NovelToon NovelToon

YOU ARE MY DESTINY

1. Menolong Kakek Tua

"Maaf ya..aku harus segera pulang, karena Mamaku sudah menunggu untuk memintaku menemaninya berbelanja." Ucap Renata berpamitan kepada teman-teman baiknya.

"Aku juga harus pergi kerumah Tanteku karena dia sudah menanyakanku dari kemarin." Sambung Vivian sambil menghela nafasnya.

"Ya sudah tidak apa-apa. Kalian hati-hati ya." Jawab Bella dengan tersenyum dan diangguki Seli. Vivian dan Renata segera beranjak pergi.

"Ayo Bella, kita ke toko buku sekarang!" Ajak Seli sambil memeluk lengan Bella. Mereka berdua berjalan bersama sampai didepan kampus dipinggir jalan untuk menghadang bajaj.

Setelah naik bajaj munuju toko buku, Seli mendadak ditelepon oleh Ayahnya untuk segera pulang untuk menggantikannya menjaga kios kelontongnya, karena ayahnya sedang sakit.

Seli turun dipersimpangan jalan dan Bella melanjutkan perjalanan dengan bajaj menuju toko buku seorang diri.

***

Arabella Azalea Malik atau Bella sedang mencari buku panduan untuk mengerjakan skripsinya.

"Nah, ini dia!" Gumamnya pelan setelah menemukan buku yang ia cari.

Kemudian ia segera keluar setelah membayar buku yang dibelinya.

Bella berharap agar bisa mengerjakan tugas skripsinya dengan lancar dan cepat meski tidak secepat itu pikirnya.

Ia ingin secepatnya lulus dan wisuda, kemudian segera mencari pekerjaan.

Impiannya hanya ingin bisa mengurangi beban hidup orang tuanya yang selama ini telah berjuang membesarkannya hingga ia menjadi mahasiswi di universitas terbaik.

Bella terus berjalan menelusuri trotoar diarea pertokokan. Langkahnya terhenti saat melihat ada seorang kakek tua yang terjatuh karena tertabrak seorang pemuda yang berlari dengan tergesa-gesa.

"Hey! Hati-hati kalau berlari!! Dasar!!" Bella berteriak dengan kesal kepada pemuda itu yang telah jauh dari pandangannya setelah menabrak kakek tua tadi.

"Dasar bocah tidak waras, berlarian dikeramaian seperti ini!!" Gumam Bella menggerutu karena merasa kesal dengan pemuda yang tidak punya etika itu.

Kemudian Bella melangkah cepat menghampiri kakek tua tersebut.

"Apa kakek baik-baik saja? mari aku bantu kek!" Tanya Bella dengan tulus membantu kakek tua itu untuk berdiri.

Kakek tua itu tersenyum kepada Bella dan menganggukan kepalanya.

"Aku tidak apa-apa, hanya kaget saja!" Jawab kakek tua dengan tersenyum lebar sambil meraih uluran tangan Bella dan menggenggamnya lalu berdiri.

"Syukurlah kalau kakek tidak apa-apa. Kakek tidak terluka kan?" Tanya Bella terlihat khawatir.

"Terimakasih Nak, aku baik-baik saja dan tidak ada luka." Jawab kakek tua itu.

"Syukurlah kek." Ucap Bella dengan tersenyum manis.

Bella memeluk lengan kakek dan mereka berjalan bersama menelusuri trotoar.

Sambil berjalan Bella mengajak kakek itu mengobrol.

"Apa kakek sendirian? Lalu apa yang sedang kakek cari disini?"

Kakek itu terkekeh pelan mendengar pertanyaan Bella.

"Iya aku sendirian. Tadinya aku ingin menemui cucuku dan ingin membelikan sesuatu untuknya. Tapi, setelah sampai sini ternyata aku lupa membawa dompet juga handphone!" Jawab kakek itu dengan terkekeh geli.

Bella tersenyum dan ia berniat ingin mengantar kakek ini pulang sampai kerumahnya. Ia merasa kasihan kepada kakek ini yang hanya sendirian dan takut kalau terjadi apa-apa lagi dengannya.

"Kalau begitu biar aku antar kakek ya? Aku khawatir dengan kakek." Pinta Bella terlihat begitu tulus dan kakek tua ini tanpa berpikir panjang langsung mengangguk mengiyakan Bella.

