NovelToon NovelToon

Tahta Berdarah Sang Pangeran

Rencana Sang Prabu

Hari telah siang matahari bersinar terang namun anehnya langit di sekitar ibukota kerajaan majayan seperti redup ,Bangunan istana yang seharusnya megah terlihat kusam.

Prabu aji Jayananta dikabarkan tengah terbaring sakit, beliau sudah beberapa sasi tidak memimpin sidang .

Keanehan di atas langit sudah berlangsung lebih dari satu pekan , banyak orang mengaitkan ke anehan ini dengan sakit nya sang prabu bahkan ada yang meramalkan bahwa kerajaan majayan akan memasuki zaman kalabendhu,zaman sukar atau sengsara dan angkara murka.

Dalam ruang rahasia,raja Kerajaan majayan,prabu Aji Jayananta ,terlihat sangat pucat, badan nya lemah,dia ,duduk di atas pesarean, di sampingnya,nyimas ratu Dyah Wening juga dalam ke adaan tidak baik,matanya berkaca kaca, suaranya serak, dihadapan mereka sepasang anak muda tengah duduk bersila,kepala mereka tertunduk,mata mereka basah dan memerah ,menahan tangis.

“Kalian menikah lah,lalu segera pergi dari istana ini,aku titipkan masa depan kerajaan pada kalian berdua.

“Duh Gusti prabu,Gusti ratu,berat nian tanggung jawab ini,serasa mustahil bagi kami berdua,ampun Gusti prabu”

“Nala..aku memilih mu bukan saja atas petunjuk Dewata,tapi karena aku memang percaya padamu,jangan kecewakan aku”

“iya Nala,waktu kita tidak banyak lagi,kami sangat percaya pada kalian berdua,,apalagi pangeran juga dekat dengan mu dan kamu Nilam”

“Ampun Gusti prabu, Gusti ratu, sungguh kehormatan terbesar dalam hidup kami dipercaya, jika memang demikian,hanya nyawa kami saja balasannya,mohon restui kami Gusti prabu, Gusti ratu”

“Terimakasih Nala dan kamu Nilam, pengorbanan kalian, tak bisa kami balas, semoga sang hyang tunggal merestui pengorbanan kalian.

 sekarang pergilah jalankan semua rencana secepatnya, waktu ku tidak banyak lagi, doa dan restu kami menyertai kalian berdua”

“Sendika dawuh Gusti,kami undur diri”

Malam purnama, langit yang seharusnya cerah tetap redup,anak anak yang biasanya bermain dibawah sinar bulan purnama tidak tampak terlihat kali ini.

Di sebuah gazebo kaputren,sang prabu duduk dengan permaisuri ,di pangkuan sang ratu, putra mahkota, pangeran munding Jayananta yang baru berusia tujuh tahun,menangis pilu.

“Ingatlah munding,jangan sekali kali kau tunjukkan cincin ini sebelum waktunya,jika saatnya tiba, cincin ini akan membimbing dan mengarahkan mu ,"

“Tabahkan hatimu,kuatkan tekadmu,mulai sekarang,kau sembunyikan jatidirimu,menjadi rakyat biasa yang bernama "kepeng "Ama Ambu mu adalah ki Nala dan nyi nilam ,masa depan kerajaan tergantung padamu”

Tabib istana kepercayaan prabu telah memberitahukan , penyakit ini sudah tidak dapat dia atasi, ada sihir teluh selain racun yang menyerang prabu aji Jayananta.

Prabu aji Jayananta menyadari, pemerintahan harus tetap berjalan, oleh karena itu dalam sidang rakyat tadi pagi ,dia memaksakan diri hadir, dia memberikan mandat ke pada paman nya, pangeran damar saka , untuk memimpin pemerintahan sementara.

Hal ini ternyata menyebabkan ketidak puasan banyak orang, terutama patih kala Mulya,yang memang selalu bertikai, dua orang ini tidak pernah akur selalu saja bertentangan baik dalam masalah kepemerintahan atau kehidupan sehari hari

memanfaatkan ketidak berdayaan prabu aji Jayananta, sang Patih secara terang terangan menyusun kekuatan mencari dukungan para mentri lain terutama panglima perang jaya Mandala dan para Senopati.

