NovelToon NovelToon

MENGEJAR CINTA TUAN PUTRI

Pengenalan Tokoh

Bab 1 PENGENALAN TOKOH

Aneska Qaila Putri Fabian (24 tahun)

Aneska Qaila Putri, keluarga dan orang-orang terdekatnya biasa memanggilnya Aneska.

Aneska adalah putri pertama dari pengusaha yang cukup terkenal di Jakarta, Aneska adalah orang yang baik, namun berhati dingin, dan sangat cuek dengan pendapat orang di sekitarnya namun jika sudah mengenalnya, dia akan sangat menyayangi dan memperdulikan orang-orang tersebut.

Sejak kecil dia sudah di didik untuk menjadi penerus keluarganya karena hanya dia yang memahami dan tertarik dengan urusan perkantoran. Aneska juga memiliki seorang adik perempuan bernama Aneisha, dia adalah seorang gadis manja dan selalu mencari perhatian dari Aneska, dia sama sekali tidak tertarik dengan urusan perusahaan dan tidak berniat untuk meneruskan perusahaan orang tuanya. Aneska sangat menyayangi adiknya dan mengabulkan semua keinginan adiknya.

Kehidupan Aneska dan adiknya sangat sempurna, mereka terlahir di keluarga yang tidak kekurangan apapun dan selalu mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya. Lalu seketika kebahagiaan itu hancur setelah kabar kematian orang tuanya yang membuat hati Aneska dan Aneisha hancur dan membuat keadaan Aneska dan adiknya menjadi tidak karuan.

Aneisha Qiana Putri Fabian (19 tahun)

Aneisha Qiana Putri, biasa di panggil Aneisha. Aneisha adalah adik kesayangan Aneska, Aneisha adalah gadis yang sangat manja, baik, ramah dan juga periang sangat bertolak belakang dengan sifat kakaknya yang dingin. Cita-citanya adalah sebagai seorang model, tetapi saat dia lulus SMA kedua orang tuanya selalu menyuruhnya untuk kuliah dan mengambil jurusan manajemen namun dia selalu menolaknya, dia tidak pernah tertarik dengan dunia bisnis sama sekali.

Dia selalu menyuruh kakaknya untuk menjadi penerus perusahaan, sedangkan dia sangat ingin melanjutkan sekolah modelling untuk mencapai cita-citanya menjadi model internasional. Kedua orang tuanya dan kakaknya selalu menganggap remeh cita-citanya, mereka selalu bilang jika seorang model tidak akan bertahan selamanya.

Namun setelah membujuk keluarganya akhirnya dia di ijinkan untuk melanjutkan ke sekolah modelling tapi dengan syarat dia tetap harus berkuliah di jurusan manajemen.

Akhirnya Aneisha menyetujuinya dan hal itu membuatnya menjadi sangat sibuk sehingga tidak pernah memiliki banyak waktu untuk pergi bersama teman-temannya karena memiliki dua jadwal sekolah yang sangat padat. Tetapi Aneisha berusaha untuk menikmatinya.

Elvan Arka Bagaskara (27 tahun)

Elvan Arka Bagaskara, biasa di panggil Elvan. Dia adalah seorang pria yang sangat tampan, baik dan juga kaya raya. Elvan adalah pria yang sangat ramah kepada siapapun sehingga mampu membuat wanita yang mengenalnya menjadi salah paham karena keramahannya.

Elvan adalah anak tunggal dari pengusaha properti terbesar di Indonesia bahkan di Dunia, orang tuanya memiliki banyak cabang bisnis yang terkenal di mana-mana. Sejak kecil, Elvan di didik menjadi seorang penerus perusahaan Bagaskara, setiap hari setelah pulang sekolah Elvan selalu mengikuti banyak les privat seperti les Bahasa Inggris, les matematika dan mata pelajaran lainnya yang berhubungan dengan dunia bisnis, bahkan Elvan tidak memiliki teman sejak kecil karena terlalu banyak kegiatan.

Papa Elvan adalah orang yang tegas sedangkan mama Elvan adalah seorang wanita yang sangat penyayang dan lemah lembut, mamanya selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah kepada Elvan.

