NovelToon NovelToon

Two Promises

Prolog

[9 April — 2016]

Hari ini, adalah hari pertama bagi kami berdua, di kampus.

"Haruki... bagaimana kabarmu hari ini?"

Seseorang yang aku telepon mengatakannya lagi.

"Tenang saja, aku baik-baik aja kok, Sakura."

Ya, saat ini aku sedang sakit karena terlalu memaksakan diriku untuk belajar.

Dan orang yang aku telepon adalah Yoshimoto Sakura, pacarku.

Aku baru berpacaran dengannya pada saat musim panas tahun lalu. Pada saat itu, Aku merasa sangat senang.

"Benarkah? kau kan lagi demam..."

"Aku baik-baik saja kok, Sakura."

Dan dia adalah orang yang sangat protektif padaku. Dia selalu saja menanyakan kabarku setiap harinya.

Meskipun aku senang, tapi...

"Oh ya, Sakura!."

"Ada apa?," tanya Sakura.

"Semangat ya, kau pasti bisa!."

"Terima kasih, Haruki."

Entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Dia terasa seperti orang lain.

Awalnya, aku mengira kalau dia akan baik-baik saja.

Namun....

[10 April — 2016]

Seorang Dokter dari rumah sakit mengabariku lewat telepon, kalau Sakura mengalami kecelakaan ketika sedang berada di perjalanan pulang.

Saat mendengar kabar tersebut, jantungku berhenti berdetak sesaat.

"Bagaimana kabarnya, dok?."

Berusaha untuk tetap tenang, aku pun bertanya pada Dokter tersebut.

"Setelah dioperasi, kondisinya sedang kritis," jawab Dokter.

"Dia dirawat di rumah sakit apa dok?," tanyaku.

Setelah dokter memberitahuku lokasi rumah sakitnya, aku pun langsung bergegas pergi ke rumah sakit tersebut.

Namun apalah gunanya aku berlari, jika aku tak mampu berbuat apa pun.

Keesokan harinya, Sakura dikabarkan telah meninggal.

Pisau yang tajam seolah telah menusuk hatiku, jantungku berhenti berdetak sesaat.

Mulutku tak mampu mengucapkan sepatah kata pun saat mendengar kabar tersebut.

Yang bisa aku lakukan hanya menangis dan menangis karena telah kehilangannya.

[12 April — 2016]

Aku berdiri di depan makamnya. Mataku tak berhenti meneteskan air mata saat melihat makamnya.

Hari ini, hujan telah berhenti. Meninggalkan tanah yang basah dan wangi bunga pemakaman, memenuhi hari yang suram ini.

Di bawah langit kelabu itu, aku berjanji.

"Jika saja aku dapat menyelamatkannya. Aku ingin menyelamatkannya."

"Seandainya aku dapat kembali ke masa lalu. Aku akan mengubah segalanya."

"Jika saja aku dapat melihatnya sekali lagi. Aku berjanji akan melindunginya."

Sakura...

Maafkan aku...

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Keesokan harinya]

Aku terbangun dari tidurku. Di kepalaku, masih terbayang wajahnya yang sedang tersenyum.

Di dalam kamar apartemen murahan ini, aku akan memulai hidupku tanpanya.

"Lho, memangnya seragam SMA-ku masih digantung di lemari ya?."

Entah mengapa, aku merasakan sesuatu yang aneh hari ini.

Mulai dari suasana yang sudah asing bagiku, sampai seragam SMA yang masih tergantung. Rasanya seperti kembali ke masa lalu.

"Masa lalu?."

"Tunggu, sekarang tanggal berapa?."

Aku segera merogoh saku-ku dan mengambil ponselku.

Ketika menghidupkan kembali ponselku, aku langsung melihat ke deretan angka dan huruf di layar.

"13—April—2015."

Tunggu...

"Ini kan tepat setahun yang lalu!!!."

Apa aku benar-benar kembali ke masa lalu? sepertinya iya.

Aku masih benar-benar ingat hari ini. Hari pertamaku di tahun ketiga SMA. Kami berdua baru berada dalam satu kelas pada tahun ketiga ini.

Hari ini juga, adalah hari pertamaku berbicara dengannya.

"Jam berapa ya, sekarang?," ucapku sambil melihat layar ponsel kembali.

Ketika melihat jam di layar ponsel. Aku terkejut.

"Ini sih hampir telat!!," teriak-ku.

Dengan cepat, aku mempersiapkan diriku untuk pergi ke sekolah.

