Terlihat gadis cantik tengah menyiram bunga didepan sebuah mansion yang terlihat tua dan kuno. Dia Yoona Ayame. Yoona melihat bunga tulip merahnya layu. Yoona menghampiri bunga tersebut kemudian menoleh kesana kemari.
Yoona memegang bunga tersebut kemudian cahaya hijau menyala dari telapak tangannya. Bunga itu pun kembali segar.
"Jangan kecewakan ibuku ya" bisik Yoona pada bunga tersebut sambil tersenyum manis.
Yoona beranjak kemudian berlalu ke toko bunga milik ibunya yang berada disamping mansion. Dia membuka pintu toko yang terbuat dari kaca itu kemudian memutar balikkan papan close menjadi open.
Mata indahnya terarah pada toko yang bersebrangan dengan toko bunga ibunya. Toko besar itu adalah toko kue milik keluarga Immamura, terlihat seorang pria tampan tengah melambaikan tangan kearah Yoona. Yoona hanya tersenyum menjawab pria itu.
Pria itu terlihat kecewa karena tidak mendapat balasan lambaian tangan dari gadis itu.
Yoona membereskan bunganya yang terlihat agak acak-acakan. Tiba-tiba terdengar lonceng berbunyi tanda ada pembeli. Yoona menoleh ternyata pria tadi.
"Hai Yoona " sapa pria itu dengan suara baritone nya.
"Hai Ryuga, ada yang bisa ku bantu? " tanya Yoona berusaha ramah karena sejujurnya dia agak risih dengan kegiatan pria yang bernama Ryuga itu di setiap harinya seolah memperhatikan Yoona.
"Aku hanya mau main, apa boleh? " tanya Ryuga dengan tatapan menggoda.
"Emm.. Iya, tapi apa kau tidak masalah dengan toko kuemu? " tanya Yoona.
"Ya, ada bawahanku disana" jawab Ryuga.
Yoona ber'oh ria.
"Sebenarnya aku hanya ingin bertemu denganmu kuharap suatu hari nanti kau akan menjadi miliku" batin Ryuga.
Tas Yoona terjatuh. Ryuga menoleh. "Kenapa Yoo? "
Yoona menggeleng sambil tersenyum dengan pipi merona karena mendengar apa yang dikatakan Ryuga dalam hati.
"Menyebalkan sekali dia, apa yang ada dipikirannya itu? " batin Yoona.
"Apa dia nervous karena ketampananku oh itu pasti" batin Ryuga.
Gubrak
Kali ini smartphone Yoona yang jatuh. Yoona segera mengambilnya.
"Kenapa lagi? " tanya Ryuga.
"Oh ti..tidak aku hanya agak ceroboh" jawab Yoona.
"Apa-apaan pikirannya itu, dasar besar rasa" batin Yoona.
"Menurut mata-mataku, Yoona orang yang teliti dan tidak mungkin ceroboh" batin Ryuga.
Seketika Yoona menatap Ryuga. "Mata-mata dia bilang? Jadi dia menguntitku"
Ryuga menatap Yoona. Yoona mengalihkan pandangannya. Bagaimanapun, Yoona tidak mau tergoda dengan ketampanan Ryuga yang bisa saja tiba-tiba mencuri hatinya.
"Kau baik-baik saja? " tanya Ryuga.
"Memangnya kenapa? " tanya Yoona ketus.
"Ah? Kai marah? "
"Tidak "
"Aku hanya aneh dengan sikapmu"
"Apalagi aku, aku merasa kau seperti memperhatikanku" kata Yoona pelan.
Tiba-tiba Ryuga tertawa. Yoona menoleh menatap Ryuga. Tawanya itu membuat wajahnya sangat manis menurut Yoona.
Yoona mengalihkan pandangannya. "Ada yang lucu? "
"Bagaimana jika aku memang memperhatikanmu? " tanya Ryuga sambil mendekat.
Yoona mundur dia tidak mau terlihat bodoh, namun mau bagaimana lagi, Ryuga memang nekat dan sedikit agresif.
