Nadia hanya terdiam tak tahu harus berkata apa.Dia ingin menolak perjodohan ini,tetapi dia tak mau membuat bunda nya kecewa.
"Nadia ...." Bunda Resti menyentuh bahu Nadia.Nadia menarik nafas dan menghembuskan pelan.Dia tersenyum.
"Iya, bunda Nadia bersedia.."
"Benar itu, nak?"
" Iya, bunda. Nadia menerima perjodohan ini."
"Terimakasih,sayang ...." Bunda Resti memeluk Nadia. Nadia menitikkan air mata.hati Nadia terasa sakit. Tapi akan lebih menyakitkan lagi, melihat bunda nya bersedih jika dia menolaknya.
"Ayo, kita ke depan. Kita temui calon mertua
kamu." Nadia mengangguk dan mengikuti bunda nya ke ruang tamu, menemui kedua calon mertuanya. Dia mencium punggung tangan mereka.
"Om ... Tante ...."
" Eh, Nadia.Sini duduk," kata Tante Mery.
"Terimakasih, Tante."
"Nadia, langsung saja. Kedatangan Om
sekeluarga ingin melamar kamu untuk jadi
istri dari anak om, Ardian." Om Raharjo menunjuk seorang pemuda tampan yang duduk di samping Tante Merry. Nadia beradu pandang dengan Ardian. Tatapan Ardian seolah mengintimidasi Nadia agar menolak perjodohan ini.
Ya Allah,ini kah calon suami ku? Apa yang akan terjadi jika kami benar-benar jadi suami istri? batin Nadia. Ingin sekali Nadia pergi dari tempat itu, menolak perjodohan antara dia dan Ardian. Tapi lagi-lagi dia teringat akan bunda nya. Dia tak ingin mengecewakan hatinya.
"Bagaimana, Nadia, apakah kamu menerima
lamaran kami?" Pertanyaan om Raharjo menyadarkan Nadia dari lamunannya. Nadia menatap sekilas ke arah Ardian yang masih pasang muka datar.
"Iya, om. Nadia menerimanya."
"Alhamdulillah." Semua yang hadir di ruang tamu mengucap syukur. Mereka tampak berbahagia kecuali Ardian. Dia menatap Nadia dengan penuh amarah.
'Sial,kenapa kamu menerimanya sih. Apa kamu
hanya ingin harta keluargaku saja? Awas
kau, kata Ardian dalam hati. Dia sangat marah atas keputusan Nadia menerima perjodohan ini. Tapi dia pun tak bisa berbuat apa-apa. Mau tak mau,dia pun harus menerimanya.Kedua keluarga itu pun segera membahas waktu yang tepat untuk acara pernikahan Ardian dan Nadia. Di tengah pembahasan waktu pernikahan, Nadia mengajukan sebuah syarat.
"Om, Tante, Nadia minta untuk acara nanti
hanya di hadiri keluarga saja."
"Lho kenapa Nadia? Kamu gak mau ada pesta
yang mewah?" tanya Tante Mery.
"Bukan begitu, Tante, tapi ..." Nadia tak melanjutkan perkataannya. Dia menatap ke arah Ardian. Ardian masih menatapnya dengan tatapan mata yang sinis. Tante Merry menyadari akan hal itu.
"Ada apa, Nadia?"
"Tidak ada apa-apa, Tante. Itu permintaan Nadia."
"Bukan karena ada paksaan?"
"Bukan. Ini murni keinginan Nadia."
" Baiklah, sayang kalau itu mau kamu. Kita
hanya ijab kabul saja.." kata om Raharjo.
" Terimakasih om..."
Akhirnya,di putuskan bahwa Minggu depan adalah acara pelaksanaan pernikahan Ardian dan Nadia. Nadia sengaja mengajukan permintaan itu karena menyadari Ardian tak menyetujui perjodohan ini. Setelah semua perencanaan selesai, keluarga Raharjo pulang. Bunda Resti me memeluk bahu Nadia dan tersenyum.