'Gadis ini benar-benar berhati baik dan terlihat sangat tulus menolongku!' Gumam kakek dalam hati merasa kagum kepada Bella.

"Siapa namamu Nak?" Tanya Kakek sambil menoleh menatap Bella.

"Aku Arabella kek. Panggil saja Bella."

Jawab Bella dengan tersenyum manis.

"Nama yang sangat cantik dan sangat cocok denganmu. Kamu juga sangat baik Nak." Ucap kakek dengan tersenyum memuji Bella.

"Terimakasih banyak kek!" Ucap Bella dengan dan wajah merona.

"Oya kek, kita duduk dulu sebentar, kakek pasti lelah kan?" Lanjut Bella mengajak kakek ini duduk di bangku panjang yang ada di pinggiran trotoar depan pertokoan.

"Baiklah Nak." Jawab Kakek dan mereka duduk.

"Ini kek, aku membawa minum dan masih baru, belum aku minum. Kakek bisa meminumnya dulu." Ucap Bella sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada kakek.

"Terimakasih banyak Nak." Ucap kakek sambil menerima sebotol air mineral dari tangan Bella dan minumnya. Bella mengganggu sambil tersenyum.

"Lalu apa yang kamu lakukan disini Nak?" Kakek bertanya kepada Bella setelah meneguk air mineral yang berikan Bella.

"Aku tadi membeli buku panduan skripsi Kek!" Jawab Bella dengan meneatap Kakek.

Kakek merasa senang bisa bertemu dengan gadis baik seperti Bella. Ia juga merasa nyaman mengobrol dengan Bella. Entah mengapa kakek menjadi tertarik dengannya.

Padahal baru beberapa menit bertemu dengan Bella. Kakek selalu melemparkan senyum bahagia kepada Bella.

"Jadi kamu masih kuliah ya?" Tanya kakek.

"Iya Kek dan aku sedang mengerjakan skripsi." Jawab Bella.

"Kalau begitu kakek doakan, semoga kamu dilancarkan dan secepatnya lulus juga mendapat nilai yang baik!" Ucap Kakek itu memberikan doa untuk Bella.

"Aamiin. Terimakasih banyak doanya kek. Banyak yang bilang, kalau doa dari orang tua itu mujarap." Jawab Bella dengan tersenyum lebar mantap kakek dan mereka tertawa bersama.

"Lalu setelah lulus nanti, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya kakek terdengar serius.

"Aku pengennya sih bisa langsung bekerja Kek buat mengurangi beban orang tua. Syukur-syukur aku bisa membantu mereka." Jawab Bella dengan tersenyum.

"Kalau boleh tau, apa pekerjaan orang tuamu Nak?" Tanya kakek dengan serius menatap Bella.

"Ayahku seorang guru di SMA Nusa Bangsa kek, tapi tidak lama lagi akan pensiun dan ibuku menjual kue buatannya sendiri." Jawab Bella dengan tersenyum merasa sangat kagum dengan kedua orang tuanya yang selalu bekerja keras untuknya.

Bella juga sama seperti kakek. Ia merasa sangat senang bisa bertemu dan mengobrol dengan kakek ini yang baru dikenalnya. Ia merasa seperti sedang mengobrol dengan kakeknya sendiri.

Setelah puas mengobrol, Bella mengantar kakek itu pulang menuju rumahnya dengan menaiki bajaj karena uangnya hanya mampu untuk menghentikan ojek atau bajaj untuk mengantarnya ketempat yang ia tuju. Karena, kalau naik taxi pasti akan mahal ongkosnya.

"Maaf ya kek, aku hanya mampu membayar bajaj." Ucap Bella dengan diselingi kekehan kepada kakek dan kakek pun ikut terkekeh geli.

"Tidak masalah Nak. Justru aku sangat berterima kasih kepadamu. Kamu gadis yang sangat baik dan pasti orang tuamu sangat menyayangi juga bangga kepadamu." Jawab Kakek dengan penuh haru.

"Loh kenapa kakek menjadi sedih begini?" Tanya Bella dengan cemas karena melihat wajah kakek yang berubah menjadi sedih.

Seketik kakek terkekeh kembali melihat Bella yang tampak cemas.

