"Sayang Mama itu hanya menggertak dia tidak serius". Roy mengusap wajah kekasihnya dengan lembut "Aku yakin kita bisa melewatinya dengan baik, kita akan punya keluarga yang lebih baik"
Lily menatap wajah tampan kekasihnya hatinya sangat ragu dengan keputusan mereka berdua setelah penolakan Miranda beberapa bulan lalu membuat Lily berkecil hati pada kekasihnya
tapi karena cinta dan Roy dia mencoba menjalani hubungan mereka ke jenjang lebih serius meski dia selalu mendapatkan perlakuan tidak enak dari Miranda
"kau adalah wanita berpendidikan, kita kuliah di tempat yang sama... Mama hanya tidak terbiasa dengan latar belakang mu dan zaman yang sudah berubah"
Roy tersenyum manis sambil menggenggam tangan kekasihnya memastikan jika semua akan baik-baik saja memastikan sebuah masa depan yang baik hanya untuk mereka berdua
"Ya... Aku mengharapkan itu".
Lily hanya bisa menghela nafas dengan susah, dia tidak pernah berpikir jika percinta koan nya akan berjalan serumit ini, dulu dia hanya mahasiswa cerdas yang terobsesi hanya untuk belajar
Lily bukan hanya cantik tapi sangat pintar dan mandiri, Roy terpana dan kagum saat pertama kali berhadapan dengan wanita itu, wanita yang tidak pernah menyerahkan tubuhnya membuat Lily menjadi sangat mahal dan berharga bagi Roy
Sampai Roy datang dalam hidupnya awalnya dia bersikap cuek pada Roy, tapi pemuda itu enggan menyerah dan selalu mengejarnya awalnya Lily menerima Roy hanya karena Roy pemuda yang baik dan pintar
Namun tidak dia sangka jika Roy adalah anak konglomerat yang membuat hubungan mereka memiliki batasan yang Lily bahkan tidak memperkirakannya dia hanya bertahan karena cintanya pada Roy
Kedua orang itu mencoba menghilangkan rasa menjanggal di hati mereka yang kadang mereka sendiri tidak bisa ucapkan satu sama lain sebuah kafe mewah yang Roy pesan khusus untuk dirinya dan Lily
Menikmati waktu berdua tanpa ingin di ganggu oleh siapapun itu yang Roy usahakan untuk kekasih yang berhasil membuatnya jatuh hati
Beberapa saat berlalu saat hari mulai menjadi gelap, telephone Roy berdering membuat kedua fokus insan itu teralihkan
Miranda melefon putranya awalnya Roy enggan mengangkat panggilan itu tapi karena kekasihnya, tapi Lily menggenggam tangannya dengan hangat lalu tersenyum kepadanya seolah mengatakan, jangan abaikan ibumu
Dan inilah salah satu hal yang membuat Roy mencintai wanita itu, Lily tidak pernah melemparkan api permusuhan pada keluarga Roy meski wanita itu sering kali di perlakukan tidak baik
"Halo ma..?". Roy mengangkat panggilan itu mendengar ibunya dengan nada yang sangat ramah di ujung sana . Kenapa dengannya, dia terdengar sangat gembira
"Sayang di mana diri mu? Apa kau bersama dengan Lily?". Tanya Miranda dengan nada lembut tidak terkesan dingin seperti sebelumnnya
Roy menekan tombol speaker agar kekasihnya bisa mendengar suara sang Ibu yang mencarinya
"Ya Ma.. dia di sini bersama ku, kami sedang kencan"
"Baiklah mama hanya ingin mengundang Lily dan keluarganya, kalian tidak lupa hari ulang tahun mama kan".
"Tentu saja tidak lupa ma, mama serius kan dengan perkataan mama...". Ujar Roy dengan sumringah itu adalah langkah yang bagus pikirnya dia berpikir jika sang Ibu sudah mulai membuka hati pada kekasihnya
"Ya aku harus mengundang mereka, mereka akan menjadi calo besan ku... Aku akan memperkenalkan mereka kepada teman-teman ku"
"Baiklah Ma... Mereka akan datang nanti".
