Obsesi Pria Misterius
Episode 1
Alena Maheswari, gadis cantik berusia 17 tahun otw 18 tahun yang harus menjalani kehidupan nya seorang diri. Tiga tahun Semenjak kedua orang tua nya bercerai, Alena memutuskan untuk tinggal seorang diri, sementara kedua orang tua nya memilih tinggal dengan keluarga baru mereka.
Hidup seorang diri, tidak lah mudah. Akan tetapi, Alena tidak pernah patah semangat. Dirinya bertekad akan menunjukkan kepada kedua orangtuanya, bahwa dirinya bisa hidup seorang diri, meskipun tanpa kedua orang tuanya.
Alena yang baru saja pulang dari bekerja, kini merebahkan tubuh lelahnya di kasur yang berada di kontrakan kecil nya.
Menjalani hari-hari seorang diri, menuntut Alena harus memutar otak bagaimana cara dirinya agar tetap bertahan hidup. Dan ya, Alena memilih untuk bekerja part time agar bisa memenuhi kebutuhan nya, dan juga tidak mengganggu waktu sekolah nya.
Pukul 07.15, Alena akan berangkat ke sekolah SMA Jaya Abadi, lalu pulang jam empat sore. Ya di tempat Alena bersekolah, menerapkan sistem full Day School.
Usai pulang dari sekolah, Alena akan membersihkan kontrakan nya. Setelah nya baru Alena berangkat bekerja. Alena bekerja di sebuah cafe, sebagai waitress. Dengan pekerjaan nya itu, Alena bisa mencukupi semua kebutuhan sehari-hari nya.
Bertahun-tahun Alena menjalani hidup seorang diri. Bahkan kedua orang tua nya tidak pernah mengabari dirinya sekalipun, atau sekedar menanyakan keadaan Alena pun tidak pernah. Namun, Alena tidak mengambil pusing hal itu. Yang harus dirinya lakukan adalah, menjadi orang sukses kedepannya.
Alena
"Gila, cape banget hari ini. Tapi gue mesti bersyukur juga,"
(Gumam)
Bagaimana tidak lelah? Hari ini, tempat bekerja Alena kedatangan banyak pelanggan. Meskipun melelahkan, tetapi Alena mensyukuri hal itu.
Dengan banyak nya pelanggan, gaji yang didapatkan Alena akan semakin besar.
Baru saja alena hendak memejamkan mata, bunyi ketukan pintu membuat Alena kembali membuka matanya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, siapa orang yang ingin bertamu malam-malam begini?? Meskipun berat hati, tetapi Alena tetap beranjak dari tidur nya, untuk membuka pintu.
Setelah Pintu terbuka lebar, Alena tidak menemukan seseorang di depan kontrakan nya. Sepertinya orang iseng pikir Alena. Baru saja Alena hendak masuk ke dalam, matanya tidak sengaja melihat sebuah kotak yang berada di bawahnya. Alena pun berjongkok untuk mengambil kotak tersebut.
Alena
"Kotak lagi?"
(Gumam)
Alena beranjak dari jongkok nya, lalu segera masuk kedalam kontrakan nya, dan tak lupa mengunci pintu kontrakan nya. Sambil berjalan menuju kasur nya, Alena membuka kotak tersebut. Dirinya penasaran apa isi kotak tersebut.
Saat kotak tersebut sudah di buka, Alena melihat ada banyak makanan di dalam kotak tersebut. Terdapat berbagai macam makanan favorit Alena. Mulai dari nasi goreng, ayam geprek, martabak telur, cemilan dari cokelat dan beberapa minuman dari cokelat.
Alena
"Aduhh makanan lagi..."
Alena
"Ini siapa sih yang ngirim.. mana nggak ada nama pengirim nya lagi."
Alena merasa heran. Pasal nya, sudah satu bulan belakangan ini dirinya selalu mendapat kan kiriman makanan. Awal nya, Alena berpikir bahwa pengirim makanan itu salah alamat.
Namun sudah satu bulan dirinya mendapat kan kiriman makanan saat pulang bekerja, dan Alena dapat menyimpulkan bahwa makanan-makanan itu untuk dirinya. Tidak mungkin kan ada yang salah kirim lebih dari satu bulan pikir Alena.
