NovelToon NovelToon

THE ICE GIRL

Episode 1 ~ SMA HARAPAN BANGSA

BAB 1

Terlihat seorang gadis sedang berlari-lari kecil menuju lapangan yang sedari tadi sudah sesak dipenuhi oleh calon siswa-siswi baru. Hari ini adalah hari pertamanya MOS di SMA Harapan Bangsa.

Namanya Amanda, gadis cantik dan juga pandai yang berasal dari keluarga kaya raya di kotanya. Dia selalu meraih peringkat umum dan juga pandai dalam segala hal. Namun, Amanda lebih cenderung bersikap cuek dan tidak peduli dengan orang lain. Dia tidak suka diganggu. Baginya "Dalam kesendirian itu ada keindahan". Itulah prinsip dalam hidupnya.

Amanda merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena berlari tadi, kemudian berbaris di urutan paling belakang. Dia memperhatikan ketua osis yang sedang berbicara di depan dengan seksama.

"Eh, lihat tuh !! Kakak ketosnya ganteng bingiiiiitzz...." teriak salah seorang cewek yang berada di samping Amanda.

Amanda menatap sekilas cewek yang berada di sampingnya itu, kemudian memalingkan kembali wajahnya.

'Cih, dasar cewek alay...' batin Amanda kesal. Dia kembali menatap ketos yang masih berbicara panjang kali lebar.

"Hello, good morning everybody !!" sapa ketua osis yang biasa dipanggil Farrel pada para peserta MOS.

"Kakak disini selaku ketua osis. Kenalin, nama kakak Farrel Aldy Ardiansyah. Panggil aja Farrel" kata Farrel sambil tersenyum ramah.

"Gilaaa...ganteng banget tuh si Farrel. Bisa kalah saing gue"

"Pesonanya ngalahin Jefri Nichol"

"Kyaaaa...kak Farrel minta nomor HP nya dong !!!"

"Kak Farrel boleh foto bareng gak?"

"Kak Farrel...I LOVE YOU"

Begitulah reaksi peserta MOS terhadap si ketos Farrel itu. Baik cowok maupun cewek sama-sama terkagum-kagum melihat ketampanan si Farrel. Sedangkan Farrel hanya tersenyum tipis menanggapi fans-fans nya itu.

Amanda berdecak pelan. Dia sangat benci dengan suara keramaian seperti ini. Apalagi untuk hal-hal yang tidak penting seperti ini. 'huh, modal tampang doang !' katanya dalam hati.

"Baiklah, kakak akan memberikan tugas untuk kalian. Dan tugas kalian sekarang adalah mencari anggota osis dan minta tanda tangannya sebanyak mungkin. Dalam waktu satu jam, kalian harus mendapatkan minimal lima belas tanda tangan osis. Jika tidak, hukuman menanti" kata Farrel dengan santai.

"Baiklah, permainan dimulai !!!"

Siswa-siswi peserta MOS pun segera berhamburan kesana kemari untuk melaksanakan tugas tersebut, tak terkecuali Amanda. Dia juga berlari kesana kemari untuk mencari osis yang pastinya sedang bersembunyi.

Amanda mengelap keringat yang membasahi keningnya dengan menggunakan tangannya. Setelah lama mencari, akhirnya dia menemukan Farrel, ketua osis yang sedang berkumpul bersama teman-temannya. Amanda berjalan mendekati Farrel dan teman-temannya. Dia sama sekali tidak terlihat takut ataupun gugup.

"Gue boleh minta tanda tangan lo?" ucap Amanda sambil menyodorkan sebuah buku dan pulpen tepat didepan muka Farrel.

"Hai cantik ^_^" kata salah seorang teman Farrel yang bernama Adit.

"Modus aja terus" sindir Bima.

"Apa lo nyet??" balas Adit tak terima.

"Wuihh...pak ketos sekarang mendadak jadi artis kayaknya nih" sambung Reno.

"Duh Rel...lo pake jampi-jampi apaan sih...sampai-sampai gak ada yang bisa nolak lo" Rangga ikut berbicara.

"Gue juga osis, gue juga ganteng.Tapi kenapa gak ada yang mau sama gue sih ?? Apa kurangnya gue coba ??" ucap Bima sok dramatis.

"Sabar bro...mungkin udah nasib lo nge-jomblo seumur hidup" Reno malah menertawakan Bima.

"Tega banget lo sama teman sendiri" balas Bima.

"Emang kita temen? Sejak kapan?" ejek Reno.