"Memangnya ken..kenapa kau memperhatikanku? " tanya Yoona pelan tapi Ryuga mendengarnya.
"Karena aku mencintaimu Yoona Ayame" batin Ryuga yang membuat Yoona menelan air liurnya.
"Demi tuhan Ryuga kau membuat aku takut " kata Yoona sambil berhenti mundur.
Langkah Ryuga terhenti. Tatapannya tak lepas dari Yoona.
"Tatap aku Yoona "
Yoona mendongkak dan menatap Ryuga dengan tatapan horor membuat Ryuga tertawa geli dalam hati.

"Haha kenapa kau menatapku seperti itu? " tanya Ryuga.
"Kau pikir kenapa? " gerutu Yoona.
"Haha ya sudah maafkan aku, aku hanya bercanda" kata Ryuga.
"Aku ingin dirimu, aku ingin kau" batin Ryuga.
"Emm.. Bisakah kau tidak berpikiran aneh? " kata Yoona.
"Haha memangnya kau tahu apa yang kupikirkan? "
"Iya"
Seketika Ryuga berhenti tertawa dan menatap Yoona.
"Bercandamu itu tidak lucu Yoona " gerutu Ryuga.
Yoona memutar kedua bola matanya malas. Terdengar lonceng berbunyi. Yoona dan Ryuga menoleh ternyata Narura.
"Apa ada pelanggan Yoona? Hai Ryuga " tanya Narura diakhiri sapaan untuk Ryuga.
"Hai Ny. Ayame"
"Belum ada bu"
"Baiklah kalau begitu ibu pergi dulu ke rumah sakit ya, sampai jumpa semuanya" Narura berlalu.
"Ok, aku harus bekerja, kurasa kau boleh kembali" kata Yoona.
"Kau mengusirku? Memangnya kenapa kalau ada aku disini? Aku tidak akan mengganggumu"
"Kau mengganggu " gerutu Yoona.
"Baiklah jika aku berjanji tidak mengganggu, kau alan membiarkanku disini kan? "
"Baiklah "
"Ok"
Beberapa pelanggan datang. Mereka menoleh pada Ryuga. Tak jarang ada gadis -gadis yang mencuri pandang pada Ryuga. Mereka memuji ketampanan Ryuga dalam hati. Tentu Yoona bisa mendengarnya.
Hari mulai sore. "Apa kau tidak pegal seharian duduk disana? " tanya Yoona.
"Akhirnya kau peduli padaku, jawabannya tidak karena ada kau disana"
Yoona mendengus kesal. Terdengar lonceng berbunyi. Yoona dan Ryuga menoleh. Seorang pria berambut panjang dengan jubah hitam memasuki toko.
Yoona ingat pria itu adalah orang yang memberinya bunga Chinnimon Mikotutsuki waktu kecil dulu.
"Halo Yoona " sapa pria yang tak lain adalah Refano. Yoona mengerutkan dahinya karena tidak melihat perubahan diwajah Refano yang terkesan awet muda padahal dia yakin usia pria itu dengan ibunya cukup terpaut jauh.
"Ha..halo Tn. Refano "
"Mana ibumu? "
"Ke rumah sakit"
"Oh, begitu ya, aku akan menunggu" Refano duduk.
Ryuga menatap Yoona dan Refano bergantian. Kemudian Ryuga mendekati Yoona. "Siapa dia? " bisik Ryuga.
"Teman ibuku" bisik Yoona. Ryuga ber'oh ria. "Ya sudah aku pulang ya " kata Ryuga.
"Iya"
"Sampai jumpa" Ryuga berlalu.
Yoona menghampiri Refano dan duduk berhadapan dengan Refano.
"Maaf Tn. Boleh aku bertanya? "
"Soal ayahmu"
Yoona terdiam sesaat kemudian mengangguk. Refano menghela napas berat.
"Ayahmu adalah adikku"
Deg
Yoona menatap Refano tak percaya.