Sering mendapat kan makanan dari sosok misterius, tidak Alena ambil pusing. Dirinya malah bersyukur karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makanan. Hitung-hitung untuk menghemat gaji nya.
Alena meletakkan kotak makanan itu di atas kasur nya.
Alena
"Sepertinya gue kudu mandi dulu nih, gerah banget rasa nya,"
Alena yang hendak membuka baju nya, kini perhatian nya teralihkan oleh bunyi notifikasi pesan hingga menghentikan pergerakan nya.
Dengan malas, Alena mengambil hp nya lalu membuka Aplikasi Hijau.
Terlihat nomor tanpa nama mengirimkan tiga pesan untuk dirinya. Tanpa basa-basi Alena membuka room chat tersebut, takut nya pesan penting.
Pria misterius
💌[Kamu pasti sangat lelah hari ini bekerja]
Pria misterius
💌[Jangan lupa makan makanan nya ya sayang]
Pria misterius
💌[Ohh ya jangan buka baju sembarangan, bahaya!!]
Tanpa sadar Alena menjatuhkan hp nya. Pikiran nya berkecamuk setelah membaca pesan dari nomor tidak di kenal.
Hanya tiga pesan, namun setelah membaca nya, mampu membuat sekujur tubuh Alena bergetar karena terkejut. Reflek Alena melihat sekeliling kontrakan nya, menyusuri semuanya dengan seksama. Memastikan apakah ada orang yang mengawasi nya. Namun setelah memastikan, Alena benar-benar tidak menemukan tanda-tanda ada orang di sekitar kontrakan nya.
Kini Alena sudah duduk kembali di kasur nya. Pikiran nya bertanya-tanya siapa orang yang mengirimkan pesan kepada nya? Lalu mengapa orang ini tau dirinya akan membuka baju? Mengingat pesan itu, kembali membuat Alena takut. Bahkan tubuh nya sudah mengeluarkan keringat dingin saking takut nya.
Alena menarik napas nya lalu menghembuskan perlahan.
Alena
"Okayy tenang Al, jangan takut,"
Dengan perlahan, Alena mengambil hp nya kembali. Menatap kembali nomor yang mengirimkan pesan kepada nya. Setelah mempertimbangkan, Alena pun dengan memberanikan diri menelepon nomor tersebut.
Sudah panggilan kelima, namun tidak juga di angkat oleh pemilik nya. Nomor tersebut berdering akan tetapi tidak di angkat. Karena tak kunjung di angkat, Alena segera memblokir nomor tersebut, berjaga-jaga untuk kedepannya.
Tatapan Alena tertuju pada kotak makanan yang ada di sampingnya. Dengan tergesa Alena mengambil makanan tersebut lalu membawa nya ke luar kontrakan. Setelah membuka pintu, Alena melenggang pergi ke tempat sampah yang ada di halaman depan kontrakan nya.
Tanpa basa-basi, Alena pun membuang semua makanan itu. Dirinya tidak peduli, kali ini Alena takut kalau makanan itu dari orang yang berbahaya.
Walaupun selama satu bulan ini, Alena selalu baik-baik saja setelah memakan makanan misterius itu. Setelah tadi mendapat kan pesan dari orang tak di kenal, Alena jadi ragu akan memakan makanan tersebut. Ini adalah kali pertama Alena mendapatkan pesan aneh dari orang yang tidak dikenal.
Setelah membuang makanan itu, Alena kembali menuju kontrakan nya dan memastikan sudah mengunci nya.
Sekarang Alena bisa bernapas lega, meskipun dalam hati dirinya masih merasa takut akan kejadian tadi.
Alena
"Okayy mulai hari ini, Lo harus waspada Al,"
Alena memperingati diri sendiri
Pria misterius
"Apa pacar ku ketakutan?"
Seseorang menatap layar laptop yang menghubungkan kamera cctv dengan sebuah kontrakan.
Pria misterius
"Hahahaha..."
Pria misterius
"Kenapa pacar ku sangat menggemaskan??"
Pria misterius
"Ahh aku benar-benar tidak sabar bertemu dengan pacar cantik ku."