Pangeran damar saka ,bertindak berlebihan, di awal masa kepemimpinan nya, dia mulai menyingkirkan orang orang yang di duga dekat dengan Patih kala Mulya,bahkan seminggu setelah dia memimpin, dia malah ingin mengganti Patih,mengeluarkan pengumuman pergantian Patih Kerajaan, membuat Patih kala Mulya mengamuk di ruang sidang istana.

Prabu aji Jayananta yang mendapatkan laporan itu, hanya bisa mengelus dada, rencana harus secepatnya di jalankan, dia tidak yakin dengan masa depan kerajaan

perebutan kekuasaan bisa terjadi kapan saja,

beliau mulai kehilangan kepercayaan,tidak tau lagi mana kawan mana lawan, kerajaan bisa hancur kapan saja,pewaris kerajaan masih kecil,sang prabu tidak punya pilihan, hingga terpaksa memberikan mandat kekuasaan kepada paman nya, namun langkah ini ternyata malah di salah gunakan

" aihhh seharus nya aku mengadakan sayembara raja , bukan mengangkat secara langsung seperti ini,..duh Dewata maafkan kelalaian hamba ." prabu aji Jayananta hanya bisa menangis, menyesali keputusan nya.

Dalam situasi tak menentu seperti sekarang,sang prabu menyusun rencana penyelamatan putra mahkota,dia sangat paham betapa kejamnya perebutan kekuasaan yang pasti akan terjadi setelah kepergian nya.

,sang permaisuri juga telah bertekad "bela Pati" selain untuk membuktikan kesetiaan sebagai istri,juga demi kehormatan dan kesuciannya dia tidak mau tetap hidup tapi di lecehkan oleh siapapun yang menjadi pemenang terdengar egois, mengingat ratu masih punya anak yang harus dia rawat.

tinggal lah urusan putra mahkota,dia harus selamat,sang prabu mempercayakan hal ini kepada dua orang kepercayaan yang bernama

Nala ,dia adalah prajurit bayangan sang prabu,di angkat sendiri oleh sang prabu,Nala juga merupakan adik seperguruan sang prabu, usianya masih cukup muda ,sekitar 30 an taun,dalam hal ilmu kesaktian,dia hanya kalah satu level di bawah sang prabu dan

Nawang,ini adalah emban pengasuh sang pangeran,dia juga masih ada hubungan kekerabatan dengan sang ratu.

Tepat satu Minggu setelah sang prabu selesai mengatur semua rencana nya ,sang prabu Aji Jayananta, wafat , kerajaan majayan berduka, rakyat banyak yang tidak percaya,berhubung usia sang prabu yang masih tergolong muda, beliau baru 40 tahun.

Kaputren istana malam hari masih tampak ramai,didalam balairiung istana,resi Mahayana pemimpin agama kerajaan,bersama para resi resi lain masih melakukan upacara untuk arwah sang prabu dan ratu yang tadi pagi baru saja selesai di kremasi dalam api suci.

luput dari pandangan orang, Nawang,berjalan menuju salah satu sudut tembok kaputren yang gelap,saat itu terdengar suara burung tekukur dari balik tembok kaputren

" kur..tekukur..kur' Nawang menirukan suara burung tekukur,saat berikutnya,dari balik tembok, seseorang melompat,dan dengan ringan mendarat di samping Nawang.

Mereka tidak berbicara,Nawang kemudian menyerahkan buntalan kain besar kepada orang itu,orang itu kemudian mengikat kan buntalan itu di punggung nya,lalu berbisik

"sabar pangeran, bertahanlah sebentar,ayo Nawang,kita pergi"

orang itu merangkul pinggang Nawang, dan

" hup.." sekali menghentak kan kaki dia langsung melompati tembok kaputren yang tingginya hampir 2 meter.

Baru tiga hari berlalu,Istana kerajaan seharusnya masih dalam ke adaan berduka, namun kenyataannya berbeda,di pendopo pertemuan istana,pagi pagi sekali telah terjadi keributan,patih kala Mulya, memaksakan pertemuan ,

dia meminta di adakan sidang rakyat untuk menentukan penerus Kerajaan,dia menyatakan bahwa rakyat kerajaan majayan tidak menerima kepemimpinan pangeran damar saka,

pangeran damar saka bukan raja yang sah, dia harus melewati "ujian raja baru"

Yang lebih merepotkan , ternyata Patih kala Mulya datang tidak sendiri, dia membawa Sekitar seribu pasukan berkuda.