"Terimakasih ya Nak kamu telah memenuhi
permintaan ayah sebelum beliau
meninggal. Ayahmu menginginkan tali silaturahmi dengan keluarga om Raharjo tidak putus setelah ayah meninggal. Seandinya ayahmu masih ada."
"Sudah, Bunda. Nadia yakin, ayah sudah
bahagia di sana" kata Nadia. Restu menghampiri Nadia
"Selamat ya dik. Semoga kelak jadi keluarga
samawa." Nadia tersenyum.
" Makasih ya kak.."
Nadia membantu bunda Resti membersihkan ruang tamu. Selesai membantu bundanya, Nadia membersihkan diri lalu merebahkan badannya di kasur. Dia terbayang kembali wajah calon suaminya tadi. Nadia menarik nafas dalam-dalam.
'Ya Allah, jika perjodohan ini adalah yang terbaik untukku, ridhoi dan restui pernikahan kami nanti Jadikan dia imam yang baik untukku dan jadilah aku makmum yang baik pula untuknya. Aamiin.'
Setelah berdoa dalam hati, Nadia segera memejamkan matanya dan terbuai ke alam mimpinya.
####
Perjodohan ini memang sudah di bicarakan dari awal oleh kedua belah pihak, jauh hari sebelum pak Waluyo, ayah dari Nadia, meninggal dunia. Pak Waluyo dan Pak Raharjo adalah sahabat sejak sekolah. Untuk itu, mereka tak ingin persahabatan mereka hilang, akhirnya mereka menjodohkan anak mereka.Sayangnya,sebelum Nadia menikah dengan Ardian, pak Waluyo sudah lebih dahulu di panggil menghadap sang Illahi. Untuk itu, wali nikah Nadia adalah kak Restu, kakak satu satu nya.
Di dalam ruang kantornya, Ardian *******-***** rambutnya dengan perasaan yang kesal. Dia masih kesal dengan Nadia yang menerima perjodohan itu.
"Aaaaaarrrggghhh ...." Ardian menghempaskan badannya ke sofa. Dia seperti frustasi.
Tok !
Tok !
Tok !
Tok!
Terdengar suara pintu di ketuk. Ardian menyisir rambutnya dengan jari jemarinya supaya dia tidak terlihat frustasi
"Masuk," kata Ardian. Ternyata Dion, asisten sekaligus sahabatnya. Dion terkejut melihat tampang Ardian yang yang kusut.
"Ada apa, boss ku?" tanya Dion duduk di samping ardian. Dia meletakkan berkas di meja.
"Aku lagi kesal."
"Kesal kenapa?"
"Minggu depan aku nikah."
Awalnya Dion bengong mendengar perkataan Ardian. Tapi setelah itu dia tertawa terbahak-bahak. Ardian melotot ke arahnya. Menyadari hal itu,Dion berhenti tertawa.
" Upss ... sorry boss. Tapi kenapa di suruh nikah
kok malah kesal!"
"Aku di jodohkan. Sama anaknya teman papa."
Dion terdiam. Era moderen begini masih ada perjodohan? Kayak jaman Siti Nurbaya saja, batin Dion.
" Eh kok malah diam sih. Menurut mu aku
harus bagaimana?" tanya Ardian sambil menepuk bahu Dion.Dion menarik nafas.
"Kalau menurut aku sih kamu harus jadi anak
yang berbakti kepada orang tua."
"Maksud kamu, aku terima perjodohan ini?"
" Iya."
" Tapi aku gak cinta ma dia."
" Seiring berjalannya waktu, cinta mu bakalan
tumbuh untuk istrimu nanti."
" Lantas bagaimana dengan Starla?Apa bisa dia
terima semua ini?"
" Jika kamu udah cinta sama istri mu, aku
yakin cinta kamu ke Starla juga akan hilang."
Ardian mengusap wajahnya. Dion menepuk bahu Ardian. Dia tau, sahabat nya itu sedang galau.
"Sudahlah. Gak usah galau. Aku yakin papa
mama kamu pasti pilih yang terbaik buat
kamu. Jadi, jangan buat mereka kecewa dan
bersedih. Jadilah anak yang berbakti pada orang tua. Oke?"
