NovelToon NovelToon

Nona Muda Kesayangan Tuan Andi

Episode 1

Brakkk...

Terdengar sebuah gaduh di ruang rapat perusahaan, nampak seorang pria tengah melempar sebuah maap yang berisi data-data tentang perusahaan.

"Apa-apaan ini." Maki pria itu pada orang-orang yang ada di ruang rapat. "Apa kalian sudah bosan bekerja di perusahaan ini." Maki pria yang tersebut, yang merupakan pimpinan perusahaan.

"Maaf pak Andi, kami akan memperbaiki laporannya." Ucap salah seorang dari mereka.

"Harus, ku beri waktu 3 hari jika kalian tak memperbaiki semua ini, kalian tinggal angkat kaki dari perusahaan ku." Ucap Andi, dengan nada yang tegas dan tak lupa dengan tatapan dinginnya yang menusuk.

Setelah itu, Andi langsung pergi meninggalkan ruang rapat tersebut, nampak asistennya langsung memberikan jas miliknya.

"Rapat kali ini sangat kacau sekali, pekerjaan seperti itu pun mereka tak mengerjakan dengan benar." Oceh Andi sambil memasang ekspresi geram.

"Pak Andi, apa ada yang anda inginkan?" Tanya Asisten Andi yang bernama Randi.

"Tolong buatkan aku kopi tanpa gula." Ucap Andi, lalu asistennya pun langsung segera mengerjakan tugasnya.

Nampak Andi memijit pelan pelipisnya, dia sangat pusing karena pekerjaan hari ini sangat banyak di tambah Andi yang tak memiliki sekertaris menambah banyak pekerjaan dan jadwal yang berantakan.

Bukan tak ada sekertaris tapi Andi selalu menendang keluar para sekertarisnya itu, karena mereka sangat lelet dalam bekerja di tambah lagi dengan sikap mereka yang sangat genit dan bisanya menggoda Andi.

"Pak, ini kopi anda." Ucap Randi.

Lalu Andi pun langsung meminum kopi yang dia pesan.

Byurrr..

Seketika Andi langsung memuntahkan kopi miliknya, "kok pahit?" Tanya Andi.

"Tadi pak Andi pesan kopi tanpa gula." Jelas Asistennya.

"Arrggg.. Sudahlah, kau pergi. Otakku sudah pusing, rasanya otakku seperti ingin meledak." Ucap Andi.

Lalu asistennya itu langsung pergi meninggalkan Andi, dan Andi pun langsung menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya dan saat Andi hendak menutup mata.

Drett.. Drett.. Drett..

Handphone miliknya bergetar, dengan wajah greget Andi langsung mengambil handphone miliknya dan mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Ada apa bu?"

"Kamu lagi dimana, nak?"

"Andi masih di kantor."

"Cepetan pulang, ibu udah bikin makanan kesukaan kamu."

"Andi masih banyak kerjaan Bu, mungkin Andi bakalan pulang malem."

"Pokoknya ibu gak mau tahu, kamu harus pulang pas jam makan malam. Titik gak ada koma."

Lalu telpon pun langsung terputus, nampak Andi hanya menghela napas panjang. Jika sudah berurusan dengan ibunya Andi sudah tak bisa menolak lagi.

Karena ibunya itu sangat cerewet, dan suka memerintah. Dan Andi harus menuruti semua ucapan ibunya, meski dia sendiri tak mau.

"Haiss..." Nampak Andi langsung berjalan ke arah lemari kecil yang ada di ruangan.

Pekerjaan kantor membuat sangat cape, itu semua berawal karena ayahnya sudah pensiun dan menyerahkan semua urusan perusahaan padanya.

Lalu Andi pun mengambil sebuah minuman yang botolnya nampak indah dengan hiasan Swarovski.

Kemudian Andi pun meneguk minuman tersebut, nampak sebuah senyuman terlihat di wajah Andi. Sudah dari masa SMA Andi suka meminum minuman beralkohol dan itu tanpa sepengetahuan ibunya karena jika ibunya mengetahui Andi suka menum minuman seperti itu maka dunia akan kiamat karena pasti ibunya akan menceramahi dirinya habis-habisan.

Setelah di rasa cukup, Andi kembali menyimpan minumannya itu ke tempatnya. Lalu Andi langsung duduk di sofa yang ada di ruangan miliknya dan sejenak Andi langsung menutup matanya karena dia sangat lelah.

°°°°°°°°°°°°°

Ini Visual untuk karakter Andi yah, Author harap karakternya sama dengan bayangan kalian.

•Andi Wahyudi.

Episode 2

"Kakak.." Panggil Nabila sambil berlari menuju kakaknya.

"Hey, adik kakak yang cantik." Ucap Andi.

