NovelToon NovelToon

Me Vs Mafia

Bab. 01

"Astaga ayah, berapa kali harus ku katakan pada ayah bawa aku belum ingin menikah. Kenapa terus memasakku untuk menikah sementara ada kakak!" Ujar Rachel yang sudah mulai lelah menghadapi ayahnya.

Setiap hari dia pulang ke rumah akan selalu berhadapan dengan omongan-omongan seperti itu. Keluarganya terus saja memaksanya untuk menikah. Sementara dia masih fokus dengan karirnya. Tapi mereka terus saja memaksakan kehendaknya terhadap dirinya.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini terus Rachel? Kamu ini wanita dan pekerjaanmu itu sangat berbahaya. Kenapa tidak memilih pekerjaan yang lain. Kamu bisa memulai bisnis seperti kakakmu, atau-"

"Kakak, kakak, kakak, kenapa harus terus-menerus tentang Laura. Sudah berulang kali aku katakan bahwa aku bukan Laura dan aku tidak akan pernah bisa menjadi Laura. Laura adalah Laura dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah ingin menjadinya. Untuk apa terus-terusan membandingkan diriku dengan Laura? Tidak pernahkah sedikitpun kalian menghargaiku. Aku berusaha keras untuk membuat kalian merasa bangga dengan pencapaianku. Tapi sepertinya sia-sia saja, karena apa yang kulakukan tidak akan pernah terlihat di mata kalian. Karena satu-satunya yang membuat kalian bahagia adalah pencapaian Laura!" Sentak Rachel Karena dia sudah mulai bosan dengan semua ini.

Setiap sekali dia pulang ke rumah akan terus menjadi perbincangan pada keluarganya. Dia akan terus dibandingkan dengan kakaknya.

Bahkan tidak ada satu orang pun di keluarga ini yang bisa membelanya, karena mereka selalu menganggap bahwa pekerjaan yang dikerjakannya saat ini adalah pekerjaan yang sangat berbahaya dan penuh dengan resiko. Tapi itu pula yang membuat Rachel merasa tenang.

Setelah dia berhasil menyelesaikan satu kasus, Dia merasa bahwa dirinya cukup berguna. Tapi tidak dengan keluarganya. Karena mereka selalu menganggap pekerjaannya itu salah.

"Rachel, bukan seperti itu maksud ayah nak. Saya hanya-"

"Sudahlah ayah. Aku lelah dan aku harus istirahat, karena besok pagi-pagi sekali aku akan berangkat ke London untuk menyelesaikan sebuah kasus." Kata Rachel yang pergi meninggalkan keluarganya begitu saja tanpa ingin mendengarkan apapun lagi yang mereka bicarakan.

Sungguh, ini benar-benar sangat melelahkan baginya  andai saja dia bisa mengatakan bahwa dia muak dengan pembicaraan ini, mereka bisa mengerti dirinya. Maka dia akan menjelaskan yang panjang lebar.

Brak!

Suara dentuman pintu yang keras dibanting oleh Rachel karena dia merasa kesal dengan keluarganya.

Sementara itu ayah dan ibunya beserta sang kakak hanya bisa menatap diam dengan apa yang dilakukan bungsu dari keluarga ini.

"Sudah berapa kali aku katakan untuk tidak membahas hal ini. Kapan kamu bisa mengerti perasaan putrimu?" Tanya Stefani, karena sebagai ibu dia juga merasakan hal yang sama.

Dia tahu apa yang dirasakan Putri bungsunya itu. Karena selama ini suaminya terus saja membandingkan antara Rachel dan juga Laura.

"Kenapa kamu mengatakan hal seperti itu Stefani? Aku hanya ingin Rachel berhenti dari pekerjaan yang membahayakan itu. Aku hanya tidak ingin dirinya terluka. Kau tahu seperti apa aku menyayangi putriku."

"Tapi bukan begitu caranya!" Balas Stefany setelah mendengar penjelasan dari suaminya.

"Masih banyak cara lain untuk membuat Rachel mengerti. Tidak harus terus membandingkan dirinya dengan Laura." Pungka Stefany.