Tak lama ,dari sudut lain alun datang pasukan pengamanan kota yang di dampingi pasukan perang majayan.

 pangeran damar saka telah menduga hal ini akan terjadi, dia pun telah siap dengan pasukan pendukung nya.

Dua pasukan yang awalnya satu komando kini malah berhadapan siap berperang.

syarat menjadi raja

Alun alun kerajaan majayan penuh pasukan bersenjata yang saling berhadapan dua pasukan berbeda pimpinan namun satu asal siap berperang kapan saja.

mereka mulai saling mengejek,mengolok ngolok satu sama lain, membuat situasi memanas, apalagi sudah mulai ada perkelahian satu lawan satu antar prajurit.

saat saat kritis hampir sampai di puncaknya,dari dalam gapura istana panglima jaya Mandala keluar, dia sendirian melangkah tegap ,menghadang di tengah tengah kedua kubu yang siap berperang.

di depan para pasukan dan Senopati yang juga merupakan anak buah nya, panglima jaya Mandala berkata lantang

" apakah dulur dulur sekalian ingin perang? Inikah yang kita inginkan? Berebut kekuasaan? Tidaklah kalian punya rasa malu? Jasad sang prabu masih hangat,kenapa kita malah mau perang?

"janga memaksaku mengambil tindakan keras,ingat perbuatan ini bisa di bilang memberontak ! aku tidak mendukung salah satu diantara kalian, kalian semua adalah prajurit Majayan aku , panglima jaya Mandala, masih menjadi panglima perang negri ini.

patih kala Mulya kemudian berteriak lantang,

" memberontak? Memberontak terhadap siapa panglima? Kami sebagai rakyat kerajaan majayan juga punya hak untuk menentukan sendiri pemimpin kami, apalagi si damar saka juga belum resmi di angkat menjadi raja, bukankah seharus nya dia melewati ujian raja baru ?

bukankah begitu aturan nya resi Mahayana?

" eling... eling.. sabar dulur sadayana" pemimpin agama kerajaan resi Mahayana tiba tiba berkata dan melanjutkan perkataannya

" ayolah kita masuk dulu ke dalam,perang tidak akan menyelesaikan persoalan,mari kita rundingkan masalah penerus tahta ini.!"

" baik lah,aku terima undangan resi ,tapi izinkan aku membawa beberapa orang mendampingi ku"

Di dalam pendopo istana ,para tokoh telah berkumpul,ada tiga kubu dalam pertemuan ini,pihak pertama patih kala Mulya,yang kedua pihak pangeran damar dan kelompok ketiga panglima perang dan para resi.

atas persetujuan yang hadir,resi Mahayana di tunjuk sebagai pemimpin sidang,

pertama Tama sang resi menegaskan sikap panglima perang jaya Mandala,sebagai pimpinan tertinggi pasukan bersenjata

Hal ini harus diperjelas terlebih dahulu sebab

,di bawah komando panglima perang,masih ada ribuan pasukan dan pasukan elit yang setia ,jika panglima perang mendukung salah satu dari mereka , selesai sudah, salah satu kubu harus mengalah atau di hancurkan, di cap pemberontak, akan tetapi apakah kubu yang di cap pemberontak itu menerima begitu saja? Tidak mungkin, perang saudara pasti akan terjadi,.

"aku,jaya Mandala bersumpah setia dibawah panji sang prabu Aji Jayananta,jika sekarang ini ada penerus yang sah,aku akan mendukung dengan sepenuh hati,

namun untuk saat ini aku memilih untuk tidak berpihak, pasukan perang dibawah ku pun sama, sebelum ada raja yang sah secara hukum kami tidak akan terlibat dalam pertikaian ini,

aku dan pasukan ku untuk saat ini tunduk pada perintah dan pengaturan sang resi

" terima kasih panglima, sikap mu sangat aku hargai.

"baiklah jika begitu mari kita langsung pada pokok persoalan, tentang siapa penerus atau yang pantas menjadi raja ,

Mohon maaf pangeran,saya hanya berusaha untuk adil, tidak memihak ,oleh karena nya untuk menyelesaikan masalah ini,

mari kita kembali pada aturan yang telah ada, merujuk pada kitab "Kertanegara" soal suksesi kepemimpinan

"Bila mana,seorang prabu wafat tapi belum menunjuk pewaris nya, atau ada penerus nya tapi belum cukup dewasa,maka ada dua cara yang dapat di lakukan,

yang pertama, menetapkan keturunan raja terdahulu sebagai raja pengganti dengan di dampingi oleh orang yang di pilih ,bisa dari pihak patih kerajaan atau dari keluarga penerus.

