NovelToon NovelToon

Kisah Klasik Pernihakan

Resepsi Pernikahan

Haloo sesuai janji aku pisahin season 2 ini di sini..

sekali lagi aku tegasin yaa.. Jangan berharap konflik berlebihan disini karena aku hanya ingin kita meneladani akhlak dari para tokoh disini sehingga semuanya aku bikin sebaik mungkin karakter nya. Namun bukan berarti ga akan ada konflik sama sekali kok.. Tetep ada tapi ga banyak hehe..

Selamat membaca!!

*****

Simon dan Maria berjalan beriringan menuju pelaminan. Disisi dan kanannya para sahabat menaburkan bunga sambil tersenyum

“Congrats botherr!!” Dareen memeluk sang sepupu dengan senang.

“Thanks kak, cepet nyusul ya!” goda nya

“mending cepet lulus kuliah dulu deh kak!” sindir Maria,

Darren hanya cengengesan.

“Jangan lupa kado dari gue di minum” bisik darren membuat Simon mengerutkan dahinya.

“Apa?” tanyanya curiga

Daren hanya tertawa.

Simon lanjut menyalami yang lainnya

“Congrats bos!!” ujar Rea lalu memeluk Maria

“Cantik banget sihh” bisiknya

Maria hanya tersenyum,

“Thanks banget kalian..”

“Mudah mudahan kalau udah nikah galaknya ilang ya!” ucap Laras yang langsung di pelototi Simon.

“Hahaha…”

MC memanggil Briyan untuk melakukan speech di hari bahagia mereka.

“Hari ini, saya melepas anak saya satu satunya. Princess yang selalu menjadi bayi bagi kami.. Maria lahir dengan berat badan 2kg, dia kecil sekali dulu. ditambah dengan ASI istri saya yang kering membuat Maria akhirnya mempunyai saudara sepersususan. Reno Abigail dan Raffi Mustofa, ini penting saya sampaikan karena biar bagaimana pun mereka adalah saudara dan kedepannya agar tak terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak keluarga. Anyways..” Briyan memulai speeachnya.

“Simon Abraham Ahmad, seorang pemuda berusia 15 tahun waktu itu, datang bersama kedua orang tuanya kerumah saya untuk..” Briyan menatap Simon jenaka

Simon hanya tersenyum mendengarnya

“Meminta anak saya menjadi pacar nya hahaha.. Saat itu suaranya bahkan masih cempreng!”

Gelak tawa terdengar bersamaan dengan foto Simon yang berusia 15 tahun tampil di layar Billboard yang cukup banyak di sudut ruangan.

Semua layar yang ada disana menampilkan foto Simon yang tentunya bisa dilihat oleh seluruh tamu undangan yang ada.

“Saat itu saya sempat menolak, namun sahabat saya, Rony ayahnya Simon meyakinkan saya. Sampai akhirnya saya menyetujuinya. Tentu saja dengan aturan aturan ketat yang saya buat untuk mereka. Ajaibnya si anak yang baru puber itu setuju dan tidak pernah sekalipun melanggar..” Briyan berucap bangga.

“semua itu karena Saya merangkulnya, saya selalu menjadi tempatnya bercerita apapun itu. saya bahkan tau ketika awal dia mimpi basah karena menceritakannya kepada saya..”

“Huuuwuuuuuu” sorak yang lain sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya.

Simon hanya tersenyum tanpa malu sedikitpun.

“saya mengatakan padanya dosa dosa yang akan tejadi jika mereka pacaran. Saya titipkan anak saya dunia akhirat padanya dulu. Saya bilang bahwa, jika sekali saja Simon menyentuh Maria yang belum waktunya, maka saya yang akan di bakar di neraka”

Semuanya diam.

Briyan melanjutkan

“Simon mengerti, dia bahkan selalu membawa korek disakunya awal awal mereka pacaran karena katanya selelu ingin memegang tangan Maria seperti teman temannya yang lain, dan dia akan membakar tangannya jika keinginannya tersebut menggebuk gebu.. Pada saat itu tentu saja saya semakin mendukung mereka "

“Memasuki usia SMA, dia mulai sibuk dengan kegiatannya di sekolah dan anak saya juga sudah mulai sibuk dengan persiapan olimpiade matematikanya. Mereka jarang bertemu jika bukan Simon yang kerumah, tapi jangan salah..”

“Walaupun hampir tiap hari dia pulang kerumah saya, dia tidak pernah sekalipun meminta mengobrol dengan anak saya..”

“Dia selalu membawa buku catatannya, mengatakan apa saja yang ingin dia pelajari disekolahnya.. Kenapa sekolahnya begini dan kenapa begitu, kenapa guru ngaji dan guru sekolahnya menjelaskan hadist yang berbeda dan kenapa kenapa yang lainnya..”

“Maria bahkan selalu menggerutu katanya yang diapelin selalu papa ga pernah aku” Briyan menirukan nada bicara Maria yang langsung membuat semua orang tertawa.