Pria misterius
"Tunggu aku sayang, sebentar lagi kita akan bertemu,"
Seseorang itu mengambil hp nya untuk menghubungi orang suruhannya. Tanpa lama menunggu, orang di seberang sudah mengangkat panggilan nya.
Pria misterius
"Hari ini tugas lo sudah selesai, tapi besok jangan lupa awasi cewe gue lagi. Ingat jangan sampai ketahuan dan jangan sampai cewe gue luka sedikitpun, atau nyawa Lo yang jadi taruhan nya,"
Org suruhan
"Baik tuan, laksanakan,"
Tanpa sepatah kata, orang yang di panggil tuan itu langsung mematikan sambungan telepon nya.
Pria misterius
"You are mine Alena, always mine,"
Seseorang itu dengan smirk nya yang tampak mengerikan.
episode 2
Saat ini, seluruh warga sekolah SMA JAYA ABADI dihebohkan dengan berita kedatangan murid baru. Sudah seperti tradisi, jika ada murid baru pasti seluruh siswa akan heboh. Mereka akan kepo, seperti apa murid baru itu. Apalagi sekarang, Rumor nya murid baru yang akan bersekolah di SMA JAYA ABADI adalah cucu dari pemilik sekolah ini.
Sama hal nya saat ini, Alena dan Wulan sedang berjalan di koridor menuju kelas mereka. Mereka tengah bergibah ria sebagai teman perjalanan mereka.
Wulan
"Lo udah tau? hari ini ada murid baru. Terus rumor nya, murid baru itu cucu pemilik sekolah disini,"
Alena
"Iya, gue jadi penasaran. Kira-kira kek apa sih muka nya tuh murid baru,"
Wulan
"Hohh apalagi katanya, murid baru nya cowo. Bisa cuci mata nih sekalian,"
Beberapa murid yang berlalu lalang, sampai heran melihat kedua nya yang tertawa memenuhi koridor. Akan tetapi, Alena dan Wulan tidak memperdulikan hal itu.
Alena
"Yaa kalau rumornya bener, semoga aja cowo nya ganteng, terus satu kelas sama kita. Sekalian pdkt,"
mereka berdua kembali tertawa terbahak-bahak.
Wulan
"Hadehh, ntar giliran di deketin ngilang lo,"
Alena
"Hehe gue kan nggak mau pacaran lan. Tapi gue demen banget liat cogan,"
Alena sambil menyengir kuda, memperlihatkan deretan gigi nya.
Wulan
"Gini amat temen gue. Suka cogan, tapi nggak mau pacaran. Ada ya orang kek gini,"
Alena yang mendengar ucapan Wulan, langsung saja membusungkan dada nya lalu menepuk dada nya merasa bangga.
Alena
"Ya ada. Gue contoh nya."
Melihat kelakuan teman nya, Wulan hanya memutar bola matanya malas.
Di saat obrolan mereka masih asyik-asyiknya, tiba-tiba ada seseorang berteriak memanggil salah satu dari mereka berdua.
Seseorang menginterupsi obrolan Alena dengan Wulan.
Spontan Alena pun membalikkan badannya ke arah sumber suara. Begitupun dengan Wulan, dia ikut membalikkan badannya melihat orang yang memanggil Alena.
Saat pandangan mereka bertemu dengan orang yang berteriak tadi. Mereka terkejut, ternyata orang yang memanggil Alena adalah orang yang di sukai oleh Wulan, sekaligus teman sekelas mereka yaitu Gilang Abimana. Wulan menatap wajah Gilang dengan tatapan kagum nya, sementara Alena menatap gugup orang di hadapannya yang semakin mendekat.
Kini Alena, Wulan dan Gilang sudah saling berhadapan.
Gilang
"Haii Al, nih gue kembaliin buku catatan Lo. By the way thanks ya,"
Alena
"Aa ah iya-iya sama-sama,"
Tangan nya terulur mengambil buku catatan yang di pinjam Gilang kemarin saat hendak pulang.
Gilang
"Lo mau ke kelas kan? Kita barengan kuy,"
Alena
"Ahh ohh gimana lan?"