Sempat aku berpikir, "Kenapa aku kembali ke SMA lagi ya. Lucu sekali rasanya."

Aku pun berlari sekuat tenaga menuju ke sekolah.

Setelah melewati gerbang sekolah itu. Aku langsung menuju ke kelas tanpa melihat papan pengumuman pembagian kelas. Tentu saja, aku kan ingat.

Saat berada di depan kelas. Aku membuka pintu kelas tersebut.

Dengan perlahan, aku membuka pintu kelas. Saat selangkah ke dalam.

Aku melihatnya dengan jelas. Teman-teman sekelasku.

"Sakura belum datang ya?," ucapku dalam hati.

Aku pun melangkah maju ke dalam kelas. Aku langsung menuju meja-ku.

Ketika aku duduk di meja-ku, aku melihatnya memasuki kelas.

Sama seperti yang aku ingat. Dia langsung menempati meja di sebelahku.

Dia menoleh ke arahku. "Perkenalkan, namaku Yoshimoto Sakura. Salam kenal." Suara lembutnya mengingatkanku pada kenangan itu.

Dia masih saja sama ya, langsung berkenalan dengan orang baru sepertiku ini.

Aku tersenyum padanya. "Salam kenal juga, Yoshimoto-san. Namaku, Minamoto Haruki."

Kami berkenalan pada hari ini. Mulai saat ini juga, aku akan mengubah takdir dan menyelamatkannya.

Musim semi yang masih terasa dingin ini. Telah menyelamatkanku dari keputusasaan hari itu.

Namun, hangatnya senyumannya. Telah kembali membawaku ke hari-hari ini.

Dengan kembalinya aku ke masa lalu. Aku berjanji, akan menyelamatkannya.

Seperti itulah, kisahku dalam memulai untuk mengubah takdir kelam ini.

Mulai saat ini dan seterusnya, aku adalah seorang siswa SMA biasa dengan keinginan untuk menyelamatkan kekasihnya yang meninggal di masa depan.

Ch.1 - Pertemuan kembali

[13 April — 2015]

[•] Sekolah

Aku bertemu kembali dengannya di masa palu ini.

Yoshimoto Sakura, adalah orang yang paling berharga bagiku. Dialah orang yang mengajariku tentang rasanya jatuh cinta.

"Minamoto-kun... salam kenal ya."

Bahkan suara lembutnya itu, masih terus melekat di ingatanku. Senyumannya pun masih sama seperti yang kulihat sebelumnya.

"Apakah aku dapat menyelamatkannya? apakah aku masih pantas berada di sisinya?" pemikiran seperti itu, masih terus saja mengganjal di hatiku.

Hari ini, aku bertemu dengannya kembali. Pasti, pada kesempatan kali ini, aku akan menyelamatkannya.

[Jam istirahat]

[•] Kantin

Aku diajak Sakura makan di kantin bersama, dia juga ingin memperkenalkanku pada temannya yang lain.

"Hana-chan, perkenalkan, ini adalah teman baruku, namanya Minamoto Haruki-kun."

Sambil tersenyum, Sakura memperkenalkanku pada temannya yang bernama Yoshida Hana.

Aku ingat betul kejadian setelah Sakura memperkenalkanku padanya.

"Tunggu, Sakura... kenapa kamu berteman dengan orang sepertinya," balas Hana, dengan jari yang menunjuk ke arahku.

"Memangnya kenapa, Hana-chan?" tanya Sakura.

"Dia kan dikenal sebagai orang yang memiliki aura buruk di kelas sebelumnya," jawab Hana dengan suara tinggi.

Sementara aku hanya mendengarkan mereka berdebat selama 5 menit.

"Andai aku dapat melerai mereka."

[5 Menit kemudian]

"Akhirnya, kalian selesai berdebat juga ya," ucapku setelah mereka berdua selesai berdebat.

"Maaf ya, Minamoto-kun. Kami malah mengganggumu," Sakura meminta maaf.

"Tak apa kok, Yoshimoto-san," balasku. "Aku juga mengerti perasaan Yoshida-san."

"Heh... sepertinya kau tidak seperti orang yang dirumorkan ya," ujar Hana.

Kemudian, Hana tersenyum padaku. "Sepertinya kau memang orang yang baik ya..."

"...salam kenal, Minamoto-kun."

Aku membalas senyumannya. "Salam kenal juga, Yoshida-san."

