Hampir tiga hari ini semenjak kelulusan SMA, aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku merindukan teman-teman seperjuanganku, guru-guruku dan jajanan disana.
Hari-hariku kosong dan tidak menarik bahkan buku harian yang selalu kuisi setiap harinya, kini menjadi penghuni kotak barang tak terpakai di gudang. Aku belum bisa membiasakan diri tanpa "sekolah".
"Teh bangun yu 1 jam lagi kan kamu harus ke kampus buat pengenalan jurusan" kata Ibu.
"Ah iya bu teteh lupa yaudah teteh siap-siap ya sekarang" kataku.
Ayah mengantarkanku ke kampus siang itu karena aku belum boleh diizinkan membawa motor sendirian kalau belum tahu jalan, padahal aku ini asli Bandung tapi mana tahu aku jalan-jalan besar di Bandung.
"Aku ini tahu tempat tapi tidak tahu nama" begitu kata Ayah.
Sesampainya aku di kampus besar itu, aku hanya senang karena udaranya sejuk dan jauh dari pusat kota. Aku menyukai atmosfernya yang bersahabat.
"Pak maaf mau nanya kalau FPIPS itu sebelah mana ya?" tanyaku pada satpam.
"Ah itu neng lurus aja nanti belok kiri ada didepan Universitas Center" jawabnya sambil menunjukan arah.
Aku berjalan menaikki tangga menuju lantai 3 gedung itu dimana letak prodiku berada.
"Raina!!" teriak seseorang dari belakang yang membuat aku menoleh secepat kilat.
"hey San disini juga kuliahnya?" tanyaku sambil membalas uluran tangannya untuk bersalaman.
"Iyanih ambil jurusan Ikom, lah kamu jurusan apa?" tanya Ikhsan.
"Aku geogragi nih San!" jawabku. "Oh buset dari kelas 10 emang udah suka alam-alaman begitu ya?! HAHAHA" kata Ikhsan.
"Iyanih tau aja San" jawabku.
Setelah bertemu dengan Ikhsan aku jadi agak sedikit tenang karena setidaknya,aku mempunyai teman se-fakultas. Aku mungkin bisa mengajaknya makan bersama di kantin fakultas kalau-kalau aku belum menemukan teman yang cocok di jurusanku.
"POS 1 EVALUASI MAHASISWA BARU GEOGRAFI ANGKATAN 2011"
Aku melihat tulisan itu dari kejauhan segera aku bergegas menuju tempat yang sedang dikelilingi banyak mahasiswa baru berpakaian hitam putih sepertiku sedang memberikan selembar map sambil mengisi biodata diri.
"Ah de kamu maru geo juga ya? sini sebelah sini aja ngisinya disitu kepanjangan antriannya" kata seorang kakak laki-laki berbaju "Geo 2009" di punggungnya ini.
"Oh iya kak" jawabku. Aku kembali teringat hasil browsingku dua hari yang lalu.
..
...
ciri-ciri mahasiswa tingkat atas yang memiliki divisi dalam MOS kampus...
Berdasarkan warna pita di lengan sebelah kanan atau kirinya.
*kuning biasanya untuk evaluasi
*putih untuk medis
*hijau untuk tim lapangan
*merah untuk komisi disiplin
"sepertinya hasil browsinganku malam itu gagal, mana mungkin kakak sebaik ini adalah bagian dari divisi komdis" gumamku sambil melihat lengan kirinya yang menggunakan pita berwarna merah.
"Nah de disini ya kamu isi aja ini nanti kamu kasih ke teteh sebelah sana yang pake pita putih itu" katanya sambil memberikan selembar kertas biodata untukku.
"Ah iya kak terimakasih" jawabku.
Kakak itu meninggalkan kesan buatku, karena dia adalah orang pertama dari jurusanku yang menyapa dan mengajakku berbicara.
"Lainkali jika bertemu dengannya lagi aku harus tahu namanya siapa" kataku.
Aku melewati hari pertama dengan sangat mulus dan aman.
"Bu kayanya aku gasalah pilih jurusan deh" kataku pada Ibu yang sedari tadi memilihkan baju untuk kupakai esok hari ketika MOS Prodi dimulai.
"Syukurlah teh,lagian itukan jurusan pilihan kamu masa iya kamu mau batalin sih" sahut Ibu sambil tersenyum jahat kearahku.
"Iya bu lagian aku dapat nilai 100 untuk UN di mata pelajaran Geografi masa iya aku tidak betah belajar disana" jawabku.