Gilang
"Oh hai lan, Maaf baru nyapa lo,"
Gilang merasa tak enak hati pada Wulan, karena tadi mengabaikan keberadaan Wulan.
Wulan
"Ahh kalian duluan aja, gue mau ke toilet dulu,"
Wulan yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi Alena dan Gilang.
Alena
"Ohh kalau gitu, ayok gue temen..."
Wulan
"Nggak usah, gue sendiri aja. Kalian duluan aja ke kelas,"
Wulan memotong perkataan Alena sembari melemparkan senyum palsu ke arah Alena dan Gilang.
Wulan
"Udah lo berdua duluan aja, gue bisa sendiri kok,"
Gilang
"Udahlah Al, lagian Wulan nya bisa sendiri. Mending kita ke kelas duluan aja, ntar Wulan nya nyusul,"
Wulan
"Hahahaha betul kata Gilang, lo nggak usah khawatir Al."
Wulan
"Ya udah kalau gitu gue ke toilet dulu,"
Wulan melenggang pergi dari hadapan Alena dan Gilang.
Jujur saja Alena merasa tidak enak kepada sahabat nya itu. Alena sangat tahu kalau temannya itu, sudah menyukai Gilang semenjak kelas 10, tetapi tadi dirinya hanya di abaikan saja oleh Gilang. Pasti rasanya sangat menyakitkan.
Gilang
"Ya udah Al, sekarang kita ke kelas,"
Alena
"Ahh iya tapi maaf, nggak usah di tarik juga tangan gue lang,"
Gilang
"Ohh iya-iya sorry. Tadi gue reflek aja,"
Mereka berdua kini berjalan menuju ke kelas tanpa adanya pembicaraan. Mereka masih larut dalam pikiran nya masing-masing.
Jika Alena yang merasa tak enak kepada Wulan, sementara Gilang merutuki kebodohon nya yang sudah menyentuh tangan Alena tanpa izin.
Karena masih larut dalam pikiran masing-masing. Sampai-sampai keduanya tidak sadar sudah menjadi pusat perhatian siswa-siswi SMA JAYA ABADI yang berada di koridor juga
Mereka yang tadi nya tengah memperbincangkan si murid baru, kini topik nya teralihkan saat melihat salah satu siswi berprestasi berjalan berdampingan dengan ketua OSIS di sekolah mereka. Memang benar, Gilang Abimana adalah ketua OSIS di SMA Jaya Abadi.
Siswi
"Eh mereka berdua pacaran?"
Salah satu siswi bertanya kepada teman satu circle nya.
Siswi
"Setau gue sih nggak, tapi bisa aja sekarang mereka pacaran"
Siswi
Mereka nggak pacaran guys. Cuma ya gitu...kata temen gue yang satu kelas sama mereka, si Gilang dah lama kelihatan suka sama si Alena,"
Siswi
"Atau mereka korban friend zone Kali,"
Siswi
"Bisa jadi sih, yakali suka dari lama nggak jadian juga sampe sekarang,"
Tak hanya kaum hawa yang penasaran dengan status Alena dan Gilang. Para kaum Adam pun tak kalah dalam bergibah. Terlebih lagi yang menjadi topik obrolan mereka adalah salah satu siswi favorit disana.
Bagi kaum Adam, Alena adalah sosok yang pas untuk di kagumi. Sudah pintar, baik, parasnya menawan, lalu pekerja keras pula. Benar-benar paket komplit. Jika benar Alena dan Gilang berpacaran, mungkin hari ini adalah hari patah hati siswa di SMA JAYA ABADI. Begitupun sebaliknya bagi kaum hawa.
Tak terasa, kini Alena dan Gilang sudah sampai di kelas nya. Mereka berdua pun langsung duduk di tempat duduk nya masing-masing. Sebentar lagi, bel akan berbunyi, jadi kedua nya memutuskan untuk tetap tinggal di kelas.
Tidak lama Kemudian, bel masuk kelas berbunyi. Lama menunggu kedatangan Wulan dari toilet, kini Wulan sudah menampakkan batang hidungnya di hadapan Alena.