Ardian masih terdiam mencerna perkataan sahabatnya itu.
" Oh iya hampir lupa. Aku bawa berkas untuk
kamu tandatangani. Lima belas menit lagi aku
ambil. Aku balik ke ruangan ku dulu"
" Ok. Thanks.."
Dion meninggalkan Ardian di ruangannya sendirian.Ardian masih berdiam diri di sofa,menatap kepergian sahabat nya.
Sementara itu di sebuah pemakaman umum,seorang perempuan duduk bersimpuh di samping sebuah makam.Dia adalah Nadia.Nadia sedang berziarah di makam ayah nya.Setelah membacakan surat Yassin dan dia dia yang lainnya,Nadia menangis.Dia sangat merindukan ayah nya.sebelum meninggalkan pusara ayah nya, Nadia memeluk nisan yang bertuliskan nama ayahnya.
" Ayah,Minggu depan Nadia akan menikah
dengan mas Ardian, anak om Raharjo. Nadia
sedih, ayah gak bisa nyaksiin. Tapi tidak apa-apa, Yah. Ada kak Restu .Dia akan menggantikan posisi ayah, menjadi wali nikah Nadia."
Nadia narik nafas pelan. Di usap air mata nya .Dia membelai batu nisan ayahnya.
" Ayah, Nadia masih kangen sama ayah. Tapi
Nadia pulang dulu ya. Nadia selalu berdoa
untuk kebahagiaan ayah di sana."
Nadia mengecup nama ayahnya yang terpahat di batu nisan itu. Hatinya terasa pedih. Di saat saat bahagianya,sang ayah tidak ada di sisinya.
Dia masih ingat, bundanya terlihat begitu terpukul atas kepergian ayahnya.sejak saat itu, Nadia bertekad untuk selalu membuat hati bunda tidak bersedih lagi. Nadia mengikuti kemauan ke dua orang tua nya dengan menerima perjodohan itu. Walaupun hati kecilnya menolak perjodohan itu.
####
Ardian baru saja hendak keluar dari ruangannya ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Dia tersenyum melihat nama sang penelepon. Segera di gesernya tombol hijau untuk menjawab panggilan itu.
"Halo, sayang," sapa Ardian dengan sangat mesra. Starla yang menelfon.
"Sayang, kamu sudah pulang kerja?". terdengar suara manja dari starla.
"Ini baru mau pulang. Kenapa?"
"Jalan, yuk. Bosan nih."
"Memangnya kamu mau ke mana?"
"Nonton, shopping, dan yang lainnya. Pokoknya happy-happy lah."
Ardian terdiam mendengar permintaan Starla. Dia berfikir pasti nanti setelah menikah, dia tidak akan bisa jalan lagi dengan Starla. Malah bisa-bisa dia dan Starla akan putus.
"Sayang, kok diam aja sih?" suara Starla di ujung telpon mengagetkan Ardian.
"Eh iya sorry."
"Bagaimana, mau gak?"
"Ya udah. Aku jalan sekarang."
"Kita ketemu di mall XXX ya."
"Iya."
"Bye, sayang."
"Bye."
Setelah Starla memutuskan panggilan, Ardian menyimpan ponselnya lalu bergegas keluar ruangan. Di depan ruangan, dia berpapasan dengan Dion.
"Mau kemana? Buru-buru sepertinya," sapa Dion.
"Biasalah ada janji sama Starla. Aku duluan ya."
Ardian berlalu tanpa menunggu jawaban dari Dion. Dion hanya menggelengkan kepalanya lalu dia pun bergegas menuju tempat parkir kendaraan.
Ardian sedang sibuk menghadapi laptop nya.Dia sedang memeriksa email yang masuk.Karena terlalu fokus dengan laptop nya,dia tak menyadari kedatangan mama nya.
"Ardian..."
"Eh,mama bikin kaget aja."
"Kamu terlalu serius.Jadi gak tau nama dateng.Ngerjain apa sih..."