Roy menutup panggilan telfonnya lalu menatap kekasihnya dengan wajah yang lebih sumringah "kau dengarkan... Mama itu hanya terlihat sombong, dia mengundang Ibu dan Ayah mu sekarang percayalah semuanya akan berjalan dengan baik"
Lily hanya bisa tersenyum kecut perasaannya mengatakan ada hal yang tidak beres tahun lalu wanita itu juga mengundang dirinya ke pesta ulang tahun tapi Miranda malah memperkenalkan wanita lain sebagai calon menantu idealnya
Saat itu dia benar-benar marah dan kesal hanya saja Roy menenangkan dirinya dengan baik dia mencoba menghilangkan amarah dan rasa kesalnya
"Kau yakin dengan Ibu mu?". Tanya Lily memastikan
"Tentu saja sayang.... Mama serius, ini sudah selangkah lebih maju okey".
Huftt dulu kau juga bilang begitu, tapi mama mu malah semakin menyudutkan ku. Lily hanya mengangguk ada keraguan di dalam hatinya jika Roy tidak akan bisa membelanya di masa mendatang
Karna faktanya Roy hanya pria yang baik tapi bukan pria yang gentleman yang mampu membela Lily melawan dunia yang menentang kekasihnya
Di sudut kota lain.
Miranda dengan teman-temannya kini tengah bergossip ria sambil memamerkan harta kekayaan mereka, hanya ada keluarga terpandang di sana hingga mereka tidak bisa menunjukan cela satu sama lain
"Sis... Memangnya putra mu benar-benar akan menikahi anak orang miskin itu?". Lita seorang teman Miranda bertanya dengan sangat penasaran "Huh padahal Roy sangat tampan, dia bisa mendapatkan wanita yang lebih loh..."
"Betul... Lebih baik dia dengan keponakan ku, lebih setara pastinya". timpal Raisa yang memiliki tabiat sama dengan Miranda
"apa-apaan kalian... tentu saja itu tidak akan terjadi, putra ku akan menikah dengan gadis yang kaya seperti kami". ujar Miranda resah dia sudah mengatur banyak cara agar putranya tidak jadi menikah dengan Lily
"Zaman sudah berubah... Kenapa kalian masih memperdebatkan latar belakang seseorang? Lily juga gadis baik-baik dan berpendidikan".
Kini Asa salah satu orang berbeda dari sekelompok teman itu menyela tiga wanita sosialita itu, mereka terdiam tanpa berani berdebat dengan Asa
Asa memiliki tahta mutlak di antara teman-temannya baginya Miranda, Lita dan Raisa hanya seperti maid dia memiliki harta tak terhitung hingga membuat para temannya tidak berani menyela
Huh jika bukan karena status mu, aku tidak akan ingin berteman dengan mu... Sayangnya aku membutuhkan status mu untuk tetap tenar. Gumam Miranda dalam hati dia begitu iri dengan Asa wanita dengan karir dan suami yang sangat kaya
Wanita itu juga sangat modis meski usianya tidak lagi muda tapi Asa masih sangat cantik dengan badan modelnya juga latar pendidikan yang membuatnya semakin mahal
"Uh ngomong-ngomong... Asa, kenapa putra mu tidak pernah terlihat?". Miranda mencoba menyindir Asa . Huh aku tidak ingin selalu diam, dia pasti menyembunyikan putranya keluarganya tidak sesempurna itu bukan. " Diantara kita berempat hanya putra mu yang tidak pernah terlihat, diakan anak sematang wayang mu"
"Hmm dia sangat sibuk, kau sangat penasarannp ya... tenang saja dia akan hadir di pesta ulang tahun mu nanti". Asa sekali lagi menjawab dengan elegan membuat tiga orang kikuk itu kembali terdiam
.
.