Tanpa basa-basi Wulan langsung duduk di tempat nya, menghiraukan tatapan tak enak dari Alena. Sementara Alena, ia dapat melihat, wajah masam tak mengenakan dari Wulan.
Baru saja ingin menjelaskan perihal tadi, ucapan Alena sudah terpotong oleh lawan bicara nya.
Wulan
"Sudah bel, jangan gibah,"
Melihat tanggapan teman nya, Alena pun tidak jadi berbicara kepada Wulan. Dirinya mengerti akan perubahan sikap Wulan.
Saat ini Alena dan Wulan diam satu sama lain. Tak seperti biasanya bangku mereka akan paling heboh di antara yang lainnya.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Selamat pagi anak-anak,"
Guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas 12 IPA 2 membuyarkan keterdiaman mereka.
Seluruh siswa IPA 2 dengan kompak.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Okay sebelum kita lanjut ke materi Minggu lalu... Ibu mau membagikan kabar bahagia untuk kalian,"
Sontak seluruh siswa di kelas tersebut heboh akan ucapan wali kelas nya. Mereka menerka-nerka apa kabar bahagia yang akan di sampaikan oleh wali kelas mereka.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Okay anak-anak, harap tenang dulu,"
Seluruh murid yang tadi nya riuh sekarang sudah bungkam.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Jadi kabar bahagia nya, kalian akan mendapatkan teman baru,"
Bu Nana yang semakin membuat semuanya heboh. Ternyata rumor yang beredar tadi pagi berpihak pada kelas mereka
Seluruh siswi dengan heboh. Bahkan ada yang sampai memukul meja. Kaum Adam yang melihat nya sontak memutar bola mata nya jengah.
Adi
"Mentang-mentang murid baru nya cowo, Sampek segitunya najis,"
Adel
"Iri bilang boss huuuu"
Melihat hal itu, semuanya pun tertawa terbahak-bahak.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Okay sudah sudah jangan ribut. Yang ada kita mengganggu kelas lain. Kasian juga temen baru kalian lama menunggu,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Okay nak, silahkan masuk!!!"
Baru tiga langkah murid baru itu masuk ke dalam kelas, aura ketampanan nya seakan sudah menyeruak memenuhi seisi kelas. Seluruh penghuni ipa 2 terutama kaum hawa, terhipnotis akan ketampanan murid yang akan menjadi teman baru mereka
Sandra
"Gilak pangeran turun dari kahyangan kek nya ini,"
(Gumam)
Alin
"Mirip bias gue aaaa..."
Yuda
"Duh nambah lagi idola kaum hawa"
Bagas
"Kita yang butiran debu mah cuma ngontrak,"
Kira-kira begitulah bisik-bisik siswa-siswi IPA 2.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Ayo nak perkenalkan nama kamu,"
Murid baru itu mengedarkan pandangan nya ke seisi kelas. Dan jangan lupakan, salah satu tangan nya berada di saku celana nya menambah kesan cool nya.
Sesaat pandangan nya bertemu dengan salah satu siswi di sana. Dia pun tersenyum kecil. Senyum yang terlihat mengerikan di mata siswi itu.
Alvaro
"Perkenalkan nama saya Alvaro Narendra. Saya pindahan dari SMA Nusa Bhakti,"
Alvaro memperkenalkan dirinya
episode 3
Usai memperkenalkan diri, siswi- siswi IPA 2 semakin memekik heboh kala mendengar suara seorang Alvaro Narendra.
Alin
"Gilakkk suara nya aja dah kaya ngajak nikahh,"
Sandra
"Tanda-tanda calon suami nih,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Udah anak-anak, jangan ribut!!"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Sesi perkenalan sampai disini saja. Jika ada yang ingin kalian tanyakan, saat jam istirahat kalian boleh bertanya sepuasnya."
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik nak Alvaro, kamu boleh duduk di samping Alena. Untuk Wulan kamu pindah duduk dulu ya?!"
Wulan yang tengah badmood, langsung saja pindah ke tempat duduk yang lain, meninggalkan Alena tanpa sepatah kata. Alena yang melihat hal itu, hanya menatap miris temannya.
