pagi ini alarm berdering dengan keras membuat gadis dibalik selimut itu terbangun
"ya Allah alarm ini menganggu sekali,padahal mimpi ku hampir selesai".terus berbicara sambil mematikan alarm
gadis ini selalu bermimpi tentang pangeran berkudanya.tiba-tiba terdengar suara seseorang menarik pintu tua kamar laras dari luar.
"Laras,Laras,oh Laras ...apa kamu dengan ibu ini berbicara" ibu intan berbicara dengan keras sampai terdengar bergema dikamar kecil Laras.
"iya,Laras dengar kok lagian Laras nggak tuli buk" kaget dengar suara ibunya yang menggelegar
"kalau kamu nggak tuli ya jawab emangnya susah tinggal menyahut". ibu Laras yang menggertu didepan kamar laras.
"iya buk,maaf Laras yang salah". Laras hanya bisa pasrah di marahi ibunya sepagi ini.
"sekarang tunggu apalagi ini sudah jam 5 pagi kamu tidak bersiap untuk sekolah." ibu Laras berbicara sambil berbalik badan dan hendak keluar kamar laras
"sebentar lagi buk,laras lagi ngumpulin nyawa nih baru bangun nanti bentar lagi Laras mandi."kata laras
"yaudah...eh ibu lupa,jangan lupa sholat subuh."
"iya-iya Laras tau kok".
pagi hari dihari Senin di mulai setelah Laras mendengar ocehan ibunya dia bergegas ke kamar mandi
"okkk nyawaku Uda terkumpul sekarang aku harus mandi".intan berbicara dengan dirinya sambil berdiri meninggalkan kasur
saat dikamar mandi Laras terus bernyanyi serasa sedang mengadakan konser.
"netes elo cendol dawet cendol cendol dawet dawet cendol dawet seger Piro lima ratusan hoa hoe".Laras terus bernyanyi dan sambil menggerakkan badannya.
setelah mandi Laras bergegas ke kamarnya dan mengganti baju seragam.
"baikalh sekolah akan masuk jam 6.45 aku pasti tidak akan terlambat, bagaimana aku terlambat karena aku Bagun pagi hari ini." sekarang Laras berbicara depan cermin.
"sekarang aku sudah selesai, sekarang aku mau sarapan dan pergi sekolah". sambil keluar kamar.
"buk,pak selamat pagi".Laras berbicara dengan manja.
"selamat pagi anak bungsuku kesayangan bapak." sambil mengelus rambut intan
"nih makan nasi goreng mu terus berangkat sekolah belajar dengan benar, jangan merumpi terus."kata ibu laras.
"iya buk siap laksanakan." ujar Laras sambil tertawa.
tak lama kemudian kakak sulung Laras ikut duduk di meja makan.
"ehhhhhh,Rama mandi dulu kalau tidak sikat gigimu dan cuci muka baru makan iler masih dimana mana kok mau makan." ujar ibu sambil menepis tangan rama
"iya iya,nasi goreng tunggu aku." kata rama bergegas.
"buk nasi gorengnya mana." kata rama
"nanti dulu keluarkan motor adik mu dulu dia mau sekolah panaskan juga motornya."
"buk laras dah besar dia bisa melakukannya sendiri*." kata Rama cemberut
"Rama lakukan saja kamu kan abangnya."kata bapak sambil makan.
"iya apasih yang nggak aku lakuin untuk adik bungsu ku yang satu ini."sambil menunjuk kepala laras.
"yaudah sana panaskan motor ku." Laras sambil meledek.
selesai makan Laras bersalaman dengan ibu,bapak dan bang Panji
"berangkat dulu ya asallamualikum." sambil mencium kedua tangan orang tuanya
"wallikumsallam nih,uang sakumu Jagan jajan sembarangan ngerti." kata ibu
tak lama kemudian Laras menancapkan gas motornya yang berwarna merah dan motor matic keluaran lama.
"yey aku bisa sekolah lagi sekarang aku bisa melihat kakak kelas ku yang tampan dan adik kelas yang pasti mereka sangat lugu ."
kata laras bergumam dimotor
akhirnya Laras sampai disekolah dan menuju tempat parkir motor disana dia di sambut temannya.
"hallo gaes." kata laras
"hallo hallo lama banget Laras cepet pak Bambang Uda teriak terik tu pakek mic." ujar emi sahabatnya geram.