yang kedua , mengadakan sayembara pemilihan raja ,siapapun selama itu ksatria kerajaan majayan dan ada pendukung nya, bisa ikut pemilihan raja dengan syarat !

yang pertama,orang itu harus mampu duduk di atas singgasana"maung majayan"

lalu yang kedua,orang itu juga harus mampu mencabut keris pusaka kerajaan,keris" sangga buana"

dan yang ketiga,orang itu harus mendapat restu dari para leluhur dengan cara memakai mahkota "Mayangkara" di kepalanya.

bukankah itu mudah? Kenapa harus dengan cara berperang? Walaupun salah satu dari kalian memenangkan perang,Tampa terpenuhinya ke tiga syarat itu,kalian tidak sah untuk menjadi raja.

nah sekarang,mari kita tentukan ,cara apa yang akan kita pakai,?

lebih baik kita pikirkan bersama,dan kita agendakan dalam sebuah persidangan rakyat,

umumkan hal ini kepada masyarakat luas,bahwa kerajaan majayan mengadakan sayembara mencari raja.

undang juga perwalian putra mahkota,biarkan putra mahkota juga turut hadir lalu untuk kalian berdua,pangeran dan patih, siapkan orang orang kalian,kita akan mengadakan pengujian nya tujuh hari dari sekarang, sementara ini panglima jaya Mandala,akan bertanggung jawab atas situasi keamanan kerajaan , sekarang kalian semua bubar,tarik mundur pasukan kalian.

" maafkan aku resi, tapi bagaimana dengan mandat mendiang Gusti prabu? Bukan kah dia telah memberikan ku mandat kepemimpinan? Apa itu tidak berlaku?

" hei damar , ingat , mandat itu menyebutkan kau hanya sementara memimpin, setelah yang memberi mandat tiada, kau harus menyerahkan mandat itu ,tidak secara langsung mengangkat mu menjadi raja ."

se enaknya saja kau bicara..Patih kala Mulya menyela perkataan pangeran damar.

" maaf pangeran, secara hukum kerajaan, apa yang dikatakan Patih memang benar adanya

pangeran damar terdiam, dia kalah debat ,mau tidak mau menerima keputusan sidang, " sayembara raja"

semua orang akhirnya bubar,di pendopo istana, tinggal resi Mahayana dan panglima jaya Mandala

"panglima jaya,berapa kira kira kekuatan pasukan mu sekarang?

"sejujurnya saya tidak yakin resi,dari sepuluh Senopati,3 sudah ada di pihak pangeran,dan 4 ada di pihak patih, sisanya kemungkinan besar akan segera berpihak pada salah satu dari mereka ,tapi saya yakin hanya 1 Senopati yang pasti bersikap sama seperti saya.

"menurut resi, bagai mana saya harus bersikap?"

' bisakah kau mengendalikan satu saja unit kesatuan ?'

" bisa resi,satu unit pasukan tempur kelas 1 dibawah komando Senopati wanareksa sangat setia kepada mendiang Gusti prabu !'

" tarik pasukan itu, perkuat ke amanan ibukota"

" baik resi..apa rencana resi sebenarnya?"

" siapkan tenaga mu ,aku sangat yakin dengan sifat keserakahan mereka,perang saudara tidak bisa di hindari,kamu dan aku bertanggung jawab menjaga ibukota dan pusaka kerajaan sampai yang berhak ada.

"apakah menurut resi,tidak ada satupun dari mereka yang memenuhi syarat?"

" menurut perhitungan ku,belum ada, kerajaan ini akan jatuh terlebih dahulu,hingga nanti datang seorang ksatria penyelamat yang kemungkinan besar datang dari arah barat"

Sidang rakyat penentuan raja baru belum dilaksanakan,namun Apa.yang di katakan resi Mahayana, menjadi kenyataan,

 di luar ibu kota kerajaan,dua kubu pasukan bentrok ,perang saudara pecah,walau masih dalam skala kecil,

memanfaatkan "asal daerah dan marga' wilayah kerajaan majayan terbelah,kantong kantong penghimpun kekuatan mulai berdiri di berbagai wilayah.

sementara di kota raja,seribu pasukan tempur kelas 1 telah tiba , mereka bertanggung jawab melindungi ke amanan kota.