" Ini lho ma,aku lagi ngecek email dr cabang perusahaan yang ada di luar kota.Kayaknya lagi ada sedikit masalah."
"Oh.." Mama Merry memperhatikan anaknya yang sedang bekerja.Ardian merasa seperti di awasi oleh mamanya.
"Ada apa sih ma kok ngeliatin Ardian seperti itu?"
"Mama hanya ingin tau sejauh mana kamu mempersiapkan pernikahan kamu Minggu depan." Ardian menghentikan pekerjaannya.Dia menghadap ke mamanya.
"Ardian belum mempersiapkan apa-apa,ma!"
"Lho kenapa? tinggal beberapa hari lagi lho acaranya." Ardian menatap mamanya dengan tatapan malas.
"Ma, dari awal kan Ardian udah gak setuju dengan perjodohan ini."
" Tapi nak..."
"Ardian udah dewasa,ma.Ardian mau menikah dengan wanita yang Ardian cintai." Mama Merry menarik nafas.dia kecewa dengan keputusan itu.
"Baiklah kalau begitu.mama tidak akan memaksa." Mama Merry meninggalkan Ardian seorang diri. Hatinya kecewa.Dia sangat menginginkan Nadia menjadi menantunya karena menurut mama Merry, Nadia anak yang baik,tidak seperti Starla,pacar Ardian yang senang berfoya-foya.
Sudah beberapa hari mama Merry tidak keluar kamar.Dia masih kecewa dengan Ardian.Diam-diam, Ardian memperhatikan mamanya.Dia menyadari telah membuat mamanya bersedih.Pagi itu sebelum berangkat ke kantor,dia ke kamar mamanya,sambil membawa nampan berisi sarapan.
Tok!!
Tok!!
Tok!!
"Ma, Ardian masuk ya..." Ardian membuka pintu kamar mamanya yang ternyata tidak di kunci.
"Ma,sarapan dulu yuk.Ardian suapin ya..." Mama Merry menolak ketika Ardian menyuapinya.
"Ma, ayolah makan.nanti mama sakit."
"Biarin aja mama sakit." Ardian menarik nafas.Dia tau mamanya bersikap seperti ini karena dia menolak perjodohan itu.Ardian meletakkan piring di meja.dia bersimpuh di samping ranjang sambil menggenggam tangan mamanya.
" Ma,maafin Ardian.Ardian tau,mama seperti ini karena Ardian menolak perjodohan itu..."
" Mama kecewa sama kamu." Ardian menunduk.Dia menarik nafas dan menghembuskan pelan.dia menatap mamanya.
" Baiklah,ma.Ardian ikuti apa kata mama."
" Maksud kamu..??" Ardian tersenyum dan mengangguk.
" Iya,ma.Ardian terima perjodohan itu."
" Benar itu,nak?"
" Iya,ma.Mama jangan bersedih lagi ya!" mama Merry memeluk anaknya itu.
" Terimakasih ya sayang." Ardian hanya mengangguk.Setelah menyuapi mamanya,Ardian segera berangkat ke kantor.
Hari yang telah di tentukan pun tiba.Hari ini adalah hari pernikahan Ardian dan Nadia.Ardian tampak sangat tampan dengan setelan jas warna putih.Dion sebagai pendamping pengantin pria pun tak kalah tampan dengan sang pengantin. Melihat sang pengantin wanita,Dion pun terpesona.
" Wow,cantik banget calon istri kamu." kata Dion dengan decak penuh kekaguman.
"Sssttt...."Ardian memberikan kode supaya Dion diam.Ijab kabul hendak di mulai.
"Saya terima nikah dan kawinnya Nadia Anastasya binti Waluyo almarhum dengan mas kawin tersebut tunai.." Ardian mengucap ijab kabul dengan lancar.
"Bagaimana saksi,sah?" tanya penghulu pada para saksi.
"Saaahhh..." kata saksi serempak.
"Alhamdulillah..."penghulu memimpin doa.lalu Ardian menyematkan cincin di jari manis Nadia dan Nadia mencium punggung tangan Ardian. Mereka telah sah menjadi suami istri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!