Alena
"Maaf Bu, bukannya emm Alvaro bisa duduk dibangku yang lain,"
Mendengar penuturan alena, Bu Nana pun mengangguk paham.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Iyaa Alena, tapi karena kamu murid paling berprestasi disini, kamu bisa membantu banyak Alvaro kedepannya mengenai hal-hal tentang sekolah kita,"
Alena yang mendengar penjelasan Bu Nana hanya bisa menerima tanpa menolak lagi.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Ohh ya Alvaro kamu sudah bisa duduk di sebelah sana,"
Bu Nana menunjuk tempat duduk Alena. Sementara Wulan, dia sudah duduk manis bersama Edo.
Alvaro
"Baik bu, terima kasih,"
Alvaro sopan dengan senyum tipis nya. Setelahnya, Alvaro berjalan ke arah tempat duduk Alena. Tepatnya bangku no 2 pojok kiri.
Jangan lupa mata nya yang terus berkedip, seperti orang tengah kelilipan. Lalu tangannya sibuk menyelipkan rambut nya ke belakang telinga nya. Sedangkan Alvaro hanya merespon dengan anggukan kepala dan senyum tipis nya yang nyaris tak terlihat.
Sandra
"Alvaro senyumin gue Ra,"
Pelan Sandra spontan menggeplak pelan bahu Rara teman sebangkunya.
Rara
"Biasa aja kali san,"
Rara memutar bola mata nya malas, melihat tingkah temannya yang menurutnya alay.
Rara hanya tak acuh pada Sandra.
Sepanjang perjalanan kaki Alvaro melangkah menuju tempat duduk Alena, hampir semua siswi menyapa nya. Sementara para siswa hanya acuh, kali ini mereka merasa insecure akan ketampanan Alvaro.
Pikir mereka, pasti crush mereka akan menyukai sosok Alvaro. Hingga tak sadar, Alvaro sudah sampai di tempat duduk Alena. Sejenak Alvaro menatap intens gadis di hadapannya yang tidak meliriknya sedikitpun.
Alvaro
"Akhirnya kita bertemu,"
(Dalam hati)
Alvaro dalam hati lalu menyeringai tanpa di sadari para siswa. Setelah nya ia duduk.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik anak-anak...sekarang kita lanjut ke materi yang ibu bahas minggu lalu,"
Bu Nana mengalihkan perhatian para siswi yang tengah menatap kagum Alvaro.
Alin
"Yah Bu baru juga cuci mata"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Udah nggak perlu cuci mata, saat nya belajar!!"
Bu Nana dengan wajah garangnya, membuat semuanya diam tak berkutik.
Sekarang semua perhatian seluruh siswa-siswi tertuju pada Bu Nana yang tengah menjelaskan materi. Beberapa dari mereka ada yang tampak malas mendengar, bahkan ada yang terang-terangan menguap karena mengantuk. Sesekali Bu Nana menegur murid yang kurang sopan.
Alvaro memperkenalkan dirinya lalu mengangkat tangan nya tanda perkenalan.
Alena menolehkan kepalanya ke samping. Kini perhatian tidak lagi tertuju pada Bu Nana, namun pada tangan Alvaro. Alena yang mengerti pun, membalas jabatan tangan Alvaro.
Alena
"Alena Maheswari. Kita bisa berteman mulai sekarang,"
Baru saja Alena ingin melepaskan jabatan tangan nya dari Alvaro, namun laki-laki tampan itu malah semakin mengerat kan tangan nya. Tidak hanya mengeratkan, Alvaro juga mengelus lembut tangan Alena, membuat Alena heran sekaligus kaget.
Perlahan Alvaro mendekat kan wajah nya pada telinga Alena.
Alvaro
"Gue pengen lebih,"
Alvaro menjauhkan wajah nya dari telinga Alena.
Alvaro
"Ternyata Lo lebih cantik kalau dilihat dari dekat,"
Alvaro tersenyum manis. Namun seyuman itu terlihat mengerikan di mata Alena.
Alena langsung menarik kasar tangannya dari genggaman tangan Alvaro. Dirinya langsung menghiraukan tatapan Alvaro dan lebih memilih pura-pura fokus pada Bu Nana. Akan tetapi, jantung Alena berdegup kencang akibat perlakuan Alvaro. Bukan karena salting melainkan karena takut.