Kanaya Adibrata (24 tahun)

Kanaya Adibrata, biasa di panggil Kanaya. Kanaya adalah sahabat baik Aneska sejak kecil, sejak kecil mereka bersekolah di sekolah yang sama dan rumah mereka berada di komplek yang sama. Sangking dekatnya dengan Aneska, Kanaya sering kali di sebut sebagai kembaran Aneska. Kanaya dan Aneska memang sangat dekat bagaikan saudara kandung, bahkan kedua orang tua mereka saling mengenal satu sama lain, mereka juga sering liburan keluarga bersama-sama.

Kanaya adalah seorang gadis baik, ramah, dan sangat penyayang, dia juga adalah orang yang mudah akrab dengan siapapun. Semenjak kematian kedua orang tua Aneska, Kanaya adalah satu-satunya orang yang selalu ada untuk Aneska dan Aneisha, dan dia juga selalu menjaga mereka. Kanaya lah yang selalu menyemangatinya agar tetap bertahan menghadapi semua cobaan yang mereka hadapi.

Adibrata Gavin (20 tahun)

Biasa di panggil Gavin, dia adalah adik kesayangan Kanaya, Gavin adalah seorang yang periang, namun dingin, terhadap wanita manapun kecuali Aneisha, dia juga hanya menunjukan sifat lucunya kepada kakaknya Kanaya. Gavin adalah mahasiswa terpopuler di kampusnya, ia sangat ramah kepada semua orang dan selalu didekati banyak wanita dikampusnya namun tidak menghiraukannya.

Sifat Gavin yang masih belum dewasa membuat Kanaya mengkhawatirkannya, Gavin masih senang bermain dan bersenang-senang dengan teman temannya, Kanaya sang kakak pun sering kali menasehati Gavin agar berubah tetapi tetap tidak didengar oleh Gavin, Gavin sangat menyayangi sang kakak, tetapi sifat kekanakannya tidak pernah berubah hingga dia dewasa.

Diam-diam Gavin menyukai Aneisha, karena sejak kecil mereka selalu bersama membuat Gavin menyayangi Aneisha entah sebagai adik atau yang lain, Gavin sangat baik dan hangat kepada Aneisha, apapun yang di inginkan Aneisha dia akan selalu menurutinya, bahkan jika Aneisha membutuhkannya padalah dia sedang bermain dengan teman-temannya, Gavin akan selalu mementingkan Aneisha.

Evano Syahreza Prasetya (26 tahun)

Evano adalah adik sepupu Elvan dan juga mantan kekasih Aneska saat mereka berada di kampus yang sama. Evano adalah pria yang Baik, ramah, dan juga berwibawa. Evano adalah kakak tingkat Aneska saat dikampus dulu dan disitulah mereka saling mengenal satu sama lain sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran, ia adalah orang yang banyak disukai para wanita karena sifat ramahnya kepada semua orang, itulah yang membuat Aneska memutuskannya.

Aneska melihat Evano selalu dekat dengan wanita lain, bahkan banyak sekali wanita yang mengaku jika mereka adalah pacar Evano yang lain bahkan Aneska selalu mendapatkan terror dari penggemar Evano sehingga membuat Aneska tidak nyaman dan memutuskan Evano, dan yang lebih membuat Aneska membenci Evano adalah saat Aneska memutuskannya Evano sama sekali tidak perduli dan bahkan tidak bertanya tentang alasan Aneska memutuskan Evano, entah apakah perasaannya kepada Aneska sudah menghilang atau memang dari awal dia memang tidak mencintai Aneska, karena dulu Evano mengungkapkan perasannya kepada Aneska karena Aneska termasuk ke dalam mahasiswi yang sangat popular di kampusnya.

Belvina Zaina (25 tahun)

Belvina adalah sepupu Aneska dan Aneisha, Belvina adalah gadis yang egois dan selalu ingin mendapatkan semua yang dia inginkan, Belvina adalah putri semata wayang dari Alex.