"Aku akan menceritakan semuanya padamu, tapi kau harus berjanji padaku untuk tidak memberitahu siapa pun "
"Termasuk ibuku? "
"Termasuk ibumu"
Refano menceritakan semuanya yang diketahui Narura. Dia tidak menceritakan rahasia yang tidak diketahui Narura karena dia tahu itu hanya akan memperburuk suasana hati antara Yoona dan Narura .
Yoona benar-benar tidak percaya. Dia tidak mengira kalau kekuatannya berasal dari darah campuran antara manusia dan druckless.
"Semua ini terasa nyata meski aku tidak percaya, tapi ini memang nyata, siapa aku dan siapa ayahku? Maksudku dimana dia sekarang, orang ini tidak jelas menceritakan semuanya" batin Yoona.
"Apa kemampuanmu? " tanya Refano.
"Mengendalikan air dan menumbuhkan kembali tanaman yang mati" jawab Yoona tidak bilang kalau dia bisa membaca pikiran seseorang.
"Hmm cocok sekali "
"Cocok dengan siapa? "
"Emm.. Ayahmu"
"Lalu, apa Alex kakakku masih hidup? "
"Iya"
"Dimana dia? "
"Sebenarnya dia tinggal bersamaku, tapi jangan beritahu ibumu atau orang lain"
"Benarkah? "
"Iya, atau nyawanya akan terancam"
"Bianca Aurora, apa dia punya anak setelah menikah dengan ayahku? "
"Iya"
"Siapa namanya? "
Terdengar linceng berbunyi. Yoona dan Refano menoleh ternyata Narura dengan ekspresi terkejutnya melihat keberadaan Refano.
"Hai Narura "
By
Ucu Irna Marhamah
Narura terkejut melihat keberadaan Refano. "Apa yang kau lakukan disini? Emm maksudku.. Yoona apa kau tidak ada shift siang hari ini? "
Yoona melirik Refano. "Ada bu, aku akan berangkat sekarang " Yoona membungkukkan badan pada Refano kemudian berlalu.
Setelah Narura yakin Yoona sudah pergi, dia duduk berhadapan dengan Refano.
"Ada apa? Apa kau mau bicara sesuatu? "
"Iya"
"Apa itu? "
"Aku akan membawamu ke dunia para druckless"
"Apa? Apa kau hanya ingin bilang itu? "
"Iya, apa salahnya, kita harus menyingkirkan Bianca dan anaknya kemudian menjadikan Alex pewaris kerajaan Diamond yang selanjutnya setelah Devano "
Deg
"Emm, tunggu, anaknya Bianca? "
"Iya, Samuel Lee, dia anaknya Devano dan Bianca "
Deg
Narura berusaha mencerna apa yang baru saja dia dengar.
"Ini bukan sepenuhnya kesalahan Devano, waktu itu Bianca memanfaatkan kondisi untung aku sempat menyelamatkan Alex"
"Lalu sekarang dia dimana? "
Duh Refano keceplosan. Tanpa mereka sadari, Yoona tengah menguping pembicaraan mereka.
"Jadi nama ayahku... Devano Lee" gumam Yoona.
"Katakan dimana Alex! 19 aku mencemaskannya! Katakan! " bentak Narura dengan air mata bercucuran.
"Dia baik-baik saja"
"Kalau begitu katakan dia dimana! "
"Dia tinggal di istanaku tanpa diketahui siapapun termasuk Devano dan Bianca "
Sejenak Narura menghela napas lega. Refleks dia memeluk Refano. "Terimakasih kau sudah menyelamatkannya " kata Narura.
Refano terkejut dengan aksi Narura. Tapi kemudian dia membalas pelukan Narura.
Yoona tersenyum melihat ibunya sudah agak tenang. Dia pun berbalik dan akan berlalu namun dia menabrak tubuh tegap seseorang.
Yoona meringis kemudian mendongkak. Ternyata seorang pria tampan yang kini tengah menatapnya dengan tajam.

"Kkau si..siapa? " tanya Yoona ketakutan.
Bukannya menjawab, pria itu malah makin dekat. Narura terpundur.
"Jangan mendekat! " teriak Yoona.
Tangan pria itu memegang pipi Yoona. "Tooloooong!! Seseorang tolong aku!!! " teriak Yoona.