“Kami sangat dekat, terlalu dekat untuk ukuran ayah dari kekasihnya..”

“Terkadang kedua orang tuanya selalu menelpon menanyakan apakah anaknya ada dirumah saya? Dan memang dia selalu dirumah saya.. Semakin tumbuh besar, Simon semakin mirip ayahnya ketika muda, saya selalu merasa kembali berteman dengan Ron versi muda jika sedang bersamanya.”

"saat anak saya juga masuk ke SMA yang sama dengan Simon, saya sedikit khawatir dengan pergaulan mereka. Mereka pasti akan sering bertemu namun karena saya ingat bahwa Raffi Mustofa, saudara sepersusuan dari Maria ternyata juga bersekolah disana bahkan menjadi teman dekat Simon. Akhirnya saya memberika tugas tambahan kepadanya. Saya selaku meminta Raffi untuk selalu menjadi orang ketiga diantara mereka. Saya minta padanya untuk selalu melaporkan apapun terkait interaksi mereka berdua. Dan begitulah hubungan mereka di SMA."

“sampai menjelang kelulusan sekolahnya, Kakek Irawan, kakeknya Simon mengetahui hubungan mereka. Awalnya saya kira kakeknya akan meminta dia putus, namun lagi lagi pesona anak saya mengalahkan ego nya” Briyan tertawa kecil

“Simon yang sudah takut duluan akhirnya memutuskan anak saya.. Sedih, kecewa itu pasti mereka rasakan. Namun lagi lagi saya hanya bisa pasrah, saya sangat menghargainya. Menghargai keputusannya untuk melepaskan komitmen kepada anak saya, setelah sebelumnya dia selalu mengatakan agar jangan sampai saya menerima lamaran dari pria lain selain dia.”

“Tapi pada akhirnya dia sendiri yang memutuskan komitmen itu.. Selama 2 tahun pertama saya masih memintanya untuk mempertimbangkan kembali namun dia tidak bergeming dan masih dalam pendiriannya. Yakni menjauh untuk memantaskan diri katanya."

“2 tahun sisanya saya gunakan untuk memberi kesempatan kepada para pelamar Maria, semuanya saya tes dengan metode yang sama, sampai dinding terakhir yakni keinginan anak saya Maria.”

“Namun tak satu pun dari mereka yang sesuai dengan kriteria saya..”

Layar bilboard menampilkan dokumentasi Simon yang sedang di tes kala itu.

“Sampai tiba tiba dia datang lagi, sama seperti calon yang lain, saya melakukan tes juga untuknya”

“Dan saya dibuat tidak percaya dengan hasilnya..”

Briyan memutar Video ketika ustadz Maulana mengatakan bahwa simon adalah seorang hafidz yang sudah mutqin

Lalu videonya ketika mengimammi shalat.

Semuanya berdecak kagum

“Nanum tak sampai disana, saya juga melakukan tes terakhirnya.. Yakni anak saya..”

“Malam itu, saya bertanya pada anak saya apakah dia masih menunggu mantan kekasihnya atau sudah punya calon yang lain..”

“Dan tentu saja, pernikahan ini tak akan terjadi jika anak saya sudah move on kan?” ujar Briyan yang diiringi tawa semua orang.

“Dan hari ini, malam ini Simon, menantuku.. Aku titipkan anak ku padamu.. Aku percaya baik dunia dan akhiratnya, kamu akan mampu membimbingnya dengan baik..”

“Semuanya bertepuk tangan setelah melihat Simon menganggukan kepalanya. Tangannya menggenggam tangan Maria erat.

“Terimakasih Papa, aku akan menjaga putri kecil papa yang sangat cantik ini dengan seluruh jiwa dan raga ku” balas Simon di pelaminan.

Sementara Maria hanya tersenyum haru melihat bagaimana Papanya membanggakan Simon kepada semua orang.

“Oke kita berikan dulu tepuk tangan untuk papa Iyan.. Selanjutnya silahkan dari papa Rony selaku papanya Simon, Silahkan Pa"

“hai Son!! And my beatiful girl Maria..” ucap Ron mengawali

“Selama ini papa selalu membujuk papa Iyan untuk menikahkan kalian bahkan dari SMA… semua itu tentu saja papa lakukan karena papa tahu bagaimana pesona si anak gadis satu satunya dari Briyan ini.. Cantik, pintar dan Shaleha. Gambaran gadis sempurna.. Maria memang sesempurna itu, papa Irawan yang semula marah pada kami karena membiarkan Simon menjalin hubungan haram dengan seorang gadis tiba tiba juga ingin melamar Maria untuk segera dinikahkan dengan sang cucu.." ucap Rony,

Kakek Irawan tertawa kecil mendengar nya.