Alex adalah kakak dari papanya Aneska dan Aneisha, mama Belvina meninggalkan papanya dan pergi bersama laki-laki lain saat Belvina berusia 10 tahun, itulah yang membuat Belvina iri dengan kebahagiaan Aneska dan Aneisha, awalnya mereka bertiga sangatlah akrab namun tiba-tiba Belvina menjadi egois dan menginginkan apa yang menjadi milik Aneska.

Bahkan dia juga ingin merebut perusahaan yang akan menjadi milik Aneska. Sebenarnya Alex sangat menyayangi kedua keponakannya itu, namun karena besarnya kasih sayang Alex kepada putrinya membuatnya menjadi egois dan berusaha untuk merebut perusahaan adiknya sendiri demi keegoisan putrinya.

PEMAKAMAN

BAB 2

Di depan rumah mewah Aneska, ada banyak sekali ucapan bunga beruliskan turut berduka cita atas kematian kedua orang tua Aneska. Ada banyak sekali pengusaha-pengusaha yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga mereka.

Di dalam rumah, Aneska dan Aneisha menangis sejadi-jadinya di depan mayat orang tuanya. Aneska merasa kepergian kedua orang tuanya sangat mendadak dan tidak masuk akal.

“Hikss,, hikss,, bagaimana nasib kita sekarang kak? Bagaimana kehidupan kita setelah ini kak? Hikss,,” ucap Aneisha yang menangis sesegukan.

“Entahlah Nei, bagaimana nasib kita setelah ini, kita hanya bisa pasrah kepada nasib. hikss,, hikss.” Aneska yang biasanya selalu kuat, kali ini dia tidak bisa menahan tangisnya.

Kanaya dan Gavin datang dan segera berlari menghampiri Aneska dan Aneisha. Kanaya memeluk Aneska dengan erat, sedangkan Gavin memeluk Aneisha dan berusaha untuk menenangkannya.

“Hikss,, hikss Nay, orang tuaku sudah tidak ada hikss, bagaimana ini Nay. Aku harus bagaimana?” ucap Aneska yang menangis semakin kencang.

“Ssstt,, tenanglah Nes, aku akan selalu ada untukmu dan selalu menemanimu.” Ucap Kanaya mencoba untuk menenangkan Aneska.

Di sisi lain, Aneisha masih tetap menangis di pelukan Gavin dengan tersedu-sedu.

“Sudahlah Nei, kamu harus bersabar menghadapi ini semua. Aku yakin jika kamu kuat, aku akan selalu berada di sampingmu Nei.” Ucap Gavin sambil mengelus rambut Aneisha dengan lembut.

Ditengah-tengah kesedihan mereka, datanglah tuan Bagaskara dan anak laki-lakinya. Kedatangan pebisnis hebat seperti mereka menjadi sorotan bagi semua orang yang berada di sana termasuk Aneska yang memang mengerti tentang bisnis.

Aneska segera menghapus air matanya dan langsung berdiri menyambut tuan Bagaskara dan anaknya.

“Terimakasih karena sudah datang tuan Bagaskara.” Ucap Aneska membungkuk memberi hormat kepada tuan Bagaskara.

Tuan Bagaskara memang sangat dekat dengan orang tua Aneska, mereka adalah sahabat saat masih di bangku sekolah, itulah mengapa Tuan Bagaskara berada di sana untuk mengucapkan belasungkawa kepada Aneska.

Elvan menatap Aneska dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, dia merasa kasihan melihat mata Aneska yang sembab karena habis menangis.

Tuan Bagaskara menghampiri Aneska dan memeluknya.

“Tidak perlu sungkan dengan om Nes, kamu sudah om anggap sebagai anak om sendiri. Om turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu, jika kamu membutuhkan sesuatu om akan berusaha untuk membantumu, dan ada salam dari tante Mala karena tidak bisa kemari dan mengucapkan belasungkawa secara langsung, tante Mala sedang sibuk dengan butiknya saat ini.” jelas tuan Bagaskara.

Aneska sebenarnya sangat dekat dengan Tuan Bagaskara dan tante Mala istri dari tuan Bagaskara, tapi karena ada banyak orang di sana, Aneska tidak enak jika harus memanggil tuan Bagaskara dengan sebutan om.