Hari pertama dimana aku harus MOS jurusanpun dimulai. Aku berangkat pukul lima pagi tepat menuju kampus. Hari ini aku sudah diizinkan membawa motor sendirian, karena aku sudah hafal jalan. HAHAHA.
Pagi itu jalanan Bandung masih sangat sepi tapi ada beberapa motor yang kutemui dikendarai oleh mahasiswa-mahasiswa berjaket tebal bertuliskan jurusan mereka masing-masing.
Aku melihat "Akuntasi 2008, Arsitektur 2009 dan lain-lain". Angin dijalan juga terasa sangat kencang bertiup mungkin karena daerah kampusku termasuk daerah atas dibanding kampus-kampus lain di Bandung.
Tibalah aku diparkiran kampus,
"Za, tungguin aku mau bareng nih" kataku pada seorang perempuan yang baru saja mengkunci ganda motornya didepan motorku.
"eh Rai ayo aku tunggu" jawab Ilza. Ilza adalah teman sefakultasku yang lain setelah Ikhsan.Ilza dulunya adalah teman satu ekskulku di SMA, Ilza mengambil jurusan Pemasaran Pariwisata.
Aku dan Ilza berpisah di lantai 2 dimana prodi Ilza berada, Ilza melambaikan tangannya padaku sambil berkata pelan "duh aing gemeteran nih" katanya.
(aing dalam bahasa sunda artinya aku)
Aku juga hampir sampai dilantai 3 gedung ini, sambil melihat-lihat keadaan sekitar yang masih sepi.
"Raina ayo kakak antar ke pos pertama" kata Kakak baik yang kutemui kemarin.
Entah kakak itu muncul darimana, tiba-tiba sekarang ada disampingku. Aku melihat wajahnya yang masih sangat segar dengan parfum yang sangat khas sejak pertemuan pertama kali kita kemarin siang tapi kali ini dia tidak memakai pita lagi.
"Oh mungkin kakak ini kemarin iseng pakai pita merah kaliya mungkin kakak ini tim lapangan soalnya selalu ada untuk menunjukkan arah" kataku dalam hati.
Aku bukan terkesan dengannya hanya saja aku takut kalau benar kakak itu adalah komdis yang menyamar dan memberikan kesan baik padaku padahal ternyata dia adalah "algojo" di MOS Prodi tahun ini.
Aku dan 90 teman angkatanku kini sudah berada di sebuah aula besar. Aku duduk di barisan paling belakang karena aku datang belakangan.
Aku bisa melihat wajah teman-teman yang kelak akan menjadi teman seperjuangan empat tahunku di masa yang akan datang.
"Raina, benar kan nama kamu Raina?" tanya salah seprang laki-laki yang duduk bersila disebelahku saat itu.
Laki-laki itu nampaknya melihat papan nama di dadaku dengan seksama padahal aku sudah berusaha menulisnya seabstrak mungkin agar tidak ada yang meneriakki namaku secara tiba-tiba dijalan.
"Eh iya aku Raina dari Bandung" kataku. Dia hanya membalas dengan tersenyum sambil mengulurkan jabat tangan kepadaku. Aku tidak tahu namanya, karena papan nama yang dia gunakan terbaik dan mana mungkin aku menanyakan namanya juga aku ini perempuan hsrus jual mahal.HAHAHA.
(begitu kata tips dan trik mendapatkan teman baik baru dikampus "jangan terlalu ramah dan terbuka pada lawan jenis")
Setelah mendengarkan pengarahan selama kurang lebih dua jam di Aula fakultas, aku dan teman-teman digiring menuju tempat pertama yang sudah disulap mejadi pos-pos berisikan tahapan pengenalan Departemen Prodi Geografi.
POS KE-1 EVALUASI
Aku memasuki pos pertama "Evaluasi", di pos ini aku diminta menjawab 20 soal seputar geografi dasar yang kebanyakan terlalu mudah untuk dipecahkan.
Aku juga diminta mengisi karakteristik diriku dalam 100 kata dan mendeskripsikan bagamana harapanku terhadap prodi ini di masa yang akan datang.
"Ah mudahlah pos ini mah bukan apa-apa" kataku dalam hati.
*warna pita kuning
.
.
POS KE-2 MINAT DAN BAKAT
Pos ini berisikan orang-orang yang ekstrovert sepertinya karena mendengar setiap perkataa yang keluar dari mulut merka hanya akan membuatku dan teman-teman yang lain tertawa lepas.