Dari tempat duduk nya di belakang. Yang hanya terhalang satu meja, seorang laki-laki yang tak lain adalah Gilang, dapat melihat jelas interaksi Alvaro dan Alena. Hatinya memanas karena cemburu.
Daniel yang mengetahui temannya sedang cemburu. Daniel satu-satunya teman Gilang yang mengetahui kalau dirinya suka sama Alena.
Gilang
"Ahh gue jadi takut, Alena bakalan suka sama tuh murid baru"
Daniel
"Gue ngerti perasaan lo bro. Gue pun akui tuh murid baru ganteng. Tapi Lo harus ingat satu hal, si cantik milik si pemberani,"
Daniel menasehati temannya sembari menepuk pelan bahu teman di samping nya.
Gilang
"Yoi, gue nggak boleh kalah start sama tuh cowo,"
Bel pergantian pelajaran berbunyi
Semua siswa-siswi IPA 2 langsung merapikan buku nya dan mengeluarkan buku untuk mapel saat ini.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik anak-anak materi kita hari ini sampai disini dulu. Ohh ya jangan lupa kerjakan tugas nya. Ingat tugas nya dikerjakan dengan teman sebangku, dan dikumpulkan paling lambat Minggu depan,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Satu lagi. Alena ibu minta tolong sama kamu, nanti saat jam istirahat ajak Alvaro berkeliling di sekolah kita yaa."
Bu Nana membuat Alena terkejut bukan main. Alvaro yang melihat reaksi Alena, hanya tersenyum penuh kemenangan.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Iyaa kamu Alena Maheswari. Memangnya ada yang bernama Alena lagi disini?"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Ya kalau gitu, ibu mohon ban..."
Gilang
"Maaf Bu, biar saya saja yang mengantar Alvaro keliling sekolah. Lagipula saya ketua OSIS kan,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Bukannya kamu nanti ada rapat?"
Bu Nana membuat Gilang bungkam. Bu Nana menghela napas pelan.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Tolong yaa Alena, ibu minta bantuan nya,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Alvaro kalau kamu perlu bantuan, kamu bisa minta tolong ke Alena yaa. Sekarang kalian sudah jadi teman sebangku, jadi jangan sungkan okay,"
Alvaro
"Siap bu, terima kasih sebelumnya,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik kalau gitu, ibu ke kelas sebelah dulu. Kalian jangan ribut mengerti!!"
Setelah kepergian Bu Nana, kelas kembali ramai seperti berada di pasar. Karena guru PKN belum datang, jadi mereka masih bisa bergibah.
Beberapa siswi langsung menghampiri tempat duduk Alena dan Alvaro.
Alin
"Iss Bu Nana kenapa nggak nyuruh gue aja sih yang nganterin Alvaro,"
Alena
"Kalau Lo mau, lo aja yang nganterin,"
Alena santai membuat Alin dan yang lainnya memekik kesenangan.
Alvaro menatap tajam kearah Alena, membuat nyali Alena menciut nan lembek bak permen yupi.
Alvaro
"Bu Nana nyuruh lo yang nganterin gue. Jadi lo sudah bertanggung jawab akan hal itu,"
Alvaro penuh penekanan di setiap katanya. Sementara siswi yang lainnya mendesah kecewa.
Gilang yang tak sengaja mendengar ucapan Alvaro, spontan mengepalkan tangan nya di bawah meja.
Gilang
"Ck nggak bisa di biarin nih. Yang ada tuh cowo bisa caper ke Alena,"
(Gumam)
Gilang dengan raut wajahnya yang menahan kesal campur cemburu.
Daniel
"Pepet terusss Lang, gue dukung,"
Gilang
"Liat aja nanti. Nggak bakalan gue biarin tuh cowo deket-deket sama Alena,"
Gilang tersenyum penuh arti. Kini otak cemerlang nya tengah menyusun rencana, agar Alena dan Alvaro tidak bisa dekat saat keliling sekolah.
Daniel
"Semangat ngejar doi bro hahaha..."
Daniel lalu tertawa terbahak-bahak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!