Lily memperhatikan penampilan kedua orang tuanya, dia sengaja memesan pakaian yang mahal khusus untuk pesta yang di adakan oleh Miranda
Mengingat tamunya pastilah bukan tamu biasa Lily susah mempersiapkan semuanya agar terasa lebih baik
Dani menatap dirinya di cermin lebih dari yang dia tahu jika pakaian yang melekat di tubuhnya adalah pakaian yang amat sangat mahal "Nak... Padahal kau bisa menyimpan uang mu untuk kehidupan selanjutnya, pakaian ini sangat mahal". Ujar Dani pada putrinya
"Ayah aku ingin kalian mendapat hal terbaik, aku ingin kalian merasakan hasil kerja keras ku okey jangan membahas ini... Kalian tahu jika aku mendapat pekerjaan yang sangat bagus"
Dani dan Istrinya Ciara saling bertatapan mereka masih bekerja meski tidak banyak tapi setelah Lily susah lulus kuliah pengeluaran mereka tidak sebesar dulu jadi mereka tidak kekurangan uang dan tidak mengharapkan sepeserpun dari putri mereka
"Sudah biarkan saja dia, dia yakin tidak ingin mempermalukan kita di depan calon besan". Ujar Ciara membujuk suaminya "Ingat putri kita akan menikah segera"
"huh baiklah... Tentu dia akan menikah". Ujar Dani meski dia percaya pada Roy tapi dia tidak percaya kepada keluarga pria itu
Pesta di mulai Dani dan keluarganya hadir seperti apa yang di minta oleh Miranda mereka bahkan mendapat undangan khusus oleh Miranda
Dani yang hanya pegawai kantoran biasa sedikit ragu melangkahkan kakinya di tengah orang-orang penting di sana, begitu juga dia Ciara wanita itu hanya seorang wirausahawan biasa di sebuah pasar
Keduanya tidak terbiasa dengan gemerlap mewah di sana meski begitu mereka tetap berusaha berinteraksi dengan baik, penampilan mereka sangat anggun Lily benar-benar membuat penampilan orang tuanya terlihat sangat mahal
"Ayah, Ibu.... Kalian gugup?". Tanya Lily dengan senyum hangatnya "katakan apa saja padaku, jika kalian membutuhkan sesuatu atau apapun itu"
Lily dengan keraguannya enggan meninggalkan kedua orang itu, tapi dia juga harus bergabung dengan para rekan-rekannya selain itu Roy juga sudah menunggu dirinya bersama dengan orang-orang tenar lainnya
"Pergilah sayang, jangan khawatirkan kami.. kami akan berperilaku sebaik mungkin kami tidak akan mempermalukan mu" Ujar Ciara menyemangati putrinya
Kedua orang itupun tahu seberapa berusaha nya Lily untuk menjaga perasaan mereka dan bersikap anggun untuk membanggakan pasangannya di saat yang bersamaan
Pada akhirnya Lily meninggalkan orang tuanya untuk berbaur dengan tamu lainnya untung penampilan mereka tidak mencolok mereka sama seperti tamu lainnya dengan pakaian mewah mereka
"kau sangat gugup Dani". Ujar Ciara pelan mendengar suara suaminya yang menderu
"entahlah Ciara, mereka benar-benar sangat berbeda dengan kita". Dani menatap Miranda dan kedua temannya melambai memanggil mereka dengan senang hati Dani dan Istrinya mendekat pada sekumpulan orang itu
"aku hampir tidak mengenali kalian, kalian tampak sangat berbeda sekarang....". Ujar Miranda tersenyum penuh makna
"Ya pakaian kalian juga sangat mahal, putri kalian yang membelinya?". Kini Raisa menimpali temannya Miranda, anggap remeh dengan kemampuan Lily "Atau itu pemberian calon menantu kalian?".