Seperti itulah pertemuan pertamaku dengan Sakura dan Hana. Di kesempatan kali ini, aku akan membuat kenangan yang lebih indah lagi.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[14 April — 2015]

Sudah sehari aku berada di masa lalu ini, dan masih belum ada perubahan sama sekali di masa lalu ini.

Mulai dari Sakura yang mudah akrab dengan orang baru, Hana yang terlalu protektif terhadap Sakura, sampai suasana sekolah yang tidak berubah sama sekali.

Namun...

"Bagaimana caraku dapat mengubah masa lalu?"

Pikiran itu terlintas di kepalaku sejak awal. Aku bahkan tidak tahu sampai kapan aku akan berada di masa lalu ini.

Jika aku bisa tetap berada di tempat ini sampai tahun berikutnya, aku akan melakukan semua hal yang bisa kulakukan.

Yaitu, menyelamatkannya dari masa depan yang berbeda.

Oh ya, saat ini aku sedang berada di perjalanan menuju sekolah. Secara kebetulan juga, aku bertemu dengan Sakura dan Hana di perjalananku menuju sekolah.

"Yoshimoto-san... Yoshida-san..." panggilku dari jauh. Aku pun langsung berlari ke arah mereka.

"Oh, Minamoto-kun. Kebetulan sekali ya," ujar Sakura.

"Ada apa?" tanyaku.

"Hari ini kan ada pelajaran Matematika..." jawab Sakura.

"Lalu?"

"Bisakah kau mengajariku, Minamoto-kun?" jawab Sakura.

"Lho, kenapa harus aku? kan ada Yoshida-san yang akan membantumu," tanyaku sekali lagi.

"Aku sudah menawarinya, tetapi dia tetap ingin diajarkan olehmu," potong Hana.

"Kau tahu kenapa alasanku ingin diajari olehmu, Minamoto-kun?" tanya Sakura dengan senyum polosnya.

"Memangnya apa?" tanyaku balik.

"Ra.. ha.. sia..." jawab Sakura.

Tunggu... kenapa berbeda seperti di masa lalu yang aku lihat sebelumnya.

Seharusnya Sakura menjawab pertanyaanku dengan jujur, tapi kenapa sekarang...

"Kenapa rahasia sih?" tanyaku terakhir kali.

Sambil bersiul, Sakura menjawab, "Kalau rahasia ya rahasia lah. Tidak ada alasan penting yang lainnya."

"Oh... begitu ya."

Kami bertiga pun melanjutkan perjalanan ke sekolah bersama-sama.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Beberapa menit kemudian]

[•] Sekolah

Setelah sampai di kelas, kami bertiga pun langsung duduk di meja kami masing-masing.

Aku duduk di tempatku yang biasanya, Sakura duduk di meja sebelahku, sementara Hana berada di belakangnya.

Setelah aku meletakkan tas yang kubawa, aku bertanya pada Hana.

"Oh ya, Yoshida-san. Apa maksudmu tentang 'Aura buruk' yang kau katakan kemarin?"

Setelah duduk di bangkunya, Hana menjawab, "Tidak mungkin kalau kamu tidak menyadarinya, Minamoto-kun. Kamu kan sangat pendiam di kelasmu sebelumnya, karena itulah, banyak orang yang menganggapmu beraura buruk."

Aku sedikit merasa geli saat mendengar jawabannya. Aku tahu, kalau aku memang pendiam orangnya.

"He he... kenapa aku tidak menyadarinya ya?"

"Mungkin kamu memang orang aneh, Minamoto-kun," jawab Hana.

Setelah pembicaraan itu, kami berdua tidak lagi berbicara sampai jam istirahat dimulai.

[Jam istirahat]

[•] Ruang kelas

"Minamoto-kun, Hana-chan, bagaimana kalau kita pergi ke kantin?" tanya Sakura.

"Tunggu Sakura, bukannya kau ingin belajar bersama? jam berikutnya kan pelajaran Matematika," ujar Hana.

"Yoshida-san benar, Yoshimoto-san. Kau harus belajar, selain itu, bukannya kau bilang kalau kamu membawa bekal?" sambungku.

"Hehh... kenapa kalian seperti itu?" tanya Sakura, kecewa pada kami berdua.

"Kan kamu sendiri yang bilang, Sakura," jawab Hana.

Benar juga ya... kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah tahu kisah mereka berdua dapat berteman seperti sekarang ini.

"Yoshida-san, Yoshimoto-san... bagaimana kalian berdua dapat berteman seperti sekarang?" tanyaku penasaran.