kala Mulya menyerang

alun alun kota raja ramai,banyak rakyat yang sengaja bergerombol disini,mereka ingin mengetahui lebih awal jalan dan hasil sayembara penentuan raja baru.

sudah tidak ada pasukan seperti tiga hari lalu,ibukota kerajaan terlihat aman dan damai, berbeda dengan daerah daerah penyangga lain,hampir semua wilayah bergejolak,

dalam pendopo agung,dua puluh orang yang telah memenuhi persyaratan,mulai mencoba satu persatu melewati ujian.

matahari telah berada di titik tertinggi nya,10 orang bergelar ksatria dari keluarga bangsawan telah maju mencoba dan gagal,

Mereka terhenti di langkah awal ,tidak dapat melewati ujian menduduki singgasana.

 hingga menjelang sore,akhirnya semua peserta telah maju dan gagal, tinggal dua orang yaitu Patih dan pangeran, tak lama kemudian pangeran damar maju.

perlahan namun pasti dia melangkah mendekati singgasana, jika peserta lain, saat akan duduk di atas singgasana akan ada ,semacam kekuatan tak kasat mata yang menolak ,menahan pantat mereka untuk duduk,berbeda dengan pangeran damar,dia dengan mudah dapat duduk di singgasana.

"hahaha memang kakek buyut ku menyiapkan singgasana ini untuk ku..hahaha"

" jangan bangga dulu kau..masih ada tahapan lainnya..! patih kala Mulya meneriaki pangeran damar dengan kesal.

pangeran segera turun dari singgasana,dia menghampiri kotak kayu , membungkuk hormat dan membuka penutup kotak,dua tangan nya mengangkat keris ,dengan sikap penuh hormat,perlahan dia menarik keris ,

"klak"

suara keris yang masuk kembali ke sarung nya,padahal baru berhasil di tarik sedikit saja.

pangeran damar terkejut,ada hawa penolakan yang keluar dari keris,dia tidak mampu menarik keris itu keluar dari sarungnya.

tak percaya ,dia mencoba lagi,

"klak..klak..klak"

tiga kali dia mencoba,tiga kali juga terdengar suara yang sama,

"hahaha ..ayo damar,kerahkan tenaga mu..!"

patih kala Mulya mengejek

pangeran damar cemberut, wajahnya pucat,dia kemudian mencoba lagi dengan mengerahkan tenaga dalam, perut nya mengempis, tangannya bergetar

"hia..' dia berteriak

" gubrak..."

pangeran damar terlempar dan jatuh dengan keras di lantai panggung,keris dalam genggaman nya lepas, namun keris itu tidak jatuh,malah mengambang di udara.

resi Mahayana bergerak,dia mengambil keris itu dan meletakkan kembali di tempat asalnya

"maaf pangeran,anda gagal'

"ya resi..saya mengakuinya.."

sekarang giliran kau ,kala Mulya..maju kata pangeran damar.

namun patih kala Mulya menolak,dia tidak punya keyakinan dan keberanian untuk maju

"aku tidak perlu mempermalukan diriku, rebut saja tahta ini, peduli setan dengan pusaka dan segala macam aturan" kala Mulya berkata dalam hatinya,dia telah menyusun rencana.

Hari sudah sore,saat acara itu berakhir,dikarenakan tidak ada yang terpilih,untuk sementara dibentuk lah pemerintahan transisi,sebab mustahil kerajaan ini berjalan tanpa ada yang mengurus nya,

semua mentri kembali ke pos jabatan masing masing,kursi patih dan raja untuk sementara di kosong kan,pemangku kebijakan sekarang adalah resi Mahayana bersama panglima jaya

pangeran dan patih terlihat kecewa,Tampa berkata kata lagi,kedua orang itu meninggal kan pendopo mulai hari ini, mereka berdua sudah tidak lagi berada di istana.

namun sangat di sayangkan pemerintah an transisi ini tidak bisa berjalan baik,

,armada perang telah terbelah,suara panglima sudah tidak di dengar , begitu juga dengan para mentei dan pejabat,baik itu pejabat di pusat maupun di daerah,mereka telah sepenuhnya terbelah ,tidak bekerja untuk kerajaan tapi mereka malah bekerja untuk kepentingan kelompok nya.

kerajaan majayan seperti api dalam sekam,menunggu angin pasti terbakar.

waktu silih berganti ,hanya hitungan bulan ! kerajaan majayan semakin terpuruk,perang ada dimana mana, hampir setiap hari ada saja daerah yang hancur di bumi hanguskan,kemiskinan,bencana kelaparan,pengungsi an hingga perampokan menjadi persoalan serius yang tak mampu di tangani pemerintah transisi.