"Maria, dari kecil memang selalu cantik. kecantikannya menurun dari kedua orangtuanya yang juga tampan dan cantik. Sofia, dia mengabdikan dirinya untuk keluarga yang dia bangun bersama Briyan. Dia mendidik dan membesarkan Maria dengan penuh kasih sayang sehingga Maria tumbuh menjadi anak yang lembut dan anggun sedikit manja juga sebenarnya hehe.. Beberapa kali kami sering menghabiskan waktu bersama, dan seperti Simon yang tergila gila pada Maria dulu sebenarnya Maria juga begitu. Iya kan sayang?" Rony bertanya kepada Maria.

Maria mengangguk sambil tersipu.

"Sofia mendidik Maria dengan segala attitude nya yang sangat baik. Bagaimana dia tidak boleh terlalu menunjukkan perasaannya dihadapan semua orang namun mata ga bisa bohong, saya dengan jelas selalu melihat binar binar cintanya untuk putra saya.. Ketika Simon memutuskan hubungan mereka, saya bisa bayangkan sehancur apa perasaannya. saya bahkan selalu mencari tahu, namun apa yang saya dapatkan?"

Hening, semuanya terlarut dalam cerita Ron dan penasaran dengan kelanjutan nya.

"dia semakin berprestasi, beberapa kali saya mendengar dia mendapatkan banyak beasiswa disana. dan puncaknya, 1 tahun setelah dia putus dengan anak saya, dia menjadi Hafidzah. Prestasinya yang tak banyak orang tau. Jika tadi Briyan bilang bahwa Simon adalah seorang mutqin, maka sesungguhnya sebelum Simon, Maria lebih dulu menyandang gelar itu.."

Semua orang terhenyak, beberapa dari mereka saling pandang dengan oandangan tak percaya, apalagi alumni IBS.

“lalu bagaimana dengan Simon? seperti yang tadi diceritakan oleh Iyan, dia menglang. Hal itu tentunya membuat saya sebagai seorang ayah merasa sangat khawatir jika pda akhirnya mereka tidak berjodoh.. Tapi ternyata dia menghilang dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin hingga pada saatnya Briyan tak mempunyai alasan lagi untuk menolak lamarannya..”

“Anak anakku, setelah ini mungkin tidak akan selalu mudah, tapi papa percaya dengan bekal ilmu agama yang kalian punya, papa yakin keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah itu akan kalian dapatkan.. “ tutup Ron mengusap air matanya

“Aamin aamin. Makasih papa, i’ll do my best!” balas Simon.

Tepuk tangan kembali terdengar..

Speech Raffi dan Clara

Double up.

***

Oke selanjutnya mungkin kita jeda dulu ke foto bersama kali yaa.. Siolahkan teman teman dan sahabat dari kedua mempelai.. Dari angkatan 24 IBS Bandung!!” MC memanggil

Mereka melakukan foto bersama.

“Ciiyeee.. Udah halal nih sekarang, tangannya ga lepas lepas dari tadi” goda Laras yang membuat Maria tersipu

“Apa sih kak Laras..”

“Sirik mulu lo!” ucap Simon ketus

“Galak banget!” komentar Rea

“Hushh udah udah, gue mau speech kalian harus dengerin gue!”

Raffi mengusir mereka turun dari pelaminan.

“Oke, sekarang ini ada sahabat kedua mempelai yang khusus malam ini akan memberikan speech terbaiknya untuk mereka..”

“Kita sambut.. Raffi Mustofa!!” sang MC meneriakan nama Raffi yang langsung mendapat sorakan dan teriakan dari teman temannya.

“Oke, semuanya selamat Malam” ucap Raffi setelah mengucap salam.

“Jadi saya kenal mereka ketika kelas 10 SMA. saya yang baru saja kehilangan ayah saya dan Om Iyan merangkul saya dengan menawarkan sebuah pekerjaan yang menurut saya simpel pada saat itu, namun semakin saya dewasa ternyata pekerjaan itu sangat beresiko terhadap akhirat saya hehe.. Jadi pekerjaan apa itu?”

Raffi menoleh ke belakang ketika Layar memperlihatkan sebuah video galery handphone yang diam diam memotret kebersamaan Maria dan Simon.

Semuanya terkaget kaget ada yang langsung syok dengan berteriak, ada juga yang langsung bertepuk tangan kagum

“Ya, kerjaanya cuma fotoin kegiatan mereka secara diam diam. Tanpa sepengetahuan mereka. Dan mencegah mereka melakukan hal diluar batas yang sudah Om Iyan tentukan.. Bayarannya?”