"udah cepetan kekelas terus kelapangan berisik banget." kata Erni sahabatnya juga
setelah meletakkan tas di kelas Laras dan kedua sahabatnya bergegas kelapangan upacara sambil berlari dan melakukan upacara sampai selesai dan belajar dikelas sampai bel istirahat berbunyi.
"laras ,Erni kekantin yuk udah lama nih nggak makan soto buk Tutik." kata emi
"benar juga cepat kekantin kalau tidak kulit ayam dikuah soto itu akan habis." ujar Erni semangat
"ayok cepet kenapa masih dikelas,let's go." kata laras menggandeng kedua temannya
setelah memesan soto dan secangkir es mere mencari tempat duduk kosong
"ehhhhhh,gaes liat deh itu." kata Ema melirik temannya
"apa aku harus liat apa". kata laras fokus makan soto
"dasar ****** itu kakak kelas Rama tampan sekali ya ampun." Ema berbicara sambil melon
"ya Allah Gusti ini mah nikmat soto dan wajah kak Rama membuat mulut ku berhenti mengunyah." Erni yang melongo juga
"iya dia memang tampan tapi kalian liat soto kalian kasian sekali,lagi pula kak panji sedang berbicara dengan pacarnya Helen." kata laras lanjut makan soto
setelah makan soto mereka kembali kekelas dan belajar sampai tiba terasa bel berbunyi.
"yey balik huhuhuhuhu." terikan teman sekelas Laras yang bahagia pelajaran PKN nya selesai
"hey siapa yang menyuruh kalian meringkas buku kalian bapak belum bilang pembenahannya selesai". kata pak Tardi dengan tegas
"iya pakkkkkkkkkk." menjawab dengan kencang
"kalian tulis dan ingat kalian harus membuat tugas presentasi tapi bukan hanya dalam powerpoint tapi juga membuatnya dalam bentuk Vidio,tugas ini juga bapak kasih kalian berkelompok 3 orang terserah kalian intinya kumpul tugas." kata pak Tardi sambil menutup bukunya
"ehhh tunggu dan ingat tugas itu dikumpulkan pas pelajaran bapak.hari apa ada pelajaran bapak lagi." pak Tardi bertanya
"hari Kamis pak." kata Yuna gadis pintar dikelas
"ok hari Kamis kumpulkan kalian boleh pulang." pak Tardi keluar kelas
semua Siwa keluar dan pulang termasuk Laras ia keluar kelas bersama Emi dan Erna menuju parkiran dan mereka pulang.
setelah sampai dirumah Laras melepaskan helmnya dan memasukan motor kegarasi dan masuk kedalam rumah
"asallamualikum,buk laras pulang." Laras mengucapkan salam dengan lantang
"wallikumsallam." terdengar yang menyahut salam nya begitu ramai
"eh pak, bapak nggak kerja ,ada bang Rama sama bang Irfan juga nggak kerja ya,ada kak bunga dan kak Lia juga nggak kuliah apa pulang cepet kak,kak Febby juga Uda pulang sekolah biasanya belajar persiapan kuliah." kata laras panjang lebar
"shuuttt berisik kemari duduk" kata kakak bunga menutup mulut laras
"yaudah karena anak anak bapak sudah kumpul bapak mau membicarakan masalah serius." bapak berbicara dengan pelan
"sudah pak katakan saja Jagan berbelat belit gitu". ibu berbicara tegas sambil melihat kearah bapak
"jadi gini sebelum Mbah Akung mu meninggalkan kita semua dia berpesan untuk menjodohkan cucu perempuannya kepada keluarga Mbah Jalu teman akrab Mbah Akung kalian".
"bapak kenapa nggak bilang dari dulu sih pak ini kan masalah serius". kak bunga berbicara panik.