Tiba-tiba, Ryuga datang dan menghajar pria asing itu tapi pria itu menangkap tangan Ryuga dan mendorongnya hingga tersungkur.
"Aaa!! " teriak Yoona sambil berlari kearah Ryuga. "Ryuga tolong aku.. " ringis Yoona sambil memegang tangan Ryuga.
Dalam hati Ryuga senang karena dipegang Yoona.
Pria itu akan menyerang namun tidak jadi karena mendengar suara langkah kaki menuju tempat tersebut.
Yoona dan Ryuga menoleh kearah sumber suara. Ternyata Refano dan Narura.
"Apa yang terjadi? " tanya Narura sambil membantu Ryuga berdiri.
"Tadi seseorang mendorong Ryuga pada awalnya dia menggangguku" kata Yoona.
"Lalu mana dia? " tanya Refano. Yoona melirik kearah berdirinya pria tadi namun tidak ada.
"Cepat sekali hilangnya" batin Yoona.
"Tidak tahu" jawab Yoona.
"Ya sudah ayo masuk "
♡♥♡♥♡♥♡
Setelah cukup lama Refano bertamu, dia pun permisi dan pergi ke dunia druckless.
Dia memasuki istananya kemudian merebahkan dirinya ke sofa.
"Sudah pulang? "
Refano menoleh pada sumber suara. Terlihat pria tampan tengah minum anggur. Oh tidak dia pria yang tadi menemui Yoona.
"Iya, aku sudah menemui ibumu dan adik perempuanmu"
"Dia cantik sekali "
Refano terkejut mendengar pernyataan Alex kemudian menoleh.
"Apa maksudmu? "
"Aku tadi menemuinya"
"Bagaimana jika Bianca atau Samuel menemukanmu! "
"Tidak akan, lagi pula aku bisa menjaga diriku sendiri "
"Lebih baik kau berjaga-jaga jika kau tidak mau menyesal"
"Hmm, aku ingin menemui mereka, kedua wanita yang paling aku cintai"
"Akan tiba saatnya, bersabarlah"
"Akan kujaga kalian, kedua wanita yang paling kucintai" batin pria yang ternyata adalah Alex.
"Pastikan mendapat image baik saat bertemu adikmu dan ibumu" kata Refano.
"Kau menyukai ibuku? " tanya Alex.
"Aku yakin kau tahu jawabannya" jawab Refano.

♡♥♡♥♡♥♡
Keesokan harinya, Yoona menjaga toko bunga seperti biasa karena hari ini dia kuliah shift siang.
Seperti biasa dia mendapatkan lambaian tangan dari penggemar setianya _Ryuga Immamura_
Yoona membalas lambaian tangan Ryuga. Ryuga tersenyum mendapatkan balasan itu.
"Aku yakin, sebentar lagi dia akan tiba disini " gumam Yoona.
Yoona berlalu ke meja kasir. Dia memilih membaca kabar hari ini.
Terdengar suara lonceng berbunyi tamda seseorang memasuki toko.
Senyuman terukir dibibir Yoona tanpa mengalihkan pandangannya dari surat kabar yang dia baca.
Terdengar langkah sepatu pentofel mendekat.
"Selamat pagi Tn. Immamura, ada yang bisa kubantu? " tanya Yoona dengan sarkas.
Tidak ada jawaban. Yoona menyimpan surat kabar dan menoleh.
Deg
Bukan Ryuga, ternyata pria yang kemarin. Yoona menelan air liurnya.
"Si.. Siapa kau.. Ma.. Mau apa kau kemari? " tanya Yoona.
"Apa salahnya aku datang ke rumah"
Yoona mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti. Tangan kanan Yoona bersiap apabila pria asing itu menyerangnya.
Pria itu mendekatinya. Yoona terpundur.
"Aku ingin melihat mu dari jarak yang dekat" kata pria yang tak lain adalah Alex.
"Jangan mendekat" kata Yoona.
Alex menggerakkan tangannya siap memegang wajah Yoona, namun dengan cepat tangan Yoona memegang tangan pria itu. Air mengalir dari telapak tangan Yoona menggulung tangan Alex dan seketika membeku.