“Sangat besar untuk anak kelas 10 SMA yang baru saja kehilangan ayahnya.. Dan setiap tahun Om Iyan selalu menaikan gaji saya dengan dalih bonus, padahal saya tahu beliau hanya sedang mencoba memberikan kebaikannya kepada anak yatim seperti saya.” Suara Raffi memelan karena menahan tangis diakhir kalimatnya

Dia mengambil nafas panjang sebelum akhirnya melanjutkan

“Entah akan jadi seperti apa saya tanpa bantuan dari keluarga Om Iyan yang sudah seperti anaknya. Bahkan tak jarang dengan bangganya beliau bilang bahwa saya adalah kakak Maria walaupun hanya kakak sepersusuannya. Namun itu semua tidak penting karena hari ini, saya ingin bersaksi. bahwa apa yang Om Iyan amanah kan kepada saya alhamdulillah bisa saya jalani dengan baik.. Mereka berdua, walaupun statusnya pacaran, tapi tak pernah sekalipun Mereka melanggar batas yang Om Iyan tetapkan. Saya siap bersaksi dunia akhirat betapa Simon memuliakan Maria, bahkan dia tidak pernah mau berinteraksi berlebihan dengan lawan jenis. ”

“ dan saya yang selalu jadi korbannya. Hehe, setiap ada gadis yang tanda kutip modus ingin mendekati nya, Simon selalu minta saya yang mengurusnya.. Dan itu terus berlanjut sampai kuliah." lanjut Raffi.

teman teman mereka yang sudah tahu hanya terkekeh.

“sosok Simon itu.. Dia seperti yang teman teman ketahui. Jiwa kepemimpinannya itu kuat sekali, entah dari mana asalnya. Tapi apapun yang dia pimpin selalu membuahkan kesuksesan. Entah itu ketika OSIS sampai bebrapa perusahaan kecilnya..”

“Dia orang yang cukup detail dan perfeksionis..”

“Betulll” teriak anak anak CC fashion memotong ucapan Raffi

“Tapi dibalik semua itu dia baik banget.. Terlalu baik sih menurut saya, mana ada bos yang ngasih tiket liburan ke Bali secara cuma cuma ke bawahannya?”

“Huuuu” para karyawan CC fashion kembali berteriak

“Eh itu reward ya!!” teriak Rea tak terima

“Hahaha, oke oke.. Simon itu kalau diluar kayak yang berkharisma, berwibawa, apalagi kalau lagi ngomong depan umum, dia tuh perfect banget pokoknya.. Setuju gaa?!”

“Setujuuu” lagi para karyawan CC fashion berteriak. Beberapa juga ada yang ikut berteriak terutama anak OSIS angkatan mereka.

“Tapi kalau lagi berdua sama saya, kadang sikapnya itu… kekanakan, panikan, dan jahil”

Simon tertawa.

“Kemarin malam sebelum akad, dia ga bisa tidur karena tegang katanya. Saya dan kak Darren sampai geleng geleng kepala ngeliatinnya" Raffi tersenyum jahil

“Pas saya telpon calon istrinya dan sama Maria cuma disuruh bismillah dan dzikir eh langsung tenang katanya”

“Emang ya, kalau sama orang tercinta semuanya terasa baik baik aja walaupun aslinya kacau..”

“Ciyeeee” teriak anak anak yang lain

“Simon tuh cinta banget sama Maria, mungkin tadi sempat Om Iyan singgung kalau Simon sempet memutusakan Maria ketika lulus SMA. tapi sebenarnya itu bukan karena kakek Irawan om..” Raffi menatap Om Iyan.

“Semua itu Simon lakukan karena memang dia ingin menjaga marwah cintanya..”

“Putuskan atau halalkan, begitu buku yang membuat Simon akhirnya memilih memutuskan Maria karena Om Iyan menolak lamarannya ketika kelas 12 waktu itu. Dari sana dia bertekad untuk kembali dengan versi terbaik dalam dirinya.. Dan saat ini saya bisa katakan juga bahwa dia sedang dalam versi terbaiknya.. Selamat Mon, akhirnya apa yang selama ini lo usahakan lahir dan batin hari ini sudah tercapai..”

Mata Raffi seketika memanas

“Saya masih ingat ketika menjalani program tahfidz nya, saat itu kami sedang sibuk sibuknya kuliah dan juga beberapa kerja sama bisnis, belum lagi kegiatan organisasi. Jadi kegiatan kami cukup padat, Malam malam…”

Raffi menahan suaranya karena matanya tak bisa di kontrol

“Malam malam dengan terkantuk kantuk Simon meminta saya untuk murojaah hafalannya.. Memastikan apakah makhroz nya sudah sesuai atau belum.. Dia bilang Maria sudah hafiz terlebih dahulu 3 bulan yang lalu dan sebagai calon imammnya dia harus segera menyelesaikan hafalannya.. Hiks..” Raffi tidak bisa menahan air matanya mengingat hal itu.

“Simon bahkan bilang, Allah ga akan jodohin gue kalau gue ga tahfidz juga..”

Seketika tangis Raffi pecah. Namun dia dengan cepat mengontrol emosinya.

“Jika selama ini kalian lihat dia sosok yang kuat, tegas, bahkan galak. Maka saya adalah saksi dimana dia selalu menangis dalam doanya, karena takut allah tidak menjodohkannya dengan Maria.