“T,,terimakasih atas perhatiannya om, Aneska akan menghubungi om Bagas jika memang terjadi sesuatu. Sekali lagi terimakasih om.” Ucap Aneska.

“Sudahlah, berhenti menangis. Kamu adalah sosok gadis yang kuat, om tau kamu mampu menghadapi semua ini.”

Aneska hanya tersenyum menanggapi ucapan teman papanya itu.

“Oh iya, kenalkan ini adalah anak om. Dia baru saja pulang dari luar negeri.” Ucap tuan Bagaskara menyuruh Elvan untuk memperkenalkan dirinya.

“Elvan.” Ucap Elvan sambil mengulurkan tangannya.

Dengan ragu Aneska membalas uluran tangan Elvan dan tersenyum kepadanya.

“Aneska.” Ucap Aneska.

“Semoga kamu dan adikmu bisa mengatasi semua ini.” ucap Elvan mencoba menenangkan Aneska sambil melirik ke arah Aneisha yang masih menangis.

Aneska melihat tatapan mata Elvan yang melirik ke arah Aneisha dengan segera meminta maaf.

“Maaf karena adikku tidak menyambut kalian, aku akan menyuruhnya untuk berdiri dan meyambut kalian.” Ucap Aneska.

“Tidak usah, dia masih kecil dia pasti sangat terpukul. Itulah kenapa kamu harus kuat agar bisa menguatkan adikmu.” Ucap tuan Bagaskara yang melarang Aneska untuk memanggil adiknya.

“Kapan orang tuamu akan dimakamkan?” tanya tuan Bagaskara kembali.

“Nanti sore om.”

“Baiklah kalau begitu, om pamit dulu ya Nes. Kamu dan Elvan harus menjadi dekat satu sama lain, lebih bagus jika kalian bisa menjadi teman akrab.” Ucap tuan Bagaskara sebelum mereka berpamitan kepada Aneska.

Saat tuan Bagaskara dan Elvan ingin keluar dari ruangan itu, tiba-tiba saja om Aneska dan beberapa orang yang mengenakan jas hitam datang beramai-ramai dan membuat tuan Bagaskara curiga dan kembali menoleh untuk melihat apa yang terjadi.

“Siapa orang itu? Bagaimana bisa mereka berani melewati papa tanpa menyapanya. Apa mereka tidak mengenal papa?” batin Elvan yang melihat Alex dan orang-orang di belakangnya sama sekali tidak memperdulikan keberadaan papanya.

“Kamu dan adikmu harus keluar dari rumah ini hari ini juga.” Bentak Alex di hadapan Aneska.

Aneska terkejut mendengar teriakan omnya itu, bagaimana bisa di saat seperti ini dia menyuruhnya dan adiknya untuk meninggalkan rumah orang tuanya.

“Tapi om, ini adalah rumah orang tuaku untuk apa aku dan adikku keluar dari rumah ini!?” tanya Aneska dengan nada sedikit meninggi.

“Karena rumah ini dan perusahaan adikku sudah menjadi milikku mulai hari ini, dan besok kamu tidak perlu bekerja di perusahaan itu lagi!”

“A,,apa? Apa maksud om Alex? Jika aku tidak bekerja disana lalu bagaimana aku dan adikku bisa bertaha hidup!? Lalu jika bukan tinggal disini, dimana aku dan adikku akan tinggal!?” bentak Aneska yang sudah mulai kesal dengan omnya itu.

“Terserah kamu, itu adalah urusanmu intinya rumah dan perusahaanmu menjadi milikku mulai hari ini! jika kalian ingin tetap tinggal di rumah ini, berarti kalian harus melayani anakku dan merapihkan seluruh ruangan yang ada di rumah ini!”

Aneisha kembali menangis mendengar ucapan omnya itu, sedangkan Aneska mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya.

Tuan Bagaskara terkejut mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut Alex. Dari dulu Bagas memang sangat tidak menyukai Alex yang terlalu berambisi.

“Kasihan sekali mereka, sepertinya mereka bernasib buruk hingga mereka mengalami hal seperti ini.” batin Elvan yang melihat kejadian itu.