"Iya dong, adikmu ini memang cantik." Jawab Nabila.

"Hem.. Bagaimana sekolahmu, bukankah sekarang hari pertama mu di sekolah menengah pertama?" Tanya Andi.

"Hem, sekolahnya seru kak. Cuman cewek-ceweknya itu. Ih, pada so cantik dan mereka selalu menatap sinis ke Nabil." Jelas Nabila.

"Itu berarti mereka sirik pada adikku yang cantik ini." Ucap Andi sambil mencubit kedua pipi Nabila.

"Uh, sakit kak." Rengek Nabila.

"Khem." Terdengar deheman dari Widia.

Dan Andi langsung melihat ke arah ibunya yang sudah melipat kedua tangannya di dadanya.

"Apa apa Bu?" Tanya Andi sambil berjalan ke arah Widia.

"Katanya kau tak akan pulang, katanya mau lembur." Tanya Widia.

"Hem... Meski begitu aku tetap pulangkan, karena aku tahu sifat ibuku." Ucap Andi.

"Uh.. Dasar yah, udah gede sikapnya mirip sama ayah kamu." Ucap Andi.

"Hehehe.. Ayah mana Bu?" Tanya Andi.

"Ayahmu sudah ada di meja makan, dia sudah kelaparan dari tadi." Ucap Widia pada putranya.

"Ayo kak kita makan." Ajak Nabila.

Lalu Andi langsung berjalan menuju meja makan dan di sana sudah ada ayahnya yaitu Angga.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Angga.

"Sangat merepotkan." Jawab Andi.

"Kau harusnya cepat-cepat mencari sekertaris agar jadwal mu tak berantakan dan pekerjaan mu lebih ringan." Jelas Angga.

"Iya, nanti aku akan cari." Jawab Andi.

Dan Angga hanya menggelengkan kepalanya karena sikap anaknya itu sangat keras kepala.

"Sudah jangan marah, Andi itu anakmu dan sikapnya itu sama sepertimu." Jelas Widia.

"Tapi aku tak keras kepala seperti itu." Jawab Angga.

"Apa kau ingin aku mengungkitnya lagi?" Tanya Widia.

"Sudah tak perlu, lebih baik kita makan." Ucap Angga. Dan Widia hanya tersenyum melihat suaminya itu.

Meski Angga dan Widia sudah mulai menua, tapi mereka merupakan pasangan yang sangat romantis sampai sekarang.

Sementara itu...

Los Angeles, Amerika serikat.

Nampak seorang wanita berwajah Asia tengah duduk sambil melihat handphone miliknya, hari ini dia akan pulang ke Indonesia karena dia sangat merindukan kampung halamannya itu.

"Apa kau yakin akan meninggalkan ayahmu ini?" Tanya pria yang cukup tua tapi masih kelihatan muda.

"Ayah, Kila ingin mandiri dan ingin mencari pekerjaan sendiri. Dan lagi pula Kila rindu pada ibu." Jelas Kila pada ayahnya.

"Jika keputusanmu sudah bulat, ayah tak bisa melakukan apa-apa lagi." ucap Reza pada putri semata wayangnya itu. "Oh, Tuhan sungguh anakku ini tega meninggalkan ayahnya yang sudah tua rentan ini sendirian, sungguh kejam sekali anakku ini. Huhuhuhu.." Ucap Reza sambil pura-pura menangis.

"Ayah, udah ah jangan lebay." Jelas Kila, lalu Kila pun langsung memeluk ayahnya itu.

Selama beberapa tahun terakhir Kila hidup bahagia bersama ayah tercintanya itu, ayahnya sangatlah baik semua yang di inginkan Kila pasti akan di kabulkan.

Meski hidup bergelimang harta, Kila tak ingin menjadi anak yang manja. Lalu dia pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia, karena Kila pun sudah lulus kuliah di universitas ternama di Amerika.

"Ya sudah, apakah kau sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya Ayahnya.

"Tentu sudah." Jawab Kila.

"Lalu kau akan tinggal dimana?" Tanya Reza pada putrinya.

"Kila akan tinggal di apartemen yang kecil dan murah saja." Jawab Kila.

"Apa katamu, anak ku yang cantik ini akan tinggal di tempat kumuh. Tidak, tidak. Ayah akan sediakan mansion untukmu." Ucap Reza.

"Enggak ayah, Kila ingin hidup mandiri. Hidup dari uang Kila sendiri, please.." Ucap Kila.

"Baiklah, untuk kali ini. Tapi nanti setelah kau puas kau harus pulang ke Amerika." Ucap Reza.

"Siap bos." Jawab Kila. Dan Reza pun tersenyum melihat putri kecilnya itu kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa.