"Kenapa ibu jadi menyalahkanku? Ibu juga selalu saja membela Rachel. Apa salahku hingga membuat ibu menyalahkanku?" Tanya Laura yang tidak terima disalahkan oleh ibunya.

Sedangkan Stefani benar-benar tidak habis pikir dengan putrinya ini. Bagaimana bisa Laura berpikir bahwa dia menyalahkannya. Sedikitpun Stefani tidak pernah ingin menyalahkan putrinya.

Dia menyayangi keduanya dan dia berusaha bersikap adil sebagai seorang ibu. Bahkan Stefany tidak ingin memihak pada siapapun. Karena dia tahu jika Dia berpihak pada salah satunya itu akan menyakiti salah satu putrinya.

Jadi lebih baik dia bersikap netral untuk membela keduanya.

"Kapan kamu bisa bersikap dewasa Laura? Ibu tidak pernah menyalahkanmu atas apa yang terjadi. Ibu tidak pernah membela siapapun karena ibu sangat menyayangi kalian berdua. Ibu bahkan tidak ingin membedakan kalian, sejak dulu hingga saat ini apapun yang ibu berikan padamu maka ibu juga akan memberikannya pada Rachel. Begitu juga sebaliknya. Apa yang Rachel dapatkan, maka kamu juga mendapatkannya. Bahkan terkadang kamu lebih dari apa yang Rahel dapatkan." Jelas Stefani karena memang itu kenyataannya.

Selama ini dia selalu berusaha bersikap adil untuk anak-anaknya. Tidak pernah terbesit olehnya untuk bersikap tidak adil. Karena bagaimanapun Mereka berdua adalah putrinya.

"Tapi ibu jauh lebih menyayangi Rachel daripada aku!"

"Dari mana kamu mengetahui jika ibu lebih menyayangimu dari Rachel? Apa ibu pernah mengatakan ya? Apa kamu pernah mendengarnya langsung dari ibu? Tidak Laura, tidak sedikitpun ibu pernah berpikir jauh lebih menyayangi Rachel daripada dirimu. Kalian berdua itu Putri ibu. Kalian lahir dari rahim ibu, maka jangan pernah berpikir bahwa ibu memihak salah satu dari kalian. Karena itu sama sekali tidak benar!" Pungkas Stefani mengakhiri semuanya.

Dia tidak ingin Laura terus berpikir bahwa dia lebih memihak pada Rachel. Dia hanya tidak ingin suaminya itu bersikap tidak adil pada kedua Putri mereka. Karena selama ini yang dia ketahui bahwa suaminya itu terus saja membandingkan Rachel dengan Laura.

Akhirnya perdebatan malam itu selesai. Tidak ada pembahasan apapun lagi karena mereka kembali ke kamar masing-masing.

***

Pagi harinya, ketika seluruh keluarga sudah berkumpul di meja makan. Mereka hanya tinggal menantikan kehadiran Rachel saja. Hal itu pula yang membuat Stefani merasa khawatir dengan keadaan putrinya. Karena hingga saat ini Rachel belum juga turun dari kamarnya.

"Mau ke mana kamu?" Tanya Luis ketika melihat istrinya hendak pergi.

"Apa kamu tidak melihat jika kursi di meja makan ini masih tersisa satu yang kosong? Itu artinya satu putrimu tidak ada di sini. Jadi aku akan pergi menjemputnya." Balas Stefani.

Lihat betapa tidak sukanya Laura ketika melihat ibunya yang terus saja memperhatikan Rachel.

Louis sendiri merasa tertampar dengan apa yang dikatakan istrinya. Kenyataannya memang benar, bahwa kursi yang biasa ditempati Rachel masih kosong dan itu artinya putri mereka menurun.

Setelah tidak mendapatkan jawaban apapun lagi, Stefani memilih pergi untuk menyusul putrinya.

Dia pergi ke kamar Rachel untuk menyusul Putri bungsunya. Tapi betapa terkejutnya dia ketika melihat bahwa putrinya sudah tidak ada di sana.

"Rachel, di mana kamu sayang?" Tanya Stefani yang berusaha mencari keberadaan putrinya.