Suara mereka sedikit di besar-besarkan agar tamu lain di samping mereka juga dapat mendengar apa yang di katakan orang-orang itu yang secara terang-terangan sedang merendahkan Lily dan keluarganya
Kata-kata pedas itu keluar begitu saja dari mulut kedua insan itu belum lagi salah satu teman mereka Lita, sepertinya wanita itu juga sudah menyusun kata-kata pedas untuk menyakiti hati kecil mereka
Ciara memegang tangan suaminya agar tidak bertindak ceroboh yang akan berakhir merusak nama baik putri mereka
"Tentu saja ini dari putri kami, bagaimana pun Lily bekerja di perusahaan ternama di kota ini dengan posisi yang juga bagus". Ciara menyela mereka dengan sopan menunjukkan jika putri mereka itu sangat mandiri dan cerdas "pekerjaan saja anak kami tidak ingin bergantung dengan kekasihnya, apalagi hanya sebatas pakaian seperti ini"
Perkataan Ciara sontak membuat mereka kesal karena itu benar adanya, Lily tidak terbukti memakai uang kekasihnya sedikitpun,wanita itu sangat mandiri untuk kebutuhan keluarganya
Tapi Miranda yang bertekad untuk mengakhiri hubungan putranya dengan Lily tidak akan diam begitu saja, di tatapnya Lily dan Roy yang sedang berada di luar ruangan
Lily dan Roy tampak mengobrol ria dengan anak muda lainnya membuat hati Miranda semakin memanas, Lily benar-benar bisa menyesuaikan diri dengan kalangan atas tidak sedikit yang memuji penampilan Lily tadi
Walau sebagian masih menjulid karena latar belakang wanita itu hanya dari kalangan biasa, Miranda tidak ingin menerima cela sedikitpun
"sis di mana Amber? Kau tidak mengundangnya?". Tanya Miranda pada Raisa beberapa hari yang lalu mereka sudah bertemu dengan keponakan Raisa dan wanita itu sesuai dengan kriteria Miranda sama-sama dari kalangan atas membuat dia bisa memamerkan wanita itu pada teman-teman sosialitanya
"Dia akan datang sebentar lagi, tadi pagi di sibuk dengan pemotretan.... Maaf ya sis....". Ujar Raisa merasa sedikit bersalah
"Tidak apa, aku jadi merasa tidak enak dia pasti sangat sibuk kan dia sangat pekerja keras tidak seperti wanita itu, dia bisa berleha-leha kapan saja".
"Ya mungkin karena putra mu Miranda, memang apa yang mau dia kejar jika dia sudah bersama Roy gaji dari perusahaan ternama pun tidak akan berpengaruh kan". Lita melemparkan kata-kata pedasnya membuat Dani tidak tahan untuk terus diam mendengar putrinya yang selalu di sudutkan oleh orang-orang itu dan sekali lagi Ciara mencoba menenagkan pria itu hngga Dani hanya bisa menghela nafas kasar memaki Miranda dan teman-temannya dalam hati
Padahal Lily selama seminggu ini begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya bisa-bsanya dia bilang putri ku berleha-leha, ck kenapa aku semakin tidak rela jika putri ku menkah dengan Roy sialan itu!. Kesal Dani hati sudah panas sejak tadi
Lalu seorang wanita cantik bertubuh tinggi menghampiri mereka bisa di pastikan jika itu adalah Amber wanita cantik yang bekerja sebagai model dan juga pemiliki usaha skincare terkenal belakangan ini
"Tante....". Ujar wanita itu dengan manja dia di sambut dengan baik oleh Miranda seperti seorang putri raja saja "duh maaf ya tante... Aku telat ya?"
Amber yang sangat cantik tentu saja membuat perhatian banyak orang teralihkan wanita itu benar-benar bisa membuat suasana menjadi riuh hanya dengan kehadirannya, beberapa orang bahkan berbisik mengenai wanita itu
"Siapa bilang? Kau datang tepat waktu saya..... Bagaimana pekerjaan mu? Aku tidan menganggu mu iyakan?"
"Hmm tentu saja tidak tante, tante tidak menganggu waktu ku sama sekali"
Amber sontak melirik pada dua orang tua di dekatnya dia sedikit terkejut karena orang itu tidak seperti yang Miranda katakan, penampilan Dani dan Ciara benar-benar seperti orang terpandang. Penampilan mereka bagus, memangnya apa yang tante Miranda takutkan... . Lalu mata wanita itu melihat ke arah luar ruangan bibirnya terangkat naik
Saat dia melihat Roy dengan Lily dia ingin merebut pria itu, roy adalah pengusaha tampan dan kaya sangat cocok bersanding dengannya pria itu juga bisa menjadi investor untuk perusahaan skincare yang tengah dia bangun
"Tante.... Apa boleh aku berbaur dengan Lily dan Roy?". Tanya amber pada Miranda wanita itu mengangguk dengan cepat karena hal itulah yang di inginkan oleh Miranda
"Tentu saja sayang... Pergilah, Roy pasti akan senang melihat mu kalin kan sudah kenal sebelumnya".