"Bapak juga baru tau ndok dari Mbah uti kalian dia tadi telfon dan mengatakannya pada bapak pas bapak kerja". bapak menjelaskan kejadiannya
"teruskan pak coba bicara dengan jelas dan detail biak adik adik perempuanku paham". kak ramah berbicara sebagai anak tertua
"Mbah uti bilang perjanjian ya perjanjian masalah perjodohan ini mau tidak mau harus jadi karena ini adalah janji di tambah lagi Mbah Akung kalian sudah tidak ada tapi ini adalah amanah semoga kalian Putri Putri bapak bisa paham dan mengerti". bapak berbicara tegas
"yaudah terserah bapak dan ibu aja terus siapa yang akan di jodohkan". kak Lia yang pendiam pun berbica geram
"iya sepertinya yang akan dijodohkan adalah anak perempuan yang sudah lulus sekolah kalian bunga,Lia,Febby nggak mungkinarad dia masih kecil". kata ibu dengan pelan
"buk tapi ibu tau kan aku dan atom sudah bertunangan dan dua serius pada ku buk ,bahkan dia sudah lulus sekolah polisi". kak bunga berbicara dengan berlinang air mata
"benar buk,agus juga serius dengan bahkan kami pacaran dari SMP sekarang dia sudah berkerja di kantor bahkan dia membantu ku untuk kuliah bagaimana aku bisa meninggalkan dia buk ". kak Lia juga mulai berlinang air mata
"yaudahhhh berarti kamu Febby kamu juga kan belum masuk sekolah dan belum punya pacar". kata ibu meraih tangan Febby
"hah apa aku,kenapa aku yaudh iya iya aku yang akan menikah ". Febby pun mengatakan iya karena tidak sanggup melihat orang tuanya
"terimakasih nak,kamu baik sekali kamu bahkan mau menepati janji Mbah akungmu pasti dia bangga". ibu mulai memeluk kak Febby dan menagis
"sudah kalau begitu bapak mau telpon Mbah utimu dulu". ayah bergegas mengambil telfon
hari itu aku merasa melelahkan dan langsung pergi ke kamar untuk ganti baju dan mandi.
"huuuu,masalah hari ini begitu rumit sampai kepala ku pusing begini". Laras memegang kepalanya dan memukulnya pelan
"aku harus melupakan kejadian ini, sebaiknya aku memainkan hp ku dan berbagi cerita dengan sahabat ku". Laras mencari hp dan mulai mengajak sahabatnya Vidio call
"hei gaes aku ganggu kalian nggak aku mau cerita nih ". kata laras memasang muka lesu
"ceritakan kenapa Jagan membuat ku penasaran". emi berbicara tidak sabar
"ayo ceritakan aku sudah lama tidak merumpi". kata Erni si biang gosip
Laras menceritakan kejadian tadi kepada 2 sahabatnya satu persatu secara terperinci
"benarkah kasian kak Febby padahal dia juga bukanya mau masuk kuliah permodelan". Erni menyayangkan semuanya
"benar katamu er kak Febby cantik bahkan laki laki banyak yang suka sama dia,beda dengan adiknya." kata emi memecahkan suasana
"aduh benar juga kamu mi,mana ada laki laki yang suka dengan gadis tomboy". Erni mendukung emi
"ihhhhh kalian berdua selalu begitu memojokkan ku awas kalian tunggu pembalasan ku di sekolah". Laras melotot kan matanya dilayar hp
"aduhhhh Gusti dedemit apa ini ". kata Erna tertawa
Mereka tertawa sampai tidak mendengar kalau kak bunga datang ke kamar laras
"Ambon amboy malam malam ketawa ketawa kayak gitu cepat matikan lalu kebawah makan malam dah siap". kata kak bunga menutup pintu kamar intan
"dah gaes aku makan dulu yah sampai ketemu besok dahhhhhh". kata intan senyum senyum
"ey Laras simpan dan cepat matikan nanti kak bunga marah habis lah kita." kata emi dan Erna karena tau kak bunga yang galak
Laras pun mengakhiri Vidio call bersama temannya dan bergegas kebawah untuk makan
"lama sekali kamu turun aku sudah lapar,kamu malah sibuk tertawa seperti kuntilanak sama teman mu ". kata kak bunga
"yah maaf ,aku salah maaf kan aku kak". Laras meminta maaf dan tersenyum kearah kak bunga
selama dimeja makan mereka makan tanpa ada suara mungkin karena kejadian tadi sore yang membuat semuanya kepikiran.setelah makan Laras memutuskan melamar dan bersiap untuk tidur
hari itu telah berlalu,samapai lah pada hari Rabu yang cerah dan terik
"hei,hari nih buat tugasnya dimana,dirumah siapa." kata emi sambil merapikan buku
"yang pasti Jagan dirumah ku,aku malas harus melihat ibu dan ayah ku berantem terus". Erni menjawab dengan lantang karena orang tuanya memang sering berantem masalah pekerjaan
"rumah ku juga nggak usah,aku malas dirumah pasti selesai mengerjakan tugas aku akan disuruh menjaga tokoh ". kata emi malas karena faktanya ia selalu disuruh menjaga tokoh kelontong milik ibunya
"yaudah dirumah ku aja." Laras menjawab dengan menoleh kearah sahabatnya
"yaudah kita kerjakan sepulang sekolah tapi aku dan emi ganti baju dulu". kata Erni menepuk emi.