Sayangnya, dia tidak menemukan di mana pun keberadaan putrinya, karena memang Rachel sudah pergi melewati jendela kamarnya.

***

Bab. 02

Sementara itu, di tempat lain Rachel sudah mendarat. Dia sudah tiba di kota London, pagi ini dia siap untuk menjalani tugasnya.

Setibanya di kota London, Rachel langsung menuju kantor pusat. Tempat di mana Dia bekerja dan tempat di mana dia akan mendapatkan tugasnya kembali.

"Welcome back Rachel Anastasya." Sambut kepala staf dari agen rahasia yang sudah menunggu kedatangannya.

Rachel yang mendapat sambutan seperti itu hanya tersenyum simpul seperti biasanya. Tidak ada yang lebih dari apa yang dia lakukan saat ini, karena pikirannya masih sangat kacau.

"Bagaimana harimu? Aku cukup kaget ketika mendapat kabar bahwa kau langsung berangkat saat itu juga. Aku pikir kau akan datang-"

"Langsung saja tuan, katakan apa misi rahasia yang akan ku kerjakan kali ini. Siapa targetnya dan apa yang harus kulakukan?" Tanya Rachel to the point karena dia memang tidak suka berbasa-basi.

Dia lebih suka berbicara langsung dan mencari tahu inti dari poin yang akan mereka bicarakan.

Melihat reaksi Rachel membuat kepala staf agen rahasia itu tersenyum. Inilah kenapa dia sangat menyukai Rachel. Gadis ini benar-benar sangat berbakat. Tidak ada satupun kasus yang gagal di tangannya. Penyamarannya juga sangat luar biasa. Jadi tidak salah lagi jika dia kembali memilih Rachel untuk kasus ini.

"Kau memang selalu bersemangat, Rachel." Ucap kepala staf tadi.

Dia mengeluarkan sebuah amplop besar berwarna coklat tempat di mana berkas-berkas itu tersimpan.

Berkas di mana dia akan mengetahui apa misinya kali ini.

Melihat berkas itu sudah berada di atas meja, membuat Rachel langsung sikap mengambilnya dan dia membuka amplop coklat tersebut.

"Wolfgang?" Gumamnya setelah membaca berkas-berkas tersebut.

Dari apa yang dia ketahui bahwa Wolfgang adalah sindikat mafia paling berbahaya di Eropa. Mereka merajai berbagai sektor pasar gelap. Salah satunya senjata illegal dan obat-obatan terlarang.

Apa kali ini di misinya untuk membongkar habis geng tersebut?

"Ya, seperti yang kamu pikirkan. Kamu harus membongkar habis sindikat itu. Dari kabar yang aku dengar bahwa pemimpin mereka tidak berada di tempat untuk beberapa waktu yang cukup lama. Tapi akhir-akhir ini beredar kabar bahwa sindikat itu kembali bergerak. Itu artinya bos mereka sudah kembali. Jadi tugasmu kali ini untuk mencari tahu siapa dalang dibalik sindikat tersebut. Karena aku yakin bahwa orang tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar. Bukan hanya di pasar gelap saja. Tapi aku juga yakin, jika dia salah satu orang berpengaruh di Eropa. Jika tidak, dari mana dia bisa mendanai semua itu. Bahkan sindikat ini adalah sindikat paling kaya. Jadi kita harus membongkar tuntas untuk bisa mengetahui siapa dibalik Wolfgang." Tanpa menunggu waktu, Rachel langsung keluar dan pergi meninggalkan ruangan meeting setelah mendengar penjelasan dari kepala staf.

Rachel memilih untuk menelusuri jalan kota sambil terus memikirkan cara apa yang akan dia lakukan untuk membongkar habis sindikat tersebut.

Brugh...

"Astaga, maafkan aku." Ucap seorang laki-laki yang memakai kacamata tebal ketika dia tidak sengaja menabrak seorang wanita.

Bahkan wanita itu hampir saja terpental jika tidak sigap dipegang olehnya.

"Lepaskan aku!" Sentak Rachel karena dia tidak suka disentuh sembarangan oleh orang seperti ini. Dia bahkan menarik tangannya dengan paksa.