Kerajaan majayan yang tadinya kuat,aman makmur dalam sekejap menjadi kerajaan yang lemah dan miskin.

panglima jaya Mandala dan resi Mahayana tidak berdaya mengatasi persoalan ini,mereka tidak punya cukup kekuatan dan kekuasaan.

Hingga Tepat satu tahun kemudian,pasukan patih kala Mulya berhasil merebut separuh wilayah kekuasaan pangeran damar,dan kini tengah menyerang kota kerajaan,

patih kala Mulya ternyata bersekutu dengan kerajaan lain ,yaitu kerajaan pamotan dalam rangka merebut kekuasaan.

Tiga ribuan pasukan patih kala Mulya mulai memasuki gerbang kota,tidak bisa ditahan,

di dalam istana,Senopati wanareksa mendapatkan mandat ,jika keadaan tak terkendali lagi,bumi hanguskan istana jangan biarkan pihak musuh mendapatkan keuntungan,selamatkan pusaka kerajaan dan cari pangeran munding Jayananta.

" kita tidak dapat menyelamatkan istana ini,bagi kalian semua , aku tidak akan memaksa jika kalian menyerah, kekuatan kita tidak cukup," resi Mahayana berkata kepada panglima dan prajurit yang tersisa,"

" aku akan berperang,kehormatan bagiku mati di Medan perang, terserah untuk kalian para prajurit,aku membebaskan kalian !" panglima jaya Mandala telah mengambil keputusan untuk mati di Medan perang dia kemudian berjalan keluar istana siap menyambut pasukan kala Mulya.

Di depan gerbang istana, panglima jaya Mandala berdiri kokoh,tangan kanan memegang kujang sedangkan tangan kirinya memegang tombak panjang.

" menyerahlah jaya..aku akan mengampuni mu.!"

Panglima jaya Mandala tidak menjawab,malah dengan sigap ,dia melompat terbang , menuju Patih kala Mulya

" awas Baginda..seorang Senopati bergerak,menghadang

" Klang.."

tombak beradu dengan pedang, Senopati agak sempoyongan,

" kurang ajar kau jaya! dikasih hati minta jantung,kalian semua,bantu Senopati warangka, habisi orang ini secepatnya.

"baik Baginda.."

segera 20 orang maju mengepung panglima jaya.

"serang... habisi musuh.." tiba tiba dari dalam istana,lima ratusan orang pasukan yang tersisa keluar , langsung menyerbu pasukan kala Mulya.

Segera pertempuran tak berimbang namun sengit pecah,pasukan panglima jaya Mandala adalah pasukan kelas 1, mana mau mereka melarikan diri dalam pertempuran,bagi mereka mati di Medan perang adalah kehormatan mutlak.

segera korban berjatuhan,darah telah tumpah,teriak makian dan sumpah serapah di sertai jerit kesakitan terdengar.

tiga ribuan pasukan melawan lima ratusan orang , namun yang lima ratus bukan prajurit kaleng kaleng, mereka adalah prajurit elit yang telah melewati banyak pertempuran hidup mati,

dengan membentuk formasi kura kura ,perlawanan mereka memakan banyak korban pasukan kala Mulya.

Sementara itu , panglima jaya Mandala dikepung 21 orang, dia melawan bagai kan harimau,dalam sekejap Lima orang tewas di tusuk tombak, namun jumlah lawan terlalu banyak,panglima mulai terdesak dan terluka,

"wuttt...tiba tiba seorang pendekar mengayunkan golok ke arah kaki ,saat panglima melompat,dari belakang sebuah tombak melesat ,di barengi tiga orang yang ikut melompat , mencoba menyerang panglima dari atas

"Trang..,wuttt "panglima berhasil menangkis sapuan golok lawan,namun tusukan tombak tidak bisa sepenuhnya dia hindari, tombak menembus punggung nya membuat dia terjatuh

,saat dia terjatuh , kembali serangan pedang dan golok menyerang,tak mungkin panglima berguling menghindar,tombak masih menancap di bahu nya, sabetan pedang pertama dan kedua masih bisa dia tangkis,namun sabetan pedang berikutnya sudah sampai,dia tidak bisa mengelak

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!