Alex terkejut. Yoona segera berlari. Namun tiba-tiba semua pintu dan jendela tertutup dengan sendirinya.
Yoona membalikkan badannya menatap Alex. Alex menatap tangannya yang membeku. Tiba-tiba, api muncul dari telapak tangan Alex dan membuat air yang membeku itu mencair.
"Wow, kau hebat sekali " kata Alex.
"Sebenarnya apa maumu!! " bentak Yoona.
Tiba-tiba terdengar suara kaca pecah ternyata pintu toko. Yoona dan Alex menoleh ternyata Narura.
"Yoona! " Narura menghalangi Yoona dari Alex.
"Siapa kau makhluk druckless, kau pasti Samuel iya kan! Pergi jangan ganggu putriku! " bentak Narura.
Alex menatap Narura dengan tatapan datar, namun dalam hati tersimpan kerinduan yang begitu besar. Kerinduan seorang anak pada ibunya. Ibu yang selalu menjaganya diwaktu kecil. Kini bertemu lagi.
Alex menekuk lutut kirinya dihadapan Narura. Narura dan Yoona bingung dengan tingkah Alex.
"Aku.. Alexander Lee.. Putramu"
Deg
Air mata Narura berlinang. Yoona menutup mulutnya tak percaya.
"Bangunlah nak"
Alex bangun. Narura memeluk erat Alex. Alex melirik Yoona kemudian mengulurkan tangannya. Yoona menerima uluran tangan Alex kemudian ikut memeluk Alex.
"Ibu mencemaskanmu nak hiks hiks" tangis Narura.
"Aku juga" kata Alex.
Narura melepaskan pelukannya begitu pun dengan Yoona.
Narura menatap lekat wajah putranya itu. Ada kemiripan antara Alex dengan Devano. Rasa rindu Narura makin menggebu. Ingin sekali dia memeluk Devano juga. Namun apa daya Devano sekarang sudah menjadi milik Bianca.
Narura membelai pipi Alex. "Tinggalah disini bersama kami" kata Narura.
Alex mengangguk. "Akan kujaga kalian, kedua wanita yang paling kucintai"
Narura tersenyum haru mendengar ucapan putranya itu.
Tanpa mereka sadari, Refano berdiri memperhatikan mereka dari ambang pintu toko yang sudah hancur.
"Tn. Refano " gumam Yoona. Refano menghampiri Yoona.
"Panggil aku paman" kata Refano.
Yoona mengangguk kemudian memeluk Refano. "Terimakasih sudah menjaga kakakku" kata Yoona.
Narura mengerutkan dahinya. "Kau tahu semuanya Yoo? "
Yoona mengangguk. Narura menatap tajam Refano.
"Apa salahnya dia juga berhak tahu" kata Refano.
Narura menghela napas berat. Ada benarnya juga ucapan Refano setidaknya dia tidak perlu menjelaskan lagi semuanya.
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
Pagi ini, Refano memperbaiki pintu toko yang pecah karena hantaman kursi yang dilakukan Narura kemarin. Refano memakai pakaian normal.
Alex membantu Yoona membereskan bunga. "Pria jelek itu pacarmu? " tanya Alex.
"Maksudmu Ryuga? "
"Yang kemarin menghajarku walau tidak mampu" kata Alex memperjelas.
"Bukan, dia tetangga toko, selain itu dia tidak jelek"
"Tentu saja dia tampan dimatamu"
"Terserah kau"
"Panggil aku Nii-san"
"Aku tidak mau"
"Eh mau kulaporkan pada ibu? "
"Lakukan saja"
"Ibu"
"Eh iya baiklah, Nii-san" kata Yoona pasrah.
"Oh ya, tampaknya pacarmu itu lebih tua dari ku, apa kau tidak keberatan? " tanya Alex.
"Memangnya kenapa jika dia lebih tua darimu? Satu lagi, dia bukan pacarku"
Narura menghampiri kedua anaknya. "Hei kalian apa yang kalian bicarakan? Tampak nya seru"
"Tidak ada bu" jawab Yoona.