"Aku tidak sedih Nak! Aku hanya terharu saja dengan kebaikanmu. Jarang sekali ada anak muda yang setulus kamu mau menolong orang tua sepertiku ini." Ucap kakek itu semakin mengagumi Bella dan Bella hanya tersenyum dengan wajah yang kambali merona karena malu selalu dipuji kakek.

Sesampainya dialamat rumah kakek, Bella terperangah melihat pintu gerbang yang tampak tinggi dan besar.

'Apa ini rumah kakek? Besar sekali!' Ucap Bella dalam hati dengan kagum melihat bangunan besar dan mewah didepannya.

Sebenarnya, kakek itu tadi pergi dengan diantar supir. Namun setelah bertemu Bella, kakek itu merasa sangat tertarik dengan sosok gadis cantik yang begitu baik dan sangat tulus ini hingga tadi saat Bella berniat mengantarnya, Kakek itu melihat supir yang menunggunya disamping mobil untuk pergi dengan cara memberinya kode.

...*****...

...**Jangan lupa beri semangat dan dukungannya ya gaes! like dan comment supaya makin semangat otor melanjutkan ceritanya, karena ini merupakan karya pertama otor!!😍...

...terimakasih banyak sudah berkenan membaca dan mengikuti karyaku ini, semoga suka.🙏😊**...

2. Pria Sombong

"Ayo Nak, masuklah!" Kakek tua itu mempersilahkan Bella masuk setelah pintu gerbang dibuka oleh dua orang penjaga rumah yang berbadan besar.

"Tuan Besar!" Kedua penjaga rumah tersebut menyapa dengan hormat pada kakek. Kakek tersenyum kepada mereka dan berjalan masuk bersama Bella.

Kedua penjaga rumah tersebut celingak celinguk karena merasa aneh. Tadi, mereka melihat Tuan Besarnya pergi dengan diantar supir.

Tetapi, kenapa pulangnya berjalan kaki dan bersama seorang gadis yang cantik.

Kakek berjalan dengan menggandeng Bella masuk kerumahnya. Bella semakin terperangah dengan pemandangan didepan matanya. Ia terbengong melebarkan matanya sambil berjalan mengikuti langkah kakek.

'Sebenarnya kakek tua ini siapa? apa ini rumah kakek? besar sekali! dan kenapa aku jadi deg-degkan begini?' Batin Bella merasa takjub akan keindahan taman dihalaman depan rumah kakek ini yang begitu luas.

"Kek! Apa kakek tinggal disini?" Tanya Bella yang masih belum percaya.

"Iya." Jawab Kakek itu diselingi kekehan.

"Ayo cepat masuklah Nak! Aku tinggal bersama cucuku, tapi dia belum pulang kerja." Lanjut kakek itu sambil menarik tangan Bella masuk kedalam rumahnya.

"Tuan Besar!" Bebarapa pelayan menyapa kakek itu dengan penuh hormat saat kakek masuk.

'Apa mereka pelayan kakek? Bahkan tidak hanya satu atau dua pelayan, tapi ada enam pelayanan? Wajar sih, rumah ini benar-benar besar seperti istana!' Gumam Bella dalam hati merasa semakin takjub melihat dalam rumah kakek yang begitu megah bagai istana.

"Tolong cepat buatkan minum juga makanan untuk tamuku ini!" Perintah kakek itu kepada para pelayan.

"Baik Tuan!" Jawab salah satu pelayan dengan hormat kepada kakek.

"Nona, ingin minum apa?" Lanjutnya dengan sangat ramah dan sopan kepada Bella.

"Tidak perlu repot-repot, aku hanya mengantar kakek saja dan sudah mau pulang." Jawab Bella juga dengan ramah.

"Duduklah dulu Nak! Kenapa harus buru-buru? Sebentar lagi cucuku pulang dan aku akan memperkenalkanmu kepadanya. Dia sangatlah tampan..hahaha!" Ucap kakek itu dengan tertawa riang.

"Kakek!! Kenapa kakek tidak bisa aku hubungi??"

Tiba-tiba terdengar suara dari seorang pria yang terdengar keras bertanya kepada kakek.

Seketika kakek dan Bella menoleh kearah pria tersebut.