Melihat betapa ketusnya wanita yang ditabraknya tadi membuat orang yang menabrak dirinya pun semakin merasa bersalah.

"Aku mohon maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja. Ada yang terluka?" Laki-laki itu berusaha untuk memastikan apakah wanita yang ditabrak itu terluka atau tidak.

Tapi bukan Rachel namanya jika dia mau menjawab pertanyaan tidak penting seperti itu. Saat ini yang terpenting baginya adalah memikirkan cara untuk bisa masuk dan agar dia bisa menjalankan tugasnya.

"Wolfgang." Aku maunya sambil memikirkan cara untuk bisa menyelesaikan tugas ini.

Sementara laki-laki itu terus saja menatap kepergian wanita yang ditabraknya tadi. Dia sempat membetulkan kacamata, sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

Ternyata setelah sekian lama tidak kembali ke tempat ini, dia kembali merasa ketenangan. Ketenangan yang sudah sangat lama dia rindukan. Berjalan menelusuri sudut kota sambil menikmati lalu lalang kendaraan membuatnya kembali ke memori masa lalu.

Masa-masa di mana dia bisa menikmati hidupnya tanpa harus menjadi orang lain. "Andai saja ayah masih di sini, mungkin kita bisa menikmati secangkir kopi bersama. But it's oke. Aku sudah bahagia karena tahu ayah sudah tidak merasakan sakit lagi. Happy ending for you dad." Ucapkan sambil tersenyum melihat cincin milik ayahnya yang tersemat di jari manisnya.

Ya, Michael memang mengambil cincin milik ayahnya dan dia pula yang memasang cincin itu di jari manisnya.

Setelah puas menikmati jalanan kota, mereka memilih kembali ke rumahnya. Rumah yang sudah sangat lama dia tinggalkan. Kini dia kembali lagi ke rumah itu.

"Selamat datang tuan Michael," ucap para pelayan yang menyambut kedatangannya.

Seperti biasa, Michael hanya tersenyum sambil berlalu meninggalkan orang-orang yang masih mengurus rumahnya dengan begitu baik. Rumah peninggalan mendiang ayahnya. Rumah yang selalu membuatnya merasa nyaman dan juga rindu. Tapi rumah ini juga menyimpan begitu banyak duka serta luka yang hingga saat ini belum bisa diobati. Luka di mana ibunya lebih memilih pergi meninggalkan mereka daripada harus bertahan di sini.

"Tolong buatkan aku secangkir jus tanpa gula. Antarkan ke ruangan kerjaku, dan panggilkan Jordan. Karena aku menunggumu di sana." Titah Michael pada para pelayannya.

Mendapatkan perintah dari pemilik rumah membuat para pelayan itu langsung sigap melakukan tugas mereka. Bahkan pria bernama Jordan pun langsung menuju ruangan kerja Michael telah mendapatkan panggilan dari bos besar.

"Aku baru saja memanggilmu 1 menit yang lalu dan kau sudah berada di sini. Kau berlari hanya untuk bertemu denganku Jordan!" Tanya Michael setelah mendengar pintu ruangan kerjanya yang dibuka oleh seseorang.

Jordan menganggukan kepalanya ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu dari bosnya.

"Tidak perlu terburu-buru hanya untuk bertemu denganku. Aku juga tidak akan bertanya apa yang terjadi selama 3 tahun aku tidak di sini. Lupakan semua itu, dan tunjukkan padaku dari mana kita harus memulai semuanya." Ucap Michael sambil membuka kacamatanya.

Dia menatap pria berkepala botak di depannya saat ini. Jordan, salah satu orang kepercayaannya dan orang yang bisa diandalkan dalam segala hal.

"Saya siap melakukan tugas apapun yang Tuan berikan. Jadi jelaskan saja dari mana kita harus memulainya." Jawab Jordan tanpa ragu sedikitpun.

Karena memang ini yang dia rindu. Saat-saat di mana Dia bekerja sama dengan bosnya itu adalah saat paling menyenangkan dan dia merindukan hal itu.

" Kalau begitu persiapkan dirimu karena malam ini kita akan berburu. Rasanya aku sudah lama tidak berburu. Kita lihat, apa instingmu masih sama seperti 3 tahun yang lalu, atau kau sudah jauh di bawahku!"