"Pacarnya Yoona " kata Alex.
Yoona memelototi Alex.
"Memangnya siapa pacarmu Yoona? " tanya Narura.
"Tuh pria gila itu " Alex menunjuk pria yang baru saja memasuki toko.
"Ah? Sedang apa pria aneh itu disini? " tanya Ryuga.
"Ryuga, sebenarnya dia kakakku" kata Yoona.
"Kakak? Aku belum pernah mendengar kalau kau punya kakak" kata Ryuga.
"Dan sekarang kau mendengarnya" tambah Narura.
"Demi tuhan takkan kubiarkan siapapun mendekati Yoona termasuk pria aneh itu " batin Ryuga yang didengar Yoona. Yoona tersenyum geli mendengar pikiran Ryuga.
"Hei pintunya sudah selesai" kata Refano.
Mereka bertiga menoleh. "Terimakasih Refano " kata Narura.
♡♥♡♥♡♥♡
Hari mulai siang, Refano dan Narura pergi ke suatu tempat. Ryuga, Yoona dan Alex tengah duduk sambil menunggu pembeli.
Ryuga tidak suka dengan keberadaan Alex yang menurutnya agak posesif kepada Yoona. Lebih cocok disebut kekasih daripada kakak.
"Aku mau keluar dulu" kata Alex kemudian berlalu.
"Sepertinya dia menyukaimu" kata Ryuga setelah yakin Alex benar-benar pergi.
"Sudah kubilang dia kakakku" kata Yoona. "Hmm tetap saja aku cemburu" gumam Ryuga.
"Kau bilang apa? " tanya Yoona memastikan kalau dia tidak salah dengar.
Terdengar suara mobil terhenti didepan toko bunga tersebut.
Yoona dan Ryuga menoleh. Seorang wanita cantik keluar dari mobil tersebut. Yoona membelalak saat wanita itu memasuki toko.
"Shiray!! " Yoona berlari memeluk wanita cantik itu yang ternyata adalah Shiray teman kecil Yoona.
"Aduh, pelukanmu membuatku sesak napas sobat" kata Shiray.
Yoona melepaskan pelukannya kemudian menatap Shiray dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Shiray benar-benar berubah, dulu dia sangat tomboy dengan rambut pendek dan bergaya pria. Sekarang Shiray terlihat sangat cantik dengan rambut panjang dan mini dresanya yang berwarna merah dengan dibalut blezer senada.
"Kau cantik sekali" kata Yoona.
"Oh, terimakasih, apalagi dirimu, kau terlihat manis sekali " goda Shiray.
Ryuga menghampiri mereka.
"Oh hai kau CEO di Immamura Group" sapa Shiray pada Ryuga.
Ryuga memelototi Shiray dan menaruh telunjuk dibibirnya tanda diam.
Shiray pun diam melihat instruksi Ryuga.
Yoona menoleh pada Ryuga. Ryuga segera merubah posisi seolah dia baru menghampiri mereka.
"Jadi kau mengenal Shiray? " Yoona bertanya pada Ryuga.
"Tentu saja, Pak Ryuga bos ku" Shiray yang menjawab.
Ryuga terkejut dengan jawaban yang tidak diharapkan dari bibir indah Shiray. Ryuga menepak dahinya tanda kesal.
Yoona mengerutkan dahinya kemudian menoleh pada Ryuga.
"Kau bilang kau seorang pedagang kue" kata Yoona pada Ryuga.
"Aku memang pedagang kue Yoo" kata Ryuga.
"Apa? Lalu Bapak kemarin mengikuti rapat dan betugas sebagai CEO kan? " tanya Shiray kebingungan.
"Emm.. " Ryuga kehabisan akal.
"Jadi kau membohongiku dan ibuku selama ini? " gerutu Yoona.
"Bukan begitu.. Aku berpura-pura karena ingin.. Mendekatimu" kata Ryuga.
Shiray tersenyum melihat sikap bodoh atasannya itu. Biasanya Ryuga bertindak tegas dikantor tapi kali ini dia terlihat bodoh dan konyol.