*****

TBC

 

 

Episode 2 ~ Berbeda

BAB 2

"Emang kita temen? Sejak kapan?" ejek Reno.

"Au ahh...teraang" Bima pura-pura marah.

"Makanya jadi orang itu kayak gue dong. Kalau suka ya nyatain aja, gak usah takut ditolak !!" Ucap Adit dengan PD nya.

"Dih, apaan ! Lo mah semua cewek lo embat. Dasar playboy cap kaki tigaa" kini Rangga yang membalas perkataan Adit.

"Orang ganteng mah bebas" kata Adit santai seakan-akan tak punya dosa mengatakan hal itu. Sedangkan Farrel hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah teman-temannya itu. Farrel menatap Amanda yang masih berdiri di tempatnya. Dia tersenyum kecut.

"Kalau mau minta sesuatu itu, ngomongnya yang sopan dong !" kata Farrel tanpa menatap ke arah Amanda.

"Gue gak punya banyak waktu" jelas Amanda dengan tatapan dingin.

Semua teman-teman Farrel yang mendengar hal itu pun langsung terkejut. Pasalnya, baru kali ini ada cewek yang berani bersikap seperti itu pada Farrel. Padahal biasanya Farrel selalu dikagumi dan dipuja-puja oleh kaum hawa. Tetapi kali ini berbeda. Benar-benar berbeda.

"Oh, oke kalau gitu, gue akan mempermudah masalah lo." Kata Farrel sambil berdiri dan kemudian berjalan ke arah Amanda.

"Beliin gue bakso sama es teh di kantin, gue lapeeerr banget. Nah, kalau udah lo beliin, nanti gue bakalan kasih tanda tangan gue ke lo" sambung Farrel.

Amanda tersenyum hambar. Dia menatap lelaki yang kini berada dihadapannya dengan tatapan remeh.

"Sorry, gue disini mau sekolah. Bukannya dijadiin kacung lo!! Lagian, lo punya tangan sama kaki kan? Kalau emang lo laper, lo beli sendiri aja di kantin" kata Amanda setengah berteriak.

"Kalau emang gak mau ngasih tanda tangan ya udah. GUE JUGA GAK BUTUH TANDA TANGAN LO !!" Amanda meninggalkan Farrel yang masih terbengong-bengong mendengar perkataannya tadi.

"Gila !!! Berani bener tuh cewek" kata Adit setengah sadar.

"Gue pikir semua cewek tergila-gila sama lo. Ternyata, gue salah. Ada cewek normal juga di dunia ini" ucap Rangga sambil menepuk pelan pundak Farrel.

Farrel masih saja terdiam. Dia tidak dapat berpikir dengan jernih. Di benaknya hanya ada bayangan wajah gadis itu. Gadis yang membuat Farrel merasa penasaran dan ingin mengetahui banyak hal tentangnya. Farrel sepenuhnya menyadari bahwa gadis itu berbeda. Ya, dia benar-benar berbeda dari yang lain.

*****

Amanda berjalan menjauh dari kerumunan orang-orang yang tengah sibuk meminta tanda tangan para osis. Dia mencari tempat yang lumayan sepi untuk beristirahat. Masa bodoh tentang tugas konyol itu, dia sudah cukup kesal dengan ketua osis bernama Farrel itu.

Gadis itu duduk dibawah pohon rindang di dekat taman sekolahnya. Dia menyandarkan punggungnya ke batang pohon itu lantas mengambil handphone dan mulai memutar lagu kesukaannya.

"Kenapa sih, cowok itu sok kecakepan banget?" gerutu Amanda.

Dia masih merasa kesal dengan kejadian di lapangan tadi.

"Emang dia pikir nih sekolah punya dia apa?" tambah Amanda masih dengan gerutunya.

"Ganteng sih......tapi.....tau ahh, ngapain juga mikirin cowok kayak dia"

Pusing dengan pikiran-pikiran aneh itu, Amanda memejamkan matanya, mencoba untuk melepaskan segala beban yang ada di pikirannya. Menikmati setiap alunan musik yang terdengar di HP nya. Perlahan, matanya memberat dan akhirnya dia tertidur di bawah pohon itu.

*****

TBC

 

 

Episode 3 ~ Why?

BAB 3

"Eh, curut !! Kenapa lo makan makanan gueee !!!!!!" teriak Bima pada Adit yang tengah memakan makanannya hingga separuh.

"Bodo !!" Jawab Adit di sela-sela mengunyah makanan Bima.