Tuan Bagaskara ingin menghampiri mereka namun di tahan oleh Elvan.

“Jangan pa, biarkan mereka mengatasi masalah mereka sendiri itu akan membuat mental mereka menjadi kuat. Setelah ini aku akan membantu mereka untuk menjadi lebih kuat agar mampu melawan orang-orang jahat itu.” Ucap Elvan.

Tuan Bagaskara yang menganggap ucapan anaknya itu benar hanya mengangguk menuruti perkataannya.

“Papa ingin kamu mengurus masalah ini Van, kalau bisa kamu harus mengajak mereka berdua tinggal di rumah kita itu akan lebih bagus.” Ucap tuan Bagaskara lalu meninggalkan anaknya di tempat itu.

Elvan hanya menganggukkan kepalanya dan masih tetap melihat apa yang di lakukan oleh Alex kepada kedua keponakannya.

“Setelah pemakaman orang tuamu, aku ingin kalian berdua segera meninggalkan rumah ini!” bentak Alex.

Kebetulan di sana memang sudah tidak banyak orang, dan Alex juga tidak menyadari keberadaan Bagaskara di ruangan itu. Mungkin jika dia melihat kehadiran sahabat adiknya itu, dia akan berpura-pura baik kepada kedua keponakannya itu.

Tidak jauh dari pintu, Elvan melihat ada seorang wanita yang menatap ke arah Alex dan Aneska yang melipat kedua tangannya di dadanya dengan tatapan sinis dan senyum penuh kemenangan.

“Apakah wanita ini adalah anak dari pria sombong itu?” batin Elvan yang sedari tadi melihat ekspresi wajah wanita itu.

RUMAH KELUARGA BAGASKARA

Bab 3

Setelah selesai pemakaman orang tua Aneska dan Aneisha, Belvina yang tidak lain adalah kakak sepupu Aneska dan Aneisha menghampiri mereka dengan tangan yang masih di lipat di dadanya.

“Bukankan orang tua kalian sudah di makamkan? Sekarang silahkan pergi dari rumah ini!” ketus Belvina.

Kanaya yang mendengar ucapan Belvina ingin sekali menampar pipinya, namun Aneska menahannya dan menggenggam tangan Kanaya.

“Baiklah, aku akan keluar dari rumah ini dan membiarkanmu menikmati kemewahan dari hasil jerih payah orang tuaku untuk sementara waktu, karena saat waktunya tiba aku akan melihat kehancuranmu kakak sepupuku tersayang. Dan satu hal lagi, titipkan salamku untuk om Alex yang amat sangat baik itu.” Ucap Aneska dengan tersenyum namun terselip sindiran di setiap perkataannya.

Belvina merasa kesal dengan perkataan Aneska, namun dia tidak menghiraukannya dan memberikan senyuman sinis kepada adik sepupunya itu.

Elvan yang masih berada di sana dan melihat kejadian itu hanya tersenyum melihat Aneska yang mampu membuat wanita sombong di hadapannya kesal.

“Wanita yang menarik, ternyata dia tidak selemah yang aku fikirkan.” Gumam Elvan.

Aneska berusaha merangkul adiknya yang sudah berhenti menangis. Kanaya dan Gavin selalu mendampingi mereka berdua kemana pun.

“Nes, kalian tinggal di apartmentku saja ya, aku tidak akan membiarkan kalian terlantar di luar sana.” ucap Kanaya menawarkan bantuan kepada Aneska.

“Tidak usah Nay, aku akan mencari sebuah apartment kecil untukku dan adikku. Aku masih memiliki sedikit tabungan dan aku juga bisa menjual mobilku jika uang tabunganku kurang untuk menyewa apartment.” Ucap Aneska.

Aneska memang selalu menolak bantuan dari orang lain, namun bukan karena ia sombong. Aneska menolah bantuan dari orang lain karena dia tidak ingin berhutang budi dan tidak ingin menyusahkan orang lain. Selama dia masih mampu untuk bertahan hidup, dia tidak akan pernah meminta bantuan kepada siapapun.

“Benar kata kak Naya, tinggallah di apartment kami kak. Kami akan selalu menerima kedatangan kalian berdua.” Ucap Gavin yang masih membujuk Aneska.