"Huffh". Desah Danu yang di dengar oleh Miranda wanita itu tersenyum untuk kesekian kalinya melihat orang tua Lily yang berhadapan dengan sikap angkuhnya dia percaya jika kedua orang itu tidak akan tahan dengan sikapnya lalu memutuskan untuk pergi sebentar lagi
"Ah tuan Danu sepertinya sudah lelah dengan pesta ini ya, kenapa tidak makan dessert yang sudah kemi sediakan? Kalian tahu kami menggunakan koki terbaik untuk makanan kami"
"Terimakasih Nyonya, kami akan makan sebentar lagi". Jawab Ciara, wanita itu hendak membawa suaminya pergi dari sana sekarang juga dia tahu ika Danu sangat tidak nyaman dengan suasana di sana.
Namun Miranda seolah belum selesai dengan mereka wanita itu mengambil gelas berisi wine sama seperti yang dia pegang bersama dengan teman-temannya "kalian mau kemana? Sangat tidak sopan jika meninggalkan pemilik pesta tanpa minum sedikit pun". Ujar Miranda dengan dengan dua gelas yang dia tawarkan pada Ciara dan Dani
"Terima kasih Nyonya tapi kami tidak meminum wine". Ujar Ciara namun namanya Miranda dia tidak suka di tolak dia memakasa sampai kedua orang pada akhirnya mau tidak mau menerima tawaran wanita itu
"Kita minum sedikit saja sayang". Ujar Ciara menerima dua gelas wine dari Miranda namun belum sampai wanita itu menyentuh gelas itu Miranda tiba-tiba melepaskan genggamannya menyebapkan kedua geas itu jatuh ke lantai dan pecah begitu saja
"Ciara!". Dani panik dia lantas memeriksa istrinya untungnya tidak ada yang terluka di sana, lalu dia menatap Miranda dan teman-temannya yang tersenyum simpul
Bersamaan dengan itu para tamu undangan lain juga menatap mereka dengan rendah menyalahkan perilaku mereka yang tidak elegan di pesta orang lain
"Huh Nyonya Ciara.... Jika kau tidak ingin munum kau bisa menolaknya dengan tegaskan, kenapa harus menjatuhkan winw yang sangat mahal ini?". Miranda berbicara dengan nada yang sangat rendah membuat orang lain berpikir jika wanita itu mendapat masalah karena dua orang di depannya
"Ck istri ku tidak menjatuhkannya!". Suara Dani menggelegar di ruangan itu, semakin menambah perhatian sinis dari orang-orang sekitar
"Sayang sudahlah, ayo kita bereskan masalah ini... Lalu pergi... Ingat putri kita". Ujar Ciara mengusap lengan suaminya menyuruh pria itu untuk kembali tenang
"Tolong bersihkan lantainya Tuan dan Nyonya, kalian yang membuat kesalahan ini". Ujar Miranda, dua orang pelayan sudah membawa pel kepada mereka menyuruh mereka benar-benar membersihkan pekerjaan mereka sendiri
Ciara tanpa segan mengambil pelan itu mengumpulkan beling yang berserakan terlebih dahulu begitupun juga dengan Dani dia tidak ingin berdebat dan bergegas membantu Istrinya
Kepolosan mereka ternyata menjadi perhatian yang menyedihkan dan terkesan rendah di antara kalangan atas itu, tidak ada sejarahnya seorang tamu menjadi pembantu di sebuah pesta meski mereka melakukan kesalahan
Sepasang suami istri itu kini terlihat seperti pelayan membersihkan lantai pesta tanpa tahu jika mereka menjadi bahan obrolan yang menyedihkan
Di Luar sana Lily menatap tajam pada Roy dan Amber wanita itu memeluk Roy dengan mesra tidak mempedulikan dirinya yang berada di samping Roy dan yang membuat wanita itu semakin marah adalah tanggapan Roy yang seolah tidak mempedulikan hal itu.
