NovelToon NovelToon

Caged Desire

Bab 1 – “Jeda yang Tak Terucap”

Cahaya sore di Yokohama merayap masuk melalui jendela kaca apartemen kafe kecil dekat kampus. Aroma kopi dan croissant menghangatkan ruangan, menenangkan siapa pun—kecuali Aurora. Gadis itu menunduk, memainkan sedotan dalam minumannya tanpa tujuan. Sementara di hadapannya, duduk seorang pria berjas casual, rambut hitamnya tertata rapi, jam tangan mahal melingkar di pergelangan. Andre Tanaka. Sahabat sejak masa SMA, pewaris keluarga konglomerat perhotelan, dan... pria yang kini sedang menatapnya dengan wajah serius.
Andre
Andre
Aurora
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Apa?
Andre
Andre
aku suka kamu
Andre
Andre
Kita udah kenal lama. Kamu tahu aku bukan tipe cowok yang muter-muter. Dan sekarang, aku gak mau muter-muter lagi.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Kamu... yakin?
Andre
Andre
Yakin
Andre
Andre
Aku tahu kamu orangnya mandiri, keras kepala, dan suka ngilang tanpa kabar—tapi aku juga tahu kamu gak pernah bener-bener buka hati buat siapa pun.
Aurora terdiam. Kata-kata itu masuk seperti angin dingin ke dadanya.
Andre
Andre
Aku tahu kamu ...
Andre
Andre
Tapi aku gak akan maksa. Aku cuma mau kamu tahu… kalau aku siap nunggu.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Andre…
Andre
Andre
Gak perlu jawab sekarang
Andre
Andre
Aku cuma minta… kamu pikirin. Sekarang, besok, atau bulan depan. Aku bisa tunggu, tapi aku gak bisa pura-pura gak ngerasain ini.
Aurora mengangkat wajahnya. Menatap mata coklat hangat sahabatnya. Ada rasa nyaman di sana. Aman. Tapi...
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Aku....Aku butuh waktu.
Andre
Andre
Take all the time you need.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Kamu tahu hidupku agak... rumit, kan?
Andre
Andre
Justru karena aku tahu, makanya aku tetap di sini.
Andre meraih tangannya sebentar, lalu melepaskan.
Andre
Andre
Kamu bukan tanggung jawab, Aurora. Kamu pilihan.
Setelah pertemuan itu, Aurora berjalan pulang ke apartemennya sendiri, membawa dua hal: Jawaban yang belum siap ia berikan—dan perasaan aneh di belakang tengkuknya. Seperti ada yang mengawasi dari jauh. Lagi.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Andre bilang aku pilihannya…
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
…tapi kenapa hatiku justru merasa dia bukan satu-satunya yang memperhatikan?
Gumam Aurora sambil menatap ke cermin lift
Saat pintu lift tertutup, sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
"Kamu terlalu lama bicara dengan Andre." – M
Aurora terdiam.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Marcus.

Bab 2 – Luka yang Tak Pernah Pergi

Apartemen itu sepi. Lampu kuning temaram menyinari ruangan yang rapi, tapi udara terasa berat. Aurora duduk di tepi ranjang, masih mengenakan coat hitam panjang dan scarf dari pertemuan dengan Andre tadi. Tapi pikirannya tak lagi di kafe, atau pada Andre. Pikirannya telah ditarik kembali ke masa lalu... Ke Marcus. Pria yang muncul kembali melalui pesan pendek. Dan juga, pria yang pernah ia cintai... dan tak bisa ia lupakan.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Kenapa kamu muncul lagi…( bisiknya lirih)
Ponselnya masih menampilkan pesan:
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
"Kamu terlalu lama bicara dengan Andre."
Aurora menatap layar itu lama, lalu membuang napas keras.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Tiga tahun. Setelah tiga tahun kamu masih menguntit ku, Marcus?
Matanya mulai memanas. Ia tahu ia tak bisa pura-pura. Marcus bukan sekadar seseorang dari masa lalu. Dia adalah kenangan yang terlalu kuat untuk dihapus.
Tiga tahun lalu...
Aurora berdiri di balkon sebuah hotel mewah di Osaka, mengenakan gaun tidur satin putih. Angin malam menerpa rambut panjangnya. Marcus berdiri di belakangnya, mengenakan kemeja hitam yang terbuka beberapa kancing di dada. Tatapannya tajam namun penuh sesuatu yang hangat... posesif.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Kau dingin? ( mendekat dan memeluk Aurora dari belakang)
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Sedikit ( tersenyum kecil)
Marcus mencium bahunya pelan, membuat Aurora memejamkan mata.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Kau tahu... kau seperti candu. Sekali ku cicipi, aku tak bisa berhenti.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Manis sekali. Kau selalu tahu cara bicara seperti itu.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Karena aku tak bohong.
Saat itu, Aurora benar-benar percaya Marcus mencintainya. Bahkan ketika dia tidak tahu siapa sebenarnya pria itu.
Namun malam itu juga, semuanya berubah.
Aurora tak sengaja mendengar percakapan di lorong hotel, antara Marcus dan seorang pria beraksen Rusia.
pria rusia
pria rusia
"Target telah diamankan. Tidak ada jejak. Pastikan uang dikirim ke akun Swiss biasa."
pria rusia
pria rusia
Kau yakin gadis itu tidak tahu siapa kau sebenarnya, Marcus?
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Dia hanya seorang gadis muda yang jatuh cinta. Dia tak akan pernah tahu aku pembunuh berdarah dingin.
Aurora membeku di balik tembok, jantungnya hampir berhenti berdetak.
Kembali ke masa kini...
Aurora menekan wajahnya ke bantal, menggigit bibir agar tak menangis.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Bodoh. Aku bodoh banget waktu itu.
Ia mengingat pagi setelah kejadian itu. Ia kabur. Mengganti nomor. Pindah kota. Menyembunyikan nama keluarganya. Ia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal.
Dan selama tiga tahun... Ia bertanya-tanya—apakah Marcus mencari dirinya?
Kini ia tahu jawabannya.
Dan itulah masalahnya.
Suara ketukan halus terdengar dari balkon.
Aurora membeku. Perlahan-lahan ia mendekati tirai... dan membuka sedikit celah.
Seorang pria berjas hitam berdiri di luar. Di lantai tujuh. Tanpa tali. Tanpa alat. Marcus.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
kau...( Desis Aurora begitu membuka pintu)
Marcus melangkah masuk perlahan. Matanya menatap lurus padanya.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Aku bilang padamu dulu, bukan? Tak peduli kau pergi sejauh apa… aku akan menemukanmu.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Kenapa kau di sini? ( bisik Aurora, tubuhnya gemetar)
Marcus mendekat, berhenti hanya sejengkal dari wajahnya.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Karena aku tak pernah selesai denganmu.