Aneska tersenyum menghampiri Gavin dan memegang pundak adik sahabatnya itu.

“Gavin, kak Anes tau kalau kamu dan kakakmu mengkhawatirkan aku dan Anei, tapi apa kamu meremehkan kakak Anesmu ini? Aku tidak akan membiarkan adik kesayanganku ini terlantar.” Ucap Aneska.

“Tinggallah di rumahku, aku memiliki banyak kamar kosong dan juga papa dan mamaku akan sangat senang menyambut kalian berdua.” Ucap Elvan yang muncul dari belakang mereka secara tiba-tiba.

Aneska dan lainnya terkejut karena kedatangan Elvan yang datang secara tiba-tiba itu.

“Bukankah dia itu anak dari tuan Bagaskara Nes?” bisik Kanaya yang dijawab anggukan oleh Aneska.

“Maaf, apakah kamu berbicara kepada kami?” tanya Aneska.

“Hm, aku berbicara kepadamu dan mengajakmu untuk tinggal di rumahku.” Ucap Elvan sambil tersenyum.

“Maaf tuan Elvan, tapi..” kata-kata Aneska terputus karena Elvan memotongnya.

“Aku tau kamu akan menolak ajakanku, setidaknya ikutlah dulu bersamaku ke rumah dan berbicara dengan papaku.” Ucap Elvan.

Aneska sempat berfikir sejenak dan menoleh ke arah Aneisha untuk menanyakan pendapatnya.

“Bagaimana Nei? Apa kita harus ikut dengannya dulu?” tanya Aneska kepada adiknya.

“Nei terserah sama kakak aja, Nei ikut kemanapun kakak pergi.” Ucap Aneisha dengan lemah.

Aneska menatap Kanaya dan mengangguk memberi kode kepada sahabatnya jika dirinya akan baik-baik saja.

“Baiklah aku akan ikut bersamamu.” Ucap Aneska kepada Elvan.

Elvan tersenyum manis karena Aneska menerima ajakannya.

“Baiklah, mobilmu letakkan saja di sini aku akan menyuruh orang untuk membawanya ke rumahku nanti.” Ucap Elvan.

“Kamu yakin tidak apa-apa Nes? Apa tidak sebaiknya kamu tinggal di apartmentku?” tanya Kanaya meyakinkan.

“Tidak apa-apa Nay, lagipula apartmentmu hanya cukup untuk dua orang. Aku tidak ingin merepotkanmu Nay. Aku akan mencari solusi untuk diriku sendiri, aku akan segera menghubungimu setelah ini.” ucap Aneska lalu memeluk sahabatnya itu.

“Nei, jangan bersedih lagi ya, aku akan selalu ada untukmu.” Ucap Gavin kepada Aneisha.

“Terimakasih kak Gavin, aku akan menghubungi kakak setelah ini.” ucap Aneisha.

“Silahkan.” Ucap Elvan yang mempersilahkan kedua kakak beradik itu naik ke dalam mobilnya.

Aneska dan Aneisha masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan kepada Kanaya dan Gavin.

Aneska duduk di sebelah Elvan yang menyetir, sedangkan Aneisha duduk di bangku belakang dan memejamkan matanya karena dia merasa matanya panas setelah menangis.

“Aku yakin kamu adalah wanita yang kuat dan mampu menghadapi semua musuh-musuhmu kedepannya.” Ucap Elvan membuka pembicaraan dengan Aneska.

“Benarkah? Bagaimana kamu tau? Bagaimanapun juga aku harus tetap kuat menghadapi musuh-musuhku kedepannya, jika tidak mereka akan selalu menindasku.” Ucap Aneska yang menatap lurus kedepan.

“Apa pekerjaanmu?” tanya Elvan.

“Aku bekerja menjadi sekertaris di perusahaan papaku. Dan aku baru saja di pecat secara tidak hormat. Bukankah itu sangat lucu? Di pecat dari perushaan orang tuamu sendiri?” Ucap Aneska dengan senyum getir.

Elvan yang sangat paham dengan perasaan Aneska hanya bisa tersenyum tanpa bisa berbuat apapun untuk membantunya.