"Kisahnya sangat menyenangkan lho, Minamoto-kun," jawab Sakura. "Mau mendengarnya?..."

Wajah Hana berubah menjadi kemerahan setelah Sakura berkata seperti itu.

"Tu... Sakura, jangan ceritakan padanya tentang pertemuan kita," ujar Hana.

Melihat reaksi Hana yang seperti itu, aku jadi semakin penasaran dengan masa lalu mereka.

"Memangnya kenapa, Yoshida-san?" tanyaku.

"Orang sepertimu tidak perlu tahu masa laluku!" jawab Hana dengan suara keras.

Yah... sepertinya bukan sekarang waktunya untukku mengetahuinya.

"Tak apa kok, Yoshimoto-san. Kau tak perlu mengatakannya," ucapku pada Sakura.

"Benarkah? kau tidak ingin tahu?" tanya Sakura.

Aku tersenyum padanya. "Sekarang bukan waktunya untuk aku mengetahui masa lalu kalian," jawabku. "Lagi pula, aku baru sehari berteman dengan kalian berdua."

Sakura membalas senyumanku. "Baiklah, kalau begitu."

Setelah pembicaraan itu, kami bertiga pun belajar sambil memakan bekal bersama sampai waktu istirahat berakhir.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[19 April — 2015]

Hari demi hari pun berlalu, sudah seminggu aku berada di masa lalu ini.

Setidaknya, sampai hari ini aku tidak melihat perbedaan besar di masa lalu yang aku ingat.

Perbedaan yang paling mencolok adalah perubahan sikap Sakura terhadapku.

Apa aku telah merubah sikapnya?. Itulah kesimpulanku untuk saat ini.

[•] Taman

Karena bosan berada di apartemen, aku pun pergi jalan-jalan ke luar rumah. Selain itu, pekerjaan paruh waktuku belum dimulai untuk saat ini.

Aku berhenti sejenak di sebuah taman untuk beristirahat, dan duduk di bangku taman.

Aku sangat menikmati udara segar di sore hari ini, langit senja juga terlihat sangat indah di mataku ini.

"Oh, ternyata benar Minamoto-kun," sebuah suara menyebut namaku di belakang.

Aku pun menoleh ke belakang, dan melihat sosok yang menyebutkan namaku.

"Yoshida-san?"

"Kau benar, Minamoto-kun," Hana tersenyum padaku.

"Yoshida-san... kenapa kau berada di tempat ini?" tanyaku.

"Aku hanya ingin mencari udara segar saja kok," jawab Hana. "Kalau kamu?"

"Sama sepertimu, Yoshida-san," jawabku.

"Oh ya, Minamoto-kun," sahut Hana.

"Ada apa, Yoshida-san?" tanyaku.

Hana terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaanku.

Setelah menghela napas panjang, Hana menjawab.

"Minamoto-kun... kau mau tahu kisah pertemuanku dengan Sakura?"

Bersambung....

Ch.2 - Senyum palsu

[19 April — 2015]

Pada hari ini, aku bertemu dengan Yoshida Hana di sebuah taman.

"Minamoto-kun... kau mau tahu kisah pertemuanku dengan Sakura?"

Mendadak, Hana menanyakan sesuatu yang membuatku terkejut.

"Apa kau serius, Yoshida-san?" tanyaku memastikan.

"Aku serius, Minamoto-kun," jawab Hana.

Apakah aku boleh mengetahuinya? Apa aku sudah siap mendengarnya?

"Ceritakan sebisamu, Yoshida-san."

Hana memegang dadanya, ia menarik napas panjang sebelum bercerita. "Aku mulai ya, Minamoto-kun."

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[5 Tahun yang lalu]

Pertemuan pertamaku dengan Sakura terjadi pada saat kami masih siswa tahun pertama di SMP.

"Hei, Yoshimoto-san. Kenapa kamu selalu tersenyum?"

Aku mulai tertarik pada sifatnya yang baik, serta dirinya yang selalu tersenyum di setiap keadaan.

"Aku hanya ingin tersenyum saja kok, Yoshida-san."

Dia menjawab pertanyaanku dengan senyuman yang lebih manis dari biasanya.

"Maukah Kamu menjadi temanku, Yoshimoto Sakura?"

Sakura hanya tersenyum dan mengangguk untuk menjawab pertanyaanku.

Sejak hari itu, aku berteman baik dengannya.

[4 Tahun yang lalu]

Setelah setahun kami berteman, aku mulai mengetahui alasan Sakura tetap tersenyum.