"Jangan marah Yoo, Pak Ryuga memang orang yang mandiri jadi dia mengurus toko kue nya sendiri " kata Shiray.
"Baiklah untung aku baik, akan ku maafkan lain kali jangan berbohong" kata Yoona.
Ryuga tersenyum lega. Ya Yoona memang sangat baik.
Shiray melirik Yoona dan Ryuga bergantian. "Kalian pacaran? "
Pertanyaan Shiray membuat Yoona terbelalak. "Rencananya begitu " kata Ryuga dengan polosnya.
"Apa? " Shiray terkejut.
"Tidak bukan begitu " kata Yoona.
"Kau beruntung sekali Pak Ryuga bisa memiliki kekasih sebaik dan secantik sahabatku ini" kata Shiray sambil merangkul Yoona.
"Shi, kau ini dipihak siapa? " gerutu Yoona.
"Soal ini sepertinya aku dipihak Pak Ryuga karena jika tidak, bisa-bisa gajiku dipotong" kata Shiray dengan ekspresi jenakanya.
"Aku mencintaimu setulus hatiku Yoona, aku bahkan berharap suatu hari nanti kau akan menjadi pendamping hidupku" batin Ryuga.
Yoona bisa mendengarnya namun dia memilih mengalihkan pandangannya.
"Yoona, aku yakin kau mendengarku, Pak Ryuga itu baik, aku belum pernah mendengar dia dekat dengan perempuan. Aku yakin dia serius padamu, lebih baik kau berikan dia harapan" batin Shiray.
Yoona mendengus kesal mendengar pikiran sahabat kecilnya itu.
Narura memasuki toko. "Ah? Shiray? Kau Shiray kan? Lau sudah kembali " kata Narura.
"Hai bibi Naru, aku merindukanmu " Shiray memeluk Narura.
"Hmm aku juga sayang, dimana Ny. Liem? " tanya Narura.
"Bibi Liem sedang menjaga toko buah milik nya padahal aku sudah melarangnya berjualan namun dia tetap bersikeras ingin berjualan" kata Shiray.
"Mungkin dia kesepian apalagi kudengar kau sudah bekerja" kata Narura.
"Iya Bibi, aku bekerja di peruasahaan Immamura " kata Shiray.
Narura melirik Ryuga. "Immamura kan nama belakangnya Ryuga "
"Iya itu perusahaan milik keluarga besar Immamura " jawab Shiray.
Ryuga menelan air liurnya. Dia tidak yakin calon mertuanya itu (dalam mimpi) akan memaafkannya seperti Yoona.
"Kau tidak bilang soal itu Ryuga " kata Narura pada Ryuga.
"Emm itu, aku tidak mau pamer dan terkesan sombong dimata Bibi ataupun Yoona " jawab Ryuga.
Narura tersenyum. "Kau memang pria yang baik dan rendah hati " kata Narura.
Selamat untung otaknya bekerja cepat. Shiray tertawa dalam hati melihat kegugupan diwajah Ryuga.
Terdengar lonceng berbunyi menandakan seseorang memasuki toko. Mereka menoleh ternyata Alex.
Shiray terpaku melihat ketampanan pria itu. Jantungnya berdebar kencang. Pesona pria itu benar-benar kuat dimata Shiray.
"Hai kakak, kenalkan ini temanku namanya Shiray " kata Yoona.
"Kakak? " batin Shiray sambil menoleh pada Yoona. Yoona mengangguk.
Shiray mengulurkan tangannya. Alex menatap tangan Shiray.
"Alex" jawab Alex tanpa meraih tangan Shiray. Dia malah berlalu.
Narura terkejut dengan sikap Alex. "Emm maafkan Alex ya Shi, dia mungkin sedang kacau pikirannya" kata Narura.
Shiray mengangguk. Tidak masalah pria yang satu itu butuh pelajaran.
"Cuek, dia orangnya, tapi aku suka sangat suka dia tampan dan owh seksi"
_Shiray Mikata_
By
Ucu Irna Marhamah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!