Pria itu terlihat sangat tampan dengan tubuh yang tinggi, tegap dan tampak gagah dengan memakai setelan jas warna gelapnya. Kulit yang putih bersih, rambut kecoklatan, hidung mancung, alis tidak terlalu tebal dan tatapan matanya terlihat tajam.

'Siapa dia? kenapa tiba-tiba datang dan marah-marah begitu kepada kakek? Benar-benar tidak sopan!' Batin Bella sambil memperhatikan pria itu.

"Ricky, kamu sudah pulang?"

Kakek tua itu bertanya kepada pria tersebut yang bernama Ricky tidak menjawab pertanyaannya.

Ricky merasa sangat khawatir kepada kakeknya karena sebelumnya, kakeknya memberitau kalau kakeknya ingin datang ke perusahaan menemuinya. Namun kakeknya tak kunjung datang juga tidak bisa dihubungi.

"Tadi kakek mengatakan ingin ke perusahaan menemuiku kan? Aku sudah menunggu begitu lama. Apa kakek tidak tau kalau aku begitu mengkhawatirkan kakek?" Tanya Ricky terdengar galak sekaligus penuh rasa khawatir kepada kakeknya.

'Pria ini..apa dia cucunya kakek? kenapa galak sekali sih?' Gumam Bella dalam hati masih terus memperhatikan Ricky.

"Kakek minta maaf! Kakek tadi lupa tidak membawa handphone juga dompet. Tapi untungnya, kakek bertemu dengan Arabella!" Jawab kakeknya kemudian tersenyum menoleh kearah Bella.

Bella kemudian menyapa Ricky dengan cara sedikit membungkukkan badannya dan tersenyum sebagai tanda hormat. Namun Ricky hanya melirik sekilas dengan sinis kemudian memalingkan wajahnya tidak merespon Bella.

'Ishhh sombong sekali sih dia!' Batin Bella dengan menatap sinis Ricky.

"Kemarilah Ricky! Perkenalkan, dia Arabella! Tadi dia yang menolong kakek waktu kakek terjatuhlalu dan dia juga mengantar kakek pulang!" Ucap kakeknya dengan tersenyum lebar memperkenalkan Bella pada Ricky.

Mendengar kakeknya. seketika membuat Ricky memgernyit dan semakin khawatir. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya mendekati kakeknya lalu berjongkok dihadapan kakeknya yang duduk disofa. "Apa kakek baik-baik saja? Kakek tidak terluka kan?" Tanya Ricky kepada kakeknya merasa sangat khawatir.

Kakeknya tidak menjawab malah terkekeh geli sambil menatap Ricky dan Bella secara bergantian, membuat Ricky mengernyit heran.

"Kenapa kakek malah tertawa? Apa pertanyaanku ini sangat lucu?"

Bella juga menatap kakek itu dengan mengernyitkan keningnya merasa aneh.

"Kalian sepertinya memang berjodoh! Kalian sama-sama mengkhawatirkan kakek, dan pertanyaan kalian juga bisa sama." Jawab kakek diselingi kekehan.

"Hah?" Bella terbengong menatap kakek merasa sangat bingung.

'Apa maksud ucapan kakek?' Batin Bella.

"Kakek tolong serius sedikit! Aku bertanya dengan serius, kenapa kakek tidak menjawabku malah bicara ngawur dan menertawaiku seperti ini?" Ricky mulai merasa sangat kesal.

"Jangan marah! Ayo duduklah dulu Ricky!" Pinta kakek pada Ricky.

Ricky enggan untuk duduk dan ia masih tetap berjongkok dihadapan kakeknya. Ricky begitu menyayangi kakeknya karena Ricky merupakan cucu kebanggaan dan kesayangan kakeknya.

Selama ini, Ricky hidup hanya bersama kakeknya setelah orangtuanya meninggal akibat kecelakaan maut yang terjadi 12 tahun silam.

'Ternyata dia begitu menyayangi dan mengkhawatirkan kakeknya.' Ucap Bella dalam hati dengan tersenyum merasa kagum.

"Kakek baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir! Seharusnya kamu berterima kasih kepadanya, Ricky!" Jawab kakeknya dengan lembu kepada cucu kesayangannya sambil mengusap-usap pundak Ricky yang masih berjongkok dihadapannya.

Kemudian Ricky bangkit berdiri dan menoleh menatap tajam Bella. Bella yang melihat tatapan Ricky, ia langsung mengalihkan pandangannya menghindari tatapan mata Ricky.