"Hana-chan... maaf."

Aku melihatnya...

"Sa... kura?"

Sisi lemah Sakura, yang telah lama ia sembunyikan.

Sakura adalah... seorang perempuan kuat yang memiliki masa lalu yang kelam.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Saat ini]

[•] Taman

Saat aku mendengarnya bercerita, aku mulai menemukan sisi lain dari Sakura yang kukenal.

"Apa maksudmu, Yoshida-san?"

Dengan tangan gemetar, ia menjawab, "Sakura memiliki orang tua yang tidak peduli terhadapnya."

"Tidak peduli... bisakah kau ceritakan dengan jelas, Yoshida-san?" tanyaku.

Dengan ragu, Hana menjawab, "Baiklah, Minamoto-kun... dengarkanlah dengan baik."

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[4 Tahun yang lalu]

Aku diajak Sakura berkunjung ke rumahnya. Ketika melangkah masuk ke rumahnya, yang kulihat bukanlah sambutan hangat dari Orang tuanya.

Melainkan sebuah omelan yang terlontar dari mulut Orang tuanya.

"Sakura!! kenapa kamu malah membawa temanmu ke rumah?!! kamu mau membuat Ibu kerepotan hah?!!"

Itulah omelan yang kudengar ketika masuk ke rumahnya.

Sakura berjalan ke arahku sambil menangis. "Hana-chan... maaf."

Saat itu, Sakura terlihat sangat ketakutan saat menghadapi Orang tuanya.

Sejak hari itu, aku tidak mau lagi membahas tentang Orang tua, di hadapannya.

[Keesokan harinya]

Sehari telah berlalu, Sakura telah kembali ke dirinya yang biasa, dan dengan senyum palsunya itu.

Setelah melihatnya, aku mulai merasa ingin melindunginya setiap saat.

"Sakura!"

"Ada apa, Hana-chan?"

Dia bahkan masih tetap tersenyum setelah semua kejadian itu.

"Bukan apa-apa kok, Sakura."

Aku juga telah memutuskan untuk tetap berada di sampingnya, dan terus menjaganya.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Saat ini]

[•] Taman

"Seperti itulah kisahku dapat bersama dengannya hingga saat ini," ucap Hana setelah bercerita.

Setelah mendengar masa lalunya dengan Sakura, aku jadi semakin tahu tentangnya.

"Yoshida-san!"

"Kenapa, Minamoto-kun?"

Aku harus menanyakan ini padanya.

"Apa yang akan kau lakukan, jika kematian Yoshimoto sudah dekat?"

Aku harus mendengar jawabannya. Jika tidak, bagaimana caraku dapat mengubah masa depan nantinya.

"Jika kau bertanya seperti itu..." Hana berpikir sebentar sebelum menjawabnya.

"Mungkin aku akan menghabiskan waktu yang berharga bersama dengannya."

Hana menjawabnya dengan senyum tulus. Senyuman tersebut belum pernah kulihat sebelumnya.

"Terima kasih ya, Yoshida-san."

"Kenapa?" Hana memiringkan kepalanya.

"Bukan apa-apa kok."

Mungkin, aku sudah lebih dalam mengenal Hana dan Sakura kali ini. Di kesempatan kedua ini, aku akan melakukan yang terbaik.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[20 April — 2015]

Di kesempatan kali ini, aku telah mengetahui kebenaran di balik senyuman Sakura. Karena, saat aku bertanya padanya, dia selalu saja mengelak.

Entah kenapa...

"Kali ini, masa lalu sudah sepenuhnya berbeda dari ingatanku yang sebelumnya."

Seperti itulah yang dapat aku pahami untuk saat ini.

Apakah aku dapat merubah masa depan? meskipun masa lalu yang aku lihat saat ini sangat berbeda dari ingatanku.

Apa pun yang terjadi, aku akan menyelamatkannya.

[•] Sekolah

Seperti biasanya, aku pergi ke sekolah, dan bertemu dengan mereka berdua di dalam kelas.

"Minamoto-kun, terima kasih untuk saat itu ya. Berkatmu, nilai tugas Matematika-ku meningkat!" ujar Sakura, saking senangnya.

"Sama-sama Yoshimoto-san."

Entah kenapa, sejak kejadian kemarin... Hana terus menatapku dengan tajam.

Dia seolah ingin berkata "Jangan beritahu pada Sakura tentang kejadian kemarin."