"Sayang... Dia teman ku waktu SMA, dia juga keponakan dari tante Raisa". Roy memperkenalkan Amber dengan senang hati sama seperti Amber yang masih menggenggam tangan pria itu seolah tidak ingin berpisah "Amber dia Lily, tunangan ku"
"Oh halo Lily... Aku sudah banyak mendengar mu dari tante Miranda".. Amber kini melepaskan genggamannya dnegan Roy lalu beralih kepada Lily
Dengan wajah yang menahan kesal Lily harus tetap menyambut tangan wanita di depannya dengan hangat
"Halo Nona Amber". Ucap wanita itu dengan sopan meski begiitu Lily masih bisa melihat dari sorot mata Amber jika wanita itu hendak melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hatinya
"Wah kau lebih cantik dari pada yang ku dengar, nona Lily... Ku dengar kau bekerja di RX Group dengan posisi Manajer ya?". Tanya Amber terdengar seperti membanggakan wanita itu
Namun dari wajah dan senyum picik wanita itu Lilypun tahu jika Amber seakan merencanakan sesuatu padanya
"Terimakasih Nona Amber, kau juga wanita yang hebat aku banyak mendengar tentang mu". Puji Lily tersenyum manis
"Yah tapi... Kenapa kau tidak bekerja dengan Roy saja?".
Kini Lily tahu arah obrolan itu karena kini Roypun menatapnya dengan kecewa mereka sudah bertengkar beberapa kali karena hal in, Lily selalu bersikeras tidak ingin bekerja di perusahaan Roy meski pria itu sudah memohon kepadanya
"Nona Amber, banyak hal yang harus di pikirkan mengenai ini.... Sebagai wanita yang mandiri ku pikir kau akan mengerti"
"Ah iyakah? Aku tidak berpikir seperti itu.. jika aku jad kau, aku akan memilih mengikuti pasangan ku dan membangun hal luar biasa bersama itu jauh lebih baik di bandingkan bekerja di perusahaan ternama manapun"
Ember sialan! Sudah ku duga wanita cantik seperti mu lebih mirip seperti ular, apa yang kau rencanakan huh?!. Lily memaki Amber dalam hatinya, wanita cantik itu terlalu ikut campur dalam hubungan pribadinya
Lily kini beralih pada kekasihnya pria itu menatapnya dengan tajam seakan menunjukkan jika dia menyetujui pendapat dari teman SMAnya
"Aku hanya menjadi mandri nona, aku begitu tulus pada Roy kekasih ku hingga aku tidak ingin sepeser keuntungan pun darinya". Jelas Lily dengan tegas namun itu tidak mengubah apapun karena Roy ternyata lebih memihak pada Amber . Ah sudahlah kenapa kedua orang ini terlihat sangat dekat! Membuat ku muak saja
Lily menghela nafasnya dengan kesal lalu memalingkan wajahnya ke dalam ruangan melhat beberapa tamu yang memperhatikan satu tempat
"Sayang....". Panggil Lily pada kekasihnya "Kita masuk dulu yuk, aku penasaran dengan Ayah dan Ibu"
"Sayang kau sendiri saja, aku masih ingin mengobrol dengan Amber".
Jawaban singkat itu semakin membuat Lily merasa sakit hati lantas wanita itu pergi begitu saja, ada sesuatu yang ganjal di hatinya karena itu dia bergegas untuk mengecek keberadaan kedua orang tuanya d salam sana
Kekesalannya yang tadinya berlum terselesaikan kini dia melihat Ibu dan Ayahnya tengah merunduk di lantai mengepel dan membersihkan sisaan beling
"Ayah! Ibu!". Wanita itu berlari kecil menggapai kedua orang tuanya "Ayo berdiri apa yang kalian lakukan huh?!"