“Dia berjuang dalam keheningan, dia melarang saya memberitahu siapaun apa yang sedang dia tempuh untuk merayu tuhan.. Kedua orang tuanya saja sampai tidak tahu kalau dia bisa menyelesaikan tahfidznya”

“Pun dengan ilmu ilmu lain yang bahkan sampai sekarang saya belum bisa menguasainya. Beberapa kitab fikih pernikahan yang waktu itu dites kan oleh Om Iyan.. Simon bahkan sudah bisa menghafalnya.. Dia benar benar mempersiapkan dirinya sebelum kembali kepada om Iyan untuk melamar anaknya..”

“Maka saya tidak heran dengan mudahnya om Iyan menerima Simon. Karena perjuangan dia sama sekali tidak diketahui oleh siapapun" Raffi menarik nafasnya, air mata masih menetes di pelupuk matanya. Sang MC bahkan sampai memberikan tisu.

"Sekali lagi selamat untuk kalian.. Dan untuk Maria, adik cantik kesayangan saya.. selama 4 tahun mereka putus, Maria dengan nada sedih selalu bertanya kepada saya apakah Simon mempunyai perempuan lain? Dan saya hanya bisa menjawabnya tidak. Dan ternyata semua itu cukup untuk membuat dia tetap menunggu cintanya kembali. Maria, adik cantik kakak selamat ya akhirnya penantian kamu berakhir, Kak Mon nya sekarang udah jadi suami Maria. Kakak selalu diakan yang terbaik untuk kamu.. semoga pernikahan kalian selalu bahagia dunia akhirat "

dari pelaminan, Simon berlari menubruk Raffi dan memeliknya erat lalu menangis haru

“Thanks thanks lo udah nemenin gue dai nol sampai saat ini, hikss.. Lo adalah sahabat terbaik gue Raff”

“Sama sama.. Selamat buat Lo!"

Semuanya larut dalam keharuan yang Raffi sampaikan.

Sampai sang MC meminta Raffi mengakhiri speach nya.

Maria menatap suaminya berkaca kaca, dia tidak menyangka Simon ternyata sangat berjuang,

Simon hanya tersenyum, lalu mencium kening Maria.

"i love you" ucapnya pelan.

“Okay selanjutnya, dari Clara selaku teman terbaik Maria” suara MC membuat mereka mengalihkan kembali perhatiannya.

“Ookay, jadi disni anggap aja saya mau ngeroasting sahabat sekaligus bos saya hehehe..” Clara memulai dengan tawa kecil setelah salam

“Jadi, selama ini anak akselarasi selalu menganggap dia adalah ibukita semua, cantik, pintar, menarik, lembut dan tegas dalam waktu bersamaan.. Itu image nya diluar iya kan?”

Jika tadi teman teman dari CC fashion yang bersorak setuju, maka saat ini anak anak akselerasi yang semuanya menjadi braisemaid yang bersorak.

Briyan dan Sofia hanya tertawa melihatnya

“Tapi ga banyak yang tahu kalau dia itu manjanya ngelebihin bayi..”

“Tinggal dengan dia di LN selama 2 tahun membuat saya mengurusi semua keperluanya, tapi saya dibayar untuk itu betewe. Hanya saja, yang saya tidak habis fikir adalah, sebenarnya dia itu bisa melakukannya sendiri tapi dia tetap meminta saya melakukannya, alasanya ya kaerena saya dibayar..”

“Dari mulai milih baju, belanja peralatan rumah, nentuin mau masak apa, semuanya saya yang tentuin.. So, kak Mon, jangan heran kalau nanti untuk pakai sepatu aja dia akan bertanya bagus yang kuning atau merah? Karena itu yang selama ini saya kerjakan!!”

Maria mengerucutkan bibirnya

“Tapi walaupun manja dan semuanya harus ada yang menyiapkan dan mengatur, bukan berarti dia ga bisa ya kak, dia sebenarnya bisa kok. Hanya saja, jika seseorang ada yang dipekerjakan untuk hal itu maka dia akan mundur. Jadi semacam apa yaa? Mungkin bekerja sesuai jobdesknya masing masing! Hehehe” Clara mengklarifikasi karena melihat Maria yang cemberut

“Selama ini dia tuh paling anti ngerjain tugas yang bukan jobdesk nya dia, beda cerita kalau udah jobdesk nya, uh itu dia sampe toh tohan pokoknya buat ngerjainnya!!”

“Betullll” seru anak anak yang di komandoi Lucky

“Tadi sempat disinggung kak Raffi, dan om Rony, kalau Maria adalah anak yang sempurna, dan itu emang benar! Tapi dia tuh ga selalu merasa dia sempurna itu yang bikin dia tambah sempura..”

“Setiap hari ada aja yang dia lakukan untuk menambah skillnya baik itu soft skill maupun hard skill.. Salah satunya ya masak!”