Seketika mereka terdiam tanpa berbicara sepatah katapun dan membuat suasana menjadi canggung kembali.

Setelah sekitar 30 menit, mereka akhirnya sampai di rumah mewah milik keluarga Bagaskara. Aneska segera membangunkan Aneisha dari tidurnya.

“Nei, ayo bangun kita sudah sampai.” Ucap Aneska dengan sangat lembut.

Tidak butuh waktu lama Aneisha membuka matanya secara perlahan dan tersenyum kepada kakanya.

“Kita sudah sampai kak?” tanya Aneisha.

“Iya Nei kita sudah sampai, ayo turun.”

Aneisha turun dari mobil dan mengikuti kakaknya berjalan masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga Bagaskara.

“Wah, rumahnya jauh lebih besar dari rumah kita ya kak.” Bisik Aneisha kepada kakaknya yang berada di sebelahnya.

“Sstt,, jangan ngomongin rumah orang Nei. Ingat ya harus sopan sama tamu.” Aneska mengingatkan adiknya.

Aneisha hanya mengangguk mengiyakan ucapan kakaknya.

Elvan mempersilahkan Aneska dan Aneisha untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu mereka dan langsung masuk untuk memanggil orang tuanya.

“Kak, apakah mereka orang yang ramah? Apa mereka akan menyukai kita kak?” tanya Aneisha.

“Selama kita selalu sopan dan menghormati mereka, mereka akan menyukai kita tenanglah, mereka adalah orang baik.”

Tuan Bagaskara dan istrinya menuruni tangga untuk menghampiri mereka, begitupun Elvan yang berjalan di belakang orang tuanya.

“Selamat sore om, tante..” ucap Aneska dan Aneisha secara bersamaan.

“Astaga Anes, Anei kalian sudah sangat besar dan sangat cantik sekali..” tante Mala segera memeluk Aneska dan Aneisha secara bergantian.

“Tante turut berduka cita atas kepergian kedua orang tua kalian, tante juga minta maaf karena tidak bisa datang ke rumah kalian.” Ucap tante Mala.

“Tidak apa-apa tante, om Bagas dan kak Elvan sudah datang itu sudah lebih dari cukup.” ucap Aneska sambil tersenyum.

Mereka semua duduk bersama di ruang tamu dan berbincang-bincang mengenai berbagai macam hal.

“Om sudah tau semua yang di katakana Alex kepada kalian. Kalian tinggalah di rumah ini bersama kami. Kami akan sangat senang jika kalian tinggal bersama di rumah ini.” ucap om Bagas.

“Tapi om, kami tidak ingin menyusahkan keluarga om dan tante.”

“Tidak ada yang di repotkan Nes, tante akan sangat senang jika kalian berdua tinggal di sini, tante tidak akan kesepian dan tante akan memiliki teman berbicara.” Ucap tante Mala.

“Hah, telinga mereka seketika akan copot mendengar ocehan mama setiap hari.” Ejek Elvan.

Aneisha tertawa terbahak-bahak secara tidak sadar dan membuat semua orang menatapnya.

“Hahaha, lucu sekali jika telinga Anei bisa copot hanya karena mendengar ocehan tante Mala.” Ucap Aneisha.

Aneska segera menyolek paha adiknya itu dan melotot kepadanya.

“Nei kamu jangan tertawa seperti itu, ini bukan di rumah kita.” Ucap Aneska memperingati adiknya itu.

Om Bagas, tante Mala, dan Elvan tertawa melihat kelucuan Aneisha yang masih polos itu.

“M,, maaf om, tante, kak Elvan.” Ucap Aneisha menyesal. Sedangka Aneska hanya menggelengkan kepalanya.

“Sudahlah, kalian tinggallah di sini. Om sudah menyuruh pelayan untuk membereskan kamar yang akan kalian tempati. Kalian ber istirahatlah, besok pagi om ingin berbicara dengan Aneska, Aneisha dan Elvan.” Ucap om Bagas.

“Mungkin rumah ini akan ramai dan penuh dengan canda tawa jika mereka berada di sini.” Batin Bagas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!