'Ya Tuhan, tatapan matanya seperti pedang yang ingin menusukku saja!' Gumam Bella dalam hati sambil bergidik ngeri.

"Siapa kau? Apa kau berniat ingin menjerat kakekku?" Pertanyaan Ricky membuat hati Bella seketika seperti disayat belati dan menatapnya dengan sinis.

Kakeknya merasa terkejut dengan ucapan dari cucunya ini kepada Bella.

"Ricky, jaga bicaramu! Kakek memintamu untuk berterima kasih kepadanya, bukan malah membuatnya tersinggung dengan pertanyaanmu itu!" Kakek itu membentak dan menatap tajam Ricky.

Bella bangkit dari tempat duduknya sambil menatap Ricky seolah ingin menantangnya. Ia sudah berniat baik menolong kakeknya, tapi malah Ricky dengan mulut tajamnya menuduhnya yang tidak-tidak.

"Apa maksudmu?" Bella bertanya dengan menahan emosinya menatap Ricky.

"Ricky, tidak seharusnya kamu bersikap seperti itu kepadanya! Dia sudah begitu baik dan tulus menolong kakek!" Ucap Kakek berusaha tenang.

Ricky hanya diam masih dengan tatapan tajamnya menatap Bella. Bella merasa semakin risih dan geram melihat tatapan Ricky. Ia pun tidak ingin berlama-lama berada disini.

Bella menghela nafasnya panjang untuk meredam emosinya.

"Kakek, aku pamit dulu ya. Aku harus segera pulang." Ucap Bella berpamitan kepada kakek dengan memaksakan senyumnya.

Bella tidak menunggu jawaban dari kakek dan langsung berbalik melangkah. Namun, baru dua langkah tiba-tiba ia mendengar ucapan yang membuatnya kembali tersulut emosi.

"Kakek, kakek harus berhati-hati! Banyak orang yang suka memanfaatkan orang lain dengan wajah sok polos juga sok baik!" Ucap Ricky dengan keras dan melirik sinis kearah Bella.

"Diam Ricky!! Jangan kamu menyamakan semua orang dengan masa lalumu itu!!" Jawab kakeknya dengan geram dan membentak Ricky. Karena ia merasa cucunya ini sudah keterlaluan.

Ricky tersentak hatinya mendengar kakeknya yang membentaknya dan begitu marah kepadanya didepan Bella, gadis yang tidak jelas ini menurutnya sampai-sampai kakeknya juga mengingatkannya kembali dengan masa lalunya. Ricky merasa tidak percaya dengan sikap kakeknya ini.

Baru kali ini kakeknya bersikap seperti ini kepadanya, sampai membentaknya hanya membela seorang gadis yang tidak dikenalnya.

Ricky menghembuskan nafas kasarnya dan kembali menatap Bella dengan tajam kemudian berbalik dan melangkah pergi tanpa mengatakan apapun.

...*****...

...Jangan lupa kasih like, comment & votenya ya!🙏😍...

...Terimakasih banyak para readers masih setia mengikuti kisahnya karya pertamaku ini🙏😍...

3. Begitu Membencinya

"Maafkan sikap cucuku Nak! Dia memang selalu seperti itu mungkin karena sangat mengkhawatirkanku." Ucap kakek dengan rasa penuh bersalah meminta maaf kepada Bella.

"Kakek tidak perlu meminta maaf kepadaku seperti ini! Aku bisa mengerti kek." Jawab Bella sambil meraih dan menggenggam tangan kakek dengan tersenyum.

"Emm..kalau begitu, aku pamit dulu ya kek, aku harus segera pulang, sudah sore!" Lanjut Bella berpamitan kepada kakek.

"Tunggu dulu sebentar disini!" Ucap kakek kemudian melepaskan tangan Bella dan bergegas naik kelantai atas.

Bella berdiri diam dengan mengernyitkan keningnya menunggu kakek. Entah apa yang sedang kakek itu lakukan?

Ricky yang belum pergi dan masih berdiri mengawasi kakeknya dari balik pilar, ia melangkah menuju ruang keluarga dan berhenti disudut ruangan. Ia memicingkan matanya memperhatikan kakeknya yang berjalan menuruni tangga membawa amplop berwarna coklat ditangannya kemudian menghampiri Bella.