"Kalau begitu kau istirahat karena besok kau harus berangkat bukan?" Ucap Ayahnya.

"Iya ayah, kalau begitu Kila ke kamar dulu. Ayah juga, selamat malam ayahku." Ucap Kila.

"Selamat malam putri kecil ku." Jawab Reza sambil menatap punggung kecil putrinya itu.

°°°°°

Ini Visual Kila yah, semoga sesuai dengan ekspektasi kalian.

•Kila.

Episode 3

Keesokan paginya.

Nampak Kila tengah duduk bersandar di kursi penumpang, dan tak beberapa lama pesawat yang di tumpanginya pun lepas landas.

Tak lupa sebelum pergi Kila berpamitan dengan ayahnya itu, dengan semua trik dan tingkahnya ayahnya berusaha membuat Kila terlambat sampai ke bandara.

"Jika ibu masih ada mungkin dia juga akan bahagia." Gumam Kila, lalu Kila pun mencoba memejamkan matanya karena perjalanannya ke Indonesia cukup memakan waktu yang lama.

Sementara itu...

Jakarta, Indonesia.

Nampak Andi tengah mengendarai mobil sport miliknya, dengan wajah santai andi mulai memarkirkan mobil sport miliknya itu.

Setelah itu, Andi langsung keluar dari dalam mobil, tak lupa sebelum keluar Andi memakai sebuah kacamata dan itu menambah kesan tampan untuknya.

Saat dia berjalan menuju ruangannya, tak henti-hentinya para karyawan wanita menatapnya dengan tatapan memuja. Dan Andi hanya tersenyum mengejek pada wanita-wanita tersebut.

Kini Andi pun sampai di ruangannya, nampak sudah ada berkas yang menumpuk di mejanya.

"Apa-apaan ini?" Tanya Andi sambil melepas kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya. Lalu tak beberapa lama datang asistennya.

"Apa kau bisa menjelaskan apa ini?" Tanya Andi.

"Ini semua adalah data yang harus anda periksa. Pak." Jawabnya.

"Apa kau ingin membuatku gila, dan kau ingin membuat otakku meledak." Ucap Andi.

"Tidak pak." Jawabnya.

"Keluar." Ucap Andi.

Lalu asistennya pun langsung keluar dari ruangan miliknya, Andi hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Pagi-pagi sudah di suguhi setumpuk berkas-berkas.

Kemudian dengan terpaksa, Andi pun langsung menyelesaikan semua pekerjaannya. Karena jika tidak ayahnya pasti akan mengomel dan itu akan membuat telinganya sakit.

Andi harus secepatnya mencari sekertaris baru, tapi dia tak ingin melihat wanita-wanita yang sangat manja dan juga genit padanya.

Jam sudah menunjukkan waktunya makan siang, nampak Andi mulai meregangkan semua otot-otot tangannya yang kaku.

"Pak." Panggil Randi.

"Ada apa?" Tanya Andi.

"Di lobi ada nona Nadia." Jelas Randi.

"Untuk apa dia kemari?" Tanya Andi.

"Sepertinya nona Nadia membawakan makan siang untuk anda." Jawabnya lagi.

"Haiss... Perempuan itu sangat merepotkan." Gumam Andi.

Nadia adalah anak dari teman ibunya dan Andi tak menyukainya karena dia sangatlah manja dan itu sangat membuat Andi muak. Dan ingin rasanya Andi mengusirnya dari perusahaan tapi jika dia melakukan itu, Nadia pasti akan mengadu pada ibunya dan ibunya akan mengomeli Andi.

"Kak Andi." Sapa Nadia ramah.

"Hem.." Jawab Andi.

"Kebiasaan deh, jawaban itu Hem dan Hem. Emang gak ada kata-kata yang lain apa?" Oceh Nadia.

"Mau apa lagi kau kemari?" Tanya Andi.

"Nadia cuman mau nganterin makan siang ini buat kak Andi." Ucap Nadia.

"Untuk apa kau membawaku makan siang, kau kira aku orang miskin yang tak mempu membeli makanan." Ucap Andi dengan kata-kata pedas miliknya.

"Kak Andi itu selain tampan, kata-katanya itu. Uh, bikin sakit tahu gak." Ucap Nadia.

Dan Andi hanya memutar bola matanya bosan, bukan hanya pada. Nadia tapi pada semua wanita Andi selalu cuek dan juga berkata kasar, meski wanita itu anak pejabat sekalipun Andi gak pernah memandang bulu pada setiap wanita.

"Taruh saja di sana." Ucap Andi.

"Ayo kakak makan dulu." Ucap Nadia sambil menarik tangan Andi. Dan dengan terpaksa Andi harus memakan makanan Nadia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!