"yah terserah aku akan ikut kerumah kalian dulu". rumah emi dan Erni berdekatan dan dekat dengan sekolah bahkan dari rumah Laras.
bel berbunyi tiga kali itu pertanda bahwa aktivitas belajar mengajar disekolah sudah habis itu artinya pulang
"ayok cepet,Erni aku tunggu dirumah Emi ya jadi nggak nunggu dua kali".Laras berbicara sambil memakai helm
"oke beres itu masalah gampang,nanti kalian jumput ku ya oh ya Emi kamu bonceng aku kerumah laras ya motor ku pasti digunakan adik ku nanti ". kata Erni
"yah gampang asal beli aku es buah itu sudah cukup".kata emi tertawa
setelah sampai dirumah Emi dan menunggu akhirnya mereka menjemput Erni yang rumahnya tak jauh dari rumah emi tanpa berlama lama mereka bergegas menuju rumah Laras
setelah 15 menit mereka akhirnya sampai ke rumah Laras dan mereka melihat kalau rumah Laras ada tamu.
"Laras,rumah mu ada tamu apa nggak apa apa ". Emi berkata sambil menaruh helm
"udah nggak usah hirauin ini kan tamu ibu atau ayah ku yaudah kalian masuk lewat sini ayok". laras menggandeng tangan kedua sahabatnya
"asallamualikum" .Laras dan kedua sahabatnya mengucapkan salam.
"wallikumsallam". sepertinya sisi ruang tamu itu menjawab salamnya.
"permisi om Tante saya dan teman saya numpang lewat maaf mengganggu obrolannya".Laras menunduk dan tersenyum
lalu Laras membawa temannya naik keatas mereka melakukan tugas kelompok di kamar laras
"Laras."kata emi
"iya kenapa".Laras menjawab Eni di dalam kamar mandi karena ia sedang berganti baju
"itu keluarga kalian ,mobilnya mewah mewah banget aku liat juga pakaiannya berkelas."Eni berbicara kabur dan menintai kearah jendela luar.
"aku nggak tau juga itu siapa aku belum pernah melihat mereka sebelumnya, bagaimana mungkin mereka keluarga kami keluarga mereka kaya sedangkan kami huuuuu". Laras menjawab sambil mengambil handphonenya
"tau tu emi goblokkkkk, teman kita ini Laras makanya tahu mendoan mana ada punya keluarga kaya yang makanya danging steak". Erni berbicara sambil menyenggol lengan Laras
"iya betul selain makan tempe mendoan aku juga makan nasi intip". berbicara keras dengan muka marah yang konyol
setelah kedua sahabatnya melihat Laras sekocak itu mereka tertawa terpingkal pingkal.tak lama kemudian ada bunyi ketukan pintu.
"laras,Laras". terdengar tidak aneh ternyata suara bang Irfan.
"ehhh bang Irfan ,maaf ya suara ketawa kami sampe bawah ya kami janji nggak bakal ketawa kenceng suer deh".Laras berbicara sambil mengangkat tangannya.
"sudah iya terserah kamu saja tapi sekarang kamu turun dulu".bang Irfan pergi dan menutup pintu
"gaes kalian kerjakan dulu ya nanti aku suruh bibik antar cemilan kalian tetap disini aku kebawah dulu ok". kata laras sambil mengucir rambutnya dan memakai kacamata karena dia telah melapaskan kontak soflenya
"iya beres,gih Sono keluar."Erni dan Ema melambaikan tangannya
Laras menutup pintu kamar dan menuruni tangga dia kedapur sebentar untuk bilang ke bibi untuk mengantar makanan ke atas dan Laras menuju ruang tamu
"Laras,sini nak duduk di kursi ini." ayah Laras menyuruh Laras untuk duduk
"kak Febby aja yah,kak kamu duduk disitu".karena Laras tau bahwa ini masalah perjodohan karena bibi tadi memberi tau Laras
"tapi dek ,kamu yang har..."sebelum kak Febby melanjutkan ibu sudah menyela
"sudah Febby kamu duduk saja ya" .ibu menundukkan kepala seperti memberi isyarat
sementara itu Laras masih belum mengetahui yang tadi terjadi tapi Laras hanya bersandar dan memeluk bang Rama
"Laras sini dekat ayah,kamu belum berkenalan loh dengan tamu kita."kata ayah menunjuk laras
"ohhh iya aku lupa maaf ayah".laras mendekat ke ayahnya.