Bab 3 – Aku Masih Menginginkanmu

Hujan turun rintik di luar jendela apartemen. Langit Yokohama berwarna kelabu. Di dalam, Aurora berdiri kaku di dekat balkon yang baru saja tertutup kembali. Dia menahan napas. Marcus... datang. Dan pergi, dalam waktu tak sampai lima menit. Peringatannya masih bergema di telinga Aurora.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
“Jangan pernah menerima Andre.” “Dia bukan orang sebersih yang kau kira.” “Aku hanya memperingatkan. Karena aku tak bisa jamin, kalau kau memilih dia… kau akan tetap aman.” “Sampai jumpa lagi, Aurora.”
Marcus lenyap seperti bayangan—turun dari balkon dengan cara yang hanya bisa dilakukan seseorang yang hidup di antara dunia gelap dan kekacauan. Aurora masih gemetar. Bukan karena takut. Tapi karena jantungnya berdetak terlalu keras. Karena satu tatapan dingin Marcus… cukup untuk membakar ulang semua perasaannya.
Dia menjatuhkan tubuh ke sofa.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Bajingan itu… ( bisiknya dengan senyum getir ) Kenapa dia masih peduli? Kenapa dia masih bisa menghancurkan aku, hanya dengan satu kalimat?
Aurora menengadah, matanya mulai berkaca-kaca.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Kenapa aku masih berharap dia tinggal lebih lama?
Tangannya meremas bantal di dada. Napasnya tak stabil. Segala kenangan kembali seperti badai.
Malam itu...
Aurora berbaring di ranjang, tubuhnya terlindung oleh lengan Marcus. Suara detak jantungnya terdengar dari dada pria itu.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Apa yang akan terjadi kalau aku tahu siapa kamu sebenarnya? ( dalam bisikan penuh rasa takut dan cinta)
Marcus menoleh padanya. Mengusap pipinya dengan ibu jari.
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Kau akan lari …dan aku akan mengejar mu
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Sampai kapan?
Marcus Alaric Donovan
Marcus Alaric Donovan
Sampai kau tak bisa lari lagi ( tersenyum tipis)
Aurora mengatupkan mata. Air matanya menetes tanpa suara.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Kau benar, Marcus. Aku memang lari.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Tapi kenapa… kenapa hatiku tetap diam di tempat?
Ia berdiri perlahan dan membuka kulkas kosongnya. Tidak ada yang bisa dimakan. Bahkan tidak ada tenaga untuk memesan makanan. Yang ada hanya rasa hampa. Kosong. Dan kerinduan yang membunuh pelan-pelan.
Aurora menatap ke cermin di ruang tamu.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Apa aku masih mencintaimu?
Wajahnya pucat. Matanya merah. Tapi bibirnya tersenyum pahit.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Tidak. Aku tidak mencintaimu. Aku hanya… …masih menginginkanmu.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Oh iya...
Aurora ingat bahwa ia pernah beli vibrator untuk menenangkan diririnya. ia letakkan vibrator disebelahnya
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Oh, astaga..... ( sambil merapatkan paha)
Aurora melebarkan pahanya, lalu menyentuh vagina yang masih tertutup celana dalam
kemudian ia meraba- raba klitorinya sendirian perlahan dengan gerakan memutar, lalu menekannya.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Hemmmmm ( menahan desahannya)
Aurora menyentuh vagina sudah basah dan berdeyut lebih kuat lagi.
Aurora Clarisse Winata
Aurora Clarisse Winata
Oh, astaga
Aurora mengigit bibir bawahnya, lalu ia mengambil alat dan dimasukkan kedalam lubangnya.
aurora menyalahkannya sampai ke level max, ia merasakan tubuhnya bergetar dan klimaks.
Aurora ketiduran setelah melakukan hal???

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!