"Nak, ini terimalah sebagai rasa terimakasihku kepadamu karena kamu sudah menolongku tadi dan mengantarku sampai kerumah, ambillah!" Kakek menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat tetsebut kepada Bella dan Bella bisa menebak didalam amplop tersebut pasti isinya uang.

"Maaf kek, aku menolong kakek ikhlas dan sama sekali tidak mengaharapkan imbalan apapun atau balas budi dari kakek, jadi kakek simpan saja kembali ini..aku tidak bisa menerimanya!" Ucap Bella menolak pemberian kakek dengan sopan.

"Apa masih kurang? Aku bisa menambahkan isinya! Kau sebutkan saja nominalnya atau kau mau aku memberimu yang lain? Sebutkan saja aku akan memberikan untukmu!" Sambung Ricky dengan keras menatap Bella dengan wajah dinginnya.

Deg!

Tiba-tiba hati Bella serasa bagai disambar petir mendengar ucapan Ricky yang begitu tajam.

Bella menghela nafasnya dalam-dalam dan meremas kuat tasnya mencoba mengontrol emosinya. Ia bisa saja membalas ucapan Ricky, namun ia sangat menghormati kakeknya yang begitu baik kepadanya.

"Kek, aku pamit ya. Permisi!" Bella langsung berpamitan dengan menyalami kakek tak lupa mencium punggung tangan kakek. Kemudian dengan cepat ia berlari keluar dan pergi. Seketika airmatanya pun tumpah membasahi pipinya.

Kakek masih diam saat melihat Bella yang berlari pergi. Kemudian kakek menoleh menatap tajam Ricky. Kakek sedang menahan amarah untuk tidak membentak atau memarahi cucu kesayangannya ini.

"Kek aku..."

"Tidak seharusnya kamu bicara seperti itu Ricky! Kamu sadar? Kamu telah menyakiti gadis yang telah menolong kakekmu ini!" Sahut kakek menyambar ucapan Ricky dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.

"Kek, aku hanya ...."

"Sudah diam! Apa kamu tidak bisa melihat ketulusannya? Bahkan dia menolak pemberian dari kakek ini!" Kakeknya kembali menyambar ucapan Ricky dengan membentaknya.

"Kek..

"Kakek tidak mau tau! Bagaimanapun caranya, kamu harus mencari gadis itu dan meminta maaf kepadanya!"

Ricky merasa terkejut dengan sikap kakeknya ini. Kakeknya baru bertemu sekali dengan gadis itu dan sikapnya kepadanya sudah langsung berubah seperti ini kepadanya. Bahkan kakeknya membentak dan memarahinya. Lebih parahnya lagi, kakek mintanya mencari gadis itu dan meminta maaf?

Kakeknya tidak menunggu jawaban dari Ricky. Ia langsung berbalik dan naik keatas menuju kamarnya ingin beristirahat karena kepalanya mendadak pusing.

'Apa-apaan kakek ini? Bahkan kakek memarahiku dan menyuruhku mencari gadis sialan itu lalu meminta maaf kepadanya? Lelucon macam apa ini?' Ricky menggerutu dalam hati merasa semakin kesal dan emosi kepada Bella.

'Kalau pun aku sampai bertemu lagi dengannya, aku akan memberikan pelajaran kepadanya!' Lanjut Ricky dalam hati dengan mengeraskan rahangnya dan mengepalkan kedua tangannya.

Ricky begitu kesal dan emosi. Ia ingin sekali memberi pelajaran kepada gadis itu kalau sampai bertemu dengannya kembali.

'Cih! Minta maaf padanya? Itu tidak akan pernah aku lakukan!' Lanjutnya lagi dalam hati kemudian melangkah pergi menuju ruang kerjanya dilantai tiga.

***

Bella merasa begitu marah, kesal dan sakit hati kepada pria galak dan sombong macam Ricky.

'Jangan sampai aku bertemu dengannya lagi! Cukup ini pertama kalinya aku bertemu dengan serigala berwujud manusia macam dia!' Ucap Bella menggerutu dalam hati dengan nafas yang tidak beraturan karena sedang tersulut emosi.

Setelah sampai rumahnya, Bella langsung masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang berukuran sedang.