“Walaupun saya yang lebih banyak mengupas bawang, dan tangan bau daging tapi dia cukup bisa diandalkan untuk tidak membuat dapur kami meledak waktu di LN..”

Simon tertawa

“Tenang aja kak Mon, masakannya enak kok, tapi yaa itu, pengennya tinggal nyemplung nyemplungin bahan aja, dia ga suka ribet ribet bersihin ikan atau daging dan sayuran. Pengennya kayak chef yang demo katanya..” Clara kembali cengengesan

“Gapapa Clarr, nanti saya yang akan kupasin bawang buat dia” sahut Simon dan tersenyum

“Ciyeeeee….” sorak teman temannya yang lain.

“Kalau kata kak Raff kak Mon berusaha keras untuk mempersiapkan diri menjadi versi terbaiknya, maka Maria pun melakukan hal yang sama. Walaupun disni saya ga bisa mengatakan bagaimana proses itu karena dia sama sekali tidak terbuka dengan saya. Sebenernya "

“Maria itu cukup pemilih dalam bercerita, bahkan ketika dulu yang katanya kak Mon sempet mutusin dia, saya sama sekali tidak mengetahuinya. Pun dengan anak anak akselerasi yang lain. Kesedihannya pun selalu dia tutup dengan rapih, bahkan doa sepertiga malamnya pun tak pernah saya dengar sekalipun..”

“Garis besar yang saya ketahui hanyalah dia ingin bertemu kak Mon mon dan bertanya mengenai penantiannya..”

“Namun kak Mon ga pernah bersedia, dan Maria ga pernah memperlihatkan kekecewaannya kepada siapapun itu, tapi demi apapun saya tahu bahwa dia sangat kecewa dan bersedih.. Sorot matanya tak pernah bisa bohong, redup dan tak berkilau seperti dulu saat kalian masih pacaran. Namun lagi lagi, saya ga pernah tahu bagaimana perasaan Maria yang sesungguhnya." ucap Clara sedikit kecewa.

“Sampai pada saat reuni kelas akselerasi beberpaa bulan lalu, Sinar matanya kembali cerita, Maria bersemangat menapaki kehidupannya lagi. Setelah saya cari tahu, ternyata karena jawaban dari kak Mon yang mengatakan bahwa penantiannya tak sia sia.. “

“Hanya satu kalimat itu tapi Maria senangnya bukan main..”

"dia benar benar tergila gila dengan kak Mon" lanjut Clara.

“So.. kak Mon, kedepannya mungkin banyak sifat sifat kekanakan dia yang akan membuat kakak geleng geleng kepala, tapi aku yakin dengan kedewasaan kakak, kakak akan bisa membimbing Maria dunia akhirat seperti apa kata Om Iyan tadi.. Aku titip shabatku ya, dan jangan pecat aku” ucap Clara yang langsung ditepuk tangani oleh yaang lain

“Thanks Clarr,” ucap Maria lalu memeluk sahabatnya itu.

Clara mengangguk dan kembali mengucapkan selamat kepada Simon.

Acara dilanjutkan dengan foto bersama dan bebrapa hiburan.

Sampai pada pukul 6 sore mereka jeda shalat magrib untuk kemudian dilanjutkan di resepsi malam dengan tamu undangan kolega bisnis kedua orang tuanya dan juga kakek Irawan.

Karena acara Resepsi ini diadakan 2 sesi yakni sesi teman teman Mempelai dan sesi Rekan bisnis kedua orang tua.

Masih Malam Resepsi

Dikamar mereka Maria menghapus make up nya, setelah shalat dzuhur dia jama dengan shalat ashar, maka begitu pun dengan shalat Magrib dan Isya.

“Aku shalat di bawah dengan yang lain gapapa?” tanya Simon.

Maria mengangguk,

“Panggilin mama Lia tapi” ucap Maria yang diangguki Simon.

“Bajunya berat ya, mau dibantu sama mama aja?”

“Iyaa, sekalian hapus make up..”

“Yaudah.. Aku kebawah, nanti mama Lia kesini okay..”

Cup.

Simon mengecup kening Maria, mari memalingkan wajahnya salting

“Udah halal kan?” ucapnya yang diangguki Maria

“Udah sanaa.. Jangan godain aku” ucapnya dengan wajah memerah

Simon tertawa kecil lalu keluar dari kamar mereka.

Tak lama kemudian, Lia datang bersama Sofia

“Sayang..” ucap Sofia

“Bantu lepas ini maa.. Berat” rengek Maria

Mereka lalu membantu melepas gaun Maria yang sangat cantik itu.

“Nanti gaunya ganti ya..” ucap Lia

“Iyaa tante Lusi yang siapin..” jelas Maria

“Yang nanti ga akan terlalu berat kok sayang” hibur Lia

“Nanti yang make up in nya siapa?”

