apartemen aku gimana?" tanya Mathias.

"apartemen?" tanya lea sambil mengerutkan keningnya.

"iyaa, mau liat dulu ga tempatnya?" tanya Mathias.

"emang bolehhh?" tanya lea.

"iya boleh, apa sihhh yang ga buat kamu" jawab mathias sambil tersenyum.

lea sangat bingung dengan kata kata itu, namun ia tak mau banyak tanya, lea mengiyakan ajakan mathias untuk melihat dulu apartemennya.

Mereka langsung pergi ke tempat apartemen mathias, sampai di lobi mereka langsung naik lift menuju lantai ke 70.

lea hanya diam mengikuti mathias, hingga sampailah mereka di apartemen mathias.

Mathias memasukan kode pin lalu masuk kedalam di ikuti oleh lea di belakangnya.

"disini ada siapa aja?" tanya lea merasa canggung sambil celingukan.

"ga ada siapa siapa" jawab Mathias.

"lohhh terus selama ini siapa yang nempatin?" tanya lea heran.

"ga ada, ini tempat pelarian aku aja kalo lagi ada masalah dirumah, baru deh aku nginep disini" jawab mathias.

"ini besar banget lohhh apartemennya, sayang banget di anggurin" ucapan lea sambil melihat lihat seluruh ruangan.

Mathias berjalan menghampiri lea.

"makanya kamu tinggal disini aja? ga usah di kosan itu lagi, yahhh?" ucapan mathias sambil menatap wajah lea.

"terus... aku harus bayar sewa berapa?" tanya lea ragu.

"ga perlu, kamu boleh tingal kapanpun kamu mau" jawab Mathias dengan enteng.

"ahhh jangan bercanda dehhh?!" ujar lea tak percaya dengan nada agak tertawa.

"emang keliatan bercanda ya?" tanya Mathias serius.

"jadi kamu serius?" tanya lea agak gugup.

"ya iya lahh" jawab Mathias sambil tersenyum.

"tapi.. aku takut masa di tempat sebesar ini sendirian, entar ada hantu gimana gara gara ga pernah di tempatin?" ujar lea menatap ke arah langit langit apartemen dengan agak merinding.

"kamu kebanyakan nonton horor deh, terus kamu mau aku disini juga?" tanya Mathias ngasal.

"ya iya... masa aku sendirian, untuk malem ini aja abis itu baru aku putusin?yahhh plisss" mohon lea.

mathias tiba tiba terlihat gugup saat lea memohon untuk dirinya tetap tinggal.

"emmh...ya udah kalo kamu maunya gitu" jawab mathias sambil duduk di sofa.

"ohh iya.. tapi aku ga bawa baju ganti" ujar lea sambil cemberut.

"kamu mandi dulu sana, nanti aku pesenin baju" ucap Mathias.

"ya udah dehhh, aku mandi dulu ya?" jawab lea senang.

...

"ohh iya kamar mandinya dimana?" tanya lea kembali menoleh ke arah Mathias.

"itu di kamar" jawab mathias.

"okeee dehhh" jawab lea berjalan menuju kamar.

meski apartemennya besar namun kamarnya hanya satu, ruang tamu, ruang tv dan dapur.

lea sangat terpukau dengan kamar yang luas dan mewah, bahkan ranjangnya sangat besar muat untuk 8 orang, kamar mandinya juga luas, terdapat wastafel dengan cermin yang lebar untuk skin care an, bat up dan juga shower, toiletnya juga terpisah.

lea senang karena ia bisa mandi air hangat disini, bahkan sabunnya sangat wangi, membuatnya ingin berlama lama di dalam kamar mandi.

beberapa saat kemudian, lea selesai mandi hanya berbalut handuk di tubuhnya, ia tengah berdiri di depan wastafel untuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

tok tok tok.

Suara ketukan pintu membuat lea agak kaget lalu segera mematikan hair dryernya.

"lea?" panggil Mathias dari luar.

"iyaaa?" jawab lea berjalan untuk membuka pintu kamar mandi.

"iya?" tanya lea stelah membuka pintu.

seketika mathias mendadak terdiam mematung saat melihat lea yang hanya berbalut handuk di tubuhnya.

"ini bajunya ya?" tanya lea langsung mengambilnya dari tangan Mathias.

"ahh iyaa... aku ga tau kamu suka yang mana, jadi aku pesan random aja" ujar Mathias agak gugup.

"ohh gitu, ya udah makasi ya.. aku mau ganti baju dulu" ucap lea lalu menutup pintunya.

Mathias masih mematung di depan pintu lalu mengedipkan matanya berkali kali.

"ada apa denganku?" ucap mathias lalu berjalan keluar dari kamar dan menggelengkan kepalanya.

sementara itu lea yang berada di dalam kamar mandi, ia tengah membuka paket baju yang di pesan oleh mathias.

ia sangat senang melihat dress piyama yang indah yang bahkan belum pernah ia punya, meski terlihat sexy lea begitu menyukainya.

ia mencobanya satu persatu, semua pas di badan lea, namun ada yang kurang.

"tidak ada dalamannya" ucap lea bingung.

lea berfikir ia tidak mungkin meminta kepada Mathias untuk di belikan cd dan bra, untungnya dress ini langsung dengan bra namun tak ada cdnya.

"ya udah lah, lagian untuk hari ini aja, cuman tidur" ucap lea santai lalu berjalan keluar dari kamar mandi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!