"Kalian tau gak Gunung Anak Krakatau letaknya dimana?" tanya salah seorang kakak tingkat disana.
"Selat Sunda" jawab temanku yang berada dibarisan depan.
Lalu, kakak di pos itu berdiri dengan semangat dan bertanya lagi "terus kalau anaknya di Selat sunda Emak sama Bapak gunungnya dimana?" katanya.
Teman-temanku yang berada disana tertawa keras sekali mendengar candaan si kakak tingkat yang ternyata bernama Akbar ini.
*warna pita biru
.
.
POS KE- 3 KEROHANIAN
Pos ini mengajarkan aku untuk membiasakan bersyukur dari hari ke hari karena masih diberikan kesempatan untuk diterima di jurusan yang lumayan terkenal di kampus ini. Jurusan geografi salah satu yang banyak diminati di Indonesia, mengingat kondisi alam negeri kita ini memang menarik untuk dipelajari dan diperkenalkan kepada dunia.
Kakak tingkat yang berada di pos ini semuaya adalah orang-orang yang terlihat sangat sopan, ramah dan teratur nada bicaranya. Mereka membuat kami semakin nyaman berada di jurusan ini.
*warna pita pink
POS KE-4 SOSIALISASI
Pos ini berisi orang-orang dengan wajah "pintar" karena cara bicaranya santai tapi tegas da jelas.
"Kalau kalian punya masalah tentang jurusan bisa didiskusikan dengan kami lebih dulu baik masalah perkuliahan ataupun administrasi kampus"begitu kata kakak cantik yang berada paling depan memimpin sekumpulan mahasiswa tingkat atas di pos itu.
*warna pita hijau
Semenjak tadi setelah aku memasuki empat pos, aku belum melihat kakak yang kutemui kemarin saat pendaftaran ulang jurusan. Aku juga ingat bahwa tidak ada mahasiswa berpita merah di pos-pos sebelumnya.
POS KE-5 KOMISI DISIPLIN
Atmosfer ruangan di Pos ini adalah yang paling dingin, aku dan lima temanku yang lain merasa agak gemetar ketika memasuki pos ini yang letaknya adalah disebelah ruangan kontrol fakultas.
"Taruh tas kalian didepan dan cepat ambil KTP kalian masing-masing lalu kasih ke kak Andreas didepan" teriak seseorang di deoanku.
Aku dan teman-teman kaget dan seera melakukan perintah kakak tersebut tanpa pikir panjang. Aku dan teman-teman sudah tahu kakak bernama Andreas adalah kakak yang kutemui kemarin dan tadi pagi itu.
Kami melihat name tag di dada sebelah kanannya. "Ah kakak ini Andreas namanya dan dia juga ternyata Komdis" kataku dalam hati.
"Kamu Raina ini KTP kenapa kamu kasih kesaya?" tanya Kak Andreas padaku.
"Maaf kak kan tadi perintahnya seperti itu" jawabku.
"Kalau gitu saya sobek ya KTPnya" jawabnya.
"Jangan Kak itu kan KTP saya kenapa disobek?" jawabku.
"Lah kan kamu udah kasihin ke saya berarti ini hak saya" jawabnya sambil berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan kearahku.
Aku seketika menjadi ciut dan takut untuk mengeluarkan kata demi kata lagi, karena aku sekarang tahu bahwa watak Kakak ini ternyata keras.
"Kenapa kamu ga jawab? beneran mau saya sobek ini KTPnya?" tanyanya.
"Jangan kak saya kan cuman menjalankan perintah dari kakak saja" jawabku. "sudah mahasiswa disuruh asal-asalan sama orang mau saja, emang kamu tau tujuan KTP ini dikumpukan untuk apa? kamu bahkan gak tau kan nama kakak yang menyuruh kalian untuk mengumpukan KTP ini siapa?" katanya.
Aku dan teman-teman langsung melirik ke Kakak yang berteriak diawal tadi, namun benar saja Kakak tersebut tidak memakai nametag seperti yang dipakai Kak Andreas.
"Diem semuanya gak bisa jawab kan bingung kan" kata Kak Andreas semakin menjadi.
"Kalian sudah gede apa-apa harus dipikir dulu jangan asal mau disuruh aja, kalian kayanya kalau tadi Kakak Nadia menyuruh buat kumpulin dompet pasti kalian juga bakal kasih kan?" Kata Kak Andreas.