***

Bab. 03

Pertama kali yang dilakukan Rachel adalah pergi ke tempat di mana dia bisa menemukan bukti-bukti keberadaan Wolfgang.

Malam ini dia sudah melakukan segalanya, dia sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai penyamarannya malam ini, dan itu dimulai dari pasar gelap yang bisa dia datangi.

Tidak sulit baginya untuk memasuki tempat-tempat seperti itu, karena dia memiliki akses yang sangat luar biasa.  Rachel adalah salah satu orang yang paling berbahaya dalam agen rahasia. Dan apapun bisa dia lakukan untuk semua itu.

"Identitas anda miss, or-?" Penjaga di pintu utama datang menghadangnya, Rachel yang memiliki tingkat kepintaran yang sangat luar biasa tidak takut dengan semua itu.

Dia langsung mengeluarkan kartu identitas palsu miliknya yang sudah  di rekayasa sedemikian rupa, hingga membuat orang tersebut langsung percaya dan membacanya.

"Miss Anastasya?" Tanya pengawal tersebut sambil meneliti kartu identitas milik Rachel beserta pemiliknya.

Tidak ada raut intimidasi sedikitpun, Karena dia sudah biasa berhadapan langsung dengan orang-orang seperti ini. Jadi Rachel sendiri sangat nyantai menanggapinya.

"Kamu bisa melihatnya sendiri dan aku rasa tempat seperti ini tidak mudah untuk tembus oleh orang sembarangan bukan?" Ujar Rachel yang membuat laki-laki bertubuh tegap tersebut langsung melakukan tugasnya dan benar-benar meneliti pasti identitas tersebut, sampai di mana alat tersebut mengeluarkan sebuah data tertulis yang sudah dimanipulasi oleh Rachel sendiri.

"Anastasya Wingston?" Gumamnya membuat Rachel langsung mengambil kartu identitas miliknya dan dia masuk ke dalam tempat tersebut.

Tidak sulit baginya untuk masuk, semua itu sedang berhasil. Hanya tinggal mencari siapa kelompok pemimpin dari Wolfgang.

Namun, tiba-tiba saja heels yang di gunakan ya oleng dan membuatnya hampir saja terjatuh.

"Astaga!" Betapa kagetnya Rachel ketika ada seseorang yang menangkap tubuhnya yang hampir saja limbung.

"Are you okay?" Tanya laki-laki tersebut ketika dia berhasil menolong seorang wanita cantik di sini.

"Im oke," jawab Rachel yang berusaha terlihat baik-baik saja walau rasanya dia ingin mengumpat hells yang dipakainya saat ini.

"Oh, oke." Jawab laki-laki tersebut ketika dia mengetahui bahwa wanita yang ditolongnya itu terlihat baik-baik saja walau dia juga mengetahui jika sepatu yang digunakan wanita itu sudah rusak.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Michael, yang berusaha membangun pembicaraan diantara mereka saat ini.

Dia meneliti dari ujung kaki sampai ujung rambut atas penampilan wanita ini. Dan dia juga tahu berapa harga perhiasan yang dipakai Rachel. Ternyata wanita ini adalah kolektor besar. Itu terbukti dari dia yang bisa memiliki perhiasan langkah seperti itu.

"Lalu apa yang sedang anda lakukan di sini tuan? Apakah aku bisa menanyakan hal yang sama atas apa yang anda tanyakan padaku?" Tanya Rachel balik.

Tidak ada yang bisa mendebatnya, Rachel bukan wanita sembarangan dan dia tahu apa maksud dan tujuan laki-laki ini bertanya tentang dirinya. Beruntung Dia memiliki relasi yang besar, dan kantor juga menyediakan barang-barang limited edition milik brand ternama yang bisa dipakai untuk melakukan penyamaran kali ini.

"Nice. Aku cukup terpukau dengan jawaban anda Nona. Mike," ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk di jabat oleh Rachel.

Sedangkan Rachel sendiri hanya melihat uluran tangan tersebut, tanpa ingin membalasnya. Karena menurutnya itu tidak penting sama sekali.