“Masih kak Bubah Maa”

“Mama ga nyangka akhirnya SImon mengalah,”

“Itu juga ketat lo Maa, “

“Masa tadi dia minta Clara buat awasin kak Bubah, aku kaan jadi ga enak sama kak Bubahnya maa..” adu Maria

Lia tertawa kecil

“dia Sama seperti ayahnya ternyata, sabar ya sayang.. Darah emang lebih kental daripada air..”

“Apa kak Mon juga bakal nempatin bodyguard sama kayak papa ma?”

“Lah bukaannya kalian udah obrolin?” tanya Sofia

“Iya dia bilang mungkin aja kalau Clara ga ada di pihak nya..”

“Kalau Clara dipihak dia terus yang dipihak aku siapa?” ucap Maria polos

Kedua ibunya tertawa

“Hahaha, kalian bukan lagi musuhan dan mencari sekutu paling banyak sayang..”

“Ya tapi kann..”

“Udah, apapun keputusan suami kamu itu yang terbaik untuk kamu.. Jadi kamu harus menerimanya yaa..”

Maria mengangguk lagi

“Sayang, ada yang mau mama bicarakkan..” ucap Lia

“Ya ma..”

“Em.. mungkin ini akan bikin kamu sedikit canggung, tapi..”

Maria menatap Lia bingung

“Menenai malam pertama kalian..” ucap Lia,

Deg!

Maria langsung menunduk malu,

“Gapapa sayang, sekarang kalian kan udah sah..” Sofia mengelus anaknya

“Malu ma..” Cicit Maria pelan.

“Kamu sudah memasang kontrasepsi kan?”

Maria mengangguk

Bagi Lia dan Sofia, Maria dan Simon masih sama sama muda dan mungkin saja semua ini tabu, tapi mereka ingin anak gadis mereka mengetahui tentang semuanya.

“Jangan canggung, jangan menolaknya. Ingat semua itu sudah jadi kewajiban kamu sebagai seorang istri”

Maria mengangguk

“Maria tau ma,, Maria juga sudah mempelajari semuanya, tentang kitab fikih pernikahan.. Mama tenang aja” sahut Maria tersenyum

“Beneran kamu belajar kitab fikih pernikahan sayang?” tanya Sofia kaget.

“Iya ma.. Tanya aja sama ustadzah Halimah”

“Sayangg.. Kenapa ga bilang? Lia memeluk Maria, jika tahu begitu maka mereka berdua tidak perlu menasehati Maria.

“Yasudah kalau begitu, sepertinya ide Simon untuk 3 hari tak keluar kamar memang ide yang bagus..” ucap Sofia lagi.

“ini sudah selesai sayang, gihh shalat dulu..”

Maria mengangguk dan mulai melaksanakan kewajibannya

Dia menjama’shalat magrib dan isya nya.

“Maa, temenin murojaah dulu bisa?” ucap Maria.

Sofia mengangguk.

Ketiga wanita itu mulai murojaahnya.

Lia menatap Maria penuh kagum

“Bacaan kamu sangat indah sayang, Simon pasti betah murojaah sama kamu” ucap Lia

“Alhadulillah Ma.. Aaamiin.. Semoga yaa”

Klik.

Suara pintu kamar terbuka,

Simon dengan penampilan koko dan sarungnya masuk,

“Udah beres?”

“Yaa..”

“Kak Bubah udah nunggu.. Yuk”

“Acaranya jam 7 kamu cuma ada waktu 30 menit” ucap Simon

Maria mengangguk.

“Gaunnya udah disana,”

“Iya..”

“Tamu malam ini kolega dari kedua belah keluarga.. Manfaatkan ini untuk membangun relasi kamu agar bisnis kamu semakin berkembang dan nama kamu semakin dikenal..” ucap Ron sesaat sebelum Maria dan Simon lagi lagi berjalan menuju pelaminan.

Seluruh tamannya sudah pulang. Namun Clara dan Raffi tentu saja masih berada disana untuk mendampingi mereka.

“Kalau butuh apa apa bilang gue” bisik Raffi

Simon mengangguk. Dia menggandeng tangan istrinya dengan mesra.

“Selamat..” ucap seseorang setelah memeluk Briyan hangat

“Terimakasih..” jawab Maria dan Simon.

“Kamu teryata lebih tampan dari video yang pak Briyan kirimkan kepada saya” bisik Pria itu yang tak lain adalah Levin.

Simon menjabat tangan pria itu erat.

“Syukurlah, semoga kamu bisa menerima pernikahan kami dengan ikhlas.. Saya doakan kamu mendapatkan jodoh yang terbaik.”

Levin tersenyum menampakan lesung pipinya.

Benar apa kata Briyan, pria ini sangat tampan, dan.. Mapan

Sekilas saja dari penampilannya Levin tentulah buka anak pengusaha biasa. Skala usahanya mungkin saja sudah internasional melihat dari jas mahal yang dia gunakan.

Simon sekarang tau mengapa dia bisa menembus dinding terakhir yang Briyan bangun untuk melindungi putrinya.