Aku hanya tersenyum seperti biasanya pada mereka berdua.

"Yoshida-san!" panggilku. "Bisa bicara sebentar?"

"Boleh... mau bicara apa memangnya?" tanya Hana.

"Sudahlah, ikut aku saja dulu!" jawabku.

"Baiklah kalau itu yang kau mau..." ucap Hana. "Sakura, aku izin pergi berbicara dengannya dulu ya?"

Sakura tersenyum. "Boleh kok, Hana-chan. Kamu pergi saja."

Aku pun mengajak Hana ke tempat yang cukup sepi supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya.

"Bisakah kamu berhenti menatapku dengan tajam, Yoshida-san!" ucapku, langsung ke intinya.

"Bisa saja aku berhenti..." balas Hana. "Tetapi..."

"Tetapi apa, Yoshida-san?" tanyaku sekali lagi.

"Kau jangan beritahu Sakura tentang pertemuan kita kemarin!" jawab Hana. "Mengerti?!"

"Tentu saja aku tidak akan memberitahunya, Yoshida..." jawabku.

"Oh ya, Minamoto-kun!" sahut Hana.

"Ada apa, Yoshida-san?" tanyaku.

"Bisakah kau menjaga Sakura saat aku tidak ada?" jawab Hana.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" tanyaku terakhir kali.

"Itu karena... baru kali ini aku melihatnya tersenyum dengan tulus," jawab Hana.

Ah... dia benar. Baru kali ini aku melihat Sakura tersenyum dengan tulus.

"Tentu saja, Yoshida. Aku akan menjaga Sakura untukmu," balasku.

"Terima kasih, Minamoto."

Kami berdua pun kembali ke dalam kelas. Saat kami kembali, Sakura melihat kami dengan curiga.

"Kalian membicarakan apa?" tanya Sakura.

"Bukan hal penting kok, Sakura," jawab Hana.

Sakura melihat ke arahku. "Apakah itu benar, Minamoto-kun?"

"Te-tentu saja benar, Yoshimoto-san."

Sakura kembali tersenyum. "Baguslah jika seperti itu..."

"Lagi pula, kalian berdua jadi terlihat lebih akrab!" ujar Sakura.

"Eh... aku akrab dengan orang sepertinya?" balas Hana dengan tangan yang menunjuk ke arahku.

Sakura hanya mengangguk.

"Itu tidak benar Sakura... aku tak akan pernah akrab dengan orang sepertinya!!" Hana menunjuk ke arahku lagi.

Sakura hanya menampilkan senyum polosnya pada kami berdua.

Sepertinya, kami bertiga jadi lebih akrab dari pada sebelumnya. Itulah yang aku rasakan.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[•] Tempat tinggalku

Setelah pulang sekolah, aku bekerja paruh waktu di sebuah minimarket di dekat Apartemen yang aku tinggali.

Setelah selesai bekerja, aku pulang ke Apartemen, dan langsung merebahkan tubuhku di kasur.

Sejauh ini, aku telah menemukan banyak perubahan di masa lalu.

Mulai dari sikap Sakura yang berbeda, hingga kedekatan hubunganku dengan Hana.

Di masa lalu yang kuingat, aku tak pernah akrab dengan Hana.

"Aku tidur sajalah..."

Di malam yang dingin, dan di dalam kamar Apartemen yang aku sewa ini. Aku semakin yakin, kalau aku dapat mengubah masa depan.

Di atas kasur ini, aku merebahkan tubuhku. Perlahan, aku memejamkan mataku, dan kemudian tertidur.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

Ruangan apa ini? Kenapa semuanya berwarna hitam?

"Haruki..."

Suara siapa itu? kenapa tidak terlihat wujudnya?

"Haruki..."

Suara itu... sepertinya aku mengenal suara ini.

"Haruki-kun"

Suaranya... dari belakang!

Ketika aku menoleh ke belakang, aku melihatnya...

"Kenapa kau ada di sini?" tanyaku.

"Melalui mimpimu, aku dapat berbicara padamu, Haruki-kun."

"Lalu?..." tanyaku kembali.

"Kenapa kau sangat ingin mengubah masa lalu?" tanya sosok itu.

"Kenapa kau tanya? tentu saja untuk..."

Suaraku terhenti saat itu juga. Kenapa aku tidak dapat mengatakannya.

"Benarkah kau ingin menyelamatkanku, Haruki-kun?" tanya sosok itu lagi.

"Tentu saja..."

"Sakura..."

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!