Tak lama kemudian, Bella beranjak dari ranjangnya dan keluar menuju kamar mandi ingin menyegarkan tubuhnya juga hati dan pikirannya dengan mangguyur seluruh tubuhnya memakai air dingin.

Sofia, ibu Bella sedang membuat adonan kue pesanan dari pelanggannya untuk acara arisan.

Selesai mandi, Bella menghampiri ibunya dan seperti biasa, ia selalu membantu membuat kue pesanan dari para pelanggan ibunya.

"Dapat berapa pesanan Bu?" Tanya Bella kepada ibunya yang sedang membuat adonan kue.

Ibunya menoleh dan mendapati putrinya sudah berada disampingnya.

"Lumayan banyak sayang. Tolong kamu ambilkan cetakan dilaci dan kamu bantu ibu mencetak ini ya." Jawab Sofia dengan tersenyum dan menyuruh putrinya untuk membantunya.

"Oke Bos!" Ucap Bella dengan tersenyum lebar dan segera membantu ibunya.

Sofia memang sejak sebelum ia menikah dengan Helmi ayah Bella, ia sudah hobi memasak terutama membuat kue. Masakan dan kue buatannya begitu lezat. Banyak teman-teman sekolahnya yang menyukai kue buatannya, dan mereka menjadi pelanggan setia kue buatan Sofia hingga saat ini.

Bella yang sudah terbiasa membantu ibunya dirumah, ia pun tak jauh beda dengan ibunya. Bella juga begitu pandai memasak dan membuat kue.

"Semua ini pesanan dari siapa Bu?" Tanya Bella kepada ibunya sambil menata kue-kue yang sudah matang dan dingin lalu memasukkan kedalam toples mika.

"Pesanan Bu Romlah untuk acara arisan nanti malam. Setelah ini, kamu bantu ibu mengantar kue-kuenya ke rumah bu Romlah ya sayang!" Jawab Sofia dengan tersenyum.

"Siap Bu Bos!" Ucap Bella membuat Sofia terkekeh.

Setelah semua pesananan kue selesai dibungkus dan dikemas didalam toples mika. Bella bersiap mengantar kue pesanan tersebut ke rumah Bu Romlah yang letaknya dikompleks sebelah.

Sepulang dari mengantar kue, Bella kembali membantu ibunya menyiapkan makan malam yang sudah selesai dimasak ibunya. Ia menatanya diatas meja makan kemudian ia duduk diruang makan mininalis dengan empat kursi bersama ayah dan ibunya untuk makan malam bersama.

Selesai makan malam bersama, mereka duduk diruang tv. "Bagaimana kuliah kamu Nak?" Helmi ayah Bella bertanya kepada putri semata wayangnya sambil membelai rambut panjangnya dengan penuh kasih sayang.

"Baik Yah dan aku sedang bimbingan skripsi. Doakan aku ya Yah Bu supaya aku cepat lulus!" Jawab Bella sambil menyandarkan kepalanya dibahu sang ayah.

"Tanpa kamu minta..ibu dan ayah sudah selalu mendoakan kamu sayang!" Sambung Sofia sambil mengusap kepala Bella dengan penuh kasih sayang kemudian Bella memeluknya.

"Selalu jadilah pribadi yang baik dan santun Nak! Dan kamu juga harus selalu berhati-hati dalam bergaul!" Nasehat yang selalu ayah berikan kepada putri kesayangannya ini tak pernah Bella merasa bosan mendengarkannya.

Justru ia merasa sangat bahagia dan sangat bersyukur memiliki orang tua yang begitu menyayanginya dan selalu memberikan nasihat-nasihat baik kepadanya.

"Baik Ayah! Aku akan selalu mengingat nasehat dari Ayah, dan aku sangat menyayangi kalian!" Jawan Bella sambil memeluk kedua orang tuanya bersamaan karena ia duduk ditengah-tengah mereka. Mereka pun saling berpelukan.

Meskipun kehidupannya yang serba sederhana, Bella tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Itu sudah lebih dari cukup baginya!

"Aku sayang kalian..sangat!" Ucap Bella kembali kemudian mengecup pipi ayah dan ibunya bergantian.

...*****...

...Jangan lupa Like, Comment dan Vote ya!! 🙏🏻🙏🏻🙏🏻😍...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!