Aku dan teman-teman hanya bisa mematung dan tidak berani berargumen. Maklum saja di kelompokku isinya perempuan semua, aku adalah satu-satunya yang berani menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan Andreas dan kawan-kawan Komdisnya itu.
"Andreas aku benci kamu" gerutuku dalam hati.
Hari dimana MOS jurusan selesai.....
"Ah akhirnyaaaa lega sekali setelah empat hari ini jadwal padat merayaaaap" kataku pada Hanifa.
Hanifa ini juga berasal dari Bandung. Aku merasa punya kecocokan dengannya, selain dia orangnya simpel dan celetak-celetuk tapi dia juga sangat bisa menghidupkan suasana.
Oiya, selain Hanifa ada juga Arika. Arika juga dari Bandung, rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku masih dalam satu kawasan. Kami bertiga sering pulang bersama meski memakai motor yang berbeda. HAHAHA
Hari itu aku dan kedua temanku pulang agak malam karena harus mencatat keperluan yang harus dibeli untuk mata kuliah pembuatan peta manual.
"Baru saja bisa pilang tentram eh ini udah ada aja lagi tugas-tugas mana ngeluarin duit juga lagi kan" gerutu Hanifa.
"Iyanih aku masa harus ngurangin uang jajanku untuk beli ginian" jawab Arika.
"Yaudahlah gimana kalo kita buka jasa penitipan beli barang ginian kek semacam kertas kalkir, rapido dan sebagainya ini kita aja yang beli kita koordinir anak-anak seangkatan" saranku bersemangat.
"setuju Na kita gausah ngambil untung banyak asal titip beli aja kan lumayan"sahut Hanifa.
Arika hanya mengiyakan ajakanku dan Hanifa dengan isyarat tangan. Okeee...besok kami akan buka pendaftaran penitipan belanja kalkir dan rapido...
Keesokan harinya....
"Temen-temen kita kan ada tugas pembuatan peta manual untuk daerah aliran sungai, gimana kalo kita beli kalkir dan rapido terus tintanya juga bareng-bareng aja kan bisaneken harga tuh alias gak mahal mahal banget daripada beli eceran kan?" jelas Hanifa didepan kelas.
"Iya kebetulan kita ada kenalan juga di DU (Dipatiukur) tempat beli ginian dan harganya jadi lumayan murah kalo belinya gulungan" jelas Arika.
Setelah aku menjelaskan kisaran harganya dan membuka pendafatatan akhirnya hampir 100% teman-teman angkatanku berniat memesan kepada kami katanya sih "biar simpel" dan tidak usah mencari ketempat lain.
Duajam setelah istirahat....
"Setujuuuuuuu....." sahut teman-teman angkatan yang terdengar hingga keluar kelas.
Aku dan Hanifa baru saja dari kamar mandi sehingga tidak tahu kejadian apa yang terjadi didalam kelas.
Tiba-tiba Arika menjelaskan "gawat nih tadi kan ada anak Evaluasi dateng kesini dan si teteh ribet itu tuh masa udah ngasih aja list barang-barang buat Studi Keagamaan minggu kedua bulan ini" terang Arika.
"Lah terus setuju itu tentang apa? tadi yang barusan kalian sepaatin apa sih??"tanyaku.
"Itu.....hmmmm kan ada barang kelompok yang harus dibawa sama.kita nanti kek syal-syal angkatan gitu nah kita sepakat warnanya kuning pucet terus karena mereka bilang kita bertiga ini dari Bandung dan pasti tau tempat beli perlengkapan begituan dimana jadi mereka minta kita bertiga yang koordinir" jelas Arika lagi.
"Hah syal? jait sendiri? bahannya apa? ampuuun beli dimana??? ko pusing ginisih kenapa kamu iyain ga bilang aja kita gatau apa gabisa kek gitu" sahut Hanifa.
"Udahlah biarin kita yang beli aja beli kain aja bahan sifon kek apa katun tipis kek di pasar baru trus kita obras pinggirannya terus kasih nama pake cat minyak dan bagiin udahlah itung-itung bantuin seangkatan" kataku.
Akhirnya Hanifa dan Arika setuju pada ideku dan kami pun mulai membagi tugas masing-masing.
"Waaaah minggu ini bakalan cape lagi dong Na" kata Arika sambil menekuk tangannya ke depan.
"Sabar Ka ini cobaan jadi Maru orang Bandung dianggap serba tahu dan serba bisa diandalkan" kata Hanifa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!