Levin turun dari pelaminan, tak ada raut kecewa, tak ada raut iri. Doa yang dia ucapkan kepada mereka benar benar tulus dari hatinya.

Simon masih memandangi punggung tegap pria berusia 27 tahun itu.

“Kenapa?” tanya Maria,

“Gapapa, kamu kenal siapa dia?” tanya Simon

“Engga, hehe”

“Dia cowok yang mau dikenalkan ke kamu tempo hari..”

“Benarkah?” Maria menatapnya lagi

“Ohh…” komentarnya

“Kok cuma oh? Ganteng kan?”

Maria tertawa kecil, apakah suaminya sedang cemburu? Tapi nada bicaranya terdengar biasa bahkan terkesan kagum.

“Gantengan kakak,”

“Tapi dia lebih mapan”

“Lebih mapan kakak”

“Dia udah dewasa, pasti lebih bisa mem..”

“Kakak kenapa sih?”

“Engga, cuma kepikiran aja pantesan om Iyan sempat mau ngenalin dia ke kamu.. Dia memang istimewa,”

“Iya, dan mungkin aja jodohnya juga yang lebih istimewa dari aku” balas Maria

“Yaa.. semoga saja, kalau..”

“Ga ada kalau kalau kak, pamali. Allah marah loh..”

Simon tersenyum lagi

“I love you kak Mon..” bisik Maria tepat ditellinga sang suami yang membuat Simon menegang seketika.

“Jangan mancing aku Marr..” balasnya berbisik.

Maria tertawa.

“Aku ga mancing apa apa”

“Sayang…” ucapnya namun terhenti ketika melihat seorang pria paruh baya menghampiri mereka dan mengucapkan selamat.

“Terimakasih pak Broto, senang sekali anda bisa datang kepernihakan saya” Simon menyambut pria itu dengan hangat.

“Sama sama nak, jadi ini gadis yang waktu itu kamu ceritakan?”

Simon mengangguk

“Maria..” sapa Maria seraya menyalami pak Broto. Dia menggunakan sarung tangan sehingga bisa dengan bebas bersalaman karena tidak akan bersentuhan dengan kulit.

“Cantik sekali.. Pantas Simon tergila gila” ucap pak Broto tersenyum.

“Selamat menikmati pesta pak” ucap Simon hangat.

“Dia, salah satu mentor aku ketika magang. Direktur operasional PT Sentosa.”

“Oo…”

“Adik kecilll!!” sapa seseorang pria berusia 29 tahun dan tersenyum hangat

“Mas Aldo!! Tamu VIP kitaa” ucap Maria tersenyum bangga.

Aldo lebih dulu menyalami Maria, lalu beralih kepada Simon dan membisikan sesuatu

Simon tertawa kecil

“Jadi ini? Wah lebih ganteng daripada di foto ya!”

“Iya dongg” sahut Maria lalu bermanja dilengan Simon.

“Terimakasih atas kehadirannya Mas” ucap Simon formal

“Sama sama, maaf jika kedepannya aku akan sering mengganggu kalian..”

“Mas jangan ganggu aku setidaknya 1 minggu” ucap Maria

“Aku ga janji, tapi aku akan berusaha..” ucap Aldo,

“Kamu tak akan melaran Maria kan Simon?” tanya Aldo

“Tidak selama masih dalam batas wajar.. Tapi jika sampai mas menganggu malam pengantin kami, maka aku ga akan segan segan untuk melarang..” ancam Simon dengan nada bercanda

“Haha iya aku mengerti boy! Kau tenang saja. Malam ini sedarurat apapun itu aku tiak akan menganggu kalian..” Aldo tertawa

Simon juga tertawa kecil

Dia hanya bercanda sebenarnya, namun dia cukup bersyukur jika Aldo mengerti

“Lain kali kita harus ngopi bareng,” ucap Aldo, Simon mengangguk

“Berapa lama mas Aldo disini?”

“1bulan, ada pertemua dengan Polda Jabar, nanti ku kabari jika senggang” bals Aldo

“Oke..”

Setelah percakapan itu Aldo turun dari pelaminan.

“Jadi ini cewe yang bikin kamu nolak aku?” ucap seorang perempuan berhijab,

Simon mengernyit seperti mengingat ngingat.

“Siapa?” tanyanya

“Tega banget sampe ga ngenali padahal dulu satu organisasi bareng..”

“Oh iya, sorry, dipikiran ku hanya ada dia. Jadi aku ga ada waktu mikirin yang lain..” jawab Simon tanpa rasa bersalah.

Maria tertawa kecil,

“Selamat ya, di jaga suaminya.. Aku siap buat gantiin posisi kamu kalau sampai aku denger dia jomlo lagi” ucap si perempuan.

“Hahaha, iya kak.. Makasih sudah datang..”

Si perempuan turun dari pelaminan.

“Aku beneran ga kenal dia”

“Iya aku percaya kok..”

“Jangan cemburu”

“Iyaa..”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!