"Gue gak mau tahu ! Pokoknya lo harus ganti makanan gue" Kata Bima dengan ngotot. Nampaknya dia sudah kelelahan dengan sikap sahabat karibnya yang bernama Adit itu.

"Elah. Perhitungan banget lo, sama temen sendiri. Orang gue lagi laper juga" Adit melahap makanan tersebut tanpa sisa seperti orang kelaparan.

"Perhitungan-perhitungan pala lo botak ! Ini udah kesekian kalinya lo abisin makanan gue nyet !"

"Hehe......sorry. Iye, ntar gue ganti deh" balas Adit dengan cengengesan.

"Lagian, gue heran sama lo. Napa kagak beli makanan sendiri sih?! Tuh kaki mau diapain kalo gak buat jalan?"

"Cerewet banget sih lo! Itu mulut apa petasan sih?! Udah kayak emak-emak berebut beli sayur."

"Bangsul" umpat Bima.

"Lagian lo tahu sendiri kan, kalo gue ke kantin, nanti yang ada gue jadi artis dadakan lagi. Secara, gue kan gantengnya melebihi Shawn Mendes." kata Adit sambil menata jambul kesayangannya.

"Dih......" Bima mencibir Adit dengan ekspresinya yang pura-pura muntah.

"Gue potong tuh jambul baru tahu rasa lo! Dasar curut !!" kesal Bima.

"Kambing lo!" balas Adit tak terima.

Reno yang sedari tadi hanya mendengarkan perdebatan Adit dan Bima mulai bosan. Dia menatap Farrel yang dari tadi hanya terdiam.

"Kenapa lo? Kesambet?" Tanya Reno pada Farrel yang sedari tadi terus melamun memikirkan sesuatu.

"Rel..." Reno kembali memanggil Farrel sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Farrel.

"Woyy !! Ya Allah," Reno mengusap wajahnya kasar. Namun Farrel masih tetap tak bergeming. Dia masih tak menghiraukan ucapan Reno. Malahan, makin asyik dengan kegiatan melamunnya itu.

"Elah......kenapa sih ni anak? Tumben-tumbenan amat" ucap Reno mulai kesal. Dia melirik Adit dan Bima yang masih saja berebut makanan layaknya kucing berkelahi milik tetangganya.

"Eh, lo berdua dari tadi berisik bener dah. Gue tabok juga lo" kata Reno pada kedua temannya.

"Apa salah dan dosaku banggg !" balas Adit dengan nada yang dibuat-buat manja.

"Cinta suciku kau buang-buang dekkkkksss" tambah Bima. Reno memutar bola matanya jengah. Dia harus bersabar dengan sikap kekanak-kanakan kedua temannya itu.

"Woyyy......"

Sebuah teriakan yang cukup keras membuat mereka terpaksa menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya seorang laki-laki tengah berlari ke arah Farrel dan teman-temannya berada.

"Cumi! Gue kirain siapa lo"

"Dari mana aja lo?" tanya Reno pada laki-laki yang kini berada dihadapannya dengan napas yang masih terdengar ngos-ngosan.

"Sialan !" umpat laki-laki yang tak lain bernama Rangga itu. Dia menyambar asal botol minuman yang masih digenggam oleh Bima, dan meminumnya hingga habis.

"Bangke lo ! Itu minuman gue Ga" Bima tak henti-hentinya mengumpat karena makanan dan minuman yang ia beli dirampas oleh teman-temannya. Memang sepertinya hari ini adalah hari keramat untuk Bima.

"Lo kenapa sih...kayak dikejar setan aja dah" kata Adit penasaran sekaligus mengejek.

"Emang gue abis dikejar setan. Tuh setannya!" Rangga menunjuk kerumunan peserta MOS yang rata-rata adalah perempuan itu dengan dagunya.

"Kayak gitu lo bilang setan? Itu sih namanya bidadari Ga" komentar Adit.

"Dasar ! Mata keranjang lo Dit"

Farrel  yang sedang tidak mood mendengarkan ocehan-ocehan gaje dari teman-temannya pun beranjak dari duduknya.

"Gue pergi bentar ya" pamitnya pada teman-temannya.

"Kemana?" tanya Reno.

"Cari udara segar" ucap Farrel datar, yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Reno. Setelah kepergian Farrel, suasana nampak begitu hening. Reno menatap Adit, Rangga, dan Bima bergantian sebelum akhirnya bersama-sama mengatakan...

"Why?"

*****

TBC

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!