"hallo Tante,om,kak saya Laras anak bungsu pak Edi dan ibu pipit".Laras mengenalkan diri dan menjabat tangan tamunya
"ya ampun buk pit dia sangat imut dan cantik".kata Tante Novi sambil meraih tangan intan
"pasti dong Bun,dia cantik makanya dewa memilih Laras untuk menjadi pendampingnya". kata pak Burhan tersenyum
"apa pendamping siapa yang akan jadi pendamping kak dewa siapa aku,jelas jelas kak Febby yang dijodohkan". gumaman Laras didalam hati
"Laras,Laras,Laras."ibu memanggil Laras namun ia malah bengong mencerna kata kata tadi
"ehhh,iya buk maaf Laras ngelamun" .Laras segera kembali ke posisi bang Rama
"Laras sekarang kamu harus rela ya nak."ibu berdiri dari kursi dan memeluk Laras
"buk ada apa ,aku pasti rela kan kak Febby memang harus menepati janjinya aku akan merelakan kak Febby menikah."Laras berbicara apa adanya karena dia tidak tau
ibu mulai menangis lagi dan aku merasa pelukan ibu semakin kuat seperti orang yang tidak rela di tinggal pergi
"buk sudah biarkan laras duduk dulu,nak sini duduk dekat bapak" .ayah menyuruh Laras untuk duduk persisi disebelahnya
"kamu harus janji kuat dan tidak marah ya janji dulu kepada bapak". memberi kode janji kelingking yang artinya berjanji
"yah tentu aku berjanji kepada ayah".Laras mengikat janji ayah dengan kelingkingnya untuk persetujuan
"nak hari ini,pak Burhan buk Novi dan den dewa kesini datang untuk perjodohan dan melamar".Laras bisa melihat bahwa bapaknya sedang membendung air mata
"tadi bapak berniat untuk menjodohkan den dewa dengan kakak mu Febby tapi mbah akungmu menuliskan surat yang ia tulis di belakang foto persahabatan mereka."ayah semakin kacau dan hampir mengis dan Laras masih mendengarkanya
"ia menuliskan kalau ia akan menjodohkan anak tertua dari pak Burhan dan ibu Novi dengan anak pak Edi dan ibu pipit yang bungsu begitu ujar Mbah mu dalam surat".bukan membendung lagi tapi ayah meneteskan air mata
Laras yang binggung dan terkejut mendengar perkataan bapak pun berdiri kebingungan atas ucapan bapaknya
"apa aku,aku,aku a.....ku."Isak tangis Laras pecah.
"kenapa aku pak buk kenapa,aku masih muda umurku baru tujuh belas tahun kalian tau itu kan aku baru saja merayakan ulang tahun ku dua bulan yang lalu bahkan KTP ku baru jadi tiga hari yang lalu.aku masih kecil aku belum siap untuk menikah bukk pakkkkkkkkkk". tangisan Laras bergema
"bagaimana bisa aku yang bungsu dan aku yang berkorban seperti ini melepaskan mimpi ku yang aku cita citakan dari dulu dan sekarang akan menikah dengan laki laki yang bahkan aku tidak kenal dan tidak tau."Laras mulai terisak
"sudah nak sudah."ibu menenangkan laras dan mengelap air mata yang membasahi pipi Putri bungsunya
Laras pun memeluk ibu dan melihat ayah dan kakak kakak nya yang menagis sedih bahkan Laras memikirkan ucapan perjanjian Mbah Akung nya.setelah tenang Laras mulai bicara
"terserah saja,aku akan menuruti perintah ibu dan bapak lagian aku juga tidak bisa menolak atau membantah kan."Laras lari dan naik ke atas kamarnya
pintu kamar laras terbuka Eni dan Erni kaget dengan Laras yang menagis terisak Isak seperti sedang merasakan sakit dalam hatinya
"Laras kenapa,coba cerita."kata emi memeluk sahabatnya
"iya benar cerita saya biar kamu lega kami akan mendengarkan".kata Erni khawatir
Laras menceritakan semua kepada sahabatnya itu dan mereka memeluk laras.tugas sekolah sudah selesai Erni dan Ami bergegas pulang dan sudah larut malam sementara itu Laras telah tertidur pulas dengan kejadian tadi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!