"Nak kami tidak sengaja menjatuhkan gelas wine tadi, jadi membersihkannya". Jelas Ciara dengan senyumnya yang terpaksa
Pandangan Lily lalu beralih pada Dani dia tahu jika dia bisa mendapatkan informasi yang lebih valid dari pria itu "Ayah... Kalian benar-benar menjatuhkan gelas wine?!"
Pria itu awalanya menjawab ragu tapi akhirnya dia menggeleng walau tanpa menjawab apapun Lily tahu jika ini adalah Miranda yang tidak menyukai dirinya dan orang tuanya
"Apa yang anda lakukan?". Tanya Lily dengan nada yang lebih pelan "Inikah cara anda memperlakukan keluarga saya?"
"Huh kau tidak dengar, mereka hanya membersihkan kesalahan mereka tadi". Ujar Miranda dengan dingin sama seperti hari-hari sebelumnya
Amber dan Roy berjalan memasuki ruangan untuk melihat keributan apa yang terjadi
"Sayang apa yang terjadi?". Tanya Roy pada Lily yang sangat terlihat frustrasi "Ibu Ayah, kalian sedang apa?"
"Roy, orang tua Lily memaksa untuk membersihkan kekacauan yang mereka buat... Mama tidak bisa melakukan apapun itu keinginan mereka"
"Huh Ibu ayah, kalian tidak perlu repot-repot ada petugas untuk itu". Jelas Roy tanpa curiga apapun mengai Ibunya Miranda
"Sayang... Orang tua ku tidak sebodoh itu". Ucap Lily menatap dua pelayan tidak jauh dari mereka, kedua pelayan itu menunduk "Apa ini yang di sebut keluarga?"
"Sayang.... Mama hanya menghargai keputusan Ibu dan Ayah, kau tahu jika jarak kita berbeda Ibupun tidak terbiasa memperlakukan orang lain berbeda"
Saat ini hati Lily menjadi sangat kosong melihat kedekatan Miranda dan Amber bisa di pastikan rencana apa yang di susun oleh kedua orang itu
Dan Kekasihnya yang seakan tidak ada pembelaan membuat nya tersenyum kecut tidak ada hal yang harus dia pertahankan, Dani menggenggam tangan putrinya agar wanita itu bisa melepaskan kesesakan yang ada di hatinya
"Nak kami..."
"Ayah... Ibu, maafkan aku ya....". Lily mengusap kedua pundak orang tuanya
Orang-orang menatap mereka dengan rendah setelah apa yang terjadi saat itu, keputusan Lily yang sudah dia pendam sejak lama akhirnya terbakar saat itu juga dia tidak bisa melanjutkan apapun lagi dengan Roy
"Padahal acaranya masih sangat lama ya tante Miranda....". Lily menatap Miranda dengan dingin "Tapi sepertinya aku sangat sibuk jadi kami akan memutuskan untuk pulang sekarang"
"Lily! Apa yang kau katakan". Roy kesal menurutnya tidak hal yang bisa di perdebatkan sekarang beginya Lily terlalu tergesa-gesa "Sayang... Kau tahukan hari ini, hari spesial mama... Sebelumnya kau juga sangat sibuk dengan pekerjaan mu.... Ingat kau bahkan hampir tidak menhubungi ku seminggu hanya untuk mempersiapkan hari ini"
Penjelasan Roy tentunya membuat Miranda sedikit malu dengan pernyataannya tadi tapi pertengkaran kedua orang itu membuatnya sedikit puas keretakan hubungan yang dia buat selama ini akhirnya membuahkan hasil
"Roy maafkan aku, sepertinya kita tidak bisa lagi.... Orang tua ku jauh lebih berharga"
"Lily... Kau tidak seriuskan sayang, kau hanya sedang marah.... Lily... Kita pergi sebentar ya"
Lily melepaskan genggaman pria itu begitu saja, akhir dari kesabaran Lily dan apa yang dia harapkan sekarang dia tidak ingin melanjutkan hubungannya dnegan Roy lagi, hari itu juga dia bisa melihat masa depannya dengan Roy jika dia tetap melanjutkan hubungan mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!