Melihat reaksi wanita yang ada di depannya saat ini membuat Michael hanya tersenyum saja. Untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang berani mengabaikannya seperti ini. Luar biasa sekali, di saat banyak orang berlomba-lomba untuk berdekatan dengannya bahkan dengan sukarela naik ke atas ranjangnya. Tapi tidak dengan wanita ini. Dia memiliki harga diri yang begitu tinggi. Bahkan untuk pertama kalinya dalam hidup Michael terpukau dengan seorang wanita dari itu adalah Rachel.

"Tunggu," ucap Michael ketika wanita itu hendak pergi meninggalkannya begitu saja.

Rachel menatap laki-laki yang berani memegang tangannya, lalu dia melepaskannya begitu saja.

"Aku rasa tidak ada yang harus kita bicarakan lagi. Kita tidak sedekat itu untuk membahas apapun yang terjadi, jadi bisa tolong lepaskan tanganku?" Jelas Rachel yang membuat laki-laki itu semakin merasa penasaran dengan dirinya.

Ya, Michael benar-benar merasa penasaran dengan semua itu. Siapa sosok wanita ini. Kenapa dia berani mengabaikannya. Bahkan wanita ini seperti tidak tertarik sedikitpun olehnya.

"That true.  Kita memang tidak saling mengenal, jadi bisakah kita saling mengenal untuk itu?" Ujar Michael yang membuat Rachel menyunggingkan senyumannya.

"Sayangnya aku tidak tertarik untuk semua itu. Permisi," pamitnya pergi .

Kali ini Michael benar-benar merasa tertantang sebagai seorang laki-laki. Wanita ini semakin membuatnya penasaran. Apalagi ketika caranya menatapnya. Hal itu pula yang membuatnya semakin penasaran.

Tapi untuk kali ini dia akan mengalah dan dia membiarkan wanita itu pergi meninggalkannya. Setelah dia mengetahui semuanya, tidak akan dia biarkan wanita itu pergi.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan Jordan." Ucap Michael pada laki-laki itu.

Mendapatkan perintah dan mandat dari bos besar membuat Jordan langsung beraksi. Dia langsung mengambil ponselnya, dan mencari tahu identitas wanita tersebut.

Sedangkan Rachel, dia kembali melanjutkan langkahnya walau dengan kaki telanjang dia tetap melakukannya karena malam ini dia harus menemukan bukti awal agar dia bisa melanjutkan kasus ini.

Semakin dia masuk ke dalam, semakin Rachel tercengang dengan acara ini. Yang ada di pikirannya selama ini pasar gelap itu seperti menjual barang-barang ilegal, ternyata tidak sama sekali. Karena apa yang dilihatnya benar-benar sangat mengerikan.

Jiwa penolongnya sudah tidak baik-baik saja saat ini. Hati dan pikirannya memberontak melihat ada seorang wanita yang diperlakukan seperti seekor binatang. Bahkan tubuhnya dipertontonkan di depan khalayak ramai seperti ini. Itu benar-benar sangat menyakiti hatinya.

"Jangan berani maju selangkah pun ke sana jika tidak ingin kau menyesalinya nanti. Tetap diam di tempatmu dan jangan coba untuk melangkah ke depan." Ucap seorang laki-laki yang ternyata dia adalah Michael.

Dia tahu benar apa yang ada di pikiran wanita itu saat ini. Pasti dia ingin menolong wanita yang sedang dipertontonkan saat ini.

"Bagaimana aku bisa tinggal diam ketika melihat seorang wanita diperlakukan seperti seekor binatang. Tubuhnya dipertontonkan dan dirinya diperjualbelikan di depan banyak orang seperti ini. Manusia-manusia seperti apa kalian ini?" Ungkap isi hati Rachel melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya saat ini.

"Kau datang ke pasar gelap dan itulah yang kau lihat. Kau berharap apa di tempat seperti ini? Jangan katakan bahwa ini adalah pertama kalinya bagimu datang ke tempat ini. Apa yang kau cari di tempat ini? Siapa yang sedang kau cari dan apa yang kau butuhkan?" Seketika Rachel diam ketika mendengar apa yang dikatakan Michael.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!